Artritis Gout
Click here to load reader
-
Upload
kurnia-rahma-riallo-syarif -
Category
Documents
-
view
17 -
download
0
Transcript of Artritis Gout
BAB I
KONSEP DASAR MEDIS
1. Pengertian
Asam urat merupakan kelainan metabolik yang disebabkan karena
penumpukan purin atau eksresi asam urat yang kurang dari ginjal.
Asam urat merupakan penyakit heterogen meliputi hiperurikemia,
serangan artritis akut yang biasanya mono-artikuler. Terjadi deposisi kristal
urat di dalam dan sekitar sendi, parenkim ginjal dan dapat menimbulkan batu
saluran kemih (Edu S. Tehupeiory, 2000)
Gout merupakan gangguan metabolik yang sudah dikenal oleh Hipokrates
pada zaman yunani kuno. Pada waktu itu Gout dianggap sebagai penyakit
kalangan sosial elit yang disebabkan karena terlalu banyak makan, minum
anggur dan seks. Sejak saat itu banyak teori etiologis dan terapiotik yang telah
dikemukakan, namun kini banyak yang telah diketahui mengenai penyakiy
Gout, dan tingkat keberhasilan pengobatannya juga tinggi.
Gout merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan
metabolik, sekurang-kuranggnya ada sembilan gangguan yang ditandai oleh
meningkatnya konsentrasi asam urat atau hiperurisemia. Gout dapat bersifat
primer maupun sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung
pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekskresi
asam urat. Gout sekunder disebabkan karena pembentukan asam urat yang
berlebih atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain
atau pemakaian obat-obat tertentu.
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena
deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai
akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum
meningkat) disebabkan karena penumpukan purin atau ekresi asam urat yang
kurang dari ginjal. Gout mungkin primer atau sekunder.
2. Etiologi
a) Faktor genetik dan faktor hormonal
Menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan
meningkatnya produksi asam urat.
b) Jenis kelamin dan umur
Prosentase Pria : Wanita yaitu 2 : 1 pria lebih beresiko terjadinya asam
urat yaitu umur (30 tahun keatas), sedangkan wanita terjadi pada usia
menopouse (50-60 tahun).
c) Berat badan
Kelebihan berat badan meningkatkan risiko hiperurisemia dan gout
berkembang karena ada jaringan yang tersedia untuk omset atau
kerusakan, yang menyebabkan kelebihan produksi asam urat.
d) Konsumsi alkohol
Minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan hiperurisemia,
karena alkohol mengganggu dengan penghapusan asam urat dari tubuh.
e) Diet
Makan makanan yang tinggi purin dapat menyebabkan atau
memperburuk gout. Misalnya makanan yang tinggi purin : kacang-
kacangan, rempelo dll.
f) Obat-Obatan Tertentu
Sejumlah obat dapat menempatkan orang pada risiko untuk
mengembangkan hiperurisemia dan gout. Diantaranya golongan obat jenis
diuretik, salisilat, niasin, siklosporin, levodova.
3. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang
mengandung asam urat tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak
adequat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam
plasma darah (Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat
menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan
menimbulkan respon inflamasi. Hiperurecemia merupakan hasil :
a. Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal.
b. Menurunnya ekskresi asam urat.
c. Kombinasi keduanya.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain,
maka asam urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam
urat yang akan berakumulasi atau menumpuk di jaringan konectiv diseluruh
tubuh, penumpukan ini disebut tofi. Adanya kristal akan memicu respon
inflamasi akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak hanya
merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
Pada penyakit gout akut tidak ada gejala-gejala yang timbul. Serum urat
maningkat tapi tidak akan menimbulkan gejala. Lama kelamaan penyakit ini
akan menyebabkan hipertensi karena adanya penumpukan asam urat pada
ginjal.
Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat memuncak.
Serangan ini meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini sangat
nyeri yang menyebabkan tulang sendi menjadi lunak dan terasa panas, merah.
Tulang sendi metatarsophalangeal biasanya yang paling pertama terinflamasi,
kemudian mata kaki, tumit, lutut, dan tulang sendi pinggang. Kadang-kadang
gejalanya disertai dengan demam ringan. Biasanya berlangsung cepat tetapi
cenderung berulang dan dengan interval yang tidak teratur.
Periode intercritical adalah periode dimana tidak ada gejala selama
serangan gout. Kebanyakan pasien mengalami serangan kedua pada bulan ke-
6 sampai 2 tahun setelah serangan pertama. Serangan berikutnya disebut
dengan polyarticular yang tanpa kecuali menyerang tulang sendi kaki maupun
lengan yang biasanya disertai dengan demam. Tahap akhir serangan gout atau
gout kronik ditandai dengan polyarthritis yang berlangsung sakit dengan tofi
yang besar pada kartilago, membrane synovial, tendon dan jaringan halus. Tofi
terbentuk di jari, tangan, lutut, kaki, ulnar, helices pada telinga, tendon achiles
dan organ internal seperti ginjal. Kulit luar mengalami ulcerasi dan
mengeluarkan pengapuran, eksudat yang terdiri dari Kristal asam urat.
4. Tanda dan Gejala
a. Gangguan akut :
1) Nyeri hebat
2) Bengkak dan berlangsung cepat pada sendi yang terserang
3) Sakit kepala
4) Demam.
b. Gangguan kronis :
1) Serangan akut
2) Hiperurisemia yang tidak diobati
3) Terdapat nyeri dan pegal
4) Pembengkakan sendi membentuk noduler yang disebut tofi
(penumpukan monosodium urat dalam jaringan)
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboraturium
LED , CRP analisis cairan sendi asam urat darah dan urine 24 jam
ureum, kreatinin.. Peningkatan kadar asam urat serum (hyperuricemia),
Peningkatan asam urat pada urine 24 jam, Cairan sinovial sendi
menunjukkan adanya kristal urat monosodium, Peningkatan kecepatan
waktu pengendapan
b. Pemeriksaan X-Ray
Pada pemeriksaan x-ray, menampakkan perkembangan jaringan lunak
6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Konvensional 1) Serangan akut
Cara yang efektif dan sederhana mengatasi serangan arthritis gout yang akut adalah penggunaan obat-obat antiinflamasi nonsteroid. Kesembuhan akan terlihat dalam waktu 24 jam dan gejalanya menghilang setelah 3 hari. Preparat colchicine IV dengan takaran 1-2 mg yang diencerkan dengan larutan NaC1 0,9% dan disuntikkan
selama waktu 20 menit merupakan preparat yang sangat efektif untuk meredakan gejala yang akut. Preparat colchicine oral dengan takaran 0,5 mg 2 x sehari hingga 4 x sehari selama 2 sampai 3 hari mungkin diper-lukan untuk kesembuhan total. Namun karena efek sampingnya yaitu timbulnya gejala toksisitas gastrointestinal, pengobatan ini sudah mulai ditinggalkan. Tindakan efektif lainnya yaitu dengan cara pungsi cairan sinovia dan penyuntikan deposteroid dengan dosis 40 mg (triamsinolon). Tindakan ini efektif terutama pada pasien yang tidak mendapat pengobatan per oral atau tidak dapat mentolerir pemakaian NSAID ataupun colchicine. Preparat urikosurik dan alopurinol harus dihindari selama serangan akut. Insidensi terjadinya arthritis gout akut yang rekuren dapat diturunkan dengan pemberian colchicine 2 x 0,5 mg/hari dalam jangka waktu lama.
2) Tindakan untuk menurunkan kadar asam urat serumTindakan untuk menurunkan kadar asam urat serum dapat
diberikan preparat urikosurik yang salah satunya adalah probenesid dengan dosis 500 mg tiap 12 jam dan dapat di-tingkatkan hingga mencapai 3 gram/hari untuk kadar asam urat serum sampai 6 mg/dl. Alternatif lain dapat diberikan sulfinpirazon yang relatif bekerja singkat dan hams diberikan tiap 6 jam dengan dosis terbagi yang berkisar dari 300-1.000 mg/hari. Allopurinol merupakan preparat urikosurik yang sangat efektif bekerja dengan menyekat lintasan metabolik yang memproduksi asam urat, khususnya dengan menghambat kerja enzim xantin oksidase. Dosis sebesar 2 x 100 mg/hari dapat ditingkatkan hingga mencapai dosis 600 mg/hari untuk men-dapatkan efek yang diinginkan. Pada penyakit gout dengan tofus yang berat, preparat alopurinol dapat digunakan bersama-sama preparat urikosurik lainnya.
b. Penatalaksanaan Nonkonvensional1) Kepala-Leher
a) DU 20 (GV 20)Lokasi: 7 Cun di atas garis rambut posterior dan 5 Cun dari batas
rambut anterior.Indikasi : apopleksi, diare kronis, epilepsi, pusing, vertigo,
prolapsus anus/ uterus, anemia, neurastenia, tekanan darah rendah, dan penyakit tulang belakang leher.
1. EX HN 1Lokasi : ada 4 titik, terletak 1 cun dari Baihui (DU 20) di depan, belakang, samping kanan dan kiri)
Indikasi : Sakit kepala, Vertigo, insomnia, daya ingat lemah, epilepsi.
2. GB 7Lokasi : Depan telinga pada batas rambutIndikasi : Pusing sebelah atau migrain, sakit kepala, telinga berdenging/tinitus, leher kaku(Torticolis)
3. GB 11Lokasi : Belakang telinga, 1 cun dibawah fubai (GB 10)Indikasi : Sakit pada mata, sakit kepala, tuli, telinga berdenging.
Extremitas Atas
LI 4
Lokasi : antara pangkal tulang jempol tangan dan pangkal tulang telunjuk tangan atau tulang metakarpal pertama dan kedua.Indikasi :tenggorokan sakit, batuk pilek, badan panas, demam, mual, tidak nafsu makan, sakit perut, mentruasi sakit, pusing, gatal-gatal dan sakit gigi, sakit leher, lumpuh separuh badan, alergi.
TE 5
Lokasi : Titik pertemuan tiga Meridian TanganIndikasi : Mendadak tidak bisa bicara
LI 10
Lokasi : 2 cun dibawah lipatan sikuIndikasi : tangan linu, kejang, aktifkan kontraksi lambung
Extremitas Bawah
ST 35
Lokasi : Dibawah tempurung lutut, terasa ada lekukan, lutut ditekukIndikasi : baal pada anggota gerak bawah, radang lutut, lutut bengkak, lutut nyeri, rematik, kaku, sukar bergerak.
ST 36
Lokasi : 3 cun dibawah tempurung lutut, geser 3 cun dari garis tulang kering, pinggir sebelah luar.
Indikasi : diare, sembelit, nyeri lambung, kembung, mual, sakit tenggorokan, bengkak seluruh badan, lutut nyeri, kelumpuhan, lemah, lesuh, kaki capek atau linu, rematik, masuk angin, influenza, demam.
LR 3
Lokasi : pada punggung kaki, dicelah jari ke satu atau jempol kaki dan jari kedua atau telunjuk kaki.Indikasi : hernia, menghilangkan nyeri, sakit mata, pusing, pendarahan, impotensi, ngompol, tidak dapat kencing, susah tidur, kejang, wasir, radang, mulut miring, hipersex, hati, tekanan darah tinggi/rendah.
ST 41
Lokasi : pada garis lipatan kaki, pergelangan kaki depan, diantara urat.Indikasi : sakit kaki, tidak bisa jalan, pergelangan kaki nyeri, linu, kejang, rematik, sakit pinggul, panggul, radang sendi, nyeri pinggang kebawah sampai tungkai, untuk memperbaiki pijatan kaki orang kena stroke.
SP 4
Lokasi : pada lekukan antara garis putih hitam, pangkal tulang ke tiga ibu jari kaki, 1 cun diatas taibai (SP 4)Indikasi : perut bunyi, sakit ibu jari, sakit ayan, nyeri lambung, radang usus akut, sakit punggung kaki, gangguan pada usus besar, sakit kuning.
LU 3
Lokasi : sisi tulang lengan 3 cun dibawah ketiak ( 3 cun = 4 jari tangan tanpa jempol)Indikasi : radang amandel, tenggorokan bengkak, sembelit, mual, ambeyen, usus besar.
SP 6
Lokasi : 3 cun diatas mata kaki sebelah dalam rapat dengan tulang kering atau sisis dalam tulang kering.Indikasi : sakit haid, haid tidak teratur, haid terlambat, kesulitan melahirkan, keputihan, pendarahan, pembengkakan, rahim, sakit perut, diare, ngompol, lemah lesu, kencing manis, gangguan kencing.
Komplikasi
a. Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi yang menyebabkan degenerasi sendi.
b. Hipertensi dan albuminuria.c. Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.
Pencegahan
Untuk mencegah penyakit ini Anda bisa melakukan beberapa hal seperti berikut.
Banyak mengonsumsi buah-buahan yang kaya vitamin C seperti jeruk, strawberry, dan pepaya.
Buah dan sayur yang bisa juga mengobati asam urat seperti buah naga, sawi putih, belimbing sayur, sawi hijau, tomat, dan jahe.
Konsumsi makanan yang juga kaya potasium seperti pisang, yoghurt, dan kentang.
Konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks melimpah seperti roti, ubi, singkong, dan nasi.
Kurangi makan makanan manis seperti permen, gula, sirup, arum manis, dan gulali.
Bagi Anda yang berpostur gembul, segera melakukan diet untuk menurunkan berat badan Anda.
Jangan minum obat aspirin. Jangan bekerja terlalu ekstra agar tubuh tidak kelelahan. Olahraga rutin minimal 3 kali dalam seminggu. Minum air putih minimal 8 gelas sehari atau 2 liter air mineral.
Prognosis
Asam urat adalah penyakit yang memiliki prognosis yang tidak bis dilenyapkan.
Karena asam urat mungkin terjadi pada siapa saja dengan usia 20 tahun keatas dan
kadar asam urat yang meningkat. Asam urat juga terjadi berulang ulang. Penyakit
ini mungkin hilang tapi hanya untuk beberapa saat. Apabila konsumsi purin tidak
di kontrol maka asam urat mungkin kembali menyerang.
A. Konsep Keperawatan1. Pengkajian
a. IdentitasNama, umur (sekitar 50 tahunan), alamat, agama, jenis kelamin (biasanya 95% penderita gout adalah pria), dll
b. Keluhan UtamaPada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki (sendi lain)
c. Riwayat Penyakit SekarangP (Provokatif) : Kaji penyebab nyeriQ (Quality / qualitas) : Kaji seberapa sering nyeri yang dirasakan klienR (Region) : Kaji bagian persendian yang terasa nyeri (biasanya pada pangkal ibu jari)S (Saverity) :` Apakah mengganggu aktivitas motorik ?T (Time) : Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan ? (Biasanya terjadi pada malam hari)
d. Riwayat Penyakit DahuluTanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal ?
e. Riwayat Penyakit KeluargaTanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit yang sama seperti yang diderita klien sekarang ini.
f. Pengkajian Psikososial dan SpiritualPsikologi : Biasanya klien mengalami peningkatan stressSosial : Cenderung menarik diri dari lingkunganSpiritual : Kaji apa agama pasien, bagaimana pasien menjalankan ibadah menurut agamanya
g. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari1) Kebutuhan nutrisi
a) Makan : Kaji frekuensi, jenis, komposisi (pantangan makanan kaya protein)b) Minum : Kaji frekuensi, jenis (pantangan alkohol)
2) Kebutuhan eliminasi a) BAK : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau b) BAB : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
3) Kebutuhan aktivitasBiasanya klien kurang / tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari secara mandiri akibat nyeri dan pembengkakan
2. Pemeriksaan Fisika. Keadaan umum :1) Tingkat kesadaran2) GCS3) TTVb. Peningkatan penginderaan1) Sistem integument
Kulit tampak merah atau keunguan, kencang, licin, serta teraba hangat2) Sistem penginderaan
Mata : Kaji penglihatan, bentuk, visus, warna sklera, gerakan bola mata
Hidung : Kaji bentuk hidung, terdapat gangguan penciuman atau tidakTelinga : Kaji pendengaran, terdapat gangguan pendengaran atau tidak, biasanya terdapat
tofi pada telinga3) Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : Apakah ada pembesaran vena jugularisPalpasi : Kaji frekuensi nadi (takhikardi)Auskultasi : Apakah suara jantung normal S1 + S2tunggal / ada suara tambahan
4) Sistem penceranaanInspeksi : Kaji bentuk abdomen, ada tidaknya pembesaran pada abdomenPalpasi : Apakah ada nyeri tekan pada abdomenPerkusi : Apakah kembung / tidakAuskultasi : Apakah ada peningkatan bising usus
5) Sistem muskuluskeletalBiasanya terjadi pembengkakan yang mendadak (pada ibu jari) dan nyeri yang luar biasa serta juga dapat terbentuk kristal di sendi-sendi perifer, deformitas (pembesaran sendi)
6) Sistem perkemihanHampir 20% penderita gout memiliki batu ginjal
c. Pemeriksaan diasnostik.Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahan yang berarti dan mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanju, terlhat erosi tulang seperti lubang-lubang kecil (punch out).
3. Diagnosa Keperawatana. Nyeri sendi b. d peradangan sendi, penimbunan kristal pada membrane sinovia,
tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus.
b. Hambatan mobilisasi fisik b. d penurunaan rentang gerak, kelemahan otot, pada gerakan, dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan, proloferasi sinovia, dan pembentukan panus.
c. Gangguan citra diri b. d perubahan bentuk kaki dan terbenuknya tofus.d. Gangguan perfusi jaringan b.d oedema jaringan
Intervensi
a. Dk. I : Nyeri sendi b. d peradangan sendi, penimbunan Kristal pada membrane sinovia, tulang rawan arikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus.Tujuan keperawatan : Nyeri berkurang, hilang, teratasi.Kriteria hasil :
o Klien melaporkan penelusuran nyeri.o menunjukan perilaku yang lebiih rileks.o memperagakan keterampilan reduksi nyeri.o Skala nyeri 0 – 1 atau teratasi.
INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
Kaji lokasi, intensitas,an tipe nyeri. Observasi kemajuan nyeri ke daerah yang baru. Kaji nyeri dengan skala0 – 4.
Bantu klien dalam mengidentifikasi factor pencetus.
Jelaskan dan bantu klien terkait dengan tindakan pereda nyeri nonfamakologi dan non – invasif.
Ajarkan relaksasi: teknik terkait ketegangan otot rangka yang dapat mengurangi intensitas nyeri.
Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.
Tingkatkan pengetahuaan tentang penyebab nyeri dan hubungan dengan berapa
Nyeri merupakan respon subjektif yangbdapat dikaji dengan menggunakan skala nyeri. Klien melaporkan nyeri biasanya di atas tingkat cedera.
Nyeri dipengaruhi oleh kecemasan dan peradangan pada sendi.
Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan farmakologilain menunjukan keefektifan dalam mengurangi nyeri.
Akan melancarkan peredaran darah sehingga kebutuhan oksigen pada jaringan terpenuhi dan mengurangi nyeri.
Mengalikan perhatian klien terhadap nyeri ke hal yang menyenangkan.
pegetahuan tersebut membatu mengurangi nyeri dan dapat menbatumeningkatkan kepatuhan klien terhadap rencana terapeutik
pemakaian alkohol, kafein, dan obat-obatan diuretik akan menambah peningkatan kadar asam urat dalam serum.
Alopurinol menghambat biosentesis asam urat sehingga menurunkan kadar asam urat serum.
lama nyeri akan berlangsung.
Hindarkan klien meminum alcohol, kafein, dan obat diuretik.
KOLABORASI
Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian alopurinol
b. Dk. II : Hambatan mobilisasi fisik b. d penurunaan rentang gerak, kelemahan otot, pada gerakan, dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan, proloferasi sinovia, dan pembentukan panus.Tujuan keperawatan : klien mampu melaksanakan aktifitas fisik sesuai dengan kemampuannya.Kreteria hasil :
o Klien ikut dalam program latihano Tidak mengalami kontraktur sendio Kekuatan otot bertambaho Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas dan mempertahankan
koordinasi optimal.INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
Kaji mobilitas yang ada dan observasi adanya peningkatan kerusakan.
Ajarkan klien melakukan latihan gerak aktif pada ekstermitas yang tidak sakit.
Bantu klien melakukan latihan ROM dan perawatan diri sesuai toleransi.
Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktifitas.
Gerakan aktif memberi masa tonus, dan kekuatan otot, serta memperbaiki fungsi jantung dan pernafasan.
Pantau kemajuan dan perkembangan kemamapuan klien dalam melakukan aktifitas
KOLABORASI
Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien.
Untuk mempertahankan fleksibilitas sendi sesuai kemampauan.
Untuk mendeteksi perkembangan klien.
Kemampuan mobilisasi ekstermitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim fisioterapi.
c. Dk. III : Gangguan citra diri b. d perubahan bentuk kaki dan terbenuknya tofus.Tujuan perawatan : Citra diri klien meningkatKriteria hasil :
o Klien mampu mengatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yang terjadi
o Mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasio Mengakui dan menggabungkan perubhan dalam konsep diri dengan cara yang
akurat tanpa merasakan harga dirinya negatif.
INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
§ Kaji perubhan perspsi dan hubungannya dengan derajat kletidak mampuan.
§ Ingantkan kembali realitas bahwa masih dapat menggunakan sisi yang sakit dan belajar mengontrol sisi yang sehat.
§ Menetukan bantuan individual dalm menyusun rencana perawatan atau pemilihan intervensi
§ Membantu klien melihat bahwa peraat menerima kedua bagian dari seluruh tubuh dan mulai menerima situasi baru.
§ Membantu meningkatkan perasaan harga diri dan mengontrol lebih dari satu area kehidupan.
§ Bantu dan ajurkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan.
§ Anjurkan orang terdekat untuk mengizinkan klien melakukan sebanyak mungkin hal untuk dirinya.
§ Bersama klien mencari alternatif koping yang positif.
§ Dukung prilaku atau usaha peningkata minat atau partisipasi dalam aktifitas rehabilitasi.
KOLABORASI
Kolaborasi denagn ahli neuropsikologi dan konseling bila da indikasi .
§ Menghidupkan kembali perasaan mandiri dn membatu perkemabangan harga diri serta memengaruhi proses rehabilitasi.
§ Dukungan perawat kepada klien dapat meningkat kan rasa percaya diri klien.
§ Klien dapat beradaptasi terhadap perubahan dan memahami peran individu dimasa mendatang.
§ Dapat memfasilitasi perubahan peran yang penting untuk perkembangan perasaan.
d. DK IV : Perubahan Pola Tidur b/d Nyeri.Kriteria Hasil : Klien dapat memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur.
INTERVENSI RASIONAL
· Tentukan kebiasaan tidurnya dan perubahan saat tidur.
· Buat rutinitas tidur baru yang
· Mengkaji pola tidurnya dan mengidentifikasi intervensi yang tepat.
· Bila rutinitas baru mengandung aspek sebanyak kebiasaan lama, stress dan ansietas
dimasukkan dalam pola lama dan lingkungan baru.
· Tingkatkan regimen kenyamanan waktu tidur, misalnya mandi hangat dan massage.
· Gunakan pagar tempat tidur sesuai indikasi ; rendahkan tempat tidur jika memungkinkan.
· Kolaborasi dalam pemberian obat sedative, hipnotik sesuai dengan indikasi.
yang berhubungan dapat berkurang
Membantu menginduksi tidur
· Dapat merasakan takut jatuh karena perubahan ukuran dan tinggi tempat tidur, memberikan kenyamanan pagar tempat untuk membantu mengubah posisi.
· Tidur tanpa gangguan lebih menim-bulkan rasa segar, dan pasien mungkin tidak mampu untuk kembali ke tempat tidur bila terbangun.
· Di berikan untuk membantu pasien tidur atau istirahat.