LP CA COLON

12
LAPORAN PENDAHULUAN CA COLON A. Pengertian Kanker adalah suatu penyakit yang di tandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177). Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal / neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari kolon. Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum. Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Brunner and Suddarth ,2001: 810) Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143). Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805). B. Etiologi Penyebab dari kanker kolon antara lainnya : 1) Diet Makanan yang mengandung zat kimia menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut, yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak trutama lemak hewan dari daging merah, menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker di dalam usus besar. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dlam usus besar. Beberapa kelommpok menyarankan diet yang mengandung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran & buah-buahan. Makanan yang harus di hindari : Daging merah, lemak hewan, makanan berlemak, daging atau ikan goreng panggang, karbohidrat yang di saring (example: sari yang di saring).

description

ayik

Transcript of LP CA COLON

Page 1: LP CA COLON

LAPORAN PENDAHULUANCA COLON

A. PengertianKanker adalah suatu penyakit yang di tandai dengan pembagian sel yang tidak

teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177).

Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal / neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari kolon. Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum. Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Brunner and Suddarth ,2001: 810)

Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).

Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).

B. EtiologiPenyebab dari kanker kolon antara lainnya :1) Diet

Makanan yang mengandung zat kimia menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut, yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak trutama lemak hewan dari daging merah, menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker di dalam usus besar. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dlam usus besar. Beberapa kelommpok menyarankan diet yang mengandung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran & buah-buahan. Makanan yang harus di hindari :

Daging merah, lemak hewan, makanan berlemak, daging atau ikan goreng panggang, karbohidrat yang di saring (example: sari yang di saring).

Makanan yang harus di konsumsiBuah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan kubis (seperti brokoli, brussels sprouts), butir padi yang utuh, cairan cukup terutama air.

2) Kelainan kolonAdenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna karsinoma.Kondisi ulserative : penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko

terkena karsinoma kolon.3) Genetik

Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3½ kali lebih banyak dari pada anak-anak yang orang tuanya sehat.

C. Manifestasi KlinisGejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit dan fungsi segmen usus

tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan defekasi.

Page 2: LP CA COLON

Pasase darah dalam feses adalah gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga mencakup anemia yang tidak diketahu penyebabnya, anoreksia, penurunan berat badan dan keletihan. Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena (feses hitam seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi dan distensi) serta adanya datah merah segar dalam feses.

Gejala yang dihubungkan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian serta feses berdarah.a) Colon Asendens : nyeri, adanya massa, perubahan peristaltik usus, anemiab) Colon Transversum : nyeri, obstruksi, perubahan pergerakan usus dan anemia.c) Colon Desendens : nyeri, perubahan pergerakan usus, terdapat darah merah

terang pada feses, obstruksi.d) Rectum : terdapat darah di dalam feses, perubahan peristaltik usus,

ketidaknyamanan rectal.D. Klasifikasi

1. DukeStadium 0 (carcinoma in situ)Kanker belum menembus membran basal dari mukosa kolon atau rektum. Stadium I Kanker telah menembus membran basal hingga lapisan kedua atau ketiga (submukosa/ muskularis propria) dari lapisan dinding kolon/ rektum tetapi belum menyebar keluar dari dinding kolon/rectum (Duke A).Stadium II Kanker telah menembus jaringan serosa dan menyebar keluar dari dinding usus kolon/rektum dan ke jaringan sekitar tetapi belum menyebar pada kelenjar getah bening (Duke B). Stadium III Kanker telah menyebar pada kelenjar getah bening terdekat tetapi belum pada organ tubuh lainnya (Duke C). Stadium IV Kanker telah menyebar pada organ tubuh lainnya (Duke D).

2. Stadium TNM menurut American Joint Committee on Cancer (AJCC) Stadium T N M Duke

0 Tis N0 M0 -I T1

T2N0N0

M0M0

A

II A T3 N0 M0 B

Page 3: LP CA COLON

II B T4 N0 M0III AIII BIII C

T1-T2T3-T4Any T

N1N1N2

M0M0M0

C

IV Any T Any N M1 D

Keterangan T : Tumor primerTx : Tumor primer tidak dapat di nilaiT0 : Tidak terbukti adanya tumor primerTis : Carcinoma in situ, terbatas pada intraepitelial atau terjadi invasi pada lamina propriaT1 : Tumor menyebar pada submukosaT2 : Tumor menyebar pada muskularis propriaT3 : Tumor menyebar menembus muskularis propria ke dalam subserosa atau ke dalam

jaringan sekitar kolon atau rektum tapi belum mengenai peritoneal.T4 : Tumor menyebar pada organ tubuh lainnya atau menimbulkan perforasi peritoneum viseral.

N : Kelenjar getah bening regional/nodeNx : Penyebaran pada kelenjar getah bening tidak dapat di nilai N0 : Tidak ada penyebaran pada kelenjar getah beningN1 : Telah terjadi metastasis pada 1-3 kelenjar getah bening regionalN2 : Telah terjadi metastasis pada lebih dari 4 kelenjar getah bening

M : MetastasisMx : Metastasis tidak dapat di nilai M0 : Tidak terdapat metastasisM1 : Terdapat metastasisE. Pemeriksaan Penunjanga) Endoskopi : pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun

kolonoskopi.b) Radiologis : Pemeriksan radiologis yang dapat dilakukan antara lain adalah foto

dada dan foto kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada metastasis kanker ke paru.

c) USG : Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati.

d) Histopatologi: Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.

e) Lab : Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami perdarahan.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS

Page 4: LP CA COLON

a. Pembedahan (operasi)Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal dan masih belum metastasis , tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.

b. Penyinaran (Radioterapi)Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma, di fokuskan untuk merusak daerah yang di tumbuhi tumor, merusak genetik sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak se-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara lain sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung dan usus, sel darah.. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.

c. KemotherapyKemotherapy memakai obat anikanker yang kuat, dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau di makan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus.

d. Kolostomi Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma ini dapat bersifat sementara atau permanen.

Perawatan klien dengan kolostomi:I. PREOPERATIF

Hubungi perawat terapist enterostomal (ET) untuk memberikan rekomendasi lokasi stoma dan pengajaran yang diperlukan. Perawat ET terutama yang di latih untuk bekerja dengan klien dalam merencanakan penanganan kolostomi. Faktor-faktor seperti berat badan klien, cara berpakaian klien, dan garis pinggang dipertimbangkan dalam penempatanstoma untuk memfasilitasi rasa nyaman dalam perawatan jangka panjang dan mempermudah penanganan.

Jawab pertanyaan-pertanyaan klien langsung, berikan klarifikasi dari informasi yang diperlukan. Klien yang memahami perawatan preoperatif dan postoperatif dengan baik akan berkurang rasa cemas dan mampu bekerjasama dalam penanganan dengan lebih baik.

Rujuk ke kelompok ostomi sesuai kebutuhan klien. Berbicara dengan seseorang yang telah memakai ostomi dapat menolong klien menjadi lebih nyaman dengan kolostomi.

II. POSTOPERATIF Kaji lokasi dan tipe kolostomi yang dibentuk. Lokasi stoma adalah indikator letak lokasi

pemotongan usus dan prediktor tipe drainase fekal. Kaji tampilan stoma dan kondisi kulit disekitarnya dengan rutin. Pengkajian stoma dan

kondisi kulit penting diawal periode postoperatif, kalau-kalau terkadi komplikasi untuk segera ditangani.

Posisi kantong penampung drain diatas stoma. Biasanya drainase dapat berisi lebih banyak mukus dan cairan serosangrineous dari pada material fekal. Mulainya usus berfungsi, fekal akan menjadi normal. Konsistensi drainase tergantung pada stoma di bagian lokasi usus.

Kolostomi desending atau sigmoid dapat ditangani dengan menggunakan kantong drainable atau irigasi. Pola eliminasi dari kolostomi sigmoid hampir sama dengan pola eliminasi normal klien sebelum operasi. Banyak klien akan buang air besar tiap hari

Page 5: LP CA COLON

dan tidak terus menerus menggunakan kantong atau sistem drainase. Untuk lebih aman gunakan kantong transparan.

Bila perlu, berikan kantong kolostomi irigasi, masukkan air ke dalam kolon sesuai prosedur irigasi kolostomi. Air akan merangsang pengosongan kolon. Klien dapat melakukan irigasi kolon tiap hari.

Bila dianjurkan irigasi kolostomi untuk klien dengan double-barrel atau kolostomi loop, irigasi stoma di bagian proksimal. Pengkajian digital / dengan jari pada usus langsung dari stoma dapat menolong membedakanyang mana stoma proksimal. Usus bagian distal tidak mengandung fekal dan tidak perlu diirigasi. Kadang-kadang dapat diirigasi hanya untuk membersihkan terutama reanastomosa.

Pengosongan kantong drainable atau penggantian kantong kolostomi bila diperlukan atau saat telah penuh 1/3 bagian kantong. Bila kantong kepenuhan, beratnya dapat merusak kantong dan perekat dan menyebabkan kebocoran.

Klien dengan kolostomi asending atau transversal tidak dilakukan irigasi. Hanya sebagian kolon yang berfungsi, dan drainase fekal umumnya cair dan terus menerus.

Berikan perawatan stoma dan kulit klien. Perawatan kulit dan stoma yang baik penting untuk mempertahankan integritas kulit dan fungsi untuk pertahanan utama terhadap infeksi.

Gunakan bahan-bahan dempul, seperti perekat stoma (stomahesive) atau “karaya paste”, dan “wafer” (bubuk obat) yang dibutuhkan untuk menjaga keamanan kantong ostomi. Ini kadang-kadang penting bagi klien dengan kolostomi loop. Tantangan bagi klien dengan kolostomi loop transverse adalah untuk menjaga keamanan kantong stoma diatas jembatan plastik.

Sebuah lubang pada kantong kolostomi akan menyalurkan flatus keluar. Lubang ini dapat ditutup dengan “Band-Aid’ an dibuka hanya bila klien mandi untuk kontrol bau. Kantong ostomi dapat menggembung keluar, merusak integritas kulit, bila gas terkumpul terlalu banyak

Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien kolostomi: Keadaan stomaWarna stoma (normal warna kemerahan), tanda-tanda perdarahan

(perdarahan luka operasi), tanda-tanda peradangan (tumor, rubor, color, dolor, fungsi laese), posisi stoma

Apakah ada perubahan eliminasi tinjaKonsistensi, bau, warna feces, apakah ada konstipasi / diare?apakah feces tertampung dengan baik?apakah pasien dapat mengurus feces sendiri?

Apakah ada gangguan rasa nyerikeluhan nyeri ada/tidak?hal-hal yang menyebabkan nyeri, kualitas nyeri, kapan nyeri timbul (terus menerus / berulang), apakah pasien gelisah atau tidak?

Apakah kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhiTidur nyenyak/tidak?Apakah stoma mengganggu tidur/tidak?Adakah faktor lingkungan mempersulit tidur?Adakah faktor psikologis mempersulit tidur?

Bagaimana konsep diri pasienBagaimana persepsi pasien terhadap: identitas diri,harga diri,ideal diri,gambaran diri & peran

Apakah ada gangguan nutrisiBagaimana nafsu makan klien?BB normal atau tidak?Bagaimana kebiasaan makan pasien?Makanan yang menyebabkan diarhe?Makanan yang menyebabkan konstipasi?

Apakah pasien seorang yang terbuka ?Maukah pasien mengungkapkan masalahnya?Dapatkah pasien beradaptasi dgn lingkungan setelah tahu bagian tubuhnya diangkat?

Page 6: LP CA COLON

Kaji kebutuhan klien akan kebutuhan seksualTanyakan masalah kebutuhan seksualn klien?Apakah Isteri/Suami memahami keadaan klien?

F. Asuhan Keperawatana. Pengkajian

Aktifitas/IstirahatGejala:- Kelemahan dan atau keletihan- Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari; adanya

faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas, berkeringat malam.

- Keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihan.- Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress

tinggi. Sirkulasi

Gejala: palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja.Tanda: perubahan pada tekanan darah.

Intregritas EgoGejala:- Faktor stress dan cara mengatasi stress.- Masalah tentang perubahan dalam penampilan.- Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak

bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.Tanda: Menyangkal, menarik diri, marah.

EliminasiWarna, bau, konsistensi feses, mencakup adanya darah atau mukus; riwayat penyakit inflamasi kronis atau polip rektal, darah dalam fesesGejala:- Perubahan pola defekasi, seperti darah pada feses, nyeri saat defekasi.- Perubahan eliminasi urinTanda: Perubahan bising usus, distensi abdomen.

Makanan/CairanKebiasaan diit, masukan lemak dan atau serat, penurunan BB, konsumsi alkohol, bising usus, nyeri tekan, distensi dan massa padat.Gejala:- Kebiasaan diet buruk, seperti rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet.- Anoreksia, mual/muntah.- Intoleransi makanan- Perubahan berat badan; penurunan berat badan secara drastis, kaheksia,

berkurangnya massa otot.Tanda: Perubahan pada kelembaban/turgor kulit; edema.

NeurosensoriGejala: Pusing; sinkope

Nyeri/KenyamananNyeri abdominal atau rektal, lokasi, frekuensi, durasi Gejala: Tidak ada nyeri atau derajat nyeri bervariasi sesuai dengan perjalanan penyakit.

Pernafasan

Page 7: LP CA COLON

Gejala: Merokok, Pemajanan asbes Keamanan

Gejala: Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen.Tanda: Demam

Seksualitas Gejala: Masalah seksual; Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun; Multigravida, pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini.

Interaksi SosialGejala: Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung.

Penyuluhan/PembelajaranGejala:- Riwayat kanker pada keluarga- Sisi primer: penyakit primer.- Penyakit metastatik: sisi tambahan yang terlibat.- Riwayat pengobatan: pengobatan sebelumnya untuk lokasi kanker dan

pengobatan yang diberikan.

G. Diagnosa Keperawatan1. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi

nutrien, status hipermetabolik sekunder terhadap proses keganasan usus.2. Risiko konstipasi/diare berhubungan dengan lesi obstruksi3. Nyeri(akut) berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan kesulitan bergerak5. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan dehidrasi

H. Intervensi1. Dx Kep 1 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik sekunder terhadap proses keganasan usus.

Definisi : Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolikTujuan :Kriteria Hasil :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24 jam nutrisi klien terpenuhi Nafsu makan meningkat Tidak terjadi penurunan BB Masukan nutrisi adekuat Menghabiskan porsi makan Hasil lab normal (albumin, kalium)

Rencana Intervensi Rasionala. Awasi konsumsi makanan / cairanb. Perhatikan adanya mual dan muntah

c. Berikan makanan sedikit tapi sering

a. Mengidentifikasi kekurangan nutrisib. Gejala yang menyertai akumulasi toksin

endogen yang dapat mengubah atau menurunkan pemasukan dan memerlukan intervensi

c. Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan makanan

Page 8: LP CA COLON

d. Berikan perawatan mulut sering

e. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet sesuai terapi

d. Menurunkan ketidaknyamanan stomatitis oral dan rasa tak disukai dalam mulut yang dapat mempengaruhi masukan makanan

e. Memenuhi nutrisi pasien secara adekuat

2. Dx Kep 2 : Risiko konstipasi/diare berhubungan dengan lesi obstruksiTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien mampu defekasiKriteria Hasil :-klien melaporkan keluarnya feses-feses lunak-nyeri pada saat defekasi berkurang atau hilang

Rencana Intervensi Rasionala. Kaji penyebab konstipasi

b. Kaji warna, konsistensi, frekuensi feses

c. Auskultasi bising usus

d. Anjurkan klien banyak minum

e. Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat pencahar

a. mengetahui dengan jelas faktor penyebab memudahkan pilihan intervensi yang tepat

b. defekasi < 2x seminggu mengindikasikan konstipasi

c. bising usus <5x/mnt merupakan tanda konstipasi

d. banyak minum dapat melunakkan feses sehingga mudah dikeluarkan

e. obat supositoria dapat membantu dalam mengeluarkan feses

3. Dx Kep 3 : Nyeri(akut) berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksiTujuan:Dalam 3x24 jam setelah tindakan keperawatan nyeri berkurang atau hilang.Kriteria Hasil:- klien mengatakan nyeri berkurang/hilang- klien tidak gelisah- Klien tidak meringis- Klien rileks- Skala nyeri 1-3- Tanda-tanda vital dalam batas normal

TD: 120/80-140/80 mmHg N: 60-100x/menit S: 36,5-37,5oC

RR: 16-24 x/menitIntervensi Rasional

a. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik beratnya (skala 0-10) selidiki dan laporkan perubahan nyeri dengan tepat

b. Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler

c. kaji tanda-tanda vital (TD, N, S, RR)d. Bantu melakukan tehnik relaksasie. Kolaborasi dengan tim medis tentang

pemberian analgetik

a. Berguna dalam pengawasan keefaktifan obat, kemajuan kesembuhan.

b. menghilangkan ketegangan abdomen yang bertambah dengan posisi terlentang.

c. Mengetahui keadaan umum pasiend. Membantu dalam penurunan

persepsi/respon nyeri, memberikan kontrol situasi, meningkatkan perilaku positif.

e. Menghilangkan nyeri mempermudah

Page 9: LP CA COLON

f. instruksikan pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika nyeri tidak berkurang

kerjasama dengan intervensi terapi lain.f. memfasilitasi pasien untuk mendapatkan

pelayanan lanjutan terhadap nyeri yang dirasakan

J. ReferensiCarpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan).

Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan).

Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.Brunner dan Suddarrth. 2004. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 Edisi

8 .Jakarta: EGC