SKEN D BLOK 16.doc

28
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul Laporan Tutorial Kasus Skenario D Blok 16 sebagai tugas kompetensi kelompok. Shalawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut- pengikutnya sampai akhir zaman. Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang. Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada : 1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan. 2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual. 3. dr. Indriyani selaku tutor kelompok 3 4. Teman-teman seperjuangan 5. Semua pihak yang membantu penulis. 1

Transcript of SKEN D BLOK 16.doc

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul Laporan Tutorial Kasus Skenario D Blok 16 sebagai tugas kompetensi kelompok. Shalawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang.

Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.

2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.

3. dr. Indriyani selaku tutor kelompok 34. Teman-teman seperjuangan

5. Semua pihak yang membantu penulis.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Palembang, 24 Januari 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

1

Daftar Isi

2

BAB I

Pendahuluan

1.1Latar Belakang

3

1.2Maksud dan Tujuan

3

BAB II

Pembahasan

2.1Data Tutorial

4

2.2Skenario Kasus

4

2.3Klarifikasi Istilah

5

2.4Identifikasi Masalah

5

2.5Analisis Masalah

6

2.6Hipotesis

18

2.7Kerangka Konsep

19Daftar Pustaka

20BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar belakang

Blok Sensoris adalah blok ke enam belas pada semester 5 dari kurikulum berbasis kompetensi pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario D yang memaparkan kasus Ny. Prita berusia 35 tahun , dengan keluhan sakit kepala, pusing, mual, nyeri pada ulu hati, sesak napas, dan tidur terganggu. Suami penderita meninggal satu tahun. Yang lalu dan punya anak 5 orang semuanya sedang bersekolah,sedangkan penderita seorang ibu rumah tangga.pada pemeriksaan fisik,tidak ditemukan tanda-tanda infeksi maupun tanda-tanda alergi saluran napas atas atau bawah.pemeriksaan fisik darah tepi dalam batas normal,diberi obat analgetik dan antasida. Dokter menjelaskan kepada ny.prita bahwa ia tidak menderita penyakit fisik yang bermakna. Satu minggu kemudian ny.prita datang kembali dengan keluhan yang sama tetapi dari hasil fisik lengkap ,tidak ditemukan kelainan fisik yang menunjang keluhan tersebut. Karena Ny.prita merasa tidak puas dari hasil pemeriksaan dokter tersebut,maka Ny.Prita di rujuk ke RS yang lebih lengkap peralatannya1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini,yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system pembelajaran KBK di fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode Analisis dan pembelajaran diskusi kelompok .

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorialBAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data TutorialTutorial Skenario DTutor

: dr. IndriyaniModerator

: Irvandra afrenSekretaris meja: Imam TaqwaSekretaris papan: Yolanda Rachmi NurainiHari, Tanggal

: Selasa, 21 Januari 2014 dan Rabu, 23 Januari 2014Rule tutorial

: 1. Alat komunikasi dinonaktifkan

2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat

3. Dilarang makan dan minum

2.2 Skenario Kasus

Ny. Prita berusia 35 tahun dating ke puskesmas dengan keluhan sakit kepala, pusing, mual, nyeri pada ulu hati, sesak napas, dan tidur terganggu. Suami penderita meninggal satu tahun yang lalu dan punya anak 5 orang semuanya sedang bersekolah, sedangkan penderita seorang ibu rumah tangga. Pada pemeriksaan fisik, dokter tidak menemukan penyakit yang bermakna seperti tekanan darahnya dalam batas normal dan paru-paru tidak ditemukan tanda infeksi maupun tanda alergi saluran nafas atas atau saluran nafas bawah. Pemeriksaan darah tepi dalam batas normal, diberi obat analgetik dan antasida. Dokter menjelaskan kepada Ny. Prita bahwa ia tidak menderita penyakit fisik yang bermakna.Satu minggu kemudian Ny. Prita datang kembali dengan keluhan yang sama tetapi dari hasil pemeriksaan fisik lengkap, tidak ditemukan kelainan fisik yang menunjang keluhan tersebut. Karena Ny. Prita merasa tidak puas dari hasil pemeriksaan dokter tersebut, maka Ny. Prita minta dirujuk ke RS yang lebih lengkap peralatannya.

2.3 Klarifikasi Istilah1. Alergi : respon imun yang berlebihan terhadap benda asing2. Mual : sensasi tidak menyenangkan yang samar pada epigastrium dan abdomen dan kencenderungan untuk mundah

3.Alangesik : obat yang menghilangkan rasa nyeri tanpa hilang nya kesadaran

4.infeksi : invasi dan pembiakan organisme pada jaringan tubuh

5.nyeri : perasaan tidak nyaman disebabkan oleh rangsangan ujung saraf

6.pusing : perasaaan terombang ambing dalam kepala

7.antasid : agent pelawan keasaman

8.sesak napas : pernapasan yang sukar

2.4 Identifikasi Masalah

1. Ny. Prita berusia 35 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sakit kepala, pusing, mual, nyeri pada ulu hati, sesak napas, dan tidur terganggu.2. Suami penderita meninggal satu tahun yang lalu dan punya anak 5 orang semuanya sedang bersekolah, sedangkan penderita seorang ibu rumah tangga.

3. Pada pemeriksaan fisik, dokter tidak menemukan penyakit yang bermakna tekanan darahnya dalam batas normal ,paru-paru tidak ditemukan tanda infeksi maupun tanda alergi saluran nafas atas atau saluran nafas bawah.

Pemeriksaan darah tepi dalam batas normal.Dokter menjelaskan kepada Ny. Prita bahwa ia tidak menderita penyakit fisik yang bermakna dan diberi obat analgetik dan antasida.4. Satu minggu kemudian Ny. Prita datang kembali dengan keluhan yang sama tetapi dari hasil pemeriksaan fisik lengkap, tidak ditemukan kelainan fisik yang menunjang keluhan tersebut. Karena Ny. Prita merasa tidak puas dari hasil pemeriksaan dokter tersebut, maka Ny. Prita minta dirujuk ke RS yang lebih lengkap peralatannya.

2.5 Analisis Masalah

1. Ny. Prita berusia 35 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sakit kepala, pusing, mual, nyeri pada ulu hati, sesak napas, dan tidur terganggu.a. Apa penyebab keluhan Ny. Prita sakit kepala, pusing, mual, nyeri uluh hati dan sesak napas? Jawab: Kelainan organik adalah kelainan yang bersifat fisik dan ada kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik, seperti neoplasma di otak (pusing, sakit kepala), gastritis dan ulcus gaster (mual, nyeri ulu hati), sesak napas (asma, bronchitis), dan gangguan tidur (kelainan metabolik). Kelainan non organik adalah kelainan yang bersifat psikis dan tidak ada kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik, seperti stress. (Kaplan, 2010)b. Bagaimana mekanisme keluhan Ny. Prita?.Jawab:

Faktor stressor ( tingkat tinggi depresi dan anxietas ( terganggu sumbu HAH (hipotalamus, adrenal, hipofisis) ( terganggu neurontransmitter ( penghambatan tidur meningkat ( insomnia (Kaplan, 2010) SHAPE \* MERGEFORMAT

c. apa saja faktor yang terganggu pada kasus?Jawab:

1. Faktor psikososial2. Faktor biologis (neurotransmiter, neuroendokrin, neuroimunologi, dan sistem saraf otonom)

3. Faktor genetik (Kaplan, 2010)

2. Suami penderita meninggal satu tahun yang lalu dan punya anak 5 orang semuanya sedang bersekolah, sedangkan penderita seorang ibu rumah tangga.

a. Apa hubungan kehidupan penderita dengan keluhan?Jawab:

Hubungan suami penderita meninggal sejak 1 tahun yang lalu ini merupakan stressor yang dialami oleh Ny. Prita pada kasus ini yang mana pada PPDGJ III ini termasik kedalam axis IV tentang masalah dengan primary support group (keluarga). (Maslim, Rusdi: 2001)b. Apa dampak ditinggal suami yang meninggal dunia?Jawab:

. (J. Sandock, Bejamin : 2010)3. Pada pemeriksaan fisik, dokter tidak menemukan penyakit yang bermakna tekanan darahnya dalam batas normal ,paru-paru tidak ditemukan tanda infeksi maupun tanda alergi saluran nafas atas atau saluran nafas bawah.

Pemeriksaan darah tepi dalam batas normal.Dokter menjelaskan kepada Ny. Prita bahwa ia tidak menderita penyakit fisik yang bermakna dan diberi obat analgetik dan antasida.a. Apa makna hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah tepi normal sedangkan Ny. Prita mengalami keluhan sakit kepala, pusing, mual, nyeri pada ulu hati, sesak napas, dan tidur terganggu ?Jawab:Gangguan somatisasi merupakan keadaan yang menunjukkan bahwa pasien memiliki perhatian yang khas dan hendaya kognitif yang menghasilkan persepsi dan penilaian input somatosensorik yang salah. Pada dasarnya keluhan yang dialami Ny. Prita merupakan simbolis dari perasaan dan tidak ada organ yang terlibat ditunjang dengan pemeriksaan yang menunjukkan hasil normal. (J. Sandock, Bejamin : 2010) Sehingga makna pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah temi normal adalah gangguan tersebut merupakan gangguan somatisasi. (J. Sandock, Bejamin : 2010)b. Apa hubungan pemeriksaan fisik normal dan darah tepi normal dengan keluhan yang diderita?

Jawaban:

Tidak ada hubungan apapun

c. Mengapa dokter memberi obat analgesik dan antaasida kepada ny.prita?Jawaban:Mengobati simptomnya saja seperti analgetik berguna mengurangi rasa nyeri dan antasida berguna mengurasi rasa mual yang disebabkan meningkatnya asam lambung. (J. Sandock, Bejamin : 2010) Antasida berfungsi untuk menetralkan asam lambung, terbagi menjadi dua golongan antasida yaitu : antasid sistemik (natrium bikarbonat) dan antacid nonsitemik (alumunium hidroksida, kalsium karbonat, magnesium hidroksida dan magnesium trisilikat). Analgetik (asam mefenamat) berfungsi megatasi gejala berupa nyeri.

d. Apa makna penjelasan dokter normal?

Jawab:

Maknanya untuk menegaskan bahwa gangguan axis III tidak ada (Kaplan, 2010)4. Satu minggu kemudian Ny. Prita datang kembali dengan keluhan yang sama tetapi dari hasil pemeriksaan fisik lengkap, tidak ditemukan kelainan fisik yang menunjang keluhan tersebut. Karena Ny. Prita merasa tidak puas dari hasil pemeriksaan dokter tersebut, maka Ny. Prita minta dirujuk ke RS yang lebih lengkap peralatannya.a. Mengapa keluhan ny.prita datang kembali padahal sudah diberi obat?Jawab:

Bahwa penderita merasa tidak puas dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter yang masih belum dapat menyembuhkan penyakitnya, sehingga ia datang kembali dengan keluhan yang sama dan itu menandakan bahwa penderita mengalami gangguan psikis. . (J. Sandock, Bejamin : 2010)b. apa makna ny.prita dengan keluhan yang sama tetapi dr.pem.fisik tidak ditemukan kelainan fisik?Jawab:

Bahwa penyakit yang diderita tidak dicetuskan oleh faktor fisik melainkan dari faktor psikis, terkadang penderita tidak puas dengan apa yang dilakukan oleh dokter dalam pemeriksaan, sehinga itu membuat penderita datang ke tempat praktek dokter yang berbeda atau dengan istilah doctor shopping. . (J. Sandock, Bejamin : 2010)5. Bagaimana Cara diagnosis pada kasus ?Jawab:

Diagnosis pasti gangguan somatisasi PPDGJ III :

1. Ada banyak dan berbagai gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan adanya kelainan fisik yang sudah berlangsung sekitar 2 tahun .

2. Selalu tidak mau menerima nesehat / penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhan keluhan.

3. Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga yang berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya dan dampak dari perilakunya . (J. Sandock, Bejamin : 2010)DSM IV TR SOMATISASI

A. Riwayat banyak keluhan fisik yang dimulai sebelum usia 30 tahun yang terjadi selama periode beberapa tahun dan membutuhkan terapi, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain. (J. Sandock, Bejamin : 2010)B. Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan, dengan gejala individual yang terjadi pada sembarang waktu selama perjalanan gangguana. Empat gejala nyeri: riwayat nyeri yang berhubungan dengan sekurangnya empat tempat atau fungsi yang berlainan (misalnya kepala, perut, punggung, sendi, anggota gerak, dada, rektum, selama menstruasi, selama hubungan seksual, atau selama miksi)

b. Dua gejala gastrointestinal: riwayat sekurangnya dua gejala gastrointestinal selain nyeri (misalnya mual, kembung, muntah selain dari selama kehamilan, diare, atau intoleransi terhadap beberapa jenis makanan)

c. Satu gejala seksual: riwayat sekurangnya satu gejala seksual atau reproduktif selain dari nyeri (misalnya indiferensi seksual, disfungsi erektil atau ejakulasi, menstruasi tidak teratur, perdarahan menstruasi berlebihan, muntah sepanjang kehamilan).

d. Satu gejala pseudoneurologis: riwayat sekurangnya satu gejala atau defisit yang mengarahkan pada kondisi neurologis yang tidak terbatas pada nyeri (gejala konversi seperti gangguan koordinasi atau keseimbangan, paralisis atau kelemahan setempat, sulit menelan atau benjolan di tenggorokan, afonia, retensi urin, halusinasi, hilangnya sensasi atau nyeri, pandangan ganda, kebutaan, ketulian, kejang; gejala disosiatif seperti amnesia; atau hilangnya kesadaran selain pingsan).

C. Salah satu (1)atau (2):

a. Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam kriteria B tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh sebuah kondisi medis umum yang dikenal atau efek langsung dan suatu zat (misalnya efek cedera, medikasi, obat, atau alkohol)

b. Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau gangguan sosial atau pekerjaan yang ditimbulkannya adalah melebihi apa yang diperkirakan dan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium.

D. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti gangguan buatan atau pura-pura). (J. Sandock, Bejamin :2010)6. Bagaimana diagnosis banding pada kasus ?Jawab:

a. Disfungsi otonomik somatoform

1. Ada gejala-gejala bangkitan otonomik (palpitasi, dypsnea, berkeringat) menetap & mengganggu

2. Ada gejala subjektif mengacu pada organ tertentu (epigastric pain)

3. Preokupasi dengan dan penderitaan (distress)dengan keadaan organnya tsb

4. Semua pemeriksaan hasil negatif

5. Histrionic personaliti (J. Sandock, Bejamin : 2010)1. Gangguan hipokondrik

2. Ada keyakinan yang menetap 1 penyakit fisik serius yang melandasi keluhan

3. Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari dokter bahwa tidak ditemukan abnormalitas

4. Narsistic pesonaliti (J. Sandock, Bejamin : 2010)b. Gangguan somatisasi

1. Banyak keluhan fisik yang bermacam-macam

2. Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari dokter bahwa tidak ditemukan abnormalitas

3. Terdapat disabilitas dalam fungsinya lingkungan

4. Histrionic personaliti (J. Sandock, Bejamin : 2010)7. Bagaimana diagnosis kerja pada kasus ?Jawab:

Gangguan somatosasi dan insomniaDiagnosis Multi aksial : Aksis I: F.45.3.1 F.45.3.3

Aksis II: gangguan kecemasan Aksis III: tidak ada diagnosis

Aksis IV: Masalah ekonomi

Aksis V : GAF Scale 90-81 (gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas tidal lebih dari masalah harian yang biasa)

Disertai Insomnia8. Bagaimana etiologi pada kasus ?Jawab:1. Faktor psikososial

Penyebab timbulnya somatisasi adalah tidak diketahui. Rumusan psikososial tentang penyebab gangguan melibatkan interpretasi gejala sebagai suatu tipe komunikasi social, hasilnya adalah menghindari kewajiban (sebagai contoh, mengerjakan ke pekerjaan yang tidak disukai), mengekspresikan emosi (sebagai contoh, kemarahan pada pasangan), atau untuk simbolisasikan suatu perasaan atau keyakinan (sebagai contoh, nyeri pada usus seseorang). (J. Sandock, Bejamin : 2010)2. Faktor biologis

Beberapa penelitian menyatakan bahwa pasien memiliki gangguan perhatian dan kognitif karakteristik yang dapat menyebabkan persepsi dan penilaian yang salah terhadap masukan (input) somatosensorik. Gangguan berupa distraktibilitas yang berlebihan, ketidakmampuan untuk membiasakan terhadap stimulus yang berulang, pengelompokan konstruksi kognitif atas dasar impresionitsik, asosiasi parsial dan sirkumstansial, dan tidak adanya selektivitas. (J. Sandock, Bejamin : 2010)9. Bagaimana epidemiologi pada kasus ?Jawab:Pada ganguan somatisasi didapatkan angka prevalensi wanita lebih banyak disbanding dengan laki-laki perbandingannya yaitu 5 : 1, dan sering pada usia sebelum 30 biasanya pada usia remaja. (J. Sandock, Bejamin :2010)10. Bagaimana manifestasi klinis dalam kasus?Jawab:Pasien dengan gangguan somatisasi memiliki banyak keluhan somatik dan riwayat medis yang rumit dan panjang. Mual dan muntah (selain selama kehalmilan) , kesulitan menelan , nyeri di lengan dan tungkai. Pasien sering meyakini bahwa mereka telah sakit selama sebagian besar hidup mereka. Gejala pseudoneurologis mengesankan , tetapi tidak patognomik , untuk adanya gangguan neurologis. Menurut DSM-IV-TR , gejala pseudoneurologis mencakup gangguan koordinasi atau keseimbangan paralisis atau kelemahan lokal, kesulitan menelan atau benjolan di tenggorok , afonia , retensi urine, halusinasi , hilangnya sensasi raba atau nyeri, penglihatan ganda , buta , tuli , kejang , atau hilang kesadaran selain pingsan. (J. Sandock, Bejamin : 2010)11. Bagaimana tatalaksana pada kasus ?Jawab:

A. Pengobatan somatisasi

1. Psikoterapi ( terapi ini berguna untuk mengatasi masalah kejiwaan. Terapi ini dapat berupa memberikan nasihat, memberikan contoh, memberikan motivasi hidup.

a. Psikoterapi Suportif :

Tujuan :1.Mendukung fungsi-fungsi ego, atau memperkuat mekanisme defensi yang ada.

2.Memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik.

3.Perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif.

Cara atau pendekatan: bimbingan, reassurance, katarsis emosional, hipnosis, desensitisasi, eksternalisasi minat, manipulasi lingkungan, terapi kelompok. (Kaplan, 2010)b. Psikoterapi Reedukatif :

Tujuan : mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan.Cara atau pendekatan : terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, psikodrama, dll. (Kaplan, 2010)

c. Psikoterapi Rekonstruktif :

Tujuan : Dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapai perubahan luas struktur kepribadian seseorang.Cara atau pendekatan : psikoanalisis klasik dan Neo-Freudian (Adler, Jung, Sullivan, Horney, Reich, Fromm, Kohut, dll), psikoterapi berorientasi psikoanalitik atau dinamik. (Kaplan, 2010)

2. Obat simtomatik

Antasida, untuk menangani keluhan pada lambung akibat peningkatan sekresi asam lambung.

Analgesik, untuk menangani keluhan nyeri seperti sakit kepala, pusingB. Pengobatan insomnia1. Medikamentosa : pemberian benzodiazepine dapat digunakan pada kasus insomnia sebab kerja obat ini menghambat neurontransmitter yang berfungsi sebagai penghambat tidur dan mensekresi kan GABA yang dimana berfungsi sebagai pengontrol tidur dan memulai tidur. (Elkin G.D, 2010)2. Edukasi : Atur pola tidur yang normal, dengan bangun pagi dan tidur selama 8 atau 9 jam secara rutin. Menghindarkan tetap berada di tempat tidur saat telah terbangun di pagi hari. Hindarkan mengonsumsi obat obatan yang mempercepat proses terjadinya tidur tanpa resep dokter. Jangan makan atau minum sebelum tidur. Hindarkan menonton tv atau bermain game saat hendak tidur. Mengonsumsi makanan yang rendah kalori dan olahraga yang cukup dapat membantu keadaan segar saat bangun. (Elkin G.D, 2010)12. Bagaimana komplikasi pada kasus ?Jawab: Pada gaster ( gastritis, ulcus gaster, ulcus peptikum

Pada kejiwaan ( depresi berat (J. Sandock, Bejamin :2010: 269)

13. Bagaimana prognosis pada kasus ?Jawab:

Dubia ad bonam

14. Bagaimana kompetensi dikter umum pada kasus ?Jawab:

4ALulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut dengan secara mandiri dengan tuntas.

4A kompetensi yang dicapai saat lulus dokter

15. Bagaimana pandangan Islam pada kasus ?Jawab:

Bersabarlah sejak pertama kali mendapat musibah (terutama bagi yang keluarganya menjadi korban oleh musibah), boleh bersedih tidak melebihi 3 hari. Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Sabar itu pada awal kejadian. (Shahih Muslim No.1534)2.6. KesimpulanNy. Prita berusia 35 tahun mengalami keluhan sakit kepala, pusing, mual, nyeri pada ulu hati, sesak napas, karena gangguan somatosasi dan disertai insomnia 2.7. Kerangka Konsep

DAFTAR PUSTAKA

Benjamin J. Sadock dan Virginia A. Sadock. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis Kaplan & Sadock. Hal. 588-590. Jakarta: EGCDewanto, George. 2009. Panduan Praktis: Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Saraf. Hal: 189 190. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.Dorland, W.A. Newman. 1996. Dorland Edisi 25. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Elkin G.D. 2010. Introduction To Clinical Psychiatry. First Edition. Prentice-Hall Internasional Inc. San Fransisco. page 117-121

Guyton, Arthur C., John E. Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGCKaplan & Sadock. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. Jakarta: EGCMaslim Rusdi dr,Sp.KJ. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC

Stressor

Depressi

Gangguan Somatosasi

Gangguan tidur

Mual

nyeri ulu hati,

sesak napas

Sakit kepala

pusing

Gangguan saraf otonom

(Guyton, 2006)

(Sherwood, 2011)

Depresi

Rasa cemas dan takut yang selama setahun

Perasaan sedih dan gelisah

Memunculkan pikiran2 menetap yang menganggu pada dirinya

Stressor psikis/ konflik emosi

1 tahun yang lalu suami meninggal

Pusing

Penegangan otot

tonus otot kepala

Adrenalin

Mual

nyeri ulu hati

Hiperasiditivasi gaster

peristaltik gaster

Sekresi HCL

Hipersimptom GI

Hiperaktif vagal

Acetylcolin

Aktivasi neurotransmiter

Saraf parasimpatis

Mempengaruhi saraf parasimpatis

Mengaktifkan saraf otonom

Mempengaruhi pusat nyeri di hipotalamus

Stressor

17