LP Osteoartritis

21
LAPORAN PENDAHULUAN OSTEOARTRITIS 1. Definisi Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degenaeratif atau osteoartritis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas) (Nanda NicNoc,2012). Osteoartritis adalaha kondisi dimana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung- ujung tulang penyusun sendi ( Soenarwo, 2011) Osteoartritis adalah kondisi dimana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung- ujung tulang penyusun sendi. Jadi osteoartritis merupakan kelainan yang bersifat progresif lambat yang mengenai rawan sendi. 2. Epidemiologi Angka kejadian OA sering dijumpai pada orang dengan usia 45 thn keatas dengan angka kejadian pada wanita lebh banyak daripada pria. Diseluruh dunia, diperkirakan 9,6% pria dan 18% wanita berumur 60 thn keatas, terkena OA. Insiden OA pada umur kurang dari 20 tahun sekitar 10% dan meningkat lebh dari 80% pada umur lebih dari 55 tahun (Susanto,2011). 3. Penyebab a. Faktor Predisposisi Beberapa faktor pencetus dari Osteoartritis yang banyak meyebabkan gejala, meliputi: 1) Umur

Transcript of LP Osteoartritis

Page 1: LP Osteoartritis

LAPORAN PENDAHULUAN OSTEOARTRITIS

1. Definisi

Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degenaeratif atau

osteoartritis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling

sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas) (Nanda

NicNoc,2012).

Osteoartritis adalaha kondisi dimana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan

yang timbul karena gesekan ujung- ujung tulang penyusun sendi ( Soenarwo, 2011)

Osteoartritis adalah kondisi dimana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan

yang timbul karena gesekan ujung- ujung tulang penyusun sendi.

Jadi osteoartritis merupakan kelainan yang bersifat progresif lambat yang

mengenai rawan sendi.

2. Epidemiologi

Angka kejadian OA sering dijumpai pada orang dengan usia 45 thn keatas dengan

angka kejadian pada wanita lebh banyak daripada pria. Diseluruh dunia, diperkirakan

9,6% pria dan 18% wanita berumur 60 thn keatas, terkena OA. Insiden OA pada umur

kurang dari 20 tahun sekitar 10% dan meningkat lebh dari 80% pada umur lebih dari

55 tahun (Susanto,2011).

3. Penyebab

a. Faktor Predisposisi

Beberapa faktor pencetus dari Osteoartritis yang banyak meyebabkan gejala,

meliputi:

1) Umur

Perubahan fisik dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya

usia dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya

berbentuk pigmen yang berwarna kuning.

2) Pengausan

Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi

melalui 2 mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan

yang harus dikandungnya.

3) Kegemukan

Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat

badan, sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis

Page 2: LP Osteoartritis

mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah

kegemukan

4) Trauma

Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang

menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi

tersebut.

5) Keturunan

Herbeden node merupakan salah satu bentuk osteortritis yang biasa

ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis

sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena.

6) Akibat penyakit radang sendi lain

Infeksi (artritis rematoid, infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi

peradangan dan pengeluaran enzim perusak matrik rawan sendi oleh

membran synovial dan sel- sel radang.

7) Joint mallignment

Pada akromegali karena pengaruh hormone pertumbuhan, maka rawan

sendi akan menebal dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/ seimbang

sehingga memperceat proses degenerasi

8) Penyakit Endokrin

Pada hipertiroidisme terjadi produksi air dan garam- garam proteglikan

yang berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehinggga merusak sifat

fisik rawan sendi, ligament. Tendon, synovial, dan kulit pada diabetes

melitus, glukosa akan menyebabkan produksi proteaglandin menurun.

9) Deposit pada rawan sendi

Hemokromatosis,penyakit wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat

mengendapkan homosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal

monosodium urat/ pirofosfat dalam rawan sendi.

b. Faktor Presipitasi

Demografi

Mereka yang terdiagnosis osteoartritis, sangatlah diperlukan adanya perhatian lebih

mengenai keadaan lingkungan. Ketika lingkungan sekitarnya yang tidak

mendukung. Maka kemungkinan besar klien akan merasakan gejala penyakit ini.

Banyak diantaranya ketika keadaan suhu lingkungan sekitar klien yang cukup

Page 3: LP Osteoartritis

dingin, maka klien akan merasa ngilu, kekakuan sendi pada area- area yang biasa

terpapar, sulit untuk mobilisasi dan bahkan kelumpuhan.

4. Patofisiologi

Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang,

dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi

mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru

pada bagian tepi sendi. Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan

kondrosit yang merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga

diawali oleh stress biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan

dipecahnya polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit

sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling sering terkena

adalah sendi yang harus menanggung berat badan, seperti panggul lutut dan kolumna

vertebralis. Sendi interfalanga distal dan proksimasi.

Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan.

Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan

ruang sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut. Perubahan-perubahan

degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa tertentu misalnya cedera

sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan sendi lainnya akan

menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga

menyebabkan fraktur ada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang

pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang

menjadi tebal dan terjadi penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki

kripitasi, deformitas, adanya hipertropi atau nodulus.

Page 4: LP Osteoartritis

5. Klasifikasi

Osteoartritis diklasifikasikan menjadi:

a. Tipe primer (idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang

berhubungan dengan osteoartritis.

b. Tipe skunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah mengalami fraktur.

6. Gejala Klinis

a. Nyeri sendi, keluhan utama

b. Hambatan gerak sendi, gangguan ini biasanya semakin berat dengan pelan-

pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.

c. Kaku pagi

d. Krepitasi, rasa gemeretak (kadang- kadang dapat terdengar) pada sendi yang

sakit.

e. Pembesaran sendi (deformitas)

f. Perubahan gaya berjalan

g. Tanda- tanda peradangan, tanda- tanda peradangan pada sendi ( nyeri ekan,

gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan)

7. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi bila osteoartritis tidak ditangani yaitu terjadi

deformitas atau kerusakan struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit.

Pergeseran ulnar atau jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas

bautonmere dan leher angsa pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput metatarsal

yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal.

Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus

peptikum yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat anti inflamasi

nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit (disease modifying

antirhematoid drugs, DMARD) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan

mortalitas utama pada arthritis reumatoid.

Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas, sehingga sukar

dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan

dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik

akibat vaskulitis.

8. Pemeriksaan diagnostik (Penunjang)

a. Foto sinar X pada sendi- sendi yang terkena. Perubahan-perubahan yang dapat

ditemukan adalah

Page 5: LP Osteoartritis

Pembengkakan jaringan lunak

Penyempitan rongga sendi

Erosi sendi

Osteoporosis juksta artikuler

b. Tes Serologi

BSE Positif

Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis

c. Pemeriksaan radiologi

Periarticular osteopororsis, permulaan persendian erosi

Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis

d. Aspirasi sendi

Cairan sinovial menunjukkan adanya kekurangan serta proses radang aseptik,

cairan dari sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.

9. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan umum yang lengkap perlu dilakukan. Disamping menilai adanya

sinovasi pada setiap sendi, perhatikan juga hal- hal berikut ini:

a. Keadaan umum: komplikasi steroid, berat badan.

b. Tangan: meliputi vaskulitasi dan fungsi tangan

c. Lengan: Siku dan sendi bahu, nodul rematoid dan pembesaran kelenjar limfe

aksila.

d. Wajah: periksa mata untuk sindroma sjorgen, skleritis, episkelritis,

skleromalasia perforans, katarak anemia dan tanda- tanda hiperviskositas pada

fundus. Kelenjar parotis membesar

e. Mulut: (Kring, karies dentis, ulkus) catatan: artritis rematoid tidak

menyeababkan iritasi.

f. Leher: adanya tanda- tanda terkenanya tulang servikal.

g. Toraks: Jantung (adanya perikarditis, defek konduksi, inkompetensi katup

aorta dan mitral).Paru- paru (aadanya efusi pleura, fibrosis, nodul infark,

sindroma caplan)

h. Abdomen: andanya splenomegali dan nyeri tekan epigastrik

i. Panggu dan lutut: tungkai bawah danya ulkus, pembengkakan betis (kista

baker yang ruptur) neuropati, mononeuritis multipleks dan tanda- tanda

kompresi medula spinalis.

Page 6: LP Osteoartritis

j. Kaki: efusi lutut, maka cairan akan mengisi cekungan medial dan kantong

suprapatelar mengakibatkan pembengkakan diatas dan sekitar patela yang

berbentuk seperti ladam kuda dan efusi sendi pergelangan kaki akan terjadi

pembengkakan pada sisi anterior.

k. Urinalisis: untuk protein dan darah, serta pemeriksaan rektum untuk

menentukan adanya darah.

10. Terapi/ Tindakan Penanganan

Prinsip utama pengobatan penyakit osteoartritis adalah dengan mengistirahatkan sendi

yang terserang. Karena jika sendi yang terserang terus digunakan akan memperparah

peradangan. Dengan mengistiratakan sendi secara rutin dapat mengurangi rasa nyeri

yang ditimbulkan. Embidaian bisa digunakan untuk imobilisasi dan mengistiratkan

satu atau beberapa sendi. Tetapi untuk mencegah kekakuan dapat dilakukan beberapa

gerakkan yang sistematis. Obat- obat yang digunakan untuk mengobati penyakit ini

adalah:

1. Obat anti peradangan non steroid, yang paling sering digunakan adalah aspirin

dan ibuprofen. Obat ini mengurangi pembengkakan sendi dan mengurangi

nyeri.

2. Obat slow-acting. Obat ini ditambahkan jika terbukti obat anti peradangan non

steroid tidak efektif setelah diberikan selama 2-3 bulan atau diberikan segera

jika penyakitnya berkembang cepat.

3. Kortikosteroid, misalnya prednison merupakan obat paling efektif untuk

mengurangi peradangan dibagian tubuh manapun. Kortikosteroid efektif

digunakan pada pemakaian jangka pendek, dan kurang efektif bila digunakan

dalam jangka panjang. Obat ini tidak memperlambat perjalanan pnyakit ini

dan pemakaian jangka panjang mengakibatkan berbagai efek samping., yang

melibatkan hampir setiap orang.

4. Obat Imunosupresif (contoh metotreksat,azatioprin, dan cyclophosphamide)

efektif unuk mengatasi artritis yang berat. Obat ini menekan peradangan

sehingga pemakaian kortikosteroid bisa dihindari atau diberikan dengan dosis

rendah.

Ada sejumlah cara penatalaksanaan yang sengaja dirancang untuk mencapai

tujuan- tujuan ini. Pendidikan, istirahat, latihan fisik dan termoterapi, gizi dan

obat- obatan.

Page 7: LP Osteoartritis

a. Langkah pertama dari program penatalaksanaan ini adalah memberikan

pendidikan yang cukup tentang penyakit kepada pasien, keluarganya dan

siapa saja yang berhubungan dengan pasien. Pendidikan yang di berikan

meliputi pengertian tentang patofisiologis, penyebab, dan prognosis

penyakit ini, semua kompnen program penatalaksanaan termasuk regimen

obat yang kompleks, sumber- sumber bantuan untuk mengatasi penyakit

ini, dan metode-metode efektif tentang penatalaksanaan yang diberikan

oleh tim kesehatan. Proses pendidikan ini harus dilakukan secara terus

menerus. Bantuan dapat diperoleh melalui club penderita. Badan- badan

kemasyarakatan dan dari orang- orang lain yang juga pendeita artritis

reumatoid serta keluarga mereka.

b. Istirahat penting karena osteartiritis biasanya disertai rasa lelah yang hebat.

Walaupun rasa lelah dan kekakuan sendi itu bisa timbul setiap hari, tetapi

ada masa- masa ketika pasien merasa lebih baik atau lebih berat. Kekakuan

dan rasa tidak nyaman dapat meningkat apabila beristirahat, hal ini berarti

bahwa pasien dapat mudah terbangun dari tidurnya pada malam hari

karena nyeri.

c. Latihan- latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi

sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi

yang sakit, sedikitnya dua kali sehari. Kompres panas pada sendi- sendi

yang sakit dan bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri. Mandi parafin

dengan suhu yang bisa diatur dan mandi dengan suhu panas dan dingin

dapat dilakukan di rumah.

d. Tindakan operatif dapat dilakukan apabila tindakan diatas sudah tidak

dapat menolong pasien lagi. Penggantian engsel (artoplasti) dilakukan

dengan mengganti engsel yang rusak dan diganti dengan alat lain yang

terbuat dari plastik atau metal yang disebut prostesis. Pembersihan

sambungan (debridemen) dapat dilakukan dengan mengangkat serpihan

tulang rawan yang rusak yang mengganggu pergerakan dan menyebabkan

nyeri saat pergerakan tulang. Penataan tulang dapat dipilih jika artroplasti

tidak dipilih pada kondisi tertentu, seperti osteoartritis pada anak dan

remaja. Penataan ini dilakukan agar sambungan/ engsel tidakmenerima

beban saat melakukan pergerakan.

Page 8: LP Osteoartritis

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

1) Pengkajian fisik

a) Identitas

b) Keluhan utama

Klien mengeluh nyeri pada persendian, bengkak, dan terasa kaku.

c) Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang dengan keluhan sakit pada persendian, bengkak, dan terasa kaku.

d) Pola fungsi Gordon

Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan

Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya, saat klien sakit tindakan yang

dilakukan klien untuk menunjang kesehatannya.

Nutrisi/metabolic

Kaji makanan yang dikonsumsi oleh klien, porsi sehari, jenis makanan, dan volume

minuman perhari, makanan kesukaan.

Pola eliminasi

Kaji frekuensi BAB dan BAK, ada nyeri atau tidak saat BAB/BAK dan warna

Pola aktivitas dan latihan

Kaji kemampuan klien saat beraktivitas dan dapat melakukan mandiri, dibantu atau

menggunakan alat

Pola tidur dan istirahat

Kaji pola istirahat, kualitas dan kuantitas tidur, kalau terganggu kaji penyebabnya

Pola kognitif-perseptual

Status mental klien, kaji nyeri dengan Provokasi (penyebab), Qualitas 9nyerinya

seperti apa), Reqion (di daerah mana yang nyeri), Scala (skala nyeri 1-10), Time

(kapan nyeri terasa bertambah berat).

Pola persepsi diri

Pola persepsi diri perlu dikaji, meliputi; harga diri, ideal diri, identitas diri, gambaran

diri.

Pola seksual dan reproduksi

kaji manupouse, kaji aktivitas seksual

Pola peran dan hubungan

Kaji status perkawinan, pekerjaan

Page 9: LP Osteoartritis

Pola manajemen koping stress

Sistem nilai dan keyakinan

b. Fungsional klien

1) Indeks Barthel yang dimodifikasi

Penilaian didasarkan pada tingkat bantuan orang lain dalam meningkatkan aktivitas

fungsional. Penilaian meliputi makan, berpindah tempat, kebersihan diri, aktivitas di

toilet, mandi, berjalan di jalan datar, naik turun tangga, berpakaian, mengontrol

defikasi dan berkemih. Cara penilaian:

NO KRITERIA BANTUAN MANDIRI

1 Makan 5 10

2 Minum 5 10

3 Berpindah dari kursi roda ketempat tidur/sebaliknya 5-10 15

4 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, menggosok gigi) 0 5

5 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, menyiram)

5 10

6 Mandi 5 15

7 Jalan di permukaan datar 0 5

8 Naik turun tangga 5 10

9 Menggunakan pakaian 5 10

10 Kontrol bowel (BAB) 5 10

11 Kontrol Bladder (BAK) 5 10

Total skor

Cara penilaian:

< 60 : ketergantungan penuh/total65-105 : ketergantungan sebagian110 : mandiri

2) Indeks Katz

Pengkajian menggunakan indeks kemandirian katz untuk aktivitas kehidupan sehari-

hari yang berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau bergantung dari klien dalam

hal: makan, kontinen (BAB/BAK), berpindah, ke kamar mandi, mandi dan

berpakaian. Indeks Katz adalah pemeriksaan disimpulkan dengan system penilaian

yang didasarkan pada tingkat bantuan orang lain dalam melakukan aktivitas

Page 10: LP Osteoartritis

fungsionalnya. Salah satukeuntungan dari alat ini adalah kemampuan untuk mengukur

perubahan fungsi aktivitas dan latihan setiap waktu, yang diakhiri evaluasi dan

aktivitas rehabilitasi. Pengukuran pada kondisi ini meliputi:

Termasuk kategori manakah klien?

A. Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB/BAK), menggunakan pakaian, pergi

ke toilet, berpindah dan mandi

B. Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas

C. Mandiri kecuali mandi dan salah satu fungsi lain

D. Mandiri kecuali mandi, berpakaian dan salah satu fungsi diatas

E. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan salah satu fungsi yang lain

F. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang

lain

G. Ketergantungan untuk semua fungsi diatas

Keterangan :

Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan efektif dari orang lain,

seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan

fungsi, meskipun ia dianggap mampu.

c. Status mental dan kognitif gerontik

Short Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)

Digunakan untuk mendeteksi adanya tingkat kerusakan intelektual. Pengujian

terdiri atas 10 pertanyaan yang berkenan dengan orientasi, riwayat pribadi, memori

dalam hubungannya dengan kemampuan perawatan diri, memori jangka panjang

dan kemampuan matematis atau perhitungan (Pfeiffer, 2002).

NO PERTANYAAN BENAR SALAH

1 Tanggal berapa hari ini

2 Hari apa sekarang

3 Apa nama tempat ini

4 Alamat anda?

5 Berapa umur anda?

6 Kapan anda lahir (minimal tahun lahir)

7 Siapa presiden indonesia sekarang?

Page 11: LP Osteoartritis

8 Siapa presiden ndonesia sebelumnya?

9 Siapa nama ibu anda?

10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, semua secara menurun

Jumlah

Interpretasi hasil :

1) Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh2) Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan3) Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang4) Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat

MiniMental Status Exam (MMSE)

Mini mental status exam (MMSE) menguji aspek kognitif dari fungsi mental:

orientasi, registrasi, perhatian dan kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa. Nilai

kemungkinan ada 30, dengan nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya

kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan lanjut. Pemeriksaan

memerlukan hanya beberapa menit untuk melengkapi dan dengan mudah dinilai,

tetapi tidak dapat digunakan sendiri untuk tujuan diagnostic. karena pemeriksaan

MMSE mengukur beratnya kerusakan kognitif dan mendemonstrasikan perubahan

kognitif pada waktu dan dengan tindakan. Ini merupakan suatu alat yang berguna

untuk mengkaji kemajuan klien yang berhubungan dengan intervensi. Alat

pengukur status afektif bdigunakan untuk membedakan jenis depresi serius yang

mempengaruhi fungsi-fungsi dari suasana hati. Depresi adalah umum pada lansia

dan sering dihubungkan dengan kacau mental dan disorientasi, sehingga seorang

lansia depresi sering disalah artikan dengan dimensia. Pemeriksaan status mental

tidak dengan jelas membedakan antara depresi dengan demensia, sehingga

pengkajian afektif adalah alat tambahan yang penting.

2. Diagnosa keperawatan

a. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan agen cedera biologis, distensi jaringan

oleh akumulasi cairan/proses inflamasi, distruksi sendi.

b. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri,

ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot

Page 12: LP Osteoartritis

c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisik

serta psikologis yang disebabkan oleh penyakit atau terapi

d. Resiko trauma berhubungan dengan keterbatasan ketahanan fisik, perubahan

fungsi sendi

e. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai penyakit, prognosis dan

kebutuhan perawatan dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya

pemahaman/mengingat kesalahan interpretasi informasi.

f. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan deformitas sendi, perubahan bentuk

tubuh pada sendi dan tulang.

3. Perencanaan

No Diagnosa Keperawatan

Rencana KeperawatanTujuan Intervensi

1. Nyeri b.d agen cedera biologis, distensi jaringan oleh akumulasi cairan, destruksi sendi

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nyeri berkurang/terkontrol dengan kriteria hasil :

Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)

Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Tanda vital dalam rentang normal

Pain Management Lakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau

Kurangi faktor presipitasi nyeri Pilih dan lakukan penanganan nyeri

(farmakologi, non farmakologi dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik non farmakologi

Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan kontrol nyeri Tingkatkan istirahat Kolaborasikan dengan dokter jika

ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration

Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi

Cek riwayat alergi Pilih analgesik yang diperlukan atau

kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu

Page 13: LP Osteoartritis

Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal

Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)

2. Gangguan/kerusakan mobilitas fisik b/d deformitas skeletal, nyeri, ketidaknyamanan, penurunan .kekuatan otot

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkanhambatan mobilisasi fisik dapat diatasi dengan kriteria :

Klien meningkat dalam aktivitas fisik

Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas

Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah

Memperagakan penggunaan alat Bantu untuk mobilisasi (walker)

Exercise therapy : ambulation

Monitoring vital sign sebelm/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan

Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi

Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan

Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADLs ps.

Berikan alat Bantu jika klien memerlukan

Bantu klien melakukan latihan ROM

Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan

3 Defisit perawatan diri b/d kelemahan, kerusakan persepsi dan kognitif

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, klien mampu merawat diri dengan kriteria hasil :

Klien terbebas dari bau badan

Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan ADLs

Dapat melakukan ADLS dengan bantuan

Self Care assistance : ADLs Monitor kemampuan klien untuk

perawatan diri yang mandiri. Monitor kebutuhan klien untuk alat-

alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.

Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan self-care.

Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki.

Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.

Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan..

4. Resiko trauma b/d

penurunan fungsi

sendi, keterbatasan

ketahanan fisik

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan klien tidak/terhindar dari resiko trauma dengan criteria:

Klien terbebas dari cedera Klien mampu menjelaskan

faktor resiko dari lingkungan/perilaku personal

Mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah injuri

Environmental Management safety Sediakan lingkungan yang aman

untuk pasien Identifikasi kebutuhan keamanan

pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien

Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan perabotan)

Memasang side rail tempat tidur Menyediakan tempat tidur yang

nyaman dan bersih

Page 14: LP Osteoartritis

Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah dijangkau pasien.

Memberikan penerangan yang cukup

Mengontrol lingkungan dari kebisingan

Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan

Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit.