LP Leukemia

39
Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah I Fakultas Keperawatan, LAPORAN PENDAHULUAN LEUKEMIA A. Anatomi Fisiologi Organ Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnanya merah. Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira- kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4 sampai 5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap organ-organ tidak sama tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jatung atau pembuluh darah. Fungsi darah terdiri atas: 1) Sebagai alat pengangkut 2) Sebagai pertahanan tubuh terhada serangan bibit penyakit dan racun yang akan membunuh tubuh dengan perantaraan leukosit, anti bodi / zat-zat anti racun 3) Menyebarkan panas ke seluruh tubuh Bagian-bagian darah terdiri dari air 91%, protein 8% (albumin, globulin, protombin dan fibrinogen), dan mineral 0,9% (Natrium Klorida, Natrium Bikarbonat, Garam, Posphatt, Magnesium dan Asam Amino). Darah terdiri dari 2 bagian yaitu: 1. Sel Darah a. Eritrosit Eritrosit bentuknya seperti cakram / bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukurannya kira-kira 7,7 unit Naldia, S.Kep 1541313026

description

Laporan Pendahuluan Leukemia

Transcript of LP Leukemia

Page 1: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

LAPORAN PENDAHULUAN

LEUKEMIA

A. Anatomi Fisiologi Organ

Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang

warnanya merah. Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak

kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4 sampai 5 liter. Keadaan jumlah

tersebut pada tiap organ-organ tidak sama tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan

jatung atau pembuluh darah.

Fungsi darah terdiri atas:

1) Sebagai alat pengangkut

2) Sebagai pertahanan tubuh terhada serangan bibit penyakit dan racun yang akan

membunuh tubuh dengan perantaraan leukosit, anti bodi / zat-zat anti racun

3) Menyebarkan panas ke seluruh tubuh

Bagian-bagian darah terdiri dari air 91%, protein 8% (albumin, globulin,

protombin dan fibrinogen), dan mineral 0,9% (Natrium Klorida, Natrium Bikarbonat,

Garam, Posphatt, Magnesium dan Asam Amino).

Darah terdiri dari 2 bagian yaitu:

1. Sel Darah

a. Eritrosit

Eritrosit bentuknya seperti cakram / bikonkaf dan tidak mempunyai inti.

Ukurannya kira-kira 7,7 unit (0,007 mm) diameter tidak dapat bergerak.

Banyaknya kira-kira 5 juta dalam 1 mm3 (4 ½ - 4 juta).Warnanya kuning

kemerah-merahan, karena di dalamnya mengandug suatu zat yang disebut

hemoglobin. Warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak

mengandung O2.

Fungsinya mengikat O2 dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh

jaringan tubuh dan mengikat CO2 dari jaringan tubuh dikeluarkan melalui

paru-paru.Jumlah eritrosit normal pada orang dewasa kira-kira 11,5 – 15 gram

dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan Hb laki-laki 13,0%. Di

dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga

Naldia, S.Kep1541313026

Page 2: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah.Apabila keduanya berkurang

maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya hal ini disebabkan oleh

karena pendarahan yang hebat, hama-hama penyakit yang menghanyutkan

eritrosit dan tempat pembuatan eritrosit sendiri terganggu.

b. Leukosit

Leukosit merupakan keadaan bentuk dan sifat-sifat leukosit berlainan

dengan eritrosit dan apabila kita periksa dan kita lihat bahwa di bawah

mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat

bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai

bermacam-macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya.

Warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 kira-kira 6.000

sampai 10.000.

Fungsinya:

Sebagai serdadu tubuh yaitu, membunuh dan memakan bibit penyakit /

bakteri yang masuk ke dalam tubuh jaringan RES (System Retikulo

Endotel), tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfa

Sebagai pengangkut yaitu, mengangkut / membawa zat lemak dari

dinding usus melalui limpa uterus ke pembuluh darah.Hal ini

disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe,

sekarang beredar di dalam darah untuk mempertahankan tubuh

terhadap serangan bibit penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam

darah melebihi 10.000/mm3 disebut leukotosis dan kurang 5.000 / mm3

leukopenia.

Macam-macam leukosit meliputi :

1) Agranulosit

Sel leukosit yang tidak mempunyai granula di dalamnya, yang terdiri

dari:

- Limfosit

Macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar

limfa, bentuknya ada yang besar dan ada yang kecil, di dalam

sitoplasmanya tidak terdapat granula dan intinya besar, banyaknya

Naldia, S.Kep1541313026

Page 3: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

20 – 25% dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang

masuk ke dalam jaringan tubuh.

- Monosit

Terbanyak dibuat di sum-sum tulang merah, besarnya lebih besar

dari limfosit, fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 38%.Di

bawah mikroskop terlihat bahwa protoplasmanya lebar, warnanya

biru sedikit abu-abu, mempunyai bintik-bintik sedikit kemerah-

merahan.Inti selnya bulat dan panjang warnanya lembayung muda.

2) Granulosit

Disebut juga leukosit granular terdiri dari :

- Neutrofil atau pulmor nuclear leukosit, mempunyai inti sel yang

berangkai kadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya

banyak bintik-bintik halus / granula, banyaknya 60 – 70%

- Eosinofil, ukuran dan bentuknya hampir sama dengan netrofil

tetapi granula dalam sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-

kira 2 – 4%

- Basofil, sel inti kecil dan pada eosinifil tetapi mempunyai inti yang

bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-

granula besar. Banyaknya ½ %. Dibuat di sum-sum merah,

fungsinya tidak diketahui.

c. Trombosit

Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan

ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat, ada yang lonjong, warnanya

putih, banyaknya normal pada orang dewasa 200.000 – 300.000 mm3.

Fungsinya memegang peranan penting di dalam pembekuan darah. Jika

banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas

membeku sehingga timbul pendarahan yang terus-menerus. Trombosit lebih

dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari 200.000

disebut trombositopenia. Terjadinya pembekuan darah di dalam plasma darah

terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah

yaitu Ca2+ dan fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh medapat

luka.Hemoglobin ialah protein yang kaya akan zat besi. Jumlah hemoglobin

Naldia, S.Kep1541313026

Page 4: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

dalam darah normal ialah kira-kira 15 gram setiap ml darah, dan ini jumlahnya

biasa disebut 100 persen.

2. Plasma darah

Plasma darah merupakan bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah,

warnanya bening kekuning-kuningan. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari

air, disamping itu terdapat pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya.

Zat-zat yang terdapat dalam plasma darah :

a. Fibrinogen yang berguna dalam peristiwa pembekuan darah.

b. Garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, natrium dan lain-lain) yang

berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan osmotil

c. Protein darah (albumin, globulin) meninggalkan viskositosis darah dan

juga menimbukan tekanan osmotic untuk memelihara keseimbangan

cairan dalam tubuh

d. Zat makanan (asam amino, glukosa, mineral dan vitamin)

e. Hormon yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh

f. Anti bodi / anti toksin

B. Landasan Teoritis Penyakit

1. Definisi

Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam

sumsum tulang menggantikan elemen sumsum tulang normal (Smeltzer, S C and

Bare, B.G, 2002).

Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa

proliferasi patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan

sumsum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi

kejaringan tubuh yang lain (Arief Mansjoer, dkk, 2002).

Leukimia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh proliferasi abnormal

dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk

darah. Sel darah normal, sel darah terbentuk di sumsum tulang. Tulang sumsum

adalah bahan yang lembut di tengah sebagian besar tulang. Belum menghasilkan

sel darah yang disebut sel batang dan ledakan. Sebagian besar sel darah matang di

sumsum tulang dan kemudian pindah ke pembuluh darah. Darah mengalir melalui

Naldia, S.Kep1541313026

Page 5: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

pembuluh darah dan jantung disebut darah perifer. Sumsum tulang membuat

berbagai jenis darah sel. Setiap jenis memiliki fungsi khusus:

a) Sel darah putih membantu melawan infeksi

b) Sel darah merah membawa oksigen ke jaringan seluruh tubuh

c) Trombosit membantu gumpalan darah terbentuk bahwa kontrol perdarahan

Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah

putih dalam sum-sum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Juga

terjadi proliferasi di hati, limpa dan nodus limfatikus, dan invasi organ non

hematologis, seperti meninges, traktus gastrointesinal, ginjal dan kulit.

2. Klasifikasi Leukemia

a. Leukemia Mioloblastik

1) Leukemia Mieloblastik Akut (LMA)

Angka kejadian 80% leukemia akut pada orang dewasa. Permulaannya

mendadak atau progresif dalam masa 1- 6 bulan, jika tidak diobati,

kematian kira-kira 3-6 bulan. Insiden pada pria dan wanita 3 : 2.

2) Leukemia Mieloblastik Kronik (LMK)

Paling sering terjadi pada usia pertengahan (orang dewasa) umur 20-60

tahun puncak kejadian pada umur 40 tahun, dapat juga terjadi pada anak-

anak. (Sylvia, 1995). Leukemia mieloblastik dimulai dengan produksi sel

mielogenosa muda yang bersifat kanker disumsum tulang dan kemudian

menyebar ke seluruh tubuh, sehingga sel darah putih diproduksi diberbagai

organ ekstramedular terutama di nodus limfa, limpa dan hati.

b. Leukemia Limfoblastik

Naldia, S.Kep1541313026

Page 6: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

1) Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)

Merupakan kanker darah yang paling sering menyerang anak-anak

berumur dibawah umur 15 tahun, dengan puncak insidens antara umur 3-4

tahun, insiden pada pria dan wanita 5 : 4.

2) Leukemia Limfoblastik Kronik (LLK)

Merupakan suatu gangguan limfoproliferatif yang ditemukan pada

kelompok umur tua ( 60 tahun), pada pria dan wanita angka kejadian

2:1. Leukemia limfogenosa disebabkan oleh produksi sel limfoid yang

bersifat kanker, biasanya dimulai dalam nodus limfe atau jaringan

limfogenosa yang lain dan selanjutnya menyebar ke area tubuh lainnya.

3. Etiologi

Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi

yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :

a. Faktor genetik

Virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (Tcell

Leukemia – Lhymphoma Virus/ HLTV)

b. Tingkat radiasi yang tinggi

Orang – orang yang terpapar radiasi tingkat tinggi lebih mudah terkena

leukemia dibandingkan dengan mereka yang tidak terpapar radiasi. Radiasi

tingkat tinggi bisa terjadi karena ledakan bom atom seperti yang terjadi di

Jepang. Pengobatan yang menggunakan radiasi bisa menjadi sumber dari

paparan radiasi tinggi.

c. Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diethylstilbestrol.

d. Orang – orang yang bekerja dengan bahan – bahan kimia tertentu

Terpapar oleh benzene dengan kadar benzene yang tinggi di tempat kerja

dapat menyebabkan leukemia. Benzene digunakan secara luas di industri

kimia. Formaldehid juga digunakan luas pada industri kimia, pekerja yang

terpapar formaldehid memiliki resiko lebih besar terkena leukemia.

e. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.

f. Kemoterapi

Pasien kanker yang di terapi dengan obat anti kanker kadang – kadang

berkembang menjadi leukemia. Contohnya, obat yang dikenal sebagai

Naldia, S.Kep1541313026

Page 7: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

agen alkilating dihubungkan dengan berkembangnya leukemia akhir –

akhir ini.

g. Down Syndrome dan beberapa penyakit genetik lainnya

Beberapa penyakit disebabkan oleh kromosom yang abnormal mungkin

meningkatkan resiko leukemia.

h. Myelodysplastic syndrome

Orang – orang dengan penyakit darah ini memiliki resiko terhadap

berkembangnya leukemia myeloid akut.

i. Fanconi Anemia

Menyebabkan akut myeloid leukemia.

Gejala penyakit leukemia biasanya ditandai dengan adanya anemia. Infeksi

akan mudah atau sering terjadi karena sel darah putih tidak dapat berfungsi

dengan baik, rasa sakit atau nyeri pada tulang, serta pendarahan yang sering

terjadi karena darah sulit membeku. Jika tidak diobati, maka akan mengakibatkan

leukemia akut dan akhirnya dapat menyebabkan kematian. Penyebab yang pasti

belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan

terjadinya leukemia, yaitu Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih.

Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui. Pemaparan terhadap

penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya benzena) dan pemakaian

obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang memiliki

kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga

lebih peka terhadap leukemia.

4. Patofisiologi

Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel

blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu

sehingga akan menimbulkan anemia dan trombositipenia. Sistem

retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem

pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi. Manifestasi akan tampak pada

gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat.

Naldia, S.Kep1541313026

Page 8: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yangt akan

berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan

tekanan jaringan. Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya

pembesaran hati, limfe, nodus limfe, dan nyeri persendian (Iman, 1997).

Leukemia limfoid, atau limfositik akut (Acute Lymphoid, lymphoicitic,

leukemia [ALL]) adalah kanker jaringan yang menghasilkan leukosit. Dihasilkan

leukosit yang imatur atau abnormal dalam jumlah berlebihan, dan leukosit-

leukosit tersebut menyusup ke berbagai organ tubuh. Sel-sel leukemik menyusup

ke dalam sumsum tulang, mengganti unsur-unsur sel yang normal. Akibatnya,

timbul anemia, dan dihasilkan eritrosit dalam jumlah yang tidak mencukupi.

Timbul perdarahan akibat menurunnya jumlah trombosit yang bersirkulasi. Infeksi

juga terjadi lebih sering karena berkurangnya jumlah leukosit. Penyusupan sel-sel

leukemik ke dalam organ-organ vital menimbulkan hepatomegali, splenomegali,

dan limfadenopati.

Leukemia non limfoid akut (Cute nonlymphoid leukemia [ANLL]) mencakup

beberapa jenis leukemia berikut: leukemia mieloblastik akut, leukemia

monoblastik akut, dan leukemia mielositik akut. Timbul disfungsi sumsum tulang,

menyebabkan menurunnya jumlah eritrosit, neutrofil, dan trombosit. Sel-sel

leukemik menyusupi limfonodus, limpa, hati, tulang dan system saraf pusat, selain

organ-organ reproduksi. Kloroma atau sarcoma granulositik ditemukan pada

sejumlah anak yang tekena .

5. Manifestasi klinik

a. Gejala yang khas adalah pucat, panas dan perdarahan (perdarahan dan

anemia adalah manifestasi utama)

b. Gejala yang tidak khas ialah sakit sendi atau sakit tulang yang dapat

disalah tafsirkan sebagai penyakit reumatik.

c. Gangguan pada sistem syaraf pusat

Dapat terjadi sakit kepala, muntah, kejang dan gangguan penglihatan.

d. Gejala lain

Leukemia pada alat tubuh seperti lesi purpura pada kulit, efusi pleura,

kejang pada leukemia serebral, serta perdarahan pada leukemia dapat

berupa ekimosis, petekie, perdarahan gastrointestinal.

Naldia, S.Kep1541313026

Page 9: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

Sedangkan manifestasi klinis menurut klasifikasinya :

1) Leukemia Mieloblastik Akut

- Rasa lemah

- Pucat

- Nafsu makan hilang

- Anemia

- Ptekie

- Perdarahan

- Nyeri tulang

- Infeksi

- Pembesaran kelenjar getah bening, limpa, hati dan kelenjar

mediatinum

- Kadang-kadang ditemukan hipertrofi gusi khususnya pada M4 dan M5

- Sakit kepala

2) Leukemia Mieloblastik Kronik

- Rasa lelah

- Penurunan berat badan

- Rasa penuh di perut

- Kadang-kadang rasa sakit di perut

- Mudah mengalami perdarahan

- Diaforesis meningkat

3) Leukemia Limfositik Akut

- Rasa lelah

- Panas tanpa infeksi

- Purpura

- Nyeri tulang dan sendi

- Anemia

- Macam-macam infeksi

- Penurunan berat badan

- Ada massa abnormal

Naldia, S.Kep1541313026

Page 10: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

- Muntah

- Gangguan penglihatan

- Nyeri kepala

4) Leukemia Limfositik Kronik

- Mudah terserang infeksi

- Anemia

- Lemah

- Pegal-pegal

- Trombositopenia

- Respons antibodi tertekan

- Sintesis immonuglobin tidak cukup

6. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik

a. Pemeriksaan laboratorium

1) Darah tepi

Gejala yang terlihat berdasarkan kelainan sumsum tulang yaitu berupa

pansitopenia, limfositosis yang dapat menyebabkan gambaran darah

tepi monoton dan terdapatnya sel blast.Terdapatnya leukosit yang

imatur.

2) Kimia darah

Kolesterol mungkin rendah, asam urat dapat meningkat,

hipogamaglobinemia.

3) Sumsum tulang

Hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain

terdesak (aplasia sekunder). Aspirasi sumsum tulang (BMP) =

hiperseluler terutama banyak terdapat sel muda.

b. Pemeriksaan lain :

1) Biobsi limfa

Memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari

jaringan limpa akan terdesak seperti limfosit normal, RES, granulosit,

pulp cell.

Naldia, S.Kep1541313026

Page 11: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

2) Lumbal punksi

Untuk mengetahui apakah SSP terinfiltrasi yang dapat dilihat dari

peningkatan jumlah sel patologis dan protein (CSS). Kelainan ini dapat

terjadi setiap saat pada perjalanan penyakit baik dalam keadaan remis

atau pada keadaan kambuh.

3) Sitogenik

Pemeriksaan pada kromosom baik jumlah maupun morfologisnya.

7. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Medik

1) Transfusi darah

Biasanya diberikan jika kadar Hb < 6 gr%. Pada trombositopenia yang

berat dan perdarahan masif, dapat diberikan transfusi trombosit, jika

ada tanda DIC dapat diberi heparin.

2) Imunoterapi

Merupakan cara pengobatan yang baru, imunoterapi diberikan jika

telah tercapai remisi dan jumlah sel leukemia cukup rendah (105-106).

b. Pelaksanaan Kemoterapi

Terdapat 3 fase pelaksanaan kemoterapi :

1) Faseinduksi

Dimulai 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini

diberikan Kortikosteroid (Prednison), vincristin, dan L-asparaginase.

Fase ini dinyatakan berhasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau

tidak ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5% dalam sumsum

tulang.

2) Fase profilaksis sistem saraf pusat

Pada fase ini diberikan therapy methotrexate, cytrabine dan

hydrocortison melalui intratekal untuk mencegah invasi sel leukemia

ke otak. Terapi radiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia

yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.

3) Konsolidasi

Naldia, S.Kep1541313026

Page 12: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan

remisi dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam

tubuh. Secara berkala dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk

menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi

supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan untuk sementara

atau posisi obat dikurangi.

8. Komplikasi

a. Sepsis

b. Perdarahan

Hal ini terjadi sebagai akibat penekanan sel leukemia pada sumsum tulang

sehingga sel pembeku darah produksinya pun berkurang.

c. Regimen terapi, termasuk transpalantasi sumsum tulang, dihubungkan

dengan depresi sumsum tulang temporer dan peningkatan risiko

perkembangan infeksi berat yang dapat menyebabkan kematian.

d. Iron Deficiency Anemia (IDA)

e. Kematian

Naldia, S.Kep1541313026

Page 13: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

C. Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas klien

Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, tanggal masuk, tanggal

pengkajian, no RM, diagnosa medis, dan penanggung jawab.

b. Keluhan Utama

Pasien leukemia biasanya mengeluhkan lemah, sakit kepala dan nyeri pada

tulang.

c. Riwayat kesehatan

Riwayat Penyakit Sekarang

Biasanya pasien masuk rumah sakit untuk persiapan kemoterapi atau

muncul gejala-gejala seperti perdarahan, hepatomegali.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pengobatan kanker sebelumnya. Jika pasien pernah mengalami

kemoterapi sebelumnya akibat kanker yang diderita kemungkinan akan

memicu terjadinya leukemia akibat rusaknya sel-sel darah putih.

Riwayat Penyakit Keluarga

Adanya anggota keluarga yang mengalami penyakit leukemia, adanya

gangguan hematologis.

d. Fungsional Gordon

1. Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan

Pada umumnya klien yang mengidap penyakit leukimia dikarenakan

faktor genetik.Pada umumnya klien datang ke rumah sakit dengan

Naldia, S.Kep1541313026

Page 14: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

keluhan demam, pucat, lesu, anorexia, nyeri pada tulang dan

persendian, nyeri abdomen, hepatomegali, dan splenomegali.

2. Nutrisi dan Metabolik

Pada umumnya klien mengalami penurunan nafsu makan, sering

muntahsehingga berat badan menurun dan terdapat bintik-bintik merah

pada kulit klien.

3. Eliminasi

Pada umumnya klien mengalami diare dan penurunan haluaran urine,

kadang adanya darah pada urine akibat perdarahan. Jika ada

perdarahan di lambung maka fesesnya berwarna hitam.

4. Aktifitas dan Latihan

Pada umumnya aktifitas klien terganggu karena klien dengan penyakit

leukimia pada umumnya sering merasa cepat lelah dan klien tampak

pucatserta mengalami nyeri pada persendian dan nyeri abdomen. Nyeri

tulang akibat penumpukan sel di sumsum tulang, yang menyebabkan

peningkatan tekanan dan kematian sel. Tidak seperti nyeri yang

semakin meningkat, nyeri tulang berhubungan dengan leukemia

biasanya bersifat progresif.

5. Tidur dan Istirahat

Pada umumnya klien mengalami sulit tidur karena nyeri yang

dirasakan, Klien gelisah dan tidur klien kurang nyenyak karena merasa

sesak napas.

6. Kognitif – Persepsi

Pada umumnya klien mengalami masalah pada penglihatan dan sering

mengalami nyeri.

7. Persepsi diri – Konsep diri

Pada umumnya klien dengan penyakit leukimia merasa tidak berdaya

terhadap dirinya, sering merasa cemas, dan sering merasa takut.

8. Peran – Hubungan

Naldia, S.Kep1541313026

Page 15: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

Pada umumnya peran dan hubungan klien dengan keluarga tidak

terganggu, klien umumnya pendiam dan malas berkomunikasi dengan

orang disekitarnya karena perasaan takut dan cemas dengan penyakit

yang dideritanya.

9. Seksualitas dan Reproduksi

Pada umumnya terganggu.

10. Koping – Toleransi stres

Pada umumnya klien tidak bisa berkonsentrasi dalam melakukan

aktifitas. Klien merasa cemas dan takut dengan penyakit yang

dideritanya.

11. Keyakinan – Nilai

Pada umumnya klien dan keluarga klien menyerahkan semuanya

kepada Tuhan untuk kesembuhannya.Terkadang pasien merasa Tuhan

tidak adil dengannya akibat penyakit yang diderita (hubungan

spiritualnya kurang baik).

e. Pemeriksaan fisik head to toe

1. Keadaan Umum

Biasanya terjadi takikardia, bradipneu, suhu kadang meningkat,

demam, menggigil.

2. Kepala dan Rambut

Biasanya kulit kepala terkelupas dan merah, rambut banyak yang

rontok akibat kemoterapi.

3. Leher

Biasanya adanya pembesaran pada kelenjar limfa.

4. Mata

Biasanya konjungtiva pucat biasanya pada leukemia dengan tanda dan

gejala anemia, perdarahan retina, gangguan penglihatan.

5. Hidung

Biasanya ada epitaksis.

6. Mulut dan tenggorokan

Naldia, S.Kep1541313026

Page 16: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

Biasanya sering sariawan, mukosa bibir kering/pucat, ada perdarahan

pada gusi.

7. Thoraks

Biasanya pasien menderita CLL, ditemukan efusi pleura, suara nafas

ronkhi, frekuensi napas meningkat, dispneu.

8. Abdomen

Biasanya ada hepatomegali, pembesaran kelenjar limpa, nyeri ulu hati

jika ada perdarahan.

9. Ekstremitas

Biasanya ada nyeri pada tulang dan sendi.

10. Integumen

Biasanya akral dingin, pucat, ada petekie, ekimosis, purpura,

hematoma.

11. Neurologi

Biasanya pasien pusing, sakit kepala, gelisah, kesadaran turun.

12. Anus

Biasanya ada perdarahan.

f. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan darah lengkap : (Hemoglobin < 10 gr/100 ml), retikulosit

rendah, trombosit sangat rendah (<50.000/mm), leukosit bisa menurun

(ALL dan CLL), dan bisa meningkat (CML), dan hematokrit.

2. Foto dada dan biopsy nodus limfa

3. Penilaian PCV (Packed Cell Volume) : adalah pemeriksaan hematokrit

untuk melihat presentase sel-sel darah dalam darah seluruhnya.

Naldia, S.Kep1541313026

Page 17: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

2. Perumusan diagnosa (NANDA), Kriteria Hasil (NOC), dan Intervensi

Keperawatan (NIC)

NANDA NOC NICResiko tinggi terhadap infeksi b.d tak adekuat pertahanan sekunder: gangguan dalam kematangan SDP (granulosit rendah dan jumlah limfosit abnormal), peningkatan jumlah lomfosit imatur

Status imunStatus infeksi- Ruam- Nyeri- Demam- Kelemahan- Kegelisahan

Proteksi infeksi- Kaji kenaikan suhu tubuh,

penampilan ruam, menggigil, takikardi, penampilan bercak putih pada mulut

- Amati terhadap kemerahan, pembengkakkan, panas atau nyeri pada mata, telinga, tenggorok, kulit, sendi, abdomen, rektal, dan area perineal

- Kaji terhadap batuk dan perubahan karakter dan warna sputum

- Berikan oral hygiene yang sering

- Berikan terapi IV

Pengontrolan infeksi- Ciptakan lingkungan ( alat-

alat, berbeden dan lainnya) yang nyaman dan bersih terutama setelah digunakan oleh pasien

- Gunakan alat-alat yang baru

Naldia, S.Kep1541313026

Page 18: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

dan berbeda setiap akan melakukan tindakan keperawatan ke pasien

- Tempatkan pasien yang harus diisolasi yang sesuai dengan kondisi pasien

- Batasi jumlah pengunjung sesuai kondisi pasien

- Ajari klien untuk mencuci tangan sebagai gaya hidup sehat pribadi

- Instruksikan klien untuk mencuci tangan yang benar sesuai dengan yang telah diajarkan

- Instruksikan kepada pengunjung untuk selalu mencuci tanagn sebelum dan sesudah memasuki ruangan pasien

- Gunakan sabun antimikroba untuk proses cuci tangan

- Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan kepada pasien

- Bersihkan kulit pasien dengan pembersih antibakteri

Nyeri (akut) b.d agen fisikal (pembesaran organ, sumsum tulang yang dikemas dengan sel leukemik), agen kimia (pengobatan anti leukemik), manifestasi psikologis (ansietas, takut)

Kontrol nyeri- Menilai faktor

penyebab- Penggunaan

mengurangi nyeri dengan non analgesic

- Penggunaan analgesic yang tepat

- Gunakan tanda –tanda vital memantau perawatan

- Laporkan tanda / gejala nyeri pada tenaga kesehatan professional

- Menilai gejala dari

Manajemen Nyeri- Lakukan penilaian nyeri

secara komprehensif dimulai dari lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan penyebab.

- Kaji ketidaknyamanan secara nonverbal, terutama untuk pasien yang tidak bisa mengkomunikasikannya secara efektif

- Pastikan pasien mendapatkan perawatan dengan analgesic

- Gunakan komunikasi yang terapeutik agar pasien dapat

Naldia, S.Kep1541313026

Page 19: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

nyeri- Gunakan catatan nyeri- Laporkan bila nyeri

terkontrol

Tingkat KenyamananIndikator:- Melaporkan

Perkembangan Fisik- Melaporkan

perkembangan kepuasan

- Melaporkan perkembangan psikologi

- Mengekspresikan perasaan dengan lingkungan fisik sekitar

- Mengekspresikan perasaan dengan hubungan social

- Mengekspresikan perasaan secara spiritual

- Melaporkan kepuasan dengan tingkatan mandiri

- Menekspresikan kepuasan dengan Kontrol nyeri

menyatakan pengalamannya terhadap nyeri serta dukungan dalam merespon nyeri

- Pertimbangkan pengaruh budaya terhadap respon nyeri

- Tentukan dampak nyeri terhadap kehidupan sehari-hari (tidur, nafsu makan, aktivitas, kesadaran, mood, hubungan sosial, performance kerja dan melakukan tanggung jawab sehari-hari)

- Evaluasi pengalaman pasien atau keluarga terhadap nyeri kronik atau yang mengakibatkan cacat

- Evaluasi bersama pasien dan tenaga kesehatan lainnya dalam menilai efektifitas pengontrolan nyeri yang pernah dilakukan

- Bantu pasien dan keluarga mencari dan menyediakan dukungan.

Pemberian analgesic- Menentukan lokasi ,

karakteristik, mutu, dan intensitas nyeri sebelum mengobati pasien

- Periksa order/pesanan medis untuk obat, dosis, dan frekuensi yang ditentukan analgesik

- Cek riwayat alergi obat- Mengevaluasi kemampuan

pasien dalam pemilihan obat penghilang sakit, rute, dan dosis, serta melibatkan pasien dalam pemilihan tersebut

- Tentukan jenis analgesik yang digunakan (narkotik, non

Naldia, S.Kep1541313026

Page 20: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

narkotik atau NSAID) berdasarkan tipe dan tingkat nyeri.

- Tentukan analgesik yang cocok, rute pemberian dan dosis optimal.

- Utamakan pemberian secara IV dibanding IM sebagai lokasi penyuntikan, jika mungkin

- Hindari pemberian narkotik dan obat terlarang lainnya, menurut agen protokol

- Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian obat narkotik dengan dosis pertama atau jika ada catatan luar biasa.

- Memberikan perawatan yang dibutuhkan dan aktifitas lain yang memberikan efek relaksasi sebagai respon dari analgesik

Pemberian obat penenang- Kaji riwayat kesehatan pasien

dan riwayat pemakaian obat penenang

- Tanyakan kepada pasien atau keluarga tentang pengalaman pemberian obat penenang sebelumnya

- Melihat kemungkinan alergi obat

- Meninjau apakahpasien telah mentaati pembatasan berkenaan dg aturan makan, seperti yang ditentukan

- Meninjau ulang tentang contraindikasi pemberian obat penenang

- Beritahu keluarga dan/atau

Naldia, S.Kep1541313026

Page 21: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

pasien tentang efek pemberian obat penenang

- Mengevaluasi tingkatan kesadaran pasien dan refleks normal sebelum pemberian obat penenang

- Memperoleh TTV dalam batas normal

Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan umum (penurunan cadangan energi, peningkatan laju metabolik, produksi leukosit masif), ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (anemia/hipoksia), pembatasan terapeutik, efek terapi obat

Toleran aktivitasKetahananKonservasi energiPerawatan diri: aktivitas sehari-hari

Terapi aktivitas - Kaji status fisiologis klien

terhadap tingkat stamina sesuai dengan konteks umur dan perkembangan

- Jelaskan kepada klien mengenai penyebab-penyebab letih.

- Lakukan intervensi berupa pemberian obat untuk meningkatkan stamina.

- Ajarkan klien tentang teknik-teknik untuk memanagemen tingkat kelelahan

- Jaga pola makannya sesuai dengan pola makan normal

- Ajarkan kepada klien mengenai kolaborasi makanan yang dimakan sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan

- Ajarkan kepada klien konsumsi-konsumsi makanan yang harus dijaga

- Berikan informasi kepada klien mengenai kebutuhan-kebutuhan nutrisi

Memanajemen energi

Naldia, S.Kep1541313026

Page 22: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

- Ajarkan klien mengenai pola aktifitas sebelum tidur

- Monitor pola tidur klien dan gejala-gejala yang menyimpang dari pola tidur klien

- Ajarkan kepada klien bagaimana mengingkatkan rasa nyaman.

- Monitor intake makanan dan nutrisi klien

- Berikan latihan-latihan yang rutin dan teratur untuk menghindari gangguan pola makan

- Bantu klien untuk mengembangkan konsep dirinya dengan berat badan yang sehat

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, dan muntah

Status nutrisiStatus nutrisi : asupan makanan dan cairanStatus nutrisi : intake nutrienPengontrolan berat badan

Manajemen nutrisi - Kontrol penyerapan

makanan/cairan dan menghitung intake kalori harian, jika diperlukan

- Pantau ketepatan urutan makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian

- Tentukan jimlah kalori dan jenis zat makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, ketika berkolaborasi dengan ahli makanan, jika diperlukan

- Anjurkan pasien untuk memilih makanan ringan, jika kekurangan air liur mengganggu proses menelan

- Anjurkan intake makanan yang tinggi kalsium, jika diperlukan

- Anjurkan intake makanan dan cairan yang tinggi kalium,

Naldia, S.Kep1541313026

Page 23: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

jika diperlukan- Beri pasien makanan dan

minuman tinggi protein, tinggi kalori, dan bernutrisi yang siap dikonsumsi, jika diperlukan

- Atur pemasukan makanan, jika diperlukan

- Beri makanan yang punya daya tarik, dengan cara yang menyenangkan, member penambahan warna, tekstur, dan variasi

- Lakukan perawatan mulut sebelum makan, jika diperlukan

- Ajarkan pasien dan kelurga tentang memilih makanan

Monitor nutrisi

- Timbang berat badan klien - Monitor kehilangan dan

pertambahan berat badan- Monitor turgor kulit - Monitor adanya mual dan

muntah- Monitor nilai albumin, total

protein, hemoglobin dan hematokrit.

- Monitor nilai limfosit dan elektrolit

- Monitor menu makanan dan pilihannya

- Monitor tingkat energi, lelah, lesu, dan lemah

- Monitor intake kalori dan nutrisi

- Catat adanya luka, edema, dan hiperemik serta hipertropik papile pada lidah dan mukosa mulut

- Tentukan jika klien

Naldia, S.Kep1541313026

Page 24: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

membutuhkan diet spesial

Manajemen cairan- Timbang BB tiap hari - Hitung haluaran- Pertahankan intake yang

akurat- Pasang kateter urin- Monitor status hidrasi (seperti

: kelembapan mukosa membran, nadi)

- Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP

- Monitor hasil lab. terkait retensi cairan (peningkatan BUN, Ht ↓)

- Monitor TTV- Monitor adanya indikasi

retensi/overload cairan (seperti : edem, asites, distensi vena leher)

- Monitor perubahan BB klien sebelum dan sesudah dialisa

- Monitor status nutrisi- Monitor respon pasien untuk

meresepkan terapi elektrolit- Kaji lokasi dan luas edem- Anjurkan klien untuk intake

oral- Distribusikan cairan > 24 jam- Tawarkan snack (seperti : jus

buah)- Konsultasi dengan dokter,

jika gejala dan tanda kehilangan cairan makin buruk

- Kaji ketersediaan produk darah untuk trsanfusi

- Persiapkan untuk administrasi produk darah

- Berikan terapi IV- Berikan cairan- Berikan diuretic

Naldia, S.Kep1541313026

Page 25: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

- Berikan cairan IV- Nasogastrik untuk mengganti

kehilangan cairan- Produk darah

Naldia, S.Kep1541313026

Page 26: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

Naldia, S.Kep1541313026

Page 27: LP Leukemia

Praktek Profesi Keperawatan Medikal Bedah IFakultas Keperawatan, Universitas

DAFTAR PUSTAKA

Bakta, I Made.2006.Hematologi Klinik Ringkas.Jakarta : EGC

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 8. EGC. Jakarta.

Corwin, E.J. (2009). Patofisiologi: Buku Saku. Jakarta: EGC.

Handayani, W. & Haribowo, A.S. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien

dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 Bagian I. Media Aesculapius, FKUI. Jakarta.

Naldia, S.Kep1541313026