Makalah Skeario 1 Blok 6 Kelompok 2

24
MAKALAH GIGI PALSUKU DI SEMEN BIAR CEKAT DENGAN GIGIKUInstruktur : drg. Beta Widya Oktiani Disusun Oleh : Kelompok 2 Rina Fitriana (I1D114207) Dina Rosida (I1D114214) Wulandari (I1D114219) Eny Febrianti (I1D114225) Sahdhina Rismawati (I1D114226) Niketa Khairina (I1D114240) Muhammad Fauzan Ihsan (I1D114241) Nadia Dewi Astuti (I1D114246) Ansori Rohimi (I1D114253) Fifi Dwidhanti (I1D114270) Monica Thiodora Limay (I1D114271) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2015

description

srhsrgg

Transcript of Makalah Skeario 1 Blok 6 Kelompok 2

  • MAKALAH

    GIGI PALSUKU DI SEMEN BIAR CEKAT DENGAN GIGIKU

    Instruktur : drg. Beta Widya Oktiani

    Disusun Oleh :

    Kelompok 2

    Rina Fitriana (I1D114207)

    Dina Rosida (I1D114214)

    Wulandari (I1D114219)

    Eny Febrianti (I1D114225)

    Sahdhina Rismawati (I1D114226)

    Niketa Khairina (I1D114240)

    Muhammad Fauzan Ihsan (I1D114241)

    Nadia Dewi Astuti (I1D114246)

    Ansori Rohimi (I1D114253)

    Fifi Dwidhanti (I1D114270)

    Monica Thiodora Limay (I1D114271)

    PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

    2015

  • KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha

    Esa yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya sehingga kami dapat

    menyelesaikan makalah dari tutorial Gigi Palsuku di Semen Biar Cekat

    dengan Gigiku ini.

    Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada drg.

    Beta Widya Oktiani, yang membimbing dalam tutorial Gigi Palsuku di

    Semen Biar Cekat dengan Gigiku" dan penyusunan makalah ini. Makalah ini

    disajikan dengan bahasa yang singkat dan mudah dimengerti. Makalah ini

    diawali dengan bab 1 yaitu pendahuluan yang berisi skenario dan analisis

    masalah Gigi Palsuku di Semen Biar Cekat dengan Gigiku, bab 2 yaitu

    menjawab sasaran belajar yang ada pada tutorial pertama, dan bab 3

    merupakan bagian penutup yang berupa kesimpulan dan saran. Makalah ini

    juga dilengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber dan referensi

    bahan dalam penyusunan makalah ini.

    Kami sangat menyadari tentunya makalah ini belum sempurna. Kami

    mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun, semoga pada

    penulisan selanjutnya akan lebih baik.

    Akhir kata, kami berharap makalah tutorial Gigi Palsuku di Semen

    Biar Cekat dengan Gigiku ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

    Amin.

    Banjarmasin, Mei 2015

    Tim Penyusun

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

    DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Skenario ........................................................................... 1

    1.2 Identifikasi Masalah ........................................................ 1

    1.3 Daftar Masalah ................................................................ 2

    1.4 Analisis Masalah ............................................................. 2

    1.5 Pohon Masalah ................................................................ 3

    1.6 Sasaran Belajar ................................................................ 3

    BAB II PEMBAHASAN

    2.1 Definisi ............................................................................ 5

    2.2 Fungsi .............................................................................. 5

    2.3 Faktor yang Memengaruhi Dental Semen ....................... 6

    2.4 Sifat ................................................................................. 6

    2.5 Klasifikasi ........................................................................ 7

    2.6 Indikasi Kontraindikasi Mahkota Selubung .................... 17

    2.7 Pemasangan Mahkota Selubung ...................................... 17

    2.8 Semen yang Dipilih dalam scenario ................................ 18

    BAB III PENUTUP

    3.1 Kesimpulan ...................................................................... 21

    3.2 Saran ................................................................................ 21

    DAFTAR PUSTAKA .... ............................................................................... 22

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Skenario

    Gigi Palsuku di Semen Biar Cekat dengan Gigiku

    Pasien datang ke klinik dengan keluhan gigi depab atas berlubang,

    dokter gigi kemudian merawatnya dengan membuatkan mahkota selubung

    yang terbuat dari bahan porselen. Setelah melalui proses gigi dipreparasi,

    dicetak kemudian hasil cetak diisi dengan gips dan menjadi model kerja,

    nodel ini kemudian dikirim ke laboratorium gigi. Seminggu kemudian

    mahkota selubung telah siap untuk diinsersikan. Mahkota selubung porselen

    dicobakan terlebih dahulu ke pasien dan disiapkan semen untuk melekatkan

    mahkota ke gigi. Di meja terdapat berbagai macam kemasan produk semen,

    diantaranya adalah semen polikarboksilat, semen seng oksida eugenol,

    semen luting GIC, semen luting komposit dll. Dengan berbagai

    pertimbangan seperti ketebalan lapisan semen, kekentalan, setting time,

    kelarutan dan estetik, dokter gigi memutuskan menggunakan salah satu dari

    semen diatas. Semen yang di campur kemudian ditempatkan dalam mahkota

    kemudian di pasangkan pada gigi. Kelebihan semen di evaluasi terutama

    pada daerah servikal.

    1.2 Klarifikasi/Identifikasi Istilah Asing

    Preparasi : Perbaikan pada jaringan keras.

    Insersi : Memasukan atau mengaplikasikan.

    Mahkota selubung :Yang menyelubungi seluruh gigi anterior atau

    posterior yang vital maupun nonvital.

    Bahan Porselen : Bahan untuk restorasi jangka panjang, non logam.

    Setting time : Waktu yang dibutuhkan bahan hingga mengalami

    perubahan atau expansi.

    Gips : Bahan material kedokteran gigi, model positif.

  • 1.3 Daftar Masalah

    1. Cara membuat mahkota selubung?

    2. Komposisi dari semen-semen yang ada di scenario?

    3. Kenapa mahkota selubung harus terbuat dari porselen?

    4. Mengapa sebelum dipasang mahkota selubung harus di preparasi

    terlebih dahulu?

    5. Mengapa harus diuji coba terlebih dahulu?

    6. Mengapa kelebihan semen hanya pada daerah servikal saja?

    7. Semen yang mana yang akan di gunakan berdasarkan

    pertimbangannya?

    8. Kelebihan dan kekurangan dari semen tersebut?

    9. Bagaimana proses pemasangan mahkota selubung?

    10. Kenapa harus 1 minggu mahkota diinsersikan?

    11. Bagaimana komposisi gips?

    12. Faktor yang mempengaruhi setting time?

    13. Kenapa pada skenario diatas dilakukan tindakan pembuatan mahkota

    selubung?

    14. Perbedaan preparasi dengan restorasi?

    1.4 Analisis Masalah

    1. SB

    2. Semen seng oksida eugenol, resin putih, seng asetat, dan cairan

    eugenol.

    3. Karena porselin mudah dimanipulasi, mudah dibentuk, permukaanya

    licin, tidak mudah terkikis, warna menyerupai gigi, tidak cocok

    digunakan pada gigi bagian posterior karena tidak kuat.

    4. Untuk membuang jaringan yang rusak agar memudahkan proses

    restorasi dan agar penempelannya lebih kuat.

    5. Agar mengetahui kecocokannya.

    6. Karena pemnasangan tepat pada daerah servikal.

    7. SB

    8. SB

  • 9. Calsium sulfat, dihidrat, silica, dan alumina.

    10. Suhu ruangan, suhu air (panas, dingin, dan sedang), kekentalan semen

    (volume air dan berat semen), ketebalan lapisan, pengadukan (waktu

    dan caranya), dan perbandingan air dengan semennya.

    11. Faktor estetika.

    12. Preparasi adalah suatu pembuangan pada jaringan yang rusak

    sedangkan restorasi adalah tindakan perbaikan pada gigi yang rusak.

    1.5 Pohon Masalah

    1.6 Sasaran Belajar

    1. Semen yang mana yang akan di gunakan berdasarkan

    pertimbangannya.

    2. Kelebihan dan kekurangna dari semen tersebut.

    3. Bagaimana proses pemasangan mahkota selubung.

    4. Perbedaan preparasi dengan restorasi.

    5. Menjelaskan problem tree.

    DENTAL SEMEN

    Klasifikasi

    Fungsi

    Sifat

    Faktor

    Definisi

    Komposisi Kelebihan

    Dan

    Kekurangan

    Pengaplikasian

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Definisi

    Semen merupakan suatu bahan yang bisa dibentuk untuk menutupi

    sebuah celah atau untuk menyemen dua komponen menjadi satu. Semen

    kedokteran gigi adalah campuran powder dan liquid yang merupakan reaksi

    kimia antara asam dan basa. Powder yang besifat basa dan liquid yang

    bersifat asam membentuk konsistensi berupa pasta kental yang kemudian

    akan mngeras menjadi massa yang padat. 1

    2.2 Fungsi

    1. Sebagai pelekatan

    Perlekatan kimia pada dentin email untuk mendapatkan perlekatan

    kimia yang baik diperlukan kavitas yang bersih, karena itu akan

    memperkecil perlekatan pada dentin dan email. 2

    2. Semen sebagai lutting

    Tujuan utama lutting mengisi dan menutupi sela secara lengkap .

    luting mengisi dan mengaliri permukaan yang kasar solid

    retensi. 2

    3. Semen sebagai basis

    Basis adalah lapisan semen yang di tempatkan dibawah restorasi

    permanen untuk memacu perbaikan pada pulpa yang rusak dan

    melindunginya dari kerusakan. Basis befungsi menahan tekanan

    selama proses kondensasi serta dapat bentuk yang struktural bagi

    kavitas. 2,3

    4. Semen sebagai liner dan varnish

    Liner adalah bahan yang ditempatkan sebagai lapisan yang tipis

    dan berfungsi untuk memberikan penghalang bagi iritasi kimia.

    Varnish adalah rosin alam atau sintetik yang dilarutkan dalam pelarut

    seperti eter/chloroform yang di oleskan di sekeliling kavitas. Pelarut

  • menguap meninggalkan selapis tipis yang berfungsi untuk mengurangi

    mikroleakage yang terjadi di sekeliling restorasi.2

    5. Semen sebagai Pelindung Pulpa

    Semen berfungsi untuk penempatan restorasi, cavity liner dengan

    low strength base yang tidak mengiritasi pulpa. 3

    6. Semen sebagai Bahan Restorasi

    Semen berfungsi sebagai bahan restorasi permanen maupun

    sementara.3

    2.3 Faktor-Faktor

    1. Rasio bubuk

    2. Ketepatan pengadukan

    3. Waktu pengadukan

    4. Temperature

    5. Sifat fisik dan biologinya.1

    Faktor kegagalan :

    1. Perbandingan bubuk dan air tidak tepat

    2. Cara pengadukan

    3. Cara pengerasan (contoh pada bracket)

    4. Kontaminasi bahan lain

    5. Adanya kontaminasi atau penambahan air pada saat penambahan

    adonan sehingga mempercepat reaksi pengerasan ,jadi waktu

    manipulasi cepat.

    6. Jika email tidak ada resiko untuk bocor sangat besar

    7. Kebocoran miko pada foramen ,menyebabkan cairan masuk, jaringan

    periapikal sepanjang interfacial antara bahan pengisi saluran akar

    8. Karena kurangnya daya adhesi antara bahan semen dan gigi.6

    2.4 Sifat

    1. Ketebalan dan konsistensi

  • Ketebalan semen sangat menentukan adabtasi restorasi pada

    gigi.resistensi juga dapat di pengaruhi oleh ketebalan semen.

    Ketebalan maksimum dari semen adalah 25m. semakin tebal

    konsistensinya maka semakin besar juga ketebalan semen yang

    mengakibatkan restorasi kurang sempurna. 1

    2. Kekentalan

    Konsistensi dari semen dapat diukur dengan mengukur

    kekentalan. Peningkatan akan suhu dan waktu telah menunjukan

    peningkatan kekentalan atau viskositas dari beberapa jenis semen. 1

    3. Setting time

    Merupakan waktu yang dibutuhkan mulai dari pengadukan

    hingga semen menjadi keras. Working time adalah waktu yang

    dibutuhkan untuk mencapai konsistensi luting atau perekatan. Stndar

    setting time menurut American Dental Association (ADA) berkisar

    pada 2,5 menit hingga 8 menit pada suhu tubuh 37oc dengan 60-90

    detik pertama, merupakan lama waktu yang dibutuhkan untuk

    pencampuran semen. 1

    4. Kekuatan

    ADA (American Dental Association) menetapkan bahwa

    standar konsistensi luting dari semen kedokteran gigi harus

    menunjukan minimum 24 jam compressive strength sebesar 70Mpa. 1

    5. Kelarutan

    Dalam air dan cairan dalam mulut juga merupakan suatu faktor

    yang penting untuk dipertimbangkan dalam property semen. Pada

    umumnya water based cement memiliki kelarutan dalam air dan cairan

    dalam mulut lebih tinggi dibandingkan resin atau oil based cemment.1

    2.5 Klasifikasi

  • 1. Semen polikarboksilat

    a. Komposisi

    Cairannya adalah air dari asam poliakrilat atau kopolimer dari

    asam akrilik dengan asam karboksilat yang tidak jenuh

    Bubuknya mengandung oksida seng dengan sejumlah

    magnesium. Oksida oksida lainnya mislanya bismuth dan

    aluminium. Bubuk ini juga mengandung sejumlah kecil

    stannous florida yang mengubah waktu pengerasan dan

    memperbaiki sifat manipulasi.2

    b. Kelebihan

    1. Waktu penggunaan lebih cepat dari seng fosfat

    2. Perlekatannya baik pada komponen kalsium dari stuktur gigi

    3. Tidak mengiritasi pupla

    4. Merekat baik pada struktur gigi

    5. Perlekatannya melalui ikatan kimi dengan hidroksiapatit

    sehingga tidak mudah lepas

    6. Insulator panas yang baik.1

    c. Kekurangan

    1. Disentegrasi tinggi

    2. Waktu kerja pendek

    3. Tidak melekat baik pada logam mulia

  • 4. Tidak sekaku semen fosfat.1

    d. Manipulasi

    Pengadukan dengan rasio 1,5 : 1

    Persiapan permukaan dengan retensi (adhesi dan retensi buruk)

    Pembuangan kelebihan semen.5

    e. Pengaplikasian : mengoleskan larutan asam poliakrilat 10%

    selama 10-15 menit dilanjutkan dengan pembilasan dengan air.1

    2. Semen seng oksida eugenol (SOE)

    a. Komposisi

    Powder :

    Zinc oxide 69,0%

    White resin 29,3 %

    Zinc acetate 0,7%

    Magnesium oxide. 1

    Liquid :

    eugenol 85%

    olive oil 15,0%. 1

    b. Klasifikasi SOE

    tipe 1 tidak memiliki kekuatan dan memiliki daya tahan

    dalam jangka waktu panjang dan digunakan untuk proses

    penyemenan sementara (semen sementara).5

    tipe 2 telah diperkuat dengan penambahan agen.

    Digunakan untuk semen permanen dan restorasi atau aplikasi

    lain. 5

    tipe 3 restorasi sementara dan basis penahan panas.2

    tipe 4 pelpik kavitas.2

    c. Kelebihan

    1. Miminimalkan kebocoran mikro

    2. Memberikan perlindungan pada pulpa

    3. Daya antibakteri

  • 4. Memiliki working time yang cukup.1

    d. Kekurangan

    1. Mempunyai potensi iritasi terhadap jaringan

    2. Kekuatan kurang

    3. Kurang kuat terhadap abrasi

    4. Mudah larut dalam cairan mulut.1

    3. Semen luting GIC

    a. Komposisi

    Kuarsa (S1O2), alumina, aluminium flourida, kalsium

    flourida, natrium flourida, kriolit dan alumunium fosfat.2

    b. Kelebihan

    1. Tahan terhadap penyerapan air dan kelarutan dalam air

    2. Kemampuan berikatan dengan email dan dentin

    3. Memiliki angka relensi gigi

    4. Biokompabilitas

    5. Estetika

    6. Mempunyai kekuatan kompresi yang tinggi

    7. Bersifat adhesi

    8. Tidak iritatif

    9. Mengandung flour

    10. Daya larut rendah.1

    c. Kekurangan

  • 1. Tidak dapat menahan tekanan kunyah yang benar

    2. Tdk tahan terhadap keausan

    3. Daya lekat pasta lebih kecil terhadap dentin

    4. Setelah restorasi butuh proteksi

    5. Kekrasan kurang baik

    6. Rapuh dan sensitive terhadap air waktu pengerasan.1

    d. Klasifikasi Semen Ionomer Kaca Berdasarkan Kegunaannya

    a) Type I Luting cements

    SIK tipe luting semen sangat baik untuk sementasi permanen

    mahkota, jembatan,veneer dan lainnya. Dapat digunakan sebagai

    liner komposit. Secara kimiawi berikatan dengan dentin enamel,

    logam mulia dan porselen. Memiliki translusensiyang baik dan

    warna yang baik, dengan kekuatan tekan tinggi. SIK yang

    diberikanpada dasar kavitas akan menghasilkan ion fluorida

    serta berkurangnya sensitifitasgigi, perlindungan pulpa dan

    isolasi. Hal ini mengurangi timbulnya kebocoran mikro (micro-

    leakage) ketika digunakan sebagai semen inlay komposit atau

    onlay.4

    b) Type II Restorasi

    Karena sifat perekatnya, kerapuhan dan estetika yang cukup

    memuaskan, SIK juga digunakan untuk mengembalikan struktur

    gigi yang hilang seperti abrasi servikal. Abrasi awalnya

    diakibatkan dari iritasi kronis seperti kebiasaan menyikat gigi

    yang terlalu keras.4

    c) Type III Liners and Bases

    Pada teknik sandwich, SIK dilibatkan sebagai pengganti dentin,

    dan komposit sebagai pengganti enamel. Bahan-bahan lining

    dipersiapkan dengan cepat untuk kemudian menjadi reseptor

    bonding pada resin komposit (kelebihan air pada matriks SIK

    dibersihkan agar dapat memberikan kekasaran mikroskopis yang

    nantinya akan ditempatkan oleh resin sebagi pengganti enamel.1

    d) Type IV Fissure Sealants

  • Tipe IV SIK dapat digunakan juga sebagai fissure sealant.

    Pencampuran bahan dengan konsistensi cair, memungkinkan

    bahan mengalir ke lubang dan celah gigi posterior yang sempit.2

    e) Type V - Orthodontic Cements

    Pada saat ini, braket ortodonti paling banyak menggunakan bahan

    resin komposit. Namun SIK juga memiliki kelebihan tertentu. SIK

    memiliki ikatan langsung ke jaringan gigi oleh interaksi ion

    Polyacrylate dan kristal hidroksiapatit, dengan demikian dapat

    menghindari etsa asam. Selain itu, SIK memiliki efek

    antikariogenik karena kemampuannya melepas fluor. Bukti dari

    tinjauan sistematis uji klinis menunjukkan tidak adanya perbedaan

    dalam tingkat kegagalan braket Ortodonti antara resin modifikasi

    SIK dan resin adhesif.2

    f) Type VI Core build up

    Beberapa dokter gigi menggunakan SIK sebagai inti (core),

    mengingat kemudahan SIK dalam jelas penempatan, adhesi, fluor

    yang dihasilkan, dan baik dalam koefisien ekspansi termal. Logam

    yang mengandung SIK (misalnya cermet, Ketac perak,

    EspeGMbH, Germany) atau campuran SIK dan amalgam telah

    populer. Saat ini, banyak SIK konvensional yang radiopaque lebih

    mudah untuk menangani daripada logamyang mengandung bahan-

    bahan lain. Namun demikian, banyak yang menganggapSIK tidak

    cukup kuat untuk menopang inti (core). Maka direkomendasikan

    bahwa gigi harus memiliki minimal dua dinding utuh jika

    menggunakan SIK.2

    g) Type VII - Fluoride releasing

    Banyak laboratorium percobaan telah mempelajari fluorida yang

    dihasilkan SIK dibandingkan dengan bahan lainnya. Namun, tidak

    ada review sistematis dengan atau tanpa meta-analisis yang telah

    dilakukan. Hasil dari satu percobaan, dengan salah satu tindak

    lanjut periode terpanjang, menemukan bahwa SIK konvensional

    menghasilkan fluorida lima kali lebih banyak daripada kompomer

  • dan 21 kali lebih banyak dari resin komposit dalam waktu 12

    bulan. Jumlah fluorida yang dihasilkan, selama 24 jam periode

    satu tahun setelah pengobatan, adalah lima sampai enam kali lebih

    tinggi dari kompomer atau komposit yang mengandung fluor.4

    h) Type VIII - ART (atraumatic restorative technique)

    ART adalah metode manajemen karies yang dikembangkan untuk

    digunakan dinegara-negara dimana tenaga terampil gigi dan

    fasilitas terbatas namun kebutuhan penduduk tinggi. Hal ini diakui

    oleh organisasi kesehatan dunia. Teknik menggunakan alat-alat

    tangan sederhana (seperti pahat dan excavator) untuk menerobos

    enamel dan menghapus karies sebanyak mungkin. Ketika karies

    dibersihkan, rongga yang tersisa direstorasi dengan menggunakan

    SIK viskositas tinggi. SIK memberikan kekuatan beban

    fungsional.4

    i) Type IX - Deciduous teeth restoration

    Restorasi gigi susu berbeda dari restorasi di gigi permanen karena

    kekuatan kunyahdan usia gigi. Pada awal tahun 1977, disarankan

    bahwa semen ionomer kaca dapat memberikan keuntungan

    restoratif bahan dalam gigi susu karena kemampuan SIK untuk

    melepaskan fluor dan untuk menggantikan jaringan keras gigi,

    serta memerlukan waktu yang cepat dalam mengisi kavitas. Hal ini

    dapat dijadikan keuntungan dalam merawat gigi pada anak-anak.

    Namun, masih diperlukan tinjauan klinis lebih lanjut.4

    4. Semen Ionomer Kaca modifikasi Logam

    a) Komposisi : Kaca ionomer dan partikel logam

    b) Fungsi : Untuk restorasi gigi posterior sebagai alternatif amalgam,

    restoratif konserfatif kelas 1

    c) Klasifikasi :

    Metode 1 : mencampur bubuk logam amalgam yang berpartikel

    sfersis dengan bubuk ionomer tipe II sering disebut semen

    gabungan logam campur perak

  • Metode 2 : mencampur bubuk kaca dengan partikel perak dengan

    pemanasan tinggi sering disebut cermet.

    d) Sifat :

    Peningkatan ketahanan terhadap keausan

    Waktu pengerasanya cepat

    Potensi adhesi dan gaya tahanya terhadap karies.1

    5. Semen seng fosfat

    a) Bahan semen yang menjadi tolak ukur bagi sistem baru. Seng

    fosfat terdiri atas bubuk dan cairan di dua botol yang terpisah.1

    b) Komposisi

    Bubuk : Oksida seng (90%) dan oksida magnesium (10%)

    Cairan : fosfor, air (33% 5%), alumunium fosfat dan dalam

    berbagai keadaan seng fosfat.1

    c) Fungsi powder:

    Mengurangi temperatur pada proses clacination

    Inactive filler, membantu proses calcination

    Smothness, jumlah banyak akan memperpanjang setting

    Mengubah working characteristic dan final properties.5

    d) Setting time antara 5-9 menit.1

    e) Faktor yang mempengaruhi setting time:

    Rasio bubuk : cairan (1,4 gram : 0,5 ml)

    Kecepatan penggabungan bubuk

    Waktu pengadukan

    Temperatur alas aduk.1

    f) Manipulasi

    Mungkin tidak perlu alat ukur untuk membagi jumlah bubuk

    dan cairan karena kekentalan yang diinginkan bervariasi

    Sebaiknya digunakan alas aduk yang dingin

    Pengadukan diawali dengan penambahan sedikit bubuk

    Harus segera dipasang

    Kelebihan semen dapat dibuang setelah mengeras.1

  • g) Pengaplikasian

    Dioleskan ke bagian dalam tuangan dan harus segera

    dimasukkan ke dalam kavitas sebelum terjadi pembentukan

    matriks. Setelah tuangan didudukkan pada tempatnya harus

    ditahan dengan ditekan sampai semen mengeras untuk

    mengurangi rongga udara.1

    h) Terbagi menjadi 2 tipe

    Tipe I

    Tipe II : disarankan untuk basis.1

    6. Semen seng silikofosfat

    a) Komposisi

    Kaca silikat

    Bubuk oksida seng

    Asam fosfor.1

    b) Perbedaan utama dengan seng fosfat adalah ZSP lebih translusen

    karena mengaduk kaca silikat.1

  • 7. Semen berbasis resin

    a) Teknik etsa asam untuk merekatkan resin ke email

    b) Komposisi sebagian besar mirip bahan tambal resin komposit dan

    bahan pengisinya sama dengan komposit yaitu, silika, bergaris

    tengah 1,5 m

    c) Sifat

    Tidak larut dalam cairan mulut

    Ada sistem adhesif

    Tidak punya potensi antikariogenik

    Dapat mengiritasi pulpa (sifat biologi)

    d) Maka dierlukan lapisan pelindung dan yang dipakai kalsium

    hidroksida (Ca(OH)2)

    e) Manipulasi

    Pencampuran di kertas aduk 20-30 detik

    Pembuangan semen (kelebihan) segera setelah direstorasi

    dipasang dengan benar. Jika ditunda sampai semen mengalami

    polimerisasi akan sulit

    f) Waktu penyinaran tidak boleh kurang dari 40 detik

    g) Digunakan pada

    jembatan berikatan resin

    Braket orthodontik

    Restorasi kaca-keramik.1

    8. Kalsium Hidroksida

    a) Fungsi: Untuk bahan penutup pulpa dan basis penahan panas

    b) Manipulasi, ada 2:

    Mekanis: Menggunakan amalgamator

    Manual:

    o Ada 3 cara ( sircular motion , figure eight, fold and press

    motion

    o Menggunakan alat semen spatel (untuk mengaduk),

    plastis instrumen (untuk memasukkan ke dalam kavitas).

  • o Powder : Liquid = 1,3 : 1 atau sesuai anjuran pabrik.

    o Pencampurannya hingga tampak glossy (mengkilat) tidak

    boleh hingga buram.

    Cara Pengerasan :

    - Menggunakan sinar

    - Didiamkan.1

    2.6 Indikasi dan kontraindikasi Mahkota Selubung

    Indikasi

    Fraktura gigi anterior

    Perubahan warna gigi, dekalsifikasi,

    hipoplasi enamel,dll

    Perubahan bentuk anatomi gigi,

    atrisi, rotasi atau perubahan

    posisi terbatas

    Penutupan diatema

    Sebagai retainer suatu jembatan

    Baik bila gigi masih vital. 6

    Kontra Indikasi :

    Mahkota klinis pendek, dengan cingulum yang datar, sehingga retensi

    kurang

    Ruang pulpa masih lebar ( usia sangat muda)

    Gigitan anterior dalam (Deep Bite)

    Kerusakan gigi yang kompleks sehingga tak memungkinkan

    pembuatan mahkota jaket

    Gigi non vital

    Alergi terhadap bahan yang digunakan.6

    2.7 Pemasangan Mahkota Selubung

    1. Gigi dipreparasi

  • 2. Semen ditempatkan pada protesa

    3. Insersi protesa ke gigi

    4. Tekan protesa hingga semen keluar

    5. Buang kelebihan semen.1

    2.8 Semen yang Digunakan pada Skenario

    Semen yang digunakan adalah zinc phosphat karena kekuatan

    kompresinya tinggi yaitu sekitar 104 MPA. Kemudian kekuatan tariknya 5,5

    MPA. Dan mudah di temukan. Untuk dari segi ekonomi zinc phosphat

    merupakan semen yang terjangkau.1

    Kandungan utama bubuk semen zink fosfat adalah zinc oxide. Garam

    metalik digunakan untuk mengubah karakteristik kerja dan sifat akhir

    semen. Magnesium oksida biasanya ditambahkan untukmengurangi proses

    pada saat proses kalsinasi. Silikon dioksida merupakan filler inaktif pada

    bubuk semen. Bismuth trioksida ditambahkan untuk menghasilkan

    campuran semen yang halus dan juga untuk memperpanjang setting time.1

  • Pengaplikasiannya, dioleskan ke bagian dalam tuangan dan harus

    segera dimasukkan ke dalam kavitas sebelum terjadi pembentukan matriks.

    Setelah tuangan didudukkan pada tempatnya harus ditahan dengan ditekan

    sampai semen mengeras untuk mengurangi rongga udara.1

    Setting Reaksi

    Saat bubuk diaduk dengan cairan, asam fosfor akan menyerang

    permukaan partikel dan melepaskan ion zinc ke dalam cairan. Alumina

    yang sudah terbentuk sempurna dengan asam fosfor akan bereaksi dengan

    zink dan menghasilkan suatu gel zink aluminofosfat pada permukaan

    partikel yang tersisa. Semen yang telah set ini berupa struktur inti,

    terutama terdiri dari pertikel zink oksida yang tidak bereaksi yang tertanam

    dalam matriks kohesif amorphous zink aluminofosfat. Reaksi ini

    dihasilkan melalui reaksi eksotermis. Air merupakan hal penting saat

    reaksi, oleh karena itu komposisi cairan/liquid harus dijaga untuk

    menjamin terjadinya reaksi yang konsisten selama pengadukan.1

    Sifat Fisis dan Karakteristik1

    1) Sifat Mekanis

    Jika semen zink fosfat dimanipulasi dengan tepat maka akan

    memiliki compressive strength sampai dengan 104 MPa dan

    diametral telsile strength-nya sekitar 5,5 MPa. Modulus elastisitas

    zink fosfat semen sekitar 13,7 MPa. Sehingga semen ini agak kaku

    serta digunakan sebagai bahan luting pada restorasi yang terkena

    stress pengunyahan yang tinggi.

    2) Solubilitas dan Disintegrasi

    Semen ini dapat larut dalam cairan mulut (terutama dalam suasana

    asam).

    3) Keasaman

    Karena adanya asam fosfor maka keasaman semen ini cukup tinggi

    terutama pada saat pertama kali diletakkan pada gigi.

    4) Retensi

  • Setting semen zink fosfat tidak melibatkan reaksi apapun dengan

    jaringan keras sekelilingnya ataupun dengan bahan restorasi.

    Kegunaan

    Berdasarkan konsistensinya, semen zink fosfat dikenal dengan

    istilah luting yang digunakan pada restorasi alloy. Basis semen zink

    fosfat digunakan sebagai penghalang termal dan kimia diatas lapisan

    dentin yang tipis. Namun ada juga konsistensi diantara luting dengan

    base yang dikenal dengan istilah konsistensi band-seating.1

  • BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Semen merupakan suatu bahan yang bisa dibentuk untuk menutupi

    sebuah celah atau untuk menyemen dua komponen menjadi satu. Semen

    kedokteran gigi adalah campuran powder dan liquid yang merupakan

    reaksi kimia antara asam dan basa. Fungsi semen adalah sebagai pelekatan,

    lutting, basis, dan liner dan varnish. Semen juga memiliki beberapa jenis

    klarifikasi yang bermacam macam.

    3.2 Saran

    Sebaiknya kita sebelum menggunakan semen harus mengetahui dulu

    jenis semen yang mana yang cocok untuk kita gunakan, setiap jenis semen

    mempunyai fungsi dan sifat yang berbeda beda jadi kita harus pandai

    dalam mentukan semen mana yang akan kita gunakan agar tidak terjadi

    kesalahan dalam menggunakannya.

  • DAFTAR PUSTAKA

    1. Annusavice, Kenneth J. 2014. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Edisi

    10. Jakarta : EGC

    2. Baum.L.Philips.R.W.Lund,M.R.2014.buku ajar ilmu konservasi gigi.edisi

    3.jakarta.EGC

    3. Craig RG Powers Jm.Wataba Jc 2008. Dental materials, property and

    manipulation 7th

    edition. Newdelhi.harcourt private limited

    4. Craig, et al. 2004. Dental Materials, Properties and Manipulation 6th

    Edition. CV Mosbey

    5. Heymann, Harald Q. et al. 2012. Sturdevants Art and Science of Operative

    Dentistry 6th Edition. CV Mosbey.

    6. Syafiar L., dkk. 2011. Bahan Ajar Ilmu Material & Teknologi Kedokteran

    Gigi. Medan.