Makalah Blok 1

21
MAKALAH BLOK 1 ADULT LEARNER DAN SCL(STUDENT CENTERD LEARNING) DISUSUN OLEH : DWI INAS SARI 20140320007 PSPN 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 1

description

mmm

Transcript of Makalah Blok 1

Page 1: Makalah Blok 1

MAKALAH BLOK 1

ADULT LEARNER DAN SCL(STUDENT CENTERD LEARNING)

DISUSUN OLEH :

DWI INAS SARI

20140320007

PSPN 2014

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

1

Page 2: Makalah Blok 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Penerapan Adult Learning dan Student centered learning” ini tepat waktunya.

Saya menyadari bahwa tugas ini masih mengalami banyak kekurangan, kesalahan, serta jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari dosen rekan-rekan pembaca agar saya dapat menyempurnakan kembali. Akhirnya dengan diselesaikannya tugas ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 18 Oktober 2012

Penulis

2

Page 3: Makalah Blok 1

Daftar IsiKata pengantar.................................................................................................... 2Daftar isi.............................................................................................................. 3BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 41.1 Latar Belakang.............................................................................................. 41.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 41.3 Tujuan........................................................................................................... 51.4 Manfaat......................................................................................................... 5

BAB II ISI........................................................................................................... 6

2.1 Pengertian Andrologi (Adult Leaning)......................................................... 62.2 Pengertian SCL (Student Centered Learning).............................................. 62.3 Pengalaman belajar sebelum kuliah............................................................. 72.4 Pengalaman belajar selama 2-3 minggu pertama di PSPN 2013................. 72.5 Perbedaan antara keduanya.......................................................................... 72.6 Strategi atau metode yang sesuai dengan adult learning dan SCL............... 82.7 Pencapaian yang didapat.............................................................................. 112.8 Penghambat dan pendorong......................................................................... 11

Bab iii penutup.................................................................................................... 13

3.1 kesimpulan.................................................................................................... 13

3.2 saran.............................................................................................................. 13

Daftar pustaka..................................................................................................... 14

3

Page 4: Makalah Blok 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Orang dewasa adalah orang yang telah memiliki banyak pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan kemampuan mengatasi permasalahan hidup secara mandiri. Orang dewasa terus berusaha meningkatkan pengalaman hidupnya agar lebih matang dalam melakukan untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Orang dewasa bukan lagi menjadi obyek sosialisasi yang dibentuk dan dipengaruhi orang lain untuk menyesuaikan dirinya dengan keinginan para pemegang otoritas di atas dirinya sendiri, akan tetapi dalam perspektif pendidikan, orang dewasa lebih mengarahkan dirinya kepada pencapaian pemantapan identitas dan jati dirinya untuk menjadi dirinya sendiri. Dengan demikian keikutsertaan orang dewasa dalam belajar memberikan dampak positif dalam melakukan perubahan hidup kearah yang lebih baik.

Pendidikan orang dewasa tidak cukup hanya dengan memberi tambahan pengetahuan saja, namun harus dibekali dengan rasa percaya yang kuat dalam dirinya sehingga apa yang akan dilakukan dapat dijalankan dengan baik. Orientasi belajar berpusat pada kehidupan, dengan demikian orang dewasa belajar tidak hanya untuk mendapatkan nilai yang bangus akan tetapi orang dewasa belajar untuk meningkatkan kehidupannya. Dengan belajar orang dewasa akan mendapatkan pengalaman yang lebih banyak lagi, sehingga belajar bagi orang dewasa lebih fokus pada peningkatan pengalam hidup tidak hanya pada pencarian ijazah saja. Pengalaman merupakan sumber terkaya dalam pembelajaran sehingga orang dewasa semakin kaya akan pengalaman dan termotifasi untuk melakukan upaya peningkatan hidup. Sifat belajar orang dewasa bersifat subyektif dan unik, hal itulah yang membuat orang dewasa untuk semakin berupaya semaksimal mungkin dalam belajar, sehingga apa yang menjadi harapan dapat tercapai.

Belajar dan pembelajaran orang dewasa memiliki karakteristik yang spesifik, terkait dengan karakteristik perkembangannya yang berbeda dengan periode lain. Konsep pembelajaran bagi orang dewasa sering diistilahkan dengan Andragogi. Andragogi merupakan ilmu mengenai pembimbingan orang dewasa atau ilmu mengajar orang dewasa. Karakteristik andragogi berbeda dengan konsep pembelajaran yang diperuntukkan untuk anak-anak, atau yang disebut dengan pedagogi. Perbedaan antara andragogi dengan pedagogi adalah bahwa adragogi berkaitan dengan proses pencarian dan penemuan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melangsungkan kehidupan, sedangkan pedagogi berkaitaan dengan proses mewariskan kebudayaan dan pengetahuan generasi sebelumnya ke generasi saat ini.

1.2 Rumusan Masalah1. Mengenal adult learning dan SCL2. Merefleksikan pengalaman belajar sebelum kuliah3. Merefleksikan pengalaman belajar selama 2-3 mg pertama di PSIK UMY4. Membuat analisis perbedaan keduanya5. Membuat strategi belajar yang sesuai6. Membuat target pencapaian sebagai mahasiswa UMY7. Membuat rencana strategi belajar yang sesuati adult learning dan SCL8. Menganalisis faktor penghambat dan pendorong

4

Page 5: Makalah Blok 1

1.3 TujuanTujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui metode belajar yang tepat sebagai mahasiswa dalam menerapkan Adult Learning dan SCL

2. Untuk menganalisis perbedaan Adult Learning dan SCL3. Untuk mengetahui strategi belajar yang sesuai Adult Learning dan SCL

1.4 ManfaatManfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui tentang Adult Learning dan SCL2. Dapat mengetahui metode belajar yang tepat sesuai Adult Learning dan SCL3. Dapat mengetahui perbedaan Adult Learning dan SCL4. Dapat mengetahui Strategi belajar yang tepat sesuai Adult Learning dan SCL

5

Page 6: Makalah Blok 1

BAB II

ISI

2.1 Pengertian Andrologi (Adult Leaning)

Andragogi (andragogy) berasal dari kata Yunani “ aner” atau “andr”, berarti orang dewasa dan agogi. Agogi (Agogy) berasal dari kata Yunani “Agogus” yang berarti “memimpim/membimbing”. Agogi berarti “aktivitas memimpin/ membimbing” atau “seni dan ilmu memimpin/membimbing”, atau “seni dan ilmu mempengaruhi orang lain”.

Menurut Kartini Kartono (1997), androgogi adalah ilmu membentuk manusia, yaitu membentuk kepribadian seutuhnya, agar mereka mampu mandiri di tengah lingkungan sosialnya. Androgogi secara harfiah dapat diartikan sebagai seni dan pengetahuan mengajar orang dewasa.

Istilah andragogi seringkali dijumpai dalam proses pembelajaran orang dewasa (adult learning), baik dalam proses pendidikan nonformal (pendidikan luar sekolah) maupun dalam proses pembelajaran pendidikan formal. Pada pendidikan nonformal teori dan prinsip andragogi digunakan sebagai landasan proses pembelajaran pada berbagai satuan, bentuk dan tingkatan (level) penyelenggaraan pendidikan nonformal. Pada pendidikan formal andragogy seringkali digunakan pada proses pembelajaran pada tingkat atau level pendidikan menengah ke atas. Andragogi adalah suatu bentuk pembelajaran yang mampu melahirkan sasaran pembelajaran (lulusan) yang dapat mengarahkan dirinya sendiri dan mampu menjadi guru bagi dirinya sendiri. Dengan keunggulan-keunggulan itu andragogi menjadi landasan dalam proses pembelajaran pendidikan nonformal. Hal ini terjadi karena pendidikan nonformal formula pembelajarannya diarahkan pada kondisi sasaran yang menekankan pada peningkatan kehidupan, pemberian keterampilan dan kemampuan untuk memecahkan permasalahan yang dialami terutama dalam hidup dan kehidupan sasaran di tengah-tengah masyarakat.

2.2 Pengertian SCL (Student Centered Learning)

SCL adalah metode pembelajaran yang lebih memfokuskan pada kebutuhan peserta didik daripada aspek pembelajaran yang teoritis. Dengan metode yang memusatkan kegiatan pada peserta didik untuk selalu belajar mandiri sebagai pusat kegiatan belajar mengajar. Sehingga peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Melalui metode ini peserta didik ditantang untuk memiliki daya kritis mampu menganalisa dan dapat memecahkan masalah-masalahnya sendiri. Peran guru/dosen dalam pembelajaran SCL bergeser dari semula menjadi seorang pengajar (teacher) menjadi mitra pembelajaran (fasilitator). TCL adalah suatu metode pembelajaran dimana guru/dosen sebagai pusat informasi, sehingga peserta didik hanya menerima dari apa yang diberikan oleh guru/dosen. Dan peserta didik mengikutinya hanya karena nilai, sehingga peserta didik relatif  bersikap pasif.

6

Page 7: Makalah Blok 1

2.3 Pengalaman belajar sebelum kuliah

- Masih menganut sistem TCL (Teaching centers Learning) yaitu kegiatan belajar masih berpusat kepada guru.

- Masih bersifat paedagogy.- Saling membutuhkan antara murid dan guru- Murid masih dimanja guru- Jadwal teratur

2.4 Pengalaman belajar selama 2-3 minggu pertama di PSPN

- Jadwal tergantung dosen- Mahasiswa yg lebih membutuhkan dosen - Sudah bersifat Androgogi- Besifat adult learning dan SCL (student centered learning) - Mahasiswa diharapkan aktif, dosen hanya memberi kisi kisi dan mahasiswa yang

mecari sumber belajar sendiri.

2.5 Perbedaan antara keduanya

- metode belajar masih terbayang metode belajar SMA yang berbeda dengan perkuliahan

- Waktu kuliah yang sering berubah ubah tidak teratur seperti di SMA- Dosen yang sangat suah ditemui tidak sepeti di SMA- cara belajar yang menggunakan sistem praktis, yang berbada dengan masa SMA- SMA bersifat Pedagogi, kuliah Androgogi, berikut perbedaanya :

ANDROGOGI PAEDAGOGIBENTUK Peningkatan kehidupan,

keterampilan, dan pemecahan masalah

Asimilasi, identifikasi, dan peniruan

PSIKOLOGIS Mampu mengarahkan diri, bertanggung jawab terhadap tindakannya, mandiridan mampu mengambil keputusannya sendiri

Masih tergantung pada orang tua dan orang terdekat

- Perubahan TCL menjadi SCL

TCL SCLInformation gathering

Pembelajaran yang hanya mendapatkan/mengumpulkan

Problem based

Pembelajaran untuk menangani masalah dalam kehidupan nyata tidak

7

Page 8: Makalah Blok 1

infomasi dari pihak pengajar terfokus informasi yang di dapat dari pihak pengajar tapi bisa dicari sendiri sesuai pemasalahan yang ada dalam kehidupan nyata.

Discipline/speciality

Hanya mempelajari/membahas satu dispilin ilmu yang sedang diajarkan

Integrated

Terpadu, dapat secara luas membahas suatu ilmu pengetahuan tanpa kontekstual

Hospitality based

Komunikasi satu arah, peserta didik hanya mendengarkan

Communicaty based

Komunikasi dua arah, dan lebih banyak diskusi sehingga tercipta suatu komunikasi dalam forum

Opportunistic

Pemegang kendali adalah pengajar

Systematic/planned

Sistematis karena sudah direncanakan sehingga pengajar sebagai fasilitator dan pemegang kendali adalah peserta didik.

2.6 Strategi atau metode yang sesuai dengan adult learning dan SCL

Model Belajar Hal yang dilakukan Peserta didik Hal yang dilakukan pengajarSmall Group Discussion

Membentuk kelompok (5-10 orang)

Memilih bahan diskusi Mempresentasikan makalah

dan mendiskusikannya di kelas

Membuat rancangan bahan diskusi dan aturan diskusi

Menjadi moderator sekaligus mengulas hasil diskusi mahasiswa pada setiap akir sesi

Simulasi Mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan kepadanya

Mempraktikan/mencoba berbagai model(komputer) yang telah disiapkan

Merancang situasi/kegiatan yang mirip dengan yang sesungguhnya, bisa berupa bermain peran, model komputer, atau berbagai latihan simulasi

Membahas kinerja mahasiswa

Discovery Learning

Mencari, mengumpulkan, dan menyusun informasi yang ada untuk mendiskripsikan suatu pengetahuan

Menyediakan data atau petunjuk (metode) untuk menelusuri suatu pengetahuan yang harus dipelajari oleh mahasiswa

Memeriksa dan memberi ulasan terhadap hasil

8

Page 9: Makalah Blok 1

belajar mandiri mahasiswa

Self-Directed Learning

Merencanakan kegiatan belajar , melaksanakan, dan menilai pengalaman belajarnya sendiri

Sebagai fasilitator

Cooperative Learning

Membahas dan menyimpulkan masalah/tugas yang diberikan dosen secara kelompok

Merancang dan memantau proses belajar dan hasil belajar kelompok mahasiswa

Menyiapkan suatu masalah/kasus atau bentuk tugas untuk diselesaikan oleh mahasiswa secara berkelompok

Collaborative Learning

Bekerja sama dengan anggota kelompoknya dalam mengerjakan tugas

Membuat rancangan proses dan bentuk penilaian berdasarkan konsensus kelompoknya sendiri

Merancang tugas yang bersifat open ended

Sebagai fasilitator dan motivator

Contextual Instruction

Membahas konsep (teori) berkaitan dengan situasi nyata

Melakukan studi lapangan/terjun di dunia nyata untuk mempelajari kesesuaian teori

Menjelaskan bahan kajian yang bersifat teori dan mengaitkannya dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari, kerja profesional, manajerial, atau entrepreneurial

Menyusun tugas untuk studi mahasiswa terjun ke lapangan

Project Based Learning

Mengerjakan tugas (berupa proyek) yang telah dirancang secara sistematis

Menunjukkan kinerja dan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya di forum

Merancang suatu tugas (proyek) yang sistematis agar mahasiswa belajar pengetahuan dan keterampilan melalui proses pencarian/penggalian(inquiri) yang terstruktur dan kompleks

Merumuskan dan melakukan proses pembimbingan.

Problem Based Learning

Belajar dengan mengali/mencari informasi

Merancang suatu tugas untuk mencapai

9

Page 10: Makalah Blok 1

(inquiri) serta memanfaatkan informasi tersebut untuk memecahkan masalah faktual atau yang dirancang oleh dosen

kompetensi tertentu Membuat petunjuk

(metode) untuk mahasiswa dalam mencari pemecahan masalah yang dipilih oleh mahasiswa sendiri atau yang ditetapkan

Langkah-langkah yang dilakukan pendidik dalam menerapkan strategi pembelajaran partisipatif adalah:

1) melakukan asesment kebutuhan belajar, merumuskan tujuan, mengidentifikasi hambatan, dan menetapkan prioritas yang akan digunakan untuk mengelola kegiatan pembelajaran.

2) Memilih tema/pokok bahasan dan/atau tugas yang harus dilakukan dalam pembelajaran dan menentuka indicator pencapaian tujuan pembelajaran.

3) Mengenai dan mengkaji karakteristik peserta didik sebagai bahan masukan dalam menyusun rencana pembelajaran

4) Mengidentifikasi isi/materi atau bahan pelajaran/rincian tugas pembelajaran

5) Merumuskan tujuan pembelajaran

6) Merancang kegiatan pembelajaran, dengan memilih metode, media pembelajaran yang digunakan secara tepat dan pengelolaan waktu.

7) Memilih fasilitas pembelajaran dan sumber bahan yang mendukung proses pembelajaran.

8) Mempersiapkan sistem evaluasi proses dan hasil kegiatan pembelajaran.

9) Mempersiapkan tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Menurut Tom Nesbit, Linda Leach & Griff Foley (2004) bahwa ada enam prinsip dalam praktek pembelajaran orang dewasa agar dapat diterapkan secara efektif, yaitu: 1) adanya partisipasi secara sukarela, 2) adanya perasaan respek secara timbal balik, 3) Adanya semangat berkolaborasi dan kooperasi, 4) adanya aksi dan refleksi, 5) tersedianya kesempatan refleksi kritis dan 6) adanya iklim pembelajaran yang kondusif untuk belajar secara mandiri.

Prinsip tersebut sangat berkaitan dengan karakteristik orang dewasa yang telah memiliki konsep diri dan pengalaman yang cukup banyak. Konsep diri orang dewasa telah mandiri dan bergantung sepenuhnya kepada orang lain dalam menentukan pilihan atau keputusan pemecahan masalah. Pengalaman merupakan pembelajaran yang sangat berharga bagi orang dewasa.

10

Page 11: Makalah Blok 1

2.7 Pencapaian yang didapat

1. IPK Cumlaude (>3.70) dan Lulus tepat waktu2. Aktif berorganasi dan berkontrusi besar di organisasi tersebut3. Menang Lomba Tingkat Internasional dan Tingkat Nasional4. Mendapatkan Beasiswa5. Mendapatkan kesempatan untuk pertukaran pelajar ke Jepang6. Mendapatkan Pekerjaan/ Beasiswa Melanjutkan Kuliah Sebelum Lulus7. Banyak teman dan koneksi8. Menghasilkan sesuatu yang bisa membanggakan orang tua

2.8 Penghambat dan pendorong

  Berbagai penghambat dalam proses belajar dan mengajar orang dewasa seperti :

a. Secara Fisiologis.

Panca Indera. Untuk mereka yang berusia di atas empat puluh tahun, hambatan dalam indera penglihatan, dan pendengaran sering terjadi. Penurunan daya-daya fisiologis manusia terjadi sejak di usia 35 tahun. Hal ini dapat menjadi faktor penghalang dalam kelancaran kegiatan belajar.

Ganguan pernafasan seperti yang disebabkan bronkhitis kronis, yang tentu saja dapat menganggu konsentrasi belajar. Kalau seseorang terus mnerusbtuk ketika kegiatan belajar berlangsung, maka hal itu dapat menganggu konsentrasi yang lainnya.

Ganguan pencernaan, dapat mengganggu proses berpikir mengalami masalah. Kondisi fisik yang sudah menurun sehingga menyebabkan orang dewasa mudah lelah

saat belajar. Ganguan kesehatan lainnya

Pengaturan ruang belajar perlu kita pikirkan dengan baik agar peserta didik dapat lebih konsentrasi dalam mengikuti kegiatan belajar. Kalau kita mengadakan acara camping beberapa hari misalnya, masalah gizi dan jadwal acara pun harus dipertimbangkan agar tidak terlalu padat dan menekan.

b. Secara Psikologis.

Lemahnya motivasi. Ada dua jenis motivasi. Pertama, motivasi yang datang dari luar (eksternal) seperti pujian orang, suasana belajar yang menyenangkan, kawan-kawan yang mendukung dan menerima; atau adanya sanksi atau hukuman yang menantang kalau tidak mengikuti kegiatan dengan baik. Kedua, motivasi yang tumbuh dari dalam diri sendiri seperti rasa ingin tahu, perasaan puas dan bahagia. Peserta didik dewasa perlu mendapat bantuan dalam hal pembangkitan motivasi ini.

Ketidakstabilan emosi, sulit menguasai diri, khusus dalam relasi dengan orang lain di dalam atau di luar rumah. Tidak jarang kita menemukan peserta pembinaan yang mudah tersinggung ketika pandangannya kurang berkenan bagi rekan-rekan.

Pengalaman masa lalu, kekecewaan atau frustasi; pengalaman buruk dalam segi belajar disekolah atau diluar sekolah. Orang menjadi enggan berusaha untuk memahami hal-hal yang baru karena tidak merasa tidak berdaya atau kurang kompeten.

11

Page 12: Makalah Blok 1

Mekanisme pertahanan diri, yakni strategi yang dilakukan individu dalam menghadapi masalah seperti konflik  rasionalisasi, represi, penyangkalan diri, substitusi, agresi, bersikap pasif, dll. Bila berhadapan dengan masalah, juga konflik, orang dewasa akan menunjukkan satu atau lebih mekanisme pertahanan diri di dalam menghadapi dan mengatasinya.

Cara berpikir atau cara belajar tipe lamban atau cepat; tipe teliti atau tergesa-gesa; tipe analisis atau sintesis; ada pula tipe perasa dan pemikir. Perbedaan ini harus dipahami oleh orang dewasa, supaya kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Kelebihan seorang peserta pembina dapat melengkapi kekurangan peserta lainnya.

c. Secara Sosiologis

Kebimbangan peran. Hal ini terutama dialami oleh peserta didik dewasa awal yang belum tuntas pencarian jati dirinya. Mereka ingin mencoba peran ini atau itu dan sebab itu menyibukkan diri dalam upaya itu. Hal demikian dapat mengurangi tingkat konsentrasi.

Suasana tidak akrab atau tidak bersahabat. Suasana diantara anggota kelompok yang kurang akrab atau kurang bersahabat dapat menganggu kegiatan belajar. Dalam situasi semacam itu perasaan sebagai “orang asing” (terisolasi) bertumbuh, menyebabkan rasa tidak aman dan tidak nyaman. Karena hambatan itu harus diatasi dengan baik dan berhati-hati. Upaya untuk mengakrabkan para peserta didik diperlukan sekali, seperti melalui ice-breaking lewat permainan.

Beratnya tanggungjawab dan rasa jenuh (stagnasi). Hal ini umumnya dialami oleh mereka pada tingkat usia dewasa paruh baya. Kegiatan belajar mengajar bersama orang dewasa harus sedemikian rupa menyenangkan, dan tidak dipenuhi dengan tugas-tugas yang berat. Apa yang dipelajari harus dirasakan bermanfaat di masa kini.

Kecewa atas masa lalu. Perasaan kecewa atas perjalanan hidup dimasa lalu dapat terbawa aam kegiatan belajar mengajar yang diikuti orang dewasa. Mereka dapat mengungkapkan sikap pesimis atas apa yang sedang dipelajari. Muncul perasaan bahwa kegiatan yang ditempuhnya tidak membawa manfaat.

d. Secara Spritual.

Kurangnya pemahaman dan pengetahuan agama tentang anjuran pentingnya menuntut ilmu sehingga terkadadang timbul keengganan untuk belajar karena tidak ada dasar yang kuat. 

Pemahaman keagamaan yang terlalu sempit bagi sebagian orang dewasa sehingga mereka tidak merasa memerlukan pengetahuan-pengetahuan yang bersifat duniawi.

Beberapa pendorong pembelajaran orang dewasa :

1. Bagi orang dewasa, terciptanya suasana belajar yang kondusif merupakan suatu fasilitas yangmendorong mereka mau mencoba perilaku baru, berani tampil beda, dapat berlaku dengan sikapbaru dan mau mencoba pengetahuan baru yang mereka peroleh.

2. Fasilitas belajar yang memadai 3. Kondisi tubuh yang fit4. Motivasi yang tinggi dari faktor internal maupun ekternal

12

Page 13: Makalah Blok 1

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

            Pendidikan orang dewasa (andargogi)  sangat berbeda dengan pendidikan pada anak-anak (pendagogi).  Sehingga banyak kendala dan masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar orang dewasa.

            Metode belajar nya juga pun berbeda dengan masa di bangku SMA, dari sistem TCL (Teaching Centered Learning) berubah ke SCL (student centered learning).

3.2 Saran

Dengan mengetahui perbedaan pengalaman sebelum dan sesudah kuliah serta mengetahui metode yang sesuai dan kendala belajar mengajar orang dewasa diharapkan kita dapat mengatasi segala permasalahan dan kendala yang muncul dalam proses belajar mengajar tersebut.

13

Page 14: Makalah Blok 1

DAFTAR PUSTAKA

https://ml.scribd.com/doc/138094918/Jurnal-Adult-Learning.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195109141975011-AYI_OLIM/andragogi_PDF2.pdf.

Ferry efendi, Nursalam. 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Dr. Sujarwo, M.Pd . “STRATEGI PEMBELAJARAN ORANG DEWASA (PENDEKATAN ANDRAGOGI)” makalah JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

14