Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

34
Struktur Organ dan Mekanisme Pencernaan Nama kelompok: Ketua: Dea Mindy Sasmita 102012409 Sekretaris 1: Letidebora 102012300 Sekretaris 2: Ani Ratna Juwita 102011136 Anggota: Shinta lestariyanyi 102010045 Naomi Besitimur 102012113 Lidomon 102012154 Alvan Djari 102012295 Ema Febianty 102012411 Anggiriani 102012453 Ronaldi Susilo 102012459 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 1

description

hahahahaa

Transcript of Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

Page 1: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

Struktur Organ dan Mekanisme Pencernaan

Nama kelompok:

Ketua: Dea Mindy Sasmita 102012409

Sekretaris 1: Letidebora 102012300

Sekretaris 2: Ani Ratna Juwita 102011136

Anggota: Shinta lestariyanyi 102010045

Naomi Besitimur 102012113

Lidomon 102012154

Alvan Djari 102012295

Ema Febianty 102012411

Anggiriani 102012453

Ronaldi Susilo 102012459

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510. Telepon: (021)5694-2061, fax: (021)563-1731

2013

1

Page 2: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

Pendahuluan

Setiap saat di dalam tubuh manusia terjadi proses metabolisme. Proses metabolisme

sendiri terbagi menjadi banyak sistem. Salah satunya adalah sistem pencernaan. Sistem

pencernaan sering disebut sebagai sistem digestivus. Sistem ini terdiri dari saluran pencernaan

(traktus gastro-intestinalis), yaitu dimulai dari mulut, faring, esophagus, lambung, usus halus,

usus besar, sampai ke rectum-anus.

Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit

bagi tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap diabsorpsi. Pencernaan berlangsung secara

mekanik dan kimia

Pada setiap organ ataupun saluran pencernaan terdapat suatu reaksi yang terjadi saat

proses pencernaan yang berhubungan dengan hormon maupun enzim. Segala proses yang terjadi

pada organ pencernaan memiliki pusat pengendali yang nantinya akan mengatur fungsi dari

masing-masing bagian organ

Pembahasan

Struktur Makroskopik Saluran Cerna.

1) Cavum Oris

Mulai dari rima oris dan berakhir di isthmus faucium. Selain merupakan sistem

pencernaan, rongga mulut juga berfungsi sebagai rongga yang dilalui oleh udara pernapasan

dan juga penting untuk pembentukan suara. 1

Rongga mulut dibagi dalam :

1. Vestibulum oris

2. Cavum oris propium

2) Kelenjar Ludah

1. Glandula Parotis

Glandula parotis berbentuk piramida dan terletak di fossa retromandibulare antara

os mandibula dan m. Sternocleidomastoideus

2

Page 3: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

2. Glandula submandibularis

Pada glandula submandibulari dapat dibedakan 2 bagian : yang dangkal dan yang

dalam. Bagian yang dangkal terletak dibawah m. Mylohyoideus, antara m.

Stylohyoideus, m. Digastricus dan mandibula. Bagian yang dalam melalui tepi dorsal

m.mylohyoideus dan kelenjar ini membelok ke sisi atasnya. 1

3. Glandula sublingualis

Glandula sublingualis berbentuk memanjang dan terletak di dasar rongga mulut

dekat frenulum linguae, di antara m.geniohyoideus dan m.genioglossus sebelah medial

dan m.hyoglossus sebelah lateral. 1

3) Otot Pengunyah 1

Terdapat 4 otot pengunyah yang melekatkan mandibula pada basis cranii, ialah;

Otot yang dangkal : m.masster dan m.temporalis.

Otot yang dalam : m.pterygoideus lateralis/externus dan m. Pterygoideus

medialis/internus.

Persarafan otot-otot ini : n. Mandibularis (portio minor N. Trigemini V3)

4) Pharynx1

Pharynx adalah suatu pipa musculo-fascial yang contractil. Ia terbentang di antara

basis cranii sebelah kranial dan berakhir pada oesophagus disebelah kaudal setinggi vertebra

cervicalis ke-6. Pada sisi lateral, pharynx berbatasan dengan aa. Carotides communis et

internae, vv. Jugulares internae, cornu majus os hyoid dan lamina cartilago tyhyreoidea.

Fungsinya : sebagai tempat yang dilalui oleh aliran udara pernapasan dan makanan. Sesuai

dengan ruang-ruang yang terletak di depannya, pharynx terbagi dalam 3 bagian :

Nasopharyx ( pars nasalis pharyngis ), dorsal terhadap cavum nasi.

Oropharynx ( pars oralis pharyngis ), dorsal terhadap cavum oris.

Laryngopharynx ( pars laryngis pharyngis ), dorsal terhadap larynx.

3

Page 4: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

5) Oesophagus

Oesophagus adalah suatu pipa musculair sepanjang 25 cm, yang merupakan lanjutan

pharynx dan mulai di tepi bawah cartilago cricoidea setinggi vertebra C6, dan berakhir di

cardia ventriculi setinggi vertebra thorakal X-XI. Selama perjalanannya ke distal, ia

mengikuti lengkung-lengkung columna vertebralis, yang terletak tepat dibelakangnya. Pada

oesophagus dapat dibedakan 3 bagian : pars cervicalis, pars thoracalis, dan pars abdominalis.

Persarafan Simpatis : cabang-cabang truncus symphaticus pars thoracalis atas.

Persarafan Parasimpatis : cabang-cabang N.vagus dan N.recurrens. Dibawah hilus

pulmonalis, nn. Vagi membentuk plexus pada dinding oesophagus ; yang kiri ke sisi

depannya dan yang kanan ke sisi belakangnya. 1

Alat – alat intra abdomen 1,5

Alat – alat intra abdomen terbagi dua oleh mesocolon transversum menjadi :

1. Alat- alat supra mesocolica adalah alat-alat yang terletak antara diaphragma dan mesocolon

transversum, yang terdiri dari : gaster, duodenum, pancreas, hepar, vesica fellea dan lien.

2. Alat- alat intra mesocolica adalah alat- alat yang terletak dibawah mesocolon transversum atau

alat-alat yang terletak antara mesocolon transversum dan linea terminalis pada panggul, yaitu :

intestinum tenuae ( usus halus ) dan intestinum crassum ( usus besar ).

6) Gaster 1,5,7

Nama lain gaster : ventriculus atau lambung

Struktur anatomis gaster :

Mempunyai 2 muara : cardia ( oesophagus – gaster ) dan pylorus (gaster –

duodenum).

Mempunyai 2 tepi : curvatura minor ( cekung ke kanan atas ) dan curvatura major

( cembung ke kiri ).

Mempunyai 2 permukaan : facies anterior dan facies posterior.

Mempunyai 2 lekukan : incisura cardiaca ( peralihan oesophagus pada curvatura

major ) dan incisura angularis : batas bagian vertikal dan horizontal pada curvatura

minor.

4

Page 5: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

Bagian – bagian gaster :

1. Fundus

2. Corpus

3. Pylorus ( pars pylorica vebtriculi ) dibedakan menjadi : anthrum pyloricum dan canalis

pyloris.

Pendarahan gaster adalah :

1. A. Gastrica sinistra

2. Aa. Gastricae berves, memperdarahi fundus ventriculi

3. A. Gastroepiploica ( gastro omentalis ) sinistra, memperdarahi curvatura major dan

omentum majus.

Vena mengikuti yang jalannya arteri.

1. Darah dari v. Gastrica dextra dan sinistra dialirkan ke dalam v.porta.

2. Darah dari v. Gastrica brevis. V. Gastroepiploica sinistra, dialirkan ke dalam v.

Lienalis yang bergabung dengan v. Mesenterica superior menuju v. Porta.

Getah bening terdapat pada pembuluh nadi sepanjang curvaturamajor dan minor akan

dialirkan ke dalam nnll. Coeliaca.

Persarafan : oleh sistem saraf otonom.

1. Parasimpatis berasal dari N. X anterior dan posterior

2. Simpatis berasal dari nervi spinales T6-T9 melalui plexus coeliacus dan

mendistribusikan melalui anyaman saraf di sekitar a. Gastrica dan a. Gastroomentalis.

7) Duodenum1,5,7

Bentuk : tapal kuda, berjalan dari pylorus ke arah belakang. Panjang 25-28 cm. Bagian-

bagian duodenum :

Pars superior duodeni. Terletak pada bidang transpyloric. Pars superior duodeni

dimulai dari pylorus menuju ke belakang dan berakhir pada flexura duodenalis

superior. Panjang 5 cm.

5

Page 6: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

Pars descendens duodeni. Bermula dari flexura duodeni superior beralih ke bawah

kemudian membelok ke kiri, disebut flexura duodeni. Panjang 10 cm.

Pars inferior duodeni. Terletak setinggi vertebra L3. Panjang 7,5 cm.

Pars ascendens duodeni. Terletak setinggi vertebra L2, kurang lebih 2,5 cm sebelah

kiri bidang tengah. Panjang 5 cm.

Pendarahan duodenum oelh a. Gastroduodenalis, a. Pancreaticoduodenalis

superoir ( anterior dan posterior ), dan a. Pancreaticoduodenalis inferior ( cabang a.

Mesenterica superior ). Darah dari v. Pancreaticoduodenalis superior dialirkan ke v. Porta

dan darah dari v. Pancreaticoduodenalis inferior dialirkan ke v. Mesenterica superior ke

v. Porta. 9

8) Hepar 5,7

Hepar menempati sebagian besar rongga abdomen kanan atas. Konsistensi hati ;

kenyal seperti jeli. Berat hati bervariasi, rata-rata 1 ½ kg. Hepar dilapisi peritonium,

kecuali bagian belakang yang langsung melekat pada diaphragma dan disebut BARE

AREA ( area nuda ). Pada penampang sagital hepar, tampak bagian depan lebih rendah

daripada bagian belakang. Hepar dibedakan menjadi dua lobus, yaitu lobus kanan dan

kiri. Batas lobus kanan dan kiri adalah sebuah alur berbentuk huruf H yang ditempati

oleh lig. Teres hepatis dan lig. Venosum Arantii diselah caudal, dan lig. Falciforme

hepatis disebelah cranial. Secar anatomis dan fungsional batas lobus kanan dan kiri sesuai

bidang yang melalui alur yang dibentuk oleh kantung empedu dan v. Cava inferior ( tidak

terlihat dari luar ). Lobus kanan terbagi menjadi lobus caudatus dan quadratus oleh porta

hepatis dan fossa sagitalis dextra.

Dari luar hepar terlihat sebagai berikut :

Bagian yang berhubungan dengan diafragma ( facies diaphragmatica )

Bagian yang menghadap cavum abdomen ( facies visceralis/ facies inferior)

6

Page 7: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

Peralihan dari facies superior ke facies inferior di sebelah belakang tidak jelas,

sedangkan peralihan disebelah depan jelas sekali, yaitu pada tepi yang tajam atau margo

anterior/ margo inferior.

Pendarahan hepar :

Pembuluh nadi : a. Hepatica communis, a. Hepatica propia, a. Hepatica dextra dan

sinistra.

Pembuluh balik : menampung darah balik dari alat-alat tractus gastrointestinal

melalui v. Porta. V. Porta merupakan bagian dari pembuluh balik sistema portal yang

mengumpulkan darah dari alat-alat gastrointestinal untuk dialirkan ke hepar.

9) Vesica Fellea 5,7

Sinonim : kantung empedu.

Letak : sesuai perpotongan batas lateral M. Rectus abdominis dan arcus costae dextra.

Vesica fellea diliputi peritonium, kecuali bagian yang melekat pada hepar.

Bagian – bagian : fundus vesica fellea, corpus vesica fellea dan collum vesica

fellea. Saluran empedu : ductus cysticus. Mucosa ductus cysticus mempunyai lipatan 10

berbentuk spiral = valvula spiralis Heisteri. Ductus cycsticus bersama-sama saluran

empedu intrahepatal membentuk ductus choledochus. Ductus choledochus berjalan dalam

lig. Hepatoduodenale bersama-sama v. Porta dan a. Hepatica propia. Pendarahan oleh a.

Cystica.

10) Lien1,5

Sinonim : spleen, limpa.

Konsistensi : kenyal, lebih lembek daripada hepar, dan dapat berkontraksi. Warna merah

keabu-abuan.

Letak : intra peritoneal, pada regio hypochondrica sinistr, setinggi iga 9,10,11. Sumbu

panjang sesuai iga 10.

Proyeksi pada dinding abdomen ; kira-kira 4 cm sebelah kiri garis tengah dan setinggi

ujung processus spinosus vertebra Th 9- L1 sampai linea axillaris media sinistra.

7

Page 8: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

Fungsi lien :

Membersihkan darah

Reservoir darah

Alat reticulo endothelial yang di dalamnya terdapat jaringan limfoid yang berbeda

dengan jaringan jaringan limfoid lain karena lien berhubungan dengan aliran darah.

11) Intestinum 5,7

Intestinum dibedakan menjadi :

Intestinum tenue ( usus halus )

Intestinum crassum ( usus besar )

Intestinum tenue memiliki panjang 6-8 meter, dan terdiri dari :

2/5 bagian jejunum

3/5 bagian ileum

Intestinum tenue terletak intraperitoneal dan berkelok-kelok. Jejunum mengisi

rongga perut kiri atas sedangkan ileum mengisi rongga perut kanan bawah. Kelokan

ileum mengisi sampai ke pelvis minor untuk kemudian bermuara pada caecum ( kantung

buntu ). Proyeksi muara ileum pada coecum pada dinding abdomen disebut titik Mc.

Burney yang dapat ditentukan dengan :

Titik potong tepi lateral m. Rectus abdominis kanan dengan garis Monro ( garis yang

menghubungkan SIAS kanan dan umbilikus ).

1/3 lateral – 1/3 tengah garis Monro.

Besarnya penampang dari jejunum kearah ileum makin mengecil. Intestinum

tenue berhubungan dengan dinding belakang perut melalui lipatan peritonium yang

disebut mesostienium, mulai dari flexura duodenajejunalis setinggi vertebra L2 berjalan

kearah kanan miring ke bawah, menyilang garis tengah setinggi vertebra L3 di depan pars

8

Page 9: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

inferior duodeni dan v. Cava inferior, berakhir ke bawah pada fossa iliaca dextra di depan

articulatio sacroiliaca.

Pendarahan usus halus : aa. Jejunales et ilei dan Vv. Jejunales et ilei dan V.

Mesenterica superior. Pembuluh getah bening : melalui 3 kelompok ; nnll. Intestinales,

nnll. mesentericus, nnll. Superior. Getah bening dari ileum berakhir pada nnll. Ileocolica.

Getah bening usus halus dialirkan ke dalam truncus intestinalis – cysterna chyli.

Persarafan : simpatis ( n. Splanicus major dan minor ) dan parasimpatis ( N.X ).

Intestinum crassum berbentuk seperti huruf U terbalik. Terdiri atas : coecum,

colon ascendens, flexura coli dextra/hepatica, colon transversum, flexura coli

sinistra/lienalis, colon descendens, colon sigmoideum, dan rectum-anus.

12) Coecum 1

Terletak pada fossa iliaca dextra dan diproyeksikan pada dinding abdomen pada

pertengahan garis SIAS kanan-symphysis pubis.

13) Colon Ascendens 5

Colon ascendens dimulai pada junctura ileocoecalis sampai flexura coli dextra.

Pendarahan oleh a. Colica dextra.

14) Appendix Vermiformis 5

Appendix vermiformis sering dianggap bagian usus yang tidak mempunyai

fungsi. Appendix mempunyai lipatan peritonium yang disebut mesenteriolum.

Pendarahan : aa. Appendiculares. 12

15) Colon Transversum5

Terletak dibawah bidang transpyloric dan menyilang pars descendens duodeni,

melengkung di antara flexura coli dextra dan flexura coli sinistra. Pendarahan : a. Colica

media dan a. Colica sinistra.

9

Page 10: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

16) Colon Descendens5

Pendarahan : a. Coli sinistra yang merupakan cabang a. Mesenterica inferior.

17) Colon Sigmoideum5

Colon sigmoideum berbentuk menyerupai huruf S dan memanjang dari crista

iliaca sampai vertebrae S2-3. Pendarahan : aa.sigmoideum (2-4 buah) yang merupakan

cabang a. Mesenterica inferior.

18) Rectum 1,5

Panjang : 12-15 cm. Rectum merupakan lanjutan colon sigmoideum yang

memanjang dari vertebra S3 sampai anus. Setinggi vertebra S3 taenia colon sigmoideum

berubah menjadi lapisan otot polos longitudinal dan appendices epiploicae menghilang.

Berbeda dengan colon, rectum tidak mempunyai haustra, taenia, appendices epiploicae,

mesocolon. Pendarahan : a. Rectalis superior, a. Rectalis media, a. Rectalis inferior.

Persarafan : simpatis ( melalui saraf spinalis Nn splanchnicus lumbales dan plexus

hypogastricus/plexus pelvicus ) dan parasimpatis ( berasal dari nervus spinalis S2-4

melalui N. Splanchnicus pelvicus, plexus hypogastricus inferior kanan dan kiri menuju

plexus rectalis/pelvicus )1.

10

Page 11: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

Struktur Mikroskopik Saluran Cerna

A. Mulut6

Struktur histologis bagian-bagian yang terdapat disini antara lain adalah:

Labium oris dapat dibagi dalam 3 area:

Area cutanea: Daerah permukaan bibir ini merupakan lanjutan kulit

disekitar mulut. Maka gambaran hstologisnya sebagai kulit pula. Paling luar dilapisi

oleh epidermis yang merupakan epitel gepeng berlapis berkeratin. Dibawah epidermis

terdapat jaringan pengikat yang disebut corium yang membentuk tonjolan-tonjolan ke

arah epidermis yang disebut sebagai papila corii. Sel-sel basal epidermis mengandung

butir-butir pigmen. Seperti juga pada struktur kulit lainnya pada permukaan kulit ini

dilengkapi oleh alat-alat tambahan kulit seperti glandula sudorifera, glandula sebacea

dan folikel rambut.

Area merah bibir (area intermedia ): Epitelnya berlapis gepeng tidak bertanduk

epitelnya transparan (jernih) karena mengandung butir-butir eleidin. Papilla jaringan

ikatnya tinggi-tinggi dan mengandung banyak kapiler.

Area oral mukosa:

• Bagian ini mempunyai struktur histologis yang sama dengan pipi

• Epitelnya berlapis gepeng tidak bertanduk

• Lamina propianya agak kompak

• Pada tunika submukosa didapati kelenjar labialis yang bersifat seromukus

• Dibawah submukosa didapati otot lurik (M.orbicularis oris).

11

Page 12: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

B. Oesophagus

dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Dalam submukosa

terdapat kelompokan kelenjar penghasil mukus kecil, yaitu kelenjar esofageal. Pada

lamina propria dekat lambung terdapat kelompokan kelenjar yang disebut kelenjar kardia

esofagus yang juga menghasilkan mukus. Pada ujung distal esofagus, lapisan ototnya

terdiri atas serat otot polos, pada bagian tengah terdapat campuran serat otot bergaris

(rangka) dan serat otot polos, pada ujung proksimal terdapat serat otot rangka. Hanya

bagian esofagus dalam rongga peritoneum yang ditutupi oleh serosa. Sisanya ditutupi

lapisan jaringan ikat longgar yang disebut adventisia. 6

1. Tunika mukosa

- Epitel berlpais gepeng tanpa lapisan tanduk

- T. M.M hanya satu lapis longitudinal

- Pada lamina propria didapati kelenjar mukus tubulosa kompleks (kel superfisial)

yang merupakan perluasan kelenjar kardia

2. Tunika submukosa

- terdapat kelenjar mukus tubulosa kompleks yang disebut kelenjar submukosa

(oesophageal glands)

3. Tunika muskularis

- Pada 1/3 proksimal terdiri dari otot lurik

- 1/3 tengah terdiri dari campuran otot polos dan lurik

- 1/3 distal seluruhnya otot polos.

C. Gaster

Pada gaster terdapat tiga lapisan jaringan dasar beserta modifikasinya, yaitu:6

a. Muskularis eksterna pada bagian fundus dan badan lambung mengandung lapisan otot

melintang (oblik) tambahan. Lapisan otot tambahan ini membantu keefektifan

pencampuran dan penghancuran isi lambung.

b. Mukosa membentuk lipatan-lipatan (ruge) longitudinal yang menonjol sehingga

memungkinkan peregangan dinding lambung. Ruga terlihat saat lambung kosong dan

akan menghalus saat lambung meregang terisi makanan.

12

Page 13: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

c. Ada kurang lebih 3 juta pit lambung di antara ruga-ruga yang bermuara pada sekitar

15 juta kelenjar lambung. Kelenjar lambung yang dinamakan sesuai letaknya,

menghasilkan 2L sampai 3L cairan lambung. Cairan lambung mengandung enzim-enzim

pencernaan, asam klorida, mucus, garam-garaman, dan air6

• Seluruh permukaan mukosa gaster terdapat gastric pits atau foveola gastrica

• Epitel mukosa selapis torak tanpa sel goblet

• 3 daerah: cardia, fundus, pilorus

• Lapisan otot tebal untuk menggiling/mencampur makanan

• Mensekresikan enzim-enzim dan asam untuk memulai pencernaan

• Dindingnya sangat berlipat yang dinamakan rugae

• Sitoplasma pada permukaan apikalnya mengandung musigen

• Intinya oval

• Pada lamina propria terdapat kelenjar di cardia, fundus maupun pilorus

• Kelenjar mulai dari dasar gastric pit meluas ke arah TMM.

D. Pankreas6

• Merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin

• Epitel duktus ekskretorius bervariasi dari torak rendah bersel goblet ke sel kubus

• Duktus interklarisnya (isthmus) panjang-panjang dan epitelnya selapis gepeng

• Bentuk sel asinusnya lebih kecil dari sel asinus parotis

• Pars terminalisnya 100% terdiri serous dan di tengah pars terminal sering dijumpai sel-

sel sentroasini yang merupakan bagian dari isthmus

• Tidak ada sel myoepitel.

13

Page 14: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

E. Hati

Segitiga kiernan berisi cabang A.hepatika, cabang Vena porta, duktus biliaris dan

pembuluh limfe. Setiap sel hati pada salah satu permukaannya harus berhubungan dengan

sistem empedu dan pada permukaan yang lain harus berhadapan dengan pembuluh darah.

Sel hati berbentuk poligonal dengan inti ovoid, sitoplasma bergranula dengan banyak

mitokondria, mikrovili, glikogen, protein dan pigmen lipofuchsin. Sel hati dikelilingi

berkas serat retikulin yang dengan pewarnaan Bielschwosky berwarna hitam.

Vasularisasi hati: A.hepatika dan V.porta-A/V interlobularis, sinusoid hati, V.sentralis,

V.sublobularis, V.hepatika, V.cava inferior. Sinusoid hati dibatasi oleh sel endotel sinus

dan sel kupffer (termasuk RES). Sel kupffer ovoid, kromatin pucat, dengan pewarnaan

tripan blue terbukti bersifat fagositer. 6

• Diliputi kapsula Glissoni.

• Septa membagi hepar menjadi lobuli-lobuli.

• Porta hepatis berisi: pebuluh limfe, pembuluh empedu, V.Portae dan A.Hepatika.

• Unit fungsional hepar ialah 1 lobulus.

• Bentuknya poligonal.

• Bagian sentral lobulus hati: Vena sentralis.

• Sel-sel hepar tersusun radier.

F. Kantung Empedu

• Kanalikuli biliaris-preduktuli biliaris (saluran Hering) duktus biliaris-duktus hepatikus

vesika felea-duktus cysticus duktus koledokus

• Arah aliran empedu: dari sentral ke perifer hati

• Arah aliran darah: dari perifer ke sentral lobulus.

14

Page 15: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

G. Usus Halus

Dibagi dalam 3 bagian yaitu: duodenum, jejunum dan ileum. Epitel terdiri dari

selapis torak dan sel goblet. Sel torak pada bagian apikalnya terdapat brush

border/mikrovili yang memperluas permukaan absorptif. Juga mengandung enzim-enzim

pencernaan (alkaline fosfatase, maltase, dan lain-lain). Sel goblet ke arah distal makin

banyak. Terdapat vili intestinal. Vili di duodenum bentuknya lebar, di jejunum bundar

seperti lidah dan pada ilem berbentuk jari. Plika Sirkularis Kerkringi: lipatan mukosa dan

submukosa. Pada jejunum plika kerkringi tinggi-tinggi. Sepanjang membran mukosa

terdapat kelenjar Intestinalis (cryptus Lieberkuhn), tubulosa simpleks, yang bermuara di

antara vili intestinalis. Pada dasar cryptus terdapat sel paneth, di bagian apikalnya

mengandung granula eosinofilia. Sel-sel cryptus menggantikan sel-sel epitel permukaan

yang rusak.6

Duodenum

Ciri khas: terdapat kelenjar Brunner, kompleks tubulosa bercabang, mukus. 6

Jejunum 6

• Tidak terdapat kelenjar Brunner ataupun agmina peyeri

• Plica sirkularis Kerckringi tinggi-tinggi.

Ileum

Terdapat agregat limfonodus atau Agmina Peyeri/Plaque Peyeri di lamina propria meluas

ke Tunika submukosa.6

H. Usus Besar

Usus besar disebut juga colon. Tunika mukosa tidak mengandung plica sirkularis

dan vili intestinal. Sel goblet banyak di antara sel epitel. Cryptus Lieberkuhn ada. Sel

paneth dan sel argentafin sedikit sekali. Terdapat limfonodus solitarius. Tunika

longitudinal membentuk 3 pita longitudianal dan taenia coli. 6

15

Page 16: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

I. Rektum

Bagian sebelah bawah disebut Anal Canal. Mukosa mempunyai lipatan

longitudinal Rectal collumn (Anal column, Collumn of Morgagni) berakhir kira2 ½ inchi

dari orrificium anal. Epitel selapis torak dan terdapat cryptus. Pertemuan rektum dengan

anus disebut Linea Pectinata.6

Mekanisme Pencernaan 2,3,4

Di dalam mulut, makanan bercampur dengan saliva dan didorong ke dalam esofagus.

Gelombang peristaltik di esofagus menggerakkan makanan ke dalam lambung. Pengunyahan

( mastikasi ) memecahkan partikel makanan besar dan mencampur makanan dengan sekret

kelenjar saliva. Aksi pembasahan dan homogenisasi ini membantu penelanan dan pencernaan

selanjutnya. Meskipun potongan makanan besar dapat dicerna, tetapi menyebabkan kontraksi

otot-otot esofagus yang kuat dan sering menyakitkan. Potongan makanan yang kecil cenderung

menyebar bila saliva sedikit dan juga menyebabkan proses penelan menjadi sulit karena tidak

membentuk bolus. Jumlah pengunyahan yang optimal bergantung kepada jenis makanan, tetapi

biasanya berkisar antara 20 dan 25.

Menelan ( deglutition ) adalah suatu respons refleks yang dicetuskan oleh impuls aferen

N. Trigeminus, glossofaryngeus, dan vagus. Impuls – impuls ini diintegrasi di nukleus traktus

soliatrius dan nukleus ambigus. Serat – serat eferen berjalan ke otot – otot farings dan lidah

melalui N. Trigeminus, facialis, dan hipoglossus. Menelan diawali oleh gerakan volunter

mengumpulkan isi mulut di lidah dan mendorongnya ke belakang menuju farings. Hal ini

mencetuskan serangkaian gelombang kontraksi involunter pada otot-otot farings yang

mendorong makanan ke dalam esofagus. Inhibisi pernapasan dan penutupan glotis merupakan

bagian dari respons refleks ini.

Dibatas faringoesofagus, terdapat segmen esofagus berukuran 3 cm yang tegangan

dinding istirahatnya tinggi. Segmen ini melemas secara refleks sewaktu menelan dan

memungkinkan benda yang ditelan masuk ke badan esofagus. Dibelakang benda yang ditelan

akan terbentuk kontraksi cincin peristaltik, yang kemudian mendorong benda turun dalam

esofagus dengan kecepatan sekitar 4 cm/detik. Pada manusia, dalam posisi berdiri cairan dan

makanan setengah padat umumnya turun akibat gaya tarik bumi ke esofagus bagian bawah

mendahului gelombang peristaltik. Apabila makanan masuk lambung, fundus dan bagian atas

16

Page 17: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

korpus lambung melemas dan mengakomodasi makan yang masuk tanpa peningkatan tekanan

yang berarti relaksasi reseftif. Peristaltis lalu mulai dari bagian bawah korpus, mencampur dan

menggerus makanan dan memungkinkan sebagian yang telah setengah cair melewati pilorus dan

masuk duodenum. Relaksasi reseftif ini dikendalikan oleh vagus dan dicetuskan oleh gerkan

farings dan esofagus. Gelombang peristaltik diatur oleh BER dan langsung dimulai untuk

mendorong makanan ke arah pilorus. Kontraksi bagian distal lambung yang disebabkan oleh tiap

gelombang kadang-kadang disebut sistole antrum dan dapat berlangsung sampai 10 detik.

Gelombang ini terjadi 3 s/d 4 kali per menit.

Pencernaan Karbohidrat 4

Di dalam mulut, zat tepung dicerna oleh α-amilase saliva. Tetapi, pH optimal enzim ini

adalah 6,7, sehingga kerjanya dihambat oleh getah lambung yang asam bila makanan masuk ke

lambung. Di dalam usus halus, α-amilase saliva dan pankreas. keduanya juga bekerja pada

polisakarida yang dimakan. Akibatnya, hasil akhir pencernaan α-amilase adalah oligosakarida :

maltosa (disakarida), maltitriosa ( trisakarida ) ; beberapa polimer yang sedikit lebih besar

dengan glukosa pada ikatan 1:4α, dan α-dekstrin, yaitu polimer molekul glukosa yang terdiri atas

rata-rata sekitar 8 molekul glukosa dengan ikatan 1:6α.

Pencernaan Protein 4

Pencernaan protein dimulai di dalam lambung, di situ pepsin menguraikan beberapa

ikatan peptida. Pepsin menghidrolisis ikatan – ikatan antara asam amino romatik seperti

fenillalanin atau tirosin dan asam amino kedua, sehingga hasil pencernaan peptik adalah berbagai

polipeptida dengan ukuran yang sangat berbeda Oleh karena pH optimum untuk pepsin adalah

1,6 – 3,2 kerjanya terhenti bila isi lambung bercampur dengan getah pankreas yang alkali di

duodenum dan jejunum. pH isi usus halus di bagian superior duodeni 2,0 – 4,0, tetapi pada

bagian lain ialah kira-kira 6,5. Di usus halus, polipeptida yang terbentuk melalui pencernaan di

lambung dicerna lebih lanjut oleh enzim-enzim proteolitik kuat yang berasal dari pankreas dan

mukosa usus halus. Jadi pencernaan akhir terhadap asam amino terjadi di 3 tempat : lumen usus

halus, brush border, dan sitoplasma sel-sel mukosa.

17

Page 18: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

Pencernaan Asam Nukleat 4

Asam nukleat diuraikan menjadi nukleotida dalam usus halus oleh nuklease pankreas,

dan nukleotida itu diuraikan menjadi nukleosida dan asam fosfor oleh enzim-enzim yang

terdapat pada permukaan luminal sel-sel mukosa. Nukleosida kemudian diuraikan menjadi unsur

gula serta basa pirimidin dan purin. Unsur – unsur basa tersebut diserap dengan transport aktif.

LIPID

Pencernaan Lemak 4

Kebanyakan pencernaan lemak mulai di duodenum, dengan melibatkan salah satu enzim

terpenting, yaitu lipase pankreas. Kebanyakan kolesterol makanan berbentuk ester kolesteril, dan

ester kolesteril hidrolase menghidrolisis ester-ester ini di dalam lumen usus halus.

Lemak diemulsifikasi dengan halus didalam usus halus oleh kerja garam empedu, lesitin,

dan monogliserida. Bila konsentrasi garam empedu dalam usus halus tinggi, seperti setelah

kontraksi kandung kemih, lipid dan garam empedu berinteraksi spontan membentuk misel.

Agregat – agregat silindris ini mengikat lipid, dan meskipun konsentrasi lipidnya berbeda-beda,

umunya mengandung asam lemak, monogliserida, dan kolesterol pada pusat hidrofobiknya.

Pembentukan misel selanjutnya melarutkan lipid dan memungkinkan mekanisme untuk

transpornya ke enterosit. Jadi, misel bergerak ke konsentrasi yang lebih rendah melalui lapisan

statis ke brush border sel-sel mukosa. Lipid berdifusi keluar dari misel, dan suatu larutan cair

jenuh lipid dipertahankan kontaknya dengan brush border sel-sel mukosa.

Enzim – enzim Pencernaan 3,4

a) Kelenjar Saliva : α-amilase saliva, berfungsi untuk menghidrolisis ikatan molekul

glukosa menghasilkan dekstrin, maltotriosa, dan maltosa.

b) Kelenjar Lingualis : lipase lingual, untuk asam lemak dan 1,2-diasilgliserol.

c) Lambung : a. Pepsin (pepsinogen) berfungsi memecah ikatan peptida yang berdekatan

dengan asam amino aromatik. b. Lipase lambung untuk asam lemak dan gliserol.

d) Eksokrin pankreas : a. Tripsin (tripsinogen) berfungsi memecah ikatan peptida di sisi

karboksil asam amino basa, b. Kimotripsin berfungsi memecah ikatan peptida di sisi

karboksil asam amino aromatik, c. Elastase (proelastase) berfungsi memecah ikatan di

18

Page 19: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

sisi dengan karboksil asam amino karboksil alifatik, d. Karboksipeptidase berfungsi

memecah asam amino terminal yang mempunyai rantai samping, e. Kolipase

(prokolipase) berfungsi untuk memudahkan terbukanya bagian aktif lipase pankreas, f.

Lipase pankreas untuk monogliserida dan asam lemak, g. Ester kolesteril hidrolase untuk

kolesterol, h. α-amilase pankreas—sama seperti α-amilase saliva, i. Ribonuklease &

Deoksiribonuklease untuk nukleotida, j. Fosfolipase untuk lisofosfolipid dan asam lemak.

e) Mukosa usus halus : a. Enteropeptidase untuk tripsin, b. Aminopeptidase untuk memecah

asam amino terminal dari peptida, c. Karboksipeptidase untuk memecah terminal

karboksil asam amino dari peptida, d. Endopeptidase untuk memecah antara gugus

residudi bagian tengah peptida, e. Dipeptidase untuk hidrolisa dua asam amino, f. Maltase

untuk memecah glukosa, g. Laktase --galaktosa dan glukosa, h. Sukrase – fruktosa dan

glukosa, i. α- dekstrinase –glukosa, j. Trehalase—glukosa.

Peran hormon gastrointestinal 2,3,4

a) Gastrin

Bersumber dari sel-sel G di daerah kelenjar pilorus lambung. Stimulus utama

untuk sekresi prtein di lambung. Fungsi ; merangsang sel parietal dan sel utama,

meningkatkan motilitas lambung, merangsang motilitas ileum, melemaskan sfingter

ileosekum, menginduksi gerakan massa di kolon, dan bersifat trofik bagi mukosa

lambung dan usus halus.

b) Sekretin

Bersumber dari sel-sel endokrin di mukosa duodenum. Stimulus untuk sekresi

asam di lumen duodenum. Berfungsi ; menghambat pengosongan lambung, menghambat

sekresi lambung, merangsang sekresi NaHCO3 encer oleh sel-sel duktus pankreas,

merangsang sekresi empedu kaya NaHCO3 oleh hati dan bersifat trofik bagi pankreas

eksokrin.

c) Kolesistokinin

Bersumber dari sel-sel endokrin di mukosa duodenum. Stimulus utama untuk

sekresi nutrien di lumen duodenum, terutama produk lemak dan protein dengan tingkat

yang lebih rendah. Berfungsi sebagai penghambat pengosongan lambung, menghambat

sekresi lambung, merangsang sekresi enzim-enzim pencernaan oleh asinus pankreas,

19

Page 20: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

menyebabkan kontraksi kandung empedu, menyebabkan relaksasi sfingter Oddi, bersifat

trofik bagi pankreas eksokrin, dapat menimbulkan perubahan-perubahan adaptif jangka

panjang proporsi enzim-enzim pankreas serta berperan dalam rasa kenyang.

d) Gastric Inhibitory peptide ( GIP )

Sumber dari sel-sel endokrin di mukosa duodenum. Stimulus utama untuk sekresi

lemak, asam, hipertonisitas, glukosa dan peregangan duodenum. Berfungsi untuk

menghambat pengosongan lambung, menghambat sekresi lambung dan menghambat

sekresi insulin oleh pankreas.

Pengaturan Fungsi Pencernaan

I. Fungsi otonom otot polos

Otot polos traktus gastrointestinal hampir terus menerus dijalani oleh aktivitas

listrik yang lambat. Aktivitas ini cenderung memiliki dua tipe dasar gelombang listrik,

yaitu gelombang lambat dan gelombang paku. Sebagian sel otot polos merupakan sel

pemacu yang tidak memiliki potensial istirahat yang konstan karena potensial

membrannya memperlihatkan variasi yang spontan antara -65 dan -45 mV. Jenis aktivitas

listrik yang paling menonjol pada otot polos pencernaan adalah potensial gelombang

lambat yang disebut juga irama listrik dasar (basic electrical rhytim). Gelombang lambat

bukan potensial aksi dan tidak secara langsung menginduksi kontraksi otot, gelombang

tersebut bersifat ritmik, berfluktasi seperti gelombang potensail membran yang secara

berkala membawa membran mendekati dan menjauhi ambang. Intensitas biasanya

bervariasi antara 5-15milivolt, dan kisaran frekuensinya antara 3-12 per menit pada

berbagai bagian traktus gastrointestinal manusia. Isolasi gelombang lambat disebabkan

karena variasi berkala kecepatan pompa Na+ memindahkan Na+ keluar dari sel pemacu

tersebut. Jika gelombang tersebut mencapai ambang pada puncak depolarisasi, suatu

lonjakan potensial aksi akan terpicu, menimbulkan siklus ritmis kontraksi otot yang

berulang-ulang. BER berperan dalam mengkoordinasi peristaltik dan aktivitas motorik

lainnya. Kontraksi timbul hanya selama bagian depolarisasi gelombang. Setelah

vagotomi atau transeksi dinding lambung, peristaltik dilambung menjadi tidak teratur.2,4

20

Page 21: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

Pada otot polos juga terdapat gap junction yang berfungsi sebagai titik dengan

resistensi rendah sehingga aktivitas listrik yang dipicu di sel pemacu akan menyebar ke

sel-sel otott polos yang ada disekitarnya. Jika ambang tercapai dan potensial aksi terpicu,

keselluruhan lembaran otot akan berlaku sinsitium fungsional yang tereksitasi dan

berkontraksi sebagai satu kesatuan. Jika ambang tidak tercapai, aktivitas listrik tetap

menyebar ke seluruh lapisan tanpa disertai aktivitas kontraktil. 2,4

II. Pleksus saraf intrinsik

Pleksus saraf adalah jaringan saraf yang saling berhubungan. Terdapat dua

jaringan serat saraf yang membentuk pleksus disaluran pencernaan, yaitu pleksus

mienterikus (auerbach) yang terletak diantara lapisan otot longitudinal dan sirkuler, dan

pleksus submukosa (meissner) yang terlettak di submukosa. Melalui persarafan sel-sel

otot polos serta sel-sel eksokrin dan endokrin saluran pencernaan, pleksus intrinsik secara

langsung mempengaruhi motilitas saluran pencernaan, sekresi getah pencernaan dan

sekresi hormon pencernaan. Jaringan saraf intrinsik ini terutama bertanggung jawab

mengkoordinasikan aktivitas lokal didalam saluran pencernaan. 2,4

Pleksus mienterikus merupakan rantai linear dari banyak neuron yang saling

berhubungan yang meluas ke seluruh panjang traktus gastrointestinal dan terutama

berperan pada pengaturan aktivitas motorik disepanjang usus, jika dirangsang akan

terjadi efek peningkatan tonus dinding usus, peningkatan intensitas kontraksi ritmis,

sedikut peningkatan kecepatan irama konstraksi dan peningkatan kecepatan irama

konduksi gelombang gelombang eksisatoris usus.2,4

III. Saraf ekstrinsik

Merupakan saraf yang berasal dari luar saluran pencernaan dan mempersarafi

bagian tertentu yaitu serat-serat saraf dari kedua cabang sistem saraf ototnom. Saraf

otonom mempengaruhi motolitas dan sekresi saluran pencernaan melalui modofokasi

aktivitas yang sedang berjalan di pleksus intrinsik, sehingga mengubah tingkat sekresi

hormon saluran pencernaan.2,4

Saraf simpatis cendenrung menghambat kontraksi dan sekresi. Saraf simpatis

pada tahap yang kecil melalui pengaruh langsung norepinefrin untuk menghambat otot

21

Page 22: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

polos kecuali muskularis mukosa dan pada tahap yang besar melalui pengaruh inhibitorik

dari norepinefrin pada neuron-neuron sistem saraf enterik. Perangsangan kuat simpatik

mengakibatkan pergerakan makanan melaui trakstus gastrointestinal terhambat.

Saraf parasimpatis mendominasi situasi tenang seperti pada aktivitas yang bersifat

pemeliharaan. Serat saraf parasimpatis yang mempersarafi saluran pencernaan yang tiba

di nervus vagus cenderung meningkatkan motilitas otot polos dan mendorong sekresi

enzim dan hormon pencernaan.2,4

IV. Hormon pencernaan

Terdapat dua kelompok hormon pencernaan yaitu kelompok gastrin yang terdiri dari

gastrin dan kolesistokinin, dan kelompok sekretin yang terdiri dari sekretin, glukagon,

glisetin, VIP dan GIP. Hormon tersebut diangkat oleh darah ke bagian lain saluran

pencernaan dan dikeluarkan sebagain respon terhadap perubahan lokal spesifik isi lumen.

Sel yang mesekresi serotinin disebut sel entero kromafin.2,4

Kesimpulan

Nyeri ulu hati yang disertai rasa mual disebabkan karena adanya gangguan pencernaan

terutama di bagian lambung. Gangguan tersebut berkaitan dengan sintesis enzim ataupun

pengaruh hormon. Selain disebabkan pengaruh enzim dan hormon, dapat juga dipengaruhi oleh

pengaturan fungsi pencernaan dari awal masuknya makanan sampai kepada proses akhir.

22

Page 23: Makalah Kelompok Sek 7 Blok 9

Daftar Pustaka

1. Slonane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta:EGC;2004.h.281-95.

2. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 2. Jakarta:EGC;2001.h.37-87.

3. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Jakarta:EGC;2002.h.207-15.

4. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama;2009.h.224-52.

5. Swibowo D. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo;2005.h.78-91.

6. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Jakarta: EGC;2002.h.577-80.

7. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomy. Jakarta: Erlangga;2008.h.30-40.

23