Lp Waham Ini
-
Upload
dian-budi-handoko -
Category
Documents
-
view
37 -
download
1
Transcript of Lp Waham Ini
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
WAHAM
PRODI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2012
A. Masalah Utama :
Perubahan proses pikir : waham
B. Proses terjadinya masalah
1. Pengertian Waham
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah.
Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya
klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya
penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. (Budi
Anna Keliat,1999).
Tanda dan Gejala :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan
Klien tampak tidak mempunyai orang lain
Curiga
Bermusuhan
Merusak (diri, orang lain, lingkungan)
Takut, sangat waspada
Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas
Ekspresi wajah tegang
Mudah tersinggung
(Azis R dkk, 2003)
2. Penyebab dari Waham
Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu Gangguan konsep diri:
harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Gangguan harga diri dapat
digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, dan
merasa gagal mencapai keinginan.
Tanda dan Gejala :
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap
penyakit (rambut botak karena terapi)
Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,
mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
( Budi Anna Keliat, 1999)
4. Jenis-jenis Waham
Adapun jenis-jenis waham menurut Stuart and Sundeen (1998, hal 302) dan Keliat (1998)
waham terbagi atas beberapa jenis, yaitu :
1. Waham agama : keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
2. Waham kebesaran: klien yakin secara berlebihan bahwa ia memiliki kebesaran atau
kekuatan khusus, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.
3. Waham somatik : klien meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu dan
terserang penyakit, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.
4. Waham curiga : kecurigaan yang berlebihan dan tidak rasional dimana klien yakin
bahwa ada seseorang atau kelompok orang yang berusaha
merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
5. Waham nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau
meninggal, diucapkan berulang kali tapi tidak sesuai kenyataan.
6. Waham bizar
Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain yang disisipkan didalam pikiran
yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
Siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan
walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang dinyatakan secara
berulang - ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.
5. Akibat dari Waham
Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat
melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.
Tanda dan Gejala :
Memperlihatkan permusuhan
Mendekati orang lain dengan ancaman
Memberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukai
Menyentuh orang lain dengan cara yang menakutkan
Mempunyai rencana untuk melukai
C. Pohon Masalah
D. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1) Masalah keperawatan:
1. Resiko menciderai diri, orang lain, dan lingkungan
2. Perubahan proses pikir : waham
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
4. Koping individu tidak efektif
5. Isolasi sosial: menarik diri
2) Data yang perlu dikaji:
a. Resiko mencederai diri, orang lain, dan lingkungan
Data subjektif
Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain, ingin membunuh, dan
ingin membakar atau mengacak-acak lingkungannya.
Data objektif
Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang, melakukan tindakan
kekerasan pada orang-orang disekitarnya.
Risiko mencederai
Perubahan proses pikir: Waham
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Koping Individu tidak efektif
Isolasi sosial: menarik diri
b. Perubahan proses pikir : waham
Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan.
Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri,
orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat
menilai lingkungan/ realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung.
c. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
Data subjektif:
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa- apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
Data objektif:
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative
tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup
E. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2. Perubahan proses pikir : waham
F. Rencana Keperawatan
Diagnosa 1: Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Tujuan umum :
Klien tidak menciderai diri, orang lain, dan lingkungan.
Tujuan khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Tindakan:
a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalkan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kontrak yang jelas (topik, waktu, tempat).
b. Jangan membantah dan mendukung waham klien : katakan perawat
menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai
ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi
ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.
c. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi : katakan
perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman,
gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.
d. Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan
perawatan diri.
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.
Tindakan:
a. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
b. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu
dan saat ini yang realistis.
c. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk
melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan
perawatan diri).
d. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai
kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien
sangat penting.
3. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
Tindakan:
a. Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
b. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah
maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).
c. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.
d. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).
e. Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan
wahamnya.
4. Klien dapat berhubungan dengan realitas.
Tindakan:
a. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat
dan waktu).
b. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.
c. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien.
5. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Tindakan:
a. Diskusikan dengan klien tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan
efek samping minum obat.
b. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama pasien,
obat, dosis, cara dan waktu).
c. Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang
dirasakan.
d. Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
6. Klien dapat dukungan dari keluarga.
Tindakan:
a. Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang :
gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up
obat.
b. Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga
Diagnosa 2: Perubahan proses pikir:
Tujuan umum :
Klien tidak terjadi perubahan proses pikir: waham dan klien akan meningkat
harga dirinya.
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
b. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
d. Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga
dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan :
a. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat Diskusikan kemampuan
dan aspek positif yang dimiliki
b. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan
memberi pujian yang realistis
c. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Tindakan :
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke
rumah
4. Klien dapat menetapkan/ merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki
Tindakan :a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan
b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
a. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
b. Beri pujian atas keberhasilan klien
c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.
b. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
d. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Stuart GW, Sundeen, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.). St.Louis
Mosby Year Book, 1995
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung, 2000
Santoso, Budi. 2005 – 2006. Panduan Diagnosa Nanda. Jakarta : Prima Medika.
Stuart, G.W. dan Sundden, S.J. ( 2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta :
EGC
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
Masalah Utama : Waham
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan bahwa dia adalah nabi, tampak selalu memakai pakaian putih, tampak
bicara banyak, mendominasi pembicaraan.
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan Proses Pikir: Waham
3. Tujuan :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
c. Klien dapat berhubungan dengan realitas
4. Tindakan :
a. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini
yang realistis.
b. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan waktu).
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
ORIENTASI:
1. Salam terapeutik
“Selamat pagi, perkenalkan nama saya Jalal Prabowo, panggil saya Jalal saya mahasiswa FIK UNP KEDIRI, saya merawat mas selama 2 minggu. Nama mas siapa, senangnya dipanggil apa?”
2. Evaluasi/validasi
“ Bagaimana perasaan mas saat ini?
3. Kontrak
a. Topik
“Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang mas B rasakan sekarang?”
b. Waktu
“Berapa lama mas B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
c. Tempat
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang, mas?”
KERJA:
“Saya mengerti mas B merasa bahwa mas B adalah seorang nabi, tapi sulit bagi saya untuk
mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak adalagi, bisa kita lanjutkan
pembicaraan yang tadi terputus mas?”
“Tampaknya mas B gelisah sekali, bisa mas ceritakan apa yang
mas B rasakan?”
“O... jadi mas B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk
mengatur diri mas sendiri?”
“Siapa menurut mas B yang sering mengatur-atur diri mas?”
“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya mas, juga kakak dan adik mas yang lain?”
“Kalau mas sendiri inginnya seperti apa?”
“O... bagus mas sudah punya rencana dan jadual untuk diri sendiri”
“Coba kita tuliskan rencana dan jadual tersebut mas”
“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya mas ingin ada kegiatan diruangan ini ya.
TERMINASI:1. Evaluasi subyektif“Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang dengan saya?”
2. Evaluasi obyektif”Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus”
3.RTL“Bagaimana kalau jadual ini mas coba lakukan, setuju mas?”
4. Kontrak“Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi?””Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah Mas miliki? Mau di mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di sini lagi?”
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
SP 2p
Masalah Utama : Waham
A. PROSES KEPERAWATAN
1, Kondisi Klien
Klien mengatakan bahwa dia adalah nabi, tampak selalu memakai pakaian putih,
tampak bicara banyak, mendominasi pembicaraan.
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan Proses Pikir: Waham
3.Tujuan :
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
4. Tindakan :
1. Evaluasi/validasi pertemuan sebelumnya
2. diskusikan dengan klien kemmpuan yang dimiliki
3. masukkan dalam jadwal harian klien
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
ORIENTASI1. Salam terapeutik“Selamat pagi mas B, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus!”2. Evaluasi/validasi “Apakah mas B sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran amas?”
3. Kontrak * Topik“Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?” * Tempat“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi mas B tersebut?” * Waktu“Berapa lama mas B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit tentang hal tersebut?”
KERJA“Apa saja hobby amas? Saya catat ya Mas, terus apa lagi?”
“Wah.., rupanya mas B pandai main catur ya, tidak semua orang bisa bermain catur seperti itu lho B”(atau yang lain sesuai yang diucapkan pasien).
“Bisa mas B ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main catur, siapa yang dulu mengajarkannya kepada mas B, dimana?”
“Bisa mas B peragakan kepada saya bagaimana bermain catur yang baik itu?”
“Wah..baik sekali permainanny
“Coba kita buat jadual untuk kemampuan mas B ini ya, berapa kali sehari/seminggu mas B mau bermain catur?”
“Apa yang mas B harapkan dari kemampuan bermain catur ini?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan mas B yang lain selain bermain catur?”
TERMINASI“Bagaimana perasaan mas B setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan kemampuan amas?” “Setelah ini coba mas B lakukan latihan catur sesuai dengan jadual yang telah kita buat ya?” “Besok kita ketemu lagi ya mas?”“Bagaimana kalau nanti sebelum makan siang? Di ruang tamu saja, ya setuju?”“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus mas B minum, setuju?”“Bagaimana kalau sekarang mas B teruskan kemampuan bermain catur tersebut…….”
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
STRATEGI PELAKSANAAN
Sp 3p
Masalah Utama : Waham
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan Proses Pikir Waham
3. Tujuan :
Klien dapat menggunakan obat dengan benar
4.Tindakan :
a. Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek
samping minum obat.
b. Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama pasien, obat,
dosis, cara dan waktu).
c. Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.
d. Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
STRATEGI PELAKSANAAN
Sp 1 k
ORIENTASI1. Salam Terapeutik“Selamat pagi mas B.”
2. Evaluasi/validasi“Bagaimana mas sudah dicoba latihan caturnya? Bagus sekali”
3. Kontrak * Topik“Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang obat yang mas B minum?” * Tempat“Dimana kita mau berbicara? Di ruang tamu ini saja?”* Waktu“Berapa lama mas B mau kita berbicara? 20 atau 30 menit?
KERJA “Mas B berapa macam obat yang diminum/ Jam berapa saja obat diminum?”
“ Mas B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang”
“Obatnya ada tiga macam mas, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut mas B terasa kering, untuk membantu mengatasinya amas bisa banyak minum ”.
“Sebelum minum obat ini mas B dan ibu mengecek dulu label di kotak obat apakah benar nama mas tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar”
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya mas B tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter”.
TERMINASI
“Bagaimana perasaan mas B setelah kita bercakap-cakap
tentang obat yang mas B minum?. Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”
“Mari kita masukkan pada jadual kegiatan amas. Jangan lupa minum obatnya dan nanti saat makan minta sendiri obatnya pada perawat”“Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya Mas!”“mas, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah dilaksanakan. Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 dan di sini?”“Sampai besok.”
A. Proses Keperawatan
1.Kondisi Keluarga :
2.Diagnosa Keperawatan : Waham
3.Tujuan Khusus :
4.Tindakan :
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien di rumah.2) Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien3) Diskusikan dengan keluarga tentang:
Cara merawat pasien waham dirumah Follow up dan keteraturan pengobatan Lingkungan yang tepat untuk pasien.
4) Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien (nama obat, dosis, frekuensi, efek samping, akibat penghentian obat)
5) Diskusikan dengan keluarga kondisi pasien yang memerlukan konsultasi segera6) Latih cara merawat7) Menyusun rencana pulang pasien bersama keluarga
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak, bu, perkenalkan nama saya Jalal, saya perawat yang dinas di ruangan ini .... Saya yang merawat mas B selama ini. Nama bapak dan ibu siapa, senangnya dipanggil apa?”
2. Evaluasi/validasi
‘ Bagaimana perasaan mas hari ini
3. Kontrak
* Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah mas B dan cara merawat B di rumah?”
* Tempat
“Dimana kita mau berbicara? Bagaimana kalau di ruang ruang tamu ini?”
* Waktu
“Berapa lama waktu bapak dan ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA
“Pak, bu, apakah ibu dan bapak sudah mengetahui apa yang terjadi dengan mas B ini?yang terjadi pada mas B ini merupakan salah satu gangguan proses berpikir. Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya. Setiap kali anak bapak dan ibu berkata bahwa ia seorang nabi bapak/ ibu dengan mengatakan pertama:
‘Bapak/Ibu mengerti mas B merasa seorang nabi, tapi sulit bagi bapak/ibu untuk mempercayainya karena setahu kami semua nabi sudah meninggal.”
“Kedua: bapak dan ibu harus lebih sering memuji B jika ia melakukan hal-hal yang baik.”
“Ketiga: hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan B”
“Bapak/Ibu dapat bercakap-cakap dengan B tentang kebutuhan yang diinginkan B, misalnya: “Bapak/Ibu percaya B punya kemampuan dan keinginan. Coba ceritakan kepada bapak/ibu. B khan punya kemampuan ............ “ (kemampuan yang pernah dimiliki oleh anak)
“Keempat: Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?”(Jika anak mau mencoba berikan pujian) “Pak, bu, B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang”
“Obatnya ada tiga macam, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar tenang, yang putih ini namanya THP guanya supaya rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran tenang semuanya ini harus diminum secara teratur 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam, jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan dokter karena dapat menyebabkan B kambuh kembali” (Libatkan keluarga saat memberikan penjelasan tentang obat kepada klien). Mas B sudah mempunyai jadwal minum obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera beri pujian.
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat B di rumah?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi setiap kali.”
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi saya datang kembali kesini dan kita akan mencoba melakukan langsung cara merawat B sesuai dengan pembicaraan kita tadi”
“Jam berapa bapak dan ibu bisa ?”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga cara merawat pasien
SP 3 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan pasien
ORIENTASI“Selamat pagi pak, bu, sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang ketemu lagi”
“Bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan dua hari yang lalu?”
“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak, bu?”
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke B ya?”
“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu?”
KERJA
“Sekarang anggap saya B yang sedang mengaku-aku sebagai nabi, coba bapak dan ibu praktekkan cara bicara yang benar bila B sedang dalam keadaan yang seperti ini”
“Bagus, betul begitu caranya”
“Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada kemampuan yang dimiliki B. Bagus.”
“Sekarang coba cara memotivasi B minum obat dan melakukan kegiatan positifnya sesuai jadual?”
“Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat B”
“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada B?”
(Ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien)
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat B?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak dan ibu membesuk B”
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita akan mencoba lagi cara merawat B sampai bapak dan ibu lancar melakukannya”
“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”
pp
ORIENTASI“Selamat pagi pak, bu, karena mas B rencana mau pulang, bagaimana kalau kita berbincang tentang perawatan lanjutan untuk B?”
“Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual di rumah? Mari Bpk/Ibu duduk di sini”
“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu? Baik 30 menit saja, sebelum Bpk/Ibu menyelesaikan administrasi di depan.”
KERJA
“Pak/Bu, ini jadwal B yang sudah dibuat. Coba diperhatikan. Apakah kira-kira dapat dilaksanakan semu? Jangan lupa memperhatikan B, agar ia tetap menjalankan di rumah, dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri), B (bantuan), atau T (tidak mau melaksanakan).”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya B mengaku sebagai seorang nabi terus menerus dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera kontrol ke rumah sakit ya”
TERMINASI“Apa yang ingin Bapak/Ibu tanyakan?Bagaimana perasaan Bpk/Ibu? Sudah siap melanjutkan di rumah?”
“Ini jadwal kegiatan hariannya. Kalau ada apa-apaBpk/Ibu boleh juga menghubungi kami. Sampai jumpa!”