makalah imunisasi blok 26 (1).doc

download makalah imunisasi blok 26 (1).doc

of 22

Transcript of makalah imunisasi blok 26 (1).doc

MAKALAH PBL BLOK 26Masalah Gizi dan Imunisasi Dasar

Sucitra.setiawan102008042KELOMPOK E9email: [email protected] KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

2013

Di Indonesia saat ini, masalah kesehatan menjadi topik yang paling menarik untuk dibahas. Apalagi Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai penduduk yang banyak dan masyarakat yang majemuk. Masyarakat adalah suatu keseluruhan hubungan dalam hidup bersama kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya. Masyarakat sebagai kelompok individu tidak terlepas dari apa yang disebut kesehatan. Oleh sebab itulah peran serta masyarakat adalah salah satu syarat bagi keberhasilan, kelangsungan dan kemandirian pembangunan bangsa, termasuk pembangunan di bidang kesehatan. Apalagi ditambah dengan keterbatasan tenaga medis saat ini. Peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan diwujudkan antara lain dengan menjalankan cara hidup sehat lewat penyelenggaraan berbagai upaya pelayanan kesehatan.

Dengan keterbatasan tenaga medis dan jumlah kader membuat kita menarik kesimpulan sementara bahwa timbulnya masalah kesehatan masyarakat serta meningkatnya angka kelahiran disebabkan kurangnya peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan yang dikhususkan pada POSYANDU. Oleh sebab itu sangatlah penting untuk memberdayakan peran serta masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Namun,hal ini bukanlah hal yang mudah. Pengetahuan tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat harus dimiliki oleh seseorang yang ingin memberdayakan tenaga masyarakat terkhususnya kita calon dokter, apalagi ditambah dengan tingkat pendidikan masyarakat yang rata-rata masih rendah. Untuk itulah bekal ilmu kesehatan masyarakat harus dimiliki oleh masing-masing kita agar dapat dibagikan kepada masyarakat yang tentunya dengan penyesuaian tingkat pendidikan. Untuk itulah makalah ini disusun dengan harapan agar ilmu yang didapat bisa menjadi bekal untuk hari depan.

.1.1 Konsep Dasar Kesehatan Masyarakat

Kesehatan masyarakat merupakan kesatuan unit praktek kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk pengembangan dan peningkatan kemampuan hidup sehat bagi pendidikan (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) menggunakan konsep dan ketrampilan serta praktek kesehatan masyarakat (Freeman).1Kesehatan masyarakat adalah suatu ilmu dan seni yang bertujuan untuk:

1. Mencegah timbulnya penyakit

2. Memperpanjang umur

3. Meningkatkan nilai kesehatan fisik dan mental melalui usaha-usaha, kesehatan masyarakat yang terorganisasi untuk:

a. Memperbaiki kesehatan lingkungan.b. Pemberantasan penyakit-penyakit infeksi dan masyarakat.c. Mendidik masyarakat dalam prinsip-prinsip kesehatan perorangan.d. Mengkoordinasi tenaga-tenaga kesehatan agar mereka dapat melakukan pengobatan dan perbuatan dengan sebaik-baiknya.e. Mengembangkan usaha-usaha masyarakat agar dapat mencapai tingkat hidup setinggi-tingginya sehingga dapat memperbaiki dan memelihara kesehatan (menurut WHO). Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat (Promosi Kesehatan)1,4,5Ruang lingkup kesehatan masyarakat meliputi usaha-usaha:

1. Promotif (Peningkatan kesehatan)Usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan yang meliputi usaha-usaha, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratu, istirahat yang cukup dan rekreasi sehingga seorang dapat mencapai tingkat kesehatan yang optimal.2. Preventif (Pencegahan penyakit)Usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit melalui usaha-usaha pemberian imunisasi pada bayi dan anak, bumil, pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini.3. Kuratif (Pengobatan)

Usaha yang ditujukan terhadap orang yang sakit untuk dapat diobati secara tepat sehingga dalam waktu singkat dapat dipulihkan kesehatannya.4. Rehabilitatif (Pemeliharaan Kesehatan) Usaha yang ditujukan terhadap penderitaan yang baru pulih dari penyakit yang dideritanya .Upaya-upaya tersebut termasuk dalam promosi kesehatan. Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.8Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkaitan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat.6 Tingkat-Tingkat Pencegahan Penyakit1Lima tingkat pencegahan penyakit menurut Leavel dan Clerk:

1. Peningkatan kesehatan (Health Promotion).2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (General and Spesifik Protection).3. Menegakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (Early Diagnosis and Prompt Treatment).4. Pembatasan kecacatan (Disability Limitation).5. Penyembuhan kesehatan (Rehabilitation).Lima upaya tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1. Upaya pencegahan primer

a. Upaya peningkatan kesehatan

Merupakan upaya pencegahan yang umumnya bertujuan meningkatkan taraf kesehatan individu/keluarga/masyarakat, misalnya:

Penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, penyusunan pola gizi memadai, pengawasan pertumbuhan anak balita dan usia remaja. Perbaikan perumahan yang memenuhi syarat kesehatan

Kesempatan memperoleh hiburan sehat yang memungkinkan pengembangan kesehatan mental dan sosial

Pendidikan kependudukan, nasihat perkawinan, pendidikan seks dan sebagainya.

Pengendalian faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan.

b. Perlindungan umum dan khusus

Perlindungan khusus terhadap kesehatan, golongan masyarakat serta keadaan tertentu yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat kesehatan. Upaya-upaya yang termasuk perlindungan umum dan khusus antara lain:

Peningkatan higiene perorangan dan perlindungan terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan. Perlindungan tenaga kerja terhadap setipa kemungkinan timbulnya penyakit akibat kerja. Perlindungan terhadap bahan-bahan beracun, korosif, alergen, dan sebagainya. Perlindungan terhadap sumber-sumber pencernaan.2. Upaya pencegahan sekunder

Pada pencegahan sekunder termasuk upaya yang bersifat diagnosis dini dan pengobatansegera (early diagnosis and prompt treatment) meliputi mencari kasus sedini mungkin yang adalah:

Melakukan general check up rutin pada tiap individu. Melakukan berbagai survei (survei sekolah, rumah tangga) dalam rangka pemberantasan penyakit menular. Pengawasan obat-obatan, termasuk obat terlarang yang diperdagangkan bebas, golongan narkotika, psikofarmaka dan obat-obat bius lainnya.3. Upaya pencegahan tersier Pencegahan tersier berupa pencegahan terjadinya komplikasi penyakit yang lebih parah. Bertujuan untuk menurunkan angka kejadian cacat fisik maupun mental yang antara lain:

a. Penyempurnaan cara pengobatan serta perawatan lanjut.b. Rehabilitasi sempurna setelah penyembuhan penyakit (rehabilitasi fisik dan mental).c. Mengusahakan pengurangan beban sosial penderita, sehingga mencegah kemungkinan terputusnya kelanjutan rehabilitasi dan sebagainya.Selain pengetahuan dasar mengenai konsep dasar kesehatan masyarakat, perlu juga kita mngetahui konsep dasar sehat-sakit.

1.2 Konsep Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU)1-3Posyandu merupakan suatu strategi yang tepat untuk melakukan intervensi pembinaan kelangsungan hidup anak dan pembinaan perkembangan anak. Pengertian posyandu:

Suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan dan keluarga berencana yang dilaksanakan di tingkat desa dalam wilayah kerja masing-masing Puskesmas. Salah satu wujud peran serta masyarakat dalam pembangunan khususnya kshatan, dengan menciptakan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Tujuan

Tujuan Operasional Meluaskan jangkauan kegiatan program.

Meningkatkan cakupan kegiatan program.

Untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Tujuan Jangka Panjang/Tujuan Akhir

Untuk dapat menurunkan angka kematian bayi atau Infant Mortality Rate (IMR).

Untuk dapat menurunkan angka kelahiran atau Birth Rate.

Penurunan angka kematian ibu bersalin atau Maternal Mortality Rate (MMR).

Posyandu berlokasi di setiap desa/kelurahan. Bila diperlukan dan memiliki kemampuan,dimungkinkan untuk didirikan di RW atau dusun. Kedudukan posyandu terhadap pemerintahan desa/kelurahan adalah sebagai instansi pemerintahan yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan di desa/kelurahan. Posyandu juga sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara kelembagaan dibina oleh pemerintahan desa/kelurahan. Kedudukan posyandu terhadap puskesmas adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara teknis dan medis dibina oleh puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab melaksanakan pembangunan kesehatan di kecamatan. Pengorganisasian (Struktur Organisasi)

Struktur organisasi poyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada saat pembentukan posyandu. Strktur organisasi tersebut bersifat fleksibel, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya. Struktur organisasinya minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara serta kader posyandu yang merangkap sebagai anggoata. Pengelola posyandu

Pengelola posyandu dipilih dari masyarakat dan oleh masyarakat pada saat pembentukan posyandu. Kriteria seorang pengelola posyandu adalah sebagai berikut:

a. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat

b. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mamu memotovasi masyarakat

c. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat Kader PosyanduKader posyandu dipilih oleh pengurus Posyandu dari anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan posyandu. Kriteria kader posyandu adalah sebagai berikut:

Berasal dari anggota masyarakat setempat

Dapat membaca dan menulis huruf latin

Mempunyai jiwa pelopor, pembaharu dan penggerak masyarakat

Bersedia bekerja secara sukarela, memiliki kemampuan dan waktu luang Program dan Sasaran

Program Utama:

1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)a. Ibu Hamil

Pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil antara lain:

1. Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh kader kesehatan. Jika ada petugas puskesmas, ditambah dengan pengukuran tekanan darah dan pemberian imunisasi Tetanus Toksoid.

2. Diadakannya kelompok ibu hamil yang setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain dengan kegiatan sebagai berikut:

Penyuluhan: tanda bahaya pada bumil, persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB dan gizi

Perawatan payudara dan pemberian ASI

Peragaan pola makan bumil

Peragaan perawatan bayi baru lahir

Senam bumil

b. Ibu Nifas dan Menyusui

Pelayanan yang diberikan kepada ibu nifas dan menyusui mencakup:

1. Penyuluhan kesehatan, KB (bisa juga kepada PUS), ASI dan gizi ibu, ibu nifas, perawatan kebersihan jalan lahir (vagina)

2. Pemberian vitamin A dan tablet besi

3. Perawatan payudara

4. Senam ibu nifas

5. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dan tersedia ruangan, dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundus dan pemeriksaan lochia.c. Bayi dan Anak Balita

Pelayanan yang disediakan untuk balita mencakup:

Penimbangan berat badan

Penentuan status pertumbuhan

Penyuluhan

Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imuniasasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera di rujuk ke puskesmas.

Selain kegiatan di atas Posyandu juga memberikan latihan kepada dukun beranak.2. Keluarga Berencana (KB)

Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader adalah pemerian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan suntikan KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dilakukan pemasangan IUD

3. Pemberantasan Penyakit Menular Pemberantasan penyakit menular dilakukan dengan mengadakan pelayanan imunisasi di Posyandu yang hanya dilaksanakan apabila ada petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi, balita atau bumil. Penyakit yang dapat diberikan imunisasinya antara lain, TBC, Tetanus, Difteri, Batuk Rejan (Pertusis), Folio Nyelitis, Campak dan Hepatitis B. Selain itu dapat juga dilakukan pemberantasan vektor dengan cara penyemprotan menggunakan insektisida, Fogging dan Abatisasi untuk DHF, Oiling, Drynage, genangan air dan perbaikan sistem pembuangan sampah untuk pemberantasan malaria.4. Gizi

Pelayanan dilakukan oleh kader dengan sasaran meliputi bayi, balita, bumil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan antara lain, penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A untuk bayi 2x setahun, melakuakan pemeriksaan HB dan BB ibu hamil secara rutin dan pemberian sirup Fe.vKhusus untuk bumil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta kapsul yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah endemik gondok. Selain itu dilakukan juga pemberian obat cacing untuk anak yang kurang gizi karena gangguan parasit cacing. Apabila setelah 2 kali penimbangan tidakada kenaikan dirujuk ke Puskesmas.

5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare

Pencegahan dilakukan dengan cara penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), pemeberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit yang disediakan Penyelanggaraan Kegiatan

Kegiatan diselenggarakan dan dimotori oleh Kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas. Jumlah minimal kader untuk setiap posyandu adlaah 5 orang yang sesuai dengan sistem 5 meja. Sistem 5 meja disini bukan merujuk pada arti harafiah meja, melainkan menunjuk pada jumlah jenis pelayanan yang dilaksanakan terpisah. Guna meminimalisir kesalahpahaman maka istilah 5 meja diganti menjadi langkah pelayanan. Langkah-langkah tersebut dapat diuraikan secara sederhana seperti berikut ini:Tabel 1.1 Pelayanan pada setiap langkah dan penangguang jawab pelaksanaan

LangkahPelayananPelaksana

PertamaPendaftaranKader

KeduaPenimbanganKader

KetigaPengisian KMSKader

KeempatPenyuluhanKader

KelimaPelayanan KesehatanPetugas kesehatan dan sektor terkait bersama kader

Pencatatan dan Pelaporan

1. Pencatatan

Pencatatan dilakukan oleh kader segera setelah kegiatan dilaksanakan. Pancatatan dilakukan dengan Sistem Informasi Posyandu (SIP) terlampir, yaitu:

a. Format 1: Catatan kelahiran dan kematian bayi, ibu hamil dan kematian ibu (hamil, melahirkan, dan nifas)

b. Format 2: Register bayi dan balita di wilayah kerja posyandu

c. Format 3: Register WUS dan PUS di wilayah kerja posyandu

d. Format 4: Register bumil di wilayah kerja posyandu

e. Format 5: Data hasil kegiatan posyandu pada hari buka posyandu

2. Pelaporan

Pelaporan dilakukan oleh petugas yang telah ditunjuk oleh puskesmas.

Posyandu tidak dapat berdiri sendiri tanpa dibimbing oleh Puskesmas. Untuk itulah, sangat penting untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Puskesmas dan bagaimana peran Puskesmas dalam memberdayakan peran masyarakat dalam rangka meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat. Hasil kegiatan posyandu dicatat dalam buku register penimbangan balita dengan pengisian kolom-kolom hasil penimbangan dengan kode-kode tertentu seperti dibawah ini :S = Jumlah balita yang ada,

K = Jumlah balita yang terdaftar dan mempunyai KMS,

N = Jumlah balita yang naik timbangannya,T = Jumlah balita yang tidak naik timbangannya,O = Jumlah balita yang ditimbang bulan ini, tetapi tidak ditimbang

bulan laluB = Jumlah balita yang pertamakali hadir dipenimbangan bulan ini,D = Jumlah balita yang ditimbang bulan ini,E = Jumlah balita yang tidak ditimbang bulan ini,A = Jumlah balita yang berada dibawah garis merahYang menjadi indikator posyandu adalah SKDN (Sasaran KMS Datang Naik),S = Jumlah semua balita yang berada di wilayah kerja,K = Jumlah semua balita yang terdaftar dan telah mendapatkan KMS,D = Jumlah balita yang ditimbang,N = Jumlah balita yang naik berat badannya.SKDN dibuat berbentuk kolom atau balok-balok yang memberikan gambaran mengenai keberhasilan kegiatan program di suatu wilayah kerja.Tujuan balok SKDN adalah :1. Agar semua balita yang berada di wilayah kerja terdaftar dan mendapat KMS2. Semuanya hadir untuk ditimbang dan semua balita naik berat badannya, sehingga S=K=D=N 1.3 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)1,10 Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah.1. Unit Pelaksanaan Teknis

Sebagai Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD), Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dikes Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksaan tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.

2. Pembangunan Kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

3. Pertanggungjawaban Penyelenggaraan

Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah Kabupaten/Kota adalah Dikes Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagai upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh Dikes Kabupaten/Kota sesuai dengan kemampuannya.4. Wilayah Kerja

Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah. A. Fungsi Puskesmas

a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.

b. Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan.

c. Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan

B. Kegiatan Pokok Puskesmas

1. Kesehatan Ibu dan Anak

2. Keluarga Berencana

3. Gizi

4. Kesling

5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit

6. Balai pengobatan dan UGD

7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

8. Kesehatan Olahraga

9. Perawatan Kesehatan Masyarakat

10. Usaha Kesehatan Sekolah

11. Kesehatan Kerja

12. Kesehatan gigi dan mulut

13. Kesehatan jiwa

14. Kesehatan mata

15. Laboratorium sederhana

16. Pencatatan dan Pelaporan

17. Kesehatan lansia

18. Pembinaan kesehatan tradisional

19. Kesehatan remaja

20. Dana Sehat (JPKM)C. Kedudukan Puskesmas

Kedudukan puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan sistem kesehatan nasional, sistem kesehatan kabupaten/kota dan sistem pemerintahan daerah:

1. Sistem kesehatan Nasional

Kedudukan puskesmas dalam sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

2. Sistem kesehatan Kabupaten/Kota

Kedudukan puskesmas dalam sistem pemeritahan kesehatan kabupaten/kota adalah sebagai unit pelaksana teknis Dikes Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggrakan sebagian tugas

3. Sistem Pemerintah Daerah

Kedudukan puskesmas dalam Sistem Pemerintahan Daerah adalah sebagai unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang merupakan unit struktural pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang merupakan unit struktural Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.

4. Antara sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama

Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan tingkat pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek dokter.

D. Struktur Organisasi

Struktut organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-masing Puskesmas. Secara acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut:

a. Unsur pimpinan

: kepala Puskesmas

b. Unsur staf administrasi: Unit Tata Usaha

c. Unsur staf teknis

d. Unsur jaringan pelayananE. Sistem Rujukan

Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara vertikal maupun horizhontal kepada fasilitas pelayanan yang lebih baik, terjangkau dan rasional serta tidak dibatasi oleh wilayah administratif.

Jenis Sistem Rujukan

Terdapat 2 jenis istilah rujukan yaitu:

1. Rujukan Medik

Pelimpangan tanggung jawab secara timbal balik atas satu kasus yang timbal balik atas satu kasus yang timbul baik secara vertikal maupun horishontal kepada yang lebih berwewenang dan mampu menanganinya secara rasional.

2. Rujukan Kesehatan

Hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau spesimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap.Berdasarkan tingkatnya dibagi menjadi:

1. Rujukan vertikal

Pelimpangan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah kesehatan yang ditemui kepada tingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi yang meliputi:

Masyarakat ke puskesmas

Puskesmas pembantu dan puskesmas kecamatan

Puskesmas dan rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

2. Rujukan Horizhontal

Pelimpangan tanggung jawab secara timbal balik atas satu kasus yang timbul baik dalam tingkatan pelayanan yang sama yang meliputi:

Internal antar petugas di satu rumah sakit

Antar suatu puskesmas dan puskesmas lainnya

Antar rumah sakit, laboratorium atau fasilitas lain di rumah sakitUntuk memanfaatkan tenaga kader yang ada di masyarakat, selain beberapa pelatihan di atas, penanaman akan konsep gizi dan penyakit menular pun harus kita tanamakan dalam benak mereka. Apalagi dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu adanya pemahaman tentang gizi masyarakat dan bagaimana sebuah penyakit dapat menular pada suatu daerah.1.4 Gizi Masyarakat

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan karena makanan adalah salah satu persyaratan pokok utama manusia, di samping udara (oksigen).

Pemberian makanan yang sebaik-baiknya bertujuan sebagai berikut:5,61. Memberikan nutrien yang cukup untuk memelihara kesehatan dan memulihkannya bila sakit, melaksanakan berbagai jenis aktifitas serta pertumbuhan.

2. Mendidik kebiasaan tentang memakan, menyukai makanan yang baik serta diperlukan oleh tubuh.

3. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak.

4. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.

Beberapa istilah yang dipelajari dalam gizi adalah sebagai berikut:

Nutrien adalah zat yang menyususn bahan makanan seperti: air, protein, lemak, vitamin dan mineral. Requirement ialah kebutuhan seseorang untuk sesuatu nutrien. Kebutuhan dapat bersifat optimum, minimum, dan maksimum. Dengan adanya intake atau recommended intake kita dapat mengukur berapa banyak kebutuhan individu. Variasi dalam kebutuhan sangat besar, misalnya kebutuhan kalori pada bayi yang lemah mungkin hanya 70 kkal/kg sehari, sedangkan pada bayi yang sering menangis dapat sampai 130 kkal/kg. Baham Makanan adalah merupakan hasil produksi pertanian, perikanan dan peternakan. Makanan adalah jenis makanan dan hidangan,yang meliputi segala sesuatu yang dapat dimakan. Gizi Klinik dan Gizi Masyarakat

Masalah gizi merupakan sindroma kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Dilihat dari segi sifatnya ilmu gizi dibedakan menjadi dua, yaitu gizi yang berkaitan dengan kesehatan perorangan yang disebut gizi kesehatan perorangan dan gizi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat yang disebut gizi kesehatan masyarakat (public health nutricion). Kedua sifat keilmuan ini akhirnya masing-masing berkembang menjadi cabang ilmu sendiri, yaitu cabang ilmu gizi kesehatan perorangan atau disebut gizi klinik (clinical nutrition) dan cabang ilmu gizi kesehatan masyarakat atau gizi masyarakat (community nutrition).5Kedua cabang ilmu gizi dibedakan berdasarkan hakikat masalahnya. Gizi klinik berkaitan dengan nasabah gizi pada individu yang sedang menderita gangguan kesehatan akibat kekurangan atau kelebihan gizi. Oleh sebab itu, sifat dari gizi klinik adalah lebih menitikberatkan pada kuratif daripada preventif dan promotifnya. Sedangkan gizi masyarakat berkaitan dengan gangguan gizi pada kelompok masyarakat. Oleh sebab itu, sifat dari gizi masyarakat lebih ditekankan pada pencegahan (preventif) dan peningkatan (promosi).5Oleh karena sifat kedua keilmuan ini berbeda maka akan menyebabkan perbedaan jenis profesi yang menangani kedua pokok masalah tersebut. Gizi klinik berurusan dengan masalah klinis pada individu yang mengalami gangguan gizi maka profesi kedokteranlah yang lebih tepat untuk menanganinya. Sebaliknya gizi masyarakat yang berurutan dengan gangguan gizi pada masyarakat, di mana masyarakat mempunyai aspek yang sangat luas maka penanganannya harus secara multisektor dan multidisiplin. Profesi dokter seja belum cukup untuk menangani masalah gizi masyarakat.5Masalah gizi masyarakat bukan menyangkut aspek kesehatan saja, melainkan aspek-aspek terkait yang lain, seperti ekonomi, sosial-budaya, pendidikan, kependudukan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, penanganan atau perbaikan gizi sebagai upaya terapi tidak hanya diarahkan pada gangguan gizi atau kesehatan saja, melainkan juga kearah bidang-bidang yang lain.5 Pengukuran Status Gizi MasyarakatInidikator yang paling utama untuk mengukur status gizi masyarakat adalah bayi dan anak balita karena bayi dan anak balita adalah kelompok yang rentan terhadap berbagai macam penyakit kekurangan gizi. Studi-studi telah menguji berbagai pengukuran status gizi dan membuat berbagai rekomendasi. Wattelow (1973) menyarankan, untuk pengukuran status gizi pada ini digunakan ukuran berat badan per tinggi badan. Sedangkan ukuran tinggi badan badan per umur hanya cocok untuk mengukur status gizi pada saat yang lalu. Pada umumnya para peneliti cenderung mengadu kepada standar Harvard dengan berbagai modifikasi. Di bawah ini diuraikan 4 macam cara pengukuran yang sering digunakan di bidang gizi masyarakat serta klasifikasinya:

1. Berat badan per umur

Berdasarkan klasifikasi dari Universitas Harvard, keadaan gizi anak diklasifikasikan menjadi 3 tingkat, yaitu: Gizi lebih (over weight)

Gizi baik (well nourished)

Gizi kurang (under weight) yang mencakup kekurangan kalori dan protein (KKP) tingkat I dan II

Kalsifikasi dari standar Harvard yang sudah dimodifikasi tersebut adalah:

Gizi baik adalah apabila berat badan bayi/anak menurut umurnya lebih dari 80% standar Harvard.

Gizi kurang adalah apabila berat badan bayi/anak menurut umurnya berada 60,1-80% standar Harvard

Gizi buruk adalah apabila berat badan bayi/anak menurut umurnya 60% atau kurang dari standar Harvard2. Tinggi badan menurut umur

Berdasarkan klasifikasi dari Universitas Harvard, diklasifikasikan menjadi 3 tingkat, yaitu:

Gizi baik adalah apabila tinggi badan bayi/anak menurut umurnya lebih dari 80% standar Harvard.

Gizi kurang adalah apabila tinggi badan bayi/anak menurut umurnya berada 70,1-80% standar Harvard

Gizi buruk adalah apabila tinggi badan bayi/anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standar Harvard3. Berat badan menurut tinggi

Pengukuran ini diperoleh dengan mengkombinasikan berat badan dan tinggi badan per umur menurut standar Harvard:

Gizi baik adalah apabila berat badan bayi/anak menurut panjang/tingginya lebih dari 90% standar Harvard.

Gizi kurang adalah apabila berat badan bayi/anak menurut panjang/tingginya berada 70,1-90% standar Harvard.

Gizi buruk adalah apabila berat badan bayi/anak menurut panjang/tingginya 70% atau kurang dari standar Harvard.4. Lingkaran lengan atas (LLA) menurut umur

Pengukuran mengacu kepada standar Wolanski:

Gizi baik adalah apabila LLA bayi/anak menurut umurnya lebih dari 85% standar Wolanski.

Gizi kurang adalah apabila LLA bayi/anak menurut umurnya berada 70,1-85% standar Wolanski. Gizi buruk adalah apabila LLA bayi/anak menurut umurnya tingginya 70% atau kurang dari standar Wolanski.1.5 Imunisasi

PengertianImunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan.

Tenaga Pelaksana Imunisasi

Standar tenaga pelaksana di tingkat pusksmas adalah petugas imunisasi dan pelaksana cold chain. Petugas imunisasi adalah tenaga perawat atau bidan yang telah mengikuti pelatihan, yang tugasnya memberikan pelayanan imunisasi dan penyuluhan. Pelaksana cold chain adalah tenaga yang berpendidikan minimal SMA atau SMK yang telah mengikuti pelatihan cold chain, yang tugasnya mengelola vaksin dan merawat lemari es, mencatat suhu lemari es, mencatat pemasukan dan pengeluaran vaksin serta mengambil vaksin di kabupaten/kota sesuai kebutuhan per bulan. Pengelola program imunisasi adalah petugas imunisasi, pelaksana cold chain atau petugas lain yang telah mengikuti pelatihan untuk pengelola program imunisasi, yang tugasnya membuat perencanaan vaksin dan logistik lain, mengatur jadwal pelayanan imunisasi, mengecek catatan pelayanan imunisasi, membuat dan mengirim laporan ke kabupaten/kota, membuat dan menganalisis PWS bulanan, dan merencanakan tindak lanjut.

Untuk meningkatkan pengetahuan dan/atau ketrampilan petugas imunisasi perlu dilakukan pelatihan sesuai dengan modul latihan petugas imunisasi.Pelatihan teknis diberikan kepada petugas imunisasi di puskesmas, rumah sakit dan tempat pelayanan lain, petugas cold chain di semua tingkat. Pelatihan manajerial diberikan kepada para pengelola imunisasi dan supervisor di semua tingkat.1.6 Demografi Kependudukan dan KB PengertianDemografi berasal dari kata demos yang berarti rayat atau penduduk dan grafein yang berarti menulis. Jadi, dempgrafi berarti tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai penduduk. Definisi demografi yaitu: Studi ilmiah yang menyangkut masalah kependudukan terutama dalam kaitannya dengan jumlah, struktur dan perkembangan suatu penduduk.

Merupakan studi statistik dan matematik tentang besar, komposisi, distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya lima komponen demografi yaitu: kelahiran, kematian, perkawinan dan mobilitas sosial. Ruang Lingkup

Demografi mencakup batasan-batasan umum kematian, kelahiran, migrasi dan perkawinan dengan proses penduduk dan hukum pertumbuhan penduduk. Sedankan menurut Adolphe Laundry (1937) demografi formal bersifat analisis matematis dan teknik-teknik sosiological. Demografi atau population studies adalah penghubung antara penduduk dan sistem sosial.

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dan kegunaan demografi adalah sebagai berikut: Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.

Menjelaskan pertumbuhan, masa lampau, penurunan, dan persebarannya.

Menggambarkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.

Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. Kebijaksanaan Kependudukan

Hal ini merupakan hal yang relatif baru, antara lain meliputi:

Penyediaan lapangan kerja untuk penduduk yang menghendakinya

Memberikan kesempatan pendidikan

Meningkatkan kesejahteraan penduduk

Kebijaksanaan untuk menanggapi perubahan penduduk antara lain, pendirian sekolah-sekolah untuk menampung peningkatan jumlah anak-anak yang disebabkan oleh penurunan angka kematian anak-anak. Program-Program KependudukanAdapun program-program kependudukan antara lain:

Kegitan KB

Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak

Transmigrasi Masalah Kependudukan di IndonesiaBerikut ini adalah masalah kependudukan di Indonesia:

Jumlah penduduk relatif besar

Laju pertumbuhan penduduk tinggi

Kepadatan penduduk, penyebaran tidak merata

Susunan usia penduduk tak seimbang

Mobilitas tak serasi dan arus urbanisasi tinggi Pengertian dan Definisi yang Terkait dengan KBKB (Keluarga Berencana) adalah suatu cara untuk mengatur interval di anta kehamilan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan usia suami-istri, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Kontrasepsi dalah usaha untuk mencegah kehamilan.1. Akseptor KB (peserta KB)

Pasangan usia subur di mana salah seorang daripadanya menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun nonprogram.

2. Akseptor Baru

Pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi dan/atau pasangan usia subur yang menggunakan kembali salah satu cara/alat kontrasepsi yang berakhir dengan keguguran.

3. Pasangan Usia Subur (PUS)

Pasangan suami istri yang saat ini hidup bersama, baik bertempat tinggal resmi dalam satu rumah ataupun tidak,di mana usia istri antara 15 sampai 44 tahun.4. Cara Kontrasepsi Modern

Cara atau alat kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah/menjarangkan kehamilan. Kompoonan yang termasuk cara/alat kontrasepsi ini adalah IUD, pil, suntikan, kondom, diagfragma, vaginal tablet/jeli/foam, juga sterilisasi baik untuk wanita maupun pria.

5. Current User-CU (peserta KB aktif)

Pasangan usia subur yang pada saat ini masih menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi.6. Ever UserPasangan usia subur yang pernah menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi baik sekarang masih menggunakan maupun tidak menggunakan lagi.7. Akseptor Aktif Kembali

PUS yang telah berhenti menggunakan selama 3 bulan atau lebih yang tidak diselingi oleh suatu kehamilan dan kembali menggunakan cara kontrasepsi.

8. Kelahiran Tercegah (Birth Prevented)

Kebanyakan kelahiran dapat dicegah karena pasangan-pasangan usia subur menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi. Sasaran KB1. Sasaran langsung, PUS 15-19 tahun yang secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif sehingga memberi efek langsung penurunan kehamilan.

2. Sasaran tidak langsung, organisasi-organisasi, lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi-instansi pemerintah maupun swasta dan tokoh masyarakat yang diharapkan dapat memberi dukungan pelembagaan.

Berikut ini adalah jenis-jenis kontrasepsi:

Kontrasepsi alamiah

Pantangan berkala

Metode lendir serviks

Metode suhu basah

Kontrasepsi barier

Kondom

Diagfragma

Obat-obatan spermatisid, baik dalam bentuk jeli, tablet busa, supositoria, dan tisu KB.

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau IUD

Kontrasepsi hormonal

Pil

KB suntik

Implant/AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)

Dari semua pemahaman konsep di atas, diharapkan agar pemberdayaan masyarakat dapat berguna dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Untuk itulah pemahaman tentang Indonesia Sehat 2010 harus diketahui dan dipahami oleh setiap individu terkhususnya kader kesehatan dan petugas kesehatan nanti.K E S I M P U L A N

Pemberdayaan peran serta masyarakat bukanlah suatu hal yang mudah. Pemahaman tentang konsep dasar kesehatan masyarakat, konsep peran serta masyarakat, konsep sehat-sakit haruslah menjadi pemahaman mendasar pada diri masing orang. Namun, bukan hanya itu, konsep Posyandu, Puskesmas, gizi masyarakat, penyakit menular, dan demografi kependudukan harus dipahami dengan benar, agar peran serta masyarakat bisa diberdayakan dengan maksimal dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat .D A F T A R P U S T A K A1. Syafrudin, Theresia, Jomina.Ilmu kesehatan masyarakat untuk kebidanan. Jakarta: Trans Info Media, 2009.2. Heru A. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, 2002.3. Posyandu. Pedoman umum pengelolaan posyandu. Jakarta: Depkes RI, 2008.4. Mubarak W.I, Chayanti N. Ilmu kesehatan masyarakat: teori dan aplikasi. Jakarta: Salemba Medika, 2009.5. Notoatmodjo S. Kesehatan masayarakat ilmu dan seni. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.6. Maulana H D J. Promosi kesehatan. Jakarta: Buku kedokteran EGC, 2007.7. AriasK.M. Investigasi dan pengendalian wabah di fasilitas pelayanan kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, 2003.8. Andai Yani. Pengertian program kesehatan masyarakat. Edisi 2 Juli 2010. Diunduh dari URL: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2020004-pengertian-program-kesehatan- 3 Desember 2010.9. Soedarto. Penyakit menular di Indonesia. Jakarta: Sagung Seto, 2009.10. Departemen Kesehatan RI. Pedoman kerja puskesmas. Vol:IV. Jakarta:Bakti Husada, 199111. Asmadi. Konsep dasar keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. 2008

1