Lp Hipertensi

25
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI 1.1 Anatomi Fisiologi Sistem peredaran darah manusia terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan saluran limfe. Jantung merupakan organ penting yang memompa darah dan memelihara peredaran melalui saluran tubuh. Arteri membawa darah dari jantung sedangkan vena membawa darah ke jantung. Kapiler menggabungkan arteri dan vena, terentang diantaranya dan merupakan jalan lalu lintas antara makanan dan bahan buangan. Disini juga terjadi pertukaran gas dalam cairan ekstra seluler atau intershil. Saluran limfe mengumpulkan, menggiring dan menyalurkan kembali ke dalam limfenya yang dikeluarkan melalui dinaing kapiler halus untuk membersihkan jaringan. Saluran limfe ini juga dapat dianggap menjadi bagian sistem peredaran. Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba ditempat arteri temporalis diatas tulang temporal atau arteri dorsalis pedis di belokan mata kaki. Kecepatan denyut jantung dalam

description

Lp Hipertensi

Transcript of Lp Hipertensi

Page 1: Lp Hipertensi

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

1.1 Anatomi Fisiologi

Sistem peredaran darah manusia terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan

saluran limfe. Jantung merupakan organ penting yang memompa darah dan

memelihara peredaran melalui saluran tubuh. Arteri membawa darah dari

jantung sedangkan vena membawa darah ke jantung.

Kapiler menggabungkan arteri dan vena, terentang diantaranya dan

merupakan jalan lalu lintas antara makanan dan bahan buangan. Disini juga

terjadi pertukaran gas dalam cairan ekstra seluler atau intershil. Saluran limfe

mengumpulkan, menggiring dan menyalurkan kembali ke dalam limfenya

yang dikeluarkan melalui dinaing kapiler halus untuk membersihkan jaringan.

Saluran limfe ini juga dapat dianggap menjadi bagian sistem peredaran.

 Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah

dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba ditempat arteri temporalis

diatas tulang temporal atau arteri dorsalis pedis di belokan mata kaki.

Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda-beda, dipengaruhi

penghidupan, pekerjaan, makanan, umur dan emosi. Irama dan denyut sesuai

dengan siklus jantung jumlah denyut jantung 70 berarti siklus jantung 70 kali

per menit.

Kecepatan normal denyut nadi per menit :

Pada bayi yang baru lahirSelama tahun pertamaSelama tahun keduaPada umur 5 tahunPada umur 10 tahunPada orang dewasa

14012011096-10080-9060-80

(Pearce. 2009 : h 151)

Page 2: Lp Hipertensi

Tekanan Darah

Tekanan darah sangat penting dalam sirkulasi darah dan selalu diperlukan

untuk daya dorong yang mengalirkan darah didalam arteri, arteriola, kapiler

dan sistem vena sehingga darah didalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem

vena sehingga terbentuk aliran darah yang menetap. Jantung bekerja sebagai

pemompa darah dapat memindahkan darah dari pembuluh vena ke pembuluh

arteri. Pada sirkulasi tertutup aktivitas pompa jantug berlangsung dengan cara

mengadakan kontraksi dan relaksasi sehingga menimbulkan perubahan

tekanan darah dan sirkulasi darah. Pada tekanan darah didalam arteri

kenaikan arteri pada puncaknya sekitar 120 mmHg tekanan ini disebut

tekanan stroke. Kenaikan ini menyebabkan aorta mengalami distensi sehingga

tekanan didalamnya turun sedikit. Pada saat diastole ventrikel, tekanan aorta

cenderung menurun sampai dengan 80 mmHg. Tekanan ini dalam

pemeriksaan disebut dengan tekanan diastole.

Kecepatan Tekanan

Kecepatan aliran darah bergantung pada ukuran palung dari pembuluh darah.

Darah dalam aorta bergerak cepat, dalam arteri kecepatan berkurang dan

sangat lambat pada kapiler, dalam arteri kecepatan berkurang dan sangat

lambat pada kapiler. Faktor lain yang membantu aliran darah kejantung

maupun gerakan otot kerangka mengeluarkan tekanan diatas vena, gerakkan

yang dihasilkan pernafasan  dengan naik turunnya diafragma yang bekerja

sebagai pemompa, isapan yang dikeluarkan oleh atrium yang kosong sewaktu

diastole menarik darah dari vena dan tekanan darah arterial mendorong darah

maju. Perubahan tekanan nadi pengaruhi oleh faktor yang mempengaruhi

tekanan darah, misalnya pengaruh usia dan penyakit arteriosklerosis. Pada

keadaan arteriosklorosis, olasitias pembuluh darah kurang bahkan

menghilang sama sekali, sehingga tekanan nadi meningkat.

Page 3: Lp Hipertensi

Kecepatan aliran darah dibagian tengah dan pada bagian tepi (ferifer) yang

dekat dengan permukaan bagian dalam dinding arteri adalah sama, aliran

bersifat sejajar yang konsentris dengan arah yang sama jika dijumpai suatu

aliran darah dalam arteri yang mengarah kesegala jurusan sehingga

memberikan gambaran aliran yang yang tidak lancer. Keadaan dapat terjadi

pada darah yang mengatur melalui bagian pembuluh darah yang mengalami

sumbatan atau vasokonstriksi. (Drs_H.Syaifuddin. 2006 : h 130).

1.2 Definisi Hipertensi

Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada

pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa

oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan.

Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena

termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya

lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya (Lanny Sustrani, dkk, 2004).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi

batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia.

Berbagai faktor dapat memicu terjadinya Hipertensi, walaupun sebagian besar

(90%) penyebab Hipertensi tidak diketahui (Hipertensi Esential). Penyebab

tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut jantung,

peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari tepi dan

peningkatan volume aliran darah (Kurniawan, 2002).

Penyakit Hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung yang ditandai oleh

meningkatnya tekanan darah dalam tubuh. Seseorang yang terjangkit penyakit

ini biasanya berpotensi mengalami penyakit-penyakit lain seperti stroke, dan

penyakit jantung (Rusdi dan Nurlaela, 2009).

Page 4: Lp Hipertensi

Dari definisi-definisi diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa Hipertensi

adalah suatu keadaan di mana tekanan darah menjadi naik karena gangguan

pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang

dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang

membutuhkannya.

1.3 Etiologi

Pada umumnya Hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik

(Idiopatik). Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau

peningkatan tekanan perifer.  Namun ada beberapa faktor yang

mempengaruhi terjadinya Hipertensi :

a) Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau

transport  Na.

b) Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan

tekanan darah meningkat.

c) Stress Lingkungan.

d) Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta

pelebaran pembuluh darah.

Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu :

a) Hipertensi Esensial (Primer)

Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi

seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik,

system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan

stress.

b) Hipertensi Sekunder

Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal.

Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil.

Page 5: Lp Hipertensi

Penyebab Hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya

perubahan – perubahan pada :

a. Elastisitas dinding aorta menurun

b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku

c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah

berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun

menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya

efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi Meningkatnya

resistensi pembuluh darah perifer.

Meskipun Hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya,

data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering

menyebabkan terjadinya Hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan

lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah

penderita hipertensi.

Ciri perseorangan

1) Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:

2) Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat)

3)  Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)

4) Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih

5) Kebiasaan hidup

6) Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi

adalah :

7) Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)

8) Kegemukan atau makan berlebihan

9) Stress

Page 6: Lp Hipertensi

10) Merokok

11) Minum alkohol

12) Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)

b. Sedangkan penyebab Hipertensi Sekunder adalah :

1) Ginjal

2) Glomerulonefritis

3) Pielonefritis

4) Nekrosis tubular akut

5) Tumor

6) Vascular

7) Aterosklerosis

8) Hiperplasia

9) Trombosis

10) Aneurisma

11) Emboli kolestrol

12) Vaskulitis

13) Kelainan endokrin

14) Diabetes Mellitus

15) Hipertiroidisme

16) Hipotiroidisme

17) Saraf

18) Stroke

19) Ensepalitis

20) SGB

21) Obat – obatan

22) Kontrasepsi oral

23) Kortikosteroid

Page 7: Lp Hipertensi

1.4 Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak

di pusatvasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula

jaras saraf simpatif, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari

kolumna medulla spinalis keganglia simpatis di toraks dan abdomen.

Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak

ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,

neuron preganglion melepaskan asetikolin, yang akan merangsang serabut

saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya

norepinefrin mengakibatkan konstruksi pembuluh darah. Berbagai faktor

seperti kecemasan danketakutan dapat mempengaruhi renspon pembuluh

darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Individu dengan Hipertensi sangat

sensitive terhadap noepinifrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas

mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf

simpatis merangsang pembuluh darah sebagai responrangsangan emosi.

Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas

vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang

dapat memperkuat respons vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi

yang mengakibatkan penurunan aliran darah keginjal, menyebabkan

pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang

kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang

pada gilirnnya merangsang sekresi aldosteron oleh korteksadenal. Hormon ini

menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,menyebabkan

peningkatan volume intravaskuler. Semua factor tersebut mencetuskan

keadaan Hipertensi. (Bruner & Suddhart, 2001, hal. 898).

Page 8: Lp Hipertensi

1.5 Manifestasi Klinis

Menurut Tambayong (2000) gejala dan tanda dapat dikarakteristikkan sebagai

berikut :

1) Sakit kepala

2)  Nyeri atau berat di tengkuk

3) Sukar tidur

4) Mudah lelah dan marah

5) Tinnitus

6) Mata berkunang-kunang

7) Epistaksis

8) Gemetar

9) Nadi cepat setelah aktivitas

10) Sesak napas

11) Mual, muntah

1.6 Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik dilakukan dua cara yaitu :

1. Pemeriksaan yang segera seperti :

a. Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari

sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan

faktor resiko seperti: hipokoagulabilitas, anemia.

b. Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi /

fungsi ginjal.

c. Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi)

dapat diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan

hipertensi).

d. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron

utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

e. Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat

menyebabkan hipertensi

Page 9: Lp Hipertensi

f. Kolesterol dan trigliserid serum : Peningkatan kadar dapat

mengindikasikan pencetus untuk/ adanya pembentukan plak

ateromatosa ( efek kardiovaskuler )

g. Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan

vasokonstriksi dan hipertensi

h. Kadar aldosteron urin/serum : untuk mengkaji aldosteronisme primer

(penyebab)

i. Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan

ada DM.

j. Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko

hipertensi

k. Steroid urin : Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme

l. EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemia, untuk melihat adanya hipertrofi

ventrikel kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola

regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu

tanda dini penyakit jantung Hipertensi.

m. Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah

pengobatan terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada

area katup, pembesaran jantung.

2. Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasil

pemeriksaan yang pertama) :

a. IVP : Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit

parenkim ginjal, batu ginjal / ureter.

b. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.

c. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,

perbaikan ginjal.

d. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab,

CAT scan.

e. (USG) untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis

pasien.

Page 10: Lp Hipertensi

1.7 Penatalaksaan Medis

Menurut Engram (1999), penatalaksanaanya antara lain :

1. Pengobatan Hipertensi sekunder mendahulukan pengobatan kausal.

2. Pengobatan Hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan tekanan

darah dengan obat hipertensi.

3. Pengobatan Hipertensi adalah pengobatan jangka panjang bahkan seumur

hidup

4. Pengobatan dengan menggunakan standar triple therapy (STT) terdiri dari:

a. Diuretik, misalnya : tiazid, furosemid, hidroklorotiazid

b. Betablocker : metildopa, reserpin.

c. Vasodilator : dioksid, pranosin, hidralasin.

d. Angiotensin, Converting Enzyme Inhibitor

5. Modifikasi gaya hidup, dengan :

a. Penurunan berat badan.

b. Pengurangan asupan alkohoL.

c. Aktivitas fisik teratur.

d. Pengurangan masukan natrium.

e. Penghentian rokok

1.8 Diagnosa Keperawatan

Menurut Doengoes, et al (2001), diagnosa keperawatan yang mungkin

ditemukan pada pasien dengan Hipertensi adalah :

1. Curah jantung, penurunan, resiko tinggi terhadap b/d peningkatan

afterload, vasokontriksi, iskemia miokardia, hipertrofi d/d tidak dapat

diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala yang menetapkan diagnosis

aktual

2. Nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler selebral d/d

melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada regiu suboksipital.

Terjadi pada saat bangun dan hilang secara spontan setelah beberapa

waktu

Page 11: Lp Hipertensi

3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum d/d laporan verbal tentang

kelebihan atau kelemahan

4. Nutrisi, perubahan lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan

dengan kebutuhan merabolik d/d berat badan 10%-20% lebih dari ideal

untuk tinggi dan bentuk tubuh

5. Koping, individual, infektif b/d krisis situasional/maturasional, perubahan

hidup beragam d/d menyatakan ketidak mampuan untuk mengatasi atau

meminta bantuan

6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi rencana

pengobatan b/d kurang pengetahuan / daya ingat d/d menyatakan masalah,

meminta informasi.

1.9 Intervensi Keperawatan

Perencanaan keperawatan pada pasien dengan Hipertensi menurut Dongoes et

al (2000) adalah :

1. Diagnosa keperawatan I

Curah jantung, penurunan, resiko tinggi terhadap b/d peningkatan

afterload, vasokontruksi, iskemia miorkadia, hipertrofi b/d tidak dapat

diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala yang menetapkan diagnosis

aktual.

Intervensi :

a. Pantau Tekanan Darah

b. Catat keberadaan

c. Aukultasi tonus jantung dan bunyi nafas

d. Berikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurang aktivitas/keributan

lingkungan

e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi

Rasionalisasi :

a. Perbandingan dari tekanan memberi gambaran yang lebih lengkap

tentang keterlibatan/bidang masalah kaskuler

Page 12: Lp Hipertensi

b. Mencerminkan efek dari kosakontraksi (peningkatan SVR 0 dan

kongesti vena)

c. Dapat mengidentifikasi kongesti paru sekunder terhadap terjadinya atau

gagal jantung kronik

d. danya pucat, dingin, kulit, lembab dan masa pengisian kapiler lambat

mungkin keterkaitan dengan kosokentreksi atau mencerminkan

kekomposisi/ penurunan curah jantung

e. Dapat mengidentifikasi gagal jantung, kerusakan ginjal atau vaskuler

f. Membantu untuk menurunkan rangsang simpatis meningkatkan

relaksasi

g. Menurunkan stress dan ketegangan yang mempengaruhi temperatur dan

perjalanan penyakit Hipertensi

h. Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stress, membuat

efek tenang sehingga tak menurunkan tekanan darah

i. Karena efek samping obat tersebut maka penting untuk menggunakan

obat dalam jumlah penting sedikit dan dosis paling rendah.

2. Diagnosa Keperawatan II

Nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler selebral d/d

melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada regium

suboksipital. Terjadi pada saat bangun dan hilang secara spontan setelah

beberapa waktu.

Intervensi :

a. Kaji  respon pasien terhadap aktivitas

b. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas

c. Instruksikan pasien terhadap teknik penghematan energi

Rasionalisasi :

a. Teknik menghemat energi, mengurangi penggunaan energi, membantu

keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

b. Kemajuan aktifitas berharap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-

tiba

Page 13: Lp Hipertensi

3. Diagnosa keperawatan III

Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum b/d laporan verbal tentang

kelebihan atau kelemahan.

Intervensi :

a. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan

lemak, garam dan gula sesuai indikasi

b. Tetapkan keinginan pasien menurunkan berat badan

c. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet

Rasionalisasi :

a. Meminimalkan stimulus / meningkatkan relaksasi

b. Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dan yang

memperlambat / memblok respon simpatis efektif dalam

menghilangkan sakit kepala dan komlikasinya Aktifitas yang

meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala adanya

peningkatan tekanan vaskuler serebral

c. Pusing dan penglihatan kabur sehingga b/d sakit kepala

d. Menurunkan / mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang system saraf

simfatis

e. Dapat mengurangi tegangan dan ketidak nyamanan yang diperberat.

4. Diagnosa IV

Nutrisi perubahan lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan

dengan kebutuhan merabolik d/d berat badan 10%-20% lebih dari ideal

untuk tinggi dan bentuk tubuh.

Intervensi :

a. Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi prilaku

b. Saraf laporan gangguan tidur

c. Bantu pasien untuk mengidentifikasi sresor spesifik dan kemungkinan

startegi untuk mengatasinya

d. Dorong pasien untuk mengevaluasi prioitas tubuh.

Page 14: Lp Hipertensi

Rasionalisasi :

a. Kegemukan adalah resiko tambahan pada tekanan darah tinggi karena

disproporsi antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung

berkaitan dengan peningkatan masa tubuh

b. Kesalahan kebiasaan makanan menunjang terjadinya ateroskelrosis dan

kegemukan yang merupakan preposisi untuk hipertensi dan

komlikasinya

c. Motivasi untuk penurunan berat badan adalah internal, individu harus

berkeinginan untuk menurunkan berat badan, bila tidak maka program

sama sekali tidak berhasil

d. Mengindikasikan kekuatan/kelemahan dalam menentukan kebutuhan

individu untuk penyesuaian / penyuluhan

e. Penurunan masukan kalori seseorang sebanyak 50 kalori per hari secara

teori dapat menurunkan BB 0,5 kg/hari

f. Membantu untuk memfokuskan perhatian pada faktor mana pasien

telah/dapat mengontrol perubahan

g. Penting untuk mencegah perkembangan heterogenesis

h. Memberikan konseling dan bantuan dengan memenuhi kebutuhan diet

individual.

5. Diagnosa V

Koping, individual, infektif b/d krisis situasional / maturasional, perubahan

hidup beragam d/d menyatakan ketidak mampuan untuk mengatasi atau

meminta bantuan.

Intervensi :

a. Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar

b. Tetapkan dan nyatakan batas Hd normal

c. Bantu pasien untuk mengidentifikasi faktor-faktor resiko

kardiovaskular

d. Bahan pentingnya menghentikan merokok

Page 15: Lp Hipertensi

Rasionalisasi :

a. Mekanisme adaptif perlu untuk mengubah pola hidup seseorang

mengatasi hipertensi klanik menginterasikan tetapi yang diharuskan ke

dalam kehidupan sehari-hari

b. Manifestasi mekanisme koping maladaftif mungkin merupakan

indicator yang ditekan dan diketahui telah menjadi penentu utama TD

distolik

c. Fokus perhatian pasien pada realitas situasi yang ada relatif terhadap

pandangan pasien tentang apa yang diinginkan

d. Perubahan yang perlu harus diprioritaskan secara realistik untuk

menghindari rasa yang tidak menentu dan tidak berdaya.

6. Diagnosa keperawatan VI

Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi rencana

pengobatan b/d pengetahuan / daya ingat d/d menyatakan masalah,

menerima informasi

Intervensi :

a. Bela penguatan pentingnya kerjasama dalam regimen pengobatan dan

mempertahankan perjanjian tindak lanjut

b. Jelaskan tentang obat yang diresep bersamaan dengan rasional

c. Sarankan untuk sering mengubah posisi, olaraga kaki saat baring

Rasionalisasi :

a. Bila pasien tidak menerima realities bahwa membutuhkan pengobatan

kontinyu, maka perubahan perilaku tidak akan dipertahanakan

b. Pemahaman bahwa TD tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah ini untuk

memungkinkan pasien melanjutkan pengobatan meskipun ketidak

merasa sehat

c. Faktor-faktor ini telah menunjukkan hubungan dalam menunjang

hipertensi dan penyakit kardiovaskular

Page 16: Lp Hipertensi

d. Nikotin meningkatakan pelepasan katekolomamin, mengakibatkan

peningkatan frekwensi jantung, TD fasokontriksi, mengurangi

oksigenasi jaringan dan meningkatkan beban kerja miokardium.

(Doengoes et al, 2001 : 41-49)

Page 17: Lp Hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

Dorgoes (2001), Rencana Asuhan Keperawatan, BBC, Jakarta

C.Pearce (2009), Anatomi dan Fisiologi, Gramedia, Jakarta

Aziz Alimul (2009), Konsep Dasar Manusia, Salemba Medika, Jakarta

Nursalam (2000), Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

Suyono (2001), Ilmu Penyakit Dalam, FKUI

P.Wolff (2006), Hipertensi, PT BHUANA ILMU POPULER

Amin Huda A, dkk (2015), Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA NIC NOC, Mediaction Jogja, Jogjakarta.

Drs. H. Syaifuddin, AMK (2011), Anatomi Fisiologi: Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Keperawatan dan Kebidanan Ed. 4, Buku Kedokteran, Jakarta.