LP-Waham

12
LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM A. Pengertian Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol (Direja, 2011). Waham curiga adalah keyakinan seseorang atau sekelompok orang berusaha merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan (Kelliat, 2009). Gangguan isi pikir adalah ketidakmampuan individu memproses stimulus internal dan eksternal secara akurat. Gangguan isi pikir dapat berupa waham yaitu keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas. Keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang budayanya, serta tidak dapat diubah dengan alasan yang logis. Selain itu keyakinan tersebut diucapkan berulang kali (Kusumawati, 2010). Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan menilai dan berespons pada realitas. Klien tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan sehingga muncul perilaku yang sukar untuk dimengerti dan menakutkan. Gangguan ini biasanya ditemukan pada pasien skizofrenia dan psikotik

description

whm

Transcript of LP-Waham

Page 1: LP-Waham

LAPORAN PENDAHULUANWAHAM

A. Pengertian

Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan

kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang

lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol

(Direja, 2011).

Waham curiga adalah keyakinan seseorang atau sekelompok orang

berusaha merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi

tidak sesuai dengan kenyataan (Kelliat, 2009).

Gangguan isi pikir adalah ketidakmampuan individu memproses stimulus

internal dan eksternal secara akurat. Gangguan isi pikir dapat berupa waham

yaitu keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan dengan

realitas. Keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan

latar belakang budayanya, serta tidak dapat diubah dengan alasan yang logis.

Selain itu keyakinan tersebut diucapkan berulang kali (Kusumawati, 2010).

Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan menilai dan

berespons pada realitas. Klien tidak dapat membedakan lamunan dan

kenyataan sehingga muncul perilaku yang sukar untuk dimengerti dan

menakutkan. Gangguan ini biasanya ditemukan pada pasien skizofrenia dan

psikotik lain. Waham merupakan bagian dari gangguan orientasi realita pada isi

pikir dan pasien skizofrenia menggunakan waham untuk memenuhi kebutuhan

psikologisnya yang tidak terpenuhi oleh kenyataan dalam hidupnya. Misalnya :

harga diri, rasa aman, hukuman yang terkait dengan perasaan bersalah atau

perasaan takut mereka tidak dapat mengoreksi dengan alasan atau logika

(Kusumawati, 2010).

B. Klasifikasi

Menurut Townsend (2009) waham diklasifikasikan sebagai berikut:

Page 2: LP-Waham

a. Waham kebesaran

Individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus

dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “saya

ini pejabat departemen kesehatan lho!” atau, “saya punya tambang emas”.

b. Waham curiga

Individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha

merugikan/menceerai dirinya dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai

kenyataan. Contoh, “saya tahu seluruh saudara saya ingin menghancurka

hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya”.

c. Waham agama

Individu memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan

dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh,

“kalau saya mau masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih setip

hari”.

d. Waham somatik

Individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau

terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan

kenyataan. Contoh, “saya sakit kanker”. (Kenyataannya pada pemeriksaan

laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien terus

mengataka bahwa ia sakit kanker).

e. Waham nihilistik

Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada didunia/meniggal dan

diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kadaan nyata. Misalnya,

“Ini kana lam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh.”

Page 3: LP-Waham

C. Etiologi

1) Faktor predisposisi

a. Biologi

Waham dari bagian dari manifestasi psikologi dimana abnormalitas otak yang

menyebabkan respon neurologis yang maladaptif yang baru mulai dipahami,

ini termasuk hal-hal berikut :

Penelitian pencitraan otak sudah mulai menunjukkan keterlibatan otak

yang luas dan dalam perkermbangan skizofrenia. Lesi pada area frontal,

temporal dan limbik paling berhubungan dengan perilaku psikotik.

Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizofrenia. Hasil penelitian sangat

menunjukkan hal-hal berikut ini :

a) Dopamin neurotransmitter yang berlebihan

b) Ketidakseimbangan antara dopamin dan neurotransmitter lain

c) Masalah-masalah pada sistem respon dopamin

b. Psikologi

Teori psikodinamika untuk terjadinya respon neurobiologik yang maladaptif

belum didukung oleh penelitian. Sayangnya teori psikologik terdahulu

menyalahkan keluarga sebagai penyebab gangguan ini sehingga

menimbulkan kurangnya rasa percaya (keluarga terhadap tenaga kesehatan

jiwa profesional).

c. Sosial budaya

Stress yang menumpuk dapat menunjang terhadap awitan skizofrenia dan

gangguan psikotik tetapi tidak diyakini sebagai penyebab utama gangguan.

Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan

timbulnya waham (Direja, 2011).

2) Faktor Presipitasi

a. Biologi

Stress biologi yang berhubungan dengan respon neurologik yang maladaptif

termasuk:

Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses

informasi

Page 4: LP-Waham

Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang

mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi

rangsangan.

b. Stres lingkungan

Stres biologi menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi

dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.

c. Pemicu gejala

Pemicu merupakan prekursor dan stimulus yang yang sering menunjukkan

episode baru suatu penyakit. Pemicu yang biasa terdapat pada respon

neurobiologik yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan. Lingkungan,

sikap dan perilaku individu (Direja, 2011).

D. Rentang Respon Neurobiologi

Rentang respon waham/neurobiologis

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Pikiran logis Proses pikir kadang terganggu ilusi

Gangguan proses pikir waham

Persepsi akurat Reaksi emosi berlebihan atau kurang

Kesukaran proses emosi

Emosi konsisten dengan pengalaman

Perilaku yang tidak biasa Perilaku tidak terorganisasi

Perilaku seksual Menarik diri Isolasi sosial

Hubungan sosial harmonis

(Stuart, 2007)

E. Tanda dan Gejala

Menurut Kusumawati (2010) tanda dan gejala waham yaitu :

a. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)

Cara berfikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk, dan

pengorganisasian bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial).

Page 5: LP-Waham

b. Fungsi persepsi

Depersonalisasi dan halusinasi

c. Fungsi emosi

Afek tumpul kurang respons emosional, afek datar, afek tidak sesuai, reaksi

berlebihan, ambivalen.

d. Fungsi motorik.

Imfulsif : gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotipik, gerakan

yang diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang jelas,

katatonia.

e. Fungsi sosial kesepian.

Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah.

f. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering muncul

adalah gangguan isi pikir: waham dan gangguan sensori persepsi:

halusinasi.

Menurut Direja (2011) tanda dan gejala waham yaitu :

a. Terbiasa menolak makan,

b. kurang perawatan diri,

c. Ekspresi wajah sedih dan ketakutan

d. Gerakan tidak terkontrol

e. Mudah tersinggung

f. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan

g. Menghindar dari orang lain

h. Mendominasi pembicaraan, berbicara kasar

i. Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan.

Perilaku lain yang dapat ditemukan pada klien dengan waham antara lain

melakukan percobaan bunuh diri, melakukan tindakan, agresif, destruktif, gelisah,

tidak biasa diam, tidak ada perhatian terhadap kebersihan diri, ada gangguan

eliminasi, merasa cemas, takut. Kadang-kadang panik perasaan bahwa

lingkungan sudah berubah pada klien depersonalisasi (Stuart,2007).

Page 6: LP-Waham

F. Pengkajian

Aktivitas dan istirahat

Gangguan tidur, bangun lebih awal, insomnia, dan hiperaktivitas.

Higiene

Kebersihan personal kurang, terlihat kusut/ tidak terpelihara.

Integritas ego

Dapat timbul dengan ansietas berat, ketidakmampuan untuk rileks,

kesulitan yang dibesar-besarkan, mudah agitasi.

Mengekspresikan persaaan tidak adekuat, perasaan tidak berharga,

kurang diterima, dan kurang percaya pada orang lain. Menunjukkan

kesulitan koping terhadap stres, menggunakan mekanisme koping yang

tidak sesuai.

Neurosensori

Mengalami emosi dan prilaku kongruen dengan sistem

keyakinan/ketakutan bahwa diri ataupun orang terdekat berada dalam

bahaya karena diracuni atau diinfeksi, mempunyai penyakit, merasa

tertipu oleh pasangan individu, dicurangi oleh orang lain, dicintai atau

mencintai dari jarak jauh.

Keamanan

Dapat menimbulkan prilaku berbahaya/menyerang

Interaksi sosial

Kerusakan bermakna dalam fungsi sosial/perkawinan

Umumnya bermasalah dengan hukum.

(Direja, 2011).

G. Mekanisme Koping

Menurut Direja (2011), Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri

sendiri dari pengalaman berhubungan dengan respon neurobioligi :

1. Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk

menanggulangi ansietas, hanya mempunyai sedikit energi yang tertinggal

untuk aktivitas hidup sehari-hari

Page 7: LP-Waham

2. Projeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi.

3. Menarik diri

H. Pohon Masalah

I. Diagnosa Keperawatan

1. Perilaku kekerasan

2. Waham

3. Menarik Diri

4. Harga Diri Rendah

J. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Tindakan Keperawatan Untuk

Pasien

Tindakan Keperawatan untuk

keluarga

SP 1

1. Membentu orientasi realita

2. Mendiskusikan kebutuhan yang

tidak terpenuhi

3. Membantu pasien memenuhi

kebutuhannya

4. Menganjurkan pasien

SP 1

1. Menjelaskan masalah yang

dirasakan keluarga dalam

merawat pasien

2. Menjelaskan pengertian, tanda

dan gejala waham, dan jenis

waham yang dialami pasien,

KerusakanKerusakan komunikasikomunikasi

verbalverbal

Resiko tinggiResiko tinggi mencederai diri,mencederai diri, orang lain danorang lain dan

lingkunganlingkungan

Perubahan isiPerubahan isi pikir: wahampikir: waham

Gangguan konsep diri: harga diriGangguan konsep diri: harga diri rendahrendah

Page 8: LP-Waham

memasukkan dalam jadwal

kegiatan

serta proses terjadinya

3. Menjelaskan cara merawat

pasien dengan waham

SP 2

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan

harian pasien

2. Mendiskusikan tentang

kemampuan yang dimiliki

3. Melatih kemampuan yang

dimiliki

SP 2

1. Melatih keluarga

mempraktekkan cara merawat

pasien dengan waham

2. Melatih keluarga

melakukan cara merawat

langsung pasien waham

SP 3

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan

harian pasien

2. Memberikan pendidikan

kesehatan tentang penggunaan

obat secara teratur

3. Menganjurkan pasien

memasukkan dalam jadwal

kegiatan harian

SP 3

1. Membantu keluarga membuat

jadwal aktivitas di rumah

termasuk minum obat

(dischange planning)

2. Menjelaskan follow up pasien

setelah pulang

Page 9: LP-Waham

DAFTAR PUSTAKA

Direja, A.H., 2011, Asuhan Keperawatan Jiwa, Nuha Medika : Yogyakarta.

Kusumawati, F, 2010, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Salemba Medika : Jakarta

Kelliat, B.A., 2009, Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa, ECG : Jakarta.

Laraia, S, 2009, Principles and Practice of Pcyshiatric Nursing 8 Edition, Elsevier Mosby: Philadelphia.

Stuart, G.W., 2007, Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. EGC : Jakarta.

Townsend, M, 2009, Pcyshiatric Mental Health Nursing Concept of Care In evidence Based Practice 10 edition, F.A David Company : Philadelphia.