Lp Kb Suntik

37
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI RS Dr. RAMELAN SURABAYA Oleh : NOVI NURAINI NIM. 011413243051 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN

description

kb

Transcript of Lp Kb Suntik

Page 1: Lp Kb Suntik

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK

DI RS Dr. RAMELAN SURABAYA

Oleh :

NOVI NURAINI

NIM. 011413243051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2015

Page 2: Lp Kb Suntik

Lembar Pengesahan

Asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik di poli KB RUMKITAL Dr. Ramelan

telah disahkan pada tanggal :

Mahasiswa

Novi nuraini

Mengetahui

Pembimbing Pendidikan

Dhasih Afiat, S.Keb., Bd

Pembimbing Praktek Klinik

Anyk Sri Wulandari, Amd. KebNIP 196910121992012001

Page 3: Lp Kb Suntik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program keluarga berencana Indonesia telah menjadi contoh bagaimana

negara dengan penduduk tersebar keempat di dunia dapat mengendalikan dan

menerima gerakan keluarga berencana sebagai salah satu bentuk pembangunan

keluarga yang lebih dapat dikendalikan untuk mencapai kesejahteraan. Keluarga

adalah unit terkecil kehidupan bangsa yang sangat diharapkan dan mengatur,

mengendalikan masalah poleksosbudhankam (politik, ekonomi, sosial, budaya,

ketahanan dan keamanan keluarga). Yang secara berantai menuju yang lebih besar

dan terakhir berskala nasional.

Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerapkan

Norma Keluarga Kecil Bahagia, Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada zero

population growth (pertumbuhan seimbang). Metode suntikan KB telah menjadi

bagian gerakan keluarga berencana nasional serta peminatnya makin bertambah

tinggi minat pemakai suntikan KB. Oleh karena aman, sederhana, efektif, tidak

menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pada pasca persalinan.

Dalam mencapai sasaran NKKBS itu pernah dicanangkan konsep panca

warga artinya keluarga terdiri dari hanya tiga anak, sedangkan pengertian tersebut

makin berkembang menjadi konsep catur warga yaitu hanya 2 anak saja.

Dengan demikian anjuran gerakan keluarga berencana menuju konsep catur

warga diharapkan menjadi dan dapat diterima keluarga.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa mampu dapat menggali dan memahami serta dapat

melakukan asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik

Page 4: Lp Kb Suntik

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Diharapkan mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada klien

KB suntik

2. Diharapkan mahasiswa mampu melakukan interpretasi data pada klien

KB

3. Diharapkan mahasiswa mampu melakukan identifikasi diagnosa atau

masalah potensial pada klien KB suntik

4. Diharapkan masiswa mampu melakukan identifikasikan kebutuhan

segera pada klien KB suntik

5. Diharapkan mahasiswa mampu menentukan rencana tindakan pada klien

KB suntik

6. Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan kepada

klien KB suntik

7. Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi atas tindakan

yang dilakukan kepada klien KB suntik

1.3 Pelaksanaan

Pelaksanaan praktek lapangan ini di laksanakan mulai tanggal 02 s/d 21

Januari 2015 di poli KB RS Dr. Ramelan Surabaya.

1.4 Sistematika Penulisan

1. Halaman judul

2. Lembar pengesahan

3. Kata pengantar

4. Daftar isi

5. Bab I : 1.1 : Pendahuluan

1.2 : Tujuan

1.3 : Pelaksanaan

1.4 : Sistematika Penulisan

6. BAB II : Landasan Teori

7. BAB III : Tinjauan Kasus

8. BAB IV : Penutup

9. Daftar Pustaka

Page 5: Lp Kb Suntik

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

- Pengertian Secara Umum

KB adalah usaha mengatur banyaknya jumlah kelahiran

sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya, bagi ayah serta

keluarga dan masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan

kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut.

- Pengertian Secara Khusus

KB adalah pencegahan konsepsi atau pencegahan terjadinya

pembuahan atau mencegah bertemunya sel mani dari laki-laki dan sel

telur dari perempuan sekitar persetubuhan.

- KB adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah

kelahiran dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Prof. Dr.

Rustam, M.MPH, 1998:225).

2.2 Jenis

Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntik

1. DMPA (Depo Medroxy Progesteron Acetat/Depo Provera)

Diberikan sekali dalam 3 bulan dengan dosis 150 mg dengan cara

disuntikkan ini.

2. DEPO NET-EN (Norethindorone Enanthate/Depo Noristerat)

Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 2 bulan (8 minggu) dengan

cara disuntikkan IM.

Page 6: Lp Kb Suntik

2.3 Mekanisme Kerja

1. Primer : mencegah ovulasi

Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi LH surge respon kelenjar

hipofise terhadap gonadotropin releasing hormon eksogeneus tidak

berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada

di kelenjar hipofise (menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga

tidak terjadi ovulasi).

2. Sekunder

- Mengentalkan lendir servik dan menjadi sedikit sehingga menurunkan

kemampuan penetrasi sperma

- Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi

- Menghambat transportasi gamet dan tuba

- Mengubah endometrium menjadi tidak sempurna untuk implantasi

hasil konsepsi.

2.4 Indikasi KB Suntik

KB Suntik diberikan kepada wanita yang menginginkan kontrasepsi

jangka panjang/wanita yang telah mempunyai cukup anak tapi enggan/tidak

bisa melakukan sterilisasi. Ini juga diberikan kepada wanita yang

mempunyai kontra indikasi estrogen/menunjukkan efek samping dengan

pemakaian estrogen/enggan minum pil tiap hari. KB suntik yang diberikan

kepada ibu menyusui dan pada wanita yang mendekati menopause.

2.5 Kontra Indikasi

Ada 2 macam, yaitu:

1. Kontra indikasi secara mutlak

- Terdapatnya tromboflebitis/riwayat tromboflebitis

- Kelainan serebro vaskular

- Fungsi hati tidak / kurang baik

- Adanya keganasan pada kelenjar payudara dan alat reproduksi

Page 7: Lp Kb Suntik

- Varices berat

- Adanya kehamilan

2. Kontra Indikasi secara relatif

- Hipertensi

- Diabetes

- Perdarahan abnormal pervaginam

- Fibromioma uterus

- Penyakit jantung dan ginjal

2.6 Macam-macam Kontrasepsi Suntik

Ada 3 macam, yaitu:

a. Depo Provera

Adalah medroxyprogesterone yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi

parenteral/mempunyai efek progesteron yang kuat dan sangat efektif.

1. Komposisi

Suspensi Steril Depo Medroxy Progesteron Acetat (DMPA) dalam

air:

- Tiap vial berisi 3 ml suspensi (150 mg Medroxy Progesteron

Acetat)

- Tiap vial berisi 1 ml suspensi (150 mg Medroxy Progesteron

Acetat)

2. Waktu Pemberian dan Dosis

Disuntikkan dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan. Suntikan harus

lama pada otot bokong musculus gluceus agak dalam.

3. Efektivitas

Efektivitas tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun

asal penyuntikan dilakukan secara teratur.

4. Keuntungan

- Lebih mudah digunakan, tidak perlu setiap hari menelan pil

- Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius

terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.

Page 8: Lp Kb Suntik

- Sangat efektif

- Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

- Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai

pre menopause

- Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik

- Tidak mengganggu hubungan sexual, mengurangi rasa nyeri saat

haid.

- Tidak didapat pengaruh sampingan dari pemakaian estrogen.

5. Efek Samping

- Reaksi anafilaksis

- Penyakit tromboembolik, tromboplebitis

- Sistem saraf pusat gelisah, depresi, pusing, sakit, tidak bisa tidur

- Selaput kulit dan lendir bercak merah/jerawat

- Gastrointestinal, mual

- Payudara lembek dan galaktorea

- Perubahan warna kulit ditempat suntikan

6. Cara Pemberian

- Waktu pasca persalinan (PP)

Diberikan pada hari ke 3-5 PP/sesudah ASI diproduksi/ibu sebelum

pulang dari RS/6-8 minggu pasca bersalin asal ibu tidak

hamil/belum melakukan coitus.

- Pasca Keguguran

Segera setelah kuretage/sewaktu ibu hendak pulang dari RS, 30

hari pasca abortus asal ibu belum hamil lagi, dalam masa interval

diberikan pada hari 1-5 haid.

b. Noristat (Norigest)

Adalah obat kontrasepsi yang disuntikkan (secara depot).

Larutannya merupakan campuran benzyl benzoat dan castrol oil dalam

perbandingan 4:6. Efek kontrasepsinya terutama mencegah masuknya

sperma melalui lendir servik.

Page 9: Lp Kb Suntik

1. Komposisi

Dalam ampul norigest berisi 200 mg nerotinason enantat dalam

larutan minyak (depo norestirat)

2. Waktu Pemberian dan Dosis

Disuntikkan dalam dosis 200 mg/cc sekali setiap 2 bulan dengan cara

IM. Untuk 6 bulan pertama suntikan diberikan setiap 8 minggu dan

setelah itu setiap 12 minggu.

3. Efektivitas

Menyebabkan siklus haid lebih stabil, amenorhea lebih jarang dan

fertilitas lebih cepat kembali setelah berhenti menjadi akseptor.

Efektivitas dan angka kegagalan sama dengan pil kombinasi.

4. Keuntungan

- Sangat efektif sebagai metode kontrasepsi

- Tidak berefek buruk terhadap laktasi

- Kembalinya kesuburan lebih cepat

- Kadar Hb sering bertambah sehingga dapat mencegah anemia

- Siklus haid lebih stabil

5. Efek Samping

- Amenorhea

- Perdarahan berkepanjangan

- Badan terasa panas dan liang senggama kering

- Bertambahnya berat badan

- Rambut rontok

- Hiperpigmentasi sekitar pipi

6. Waktu mulai menggunakan kontrasepsi

- Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.

- Mulai hari pertama sampai ke-7 siklus haid.

- Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap

saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah

suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

Page 10: Lp Kb Suntik

- Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin

mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah

menggunakan kontrasepai hormonal sebelumnya secara benar, dan

ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan.

Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.

- Bila ibu sedang menggunakan kontrasepsi jenis lain dan ingin

mengganti dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi,

kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal

kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.

- Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin

menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama

kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan,

asalkan ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu

menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari

ke-7 haid, selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan

hubungan seksual.

- Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal.

Suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai ke-7

siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus

haid, asal ibu yakin tidak hamil.

- Ibu tidak haid atau dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan

pertama dapat diberikan setiap saat, asal tidak hamil dan selama 7

hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual..

c. Cyclofem

Adalah suntikan kombinasi 25 mg depomedroxy progesterone acetat dan

5 mg estradiol cyplonate.

1. Komposisi

Tiap 0,5 ml suspensi dalam air mengandung:

- Medroxy progesteron acetat 25 mg

- Estradiol cypionate 5 mg

Page 11: Lp Kb Suntik

2. Waktu pemberian dan dosis

Disuntikkan dalam dosis 25 mg Medroxy progesteron dan 5 mg

Estradiol cypionate yang diberikan melalui IM sebulan sekali.

3. Efektivitas

Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan/1000 wanita) selama tahun pertama

penggunaan.

4. Keuntungan

- Resiko terhadap kesehatan kecil

- Tidak berpengaruh pada hubungan sex

- Tidak diperlukan pemeriksaan dalam

- Jangka panjang

- Efek samping sangat kecil

- Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

5. Efek Samping

- Perubahan pada kulit: gatal-gatal, penggelapan kulit,

- Sakit kepala, sakit pada dada

- Peningkatan BB

- Perdarahan berkepanjangan

- Anoreksia, rasa lelah, depresi

- Payudara lembek dan galaktosa

- Penyakit tromboembolik, tromboflebitis

- Perdarahan tidak teratur

6. Waktu mulai menggunakan suntikan kombinasi

- Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid.

- Bila disuntikkan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid,

klien tidak boleh berhubungan sex atau berhubungan dengan

menggunakan kondom.

- Pada klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui serta belum haid

suntikan pertama dapat diberikan setiap saat asal tidak hamil.

- Jika pasca persalinan kurang dari 6 bulan dan menyusui, jangan

diberi suntikan kombinasi.

Page 12: Lp Kb Suntik

- Pasca keguguran

Suntikan kombinasi dapat segera diberikan/dalam waktu 7 hari.

- Bila sebelumnya memakai kontrasepsi hormonal dan ingin ganti,

suntikan dapat segera diberikan asal ibu tidak hamil dan

pemberiannya tidak perlu menunggu sampai datang haid. Bila

diberikan pada hari ke 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi lain

tidak diperlukan.

- Ibu sebelumnya menggunakan AKDR, suntikan pertama diberikan

hari ke 1-7 siklus haid, kemudian AKDR dicabut segera.

2.7. Konsep Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada

individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara:

- Bertahap dan sistematis

- Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan

I. - PENGKAJIAN

Tanggal :

Tempat :

Biodata

Nama : Ditanyakan agar dapat lebih mengenal dan tidak keliru dengan

penderita lain (Zr. Dr. Christina : 84).

Umur : Untuk mengetahui keadaan ibu termasuk usia reproduksi atau

tidak (Sulaiman S : 154).

Agama : Untuk mengetahui agama dan kepercayaan klien, untuk

menyesuaikan pemberian asuhan (DEPKES RI 1993:14).

Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektual klien, karena tingkat

intelektual mempengaruhi sikap dan prilaku seseorang (Ibrahim C.

1993:85).

Pekerjaan : Untuk mengetahui taraf hidup sosial ekonomi agar nasehat kita

nantinya sesuai (Christina S, Ibrahim : 85).

Page 13: Lp Kb Suntik

Alamat : Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan

bila namanya ada yang sama dilakukan juga kunjungan kepada

penderita (Christina S, Ibrahim : 84).

A. DATA SUBYEKTIF

1. Keluhan Utama

Untuk mengetahui apakah klien datang ingin mendapatkan suntikan KB

atau ada pengaduan-pengaduan lain yang penting.

a. Ibu mengatakan ingin ikut KB suntik agar antara anak yang pertama

dan kedua nanti jaraknya lebih jauh.

b. Ibu mengatakan ingin ikut KB suntik karena ibu merasa KB suntik

cocok dengan ibu.

1. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat penyakit ibu

Untuk mengetahui penyakit yang pernah dialami ibu karena penyakit

yang pernah dialami ibu bisa mempengaruhi apakah ibu boleh atau

tidak diperbolehkan ikut KB suntik seperti hipertensi, hepatitis,

jantung, DM dan TBC.

b. Riwayat penyakit keluarga

Untuk mengetahui apakah dari keluarga ibu atau orang yang tinggal

bersama ibu mempunyai penyakit yang menular seperti AIDS, TBC

dan hepatitis.

(Christina S. Ibrahim : 84)

2. Riwayat Menstruasi

Anamnesa haid memberikan kesan kepada kita tentang saat alat

kandungan haid teratur atau tidak teratur. Hal yang paling ditanyakan

sehubungan dengan riwayat menstruasi

a. Umur menarche.

b. Siklus menstruasi.

c. Lamanya menstruasi.

d. Banyaknya darah yang keluar.

Page 14: Lp Kb Suntik

e. Menstruasi yang terakhir.

f. Disminorche adalah nyeri saat atau sebelum menstruasi.

g. Flour albus adalah keputihan atau darah putih

(DEPKES RI, 1993:15)

3. Riwayat perkawinan

Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap

masalah kesehatan (DEPKES RI 1995:14).

4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

- Ditanya tentang persalinan yang lalu apakah

persalinannya selalu lancar atau mengalami kelainan waktu persalinan.

- Ditanya apakah ibu menyusui bayinya atau

tidak.

5. Riwayat KB

Mulai kapan mengikuti KB, jenisnya, apakah ada keluhan yang

membutuhkan pengawasan dan terapi yang khusus.

6. Pola Aktivitas sehari-hari

Nutrisi : Berhubungan dengan perubahan berat badan.

Personal Hygiene : Berhubungan dengan pola kebersihan ibu yang

akan berpengaruh pada penyuntikan (abses).

Seksualitas : Untuk mengetahui pola seksualitas ibu yang

berhubungan dengan kapan terakhir ibu

berhubungan dengan suami dan untuk memastikan

ibu tidak dalam kondisi hamil.

Aktivitas : Untuk mengetahui pola aktivitas ibu supaya dapat

kembali tepat waktu

Kebiasaan merokok : Kontrasepsi ini berhubungan dengan penyakit

jantung tetapi kontrasepsi ini tidak berpengaruh

terhadap jantung karena tidak mengandung estrogen

tetapi lebih baik menggunakan kontrsepsi lain.

8. Data Psikososial

Page 15: Lp Kb Suntik

Meliputi data dari ibu, jenis KB yang cocok, apakah mendapat motivasi

untuk mengikuti KB dan dukungan mental dari pihak keluarga, karena hal

tersebut berhubungan dengan kesiapan dari pihak sesuai untuk menerima

jika istrinya mengikuti KB.

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik/cukup/kurang.

Kesadaran : Composmentis/shock/koma.

TTV

Tekanan Darah : Diukur dengan menggunakan tensimeter untuk

mengetahui tekanan systole dan diastole (110/70-

130/80 mmHg).

Denyut Nadi : Diukur dengan menggunakan jam ukuran denyut

nadi dihitung berdasarkan frekuensi denyut/menit

(80-90 x/menit).

(Christina S

Ibrahim : 95)

Suhu : Temperatur diukur dengan menggunakan

termometer (30-370C) (DINKES 2000:57).

Respirasi : Untuk mengetahui pernafasan pasien

(16-20x/menit).

Antopometri

Berat Badan : Untuk mengetahui kenaikan berat badan ibu.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

Muka : Apakah terdapat bengkak (Christin S.

Ibrahim:177).

Mata : Sklera ikterus atau tidak (Christin S. Ibrahim:177).

Page 16: Lp Kb Suntik

Mamae : Apakah terdapat hyperpigmentasi pada areola

mamae, adakah pembesaran yang abnormal, apakah

terdapat kulit payudara seperti kulit jeruk.

Abdomen : Adakah pembesaran pada ovum, adakah

pembesaran pada hepar, apakah tanda-tanda

kehamilan seperti strie gravidarum.

Vagina : Ada avarices atau tidak, adakah cairan kental yang

berlebihan atau flour albus yang keluar.

Ekstrimitas, atas : Apakah pada ujung jari tangan atau kuku tampak

pucat.

bawah: Ada oedema atau tidak, ad avarices atau tidak.

b. Palpasi

Leher : Adakah pembesaran kelenjar tyroid dan linfe,

penyumbatan vena juguralis ada atau tidak.

Axila : Adakah pembesaran kelenjar linfe.

Mamae : Teraba benjolan yang abnormal atau tidak.

Abdomen : Teraba benjolan yang abnormal atau tidak, adakah

pada ovarium dan hepar atau tidak.

Ekstrimitas : Oedema atau tidak.

c. Auskultasi

Jantung : Normal atau tidak.

Paru-paru : Normal atau tidak.

3. Pemeriksaan Penunjang

Berupa pemeriksaan laboratorium meliputi :

a. Reduksi (kadar gula dalam urine).

b. Albumin (kadar protein dalam urine).

II. INTER PRETASI DATA DASAR

DS : Data yang diperoleh dari pasien pada saat anamnesa (Manajemen

Askeb:5).

DO : Hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnosik dan pendukung

yang lain juga catatan medik (Manajemen Askeb:5).

Page 17: Lp Kb Suntik

- Keadaan umum.

- Kesadaran.

- TTV.

- Pemeriksaan fisik.

- Pemeriksaan penunjang.

Diagnosa : Diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek

kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata usaha)

diagnosa kebidanan (Manajemen Askeb:5).

Akseptor.........................kontrasepsi

Masalah : Kumpulan yang tidak sesuai dengan nomenkaltur kebidanan.

Kebutuhan : Pemberian penjelasan tentang masalah dan cara mengatasinya.

Masalah

Amenorea

Bila tidak terjadi kehamilan tidak perlu diberi pengobatan khusus,

anjurkan kembali keklinik jika tidak haid dan menjadi masalah.

Mual atau pusing atau muntah

Pastikan tidak hamil, jika hamil rujuk, bila tidak hamil informasikan

bahwal hal ini normal dan akan hilang.

Pendarahan atau spoting

Bila hamil, rujuk, bila tidak hamil cari penyebab perdarahan, jelaskan

bahwa efek sampingnya perdarahan, jika berlanjut dan mengkhawatirkan

klien, gunakan metode lain.

Peningkatan BB

Informasikan peningkatan BB 1-2 kg dapat terjadi, perhatikan diet

klien. Apabila peningkatan BB berlebih, hentikan suntikan dan lanjutkan

KB.

Jerawat

KIE penyebab karena progesteron dapat meningkatkan kadar lemak.

Kurangi makanan berlemak. Jaga kebersihan wajah, jika mengganggu

ganti KB nonhormonal.

Leukorea

Page 18: Lp Kb Suntik

KIE penyebab, anjurkan menjaga personal higiene dan pemantapan

personal hygiene. Metronidazole 3x500 mg selama 5 hari. Antimitisis oral

atau albotyl pada vagina jika tidak menolong stop dan ganti KB lain

(Hanafi, H. 2006:36).

Kebutuhan : Pemecahan masalah yang dialami ibu sehingga ibu merasa

nyaman (Manajemen Askeb:05)

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA atau MASALAH POTENSIAL

Mengindentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang akan terjadi

berdasarkan masalah atau diagnosa potensial (Manajemen Askeb:05)

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Mengindentifikasi tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk

dikonsultasikan atau ditangani oleh anggota tim kesehatan yang lain (Askeb

2003:04).

V.INTERVENSI

1. Jelaskan tentang jenis-jenis metode kontrasepsi.

2. Beri kesempatan ibu untuk memilih metode kontrasepsi.

3. Yakinkan ibu tentang kontrasepsi yang dipilih (KB suntik 3 bulan).

4. Berikan konseling tentang kontrasepsi pilihan ibu (KB suntik 3 bulan).

5. Beri informed consent.

6. Berikan suntikan pada ibu (Depo Geston).

7. Anjurkan ibu untuk kontrol ulang jika ada keluhan.

VI. IMPLEMENTASI

Melaksanakan asuhan secara efektif dan efisien (Anonim 2003:03).

VII.EVALUASI

Disesuaikan dengan implementasi dan kondisi ibu.

Page 19: Lp Kb Suntik

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetry dan Genekologi FK Unpad: Teknik Keluarga Berencana,

Elstar Offset: Bandung.

Manuaba, IBG. Prof. Dr. SPOG: Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan

KB untuk Pendidikan Bidan, 1998, Jakarta: EGC.

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2003. Jakarta, Yayasan Bina

Pustaka, Sarwono Purwohardjo.

Page 20: Lp Kb Suntik

BAB III

TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 5 Februari 2015 Jam : 11.30 WIB

Tempat : Poli KB/postpartum RSAL

DATA SUBYEKTIF 1. Identitas

Nama istri : Ny. R Nama suami : Tn. K

Umur : 27 th Umur : 29 th

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Asrama 516/Komp B

2. Alasan Datang

Saat ini jadwal kembali suntik 3 bulan.

3. Riwayat Haid

HPHT : Ibu tidak mendapatkan haid sejak menggunakan alkon

suntik 3 bulan (±1 tahun)

Flour albus : Kadang-kadang (warna putih encer, tidak berbau dan tidak

gatal)

4. Riwayat Obstetri

Sua

mi

ke

Kehamilan Persalinan Anak Nifas K

et.Ank

ke

U

K

Pen

yuli

t

Temp

at

Peno

long

Cara Pen

yuli

t

/

PB/

BB

H/M Lak

tasi

Pen

yuli

t

1 1 9

bl

- RS Bida

n

Nor

mal

- ♀ -/

3000

gr

5 bln 5

bln

- -

Page 21: Lp Kb Suntik

5. Riwayat KB Yang Lalu

Setelah kelahiran anak pertama ibu menggunakan alkon suntik 3 bulan

sampai saat ini karena ibu menyusui.

Ibu mengetahui macam-macam KB mulai dari pil, suntik, implan dan IUD

serta steril.

6. Riwayat penyakit ibu yang lalu dan sekarang

Ibu tidak sedang menderita infeksi saluran genital, tumor atau kanker rahim,

ibu juga tidak menderita anemia dan perdarahan yang tidak diketahui

penyebabnya.

DATA OBYEKTIF1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

BB : 67 kg

TD : 100/60 mmHg

2. Pemeriksaan Fisik

a. Muka : Tidak pucat.

b. Mata : Sklera tidak ikterik.

c. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

d. Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.

ANALISIS DATANy. “R” akseptor lama kontrasepsi suntik 3 bulan

PENATALAKSAAN

1. Memberitahu ibu tentang hasil

pemeriksaan, ibu mengetahui hasil pemeriksaan

2. Menyuntikkan obat secara IM di

bokong ibu, obat sudah disuntikkan.

Page 22: Lp Kb Suntik

3. Menganjurkan ibu untuk kembali

suntik tanggal 25-5-2015, ibu bersedia kembali pada jadwal yang

ditentukan

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada kasus Ny ”R” P1001 Akseptor lama kontrasepsi suntik 3 bulan,

dilakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen kebidanan Varney

dan di dokumentasikan dengan menggunakan metode SOAP.

Pada data subyektif akseptor KB suntik 3 bulan, ibu mengatakan bahwa

ibu saat ini sedang menyusui. Hal ini sesuai dengan teori bahwa KB suntik 3

bulan sesuai bila diberikan untuk ibu yang menyusui karena KB suntik 3 bulan

hanya mengandung hormone progesteron yang tidak mengganggu produksi ASI.

Hormone progesterone tidak mempengaruhi produksi ASI, bahkan hormone

progesterone dapat meningkatkan produksi ASI karena hormone progesterone

mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli yang menyebabkan ASI akan

berproduksi lebih banyak (Saifuddin, 2006).

Ibu juga mengatakan bahwa ibu tidak memiliki penyakit seperti jantung,

varices, hipertensi, tumor atau kanker payudara. Sesuai dengan kontraindikasi

pada KB hormonal, yaitu tidak boleh diberikan pada ibu dengan penyakit jantung,

varices, hipertensi, tumor atau kanker payudara. Pemberian kontrasensi hormonal

dapat mempengaruhi dan memperparah penyakit-penyakit tertentu seperti:

hypertensi, hepatitis, jantung, stroke, kanker, kencing manis dan lain-lain.

Pada data obyektif tekanan darah ibu normal, yaitu 100/ 60 mmHg, yang

menunjukkan bahwa ibu tidak memiliki hipertensi. Pada pemeriksaan abdomen

juga tidak didapatkan adanya tanda-tanda kehamilan (pembesaran uterus). Hal ini

sesuai dengan teori bahwa KB suntik 3 bulan boleh diberikan apabila ibu tidak

memiliki penyakit hipertensi dan ibu dipastikan tidak sedang hamil. Kontrasepsi

suntik 3 bulan boleh diberikan pada ibu yang memiliki tekanan darah <180/110

mmhg (Saifuddin, 2006). Apabila kontrasepsi hormonal diberikan kepada ibu

Page 23: Lp Kb Suntik

yang memiliki hipertensi, kandungan hormonal dalam kontrasepsi mempunyai

efek samping terhadap peningkatan tekanan darah yang dikhawatirkan akan

memperburuk keadaan ibu.

Berdasarkan hasil pengkajian data subyektif maupun obyektif didapaatkan

diagnosa: Ny”R” P1001 akseptor lama kontrasepsi suntik 3 bulan.

Semua asuhan yang telah diberikan/ dilakukan pada kasus ini sesuai

dengan keadaan ibu dan sesuai dengan teori.

Page 24: Lp Kb Suntik

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Bidan sebagai seorang klinisi harus mampu memberikan dan

melaksanakan Asuhan Kebidanan pada akseptor KB suntik 3 bulan melalui

pendekatan pola pikir manajemen kebidanan dan mendokumentasikannya dalam

bentuk SOAP.

5.2. Saran

5.2.1. Bagi akseptor

Disarankan agar akseptor tetap secara rutin dan patuh melaksanakan

anjuran yang disarankan oleh bidan atau klinisi lain, mengingat semua alat

kontrasepsi memiliki keuntungan sekaligus kelemahan.

5.2.2. Bagi bidan atau petugas kesehatan lainnya

Bidan memiliki peran yang sangat penting dalam mendampingi dan

memberikan asuhan kepada akseptor KB. Karena masih banyak perempuan yang

mengalami kesulitan didalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi.