Lp Neuroblastoma

24
A. Definisi Neuroblastoma adalah tumor embrional dari system saraf otonom yang mana sel tidak berkembang sempurna. Neuroblastoma umumnya terjadi bayi usia rata-rata 17 bulan. Tumor ini berkembang dalam jaringan sistem saraf simpatik, biasanya dalam medula adrenal atau ganglia paraspinal, sehingga menyebabkan adanya sebagai lesi massa di leher, dada, perut, atau panggul. Insiden neuroblastoma adalah 10,2 kasus per juta anak di bawah 15 tahun. Yang paling umum kanker didiagnosis ketika tahun pertama kehidupan (Jhon, 2010). Neuroblastoma merupakan tumor lunak, padat yang berasal dari sel-sel crest neuralis yang merupakan prekusor dari medula adrenal dan sistem saraf simpatis. Neuroblastoma dapat timbul di tempat terdapatnya jaringan saraf simpatis. Tempat tumor primer yang umum adalah abdomen, kelenjar adrenal atau ganglia paraspinal toraks, leher dan pelvis. Neuroblastoma umumnya bersimpati dan seringkali bergeseran dengan jaringan atau organ yang berdekatan (Cecily & Linda, 2002) Neuroblastoma adalah tumor ganas yang berasal dari sel Krista neurak embronik, dapat timbul disetiap lokasi system saraf simpatis, merupakan tumor padat ganas paling sering dijumpai pada anak. Insiden menempati 8% dari tumor ganas anak, atau di posisi ke- 4. Umumnya ditemukan pada anak balita, puncak insiden

description

keperawatan anak

Transcript of Lp Neuroblastoma

Page 1: Lp Neuroblastoma

A. Definisi

Neuroblastoma adalah tumor embrional dari system saraf otonom yang

mana sel tidak berkembang sempurna. Neuroblastoma umumnya terjadi bayi usia

rata-rata 17 bulan. Tumor ini berkembang dalam jaringan sistem saraf simpatik,

biasanya dalam medula adrenal atau ganglia paraspinal, sehingga menyebabkan

adanya sebagai lesi massa di leher, dada, perut, atau panggul. Insiden

neuroblastoma adalah 10,2 kasus per juta anak di bawah 15 tahun. Yang paling

umum kanker didiagnosis ketika tahun pertama kehidupan (Jhon, 2010).

Neuroblastoma  merupakan tumor lunak, padat yang berasal dari sel-sel

crest neuralis yang merupakan prekusor dari medula adrenal dan sistem saraf

simpatis. Neuroblastoma dapat timbul di tempat terdapatnya jaringan saraf

simpatis. Tempat tumor primer yang umum adalah abdomen, kelenjar adrenal atau

ganglia paraspinal toraks, leher dan pelvis. Neuroblastoma umumnya bersimpati

dan seringkali bergeseran dengan jaringan atau organ yang berdekatan (Cecily &

Linda, 2002)

Neuroblastoma adalah tumor ganas yang berasal dari sel Krista neurak

embronik, dapat timbul disetiap lokasi system saraf simpatis, merupakan tumor

padat ganas paling sering dijumpai pada anak. Insiden menempati 8% dari tumor

ganas anak, atau di posisi ke-4. Umumnya ditemukan pada anak balita, puncak

insiden pada usia 2 tahun. Lokasi predeileksi di kelenjar adrenal retroperitoneal,

mediastrinum, pelvis dan daerah kepala-leher. Tingkat keganasan neuroblastoma

tinggi, sering metastasis ke sumsum tulang, tulang, hati, kelenjar limfe, dll

(Willie, 2008).

Tumor ini biasanya tidak memungkiri asalnya, dengan mengeluarkan

hormon katekolamin. Tekanan darah tinggi yang merupakan akibat tumor ini

jarang menimbulkan keluhan, tetapi dapat berfungsi sebagai zat penanda tumor: di

dalam air kemih dapat dilihat hormon yang dikeluarkan, sehingga diagnosis tumor

menjadi jelas. Dengan dapat dipastikan, apakah tumornya neuroblastoma atau

nefroblastoma (Wim De Jong,  2005)

B. Klasifikasi (Stadium)

Beberapa system penentuan stadium staging, system kelompok evans dan

kelompok Onkologi Pediatrik (Pediatrik Oncology Group POG ). System

Page 2: Lp Neuroblastoma

klasifikasi stadium neuroblastoma terutama memakai system klasifikasi stadium

klinis neuroblastoma internasional (INSS).

Klasifikasi stadium INSS :

o Stadium  I

Tumor terbatas pada organ primer, secara makroskopik reseksi utuh, dengan atau

tanpa residif mikroskopik. Kelenjar limfe regional ipsilateral negative.

o Stadium IIA

Operasi tumor terbatas tak dapat mengangkat total, kelenjar limfe regional

ipsilateral negative.

o Stadium IIB

Operasi tumor terbatas dapat ataupun tak dapat mengangkat total, kelenjar limfe

regional ipsilateral positif.

o Stadium III

Tumor tak dapat dieksisi, ekspansi melewati garis tengah, dengan atau tanpa

kelenjar limfe regional ipsi atau tanpa kelenjar limfe regional ipsilateral positif.

o Stadium IV :

Tumor primer menyebar hingga kelenjar limfe jauh, tulang, sumsum tulang, hati,

kulit atau organ lainnya.

o Stadium IVS

Usia <1 tahun, tumor metastasis ke kulit,hati, sumsum tulang, tapi tanpa

metastasis tulang (Willie, 2008).

System Pediatric Oncologic group (POG) membagi stadium neuroblastoma

menjadi :

o Stadium A   

Tumor yang direseksi sacara kasar.

o Stadium B   

Tumor local tidak direseksi.

o Stadium C

Metastasis ke kelenjar limfe intraktivita yang tidak berdekatan

o Stadium D

Metastasis di luar kelenjar limfe

o Stadium Ds

Page 3: Lp Neuroblastoma

Bayi dengan adrenal kecil terutama dengan penyakit metastasis terbatas pada

kulit, hati dan sumsum tulang

o Stadium D Neonatus

Telah diketahui dengan mengalami remisi spontan. Keterlibatan sumsum tulang

pada stadium ini merupakan factor prognosis yang buruk (Nelson, 2000).

C. Etiologi, Faktor Predisposisi, dan Presipitasi

Kebanyakan etiologi dari neuroblastoma adalah tidak diketahui. Mungkin

berhubungan dengan faktor keturunan karena pada sel-sel tumor ditemukan

kelainan genetik tertentu dan sering kali ditemukan abnormalitas pada kromosom

No.1. Prognosis tergantung kepada usia anak, ukuran tumor dan luasnya

penyebaran tumor. Pada anak yang berumur kurang dari 1 tahun dan tumornya

kecil serta belum menyebar, prognosisnya sangat baik. Ada laporan yang

menyebutkan bahwa timbulnya neuroblastoma infantile (pada anak-anak)

berkaitan dengan orang tua atau selama hamil terpapar obat-obatan atau zat kimia

tertentu seperti hidantoin, etanol, dan lain-lain. (Willie ,  2008).

Kelainan sitogenik yang terjadi pada neuroblastoma kira-kira pada 80%

kasus, meliputi penghapusan (delesi) parsial lengan pendek kromosom 1, anomali

kromosom 17, dan ampifilatik genomik dari oncogen N-Myc, suatu indikator

prognosis buruk (Nelson, 2000).

D. Pathofisiologi

Neuroblastoma seringkali mulai pada jaringan syaraf dari kelenjar-kelenjar

adrenal. Ada dua kelenjar adrenal, satu diujung atas dari setiap ginjal dibelakang

dari perut bagian atas. Kelenjar-kelenjar adrenal menghasilkan hormon-hormon

penting yang membantu mengontrol denyut jantung, tekanan darah, gula darah,

dan cara tubuh bereaksi pada stres. Neuroblastoma mungkin juga mulai di dada,

pada jaringan syaraf dekat tulang belakang di leher, atau di sumsum tulang

belakang (spinal cord). Prognosis tergantung kepada usia anak, ukuran tumor dan

luasnya penyebaran tumor.

Neuroblastoma hematogen, terutama ke hati sum-sum tulang, skelet, dan

durameter intra cranial dapat menimbulkan tanda-tanda TIK. Secara histologis

Page 4: Lp Neuroblastoma

neuroblasma terdiri dari sel bulat kecil dengan granula yang banyak dengan area

klasifikasi dengan nekrosis dengan pendarahan yang luas. Neuroblasma

merupakan tumor dengan vascularisasi banyak berwarna ungu biasanya sulit dan

dapat kistic. Tumor mudah pecah karena kapsulnya rapuh sehingga dapat

menimbulkan pendarahan selama operasi (Nelson, 2000).

Web of Caution

Faktor keturunan (kromosom no 1

abnormal)

Bumil terpapar hidantion, etanol

neuroblastoma

kelenjar adrenal

Retroperitoneal MediastinalLeher & sumsum

tulang

Produksi hormon kel. Adrenal terganggu

epinefrin

TD, HR

Menekan organ dalam abdomen

Reaksi stress

Ansietas & anoreksia

Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari

kebutuhan

Nyeri abdomen

Nyeri akut

Pelebaran vena dinding abdomen

edema

Mual, muntah, anoreksia

Massa menekan mediastinal

Batuk, sulit bernafas, sulit

menelan

Ekspansi dada

Pola nafas tidak efektif

Eritrosit, leukosit, trombosit

Anemia, mudah memar, imun kurang

Resiko injuri & resiko infeksi

Menekan corda spinalis

Kelemahan tungkai & lengan

Intoleransi aktivitas

Page 5: Lp Neuroblastoma

E. Tanda dan Gejala

Gejalanya tergantung kepada asal tumor dan luas penyebarannya.

Gejala awal biasanya berupa perut yang membesar, perut terasa penuh dan nyeri

perut. Gejalanya juga bisa berhubungan dengan penyebaran tumor (Engky, 2014):

1)      Kanker yang telah menyebar ke tulang akan menyebabkan nyeri tulang

2)      Kanker yang telah menyebar ke sumsum tulang menyebabkan:

    Berkurangnya jumlah sel darah merah sehingga terjadi anemia

    Berkurangnya jumlah trombosit sehingga anak mudah mengalami memar

    Berkurangnya jumlah sel darah putih sehingga anak rentan terhadap infeksi

3)      Kanker yang telah menyebar ke kulit bisa menyebabkan terbentuknya

benjolan-benjolan di kulit

4)      Kanker yang telah menyebar ke paru-paru bisa menyebabkan gangguan

pernafasan

5)      Kanker yang telah menyebar ke korda spinalis bisa menyebabkan kelemahan

pada lengan dan tungkai.

Sekitar 90% neuroblastoma menghasilkan hormon (misalnya epinefrin, yang

dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan terjadinya kecemasan).

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan;

  Kulitnya pucat

  Di sekeliling mata tampak lingkaran hitam

  Kelelahan menahun, kelelahan yang berlebihan berlangsung selama

berminggu-minggu atau berbulan-bulan

  Diare

  Rasa tidak enak badan (malaise) berlangsung selama berminggu-minggu atau

berbulan-bulan

  Keringat berlebihan

  Gerakan mata yang tak terkendali

  Rewel

  Demam.

  Sesak napas.

  Mudah memar atau berdarah.

Page 6: Lp Neuroblastoma

  Petechiae (noda-noda rata yang menunjukan dibawah kulit yang disebabkan

oleh perdarahan).

  Tekanan darah tinggi.

Menurut Cecily dan Linda (2002), gejala dari neuroblastoma yaitu:

Gejala yang berhubungan dengan massa retroperitoneal, kelenjar adrenal,

paraspinal.

1. Massa abdomen tidak teratur,tidak nyeri tekan, keras, yang melintasi garis

tengah.

2. Perubahan fungsi usus dan kandung kemih

3. Kompresi vaskuler karena edema ekstremitas bawah

4. Sakit punggung, kelemahan ekstremitas bawah

5. Defisit sensoris

6. Hilangnya kendali sfingter

Gejala-gejala yang berhubunngan dengan masa leher atau toraks.

1. Limfadenopati servikal dan suprakavikular

2. Kongesti dan edema pada wajah

3. Disfungsi pernafasan

4. Sakit kepala

5. Proptosis orbital ekimotik

6. Miosis

7. Ptosis

8. Eksoftalmos

9. Anhidrosis 

F. Pemeriksaan Penunjang

1)      Tes urin dua puluh empat jam:

Tes dimana urin dikumpulkan untuk 24 jam untuk mengukur jumlah-jumlah dari

senyawa-senyawa tertentu. Jumlah yang tidak biasa (lebih tinggi atau lebih rendah

dari normal) dari senyawa dapat menjadi tanda dari penyakit pada organ atau

jaringan yang membentuknya. Jumlah yang lebih tinggi dari normal dari senyawa-

Page 7: Lp Neuroblastoma

senyawa homovanillic acid (HMA) dan vanillyl mandelic acid (VMA) mungkin

adalah tanda dari neuroblastoma.

2)      Studi-studi kimia darah:

Prosedur dimana sample darah diperiksa untuk mengukur jumlah-jumlah dari

senyawa-senyawa tertentu yang dilepaskan kedalam darah oleh organ-organ dan

jaringan-jaringan dalam tubuh. Jumlah yang tidak biasa (lebih tinggi atau lebih

rendah dari normal) dari senyawa dapat menjadi tanda dari penyakit pada organ

atau jaringan yang membentuknya. Jumlah yang lebih tinggi dari normal dari

hormon-hormon dopamine dan norepinephrine mungkin adalah tanda dari

neuroblastoma.

3)      Cytogenetic analysis:

Tes dimana sel-sel dalam sample darah atau sumsum tulang dilihat dibawah

mikroskop untuk mencari perubahan-perubahan tertentu pada kromosom-

kromosom.

4)      Aspirasi dan biopsi sumsum tulang:

Pengangkatan dari potongan yang kecil dari tulang, sumsum tulang, dan darah

dengan memasukan jarum kedalam hipbone (tulang pinggul) atau breastbone

(tulang dada). Pathologist (ahli patologi) melihat keduanya sample-sample tulang

dan sumsum tulang dibawah mikroskop untuk mencari tanda-tanda dari kanker.

Biopsi: Pengangkatan dari sel-sel atau jaringan-jaringan sehingga mereka dapat

dilihat dibawah mikroskop oleh pathologist untuk diperiksa tanda-tanda dari

kanker.

5)      X-ray:

X-ray adalah tipe dari sorotan energi yang dapat menembus tubuh dan keatas film,

membuat gambaran dari area-area didalam tubuh.

6)      CT scan (CAT scan):

Prosedur yang membuat rentetan dari gambar-gambar detil dari area-area didalam

tubuh, diambil dari sudut-sudut yang berbeda. Gambar-gambar dibuat oleh

komputer yang dihubungkan pada mesin x-ray. Dye (zat pewarna) mungkin

disuntikan kedalam vena atau ditelan untuk membantu organ-organ atau jaringan-

jaringan nampak lebih jelas. Prosedur ini juga disebut computed tomography,

computerized tomography, atau computerized axial tomography.

Page 8: Lp Neuroblastoma

7)      Pemeriksaan neurologik:

Rentetan dari pertanyaan-pertanyaan dan tes-tes untuk memeriksa otak, sumsum

tulang belakang (spinal cord), dan fungsi syaraf. Pengujian memeriksa status

mental sesorang, koordinasi, dan kemampuan untuk berjalan secara normal, dan

berapa baik otot-otot, indera-indera, dan refleks-refleks bekerja. Ini mungkin juga

disebut pemeriksaan neuro atau pemeriksaan neurologik.

8)      Pemeriksaan Ultrasound:

Prosedur dimana gelombang-gelombang suara bertenaga tinggi (ultrasound)

dipantulkan dari jaringan-jaringan atau organ-organ internal dan membuat gema-

gema (echoes). Gema-gema membentuk gambar dari jaringan-jaringan tubuh yang

disebut sonogram.

9)      Studi Immunohistochemistry:

Prosedur dimana dye-dye atau enzim-enzim ditambahkan pada sample darah atau

sumsum tulang untuk menguji antigen-antigen tertentu (protein-protein yang

menstimulasi respon imun tubuh) (Engky, 2014).

G. Penatalaksanaan Medis

Menurut Cecily (2002), International Staging System untuk neuroblastoma

menetapkan definisi standar untuk diagnosis, pertahapan, dan pengobatan serta

mengelompokkkan pasien berdasarkan temuan-temuan radiografik dan bedah,

ditambah keadaan sumsum tulang.

Tumor yang terlokalisasi dibagi menjadi tahap I, II, III, tergantung cirri

tumor primer dan status limfonodus regional. Penyakit yang telah mengalami

penyebaran dibagi menjadi tahap IV dan IV (S untuk spesial ), tergantung dari

adanya keterlibatan tulang kortikal yang jauh, luasnya penyakit sumsum tulang

dan gambaran tumor primer.

Anak dengan prognosis baik umumnya tidak memerlukan pengobatan,

pengobatan minimal, atau banyak reseksi. Reseksi dengan tumor tahap I. Untuk

tahap  II pembedahan saja mungkin sudah cukup, tetapi kemoterapi juga banyak

digunakan dan terkadang ditambah dengan radioterpi lokal. Neuroblastoma tahap

IVS mempunyai angka regresi spontan yang tinggi, dan penatalaksanaannya

mungkin hanya terbatas pada kemoterapi dosis rendah dan observasi ketat.

Page 9: Lp Neuroblastoma

Neuroblastoma tahap II dan IV memerlukan terapi intensif, termasuk

kemoterapi, terapi radiasi, pembedahan, transplantasi sumsum tulang autokolog

atau alogenik, penyelamatan sumsum tulang, metaiodobenzilquainid (MIBG), dan

imunoterapi dengan antibody monklonal yang spesifik terhadap neuroblastoma.

Pengobatan terdiri atas penggunaan kemoterapi multiagens secara simultan

atau bergantian.

1. Siklofosfamid – menghambat replikasi DNA.

2. Doksorubisin – mengganggu sintesis asam nukleat dan memblokir

transkripsi DNA.

3. VP-16 – menghentikan metaphase dan menghambat sintesis protein dan

asam nukleat.

Jenis terapi :

1. Neuroblastoma berisiko rendah

Perawatan untuk pasien neuroblastoma beresiko rendah meliputi:

a) Operasi yang diikuti oleh watchful waiting (penungguan yang diawasi

dengan ketat).

b) Watchful waiting sendirian untuk bayi-bayi tertentu.

c)  Operasi diikuti oleh kemoterapi, jika kurang dari separuh dari tumor yang

dikeluarkan atau jika gejala-gejala serius tidak dapat dibebaskan dengan

operasi.

d)  Terapi radiasi untuk merawat tumor-tumor yang menyebabkan persoalan-

persoalan serius dan tidak merespon secara cepat pada kemoterapi.

e)   Kemoterapi dosis rendah.

2. Neuroblastoma beresiko sedang

Perawatan untuk pasien neuroblastoma berisiko sedang mungkin meliputi :

a) Kemoterapi.

b) Kemoterapi yang diikuti oleh operasi dan/atau terapi radiasi.

c) Terapi radiasi untuk merawat tumor-tumor yang menyebabkan persoalan-

persoalan yang serius dan tidak merespon secara cepat pada kemoterapi.

3. Neuroblastoma beresiko tinggi

a) Kemoterapi dosis tinggi yang diikuti oleh operasi untuk mengeluarkan

sebanyak mungkin tumor.

Page 10: Lp Neuroblastoma

b) Terapi radiasi pada tempat tumor dan, jika diperlukan, pada bagian-bagian

lain tubuh dengan kanker.

c) Transplantasi sel induk (Stem cell transplant).

d) Kemoterapi yang diikuti oleh 13-cis retinoic acid.

e) Percobaan klinik dari monoclonal antibody therapy setelah kemoterapi.

f) Percobaan klinik dari terapi radiasi dengan yodium ber-radioaktif sebelum

stem cell transplant.

g) Percobaan klinik dari stem cell transplant yang diikuti oleh 13-cis retinoic

acid (Engky, 2014).

H. Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu Dikaji

Pengkajian

a. Biodata atau identitas pasien : Anak meliputi nama, tempat tanggal lahir, jenis

kelamin. Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau

kebangsaan, pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat)

b. Riwayat kesehatan : meliputi riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit

dahulu dan riwayat penyakit keluarga.

c. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan Umum :

Kesadaran baik, anak tampak lemah, kulit pucat, tangis lemah, tanda-tanda

infeksi ada. BB : 2500 gr.

2. Sistem respirasi:

Hidung normal, gerakan dada simetris, hidung terpasang kanul 02 2 1

liter/menit, respirasi 72 X/menit reguler, Whezing -/-, Rochi -/-, sekret pada

jalan nafas (-).

3. Sistem Sirkulasi:

Akral hangat, kulit pink pale, kapillari refill normal, Ukuran dan posisi

anatomi jantung normal, S1 dan S2 normal reguler, Frekwensi nadi 136

X/menit reguler, denyut nadi arteri femoralis +, bendungan vena jugularis (-),

suhu 36,8 o C.

4. Neurologis:

Page 11: Lp Neuroblastoma

Tidak tampak adanya paralise baik pada ektremitas maupun wajah. Ovula

simetris, lidah simetris. Tremor (-), Jeterry (-), kejang (-). Reflek moro (+),

reflek menggenggam (+), reflek menghisap (+). Babinski (-), kaku kuduk (-),

keringat dingin (-).

5. Gastrointestinal:

Rongga mulut tidak tampak kelainan anatomi, moniliasis (+), reflek menghisap

(-), kemampuan menelan baik, Peristaltik (+), minum kurang, muntah,mual

(+), hepar terjadi pembesaran ( hepatomegali ),terasa penuh pada abdomen

6. Perkemihan:

Tanda hernia (-), paricocel (-), bak normal warna kuning jernih, frekwensi 12

X/24 jam. Tanda-tanda ISK (-).

7. Reproduksi:

Bayi laki-laki, ginekomasti (+),penis normal, skrotum agak padat dan

kemerahan.

8. Muskulo skeletal

Pada kepala terpasang wing nidle Dex 15 % 10 tetes/menit. Lingkar kepala 33

cm, hidrocephalus tidak ada, tidak ditemukan bulging pada ubun-ubun. Tulang

ektremitas normal, tulang belakang normal, spina bifida (-), kekuatan

ektremitas lemah, intoleransi aktifitas .

9. Endokrine:

Suhu tubuh 36,8 o C, Gula darah acak hasil lab 120 mg/%.

10. Integumen

Kulit pink pale, cyanosis (-), ikterus (-), turgor menurun, erytema (-), petechie,

ekimosis (+) kulit pada ektremitas bawah tampak kering, tidak ada lecet dan

kemerahan pada kulit sekitas anus dan skrotum, tampak nodul kemerahan

didaerah sakrum dan femur. Leher bersih dan tidak ditemukan kelainan. Kulit

tangan dan kaki normal. Bentuk dan ukuran serta posisi telinga tidak tampak

kelainan. Kebersihan kulit cukup.

11. Sosial

Kedua orang tua sering menanyakan keadaan anaknya dan meminta agar

segera bisa diajak pulang. Ibu ingin menyusui anaknya. Keluarga sangat

Page 12: Lp Neuroblastoma

mengharapkan bayinya. Keluarga bertanya bagimana kemungkinan anaknya.

Orang tua takut karena anaknya banyak memakai selang (Engky, 2014).

I. Diagnosa Keperawatan

Masalah keperawatan yang lazim muncul, yaitu :

1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis (tumor)

2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d asupan nutrizi yang

inadekuat

3. Intoleransi aktivitas b.d kelelahan

4. Ketidakefektifan pola nafas b.d gangguan muskuloskeletal.

5. Risiko infeksi faktor risiko lamanya dirawat di RS dan adanya kunjungan

(menurunnya system pertahanan tubuh)

Page 13: Lp Neuroblastoma

J. Rencana Tindakan Keperawatan Yang lazim Terjadi

Diagnosa TTujuan Rencana Tindakan RasionalNyeri akut b.d agen cadera biologis (tumor)

Setelah dirawat selama 25 menit diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria:1. Suhu 36,5-37,5 2. Nyeri normal 0-2 3. Anak tidak rewel

1. Kaji tingkat nyeri 2. Ajarkan relaksasi nafas

dalam 3. Berikan mainan kesukaan

anak 4. Melakukan kolaborasi

dengan tim dokter pemberian obat analgesik non narkotik

1. Mengetahui tingkat dan derajad nyeri2. Mengurasi rasa nyari

3. Mengalihkan proses nyari di hipotalamus

4. Menentukan terapi obat yang akan diberikan

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d asupan nutrizi yang inadekuat

Setelah dirawat selama 2 kali 48 jam diharapkan nutrizi terpenuhi dengan kriteria hasil :1. BB meningkat 2. Nafsu makan dan

minum bertambah 3. Turgor kulit (+)

1. Kaji intake out put 2. Beri makan yang tidak

merangsang 3. Beri makana sedikit tapi

sering 4. Observasi TTV5. Kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian obat vomiting 3x sehari

1. Mengetahui pemasukan dan pengeluaran nutrizi2. Mual muntah

3. Memenuhi kebutuhan nutrizi

4. Mengetahui keadaan umum pasien

5. Mengurangi rasa mualdan muntah

Intoleransi aktivitas b.d kelelahan

Setelah dilakukan tindakan selama 2 kali 24 jam diharapkan produksi elektrolit

1. Kaji tingkat keemahan klien dan identifikasi aktifitas yang dapat dilakukan klien

2. Berikan permainan dan

1. Mengetahui tingkat kekuatan dan kekuatan otot pasien dalam beraktivitas

2. Jenis dan alat yang tidak sesuaidengan usia klien dapat menguras

Page 14: Lp Neuroblastoma

kembali normal dengan kriteria hasil:1. Anak dapat/mampu

mobilisasi sendiri tanpa dibantu olah keluarga

2. BB bertambah 3. Anak menunjukan

adanya peningkatan kemampuan dan berpartisipasi dalam aktivitas

aktivitas sesuai usia 3. Tetapkan /buatlah jadwal yang

teratur 4. Kolaborasi dengan ahli

fisioterapi5. Berikan situasi yang aman dan

tenang

energi.3. Permainan yang terlalu lama dapat membuat klien cepat lelah

4. Menentukan jadwal dan teknik mobilisasi yang tepat dan benar

5. Cara yang tenang dan aman dapat membuat klien beristirahat dengan tenang dan nyaman

.

Ketidakefektifan pola nafas b.d gangguan muskuloskeletal

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan pola nafas menjadi efektif.Kriteria hasil :1. Pasien menunjukkan pola nafas yang efektif.2. Ekspansi dada simetris.3. Tidak ada bunyi nafas tambahan.4. Kecepatan dan irama

1) Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan melakukan pengisapan lendir.2) Pantau status pernafasan dan oksigenasi sesuai dengan kebutuhan. 3) Auskultasi jalan nafas untuk mengetahui adanya penurunan ventilasi.4) Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan AGD dan pemakaian alat bantu nafas5) Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan.

1. Membersihkan jalan nafas2. Meningkatkan kadar oksigen yang bersirkulasi dan memperbaiki status kesehatan3. Membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien4. Perubahan AGD dapat mencetuskan disritmia jantung.5. Terapi oksigen dapat membantu mencegah gelisah bila klien menjadi dispneu, dan ini juga membantu mencegah edema paru.

Page 15: Lp Neuroblastoma

respirasi dalam batasRisiko infeksi faktor risiko lamanya dirawat di RS dan adanya kunjungan (menurunnya system pertahanan tubuh)

Setelah diberikan tindakan keperawatan 3x24 jam berupa pendidikan kesehatan tentang infeksi diharapkan infeksi tidak terjadi

Kriteria hasil

1. Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi

2. Jumlah leukosit dalam batas normal

1. Batasipengunjung 2. Instruksikan pada pengunjung

untuk mencuci tngan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan klien

3. Gunakan sabun tangan anti mikroba untuk mencuci tangan

4. Cucitangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan. Ikuti standar precautions dan gunakan sarung tangan ketika bersentuhan dengan darah, membran mukosa, kulit terbuka atau substansi tubuh lainnya

1. Banyaknya pengunjung dapat mengganggu waktu istirahat klien2. Standar precaution harus diterapkan pada semua pasien, semua pasien

diasumsikan sebagai pembawa patogen3. Mensterilkan tangan dari bakteri4. Pencegahaninfeksi yang baik dibutuhkan untuk mencegah infeksi saat

perawatan.

Keterangan :

b. d = berhubungan dengan

Page 16: Lp Neuroblastoma

K. Daftar Pustaka

Cecily, dkk. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri  Edisi 3.  Jakarta: EGC.

De Jong,Wim. 2005. Kanker, Apakah itu? Pengobatan, Harapan Hidup, dan

Dukungan Keluarga. Jakarta: ARCAN.

Japaries, Willie. 2008. Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2. Jakarta: FKUI.

Maris, Jhon. 2010. Recent Advances in Neuroblastoma. Disitasi

dari http://www.nejm.org/ pada 5 November 2010.

Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Jilid 3. Jakarta: EGC.

Suriadi dan Yulianni, Rita. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta:

CV.Sagung Seto.

Thomas,R. 1994. Atlas bantu Pedriatri. Jakarta: Hipokrates.

Wilkinson,Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC

Engky.http://usfinitengky.blogspot.com/2011/12/vbehaviorurldefaultvmlo03.html.

Diunduh pada tanggal 4 Mei 2014.