LP KB rere.docx

27
LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA BERENCANA (KB) A. DEFINISI Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk mendapatkan objek-objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga, mengontrol saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri. Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara kelahiran anak.Untuk menghindari kehamilan yang bersifat menetap bisa dilakukan sterilisasi, dan untuk menghindari kehamilan sementara digunakan kontrasepsi. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat yang digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak kelahiran. Menurut WHO (dalam Imbarwati, 2009), keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk: a. Mendapatkan objektif2 tertentu b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan d. Mengatur interval diantara kelahiran e.Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga Dalam Imbarwati (2009) juga dijelaskan bahwa kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan. Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang

description

KB

Transcript of LP KB rere.docx

Page 1: LP KB rere.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA BERENCANA (KB)

A. DEFINISI

Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk

mendapatkan objek-objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,

mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval kehamilan, menentukan

jumlah anak dalam keluarga, mengontrol saat kelahiran dalam hubungan dengan

umur suami istri.

Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara

kelahiran anak.Untuk menghindari kehamilan yang bersifat menetap bisa dilakukan

sterilisasi, dan untuk menghindari kehamilan sementara digunakan kontrasepsi.

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat yang

digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak kelahiran.

Menurut WHO (dalam Imbarwati, 2009), keluarga berencana adalah tindakan

yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk:

a. Mendapatkan objektif2 tertentu

b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan

c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan

d. Mengatur interval diantara kelahiran

e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri

f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga

Dalam Imbarwati (2009) juga dijelaskan bahwa kontrasepsi berasal dari kata

kontra berarti mencegah atau melawan. Sedangkan konsepsi adalah pertemuan

antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang

mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi adalah menghindari/mencegah

terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel

sperma tersebut.

B. TUJUAN

Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran,

mengendalikan jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi wanita. Serta

mencapai keluarga yang sejahtera.

Menurut Imbarwati (2009) kebijakan Keluarga Berencana (KB) bertujuan

untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui usaha penurunan tingkat

kelahiran. Kebijakan KB ini bersama-sama dengan usaha pembangunan yang lain

selanjutnya akan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Page 2: LP KB rere.docx

C. STRATEGI PELAKSANAAN KB

Terbagi dalam 2 strategi, yaitu:

1. Strategi dasar

Meneguhkan kembali program di daerah

Menjamin kesinambungan program

2. Strategi operasional

Peningkatan kapasitas system pelayanan program KB nasional

Peningkatan kualitas program dan program prioritas

Penggalangan dan pemantapan komitmen

Dukungan regulasi dan kebijakan

Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

D. JENIS-JENIS

Menurut Kusumaningrum (2009), terdapat beberapa jenis kontrasepsi, diantaranya:

a. Alami

1. Metode Suhu Basal Tubuh

Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun, biasanya diambil pada

saat bangun tidur dan belum meninggalkan tempat tidur. Suhu basal tubuh akan

meningkat setelah ovulasi. Pencatatan suhu dilakukan setiap hari pada sebuah

tabel/kertas grafik

Contohnya grafiknya seperti ini :

2. Metode Lendir Serviks

Metode berdasarkan lendir serviks yang muncul dalam siklus wanita. Lendir ini dicek

di vagina. Sesudah haid vagina biasanya kering. Setelah itu muncul lendir yang

lengket (sticky). Sesaat sebelum ovulasi, lendir berubah menjadi basah dan licin (wet

and slippery). Hari terakhir basah karena lendir ini biasanya bersamaan dengan

ovulasi.

Page 3: LP KB rere.docx

3. Metode Sympthotermal

Metode ini menggabungkan kedua metode diatas. Selanjutnya wanita disuruh

mencari tanda tanda ovulasi lainnya yaitu: nyeri perut (cramps), spotting dan

perubahan posisi serta konsistensi serviks. Metode ini sedikit lebih unggul karena

mengkombinasi berbagai variabel. Tetapi tetap juga memiliki keterbatasan.

4. Methode Kalender

Bila haid teratur (28 hari), Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1

dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid. Sedangkan,

bila siklus haid tidak teratur, harus dicatat siklus haid selama 6 bulan. Yang paling

normal haid adalah 28 hari, tetapi masih dianggap normal jika antara 21-35 hari.

Masa subur awal didapatkan dengan siklus terpendek dikurangi 18 dan akhir masa

subur adalah siklus terpanjang dikurangi 11. Misalnya siklus terpendek 25 hari dan

terpanjang 35 hari, maka waktu subur adalah antara hari ke 7 s/d 24.

5. Metode Amenorea Laktasi

Pada periode menyususi sering wanita menjadi tidak haid

akibat hormon laktasi. Ternyata disamping haid, ovulasi

juga ikut terhambat. Supaya methode ini bekerja dengan

baik, ibu2 harus memberikan ASI saja (eksklusif). Interval

menyusui pada malam hari t idak melebihi 6 jam dan

interval siang tidak lebih 4 jam. Semakin sering dan lama

bayi menyusui maka semakin kecil ovulasi akan timbul.

Dalam 6 bulan pertama jika diterapkan dengan benar angka

kehamilannya hanya 2 %. Jika perdarahan (haid) muncul maka kemungkinan hamil

semakin muncul.

6. Coitus Interruptus  (senggama terputus)

Ejakulasi dilakukan di luar vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya

terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang

atau terlambat menarik penis keluar.

Page 4: LP KB rere.docx

b. Kontrasepsi Mekanik

1. Kondom

Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta

berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma. Kegagalan pada umumnya

karena kondom tidak dipasang sejak permulaan senggama atau

terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom terlepas dan

cairan sperma tumpah di dalam vagina.

o Cara Kerja

Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum

o Efektivitas

Dalam teori: 98%. Dalam praktek: 85%. Efektif jika digunakan benar tiap

kali berhubungan. Namun efektivitasnya kurang jika dibandingkan metode pil,

AKDR, suntikan KB.

o Keuntungan

a. Dapat dipaki sendiri

b. Dapat mencegah penularan penyakit kelamin

c. Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui

d. Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain

e. Tidak mengganggu kesehatan

f. Tidak ada efek samping sistemik

g. Tersedia secara luas

h. Tidak perlu resep atau penilaian medis

i. Tidak mahal (jangka pendek)

o Kekurangan metode ini:

- Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain

- Membutuhkan waktu untuk pemasangan

- Mengurangi sensasi seksual

o Baik untuk pasangan yang:

a. Ingin menunda kehamilan atau ingin menjarangkan anak

b. Jarang bersenggama

c. Pasangan yang takut menularkan & tertular penyakit kelamin

d. Wanita yang kemungkinan sudah hamil

o Kontraindikasi

Alergi.

Page 5: LP KB rere.docx

2. Spermatisida

Bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim

atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit

sebelum senggama. Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa

menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu

larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu

sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah

senggama.

3. Vaginal diafragma

Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim 

bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama.

Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus digunakan bersama

spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal bila

ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau terlalu cepat

dilepas (< 8 jam ) setelah senggama.

4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

AKDR atau spiral, atau Intra-Uterine Devices (IUD) adalah alat yang

dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yg ditempatkan

di dalam rahim. Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan dapat

dilepaskan bila berkeinginan untuk mempunyai anak.

o Jenis

Copper-T

IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian

vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus

ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD

bentuk T yang baru

IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah

selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas

yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun

perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya

efek samping hormonal dan amenorhea.

Copper-7

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan

pemasangan. fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada

jenis Copper-T.

Multi Load

Page 6: LP KB rere.docx

IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan

kanan berbentuk sayap yang fleksibel.

Lippes Loop

IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf

S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada

ekornya.

o Cara Kerja

AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur.

Imbarwati (2009), menjelaskan cara kerja IUD sebagai berikut:

a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi

b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri

c. Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma masuk ke

dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi

d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

o Efektivitas

Sangat efektif (0,5-1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian

selama 1 tahun)

o Keuntungan

a. Tidak terganggu faktor lupa

b. Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan

menggunakan tembaga T 380 A)

c. Mengurangi kunjungan ke klinik

d. Lebih murah dari pil dalam jangka panjang

o Baik untuk Wanita yang:

a. Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektivitas yg tinggi, & jangka

panjang

b. Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak

c. Memberikan ASI

d. Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI

e. Berada dalam masa pasca aborsi

f. Mempunyai resiko rendah terhadap PMS

g. Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari

h. Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau yang

memang tidak boleh menggunakannya

i. Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat

o Kontraindikasi

Page 7: LP KB rere.docx

a. Hamil atau diduga hamil

b. Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit

kelamin

c. Pernah menderita radang rongga panggul

d. Penderita perdarahan pervaginam yg abnormal

e. Riwayat kehamilan ektopik

f. Penderita kanker alat kelamin

o Efek samping

a. Perdarahan dank ram selama minggu2 pertama setelah pemasangan.

Kadang2 ditemukan keputihan yg bertambah banyak. Disamping itu pada

saat berhubungan (senggama0 terjadi expulsi (IUD bergeser dari posisi)

sebagian atau seluruhnya

b. Pemasangan IUD mungkin meninmbulkan rasa tidak nyaman dan

dihubungkan dengan resiko infeksi rahim.

o Waktu Penggunaan IUD

Dalam Imbarwati (2009) dijelaskan penggunaan IUD sebaiknya dilakukan

pada saat:

a. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil

b. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid

c. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu

pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea

laktasi (MAL)

d. Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila

tidak ada gejala infeksi

e. Selama 1-5 hari setelah senggama yg tidak dilindungi

o Waktu Kontrol IUD

Menurut Imbarwati (2009), waktu kontrol IUd yang harus diperhatikan adalah:

a. 1 bulan pasca pemasangan

b. 3 bulan kemudian

c. Setiap 6 bulan berikutnya

d. Bila terlambat haid 1 minggu

e. Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya

c. Kontrasepsi Hormonal

Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat

ovulasi), kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan

hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh.

Page 8: LP KB rere.docx

Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang

bersifat hormonal, yaitu:

1. Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan,

gejala thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati

atau tumor dalam rahim.

2. Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh

dokter): penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina

berat, penyakit ginjal dan jantung.

Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum sesuai petunjuk

hitungan hari yang ada pada setiap blisternya, suntikan, susuk yang ditanam untuk

periode tertentu, koyo KB atau spiral berhormon.

1. Kontrasepsi PIL

Tablet yang mengandung hormone estrogen dan progesterone

sintetik disebut pil kombinasi dan hanya mengandung

progesterone sintetik saja disebut Mini Pil atau Pil Progestrin.

o Cara Kerja

a. Menekan ovulasi

Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari

maka tidak akan terjadi ovulasi (tidak ada sel telur).

Tanpa ovulasi tidak akan terjadi kehamilan.

b. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu

c. Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses

implantasi

d. Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma)

o Efektivitas

Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan efektivitas

praktisnya sebesar 90-96%. Artinya pil cukup efektif jika tidak lupa meminum

pil secara teratur.

o Keuntungan

a. Mudah penggunaannya dan mudah didapat

b. Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid

c. Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik Terganggu) dan

Kista Ovarium

d. Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim

e. Pemulihan kesuburan hampir 100%

o Baik untuk wanita yang:

Page 9: LP KB rere.docx

Masih ingin punya anak

Punya jadwal harian yang rutin

o Kontraindikasi

a. Menyusui (khsusu pil kombinasi)

b. Pernah sakit jantung

c. Tumor/keganasan

d. Kelainan jantung, varices, dan darah tinggi

e. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya

f. Penyakit gondok

g. Gangguan fungsi hati & ginjal

h. Diabetes, epilepsy, dan depresi mental

i. Tidak dianjurkan bagi wanita mur >40 tahun

o Efek Samping

Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek

samping, antara lain mual, berat badan bertambah, sakit kepala (berkunang-

kunang) perubahan warna kulit dan efek samping ini dapat timbul berbulan-

bulan.

2. KB Suntik

Kontrasepsi suntikan adalah hormone yang

diberikan secara suntikan/injeksi untuk mencegah

terjadinya kehamilan. Adapun jenis suntikan

hormone ini ada yg terdiri atas 1 hormon, & ada

pula yg terdiri atas dua hormone sebagai contoh

jenis suntikan yg terdiri 1 hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo

Geston & Noristerat. Sedangkan yg terdiri dari atas dua hormone adalah Cyclofem

dan Mesygna.

KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yang

menginginkan kontrasepsi yang efektif, reversible, dan belum bersedia untuk

sterilisasi.

a. Cara Kerja

o Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan

ovum untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan

releasing faktor dari hipotalamus.

o Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh

spermatozoa.

Page 10: LP KB rere.docx

o Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk

implantasi dari hasil konsepsi.

b. Efektivitas

Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%.

c. Keuntungan

1) Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8

minggu untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya

sekali tiap 12 minggu.

2) DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150

mg.

3) Tingkat efektifitasnya tinggi

4) Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.

5) Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.

6) Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.

7) Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak

disuntik ulang, sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus

dikeluarkan oleh orang lain.

8) Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa perlu

memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain.

9) Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan

estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti

timbulnya bekuan darah disamping estrogen juga dapat menekan produksi

ASI.

d. Kerugian

1) Perdarahan yang tidak menentu

2) terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan

3) Berat badan yang bertambah

4) Sakit kepala

5) Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan

6) Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik

lagi.

7) Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan

0.7%.

8) Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.

9) Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan

10) Memerlukan biaya yang cukup tinggi.

e. Saat Pemberian yang tepat:

Page 11: LP KB rere.docx

a. Pasca persalinan

1. Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu

post partum dan sebelum berkumpul dengan suami.

2. Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.

b. Pasca Abortus

1. Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.

2. Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.

c. Interval.

1. Hari kelima menstruasi

2. Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.

f. Baik untuk Wanita yang:

a. Calon akseptor yg tinggal di daerah terpencil

b. Lebih suka disuntik daripada makan pil

c. Menginginkan metode yang efektif dan bisa dikembalikan lagi

d. Mungkin tidak ingin punya anak lagi

e. Tidak khawatir kalau tidak mendapat haid

g. Kontraindikasi

a. Hamil atau disangka hamil

b. Perdarahan pervaginam yg tidak diketahui sebabnya

c. Tumor/keganasan

d. Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis, penyakit paru berat,

varices

h. Efek Samping

1) Gangguan Haid :

a). Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan

kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.

b). Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama

menggunakan kontrasepsi suntikan.

c). metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya

2) Keputihan

Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa

mengganggu ( jarang terjadi)

3) Perubahan berat badan

Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah

menggunakan kontrasepsi suntikan

4) Pusing dan sakit kepala

Page 12: LP KB rere.docx

Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi

atau keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat sementara.

5) Hematoma

Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah

kulit.

3. AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)/ Implant

Adalah 2 kapsul kecil yang terbuat dari silicon berisi 75

gram hormone levonorgestrel yang ditanam di bawah kulit.

a. Cara Kerja

AKBK atau sering disebut dengan implant secara tetap

melepaskan hormone tersebut dalam dosis kecil ke dalam

darah.

Bekerja dengan cara:

a. Lendir serviks menjadi kental

b. Mengganggu proses pembentukan endometrium

sehingga sulit terjadi implantasi

c. Menekan ovulasi

b. Efektivitas

Dalam teori: 99,7%. Dalam praktek: 97-99%

c. Keuntungan

a. Sekali pasang untuk 3 tahun

b. Tidak mempengaruhi produksi ASI

c. Tidak mempengaruhi tekanan darah

d. Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian

e. Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi tetapi belum mantap

untuk di tubektomi

d. Baik untuk wanita yang:

a. Ingin metode yang praktis

b. Mungkin tidak ingin punya anak lagi

c. Tinggal di daerah terpencil

d. Tak khawatir jika tak dapat haid

e. Kontraindikasi

a. Hamil atau disangka hamil

b. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya

c. Tumor/keganasan

d. Penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis

f. Efek samping

Page 13: LP KB rere.docx

Kadang2 pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain itu ditemukan

haid yang tidak teratur, sakit kepala, kadang2 terjadi spotting atau anemia

karena perdarahan yg kronis.

g. Waktu Mulai Menggunakan Implant

a. Implant dapat dipasang selama siklus haid ke-2 sampai hari ke-7

b. Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saat

c. Saat menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan

d. Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan

e. Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali,

insersi dilakukan setiap saat jangan melakukan hubungan seksual selama

7 hari

4. Koyo KB (Patch)

Ditempelkan di kulit setiap minggu, sayangnya bagi yang

berkulit sensitif sering menimbulkan reaksi alergi.

Efektivitas suatu metode kontrasepsi biasanya dinyatakan

dengan angka z (PI). Angka ini menunjukkan jumlah kehamilan yang

terjadi pada 100 wanita bila menggunakan metode kontrasepsi

tersebut selama 1 tahun. Angka PI yang semakin kecil menandakan

semakin efektifnya metode kontrasepsi tersebut.

d. Kontrasepsi strerilisasi

Adalah pemotongan/pegikatan kedua saluran telur wanita (tubektomi) atau

kedua saluran sperma laki-laki (vasektomi). Operasi tubektomi ada beberapa

macam cara antara lain adalah Kuldoskopik, Kolpotomi, Posterior, Laparoskopi,

dan Minilaparotomi. Cara yang sering diapaki di Indonesia adalah Laparoskopi

dan Mini laparotomi.

a. Kontap Pada Wanita ( Tubektomi )

TUBEKTOMI adalah setiap tindakan pada

kedua saluran telur yang menyebabkan wanita

bersangkutan tidak hamila lagi. Merupakan alat

kontrasepsi paling efektif dengan angka

kegagalankurang dari 1%

o Keuntungan Tubektomi

1. Sangat efektif

2. Permanen

3. Tidak mempengaruhi proses menyusui

4. Tidak bergantung pada faktor senggama

Page 14: LP KB rere.docx

5. Baik bagi klien apabila kehanilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius

6. Pembedahan sederhana dan dapat dilakukan dengan anastesi local

7. Tidak ada efek samping dalam jangka waktu panjang

8. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual

9. Berkurangnya resiko kanker ovarium

o Yang Dapat Menjalani Tubektomi

1. Usia > 26 tahun

2. Peritas > 2

3. Yakin telah mempunyai besar keluarga ayng sesui dngan kehendak

4. Pada kehamilannya akan menimbulakn resiko kesehatan yang serius

5. Pascapersalinan

6. Pascakeguguran

7. Apham dan secara sukareka setuju dengan prosedur ini

o Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi

1. Hamil

2. Perdarahan vaginal yang belum terjelasajn

3. Infeksi sistemik atau pelvic yang akut

4. Tidak boleh menjalani proses pembedahan

5. Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa depan

6. Belum memberikan persetujuan tertulis

o Kapan dilakukan

1. Setiap waktu selama siklus menstrusi apabila diyakini secara rasional klien tsb

tidak hamil

2. Hari ke 6 – 13 siklus menstruasi ( fase proliferasi )

3. Pasca persalinan

b. KONTAP PADA PRIA ( VASEKTOMI )

VASEKTOMI adalah prosedur klinik untuk menghenrtikan kapasitas

reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia

sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi

tidak terjadi.

o Indikasi

Upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi

mengancam atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta

melemahkan ketahanan dan kualitas keluaga.

o Kondisi Yang Memerlukan Perhatian Khusus Bagi Tindakan Vasektomi

• Infeksi kulit pada daerah operasi

Page 15: LP KB rere.docx

• Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien

• Hidrokel atau varikokel yang besar

• Hernia inguinalis

• Filariasis / elephantiasis

• Undesensus testikularis

• Massa intraskrotalis

• Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan

antikoagulansia

E. PATHWAY

1. Suntik

Suntik

Progesterone Estrogen

Faktor pembekuan

darah meningkat

Trombosis

Sirkulasi

Retensi cairan

Peningkatan TD

Menghambat sikluas

oksigenasi

Nyeri kepala

Nyeri

Asam lambung

meningkat

Merangsang muntah

Devisit vol.cairan

Menghambat produksi

prostaglandin

Peningkatan proteksi terhadap mukosa lambung

Iritasi mukosa lambung

GIT

Merangsang pusat

reseptor makanan

Nafsu makan meningkat

BB meningkat

Perubahan body image

Reproduksi

Stimulasi hipotalamus

Menekan LH,FSH

Ovulasi terhambat

Perubahan maturasi

endometrium

Atropi

Dinding rahim sulit

lepas

Amenorrhea

Ansietas

Pengentalan lender serviks

Menghambat penetrasi sperma

Sperma & ovum tidak

bertemu

Lender meningkat

Keputihan

Mual

Page 16: LP KB rere.docx

2. PIL KOMBINASI

PIL

Progesterone Estrogen

Faktor pembekuan

darah meningkat

Trombosis

Sirkulasi

Retensi cairan & Na

Peningkatan TD

Menghambat sikluas

oksigenasi

Nyeri kepala

Nyeri

Asam lambung

meningkat

Merangsang muntah

Devisit vol.cairan

Menghambat produksi

prostaglandin

Peningkatan proteksi terhadap mukosa lambung

Iritasi mukosa lambung

GIT

Merangsang pusat nafsu

makan

Nafsu makan meningkat

BB meningkat

Perubahan body image

Reproduksi

Stimulasi hipotalamus

LH,FSH menurun

Ovulasi terhambat

Perubahan maturasi

endometrium

Atropi

Dinding rahim sulit

lepas

Amenorrhea

Ansietas

Pengentalan lender serviks

Menghambat penetrasi sperma

Sperma & ovum tidak

bertemu

Lender meningkat

Konsepsi tidak terjadi

Page 17: LP KB rere.docx

3. IUD

IUD

Benda asing dalam uterus

Reaksi radang di

cavum uteri

Fagosit meningkat

Perubahan endometrium

Keputihan meningkat

Infeksi pelvis

Hipertermi

Perubahan suhu tubuh

Perubahan reaksi kimia

Perubahan reaksi

enzimatik uterus

Perubahan endometrium

Nidasi tidak terjadi

Terjadi efek mekanik Kurang pengetahuan

tentang prosedur

pemasangan dan efek yg

terjadi

Ansietas

Erosi endometrium

Spotting

Infeksi

Makrofag meningkat

Menekan sperma

Sperma dan ovum tidak

bertemu

Kontraksi uterus

Iskemia otot uterus

Pelepasan mediator inflamasi

Stimulasi saraf simpatis &

parasimpatis

Persepsi nyeri

Nyeri

F. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas klien dan suami

b. Keluhan utama

c. Riwayat penyakit sekarang

d. Riwayat mestruasi

e. Riwayat KB

f. Riwayat psikologi

g. Pemeriksaan fisik

h. Riwayat obstetri

2. Diagnosa Keperawatan

a. Kontrasepsi suntik

Nyeri akut

Deficit volume cairan

Perubahan body image

Ansietas

Page 18: LP KB rere.docx

b. Kontrasepsi pil

Nyeri akut

Perubahan body image

c. IUD

Nyeri akut

Perubahan suhu tubuh

Ansietas

Kurang pengetahuan

3. Intervensi Keperawatan

Nyeri akut

Tujuan :

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien tidak mengalami

nyeri

Kriteria hasil :

klien melaporkan nyeri berkurang

klien mengatakan mampu mengontrol nyeri

klien mampu mengenali nyeri

INTERVENSI RASIONALLakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi nyeri, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

Memudahkan menentukan inetrvensi selanjutnya

Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

Mengidentifikasi adanya nyeri pada klien

Kontrol tekanan darah klien Perubahan tekanan darah dapat mengindikasikan adanya reaksi dari pemberian obat-obatan

Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, dan kebisingan

Mengurangi faktor pencetus nyeri

Kurangi faktor presipitasi nyeri Apabila faktor pencetus berkurang maka intensitas nyeri akan berkurang

Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

Dukungan dari keluarga dapat membantu klien mengatasi nyeri

Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dada, relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin

Teknik non farmakologi yang benar akan membuat klien rileks dan nyaman sehingga dapat mengurangi nyeri

Tingkatkan istirahat Istirahat akan membuat klien merasa nyaman, sehingga nyeri dapat berkurang

Kolaborasi:Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri, seperti

Penggunaan agens-agens farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri

Ansietas

Page 19: LP KB rere.docx

Tujuan :

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam kecemasan klien

teratasi

Kriteria hasil :

TTV klien dalam batas normal

Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan

berkurangnya kecemasan

Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas

Klien mampu mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas

INTERVENSI RASIONALIdentifikasi tingkat kecemasan Membantu menentukan intervensi

selanjutnyaBantu klien mengenali situasi yang menimbulkan kecemasan

Mengidentifikasi sumber kecemasan klien

Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi

Mengungkapkan perasaan, ketakutan, dan persepsi akan mengurangi kecemasan klien

Dengarkan dengan penuh perhatian Membuat klien merasa tenang dan mengurangi kekhawatiran klien

Temani klien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

Memberikan keamanan pada klien dan mengurangi takut

Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur

Mengurangi kecemasan klien, meningkatkan pemahaman klien mengenai prosedur tindakan yang akan dilakukan

Libatkan keluarga untuk mendampingi klien

Keluarga dapat member dukungan positif kepada klien

Instruksikan pada klien untuk menggunakan teknik relaksasi

Untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan klien

Kolaborasi:Berikan obat anti cemas

Pemberian obat anti cemas sesuai dengan kebutuhan klien dapat mengurangi kecemasan klien

Kurang Pengetahuan

Tujuan :

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien menunjukkan

pengetahuan tentang kontrasepsi

Kriteria hasil :

Klien menyatakan kepahaman tentang kondisi kontrasepsi, jenis kontrasepsi,

kelebihan & kekurangan, serta cara menggunakannya

Klien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar

Klien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan

lainnya

INTERVENSI RASIONAL

Page 20: LP KB rere.docx

Kaji tingkat pengetahuan klien Membantu menentukan jenis pengetahuan yang akan diberikan pada klien

Jelaskan tentang kontrasepsi, jenis-jenis kontrasepsi, kekurangan & kelebihan masing2 kontrasepsi dan cara penggunaannya

Meningkatkan pemahaman klien

Jelaskan cara mengatasi masalah yang mungkin muncul setelah pemakaian kontrasepsi

Meningkatkan pemahaman klien dan membantu klien mengatasi masalah yang muncul

Diskusikan pemilihan kontrasepsi Memilih kontrasepsi yang tepat dan sesuai dapat mengurangi kecemasan klien& memenuhi kebutuhan klien

Dukung klien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat

Memperluas pemahaman klien

Page 21: LP KB rere.docx

DAFTAR RUJUKAN

Bagian SMF Obgin UNHAS. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Makssar.

Ganong WF. 2001. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed ke-20. Jakarta: EGC.

Gunawan, Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta : Gaya Baru

Ida Bagus G., M. 2000. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. EGC. Jakarta.

Katzung. 2004. Basic and Clinical Pharmacology 9th ed. USA : McGraw Hill

Imbarwati. 2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD pada Peserta KB non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf. Diakses tanggal 19 Juni 2012. Pukul19.49 WIB

Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur. http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf. Diakses tanggal 19 Juni 2012. Pukul 19.20 WIB.

Mochtar R., Prof, Dr,MPH. Sinopsis Obstetri – Obstetri Operatif Obstetri Sosial, Jilid 2,Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta. EGC.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19183/4/Chapter%20II.pdf