LK SNH Seminar
description
Transcript of LK SNH Seminar
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN STROKE NON
HAEMORHAGIC (SNH) DI B1/SARAF RS. Dr. KARIADI SEMARANG
Disusun oleh :
KELOMPOK II & III
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG
2007
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN STROKE NON
HAEMORHAGIC (SNH) DI B1/SARAF RS. Dr. KARIADI SEMARANG
PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 12 Maret 2007 Ruang : B1/SARAFNo. Reg. : 5489040
Identitas
Nama pasien : Tn. M
Umur : 67 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : purnawirawan
Alamat : Candi
MRS : 9 Maret 2007, diantar keluarga, rujukan dari RS. Tdengan
penurunan kesadaran
Diagnosa medis : SNH, hemiparese bilateral
pneumonia
Penanggung jawab :
Nama : Ny. Y
Umur : 30 tahun
Hubungan dg pasien : Anak
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
1.1 Keluhan utama
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak dapat berbicara dan anggota
gerak pasien tidak dapat di gerakkan
1.2 Riwayat keperawatan
1.2.1 Riwayat Perawatan sekarang
Dua hari SMRS pasien tidak sadarkan diri, setelah makan siang pasien duduk,
setelah itu pasien jatuh, anggota badan pasien lemah dan tidak bisa digerakkan
dan pasien tidak bisa berbicara, setelah ditunggu 2 jam tidak ada perubahan
kemudian keluarga membawa ke RS. T namun keran tidak dapat ditangani pasien
di bawa ke RSDK saat ini dirawat di ruang B1/Saraf
1.2.2 Riwayat keperawatan yang lalu
3 tahun lalu pasien pernah terkena serangan stroke tapi pasien dapat pulih
kembali, setahun kemudian pasien kembali terserang stroke dan mengakibatkan
kelemahan pada tangan dan kaki kiri pasien, namun dengan melakukan fisioterapi
gerak secara teratur, pasien dapat pulih. Pasien memiliki riwayat hipertensi,
tekanan darah pasien pernah mencapai 210/180 mmHg. Tidak ada riwayat
penyakit jantung, DM, TB, HIV/AIDS, hepatitis. Serangan kali ini merupakan
serangan stroke yang ketiga, pasien tidak pernah menjalani operasi apapun.
1.2.3 Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita seperti ini, dan tidak ada yang mempunyai
tekanan darah pasien pernah mencapai 210/180 mmHg. Tidak ada riwayat
penyakit jantung, DM, TB, HIV/AIDS, hepatitis atau penyalit lain.
POLA FUNGSIONAL GORDON
1. Pola manajemen kesehatan
Pasien mengalami afasia motorik, sehingga pola ini sulit untuk dikaji, tapi
keluarga mengatakan bahwa pasien adalah orang yang kurang peduli akan
kesehatannya, sebelum sakit pasien adalah seorang pekerja keras, juga perokok
berat (1 hari biasanya 1 pack). Pasien baru mau berobat jika ia benar-benar
merasa penyakitnya itu berat, namun setelah mengalami stroke dan mengetahui
bahwa ia mempunyai riwayat hipertensi, pasien menjadi rajin control ke dokter
secara teratur.
2. Pola nutrisi
Sebelum dirawat : pola makan pasien 3 x sehari dengan menu TKTP, pasien
suka mengkonsumsi daging dan jeroan ayam. Pasien tidak
pernah mengalami gangguan makan, pasien makan lewat
muluttidak ada gangguan menelan, minum + 2 botol air
mineral besar /hari atau + 2000 ml
Selama di RS : pasien hanya mendapat makanan lewat sonde sebanyak 6
x 200 cc susu, pasien sering muntah setelah minum susu
3. Pola eliminasi
Sebelum dirawat
BAK : tidak pernah mengalami kesulitan dalam BAK dan BAK 5-6 x/hari
volume + 1500 ml, tidak pernah keluar darah
BAB : 1 x sehari, tidak diare, warna kuning bau khas, tidak ada lendir atau
darah, tidak sakit.
Selama di RS
BAK : lewat kateter
BAB : sejak masuk RS pasien mengalami diare 4 x sehari, cair ada ampasnya,
warna kuning tidak ada darah
4. Pola aktivitas
Sebelum dirawat
Pasien adalah seorang pekerja keras, dalam melakukan aktifitasnya pasien dapat
melakukannya secara mandiri, namun setelah terkena serangan stroke kedua
dalam melakukan aktifitas pasien tergantung pada keluarganya.
Selama di RS
Pasien mengalami hemiparise bilateral yang menyebabkan pasien menjadi tidak
dapat bergerak, sehingga seluruh ADL pasien di bantu sepenuhnya oleh keluarga
dan perawat.
5. Pola motorik dan kognitif
Sulit dikaji
6. Pola tidur dan istirahat
Sebelum dirawat
Pasien terbiasa hanya tidur 5 jam sehari, karena pada siang hari pasien masih
bekerja dan pada malam hari pasien biasa tidur larut malam dan bangun jam 5
pagi
Selama di RS
Selam di RS pasien tidak bisa melakukan aktifitas apapun sehingga pasien selalu
berbaring diatas tempat tidurnya di Rsbiaa tidur pada waktu pagi jam 10.00 atau
pada siang hari setelah makan siang, kemudian biasa pasian tidur pukul 21.00
pada malam harinya.
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
Sulit dikaji
8. Pola hubungan sosial
Sulit dikaji
9. Pola seksualitas dan reproduksi
Sulit dikaji
10. Pola koping
Sulit dikaji
11. Pola nilai dan kepercayaan/ agama
Sulit dikaji, selama di RS tidak pernah menjalankan sholat 5 waktu, tapi keluarga
mengatakan bahwa pasien adalah orang yang taat beribadah.
1.3 Pemeriksaan fisik
Kesadaran : GCS = E2 –M4 –V1(afasia) GCS = 7
Tek. Darah : 200/120
Nadi : 90x/ menit
Pernafasan : 27x/ menit
Suhu tubuh : 370 C
Kepala : bentuk mesochepal, warna rambut hitam beruban, bersih, tidak ada bekas
luka, turgor dahi kembali cepat
Kulit :
Turgor elastis, warna kulit coklat, tidak ada hiperpigmentasi dan bersih.
Mata :
Simetris, pupil isokor diameter + 3mm kanan kiri sama, konjungtiva palpebrae non
anemis, sklera tidak ikterik, gerakan bola mata pasien sulit dikaji (pasien tidak dapat
mengikuti perintah untuk mengikuti gerakan benda yang ada didepan bola mata)
Hidung :
Simetris, bersih, tidak ada polip hidung, tidak ada deviasi septum, terpasang NGT dan
nasal kanul dengan O2 2l/m, tidak ada peradangan mukosa, tidak ada nafas cuping
hidung .
Telinga :
kotor, tidak ada discharge berupa lendir/darah, membran timpani tampak normal
(tidak robek)
Mulut :
Kotor, bau, banyak lendir, tidak ada stomatitis, tidak ada pembesaran tonsil, tidak ada
gigi tanggal/ gigi palsu. Reflek batuk positif, kemampuan menelan, menggerak
gerakan lidah sulit dikaji, tidak sianosis, mukosa bibir kering.
Leher :
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thiroid, tidak ditemukan distensi vena jugularis.
Tidak ada kaku kuduk.
Dada :
pulmo
▪ Inspeksi : Bentuk simetris, pergerakan dada sewaktu bernafas simetris,
tidak ada bekas luka, bentuk dada normal, tidak ada retraksi otot
interkosta dan penggunaan otot-otot bantu pernapasan
▪ Palpasi : vocal fremitus sulit dikaji, pasien afasia
▪ Perkusi : redup pada lapang paru
▪ Auskultasi : ronkhi basah kasar pada lapang paru kanan dan kiri
Cardio
▪ Inspeksi : ictus cordis tak tampak
▪ Palpasi : ictus cordis teraba pada intercosta 4-5
▪ Perkusi : redup
▪ Auskultasi : bunyi jantung I & II murni tidak ada suara tambahan, gallop (-),
murmur (-), bising jantung (-)
Perut :
▪ Inspeksi : datar, tidak ada bekas luka, simetris tidak ada pembesaran
▪ Auskultasi : bising usus (+), peristaltik 12 x/mnt
▪ Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran yang abnormal
Ekstrimitas :
Atas : kelemahan pada tangan kanan dan kiri, reflek bisep (-) pada extremitas
atas kanan dan kiri, terpasang infus sejak 9 maret 2007, tidak ada konyraktur dan
kelainan bentuk, tidak ada atrofi pada kedua tangan, CRT ,3 detik, kekuatan otot sulit
dikaji, tonus otot lemah pada kedua tangan.
Bawah : patela reflek (+) hiperreflexia, reflek babynsky (+), kontraktur pada
tungkai kiri, tonus otot lemah, kekuatan otot sulit dikaji.
Genitalia : bersih, tidak ada discharge, terpasang kateter ukuran 18.
Anus : tidak ada hemoroid, terdapat luka kecil berbentuk lubang d= + 1cm, luka
bersih, tidak basah, tidak meneluarkan pus/cairan, lokasi pada daerah koksigeal.
1.4 Pemeriksaan diagnostik
Dianjurkan Foto serta program terapi
pasang pesarium
amoxyllin 4x500gr
infamet consent
Neurofam 1x1
capsul neuralgi
NO TGL/ JAM DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH TTD
1.
2.
3.
03-5-2005
09.30 WIB
03-5-2005
09.40 WIB
02-5-2005
09.50 WIB
DS : Klien mengatakan takut
dengan penyakitnya
DO :
Kesadaran : GCS=E4–M5–
V6=15
Tek. Darah : 160/100
Nadi : 64x/ menit
Pernafasan : 24x/ menit
Suhu tubuh: 370 C
DS : pasien mengatakan sulit
untuk berjalan.
DO : pasien tampak kesulitan
untuk menggerakkan
kakinya, berjalan dengan
bantuan.
DS : Pasien bertanya bagaimana
penyakitnya dan efek dari
obat yang akan dikonsumsi.
DO : pasien terus menyakan hal
itu.
kelemahan
anggota gerak
merasa tidak mampu
cemas
Terbatasnya pergerakan kaki
Otot kaki lemas
resiko injuri
Kurang informasi tentang
penyakitnya
Pengetahuan pasien yang
minim
Kecemasan b/d
kelemahan neurology
muskuler
Resiko injuri b/d
kelemahan anggota gerak
Kurangnya informasi
tentang stroke b/d
keterbatasan kognitif dan
aturan pengobatan.
DAFTAR MASALAH
RENCANA PERAWATAN
No TGL/JAM DP TUJUAN INTERVENSI TTD1.
2.
3.
03-5-2005
09.30 WIB
03-5-2005
09.40 WIB
03-5-2005
09.50 WIB
Kecemasan b/d
kelemahan
neurology
muskuler
Resiko injuri
b/d kelemahan
anggota gerak
Kurangnya
informasi
tentang stroke
b/d
keterbatasan
kognitif dan
aturan
pengobatan
Kecemasan berkurang
dengan tindakan 1x3 jam
dengan KH:
1. Pasien merasa tenang
2. Pasien tidak cemas
Mencegah terjadinya resiko
injuri setelah tindakan
keperawatan 1x3 jam dengan
KH:
Mempertahakan posisi
agar tidak jatuh
Berikan pendkes bahwa
stroke bisa disembuhkan
Monitor status neurology dan
periksa TTV pasien
Memonitor aktifitas pasien
Membantu pasien dalam
melakukan aktifitas pada
waktu tersebut
Kolaborasi:
Konsul dengan
ahli terapi fisik
untuk latihan aktif
Diskusikan tentang perilaku
koping, seperti pemakaian
alkohol, kebiasaan merokok,
pola makan, strategi relaksasi.
Dekati klien dengan penuh
ramah dan perhatian. Ambil
keuntungan dari kegiatan yang
dapat diajarkan.
Diskusikan etiologi individual
dari sakit kepala bila diketahui.
Sarankan klien untuk
mengekspresikan perasaannya
dan diskusi mengenai bagaimana
vertigo menggangu kerja dan
kesenangan hidup.
Bantu pasien dalam
mengidentifikasi faktor
presdiposisi
Identifikasi dan diskusikan
resiko timbulnya bahaya yang
tidak nyata dan terapi yang
bukan terapi medis.
Diskusikan tentang pentingnya
posisi/ letak tubuh yang normal.
TINDAKAN KEPERAWATAN
No TGL/ JAM DP TIDAKAN KEPERAWATAN RESPON TTD
1.
2.
3.
02-5-2005
20.00 WIB
02-5-2005
22.00 WIB
02-5-2005
05.00 WIB
1.
2.
- Pasang pengaman bad
- Anjurkan untuk beristirahat diruangan yang
tenang
- Berikan kompres hangat pada leher sesuai
dengan kebutuhan.
- Masase daerah leher jika pasien dapat
mentolelir sentuhan.
Diskusikan tentang perilaku koping, seperti
pemakaian alkohol, kebiasaan merokok, pola
makan, strategi relaksasi.
Dekati klien dengan penuh ramah dan
perhatian. Ambil keuntungan dari kegiatan yang
dapat diajarkan.
Sarankan klien untuk mengekspresikan
perasaannya dan diskusi mengenai bagaimana
vertigo menggangu kerja dan kesenangan
hidup.
Diskusikan etiologi individual dari sakit kepala
bila diketahui.
Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor
presdiposisi
Identifikasi dan diskusikan resiko timbulnya
bahaya yang tidak nyata dan terapi yang bukan
terapi medis.
Pasien merasa
aman tidak terjatuh
Pasien meransa
nyaman dan bisa
tidur
Pasien merasa
nyaman
Pasien dapat tidur
dengan nyenyak
Pasien mengatakan
tidak pernah
melakukan
kebiasaan itu
Pasien merasa
diperhatikan
Pasien dapat diajak
komunikatif
Pasien hanya
mendengarkan
Pasien membantu
dalam prediposisi
Pasien merasa lebih
tenang setelah tahu
penyakitnya
No TGL/ JAM DP CATATAN PERKEMBANGAN TTD
1.
2.
3.
02-5-2005
20.10 WIB
02-5-2005
04.00 WIB
02-5-2005
06.00 WIB
1
2
3
S: Pasien merasa aman tidak terjatuh
O: TTV: T: 110/80 mg Hg
N: 64 x/mnt
Rn: 20x/mnt
t: 370 C
A : masalah teratasi
P : monitor TTV dan KU
S: Pasien meras nyaman dan bisa tidur nyenyak
O: TTV T: 110/80 mg Hg
N: 64 x/mnt
Rn: 20x/mnt
t: 370 C
A: Masalah teratasi
P: Monitor TTV dan KU
S: Pasien mengatakan tidak pernah melakukan kebiasaan itu
Pasien merasa diperhatikan
Pasien dapat diajak komunikatif
Pasien merasa lebih tenang setelah tahu penyakitnya
O: Pasien hanya mendengarkan
Pasien membantu dalam prediposisi
TTV T: 110/70 mg Hg
N: 90 x/mnt
Rn: 20x/mnt
t: 370 C
A: Masalah teratasi
P: Monitor TTV dan KU
CATATAN PERKEMBANGAN