Laporan Pendahuluan Artritis Gout Kelompok

44
LAPORAN PENDAHULUAN ARTRITIS GOUT A. Definisi Artritis Pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal asam uratpada jaringan sekitar sendi. Gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkan karena penumpikkan purinatau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Gout mungkin primer atau sekunder. Gout Primer Merupakan akibat langsung pembentukkan asam urat tubuhyang berlebih atau akibat penurunan ekresi asam urat. Gout sekunder Disebabkan karena pembentukkan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat yang berkurangakibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu. Gout adalah gangguan yang menyebabkan kesalahan metabolisme purin yang menimbulkan hipersemia (kadar asam urat serum > 7,0 mg /100ml). Ini dapa tmempengaruhi sendi (kaki). Secara khas, sendi metatarsafalangeal pertama dari ibu jari kaki besar adalah sisi primer yang terlibat. Sendi lain yang

description

aaa

Transcript of Laporan Pendahuluan Artritis Gout Kelompok

LAPORAN PENDAHULUAN

ARTRITIS GOUT

A. Definisi

Artritis Pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi

kristal asam uratpada jaringan sekitar sendi. Gout terjadi sebagai akibat dari

hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkan

karena penumpikkan purinatau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Gout

mungkin primer atau sekunder.

Gout Primer

Merupakan akibat langsung pembentukkan asam urat tubuhyang berlebih

atau akibat penurunan ekresi asam urat.

Gout sekunder

Disebabkan karena pembentukkan asam urat yang berlebih atau ekresi

asam urat yang berkurangakibat proses penyakit lain atau pemakaian obat

tertentu.

Gout adalah gangguan yang menyebabkan kesalahan metabolisme purin yang

menimbulkan hipersemia (kadar asam urat serum > 7,0 mg /100ml). Ini dapa

tmempengaruhi sendi (kaki). Secara khas, sendi metatarsafalangeal pertama dari

ibu jari kaki besar adalah sisi primer yang terlibat. Sendi lain yang terlibat dapat

meliputi lutut dan pergelangan kaki. (Rencana Asuhan Keperawatan Medikal

Bedah, volume 2)

Artritis Gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus

yaitu arthritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria daripada wanita.

Pada pria sering mengenai usia pertengahan, Sedangkan pada wanita biasanya

mendekati masa menopause. (Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3 jilid 1).

Artritis Gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus,

yaitu arthritis akut. Merupakan jenis penyakit reumatik yang penatalaksanaannya

mudah dan efektif. Sebaliknya pada pengobatan yang tidak memadai, gout dapat

menyebabkan destruksi sendi. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetic

asam urat yaitu hiperurisemia. (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1, edisi 3).

B. Anatomi Dan Fisiologi

Muskuloskeletal terdiri dari tulang, otot, kartilagi, ligament, tendon, fasia,

bursea, dan persendian.

a. Tulang

Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada bagian intra-seluler. Tulang

berasal dari embryonic hyaline cartilago yang mana melalui proses

“Osteogenesis” menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut

osteoblast. Proses mengerasnya tulang akibat menimbunnya garam kalsium.

Fungsi Tulang adalah sebagai berikut:

Mendukung jaringan tubuh dan membentuk tubuh

Melindungi organ tubuh (Jantung, otak, paru-paru) dan jaringan

lunak.

Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan

kontraksi dan pergerakkan)

Membuat sel-sel darah merah di dalam sum-sum tulang

(hematopoiesis).

Menyimpan garam-garam mineral. Misalnya kalsium, fosfor.

Tulang dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok berdasarkan

bentuknya.

Tulang Panjang (Femur, Humerus) terdiri dari satu batang dan

dua epifisis. Batang dibentuk oleh jaringan tulang yang padat.

Epifisis dibentuk oleh spongi bone (Cacellous atau Trabecular)

Tulang Pendek (Carpalas) bentuknya tidak teratur dan cancellous

(spongy) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.

Tulang Pendek Datar (Tengkorak) terdiri dari dua lapisan tulang

padat dengan lapisan luar adalah tulang cancellous.

Tulang yang tidak beraturan (Vertebra) sama seperti tulang

pendek.

Tulang Sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak disekitar

tulang yang berdekatan dengan persendian dan didukung oleh

tendon dan jaringan fasial.

b. Otot

Otot dibagi dalam tiga kelompok, dengan fungsi utama untuk kontraksi

dan untuk menghasilkan pergerakkan dari bagian tubuh atau seluruh tubuh.

Kelompok otot terdiri dari:

Otot Rangka (Otot Lurik) didapatkan pada sistem skeletal dan

berfungsi untuk memberikan pengontrolan pergerakkan,

mempertahankan sikap, dan menghasilkan panas.

Otot Visceral (Otot Polos) didapatkan pada saluran pencernaan,

saluran perkemihan dan pembuluh darah. Dipengaruhi oleh sistem

saraf otonomdan kontraksinya tidak dibawah kesadaran.

Otot Jantung didapatkan hanya di jantung dan kontraksinya tidak

dibawah kesadaran.

c. Kartilago

Kartilago terdiri dari serat-seratyang dilakukan pada gelatin yang kuat.

Kartilago sangat kuat tapi fleksibel dan tidak bervaskular. Nutrisi mencapai

ke sel-sel kartilago dengan proses difusi melalui gelatin dari kapiler-kapiler

yang berada di perichondrium (fibros yang menutupi kartilago) atau sejumlah

serat-serat kolagen didapatkan dari kartilago.

d. Ligamen

Ligamen adalah sekumpulan dari jaringan fibros yang tebal dimana

merupakan akhir dari suatu otot dan berfungsi mengikat suatu tulang.

e. Tendon

Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrous yang

membungkus setiap otot dan berkaitan dengan poristeum jaringan

penyambung yang mengelilingi tendon tertentu, khususnya pada pergelangan

tangan dan tumit. Pembungkus ini dibatasi oleh membrane synofial yang

memberikan lumbrikasi untuk memudahkan pergerakkan tendon.

f. Fasia

Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang

didapatkan langsung dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau sebagai

pembungkus tebal, jaringan penyambung yang membungkus fibrous yang

membungkus otot, saraf, dan pembuluh darah. Bagian akhir diketahui sebagai

fasia dalam.

g. Bursae

Burase adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung dari suatu

tempat, dimana digunakan di atas bagian yang bergerak, misalnya terjadi

pada kulit dan tulang, antara tendon dan tulan antara otot. Bursae bertindak

sebagai penampang antara bagian yang bergerak seperti pada olecranon

bursae, terletak antara prosesus dan kulit.

h. Persendian

Pergerakkan tidak mungkin akan terjadi bila kelenturan dalam rangka

tulang tidak ada. Kelenturan dimungkinkan karena adanya persendian.

Bentuk persendian akan ditetaokan berdasarkan jumlah dan tipe pergerakkan

yang memugkinkan dan klasifikasi didasarkan pada jumlah pergerakkan yang

dilakukan.

Berdasarkan klasifikasinya terdapat 3 kelas utama persendian, yaitu:

Sendi Synarthroses (sendi yang tidak bergerak)

Sendi Amphiarthroses (sendi yang sedikit pergerakkannya)

Sendi Diarthroses (sendi yang banyak pergerakkannya)

Perubahan fisiologis pada proses menjadi tua ada jangka periode waktu

tertentu dimana individu paling mudah mengalami perubahan

musculoskeletal. Perubahan ini terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja

karena pertumbuhan atau perkembanganyang cepat atau timbulnya terjadi

pada masa tua. Perubahan struktur sistem muskuloskeletal dan fungsinya

sangat bervariasi diantara individu selama proses menjadi tua. Perubahan

yang terjadi pada proses menjadi tua merupakan suatu kelanjutan dari

kemunduran yang dimulai dari usia pertengahan. Jumlah total dari sel-sel

bertumbuh berkurang akibat perubahan jaringan penyambung, penurunan

pada jumlah dan elastisitas dari jaringan subkutan dan hilangnya serat otot,

tonus dan kekuatan. Perubahan fisiologi umum adalah:

Adanya penurunan ysng umum psds tinggi badan sekitar 6-10cm .

(pada maturasi usia tua)

Lebar bahu menurun

Fleksi terjadi pada lutut dan pangkal paha

C. Etiologi

Gout disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukkan

purin atauekresi asam lambungyang kurangdari ginjal yang menyebabkan

hyperuricemia. Hyperuricemia pada penyakit ini disebabkan oleh:

Pembentukkan asam urat yang berlebih

Gout Primer Metabolik disebabkan sistensi langsung yang

bertambah.

Gout Sekunder Metabolik disebabkan pembentukkan asam urat

yang berlebih karena penyakit lain, seperti leukemia.

Kurang asam urat melalui ginjal

Gout primer renal terjadikarena ekresi asam urat di tubulus

distal ginjal yang sehat. Penyebab tidak diketahui.

Gout sekuder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal,

misalnyaglumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik.

D. Patofisiologi

Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan Gout. Salah

satunya yang telah diketahui peranannya adalah konsentrasi asam urat dalam

darah. Mekanismeserangan Gout akut berlangsung melalui beberapa fase

secara berurutan.

1. Presipitasi kristal monosodium urat.

Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila konsentrasi

dalam plasma lebih dari 9mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium,

jaringan para-artikuler misalnya bursa, tendon, dan selaputnya. Kristal

murat yang bermuatan negatif akan dibungkus (coate) oleh berbagai

macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang Netrofil

untuk berespon terhadap pembentukkan kristal.

2. Respon leukosit polimorfornukuler (PMN)

Pembentukkan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan

respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadifagositosis kristal oleh

leukosit.

3. Fagositosis

Kristal difagositosis oleh leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya

membram vakuala disekeliling kristal bersatudan membram leukositik

lisosom.

4. Kerusakan lisosom

Terjadi kerusakan lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan

hidrogen antara permukaankristal membran lisosom, peristiwa ini

menyebabkan robekan membran dan pelepasan enzim-enzimdan

oksidaseradikal kedalam sitoplasma.

5. Kerusakan Sel

Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam

cairan sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan

kerusakan jaringan.

E. Klasifikasi

Klasifikasi Artritis Gout, yaitu :

1. Gout Primer

Yaitu hiperuricemia karena adanya gangguan metabolisme purin atau

gangguan ekresi asam urat karena sebab genetik. Salah satu penyebab

genetik yang dapat diidentifikasi yaitu kelainan genetik karena adanya

kekurangan enzim HGPRT (Hypoxantin Guanine Phosporibosyle

Transferase) atau kenaikan aktivitas PRPP (Phosporibosyle

Phyrophospate), kasus ini dapat diidentifikasi hanya 1 % saja.

2. Gout Sekunder

Yaitu merupakan hasil berbagai penyakit yang penyebabnya jelas diketahui

akan menyebabkan hiperuricemia karena produksi yang berlebihan atau

penurunan ekresi asam urat di urine, yaitu Artritis Gout Primer, Penyakit

Mieloroloperatif, Limfoma, Hemoglobinopati, Anemia Hemolitik,

Psoriasis, Kanker-kemoterapi. Ekresi asam urat yang rendah : Gagal ginjal

kronik, obat-obatan (diuretik, etambutol, aspirin dosis rendah, siklosporin),

Asidosis laktat, Hiperparatiroid, Penyakit Paget.

F. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala gout hampir selalu akut, terjadi tiba-tiba dan tanpa tanda-

tanda sebelumnya. Antara lain :

Nyeri sendi yang parah pada sendi ibu jari. Rasa nyeri juga dapat

terjadi pada kaki, pergelangan kaki, lurut, tangan dan pergelangan

tangan.

Setelah gout yang menyerang telah hilang, maka rasa tidak nyaman

tidak akan hilang dalam beberapa waktu.

Sendi yang terkena encok akan terlihat kemerahan dan membengkak.

G. Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain:

1. Deformitas pada persendian yang terserang

2. Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih

3. Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal

H. Pengobatan / Pencegahan

Gout tidak dapat disembuhkan, namun dapat diobati dan dikontrol. Gejala-

gejala dalam 24 jam biasanya akan hilang setelah mulai pengobatan. Gout

secara umum diobati dengan obat anti inflamasi. Yang termasuk didalamnya

adalah:

NSAIDs, seperti ibuprofen atau naproxen, secara umum diberikan

untuk mengobati serangan berat dan mendadak, obat ini biasanya

menurunkan peradangan dan nyeri dalam beberapa jam.

Kortikosteroid, dapat diberikan pada orang yang tidak dapat

menggunakan NSAIDs. Steroid bekerja menurunkan peradangan.

Steroid dapat di suntik (injeksi) langsung pada sendi yang terkena atau

diminum dalam bentuk pil.

Colchicine sering juga digunakan untuk mengobati peradangan pada

penyakit gout.

Allupurinol dapat menurunkan kadar asam urat dengan cara menekan

produksi asam urat. Obat ini bekerja pada metabolisme asam urat

denga

n mencegah perubahan zat purine dalam makanan menjadi asam urat.

Pengobatan ini tidak dianjurkan untuk orang dengan fungsi ginjal

yang kurang, selain itu dapat menimbulkan efek samping seperti

kemerahan dan kerusakan hati.

Pencegahan

1) Pembatasan purin

Apabila telah terjadi pembengkakan sendi maka penderita

gangguan asam urat harus melakukan diet bebas purin. Namun

karena hampir semua bahan makanan sumber protein

mengandung nukleoprotein maka hal ini hampir tidak mungkin

dilakukan. Maka yang harus dilakukan adalah membatasi

asupan purin menjadi 100-150 mg purin per hari (diet normal

biasanya mengandung 600-1.000 mg purin per hari). Makan-

makanan yang mengandung purin antara lain;Jeroan (jantung,

hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring, Kacang-

kacangan, Bayam, Udang, Daun melinjo.

2) Kalori sesuai kebutuhan

Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan

tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita

gangguan asam urat yang kelebihan berat badan, berat badannya

harus diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah konsumsi

kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa

meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton yang

akan mengurangi pengeluaran asam urat melalui urin.

3) Tinggi karbohidrat

Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat

baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan

meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. Konsumsi

karbohidrat kompleks ini sebaiknya tidak kurang dari 100 gram

per hari. Karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula,

permen, arum manis, gulali, dan sirop sebaiknya dihindari

karena fruktosa akan meningkatkan kadar asam urat dalam

darah.

4) Rendah protein

Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan

kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang

mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi,

misalnya hati, ginjal, otak, paru dan limpa. Asupan protein yang

dianjurkan bagi penderita gangguan asam urat adalah sebesar

50-70 gram/hari atau 0,8-1 gram/kg berat badan/hari. Sumber

protein yang disarankan adalah protein nabati yang berasal dari

susu, keju dan telur.

5) Rendah lemak

Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin.

Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan

mentega sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya

sebanyak 15 persen dari total kalori.

6) Tinggi cairan

Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam

urat melalui urin. Karena itu, Anda disarankan untuk

menghabiskan minum minimal sebanyak 2,5 liter atau 10 gelas

sehari. Air minum ini bisa berupa air putih masak, teh, atau

kopi. Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-

buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang

disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing

manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan

yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat

sedikit mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya

dihindari adalah alpukat dan durian, karena keduanya

mempunyai kandungan lemak yang tinggi.

7) Tanpa alkohol

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka

yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka

yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol

akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan

menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.

I. Askep Teori

A. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap pertama dari proses keperawatan dimana data

dikumpulkan. Dalam memberikan asuhan keperawatan, pengkajian

merupakan dasar utama dan hal penting dilakukan perawat kumpulkan

dalam bentuk data. Adapun metode yang dilakukan dalam pengkajian :

Wawancara, Pemeriksaan (Fisik, Laboratorium. Rontgen), Observasi,

Konsultasi.

1. Identitas Klien, meliputi Nama Klien, Umur, Jenis Kelamin,

Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Suku Bangsa, Alamat, Tanggal

Masuk Rumah Sakit, Tanggal Pengkajian, Diagnosa Medis.

2. Riwayat Kesehatan Sekarang, meliputi Keluhan Utama yang

merupakan keluhan klien, data yang dikaji yang dirasakan klien saat

ini.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu/ Riwayat Penyakit Dahulu ialah

mengenai keluhan klien mengenai penyakit yang sama seperti

sekarang yang diderita dahulu atau pernah menderita penyakit lain.

4. Genogram

Genogram merupakan salah satu dari teknik penyelenggaraan terapi

keluarga merupakaan diagram sistem hubungan3 generasi dimana

digunakan simbol untuk mengindiksasi sistem, subsistem, dan

karakteristik mereka, kemudian memberikan bentuk tentang

karakter keluarga. Kejadian penting seperti sakit, meninggal dan

pernikahan menjadi sesuatu yang harus dimunculkan.

11 Pola Pengkajian Gordon :

1. Persepsi Kesehatan dan Manajemen Kesehatan

Menggambarkan informasi atau riwayat pasien mengenai status

kesehatan, status promosi dan praktek pencegahan kesehatan,

keamanan/ proteksi, tumbuk kembang, riwayat sakit yang lalu,

perubahan status kesehatan dalam kurun waktu tertentu.

2. Nutrisi Metabolik

Menggambarkan informasi atau riwayat pasien tentang

konsumsi makanan dan cairan, tipe intake makan dan minum

sehari, penggunaan suplemen vitamin, makanan energi, masalah

nafsu makan, mual, rasa panas di perut, lapar haus berlebihan.

3. Eliminasi

Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai

pola BAB, BAK, frekuensi, karakter, frekuensi BAK.

4. Aktivitas – Latihan

Meliputi informasi riwayat pasien tentang pola latihan,

keseimbangan energi, tipe dan keteraturan latihan, aktivitas yang

dilakukan di rumah atau di tempat kerja.

5. Istirahat Tidur

Meliputi informasi riwayat pasien tentang frekuensi dan durasi

periode istirahat tidur, kondisi lingkungan saat tidur, masalah

yang dirasakan saat tidur.

6. Kognitif Perseptual

Meliputi informasi riwayat pasien tentang fungsi sensori,

kenyamanan dan nyeri, fungsi kognitif, ststus pendengaran,

penglihatan, masalah dengan pengecap dan pembau, baal,

kesemutan.

7. Konsep Diri dan Persepsi Diri

Meliputi informasi riwayat pasien tentang perasaan harga diri

sendiri, sikap tentang dirinya, identitas diri, pola emosional

umum.

8. Peran Hubungan

Meliputi informasi riwwayat pasien tentang perasaan harga diri

secara umum, sikap tentang dirinya, identitas diri, pola

emosional umum.

9. Seksual Reproduksi

Meliputi informasi tentang fokus pasangan suami istri terhadap

kepuasan atau koping terhadap stres.

10. Koping Stres/ Koping – Toleransi Stres

Meliputi informasi riwayat pasien tentang metode untuk

mengatasi atau koping terhadap stres.

11. Nilai Kepercayaan

Meliputi informasi riwayat pasien tentang nilai, tujuan, dan

kepercayaan berhubungan dengan pilihan membuat keputusan,

kepercayaan spiritual.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon

individu, keluarga, dan komunitas terhadap masalah kesehatan/ proses

kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa Keperawatan memberi

dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang

merupakan tanggung jawab perawat.

Diagnosa Keperawatan yang didapat pada pasien dengan Verigo,

adalah:

1. Nyeri b/d Adanya Proses Inflamasi

2. Gangguan Mobilitas Fisik b/d Disfungsi Jaringan

3. Gangguan Citra Tubuh b/d Adanya Tofi

4. Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh b/d Anoreksia, Kurangnya Intake

Makanan.

5. Ansietas b/d Respon Psikologis

6. Terisolasi dari dunia luar b/d Terisolasi dari dunia luar

7. Kurang Pengetahuan b/d Kurangnya Informasi, Ketidaktahuan

Prognosis Penyakit

C. Intervensi Keperawatan

Intervensi Keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang

diharapkan dari pasien dan /atau tindakan yang dilakukan oleh perawat.

Intervensi dilakukan untuk membantu pasien dalam mencapai hasil yang

diharapkan. Intervensi Keperawatan harus spesifik dan dinyatakan dengan

jelas. Pengkualifikasian seperti bagaimana, kapan, dimana, frekuensi, dan

besarnya memberikan isi dari aktivitas yang direncanakan. Intervensi

Keperawatan dapat dibagi menjadi 2, yaitu mandiri yang dilakukan oleh

perawat dan kolaboratif yaitu yang dilakukan oleh pemberi perawatan

lainnya.

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan

dimanarencana keperawatan dilaksanakan, yaitu untuk melaksanakan

intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana

keperawatan klien. Agar Implementasi perencanaan ini dapat tepat waktu

damn efektif terhadap biaya, pertama harus mengidentifikasi prioritas

keperawatan klien kemudian bila perawatan telah dilaksanakan, perawat

mencatat dan memeantau respon klien terhadap setiap intervensi dan

mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya.

E. Evaluasi

Evaluasi merupakan proses keperawatan dimana rencana keperawatan

memasuki tahap akhir yaitu proses yang continyu yang penting untuk

menjaminkualitas dan ketepatan perawatan yang diberikan, yang dilakukan

dengan meninjau respon klien untukmenentukan keefektifan rencana

keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien.

Pengkajian Keperawatan Pada Pasien Tn M.T

Dengan penyakit Gout Artritis

Ruang/ Kamar : AB/ Pria 4 Tgl. Pengkajian : 18 Juni 2012

Tgl. Masuk RS : 15 Juni 2012 Waktu Pengkajian : 11.00 Wita

Auto Anamnese V

Allo Anamnese V

A. IDENTIFIKASI

I. Klien

Nama Initial : Tn. M.T

Tempat/ Tgl. Lahir (Umur) : Pandu/ 08 April 1955 (57 thn)

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Perkawinan : Menikah

Jumlah Anak : Dua

Agama : Kristen Protestan

Warga Negara : Indonesia

Bahasa yang digunakan : Indonesia

Pendidikan : PGA

Pekerjaan : Tani

Alamat : Griya Paniki Indah

II. Penanggung Jawab

Nama : Tn. E.T

Alamat : Griya Paniki Indah

Hubungan dengan klien : Anak

B. DIAGNOSA MEDIK : Artritis Gout

Dikirim oleh : Dokter Praktek

Keluhan Utama : Nyeri Lutut dan Pergelangan kaki

Riwayat Penyakit Sekarang : Nyeri lutut dan pergelangan kaki +/-

minggu (hilang timbul), lemah badan,

Mual, muntah (-), kencing berdarah,

kencing sering tapi sedikit.

Riwayat Penyakit Terdahulu : Hipertensi, Asam urat sejak 10 tahun

yang lalu

Riwayat Penyakit Keluarga : Dalam keluarga klien, hanya klien yang

menderita keluhan/ penyakit seperti ini.

keluarga klien kebanyakan menderita

hipertensi.

C. KEADAAN UMUM

1. Keadaan Sakit : Klien tampak sakit sedang

Alasan : Klien terbaring lemah, Pucat.

2. Tanda-tanda Vital

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan Darah : 140/90 mmHg

Suhu : 36,4 c

Nadi : 76 x/ Menit

Pernapasan : Frekuensi 20 x/ menit

Irama Teratur

Jenis Hidung

3. Genogram

Ket: = Laki-laki = Laki-laki Meninggal

X X X X

X

X

= Perempuan = Perempuan Meninggal

= Klien = Istri Klien

= Anak laki-laki klien = Anak perempuan klien

= Tinggal serumah

D. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN

I. Kajian Persepsi Kesehatan – Pemeliharaan Kesehatan

a. Data Subyektif

1. Keadaan sebelum sakit : Klien merasa tubuh sehat dan mampu

melakukan aktivitas.

2. Keadaan sejak sakit : Klien mengatakan sejak sakit, klien merasa

tubuh lemah dan tidak mampu melakukan aktivitasnya.

b. Data Obyektif

Kebersihan Rambut : Bersih

Kulit Kepala : Bersih

Kebersihan Kulit : Bersih

Higiene Rongga Mulut : Bersih

Kebersihan Genitalia : -

Kebersihan Anus : -

II. Kajian Nutrisi Metabolik

a. Data Subyektif

1. Keadaan sebelum sakit : Klien mengatakan makan teratur 3X

sehari, 3 porsi bahkan terkadang lebih dan minum 7-9 gelas sehari.

Menu : Nasi, Lauk-Pauk, dan kadang didampingi buah-buahan.

2. Keadaan sejak sakit : Klien mengatakan makan 3X sehari

tapi sedikit (5 sendok) dan minum 6-8 gelas sehari. Menu: Bubur

dan Lauk Pauk.

b. Data Obyektif

1. Obervasi : Klien tampak memakan makanan yang diberikan dari

Rumah Sakit tapi tidak menghabiskannya.

2. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Rambut : Baik

Hidrasi Kulit : Elastis

Sclera : Icteric Conjungtiva : Anemis

Hidung : Bersih

Rongga Mulut : Bersih Gusi : Tidak ada

peradangan

Gigi Palsu : -

Kemampuan mengunyah keras : Baik

Lidah : Bersih Tonsil : Tidak ada

pembengkakkan

Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembesaran

Kelenjar Parotis & Kelenjar Thypoid : Baik

Abdomen ; Inspeksi : Bentuk Simetris

III. Kajian Pola Eliminasi

a. Data Subyektif

1. Keadaan sebelum sakit : Klien mengatakan BAB & BAK lancar

setiap hari. BAB 1-2x seminggu, berwarna kuning, dan lembek.

BAK 3-5x sehari berwarna kuning.

2. Keadaan sejak sakit : Klien mengatakan sejak sakit klien

BAB 1x sehari, berwarna kuning, dan lembek. BAK 3-5x sehari.

b. Data Obyektif

Observasi : Klien BAB 1x sehari, berwarna kuning, lembek. BAK

4-5x sehari berwarna kuning.

IV. Kajian Pola Aktivitas dan Latihan

a. Data Subyektif

1. Keadaan sebelum sakit : klien mengatakan Sebelum sakit klien

merasa mampu melakukan aktivitas bekerja di sawah/ kebun.

2. Keadaan sejak sakit : klien mengatakan Sejak sakit klien

merasa tidak mampu melakukan aktivitas sebagai Petani bekerja di

sawah/ kebun.

b. Data Obyektif

Observasi : Klien hanya duduk dan tidur/ berbaring di tempat

tidur.

V. Kajian Pola Tidur dan Istirahat

a. Data Subyektif

1. Keadaan sebelum sakit : Klien mengatakan sebelum sakit klien

tidur jam 22.00 – 05.00 dan jarang tidur siang.

2. Keadaan sejak sakit : Klien mengatakan sejak sakit klien

tidur malam jam 21.00 – 05.00 tetapi sering terbangun.

b. Data Obyektif

Observasi : Klien menunjukkan ekspresi wajah mengantuk

VI. Kajian Pola Persepsi Kognitif dan Perseptual

a. Data Subyektif

1. Keadaan sebelum sakit : Klien mengatakan sebelum sakit klien

tidak memiliki gangguan pendengaran, penglihatan, penciuman dan

perabaan. Klien mampu mengingat peristiwa yang telah berlalu dan

peristiwa yang baru.

2. Keadaan sejak sakit : Klien mengatakan ssejak sakit klien

tidak memiliki gangguan pada inderanya dan mampu mengingat

peristiwa yang telah berlalu dan peristiwa yang baru terjadi.

b. Data Obyektif

1. Observasi : Klien nampak tidak menggunakan alat bantu

penglihatan maupun pendengaran.

2. Pemeriksaan Fisik :

Cornea : Baik, Pupil kedua mata simetris, lensa mata

simetris

N I : Klien mampu mencium bau, dan mampu

membedakannya

N II : Klien mampu melihat dan membaca dengan

baik

N V Sensorik : Klien mampu mengunyah makanan

N VII Sensorik : Klien mampu menjulurkan lidah

N VIII Pendengaran : Klien mampu mendengar bisikan

VII. Kajian Pola Persepsi dan Konsep diri

a. Data Subyektif

1. Keadaan sebelum sakit : Klien mengatakan sebelum sakit klien

menyadari keadaannya sebagai seorang suami dan ayah.

2. Keadaan sejak sakit : Klien mengatakan masih menyadari

keadaannya/ posisinya sebagai seorang suami dan ayah.

b. Data Obyektif

Observasi : Klien nampak berinteraksi dengan keluarga dan

lingkungannya.

VIII. Kajian Pola Peran dan Hubungan

a. Data Subyektif

1. Keadaan sebelum sakit : Klien menyadari perannya sebagai

seorang suami dan ayahserta menyadari kewajibannya untuk

mencari nafkah.

2. Keadaan sejak sakit : Klien masih menyadari perannya

sebagai seorang suami dan seorang ayah. Namun saat ini tidak

mampu menjalankan kewajibannya mencari nafkah.

b. Data Obyektif

Observasi : Klien nampak menjalankan perannya sebagai seorang

kepala keluarga dalam mengambil keputusan mengenai keadaan yang

dialaminya saat ini. klien juga nampak bersosialisasi dengan keluarga,

teman-temannya, dan lingkungannya.

IX. Kajian Pola Reproduksi/ Seksual

a. Data Subyektif

1. Keadaan sebelum sakit : klien mengatakan tidak ada masalah

dengan reproduksi/ seksualnya.

2. Keadaan sejak sakit : Klien mengatakan tidak ada gangguan

dalam reproduksi/ seksualnya.

b. Data Obyektif

Observasi : Tidak ada keluhan dari klien tentang organ reproduksi/

seksualnya.

X. Kajian Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap stres

a. Data Subyektif

1. Keadaan sebelum sakit : Klien mengatakan mampu mengontrol

dirinya jika mendapat masalah dan dapat bermusyawarah dan

menyelesaikannya.

2. Keadaan sejak sakit : Klien mengatakan sejak sakit,

seringkali klien tidak bisa mengontrol dirinya dan seringkali emosi.

b. Data Obyektif

Observasi : Klien terlihat tegang dan tidak nyaman

XI. Kajian Sistem Nilai Kepercayaan

a. Data Subyektif

1. Keadaan sebelum sakit : Klien mengatakan kepercayaan yang

dianut adalah kristen protestan.

2. Keadaan sejak sakit : Klien mengatakan tetap berdoa sendiri

dan didoakan oleh keluarga serta teman-teman yang berkunjung.

b. Data Obyektif

Observasi : Selama sakit klien tidak pergi ke gereja. Klien tampak

di kunjungi dan didoakan oleh keluarga/ teman-temannya.

TERAPI OBAT

IV FD NaCl 0,9 1 = Renxamin 20 gtt

Bifotik 1gr 2x1

Ranitidine 2x1 amp IV

Methyl Predrisolon 125 mg IV 1x1

Valsartan N 1 80mg 1x1 tab

Transfusi PRC sampai Hb >/ 10 g/dl (Furosemide Pro Transfusi)

Tonar 3x1 tab

Analisis Data

Nama Klien/ Umur : Tn. M.T/ 57 Tahun

Ruang/ Unit : AB/ 4

No Data Etiologi Masalah

1. DS:

Klien mengeluh merasa

nyeri pada lutut, pinggang,

pergelangan tangan & kaki.

Klien mengatakan merasa

lemah badan.

DO:

Klien tampak meringis

kesakitan.

Kien tampak pucat, gelisah

dan tidak nyaman.

TD: 130/80mmHg

N : 70 x/m

R : 20 x/m

SB : 36,4 C

Skala Nyeri = 4 (Nyeri

Hebat) dirasakan pada lutut,

pinggang, pergelangan

tangan & kaki sejak 1

Hiperuricemia

Presipitasi pembentukan kristal dan

deposit jaringan

Pembentukan kristal asam urat

Respon Leukosit Polimorfonuklear

(PMN)

Fagolisosom

Membran vakuala disekeliling kristal

bersatu dengan membran leukosit

lisosom

Kerusakan Lisosom

Protein rusak

Nyeri

(Ketidaknyamanan)

minggu yang lalu. Terjadi ikatan hidrogen antara permukaan

kristal membran lisosom

Robekan membran

Enzim-enzim dan oksidase radikal lepas

kedalam sitoplasma

Enzim-enzim lisosom dilepaskan

kedalam cairan synovial

Intensitas inflamasi naik

Ndx : Nyeri

2. DS :

Klien mengeluh merasa

sakit pada sendi

Klien mengatakan merasa

kesulitan jika sering

mengubah posisi dan

berkoordinasi.

DO :

Klien tampak tidak nyaman

Klien menunjukkan

ketidakseimbangan dalam

koordinasi.

Enzim-enzim oksidase radikal lepas

kedalam sitoplasma

Kerusakan sel-sel

Disfungsi jaringan

Kekuatan otot

Ndx : Gangguan Mobilitas fisik

Gangguan

Mobilitas fisik

3. DS :

Klien mengatakan merasa

malu dengan kondisinya

saat ini.

DO :

Hiperuricemia

Konsentrasi asam urat dalam darah

Presipitasi pembentukan kristal dan

deposit di jaringan

Gangguan Citra

Tubuh

Klien menunjukkan

perilaku menarik diri. Pembungkusan Ig G

Netrofil berespon

Pembentukan kristal asam urat/

monosodium monohidrat

Penimbunan kristal asam urat

Agregat kristal besar (Tofi)

deformitas

Ndx : Gangguan Citra Tubuh

RS. Wolter MonginsidiJl Rumkit 14 Februari ManadoTlp/Fax 0431-852250/0431-853035

Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal : 09-06-2012 No Reg : 1206090022No medrec : 0001120600482 Pengirim :UmumNama Pasien : Tn. M.T Dokter :Dr. J. H. Awaloei. SPP. KKVJenis Kelamin : Laki Alamat : Lirung TalaudUmur :57 Tahun Tgl Lahir : 08-04-1955

Jenis Pemeriksaaan Hasil Satuan Nilai Acuan Keterangan

Hematologi

Hemoglobin (HGB)

Hematokrit (PCV)

Eritrosit (RBC)

MCV

MCH

MCHC

Leukosit (WBC)

Trombosit (PLT)

Hitung Jenis

-Easinofil

-Basofil

-Neutrofil

-Limfosit

8.4

24.4

2.67

91.0

31.4

34.4

25.4

43.5

0.9

0.5

88.3

5.7

g/dl

%

106/ml

Fl

g/dl

g/dl

103/dl

103/dl

%

%

%

%

13.2-17.3

40-52

4.4-5.9

80-100

32-34

32-36

3.8-10.6

150-440

2-4

0-1

50-70

25-40

-Monosit

LED/BBS

KIMIA KLINIK

Diabetes

Glukosa sewaktu

Ginjal

Kreatinin

Asam urat

Urinalisis

Urine lengkap

Kejernihan

Kimia urine :

-Berat Jenis

-PH

-Leukosit

4.7

100

89

6.88

11.50

Kuning mudah

Sangat keruh

1.020

5.0

500

%

Mm/jam

Mg/dl

Mg/dl

Md/dl

g/ml

g/ml

2-8

0-10

74-106

0.70-1.20

3.4-7.0

Kuning

Jernih

1.0150-1.025

4.8-7.4

<10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. M.T DENGAN PENYAKIT ARTRITIS GOUT

DI RUANGAN AB RSU R. W MONGINSIDI TELING

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Diana Beteng (10061010)Novenski Sambu (10061117)Mikhael Mahebung (10061106)Modesta Sereniti (10061002)Elisabeth Kerangan (10061113)Yolanda Yukulan (11006115)Charly G. Londa (10061088)Dei S. Lalombombuida (10061098)Julita R. Legi (10061125) Natalia Sumihe (10061107)Naviri R. Kaunang (10061094)Aratwen Alwer (10061101)

Lona Luarwan (100610 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. M.T DENGAN PENYAKIT ARTRITIS GOUT

RSU R. W MONGINSIDI TELING

Disusun Oleh :

Kelompok 2Diana Beteng (10061010)Modesta Sereniti (10061002)Charly G. Londa (10061088)Naviri R. Kaunang (10061094)Dei S. Lalombombuida (10061098)Aratwen Alwer (10061101)Mikhael Mahebung (10061106)Natalia Sumihe (10061107)Elisabeth Kerangan (10061113)Yolanda Yukulan (11006115)Novenski Sambu (10061117)Julita R. Legi (10061125)Lona Luarwan (100610 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO2012

Patoflow Artritis Gout

Etiologi :

Kelaian metabolic dalam pembentukan purin

Ekresi asam urat yang kurang dari ginjal

Pembentukan asam urat yang berlebihan

Konsentrasi asam urat dalam darah meningkat

Presipitasi pembentukan Kristal dan deposit dijaringan

Pembungkusan IgPH cairan ekstraseluler menurn

Protein plasma pengikat asam urat

Kadar asam urat lien meningkat Netrofil berespon

Penimbunan kristal asam urat

Pembentukan kristal asam urat

Respon leukosit polimorfonuklear

Fagositosis kristal oleh leukosit

fagolisosom

Agregat Kristal besar

deformitas

Membran vakualu disekeliling Kristal bersatu

Membran vakualu disekeliling Kristal bersatu

Kerusakan lisosomProtein rusak

Robekan membran

Enzim-enzim dan oksidase radikal lepas kedalam sitoplasma

Kerusakan sel

Disfungsi jaringan

Kekuatan otot menurun

Atropi otot-otot

hospitalisasi

Ndx : gangguan mobilitas fisik b.d disfungsi jaringan

Ndx : terisolasi dari dunia luar

Respon psikologis

kecemasan

Ketidaktahuan prognosis penyakit

Kurang informasi

Ndx : kurang pengetahuan atau

informasi

Ndx : ansietas

Enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam

cairan sinovial

Intensitas inflamasi meningkat

Sendi bengkak

Panas

kemerahan

nyeri Nafsu makan menurun

Ndx : nyeri b.d adanya proses

inflamasi

anoreksia

Berat badan menurun

Nutrisi/ intake makanan menurun

Ndx : nutrisi kurang dari kebutuhan