makalah blok 6
-
Upload
leni-gantiasih -
Category
Documents
-
view
15 -
download
8
Transcript of makalah blok 6
Menurunnya Daya Tangkap terhadap Indera Pendengaran
Thesa Dewi Angriani Djobo
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510
Telp:(021)-56942061, Fax : 021-5631731 E-mail: [email protected]
Pendahuluan
Suara adalah sensasi yang timbul apabila getaran longitudinal molekul di
lingkungan eksternal, yaitu masa pemadatan dan pelonggaran molekul yang terjadi
berselang seling mengenai memberan timpani. Plot gerakan-gerakan ini sebagai
perubahan tekanan di memberan timpani persatuan waktu adalah satuan gelombang, dan
gerakan semacam itu dalam lingukangan secara umum disebut gelombang suara.
Secara umum kekerasan suara berkaitan dengan amplitudo gelombang suara dan
nada berkaitan dengan prekuensi (jumlah gelombang persatuan waktu). Semakin besar
suara semakin besar amplitudo, semakin tinggi frekuensi dan semakin tinggi nada.
Namun nada juga ditentukan oleh faktor-faktor lain yang belum sepenuhnya dipahami
selain frekuensi dan frekuensi mempengaruhi kekerasan, karena ambang pendengaran
lebih rendah pada frekuensi dibandingkan dengan frekuensi lain. Gelombang suara
memiliki pola berulang, walaupun masing-masing gelombang bersifat kompleks,
didengar sebagai suara musik, getaran apriodik yang tidak berulang menyebabakan
sensasi bising. Sebagian dari suara musik bersala dari gelombang dan frekuensi primer
yang menentukan suara ditambah sejumla getaran harmonik yang menyebabkan suara
memiliki timbre yang khas. Variasi timbre mempengaruhi mengetahui suara berbagai alat
musik walaupun alat tersebut memberikan nada yang sama.
1
Skenario
Tuan A, umur 65 tahun mengeluh sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu pendengaran telinga kiri terasa kurang jelas dibandingkan dengan telinga kanan.
Kemudian ia berobat ke puskesmas, oleh dokter puskesmas dilakukan test ketajaman
pendengaran. Ketajaman pendengaran dengan garpu penala. Pada telinga kiri didapat hasil
sebagai berikut: Test cara Rinne: (+), cara Webber: lateralisasi (+) kekanan, cara Schwabach:
memendek. Kemudian ia sarankan kedokter THT untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Identifikasi istilah yang tidak diketahui
Rinne: tes untuk membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang
pada telinga yang diperiksa.
Webber: tes pendengaran untuk membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan
telinga kanan.
Schwabach: tes untuk mebandingkan hantaran tulang orang diperiksa dengan
pemeriksa yang pendengarannya normal.1
Rumusan masalah
Tuan A, umur 65 tahun mengalami penurunan ketajaman pendengaran.
2
Analisa masalah
3
Pendengaran
Mekanisme pendengaran
Gangguan pendengaran
Struktur pendengaran
Fungsi alat pendengaran
Pemeriksaan
Makro Mikro
Pembahasan
Mekanisme pendengaran
Pada alat indera pendengaran (telinga) terdapat mekanisme pendengaran.
Mekanisme pendengaran tersebut meliputi:
Getaran suara ditangkap oleh aurikel (daun telinga) yang diteruskan keliang telinga
sehingga menggetarkan membran tympani.
Getaran diteruskan ke tulang-tulang pendengaran(maleus, inkus dan stapes). Stapes
akhirnya menggerakkan foramen oval dan juga menggerakkan cairan perilymph
dalam skala vestibuli. Kemudian dilanjutkan melalui membran vestibuler yang
mendorong endolymph dan membran basal ke arah bawah, cairan perilymph dalam
skala tympani akan bergerak sehingga mendorong foramen rotundum ke arah luar.
Skala media menjadi cembung sehingga mendorong cairan endolymph menuju
membran basal kemudian menggerakkan cairan perilymph pada skala tympani.2
Struktur pendengaran
Struktur pendengaran secara makro.
Struktur telinga: Telinga luar, tengah dan dalam.
1. Telinga luar terdiri atas pinna atau aurikula yaitu daun kartilago yang menangkap
gelombang bunyi dan menjalarkannya ke kanal auditori eksternal (meatus), suatu
lintasan sempit yang panjangnya sekitar 2,5 cm yang merentang dari aurikula-
membran timpani.
2. Membran timpani atau gendang telinga adalah perbatasan telinga tengah.
a. Membran timpani berbentuk kerucut dan dilapisi kulit pada permukaan
eksternal dan membran mukosa pada permukaan internal.
b. Membran inti memisahkan telinga luar dari telinga tengah, dan memiliki
tegangan ukuran, dan ketebalan yang sesuai untuk menggetarkan gelombang
bunyi secara mekanis.
3. Telinga tengah terletak dirongga berisi udara dalam bagian petrosus tulang
temporal.
4
a. Tuba Eustachius (auditori) menghubungkan telinga tengah dengan faring.
b. Tuba yang biasanya tertutup dapat terbuka saat menguap, menelan, atau
mengunyah. Saluran ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara pada
kedua sisi membran timpani.
4. Osikel auditori dinamakan sesuai bentuknya, terdiri dari maleus (martil), inkus
(anvil), dan stapes (sanggurdi). Tulang-tulang ini mengarahkan getaran dari
membran timpani ke fenestra vestibuli, yang memisahkan telinga tengah dari
telinga dalam.
a. Otot stapedius melekat pada stapes, yang ukurannya sesuai dengan fenestra
vestibuli oval, dan menariknya kearah luar. Otot tensor timpani melekat pada
bagian pegangan maleus, yang berada pada membran timpani, dan menarik
fenestra vestibuli kearah dalam.
b. Bunyi yang keras mengakibatkan suatu refleks yang menyebabkan kontraksi
kedua otot, yang berfungsi sebagai pelindung untuk meredam bunyi.
5. Telinga dalam (internal)berisi cairan dan terletak didalam tulang temporal, disisi
medial telinga tengah. Telinga dalam terdiri dari dua bagian: labirin tulang dan
labirin membranosa didalam labirin tulang.
a. Labirin tulang adalah ruang berliku berisi perilimfe. Suatu cairan yang
menyerupai cairan serebrospinalis. Bagian ini melubangi bagian petrosus
tulang temporal dan terbagi menjadi tiga bagian: vestibula, saluran
semisirkular, dan koklea yang berbentuk seperti siput.
1. Vestibula adalah bagian sentral labirin tulang yang menghubungkan
saluran semisirkular dengan koklea.
a. Dinding lateral vestibula mengandung fenestra vestibuli dan fenestra
cochlae, yang berhubungan dengan telinga tengah.
b. Membran melapisi fenestra untuk mencegah keluarnya cairan
perilimfe.
2. Rongga tulang saluran semisirkular menonjol dari bagian posterior
vestibula.
a. Saluran semisirkular anterior dan posterior mengarah pada bidang
vertikal, disetiap sudut kanannya.
b. Saluran semisirkular lateral terletak horizontal dan pada sudut kanan
kedua saluran diatas.
3. Koklea mengandung reseptor pendengaran.
5
b. Labirin membranosa adalah serangkaian tuba berongga dan kantong yang
terletak didalam labirin tulang dan mengikuti kontur labirin tesebut. Bagian ini
mengandung cairan endolimfe, cairan yang menyerupai cairan interselular.
1. Labirin membranosa dalam regia vestibula merupakan lokasi awal dua
kantong: utrikulus dan sakulus yang dihubungkan dengan duktus
endolimfe sempit dan pendek.
2. Duktus semisirkular yang berisi endolimfe dan terletak didalam saluran
semisirkular pada labirin tulang yang mengandung perilimfe.
3. Setiap duktus semisirkular, utrikulus dan sakulus mengandung reseptor
untuk ekulibrium statis (bagaimana cara kepala berorietasi terhadap ruang
bergantung pada gaya gravitasi) dan ekuilibriumdinamis (apakah kepala
bergerak atau diam dan kecepatan serta arah gerakan).
4. Utrikulus terhubung dengan duktus semisirkular, sedangkan sakulus
terhubung dengan duktus koklear dalam koklea.3
Struktur pendengaran secara mikro
Secara mikro, telinga adalah organ sensoris yang sensitif menerima dan mengubah
suara menjadi impuls saraf yang diinterprestasi dipusat auditori otak.
Telinga luar
Aurikel (daun telinga)
Terdiri dari tulang rawan dan kulit
Terdapat konkha, tragus, antitragus, helix, antihelix dan lobulus
Fungsi utama aurikel adalah untuk menangkap gelombang suara dan mengarahkannya
ke dalam MAE
Meatus akustikus eksternal (liang telnga luar)
Panjang + 2, 5 cm, berbentuk huruf S
1/3 bagian luar terdiri dari tulang rawan, banyak terdapat kelenjar minyak dan
kelenjar serumen
2/3 bagian sisanya terdiri dari tulang ( temporal ) dan sedikit kelenjar serumen.
Rambut halus dan serumen berfungsi untuk mencegah serangga kecil masuk.
6
MAE (meatus akustikus eksternal) ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap
perubahan kelembaban dan temperatur yang dapat mengganggu elastisitas membran
tympani
Membrana tympani
Terdiri dari jaringan fibrosa elastis
Bentuk bundar dan cekung dari luar
Terdapat bagian yang disebut pars flaksida, pars tensa dan umbo.
Dibagi 4 kwadran ; atas depan, atas belakang, bawah depan dan bawah belakang
Berfungsi menerima getaran suara dan meneruskannya pada tulang pendengaran
Tulang-tulng pendengaran
Terdiri dari Maleus, Incus dan Stapes
Merupakan tulang terkecil pada tubuh manusia.
Berfungsi menurunkan amplitudo getaran yang diterima dari membran tympani dan
meneruskannya ke jendela oval
Telinga tengah
Cavum tympani
Merupakan ruangan yang berhubungan dengan tulang mastoid, sehingga bila terjadi
infeksi pada telinga tengah dapat menjalar menjadi mastoiditis
Tuba eustachius
Bermula dari ruang tympani ke arah bawah sampai nasofaring
Struktur mukosanya merupakan kelanjutan dari mukosa nasofaring
Tuba dapat tertutup pada kondisi peningkatan tekanan secara mendadak.
Tuba ini terbuka saat menelan dan bersin
Fungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara di luar tubuh dengan di dalam
telinga tengah
7
Telinga dalam
Koklea
Skala vestibuli yang berhubungan dengan vestibular berisi perilymph.
Skala tympani yang berakhir pada jendela bulat berisi perilymph
Skala media yang berisi endolymph
Dasar skala vestibuli disebut membran basalis dimana terdapat organ corti dan sel
rambut sebagai organ pendengaran
Kanalis semisirkularis
Terdiri dari 3 duktus semiserkular, masing-masing berujung pada ampula.
Pada ampula terdapat sel rambut, krista dan kupula
Berkaitan dengan sistem keseimbangan tubuh dalam hal rotasi
Vestibulari
Terdiri dari sakulus dan utrikel yang mengandung makula
Berkaitan dengan sistem keseimbangan tubuh dalam hal posisi.4
Fungsi alat-alat pendengaran
Telinga luar terdiri dari pinna dan kanalis auditorius eksternus. Pinna tersebut terdiri dari
tulang rawan elastik dan kulit. Kanalis auditorius eksternus panjangnya kira-kira 1 inci.
Sepertiga bagian luarnya terdiri dari tulang rawan sedangkan dua pertiga dari bagian
dalamnya terdiri dari tulang. Didalam bagian yang mengandung tulang terdapat folikel
rambut, kelenjar pilosebasea, dan kelenjar penghasil serumen (lilin). Bagian kartila-ginosa
berhubungan dengan pinna. Kanal tersebut sedikit melengkung, kearah depan dan bawah.
Persarafan sebagian besar kanalis eksternus adalah melaui nervus trigeminus. Bagian dalam
kanalis ini di persarafi oleh nervus vagus atau saraf-saraf kranialis ke sepuluh.
Telinga tengah atau kavum timpani terdiri dari bagian-bagian yang berhubungan dengan
antrum mastoid dan sel-sel udara yang terkait melalui tuba eustakii ke nasofaring. Fungsi dari
tuba eustakii adalah sebagai saluran udara yang menghubungkan nasofaring dengan telinga
untuk menyamakan tekanan pada kedua sisi membrana timpani.
8
Tuba eustakii biasanya tertutup tetapi membuka selama menelan dan menguap. Membrana
timpani membentuk batas lateral telinga tengah. Sedangkan batas medialnya d bentuk oleh
koklea.
Membrana timpani berwarna abu-abu dengan pembuluh darah pada bagian tepinya. Terdiri
dari dua bagian yaitu: pars flasida dan pars tensa. Pars flasida adalah bagian atas, kecil pada
membrana timpani. Pars tensa membentuk bagian sisanya. Tangkai maleus merupakan
bagian yang menonjol dan membagi pars tensa menjadi plika anterior dan posterior.
Membrana timpani sedikit menyudut dengan kanalis eksternus.
Bunyi dihantarkan dari membrana timpani ke telinga dalam tiga osikula auditorius: maleus,
inkus dan stapes. Maleus merupakan tulang pendengaran terbesar. Pada ujung atasnya
terdapat prosesus brevis, yang terlihat sebagai tombol kecil. Tangkai (prosesus longus)
maleus atau menubrium, memanjang kebawah sampai ke ujungnya, disebut umbo. Baik
prosesus brevis maupun tangkai maleus melekat secara langsung ke membrana timpani pada
ujung lainnya dari maleus terdapat kaput, yang membentuk persendian dengan inkus. Inkus
kemudian membentuk persendian dengan kaput stapes, yang lempeng kakinya melekat pada
fenestra ovalis telinga dalam.
Telinga tengah juga mengandung dua otot: tensor timpani dan stapedius. Muskulus tensor
timpani melekat pada maleus sedangkan muskulus stapedius melekat pada leher stapes.
Muskulus tensor timpani dipersarafi oleh nervus trigeminus (saraf kranialis kelima) dan
muskulus stapedius dipersarafi oleh nervus fasialis (saraf kranialis ketujuh). Kedua otot ini
berkontraksi sebagai respons terhadap bunyi dengan intensitas tinggi.
Nervus fasialis berjalan melalui telinga tengah dan memberi cabang, selain saraf ke muskulus
stapedius, saraf korda timpani. Saraf korda timpani berjalan melalui telinga tengah diantara
inkus dan maleus dan keluar didekat sendi temporomandibular.
Telinga dalam adalah organ akhir untuk pendengaran dan keseimbangan. Terletak di pars
petrosa tulang temporal dan terdiri dari tiga kanalis semisirkularis, vestibulum, dan koklea.
Tiap struktur ini terdiri dari tiga bagian: labirin oseosa, labirin membranosa, dan ruang
diantaranya.
Labirin oseosa adalah selubung tulang luar. Labirin membranosa bagian dalam terletak
didalam labirin oseosa dan mengandung cairan yang disebut endolimfe dan struktur sensoris.
Ruang diantara kedua labirin ini berisi cairan lain yang disebut perilimfe. Ketiga kanalis
9
semsirkularis mengarah keposterior, superior dan horizontal. Tiap kanalis mempunyai ujung
yang melebar, ampula yang merupakan organ akhir sensoris untuk keseimbangan.
Koklea adaah suatu struktur berbentuk rumah siput yang terdiri dari dua tiga-perempat
putaran. Didalam labirirn membranosanya terdapat organ akhir untuk pendengaran. Nervus
akustikus (saraf kranialis kedelapan) terdiri dari dua bagian: bagian koklear dan bagian
vestibular yang berturut-turut berhubungan dengan kanalis semisirkularis dan koklea.
Mereka bergabung dan melakukan meatus auditorius internus dan masuk ke batang otak.
Gelombang suara merangsang serabut aferen baik dengan konduksi tulang maupun dengan
konduksi udara. Konduksi tulang adalah langsung melalui tulang-tulang tengkorak.
Konduksi udara melalui kanalis auditorius eksternus, mebrana timpani dan tulang-tulang
pendengaran ke fenestra ovalis. Pendengaran terbanyak dilkukan mellui konduksi udara.
Gelombang suara menimbulkan getaran yang memasuki kanalis eksterna dan dihantarkan ke
tulang-tulang pendengaran, yang bergetar. Getaran ini menyebabkan gerakan kedalam dari
lempeng kaki stapes dan mengubah bentuk fenestra ovalis. Timbul gelombang didalam cairan
prilimfe labirin.
Perubahan gerakan cairan ini dihantarkan seperti gerakan gelombang ke cairan endolimfe,
yang menyebabkan distorsi sel-sel rambut organ corti. Sel-sel rambut ini mengubah gaya
mekanis menjadi sinyal elektrokimia yang berjalan didalam nervus akustikis dan akhirnya
diinterpretasikan sebagai suara. Setelah banyak sinaps impuls ini mencapai korteks temporal
dimana terjadi iterpretasi bunyi.
Sensasi keseimbangan dicapai dengan sensasi visual, vestibular dan proprioseptif. Hilangnya
salah satu sensasi ini seringkali tidak dirasakan. Aparatus vestibular kelihatannya paling
penting. Gerakan didalam cairan endolimfe merangsang sel-sel rambut didalam kanalis
semisirkularis. Impuls listrik dihantarkan kebagian vestibular saraf kranialis kedelapan.
Sinapas terjadi didlam inti-inti vestibular dan okulomotor yang menfgirimkan serabut-serabut
eferen e otot-otot ekstraokular dan skletal. Setiap perubahan dalam mekanisme endolimfe
dapat mempengaruhi kontrol mata. 5
Gangguan pendengaran
Kehilangan pendengaran berasal dari perifer maupun sentral. Kehilangan pendengran perifer
biasanya disebabkan oleh disfungsi dalam penghantaran suara melalui telinga luar atau
tengah atau ransduksi energi suara menjadi aktivitas saraf pada telinga dalam dan saraf ke
10
delapan. Kehilangan suara ini dapat konduktif, sensorineural dan campuran. Kehilangan
pendengaran konduktif adalah terjadi bila penghantaran suara melalui telinga luar dan tengah
atau keduanya secara fisik terganggu. Keadaan seperti serumen atau benda asing terjepit
dalam saluran telinga luar, atresi atau stenosis saluran telinga. Gangguan atau perlekatan
rantai osikuler, perforasi membrana timpani, otitits media dengan efusi, otosklerosis dan
kholesteatoma dapat menyebabkan kehilangan pendengaran secara konduktif. Cedera pada
atau salah perkembangan struktur pada telinga dalam, seperti penghancuran sel rambut
karena kebisingan. Penyakit atau agen ototoksik, agenesis kokhlea, fistula erilimfatika,
jendela membrana bulat atau oval dan lesi divisi akustik saraf ke 8 adalah beberapa keadaan
yang menyebabkan kehilangan pendengaran sensorineural. Kehilangan pendengaran
kombinasi konduktif dan sensorineural dsebut kehilangan pendengaran campuran.
Gangguan pendengaran dapat dibagi menajadi 4 kategori yakni:
Gangguan pendengaran dapat disebabkan sebelum aau selama lahir (pascalahir) dapat
disebabkan oleh faktor genetik atau dapat didapat dengan cara non genetik lain.
Gangguan pendengaran genetik-kongenital gangguan ini dapat disertai dengan kelainan lain
atau dapat merupakan bagian dari sindrom. Gangguan pendengaran terjadi bersama dengan
kelainan telinga luar dan mata serta bersama dengan gangguan metabolik, muskulokletal,
kulit, ginjal dan sistem saraf. Sindrom pendred, Usher dan Waardenburg menyebabkan
sebagian besar gangguan pendengaran sensorineural. Agenesis atau malformasi struktur
kokhlea termasuk anomali scheibe, Bing-Siebermann, Mondini dan Michel, juga merupakan
penyebab genetik gangguan pendengaran sensorineural kongenital.
Kehilangan pendengaran secara konduktif dapat juga ditentukan secara genetik, keadaan
penyakit atau sindrom yang meliputi kelainan kraniofasial seing disertai dengan kehilangan
pendengaran kondusif dan sesorineural. Sindrom Pierre Robin, Tracher Collins, Klippel-Feil
dan Corouzon dan osteogenesis imperfekta sering disertai dengan kehilangan pendengaran.
Anomali kongenital yang menyebabkan kehilangan pendengran konduktif meliputi
malformasi struktur telinga tengah dan atresia saluran telinga luar.
Genetik- Pascalahir
Beberapa penyebab yang ditentukan secara genetik gangguan pendengaran tidak
mengekspresikan dirinya sampai sesudah lahir. Gangguan pendengaran familial dapat mulai
lambat tanpa tanda-tanda lain. Penyakit Alport, Alstrom dan von Recklinghausen dan
11
sindrom Hunter-Hurler adalah gangguan pendengaran yang ditentukan secara genetik dengan
mulai lambat pada anak.
Nongenetik-Kongenital
pada awal kehamilan embrio rentan terhadap pengaruh cara dan bahan toksik. Pada trimester
pertama, obat-obat otoksik, radiasi dan infeksi dapat merusak perkembangan telinga.
Nongenetik-Pascalahir
Termasuk anak sesudah lahir. Infeksi, virus dan bakteri dapat merusak telinga dalam.
Beberapa infeksi pada anak yang disertai dengan ketulian mendadak meliputi meningitis
kriptokokus, campak dan parotitis. Meningitis bakteria merupakan penyebab utama gangguan
pendengaran yang didapat pada masa anak.6
Pemeriksaan
Tes pendengaran sederhana adalah dengan menilai kemampuan pasien mendengar detik
jarum jam yang didekatkan ke telinga. Untuk membedakan tuli konduktif (telinga luar dan
telinga tengah) atau tuli sensorineural (telinga dalam seperti koklea dan nervus VIII), dapat
digunakan garpu tala 512 Hz.
Dengan tes Rinne, konduksi udara dengan ujung garpu yang bergetar diletakkan di depan
telinga, dibandingkan dengan konduksi tulang dengan cara meletakkan tangkai garpu tala
pada prosesus mastoideus. Normalnya, konduksi udara > konduksi tulang, tetapi pada tuli
konduktif konduksi tulang > konduksi udara. Pada tuli sensorineural, konduksi tulang >
konduksi udara, tetapi keduanya akan berkurang jika dibandingkan dengan telinga normal.
Dengan tes Webber, dasar tangkai garpu tala diletakkan pada pertengahan dahi. Dalam
keadaan normal, bunyi akan terdengar ditengah. Pada tuli sensorineural akan terjadi
lateralisasi bunyi kearah telinga yang normal. Sedangkan pada tuli konduktif akan terjadi
lateralisasi kearah telinga yang sakit.
Dengan tes Schwabach, penala digetarkan dan tangkai penala diletakkan pada processus
mastoideus pasien sampai tidak terdengar bunyi kemudian tangkai penala segera dipindahkan
pada processus mastoideus telinga pemeriksa yang normal. Bila pemeriksa masih dapat
mendengar maka schwabach memendek dan jika pemeriksa tidak mendengar maka
pemeriksaan diulang dengan cara sebaliknya.7
12
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penurunan ketajaman
pendengaran itu di sebabkan karena menurunnya mekanisme pendengaran selain itu terjadi
apabila penghantaran suara melalui telinga luar dan tengah serta keduanya secara fisik
terganggu. Keadaan seperti serumen atau benda asing terjepit dalam saluran telinga luar,
atresi atau stenosis saluran telinga. Ada juga terdapat gangguan atau perlekatan rantai
osikuler, perforasi membrana timpani, otitits media dengan efusi, otosklerosis dan
kholesteatoma dapat menyebabkan kehilangan pendengaran secara konduktif.
13
Daftar pustaka
1. Satyanegara. Ilmu bedah saraf. Edisi ke-4. Jakarta: EGC; 2010.h.133
2. Sherwood, Lauralee. Fisiologi manusia. Jakarta: EGC; 2007.h.160
3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi utuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.h.189
4. Sherwood L.Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. Jakarta:EGC;2005.h.176-65
5. Mark H Swartz. Buku ajar diagnostik fisik. Jakarta: EGC; 2002.h.118-21
6. Nelson, Waldo E. Ilmu kesehatan anak. Edisi ke-15. Jakarta: EGC; 2008.h.2198
7. Ginsberg L. Neurologi. Edisi ke-8. Jakarta: EGC; 2007.h.36
14
15