Makalah Artritis Gout
-
Upload
aldo-lando -
Category
Documents
-
view
19 -
download
2
description
Transcript of Makalah Artritis Gout
Penumpukan Kristal Asam Urat pada Suatu Jaringan
Augustinus Yohanes Karni Lando
102013341 / B10
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Kebun Jeruk, Jakarta Barat
PENDAHULUAN
Pada kasus ini saya akan membahas suatu penyakit yaitu Artritis pirai (Gout). Artritis
pirai (Gout) adalah kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal monosodium
urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat didalam cairan ekstraselular. Artritis Gout
ini terbagi menjadi 3 level. Pembagian arthritis gout terdiri dari; arthritis gout akut, interkritikal
gout dan gout menahun dengan tofi. Ketiga stadium ini merupakan stadium yang klasik dan
didapat deposisi progesif kristal urat.1
a. Stadium arthritis gout akut
Radang sendi pada stadium ini sangat akut dan yang timbul sangat cepat dalam waktu
singkat. Pasien tidur tanpa ada gejala apa-apa, pada saat bangun pagi terasa sakit yang hebat dan
tidak dapat berjalan. Biasanya bersifat monoartikuler dengan keluhan utama berupa nyeri,
bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa demam, menggigil dan merasa
lelah. Lokasi yang paling sering pada MTP-1 yang biasanya disebut podagra. Apabila proses
penyakit berlanjut, dapat terkena sendi lain yaitu pergelangan tangan atau kaki, lutut dan siku.
Pada serangan akut yang tidak berat, keluhan-keluhan dapat hilang dalam beberapa jam atau
hari. Pada serangan akut berat dapat sembuh dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.1
Faktor pencetus serangan akut antara lain berupa trauma local, diet tinggi purin,
kelelahan fisik, stress, tindakan operasi, pemakaian obat diuretic, atau penurunan dan
peningkatan asam urat. Penurunan asam urat darah secara mendadak dengan alopurinol atau obat
urikosurik dapat menebabkan kekambuhan.
b. Stadium interkritikal
Stadium ini merupakan kelanjutan dari stadium akut dimana terjadi periode interkritik
asimptomatik. Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda radang akut namun pada
aspirasi sendi ditemukan Kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses peradangan tetap
berlanjut, walaupun tanpa keluhan.1 Keadaan ini dapat terjadi satu atau beberapa kali pertahun,
atau dapat sampai 10 tahun tanpa serangan akut. Apabila tanpa penanganan yang baik dan
pengaturan asam urat yang tidak benar, maka dapat timbul serangan akut lebih sering yang dapat
mengenai beberapa sendi dan biasanya lebih berat. Manejemen yang tidak baik, maka keadaan
interkritik akan berlanjut menjadi stadium menahun dengan pembentukan tofi.1
c. Stadium arthritis gout menahun
Stadium ini umumnya pada pasien yang melakukan pengobatan sendiri (self
medication) sehingga dalam waktu lama tidak berobat secara teratur pada dokter. Arthritis gout
menahun biasanya disertai tofi yang banyak dan terdapat poliartikular.1 Tofi ini sering pecah dan
sulit sembuh dengan obat, kadang-kadang dapat timbul infeksi sekunder. Pada tofus yang besar
dapat dilakukan ekstirpasi, namun hasilnya kurang memuaskan. Lokasi tofi yang paling sering
pada cuping telinga, MTP-1, olekranon, tendon Achilles dan jari tangan. Pada stadium ini
kadang-kadang disertai batu saluran kemih sampai penyakit ginjal menahun.1
GEJALA KLINIK
Tanda dan gejala arthritis gout secara umum diantaranya terdapat nyeri hebat yang tiba-
tiba menyerang sendi pada saat tengah malam, biasanya pada ibu jari kaki (sendi
metatarsofalangeal pertama ) atau jari kaki ( sendi tarsal ), jumlah sendi yang meradang kurang
dari empat ( oligoartritis ) dan serangannya pada satu sisi ( unilateral ). Pada penyakit ini kulit
berwarna kemerahan, terasa panas, bengkak, dan sangat nyeri. Terdapat pula pembengkakan
sendi umumnya terjadi secara asimetris ( satu sisi tubuh ) contohnya pada bagian kaki.2 Biasanya
mengalami demam, dengan suhu tubuh 38,30C atau lebih, tidak menurun lebih dari tiga hari
walau telah dilakukan perawatan. Selain itu terjadi juga peningkatan berat badan secara tiba-
tiba.2
PEMERIKSAAN FISIK
Pada skenario ini didapatkan OS dalam kesadaran Compos Mentis dan sakit ringan
dengan tanda-tanda vital sebagai berikut; Tekanan Darah 110/80, Nadi 84x/menit, Nafas
18x/menit, Suhu 36,7°C. Berat badan OS 80 kg, tinggi badan 165 cm, didapat kemerahan dan
bengkak pada bagian metacarpophalangeal, serta kalor dan nyeri tekan (+).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang digunakan pada kasus gout antara lain:
a. Pemeriksaan Radiologi3
1. Foto Konvensional (X-Ray)
Ditemukan pembengkakan jaringan lunak dengan kalsifikasi (tophus) berbentuk seperti
topi terutama di sekitar sendi ibu jari kaki.3 Tampak pembengkakan sendi yang asimetris
dan kista arthritis erosif serta adanya efusi (cairan) sendi.3
b. Pemeriksaan Laboratorium4
1. Asam Urat (Serum)
Untuk memantau asam urat serum selama pengobatan gout. Nilai normal : Pria Dewasa :
3,5 – 7,0 mg/dL, Perempuan Dewasa : 2,8 – 6,8 mg/dL Peningkatan kadar asam urat serum
sering terjadi pada kasus gout, alkoholisme, leukimia, limfoma, diabetes mellitus (berat),
gagal jantung kongestif, stress, gagal ginjal. Pengaruh obat : asam askorbat, diuretic, tiazid,
levodopa, furosemid, fenotiazin, 6-merkaptopurin, teofilin, salisilat.
2. Asam Urat (Urine 24 jam)
Untuk mendeteksi dan/atau mengonformasi diagnosis gout atau penyakit ginjal. Nilai
normal : 250 – 750 mg/24 jam. Peningkatan terjadi pada kasus gout, diet tinggi purin,
leukemia, sindrom Fanconi, terapi sinar–X, penyakit demam, hepattis virus, pengaruh obat:
kortikosteroid, agens sitotoksik (pengobatan kanker), probenesid (Benemid), salisilat (dosis
tinggi). Kadar pH urine diperiksa jika terdapet hiperuremia. Batu urat terjadi pada pH urine
rendah (asam).
c. Pemeriksaan Cairan Sendi
1. Tes makroskopik
a. Warna dan kejernihan
Normal : tidak berwarna dan jernih
Seperti susu : gout
Kuning jernih : arthritis reumatoid ringan, osteo arthritis
b. Bekuan
Normal : tidak ada bekuan. Jika terdapat bekuan menunjukkan adanya peradangan.
Makin besar bekuan makin berat peradangan
c. Viskositas
Normal : viskositas tinggi (panjangnya tanpa pututs 4-6 cm)
Menurun (kurang dari 4 cm : inflamatorik akut dan septik)
Bervariasi : hemoragik
2. Tes mikroskopik
a. Jumlah leukosit
Jumlah normal leukosit : kurang 200/mm3
200 – 500/mm3 → penyakit non inflamatorik
2000 – 100 000/mm3 → penyakit inflamatorik akut. Contoh : arthritis gout, arthritis
reumatoid
20 000 – 200 000/mm3 → kelompok septik (infeksi). Contoh : arthritis TB, arthritis
gonore
200 – 1000/mm3 → kelompok hemoragik
b. Hitung jenis sel
Jumlah normal neutrofil : kurang dari 25%
Jumlah neutrofil pada akut inflamatorik: Arthritis gout akut : rata-rata 83%
c. Kristal-kristal
Normal : tidak ditemukan kristal dalam cairan sendi
Arthritis gout : ditemukan kristal monosodium urat (MSU) berbentuk jarum memiliki
sifat birefringen ketika disinari cahaya polarisasi
Arthritis rematoid : ditemukan kristal kolestrol
3. Tes kimia
a. Tes glukosa
Normal : perbedaan antara glukosa serum dan cairan sendi adalah kurang dari 10mg%
Pada kelompok inflammatorik : Arthritis gout : perbedaan rata-rata 12 mg%
b. Laktat Dehidrogenase
Normal : 100 – 190 IU/l, 70 – 250 U/l
Meningkat : rematoid arthritis, gout, arthritis karena infeksi
DIAGNOSIS
Working Diagnosis (Diagnosis Kerja) 5
Pasien ini mengalami penyakit Artritis gout.
Differential Diagnosis (Diagnosis Banding) 5
Osteoarthritis (OA)
- merupakan penyaki sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan
kartilago sendi.
- paling sering terkena pada panggul, lutut dan pergelangan kaki.
- keluhan nyeri sendi merupakan keluhan utama terutama pada waktu melakukan
aktivitas jika terdapat pembebanan pada sendi yang terkena.
- terjadi juga hambatan gerakan sendi sehingga bias menyebabkan kaku sendi.
- prevalensi cukup tinggi pada golongan lanjut usia, lebih banyak pada wanita.
- terdapat tanda-tanda peradangan seperti nyeri tekan, rasa hangat yang merata,
dan warna kemerahan tetapi tak menonjol dan hanya timbul belakangan.
- Pada pemeriksaan laboratorium, didapatkan penurunan viskositas , pleositas
ringan sampai sedang, peningkatan ringan sel radang dan peningkatan protein.
Arthritis Reumatoid (AR)
- Arthritis reumatoid adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi
sistemik kronik dan progesif pada sendi yang menjadi target utama.
- manifestasi AR adalah poliartritits simetrik yang terutama mengenai sendi-sendi
kecil pada tangan dan kaki.
- Artritis sering kali diikuti oleh kekauan sendi pada pagi hari yang berlangsung
selama lebih satu jam atau lebih.
- Pada AR kronik hampir tidak dijumpai kemerahan dan panas.
- Penyebab : sinovitis, yaitu adanya inflamasi pada membran sinovial yang
membungkus sendi.
- Paling sering terkena pada metacarpophalanges (MCP), metatarsophalanges
(MTP) dan vertebra servikal.
- Pada pemeriksaan darah tepi. ditemukan leukositosis trombositosis dan
hematokrit sedikit menurun. Pada pemeriksaan cairan sendi, tidak ditemukan
Kristal, kultur negative dan kadar glukosa rendah.
PENATALAKSAAN
Pengobatan dilakukan secara dini agar tidak terjadi kerusakan sendi atau komplikasi lain
misalnya pada ginjal. Pengobatan arthritis gout bertujuan untuk menghilangkan keluhan nyeri
sendi dan peradangan dengan obat-obatan, antara lain:
a. Kolkisin6
Obat ini untuk penyakit gout (spesifik) bertujuan untuk menghambat migrasi granulosit ke
tempat radang menyebabkan mediator berkurang dan selanjutnya mengurangi peradangan.
Kolkisin juga menghambat pelepasan glikoprotein dari leukosit yang merupakan penyebab
terjadinya nyeri dan radang sendi pada gout. Dosis normal 0,5 – 0,6 mg tiap satu jam atau 1,2
mg sebagai dosis awal dan dosis maksimum 7 – 8 mg tetapi tidak melebihi 7,5 mg dalam
waktu 24 jam. Efek sampingnya yaitu muntah, mual, diare dan pengobatan harus dihentikan
bila efek samping ini terjadi walaupun belum mencapai efek terapi.6
b. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)6
1. Indometasin
Biasa digunakan untuk penyakit arthritis reumatid, gout, dan sejenisnya. Efektif dalam
pengobatan penyakit arthritis reumatid dan sejenisnya karena memiliki efek anti-inflamasi dan
analgesik-antipiretik yang sebanding dengan aspirin. Indometasin dapat menghambat motilitas
leukosit polimorfonuklear (PMN). Obat ini berdosis 25 mg 2 – 4 x 1hari dan tidak boleh
diberikan pada anak”, wanita hamil, pasien gangguan psikiatri, pasien dengan penyakit
lambung. Efek sampingnya yaitu dapat menyebabkan nyeri abdomen, diare, pendarahan
lambung, pancreatitis, sakit kepala yang hebat disertai pusing, depresi, rasa bingung,
halusinasi, psikosis, agranulositosis, anemia aplastik, trombositopena, hyperkalemia. Selain
itu juga dapat menggunakan Fenilbutazon.
2. Kortikosteroid
Obat ini untuk penderita dengan arthritis gout yang recurrent, bila tidak ada perbaikan
dengan obat-obat lain, dan pada penderita intoleran terhadap obat lain. Dosis untuk obat ini
yaitu 0,5 mg pada pemberian intramuscular.
c. Golongan penghambat xantin oksidase dan urikosurik; untuk menurunkan kadar asam urat6
1. Allopurinol
Penggunaan jangka panjang dapat mengurangi frekuensi serangan, menghambat
pembentukan tofi, memobilisasi asam urat dan mengurangi besarnya tofi. Dapat juga digunakan
untuk pengobatan pirai sekunder akibat polisitemia vera, metaplasia myeloid, leukemia,
limfoma, psoriasis, hiperurisemia akibat obat dan radiasi. Bertujuan untuk menghambat xantin
oksidase agar hipoxantin tidak dikonversi menjadi xantin dan selanjutnya menjadi asam urat.
Mengalami biotransformasi oleh enzim xantin oksidase menjadi aloxantin yang mempunyai
masa paruh yang lebih panjang. Efek allopurinol dilawan oleh salisilat, berkurang pada
insufficient ginjal, dan tidak menyebabkan batu ginjal. Dosis untuk gout / pirai ringan : 200 –
400 mg sehari dan untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal : 100 – 200 mg sehari.
2. Probenesid
Biasa digunakan untuk penyakit gout stadium menahun dan hiperurisemia. Obat ini
berfungsi untuk mencegah dan mengurangi kerusakan sendi serta pembentukan tofi pada
penyakit gout, tidak efektif untuk mengatasi serangan akut. Probenasid tidak efektif bila laju
filtrasi glomerulus. Dosis yang dianjurkan 2 x 250 mg/hari selama seminggu diikuti dengan 2 x
500 mg/hari. Kontra indikasi obat ini yaitu adanya riwayat batu ginjal, penderita dengan jumlah
urin yang berkurang, hipersensitivitas terhadap probenesid dan dengan efek samping; gangguan
saluran cerna yang lebih ringan, nyeri kepala, reaksi alergi.
3. Sulfipirazon
Mencegah dan mengurangi kelainan sendi dan tofi pada penyakit pirai kronik,
berdasarkan hambatan reabsorpsi tubular asam urat. Kurang efektif untuk menurunkan asam urat
dan tidak efektif untuk mengatasi serangan pirai akut, meningkatkan frekuensi serangan pada
fase akut. Dosis obat ini 2 x 100 – 200 mg sehari. Tidak diberikan dengan pasien dengan riwayat
ulkus peptic. Efek sampingnya yaitu gangguan cerna yang berat, anemia, leukopenia.
DIET EFEKTIF
Tujuan utama diet adalah menurunkan kadar asam urat darah dan juga agar berat badan
tidak melebihi ukuran ideal yang disarankan. Diet yang dianjurkan bagi penderita arthritis gout
antara lain:
a. Menghindari makanan berlemak kaya purin tinggi.
b. Perbanyak minum air, 8 sampai 10 gelas setiap hari untuk memperlancar pembuangan asam
urat melalui ginjal. Hindari minuman yang mengandung alkohol, kopi, bir karena banyak
mengandung senyawa purin yang dapat memperberat fungsi ginjal.
c. Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6, misalnya
flax seed oil dan minyak ikan ( fish oil ), yang dapat mengurangi radang dan mencegah
serangan berikutnya.
d. Konsumsi buah-buahan dan sayuran yang berfungsi menurunkan tingkat keasaman tubuh,
sehingga baik untuk mencegah peningkatan kadar asam urat. Buah yang mengandung vitamin
C dan bioflavonoid dapat mencegah radang, seperti: jeruk, stroberi, tomat, paprika hijau dan
sayuran berdaun hijau, terutama buah ceri yang merupakan nutrisi penyembuh dan pengurang
kadar asam urat. Selain itu konsumsi sayuran seperti: wortel, bayam, piterseli, seledri juga
dapat menurunkan kadar asam urat.
PROGNOSIS
Jarang pada kasus artritis gout menyebabkan kematian dan angka kematian arthritis gout
adalah tidak berbeda dengan angka kematian populasi pada umumnya. Penyakit gout sering
dihubungkan dengan penyakit penyertanya yang jelas berbahaya dengan mortlitas cukup tinggi,
sebagai contoh kelainan vaskular degeneratif, hipertensi, hiperlipidemia, penyakit ginjal, dan
obesitas.
ETIOLOGI
Faktor-faktor yang berpengaruh sebagai penyebab gout diantara lain karena faktor
keturunan dengan adanya riwayat gout dalam silsilah keluarga, meningkatnya kadar asam urat
karena diet tinggi protein dan makanan kaya senyawa purin lainnya. Purin adalah senyawa yang
akan dirombak menjadi asam urat dalam tubuh, konsumsi alkohol berlebih, karena alkohol
merupakan salah satu sumber purin yang juga dapat menghambat pembuangan urin melalui
ginjal. Hambatan dari pembuangan asam urat karena penyakit tertentu, terutama gangguan ginjal.
Pasien disarankan meminum cairan dalam jumlah banyak . minum air sebanyak 2 liter atau lebih
tiap harinya membantu pembuangan urat, dan meminimalkan pengendapan urat dalam saluran
kemih. Diantara itu pula, penggunaan obat tertentu dapat meningkatkan kadar asam urat,
terutama diuretika ( furosemid dan hidroklorotiazida ). Penggunaan antibiotika berlebihan
juga dapat menyebabkan berkembangnya jamur, bakteri dan virus yang lebih ganas. Selain itu,
faktor lain seperti stress, diet ketat, cidera sendi, darah tinggi dan olahraga berlebihan.
PATOFISIOLOGI
Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang telah
diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme serangan gout akut
berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan.7
a. Presipitasi kristal monosodium urat.
Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila kosentrasi dalam plasma lebih
dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para- artikuler misalnya bursa,
tendon, dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus (coate) oleh
berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon
terhadap pembentukan kristal.7
b. Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)
Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit
PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.7
c. Fagositosis
Kristal difagositosis olah leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya membram
vakuala disekeliling kristal bersatu dan membram leukositik lisosom.7
d. Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan hidrogen antara
permukan kristal membram lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan membram dan
pelepasan enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.7
e. Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan sinovial,
yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.7
EPIDEMIOLOGI
Gout merupakan penyakit dominan pada pria dewasa. Menurut Hipocrates, gout jarang
pada pria sebelum masa remaja (adolescens) sedangkan pada perempuan jarang sebelum
menopause. Prevalensi gout di Amerika Serikat adalah 13,6/1000 pria dan 6,4/1000 perempuan.
Prevalensi ini akan bertambah sesuai dengan peningkatan taraf hidup masyarakat sesuatu tempat.
Di Indonesia daerah Jawa Tengah, pada tahun 1935 seorang dokter kebangsaan Belanda bernama
Van der Horst telah melaporkan 15 pasien mengalami arthritis pirai dengan kecacatan dan
kelumpuhan anggota gerak. Berdasarkan hasil penelitian Framingham didapatkan prevalensi
arthritis gout meningkat seiring dengan peningkatan sodium urat serum.
FAKTOR RESIKO
Faktor resiko dari penyakit arthritis gout antara lain; riwayat keluarga atau genetic,
asupan senyawa purin berlebih dalam makanan, konsumsi alcohol yg berlebihan, berat badan
berlebihan ( obesitas ), hipertensi, penyakit jantung, Obat-obatan tertentu ( terutama diuretika ),
gangguan fungsi ginjal, keracunan kehamilan ( preeklampsia ).
KOMPLIKASI8
Gout Kronik Bertophus merupakan serangan gout yang disertai benjolan-benjolan (tofi)
di sekitar sendi yang sering meradang. Tofi adalah timbunan kristal monosodium urat di sekitar
persendian seperti di tulang rawan sendi, sinovial, bursa atau tendon. Tofi bisa juga ditemukan di
jaringan lunak dan otot jantung, katub mitral jantung, retina mata, pangkal tenggorokan. Selain
itu penyakit lain yang sering ditimbulkan karena hiperurisemia salah satunya yaitu nefropati
gout kronik.8 Penyakit ini terjadi akibat dari pengendapan kristal asam urat dalam tubulus ginjal.
Pada jaringan ginjal bisa terbentuk mikrotofi yang menyumbat dan merusak glomerulus. Adanya
pula penyakit nefrolitiasi asam urat (batu ginjal) yang terjadi pembentukan massa keras seperti
batu di dalam ginjal, bisa menyebabkan nyeri, pendarahan, penyumbatan aliran kemih atau
infeksi. Air kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu seperti kalsium, asam
urat, sistin dan mineral struvit (campuran magnesium, ammonium, fosfat). Komplikasi lainnya
yang sering terjadi yaitu persendian menjadi rusak hingga menyebabkan pincang, peradangan
tulang, kerusakan ligament dan tendon.8
KESIMPULAN
Penyakit gout sering menyebabkan pembengkakan pada sendi akibat deposit kristal asam
urat terutama pada metatarsophalanges 1 yang kemudian menyebabkan timbulnya rasa nyeri dan
panas. Penyakit ini dapat menjadi kronis jika tidak diobati segera dan menyebabkan gangguan
aktivitas hidup pada penderita.
DAFTAR PUSTAKA
1. Healthwise Incorporated. Gout. 11 Juli 2008. Diunduh dari artritis. Webmd.com, 24 Maret
2013.
2. Davey P. At a.glance medicine. Jakarta: Erlangga Medical Series; 2005.
3. Pemeriksaan radiologi diunduh dari : http://emedicine.medscape.com/article/389965-
imaging.
4. Joyce LeFever Kee. Pedoman pemeriksaan laboratorium & diagnostic. Edisi ke-6. Jakarta:
EGC; 2008; h 447.
5. Aru W. Sudoyo. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-5, jilid III. Jakarta: Interna
Publishing; 2009. h2495 – 2502, 2538 – 2549.
6. Penatalaksanaan Penyakit Gout dikutip dari buku Farmakologi dan Terapi, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Edisi 5, 2007.
7. Patologis Penyakit Gout dikutip dari buku saku dasar patologis penyakit. Edisi ke-7, jilid I.
Jakarta: EGC; 2009. h. 747-8.
8. Komplikasi:Nefrolitiasis diunduh http://denfirman.blogspot.com/2009/09/meprolitiasis.html.