LP Hipertensi

22
MAKALAH KEPERAWATAN DEWASA ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI Dosen Pengampu : Gipta Galih Widodo, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB. Disusun Oleh : 1. Ahmad Syarif H. (010109a003) 2. Anik Dwi Laningtyas (010109a008) 3. Ayuni (010109a013) 4. Bayu Priyangga (010109a015) 5. I Kadek Eva Yogi P. (010109a043) 6. Ida Bagus Gde Eka Y. (010109a050) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES NGUDI WALUYO

description

joss

Transcript of LP Hipertensi

Page 1: LP Hipertensi

MAKALAH

KEPERAWATAN DEWASA

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI

Dosen Pengampu : Gipta Galih Widodo, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB.

Disusun Oleh :

1. Ahmad Syarif H. (010109a003)

2. Anik Dwi Laningtyas (010109a008)

3. Ayuni (010109a013)

4. Bayu Priyangga (010109a015)

5. I Kadek Eva Yogi P. (010109a043)

6. Ida Bagus Gde Eka Y. (010109a050)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES NGUDI WALUYO

UNGARAN

2011

Page 2: LP Hipertensi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia hipertensi merupakan suatu penyakit yang belum pasti

diketahui tanda dan gejala terjadinya. Oleh karena itu kami membuat makalah

yang berjudul Hipertensi. Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana

tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.

Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan gagal ginjal.

Biasanya hipertensi disebabkan oleh gangguan Emosi, Obesitas, konsumsi

alkohol yang berlebihan dan rangsangan kopi yang berlebihan kopi, tembakau,

dan obat-obatan yang merangsang dapat berperan disini, tetapi penyakit ini sangat

dipengaruhi faktor keturunan. Tingginya tekanan darah yang lama yang dapat

merusak pembuluh darah diseluruh tubuh yang paling jelas pada mata, jantung,

ginjal dan otak. Peningkatan tahanan perifer yang dikontrol pada tingkat arteriola

adalah dasar penyebab tingginya tekanan darah. Penyebab tingginya tahanan

tersebut belum banyak diketahui. Untuk itu kami ingin menjelaskan tentang

hipertensi.

B. Tujuan

Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk :

1. Mengetahui definisi dari Hipertensi

2. Mengetahui etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, evaluasi diagnostik,

pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan.

3. Mengetahui Asuhan Keperawatan untuk penyakit Hipertensi.

C. Manfaat

Manfaat kami membuat makalah ini adalah untuk dapat :

1. Memahami definisi dari Hipertensi

Page 3: LP Hipertensi

4. Memahami etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, evaluasi diagnostik,

pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan.

2. Memahami Asuhan Keperawatan untuk penyakit Hipertensi.

Page 4: LP Hipertensi

BAB II

ISI

HIPERTENSI

A. Definisi

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya

diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Hipertensi merupakan

penyebab utama gagal jantung, stroke dan gagal ginjal. Disebut juga “penyakit

diam – diam” karena orang dengan hipertensi sering tidak menampakkan gejala.

Institut Nasional Jantung, Paru dan Darah memperkirakan separuh orang yang

menderita hipertensi tidak sadar akan kondisinya, (Brunner &Suddarth,2001).

Hipertensi didefinisikan juga oleh Joint National Commitee on Detective,

Evaluation, and Treatment of High Blood Preasure (JNC) sebagai tekanan yang

lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya,

mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi

maligna. Keadaan ini dikategorikan sebagai primer/esensial (hampir 90% dari

semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari kondisi patologi yang

dapat dikenali, seringkali dapat diperbaiki, (Marilynn dkk, 1999). Hipertensi

adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan

tekanan diastolic 120 mmHg, (Sharon, L.Rogen, 1996). Hipertensi adalah

peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah

diastolic lebih dari 90 mmHG, (Luckman Sorensen,1996). Hipertensi adalah suatu

keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih

dan tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih, (Barbara Hearrison, 1997).

B. Etiologi

1. Gangguan Emosi, Obesitas, konsumsi alkohol yang

berlebihan dan rangsangan kopi yang berlebihan kopi, tembakau, dan obat-

obatan yang merangsang dapat berperan disini, tetapi penyakit ini sangat

dipengaruhi faktor keturunan.

Page 5: LP Hipertensi

2. Tingginya tekanan darah yang lama yang dapat merusak

pembuluh darah diseluruh tubuh yang paling jelas pada mata, jantung, ginjal

dan otak.

3. Peningkatan tahanan perifer yang dikontrol pada tingkat

arteriola adalah dasar penyebab tingginya tekanan darah. Penyebab tingginya

tahanan tersebut belum banyak diketahui (Brunner &Suddarth,2001).

Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

a. Hipertensi Esensial (Primer)

Penyebab tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhi seperti

genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, sistem renin

angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.

b. Hipertensi Sekunder

Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal. Penggunaan

kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll

(http://www.jurug.com/artikel-pendidikan/asuhan-keperawatan-pada-pasien-

hipertensi.html).

C. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak dipusat vasomotor, pada medula di otak. Dari situ bermula jaras saraf

simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna

medulla spinalis ke ganglia simpatis di thorax dan abdomen. Rangsangan dari

pusat vasomotor dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui sistem

saraf simpatis ke ganglia simpatis. Kemudian neuron preganglion melepaskan

asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh

darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi

pembuluh darah. Faktor kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons

pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh

darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga merangsang,

Page 6: LP Hipertensi

mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medula adrenal mensekresi

epinefrin yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol

dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh

darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal

menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan Angiotensin I

yang kemudian diubah menjadi Angiotensin II , suatu vasokostriktor yang kuat,

yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.

Hormon ini menyebabkan retensi Na dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan

peningkatan volume intravaskuler. Dan akhirnya menyebabkan hipertensi

(Suzzane C. Smeltzer & Brenda G. Bare,2001).

D. Manifestasi klinis

1. Penyakit arteri korener dengan angina paling sering menyertai hipertensi.

2. Hipertrofi ventrikel kiri terjadi sebagai respons peningkatan beban kerja

ventrikel saat dipaksa berkontraksi melawan tekanan sistemik yang

meningkat, apabila jantung tidak mampu lagi menahan beban kerja maka

dapat terjadi gagal jantung kiri.

3. Nokturia : peningkatan urinasi pada malam hari.

4. Azotemia : peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin.

5. Keterlibatan pembuluh darah otak dapat mengakibatkan stroke atau serangan

iskemik transien yang termanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi

(hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan. Pada penderita stroke dan

hipertensi disertai serangan iskemia, insiden infark otak mencapai 80%,

(Suzzane C. Smeltzer & Brenda G. Bare,2001).

E. Evaluasi Diagnostik

1. Retina harus diperiksadan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk

mengkaji kemungkinan adanya kerusakan organ seperti ginjal atau jantung.

2. Hipertrofi ventrikel kiri dapat dikaji dengan EKG, protein dalam urin dapat

dikaji dengan urinalisa, (Suzzane C. Smeltzer & Brenda G. Bare,2001).

Page 7: LP Hipertensi

F. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laborat

Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel

terhadap volume cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor

resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.

BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang

perfusi / fungsi ginjal.

Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus

hipertensi) dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.

Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan

disfungsi ginjal danada DM.

b. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati

c. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian

gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

d. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi, seperti : Batu

ginjal,perbaikan ginjal.

e. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area

katup,pembesaran jantung, (Brunner & Suddarth,2002).

G. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Non Farmakologis

DietPembatasan atau pengurangan

konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi

dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam

plasma.

Aktivitas

Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan

denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,

jogging,bersepeda atau berenang.

Page 8: LP Hipertensi

2. Penatalaksanaan Farmakologis

Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian

atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:

Mempunyai efektivitas yang tinggi.

Mempunyai toksitas dan efek samping

yang ringan atau minimal.

Memungkinkan penggunaan obat secara

oral.

Tidak menimbulakn intoleransi.

Harga obat relative murah sehingga

terjangkau oleh klien.

Memungkinkan penggunaan jangka

panjang.

Golongan obat – obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti

golongan diuretik, golongan beta bloker, golongan antagonis kalsium,golongan

penghambat konversi renin angiotensin,

(http://www.jurug.com/artikel-pendidikan/asuhan-keperawatan-pada-pasien-

hipertensi.html).

H. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

o Aktivitas/ Istirahat

Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.

Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,

takipnea.

o Sirkulasi

Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung

koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.

Page 9: LP Hipertensi

Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis,

jugularis,radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena

jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer)

pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.

o Integritas Ego

Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress

multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.

Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue

perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan

menghela, peningkatan pola bicara.

o Eliminasi

Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau

riwayatpenyakit ginjal pada masa yang lalu).

o Makanan/cairan

Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi

garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB

akhir akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic

Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema,

glikosuria.

o Neurosensori

Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyut, sakit

kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara

spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia,

penglihatan kabur,epistakis).

Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi

bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.

o Nyeri/ ketidaknyaman

Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan

jantung),sakitkepala.

Page 10: LP Hipertensi

o Pernafasan

Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja

takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan

sputum, riwayat merokok.

Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan

bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.

o Keamanan

Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.

2. Diagnosa Keperawatan yang Muncul

o Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi

ventricular.

o Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,

ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.

o Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan

peningkatan tekanan vaskuler serebral.

o Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung

berhubungan dengan gangguan sirkulasi.

3. Intervensi

Diagnosa Keperawatan 1. : Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung

berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard,

hipertropi ventricular. Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi

vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard. Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi

dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah / bebankerja jantung ,

mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapatditerima, memperlihatkan

norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentangnormal pasien.

Intervensi :

o Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang

tepat.

Page 11: LP Hipertensi

o Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.

o Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.

o Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler.

o Catat edema umum.

o Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.

o Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi

o Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan

o Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher

o Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan

o Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah

o Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi

o Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.

Diagnosa Keperawatan 2. :

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan

antara suplai dan kebutuhan air. Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi.

Kriteria Hasil : Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan /

diperlukan,melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.

Intervensi :

o Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan

parameter :frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat

peningkatanTD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan,

berkeringat,pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan respon fisiologis

pasienterhadap stress, aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan

kerja/ jantung).

o Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan

kelemahan / kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian

padaaktivitas dan perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada

istirahatpenting untuk memajukan tingkat aktivitas individual).

Page 12: LP Hipertensi

o Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsioksigen

miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen

yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatantiba-tiba

pada kerja jantung).

o Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi,

menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik

penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga

membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen).

o Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti

jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah

kelemahan).

Diagnosa Keperawatan 3. :

Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan

tekanan vaskuler serebral. Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.

Kriteria Hasil : Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak

nyaman.

Intervensi :

o Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan

o Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.

o Batasi aktivitas.

o Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.

o Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.

o Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es,

posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi.

Diagnosa keperawatan 4. :

Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan

gangguan sirkulasi. Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu. Kriteria Hasil : Pasien

Page 13: LP Hipertensi

mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD

dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai

laboratorium dalam batas normal.

Intervensi :

o Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.

o Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan

pemantau tekanan arteri jika tersedia.

o Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan.

o Amati adanya hipotensi mendadak.

o Ukur masukan dan pengeluaran.

o Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan.

Ambulasi sesuai kemampuan : hindari kelelahan, (Doengoes, 1999).

Page 14: LP Hipertensi

BAB III

KESIMPULAN

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya

diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Hipertensi merupakan

penyebab utama gagal jantung, stroke dan gagal ginjal. Disebut juga “penyakit

diam – diam” karena orang dengan hipertensi sering tidak menampakkan gejala.

Gangguan Emosi, Obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan dan rangsangan

kopi yang berlebihan kopi, tembakau, dan obat-obatan yang merangsang dapat

berperan disini, tetapi penyakit ini sangat dipengaruhi faktor keturunan.

Tingginya tekanan darah yang lama yang dapat merusak pembuluh darah

diseluruh tubuh. Peningkatan tahanan perifer yang dikontrol pada tingkat

arteriola. Penyebab tingginya tahanan tersebut belum banyak diketahui.

Page 15: LP Hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta: EGC.

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta: EGC.

Doenges, E. Marilynn, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta :EGC.

Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta :Penerbit Kanisius.

http://www.jurug.com/artikel-pendidikan/asuhan-keperawatan-pada-pasien-hipertensi.html.

Sobel, Barry J, et all. 1999. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi. Jakarta: Penerbit Hipokrates.