Makalah Kelompok PBL BLOK 6
-
Upload
roswita-da-marli -
Category
Documents
-
view
62 -
download
8
description
Transcript of Makalah Kelompok PBL BLOK 6
Gangguan Pada Sistem Pencernaan
Di susun oleh D 6: Agustria Anggraeny 102011284
Ani Ratna Juwita 102011136
I Gde Agung Ramadana 102011364
Monica Sandra 102011329
Enrico Esbianto Syahputra 102011216
Devi karlina 102011069
Elvera Angeline Tuto Wungubelen 102011250
Fakultas kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510
2012
Daftar isi
BAB I: Pendahuluan
Tujuan
BAB II: Makroskopis
Mikroskopis
Irama Sirkadian
BAB III: Kesimpulan
BAB I
Pendahuluan
Tingkah laku adalah fungsi dari seluruh sistem saraf. Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel
saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan
efektor. Bagian sistem saraf mengatur fungsi viseral tubuh yang disebut sebagai saraf otonom. Sistem ini
membantu mengatur tekanan arteri, motilitas dan sekresi gastrointestinal, output urin, berkeringat, suhu
tubuh dan banyak kegiatan lainnya.1
Salah satu gangguan pencernaan (gastrointestinal) adalah hiperasiditas. Hiperasiditas adalah
keadaan dimana jumlah asam dalam lambung berlebihan, sehingga pertahanan mukosa lambung
terlampaui dan menyebabkan terjadinya iritasi lambung. Gejala klinis dari hiperasiditas adalah timbulnya
rasa mual, nyeri lambung atau nyeri di daerah uluh hati dan perut kembung. Gejala hiperasiditas dikenal
juga sebagai gejala maag.2
Tujuan :
1.
BAB II
Pembahasan
Skenario 4
Seorang laki-laki datang keperpuskesmas dengan keluhan rasa kembung sejak 3 hari yang lalu. Dari anamesa diketahui bahwa ia baru saja diterima bekerja sebagai satpam. Dan minggu laluia dapat giliran
jaga malam. Pada pemeriksaan fisik didaptkan jantung dan paru-paru dalam keadaan baik.
Min map
1. Secara Makroskopik
Pada semua vertebrata pengantara impuls saraf hampir seluruhnya terjadi melalui susunan saraf
pusat yang mempunyai hubungan dengan reseptor-reseptor dan alat-alat efektor melalui saraf sensorik
(aferen) dan motorik (eferen).3
Pembagian susunan saraf pada vertebrata termasuk manusia dibagi menjadi:
1. Susunan saraf perifer (systema nervosum periphericum)
(a) Nervi cranalis
(b) Nervi spinales
(c) Susunan saraf viceral, yang terdiri dari:
1. Susunan saraf viceral aferen
2. Susunan saraf viceral eferen.
2. Susunan saraf pusat (systema nervosum centrale)
Sistem saraf pusat sudah berkembang sejak awal kehidupan embrio dalam bentuk sebuahtabung
dan bentuk tabung ini akan terus dipertahankan pada perkembangan otak selanjutnya.Selama
perkembangan, bagian dari tabung tersebut akan memanjang, membentuk kantungkantung dan lekukan-
lekukan. Jaringan-jaringan di sekitar tabung akan menebal. Pada perkembangan awal, sistem saraf pusat
terdiri dari tiga ruang (tabung) yang salingberhubungan. Ruangan-ruangan ini akan berkembang menjadi
ventrikel dan jaringandisekitarnya akan menjadi tiga bagian utama otak, yaitu otak bagian depan (fore
brain), otak bagian tengah (midbrain), dan otak bagian belakang(hindbrain).3
1. Otak (Encephalon)
1. Prosencephalon
a. Telencephalon
1) hemispherium cerbri
2) telencephalon medium
b. Diencephalon
1) Thalamus
2) Metathalamus
3) Hypothalamus
4) Subthalamus
5) Epithalamus
2. Mesencephalon
1) Tectum mesencephali
2) Tegmentum mesencephali Gambar 1. Anatomi Otak.4
3) Pendunculus cerebri
3. Rhombencephalon
a. Metencephalon
1) Pons
2) Cerebellum
b. Myelencephalon/medula oblomata
2.Medula spinalis terdiri dari 31 segmen
a. Pars cervikalis (segmen C.1-C.8)
b. Pars thoracalis ( segmen Th.1- Th.12)
c. Pars lumbal (segmen L.1-L.5)
d. Pars sacralis (segmen S.1-S.5) Gambar 2. Anatomi medula spinalis.5
e. Pars coccygeus (segmen Co.1).3
3. Sistem saraf otonom
Sistem saraf otonom yaitu sistem saraf yang berfungsi untuk mengatur fungsi viseral.Sistem saraf
otonom berhubungan dengan pengendalian otot polos, sekresi beberapa kelenjar, dan modulasi irama
jantung. Fungsinya adalah menyelaraskan aktivasi tertentu di tubuh untuk mempertahankan lingkungan
internal yang konstan(hemostatis). Meskipun sistem saraf otonom menurut definisinya adalah suatu
sistem motorik,serabut-serabut yang menerima sensasi dari bagian dalam organisme, menyertai serabut-
serabut motorik dari sistem saraf otonom.6
Fungsi sistem saraf otonom tidak sepenuhnya bersifat otonom, sistem ini disusun dan diatur di
SSP. Secara anatomis, sistem otonom terdiri atas, kumpulan sel saraf yang terdapat di susunan saraf
pusat, serabut-serabut yang keluar dari susunan saraf pusat melalui saraf cranial atau spinal,dan ganglia
saraf yang terletak pada jalur serabut-serabut ini. Sistem saraf otonom adalah jaringan neuron
ganda.Neuron pertama dari rantai otonom terletak di SSP. Aksonnya membentuk sinaps dengan neuron
multipolar kedua dalam rantai, yang terletak pada ganglion sistem saraf tepi. Serabut-serabut saraf(akson)
dari neuron pertama disebut serabut praganglion, akson dari neuron kedua ke efektor otot atau kelenjar
disebut serabut pascaganglion. Mediator kimia yang terdapat dalam vesikel sinaptik dari semua ujung
praganglion dan ujung pascaganglion parasimpatis adalah asetilkolin, yang dilepaskan dari ujung saraf ke
ujung saraf.7
Sistem saraf otonom terdiri atas dua bagian yang berbeda secara anatomis maupun fungsional,
sistem simpatis dan sistem parasimpatis.Serabut saraf yang membebaskan asetilkolin disebut saraf
kolinergik. Serabut kolinergik mencakup semua serabut otonom praganglion(simpatis maupun
parasimpatis) dan serabut parasimpatis pascaganglion yang menuju otot polos, jantung, dan kelenjar
endokrin.7
Gambar 3. Saraf Otonom7
a. Sistem Simpatis
Inti(yang dibentuk oleh sekelompok badan sel saraf) sistem simpatis terletak di segmen
torakal dan lumbal di medula spinalis.Karenanya sistem simpatis juga disebut divisi torakolumbal dari
sistem saraf otonom. Akson neuron ini serat-serat praganglion meninggalkan SSP melalui radiks
ventraldan cabang-cabang(rami) penghubung saraf spinal bagian torakal dan lumbal. Mediator kimia
dari serabut pascaganglion sistem simpatis adalah norepinefrin, yang juga di produksi oleh medula
adrenal.Serabut saraf yang membebaskan neropinefrin disebut saraf adrenergik.Serabut adrenergik
mempersarafi kelenjar keringat dan pembuluh darah otot rangka. Sel-sel medula adrenal
membebaskan epinefrin dan norepinefrin sebagai respon terhadap stimulasi simpatis
praganglion.1,8Disebut juga dengan sistem saraf thorakolumbar karena saraf ini keluar dari vertebrae
thorak ke-1 sampai ke-12 dan vertebrae kolumbar ke-1 sampai dengan ke-3.
Beberapa fungsi sistem saraf simpatik yaitu :
Mempercepat denyut jantung
Memperlebar pembuluh darah
Menghambat pengeluaran air mata
Memperluas/memperlebar pupil
Menghambat sekresi air ludah
Memperbesar bronkus
Mengurangi aktivitas kerja usus
Menghambat pembentukan urine
b. Sistem Parasimpatis
Sistem parasimpatis memiliki inti di medula dan mesensefalon dan di bagian sacral medula
spinalis. Serabut praganglion dari neuron ini keluar dari empat saraf cranial(III,VII, IX, dan X) dan
juga melalui saraf sacral kedua, ketiga, dan keempat, di medula spinalis. Karenanya, sistem
parasimpatis juga disebut divisi kraniosakral sistem otonom.1,8
Neuron kedua dari sistem parasimpatis ditemukan dalam gangliayang lebih kecil dari ganglia
sistem simpatis, neuron ini selalu berada dekat atau didalam organ efektor. Neuron ini umumnya
terdapat pada dinding organ(misalnya, lambung, usus), ketika serabut praganglion memasuki organ
dan membentok sinaps dengan neuron kedua dalam sistem saraf ini.
Mediator kimia yang dibebaskan oleh ujung saraf praganglion dan pascaganglion dari sistem
parasimpatis, yaitu asetilkolin, mudah dinonaktifkan leh asetilkolinesterase salah satu alas an
mengapa stimulasi parasimpatis memiliki kerja yang lebih jelas dan lebih terlokalisir daripada
stimulasi simpatis.
Beberapa fungsi sistem saraf parasimpatik yaitu :
Memperlambat denyut jantung
Mempersempit pembuluh darah
Memperlancar pengeluaran air mata
Memperkecil pupil
Memperlancar sekresi air ludah
Menyempitkan bronkus
Menambah aktivitas kerja usus
Merangsang pembentukan urine
Gambar 4. Simpati dan Parasimpatik9
Tabel Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik Simpatik
mengecilkan pupil
menstimulasi aliran ludah
memperlambat denyut jantung
membesarkan bronkus
menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
mengerutkan kantung kemih
memperbesar pupil
menghambat aliran ludah
mempercepat denyut jantung
mengecilkan bronkus
menghambat sekresi kelenjar
pencernaan
menghambat kontraksi kandung kemih
a. Hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian dari diencephalon yang terbentang dari daerah chiasma opticum
ketepi kaudal corpus mammillare. Bagian anterior hipotalamus adalah substansia abu-abu yang
menyelubungi chiasma optic, yang merupakan persilangan pada saraf optic.
Bagian tengah hipotalamus terdiri dari infundibulum (batang) kelenjar hipofisis posterior tempat
melekatnya kelenjar hipofisis.
Fungsi hipotalamus berperan penting dalam pengendalian aktifitas SSO yang melakukan fungsi
vegetative penting untuk kehidupan, seperti pengaturan frekuensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh,
keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan, dan aktifitas seksual.Hipotalamus memproduksi
hormone yang mengatur pelepasan atau inhibisi hormone kelenjar hipofisis, sehingga mempengaruhi
keseluruhan system endokrin.
Hipotalamus adalah suatu struktur sangat kecil yang terletak di antara thalamus dan
kelenjar pituitaria. Hipotalamus sangat penting dalam mengatur suhu tubuh, konsentrasi cairan,
penyimpanan zat-zat makanan, motivasi, dan emosi. Dengan memasukkan elektroda-elektroda
pada bagian-bagian hipotalamus dan mengamati akibat-akibatnya bila arus listrik dihidupkan,
para peneliti telah menemukan bahwa hipotalamus terlibat dalam mengatur dorongan-dorongan
dasar, seperti lapar dan haus. Pada binatang-binatang yang lebih rendah, perangsangan bagian-
bagian hipotalamus memicu tingkah laku-tingkah laku khusus, seperti berkelahi, kawin, atau
membuat sarang. Hipotalamus juga sangat penting bagi manusia, tetapi tingkah laku manusia
dalam memberikan respon terhadap pesan-pesan dari hipotalamus kurang khas dan lebih banyak
dipengaruhi oleh aktifitas-aktifitas kognitif, seperti pikiran, pilihan, dan system-sistem nilai.10
Hipotalamus adalah bagian dari system limbic bersama dengan bagaian-bagian dari
thalamus dan struktur-struktur lain. System limbic berfungsi dalam mengingat, dan dalam
dorongan-dorongan lapar, seks, dan agresif. Basal ganglia berada di bawah korteks di depan
thalamus. Basal ganglia membantu mengatur gerakan-gerakan dan koordinasi sikap
tubuh.7Hipotalamus terletak di batang otak tepatnya di diencephalon, dekat dengan vertikel otak
ketiga (ventrikulus tertius). Hipotalamus sebagai pusat tertinggi system kelenjar endokrin yang
menjalankan fungsinya melalui humoral (hormonal) dan saraf. Hormone yang dihasilkan
hipotalamus sering disebut factor R dan I mengontrol sintesa dan sekresi hormone hipofise
anterior sedangkan control terhadap hipofise posterior berlangsung melalui kerja saraf.
Pembuluh darah kecil yang membawa secret hipotalamus ke hipofise disebut portal hipotalamik
hipofise. Hormone-hormon hipotalamus antara lain.6Hipotalamus sebagai bagian dari system
endokrin mengontrol mengontrol sintesa dan sekresi hormone-hormon hipofase. Hipofise
anterior dikontrol oleh kerja hormonal sedang bagian posterior dikontrol melalui kerja saraf.8
Gambar 5. Hypothalamus11
b. Pon’s
Pon’s terletak dipermukaan anterior cerebellum, inferior dari mesencephalon, dan
superior dari medula oblongata. Pon’s dan jembatan dinamakan dari banyaknya serabut
yang berjalan transversal pada permukaan anteriornya yang menghubungkan kedua
hemispherium cerebella. Pon’s juga mengandung banyak nuclei serta serabut-serabut
ascendens dan desendens.
c. Medula Oblongata
Medula oblongata berbentuk conus, di superior berhubungan dengan pons dan dibagian
inferior berhubungan dengan medula spinalis. Pada medula terdapat banyak kumpulan
neuron yang disebut nuclei dan berfungsi menyalurkan serabut-serabut saraf ascendens
dan desendens.
Gambar 6. Pons dan Medula Oblongata
2. Secara Mikroskopik
Jaringan Saraf
Jaringan saraf terdiri atas neuroglia, sel schwan (sel-sel penyokong) serta neuron (sel-sel saraf).
Kedua jenis sel ini sangat erat berkaitan dan terintegrasi satu sama lain sehingga bersama-sama
berfungsi sebagai satu unit.12
1. Neuron
a. Berdasakanpolaritasnya:
1. Unipolar
2. Bipolar
3. Pseudounipolar
4. Multipolar
b. Berdasarkan fungsinya:
1. Neuron motorik: mengawasi organ efektor seperti otot dan kelenjar
2. Neuron sensorik:menerima rangsang sensoris eksteroseptif dan interoseptif
3. Neuron interneuron: menghubungkan neuron-neuron lain.
c. Berdasarkan jenis selnya:
1. Neuron stelata: pada medula spinalis
2. Sel purkinye: pada serebelum
3. Sel piramis: pada serebrum.12
Unsur terkecil dari susunan saraf adalah sel saraf (neuron).Bagian-bagian neuron dapatdibedakan
atas:
Gambar 7. Sel Saraf.4
a.Dendrit: berasal dari kata Yunani (dendron =pohon, sarna seperti bentukdendrit). Dendrit
merupakan lanjutan dari soma sel yang menerima sebagian besar kontak sinapsis dari neuron-
neuron yang lain. Kontak antar neuron ditransmisikanmelalui sinapsis.
b. Nukleus: inti dari soma sel yang mengandung kromosom. Kromosom terdiri dari rantaiDNA
(deoxyri bo nucleic acid). Kromosom tidak langsung memiliki fungsi tertentu, tetapi ia memiliki
fungsi untuk meramu/membuat protein tertentu. Bagian dari kromosomdisebut gen yang terdiri
dari protein tertentu yang berbeda pada masing-masing individu.
c. Membran Sel: membran semipermeable yang menyelubungi neuron. Terdiri dari dua lapis
molekullemak (lipid).
d. Sitoplasma: cairan bening pada bagian dalam neuron dan terdiri daribeberapa organ, antara lain
mitokondria yang mengolah substansi makanan, sepertiglukosa yang akhirnya digunakan sebagai
tenaga bagi sel.
e. Soma sel (cell body): bagian neuron yang mengandung nukleus (inti sel) dan dapat
diibaratkan sebagai mesin yang bertanggungjawab atas kehidupan sel.
f. Axon Hillock: bagian berbentuk kerucut pada pertemuan axon dan soma sel.
g. Axon: benang neurit sebagai penghantar impuls.
- Axon -1: memiliki panjang juluran yang lebih dari dendrit yang mengandung mielin. Pada ujung
akson bercabang-cabang seperti ranting yang disebut telodendria dan dipangkal akson terdapat
akson hilok.
-Akson -2: terdapat zona pemicu yang terdapat disegmen awal yang digunakan untuk
membangkitkan potensial aksi.
h. Myelin: lapisan berlemak yang menyelubungi akson.
i. Nodes of Ranvier: bagian axon yang tidak diselubungi myelin.
j. Terminal Buttons: bagian akhirdari axon yang berbentuk sebagai kancing yang berfungsi
melepaskan neurotransmitterke sinapsis.Substansikimiainimempengaruhi sel
penerima,sehinggaselpenerima akan menentukan apakah pesan akan diteruskan ke axoh atau tidak.
k. Synaptic Vesicles (Pembuluh Sinapsis): bagian dari molekul neurotransmitter yang
berbentuk kantong-kantong kecil; umumnya bersatu di button dekat dengan membran
presmapsls.
l. Sinapsis: jarak terdekat antara neuron yang satu dengan yang lain dimanasinyal-sinyal kimiawi
ditransmisikan. Sinapsis adalah bagian yang menyambungkanterminal button dari sel pengirim ke
bagian soma atau membran dendritsel penerima. Sinapsis dalam dendrit berupa bulatan yang
disebut dengandendritic spines. Sinapsis antara terminal button dengan soma hanya berjalan satu
arah,yaitu terminal button mengirimkan pesan ke dalam sel dan tidak menerima pesanlanjutan dari
sel. Pesan disampaikan ke neuron lain melalui axon.
m. Axodendritic Synapses:sinapsis antra axon dan dendrit
n. Axosomatic Synapses: sinapsis antara axon dan soma sel.12
2. Sel neuroglia
Neuroglian berfungsi untuk menyambungkan jaringan saraf dengan SSP. Neuron memiliki
kemampuan metabolisme yang sangat tinggitetapi tidak dapat menyimpan zat-zatmakanan dan
oksigen.Olehkarena itu iaperlu didukungoleh sel-sellain yang menyuplai zat makanan dan oksigen
agar hidupnya tetap berlangsung.Sel-sel pendukung ini sangat dibutuhkan oleh neuron. Neuron
berbeda dengan sel-sel tubuhyang lain, karena neuron yang mati tidak dapat lagi diganti oleh
neuron yang lain. Sel-selpendukung yang sangat penting antara lain adalah sel-sel glia dan satellite.12
a. Sel Glia
Sel glia adalah sel penyokong yang utama dalam sistem saraf pusat.Sel glia atau
neurogliaberfungsimelekatkan CNS menjadi satu bagian yang utuh,serta mengontrol persediaan
substansi kimia yang diperlukan neuron untuk berkomunikasidengan neuron lain, melindungi
neuron yang satu dari pengaruh neuron yang lain sehinggapesan yang disampaikan antara neuron
yang satu dengan yang lain tidak campuraduk, selain itu juga berfungsi memusnahkandan
melepaskan sel-sel sarafyang mati akibat kecelakaanatau karena proses penuaan.
Macam-macam sel glia, antara lain:
1) Astrosit fibrosa: berasal dari lapisan ektoderm , terdapat pada substansia alba dan memiliki
proses-proses yang panjang dan langsing. Astrosit ini merupakan jenis sel glia yang paling
banyak terdapat dalam CNS. Bentuknya seperti bintang yang memberikan dukungansecara
fisik terhadap neuron. Bilajumlah sel saraf yang mati sangat banyak, maka astrosit fibrosa
(bersama dengan mikroglia) akan membelah diri (sepertiamoeba) dan memakan semua sel
saraf yang mati. Astroglia juga berfungsi mengaturpencairan substansi kimia di sekeliling
neuron.
2) Astrosit protoplasmatis: terdapat pada substansi grisea otak dan medula spinalis. Astrosit ini
memiliki cabang yang pendek, tebal dengan banyak cabang yang terletak sekita neuron dengan
sinaps dan pembuluh darah.
3) Oligodendroglia: bagian dariCNS yang berasal dari lapisan ektoderm dan fungsiutamanya
adalah mendukung axondan memproduksi serat-serat myelin di SSP yang melindungiaxonyang
satudari axonyang lain.
4) Mikroglia: merupakan sel kecil yang memanjang dan cabangnya menyerupai duri.
Jumlahnya sedikit dan diduga berasal dari mesoderm. Mikroglia terdapat pada subtansia alba
dan glrisea, yang terletak di dekat pembuluh darah serta berpearan dalam sistem pertahana
otak senagai fagosit.
5). Sel Satellite: Sel satellite memberikan dukungan terhadap neuron-neuron yangterletak di
luar sistem saraf pusat, terutama di saraf di sistem saraf tepi dan organ-organ pengindera.
6) Sel Ependim: berasal dari lapisan ektoderm, sebagai pelapis dari keseluruhan sistem saraf
pusat, dimana berfungsi sebagai lapisan bagian dalam rongga otak dan medula spina;is, ikut
membentuk cairan serebrospinal, sel punca neuron dengan potansi membentuk neuron dan
sel glia yang baru.
7) Sel Schwann: terdapat di sistem saraf tepi.12
Irama Sirkadian
Irama sirkandain adalah irama yang terdapat pada tubuh kita dimana siklus dari irama
tersebut terjadi secara berulang-ulang setiap harinya. Irama sirkandian ini juga dapat dikatakan
sebagai irama biologis. Siklus irama sirkadian memiliki jam yang disebut dengan jam biologis,
jam ini yang berfunsi memacu irama sirkandian melalui nucleus supramatikus (SCN). Tanpa
pengaruh luar umumnya jam biologis ini melakukan siklus lebih lambat dari 24 jam. SCN ini
membentuk siklus yang berlangsung rata-rata 25 jam. Siklus ini beerjalan secara bervariasi pada
setiap orang. Jika jam induk ini tidak bekerja secara terus menerus mengikuti dubia luar maka
irama sirkandian yang ada pada tubuh secara progesif akan keluar dari sinkronisasi debgab siklus
terang (periode aktivitas) dan gelap (periode istirahat). Maka dari itu SCN harus di stel setiap
harinya dengan tingkat aktivitas yang dipengaruhi lingkungan sekitar.
Perubahan intensitas sinar yang terjadi setiap hari merupakan petunjuk lingkungan utama
yang digunakan untuk menyesuaikan jam induk SCN. Suatu protein yang terdapat pada ganglion
retina bernama melanopsin, protein ini merupakan protein khusus yang berfungsi sebagai
reseptor untuk cahaya agar tubuh tetap sinkron dengan waktu eksternal. Saat ini diketahui juga
bahwa protein melanopsin ini berfungsi untuk mencegah jet lag dan membantu tidur.1
Gambar. Irama sirkandian
Diunduh dari: www.kaskus.us
Pada pagi hari pk.06.00 - 08.00 metabolisme bekerja lebih cepat sekitar 20%, peningkatan
hormon testosteron, estrogen dan progesterone.
Pukul 08.00 - sampai tengah hari secara perlahan-lahan tingkat hormon adrenalin meningkat
bermakna demikian juga dengan hormon Endorfin meningkat lebih dari waktu ainnya. Kedua
hormon ini berfungsi untuk menghilangkan rasa nyeri dan sebagai penambah semangat.
Tengah hari - sampai petang enzim-enzim pencernaan akan dikeluarkan walaupun kita tidak
makan. Pada saat inilah sebenarnya waktu yang tepat untuk makan sayuran mengkonsumsi multi
vitamin karena akan di proses lebih sempurna.
Pada pukul 16.00 - 18.00 suhu tubuh mencapai puncaknya, otot-otot tubuh terasa lebih lentur
sehingga olahraga sangat dianjurkan pada jam-jam ini. Kadar gula juga mungkin akan sedikit
menurun, sehingga dianjurkan untuk minum teh manis secukupnya sebelum berolah raga.
Pukul 18.00 - tengah malam produksi asam lambung mencapai puncaknya pada malam hari.
Oleh karena itu gangguan pencernaan sering terjadi pada jam-jam ini sampai tengah malam.
Tengah malam sampai pagi hari, bagi yang mempunyai penyakit asma kemungkinan kambuh
lebih besar pada jam-jam ini. Pada masa ini tubuh juga melakukan perbaikan terhadap sel-sel
yang rusak ini ditandai dengan meningkatnya hormon pertumbuhan.
Pada pagi hari kembali hormon adrenalin dan kortisol dilepaskan untuk mengaktifkan semua
organ vital untuk menyongsong kegiatan di pagi hari yang cerah.
Gangguan irama sirkadian disebabkan oleh ketidak cocokan antara sistem
sirkadian internal atau endogen tidur-jaga dan tuntutan eksternal atau eksogen pada sistem tidur-
jaga. Dengan demikian, kecenderungan individu untuk tidur - terjaga tidak sesuai dengan
keadaan sosialnya atau dari siklus terang-gelap yang biasa dialaminya.
Gangguan ritme sirkadian yang lebih umum meliputi fase tidur yang tertunda atau dipercepat,
perbedaan jam kerja dan jet lag.(7)
Jam biologis bergantung pada bagian dari hypotalamus yang disebut sebagai
suprachiasmatic nucleus atau SCN. Namanya berasal dari lokasinya yang berada dia atas (supra)
chiasma opticus. SCN merupakan kontrol utama dari irama sirkadian untuk tidur dan suhu
badan.(8)
Irama sirkadian juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Umumnya irama sirkadian suatu
jam bilogis tidak sama dengan kondisi lingkungan, untuk mempertahakan siklus tersebut agar
sesuai dengan lingkungan luar, maka dibutuhkan petunjuk waktu. Salah satu petunjuk waktu
yang paling umum ialah cahaya. Informasi visual yang diterima oleh SCN melalui saraf sensoris
pada mata, memungkinkan jam biologis interna tubuh dapat sikron dengan faktor siang dan
malam hari. Terdapat suatu sistem yang juga sangat membantu tubuh dalam menjaga irama
sirkadian tubuh sesuai siklus terang-gelap yaitu melatonin. Melatonin merupakan hormone yang
dikeluarkan oleh kelenjar pineal.(3,5)
Sekresi melatonin adalah bagian dari koordinasi irama sirkadian yang pola
aktivitas berulang yang terkait dengan siklus lingkungan dari siang dan malam. Hormon
melatonin sendiri ialah hormon kegelapan. Sekresi melatonin meningkat sampai 10 kali lipat
pada malam hari dan berada dalam kadar rendah selama siang hari. Dalam kelenjar pineal
terdapat sel-sel glia dan sel pinealosit yang memiliki fungsi sekresi. Melatonin di sintesis oleh
serotonin yang terdapat dalam sel pinealosit dalam kelenjar pineal tersebut. Adanya naik-turun
atau fluktuasi dari sekresi melatonin ini kemudian membantu dalam menyamakan irama biologis
tubuh dengan sinyal siang-malam eksternal.5,9
Tidur dibagi menjadi 2 tipe yaitu:
1. Tipe Rapid Eye Movement (REM)
2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)
Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, lalu diikuti oleh fase REM.
Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadisecara bergantian antara 4-7 kali siklus
semalam. Bayi baru lahir total tidur 16-20 jam/hari, anak-anak 10-12 jam/hari, kemudian menurun 9-10
jam/hari padaumur diatas 10 tahun dan kira-kira 7-7,5 jam/hari pada orang dewasa.Sleep wake
schedule disorders (gangguan jadwal tidur) yaitugangguan dimana penderita tidak dapat tidur dan
bangun pada waktu yangdikehendaki,walaupun jumlah tidurnya tatap. Gangguan ini
sangatberhubungan dengan irama tidur sirkadian normal.Bagian-bagian yang berfungsi dalam
pengaturan sirkadian antara laintemperatur badan,plasma darah, urine, fungsi ginjal dan psikologi.
Dalamkeadan normal fungsi irama sirkadian mengatur siklus biologi irama tidurbangun,dimana sepertiga
waktu untuk tidur dan dua pertiga untukbangun/aktivitas. Siklus irama sirkadian ini dapat mengalami
gangguan,apabila irama tersebut mengalami peregseran. Menurut beberapa penelitianterjadi
pergeseran irama sirkadian antara onset waktu tidur reguler denganwaktu tidur yang irreguler (bringing
irama sirkadian). Perubahan yang jelas secara organik yang mengalami gangguan iramasirkadian adalah
tumor pineal. Gangguan irama sirkadian dapat dikategorikandua bagian:
1. Sementara (acut work shift, Jet lag)
2. Menetap (shift worker)
Keduanya dapat mengganggu irama tidur sirkadian sehingga terjadi perubahan pemendekan waktu
onset tidur dan perubahan pada fase REM. Berbagai macam gangguan tidur gangguan irama
sirkadianadalah sebagai berikut:
1. Tipe fase tidur terlambat (delayed sleep phase type) yaitu ditandaioleh waktu tidur dan terjaga
lebih lambat yang diinginkan. Gangguan inisering ditemukan dewasa muda, anak sekolah atau
pekerja sosial.Orangorangtersebut sering tertidur (kesulitan jatuh tidur) dan mengantuk padasiang
hari (insomnia sekunder).
2. Tipe Jet lag ialah menangantuk dan terjaga pada waktu yang tidak tepat menurut jam setempat,
hal ini terjadi setelah berpergian melewati lebihdari satu zone waktu. Gambaran tidur menunjukkan
sleep latensnya, panjang dengan tidur yang terputus-putus.
3. Tipe pergeseran kerja (shift work type). Pergeseran kerja terjadi pada orang yang secara teratur
dan cepat mengubah jadwal kerja sehinggaakan mempengaruhi jadwal tidur. Gejala ini sering timbul
bersama-samadengan gangguan somatik seperti ulkus peptikum. Gambarannya berupapola irreguler
atau mungkin pola tidur normal dengan onset tidur fase, REM.
4. Tipe fase terlalu cepat tidur (advanced sleep phase syndrome).Tipe ini sangat jarang, lebih sering
ditemukan pada pasien usialanjut,dimana onset tidur pada pukul 6-8 malam dan terbangun
antarapukul 1-3 pagi. Walaupun pasien ini merasa cukup ubtuk waktu tidurnya.Gambaran tidur
tampak normal tetapi penempatan jadwal irama tidursirkadian yang tdk sesuai.
5. Tipe bangun-tidur beraturan
6. Tipe tidak tidur-bangun dalam 24 jam.
Faktor eksogen yang mempengaruhi irama sirkandian:
1. Rotasi bumi
2. Faktor iluminasi matahari, yang bersifat paling kuat
3. Musim
4. Faktor suhu
5. Isyarat/ petunjuk waktu dan jadwal.1,14
Dikatakan oleh para spesialis kesehatan tidur, bahwa tidur selain istirahat fisik juga merupakan istirahat
mental dan emosional. Pada sebuah penelitian telah dibuktikan bahwa orang-orang yang kekurangan
tidur akan mengalami penurunan tingkat konsentrasi maupun daya ingat, yang berakibat pada
menurunnya tingkat intelegensia.
Peranan Neurotrasmiter
Keadaan jaga atau bangun sangat dipengaruhi oleh sistim ARAS (AscendingReticulary Activity
System).Bila aktifitas ARAS ini meningkat orang tersebut dalamkeadaan tidur. Aktifitas ARAS menurun,
orang tersebut akan dalam keadaan tidur.Aktifitas ARAS ini sangat dipengaruhi oleh aktifitas
neurotransmiter sepertisistem serotoninergik, noradrenergik, kholonergik, histaminergik.
1. Sistem serotonergik
Hasil serotonergik sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisma asam aminotrypthopan. Dengan
bertambahnya jumlah tryptopan, maka jumlah serotoninyang terbentuk juga meningkat akan
menyebabkan keadaan mengantuk/tidur.Bila serotonin dari tryptopan terhambat pembentukannya,
maka terjadikeadaantidak bisa tidur/jaga.Menurut beberapa peneliti lokasi yang terbanyak sistem
serotogenik ini terletakpada nukleus raphe dorsalis di batang otak, yang mana terdapat
hubunganaktifitas serotonis dinukleus raphe dorsalis dengan tidur REM.
2. Sistem Adrenergik
Neuron-neuron yang terbanyak mengandung norepineprin terletak di badan selnukleus cereleus di
batang otak.Kerusakan sel neuron pada lokus cereleussangat mempengaruhi penurunan atau hilangnya
REM tidur.Obat-obatan yang mempengaruhi peningkatan aktifitas neuron noradrenergikakan
menyebabkan penurunan yang jelas pada tidur REM dan peningkatankeadaan jaga.
3. Sistem Kholinergik
Sitaram et al (1976) membuktikan dengan pemberian prostigimin intra venadapat mempengaruhi
episode tidur REM. Stimulasi jalur kholihergik ini,mengakibatkan aktifitas gambaran EEG seperti dalam
keadaan jaga.Gangguanaktifitas kholinergik sentral yang berhubungan dengan perubahan tidur
initerlihat pada orang depresi, sehingga terjadi pemendekan latensi tidur REM.Pada obat antikolinergik
(scopolamine) yang menghambat pengeluarankholinergik dari lokus sereleus maka tamapk gangguan
pada fase awal danpenurunan REM.
4. Sistem histaminergik
Pengaruh histamin sangat sedikit mempengaruhi tidur
5. Sistem hormon
Pengaruh hormon terhadap siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormonseperti ACTH, GH, TSH, dan
LH.Hormon hormon ini masing-masing disekresisecara teratur oleh kelenjar pituitary anterior melalui
hipotalamus patway.Sistem ini secara teratur mempengaruhi pengeluaran neurotransmiternorepinefrin,
dopamin, serotonin yang bertugas mengatur mekanisme tidur danbangun.15
Daftar Pustaka
1. Guyton. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 10. 2002. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Hal.231-243.
2. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-6
Jilid 2. Jakarta: EGC; 2006.
3. Sukardi. Neuroanatomia medica. 2006. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal.6-
13.
4. Encephalon. Diunduh tanggal 12 April 2012 dari
:http://alqarniu.blogspot.com/2010/10/otak.html.
5. Sistem saraf tepi. Diunduh tanggal 12 April 2012 dari: http://www.e-dukasi.net/.
6. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2007. h. 74-93.
7. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar: teks dan atlas.Ed.10. Jakarta:EGC; 2007.h.
153-179.
8. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Ed. 6. Jakarta: EGC; 2006. h.
778-80.
9. Simpatis dan Parasimpatis . Diunduh tanggal 13 April 2012 dari:
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/10/31.
10.Semiun F. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius.2006. hal. 206-212
11. Hypothalamus. Diunduh tanggal 13 Maret 2012 dari http://dodidulsmind.wordpress.com/.
12. Leeson Leeson Paparo. Buku Ajar Histologi. 2002. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Hal.227.
13.Brooker C. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC.2009. hal.48
14. Evelyn C. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Gramedia; 2005.h.70.
15. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW.Biokimia harper. Ed 27. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2006.h.582-9.
Rama 3, Campbell, Reece, Mitchell. Biologi edisi ke 5 jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga;2004, h
221.
5, Sherwood Lauree. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Ed 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2009.h.166,728-9,749.