LK Angsana
-
Upload
dessy-angghita -
Category
Documents
-
view
12 -
download
0
Embed Size (px)
description
Transcript of LK Angsana
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MENINGITIS TB, SOLDI RUANG ANGSANA
RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG
DISUSUN OLEH:
Jenter Yanrianto
PPN14203PROGRAM PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2015I. PENGKAJIAN
A. Biodata
1. Identitas Klien
Nama
: Tn. A
Usia
: 24 tahunJenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: KristenStatus Pernikahan: belum menikahPekerjaan
: Swasta
Alamat
: JakartaNo RM
: 01085317
No Reg
: 13007118
Tanggal Masuk
: 24-01-2015Tanggal Pengkajian: 26-01-2015B. Keluhan utama
: kejang C. Riwayat kesehatan saat ini
Klien mengalami sakit kepala disertai kejang dan muntah.D. Diagnosa masuk: SOL, meningitis TBE. Riwayat Kesehatan Klien
1. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengalami riwayat TBC sekitar 3 bulan dan mengalami penurunan berat badan sebanyak 10kg. Berat badan 41 dan tinggi badan 160 cm.F. Riwayat Psikososial1. Sebelum sakitKlien jarang berkumpul keluarga karena pekerjaan klien sebagai anak buah kapal dan berlayar.G. Riwayat Spiritual
1. Ketaatan Klien Beribadaha. Sebelum Sakit: klien mengatakan jarang beribadah setiap minggu karena pekerjaan selalu d laut.b. Saat Sakit
: saat sakit klien tidak bisa melakukan sholat sesuai ajaran agama karena klien mengalami penurunan kesadaran.
2. Dukungan Keluarga KlienIstri klien mengatakan keluarga selalu mendukung kesembuhan klien baik secara materil maupun moril. Beberapa bentuk dukungan kepada klien berupa keluarga mendoakan klien setiap besuk, memberikan air doa untuk digunakan setiap klien di seka dan diberi minum (melalui NGT).H. Pemeriksaan Fisik1. Keadaan Umum Klien: klien tampak lemah, kesadaran sopor dengan GCS 4 (E4M6V5). Ekspresi wajah klien datar dan kaku, keringat berlebihan pada wajah terkhususnya pada bagian dahi.2. Tanda-Tanda Vital
TD: 110/75 mmHgN: 98 x/menitRR: 28 x/menit
S: 37,10C3. Sistem Pernafasana. Hidung Bentuk hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada sekret,tidak ada tidak ada polip, tidak ada epitaksis, terpasang NGT sebelah kiri.
b. Leher
Tidak terdapat pembesaan kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid. c. Dada
Inspeksi: Bentuk dada simetris, perbandingan ukuran anterior posterior dengan tranversal seimbang, tidak menggunakan otot bantu nafas, irama nafas teratur, terdapat sputum saat di suction. Palpasi: Gerakan dada (kanan/kiri) simetris tidak ada retraksi dinding dada
Perkusi: sonor. Auskultasi: Suara nafas wheezing dan stridor, ronchi basah (+)4. Sistem KardiovaskularConjungtiva tidak anemis. Bibir kering, tidak pucat dan kotor (+). Arteri carotis kuat. Tidak ada tekanan vena jugularis, Suara jantung: S1 (+) S2 (+) lup-dup, tidak ada suara tambahan.saat diperkusi terdengar pekak.5. Sistem Pencernaanbibir kering dan pecah-pecah, labio skisis (-).
Mulut: stomatitis (-), palato skizis (-), kemampuan menelan (-), infeksi jamur, terpasang NGT.
Gaster: kembung (-), gerakan peristaltik 10x per menit(+). Abdomen: hati tidak teraba, ginjal tidak teraba, asites (+). 6. Sistem Indra
Mata
Kelopak mata (+), bulu mata (+), alis (+). Visus dan Lapang pandang tidak terkaji, pasien tidak sadarkan diri.
Hidung
Penciuman tidak terkaji, pasien tidak sadarkan diri. Mimisan (-), Sekret yang menghalangi penciuman (-) kering.
Telinga
Telinga simetris kanan dan kiri. Daun telinga sebelah kiri terdapat luka atau seperti melepuh. Serumen (+) kanan dan kiri. Fungsi pendngaran tidak terkaji, pasien tidak sadarkan diri.7. Sistem Syarafa. Fungsi cerbralStatus mental orientasi, daya ingat, perhatian dan perhitungan, bahasa tidak terkaji, pasien tidak sadarkan diri.Kesadaran (Eyes 4, motorik 6, verba terpasang 5) b. Fungsi cranial
Nervus I
: tidak terkaji.
Nervus II
: tidak terkaji.
Nervus III, IV, VI: adanya gerakan bola mata saat di rangsang (bila dimika/miki) , pupil isokor.
Nervus V
: otot wajah kaku. Nervus VII
: Ekspresi wajah datar, klien terpasang NGT.
Nervus VIII
: Pendengaran dan keseimbangan pendengaran baik.
Nervus X
: klien terpasang NGT.
Nervus XI
: Gerakan bahu normal.
Nervus XII
: Gerakan lidah normal.
c. Fungsi motorik fungsi sensorik:I. Fungsi motorikEkstremitas bawah kaku. Aphasia, reflek mengunyah (-), reflek menelan (-).d. Fungsi cerebellum: fungsi Koordinasi dan keseimbangan tidak terkaji Refleks: Bisep (+), trisep (+), patella (+), babinski (+).
8. Sistem Muskulo Skeletal Kepala: bentuk kepala simetris, gerakan (-), kepala tampak kaku, banyak keringat pada dahi dan kepala. Vertebrae: scoleosis (-), lordosis (-), kiposis (-), ROM (-), fungsi gerak (-).
Lutut: bengkak (-), kaku (-).
Kaki: Kekuatan otot 5 5 2 2 Tangan: Bengkak/ edema (+). Gerakan (-). Tangan kiri lecet, kuku pucat , kering, dan terkelupas. Turgor < 2 detik.
9. Sistem Integumen
Rambut: Warna hitam, terdapat uban, rontok, kotor. Kulit: Warna coklat Temperatur hangat, tampak kering dan terkelupas, Bulu kulit (+). Erupsi bula pada dada, aksila dan selangkangan. Ruam (+), turgor kulit 2 dtk.
Kuku: Warna pucat, mudah patah (-), kotor dan panjang, tidak sianosis.10. Sistem EndokrinSuhu tubuh yang tidak seimbang , keringat berlebihan (+), 11. Sistem PerkemihanKeadaan kandung kemih tidak tegang, terpasang kateter no 18, urine berwarna kuning keruh.12. Sistem ReproduksiKlien merupakan seorang Laki-laki: Keadaan gland penis bersih, testis sudah turun, Pertumbuhan rambut: Kumis (+), janggut (+), ketiak (+).Pertumuhan jakun (+), perubahan suara tidak terkaji, pasien tidak sadarkan diri.I. Data Penunjang1. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan CT scanHasil CT sacan menunjukan tidak ada tanda-tanda perdarahan, lesi ischemik, SOL/neuloplasma2. Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaanHasilSatuanBatas normal
Natrium (Na)123mEq/L135 - 147
Kalium (K)L 4,6mEq/L3.5 - 9.5
Kreatinin H0,64Mg/dL0.7 - 1.4
Ureum HH 16Mg/dL10 50
Kimia klinik
Kreatinin1.1Mg/dL0.7 - 1.4
UreumHH 116Mg/dl10 - 50
Hematologi
Hematologi 8 parameter
hemoglobin L 9,613,5 - 17,5
lekosit23000 4400-11300
trombosit151000150000 - 450000
Nilai-nilai MC
MCV64,180-100
MCH20,926 - 34
MCHC32,732 36
3. TerapiFlukonazol 1x15mg(infeksi jamur)Pirimetamin 1x100mg (infeksi tokso pada otak/ensefalitis) Contrimoxalole 1x960mg (antibiotik gram positif dan negatif)Dexametason 4x1 ampul (anti infalmasi)
Ranitidin 2x 1 ampul (asam lambung, tukak lambung, sakit maag)
Vitamin B6 1x 50gr (membantu proses metabolisme)OAT kat I (2HRZE/4H3R3)II. ANALISA DATA
No.DataEtiologiMasalah
1DS: klien mengatakn mual muntahDO:
berat badan 41 kg dan tinggi badan 160IMT 16 (sangat kurus)Adanya proses peradangan
Anoreksia
intake per oral menurun
penurunan pemenuhan kebutuhan nutrisi kebutuhan nutrisi kurang
2DS: -
DO:
Klien mengalami kejang disertai muntah.
Niali leukosit tinggi TTV:
TD: 110/75 mmHgN: 98 x/menitRR: 28 x/menit
S: 37,10C
Infeksi pada meningen
Peningkatan produksi CSF
Peningkatan TIK
menekan korteks motorik
terjadi kejangResiko terjadinya peningkatan TIK
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Resiko terjadinya peningkatan tekanan intrakranial berhubungan dengan adanya proses peradangan pada lapisan meningen.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. No.Diagnosa keperawatanTujuan Kriteria hasilRencana tindakanRasional
Resiko terjadinya peningkatan tekanan intrakranial berhubungan dengan adanya proses peradangan pada lapisan meningenTidak terjadi peningkatan tekanan intrakranial selama dalam masa perawatan. Tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK: Mual, muntah, nyeri kepala, kejang.
Hasil pemeriksaan liquor dalam batas normal (Nonne, pandy, glukosa dan protein)1. Observasi: tanda peningkatan TIK, TTV (nadi, respirasi dan suhu).
2. Atur posisi nyaman, naikan kepala 15-303. Kolaborasi dalam pelaksanaan tindakan pengambilan cairan CSF (tepping) dan pemeriksaannya
4. Kolaborasi dalam pemberian obat antibiotik dan anti inflamasi.
5. Anjurkan kepada klien dan keluarga agar segera melaporkan kepada petugas kesehatan jika nak mual, muntah.
1.Deteksi dini terhadap perkembangan klien dan untuk menentukan tindakan selanjutnya.
2.memberiakn rasa nyaman.
3.Pengurangan volume CSF mengurangi resiko terjadinya peningkatan TIK akibat tersumbatnya CSF.
4.Antibiotik berguna untuk mengurangi perkembang biakan kuman. Anti konvulsan mencegah terjadinya kejang akibat proses peradangan.
a. 5. Pengetahuan yang memadai memungkinkan keluarga dan klien kooperatif dalam tindakan perawatan dan membantu memantau terjadinya Tik.
2.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia yang ditandai dengan Ibu mengatakan berat badan anaknya belum naik sejak sakit dan anak malas minum sejak sakit, klien tidak menghabiskan minum yang dibuatkan oleh ibu, BB: 3000 gram, panjang badan: 55 cm, LLA 7cm.Kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah mendapat perawatan selama 3x 24 jam. Terjadi peningkatan berat badan.
Tidak mengalami mual muntah Mampu menghabiskan porsi makan
1. Pantau pemenuhan nutrisi klien2. Anjukan makan seikit tapi sering.
3. Pantau berat badan klien.4. Kolaborasi ahli gizi untuk pemenuhan nutrisi.
5. Kolaborasi obat anti mual.
6. Kolaborasi pemasangan NGT1. Menilai dan menentukan peenuhan nutrisi klien.2. Makan sedikit tapi sering agar kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi walau asupan sedikit
3. Berat badan adalah indikator pemenuhan nutrisi.
4. Ahli gizi menentukan makanan yang sesui dengan kasus klien.
5. Anti mual mennghindari terbuangnya makanan dan memberikan rasa nyaman.
6. Pemasangan NGT jika klien tidak dapat makan secara normal.
I. CATATAN PERKEMBANGANTanggal dan JamImplementasi ResponNama/Paraf
26 Januari 2015
08:00 WIB1. Memberikan makan melalui NGT
2. Mengatur posisi klien kepala naik 303. Meberikan ijeksi obat ranitidin 50gr1. DS :
Keluarga mengatakan klien mengalami penurunan barat badanDO :
Klien klien terlihat lemas IMT 162. DO : klien mengatakan merasa nyaman dengan posisi tersebut DS : 3. DO:
DS:Jenter
26 Januari 2015, 12:00 WIB1. Menberikan makan melalui NGT2. Mengkaji TTV
1. S :
O : klien terlihat tenang
2. S :
O : rasa nyeri pada ulu hati membuat klien susah untuk beraktifitas
TD 120/90 mmHg
N 100 X/mnt
RR 22x/menit S 36,7 C
Jenter
27 Januari 2015
09.00 WIB1. Memberikan makan melalui NGT
2. memberikan obat anti tuberkolosis
3.Menganjurkan klien dan keluarga menuntaskan pengobatan TBC1. S: Klien mengatakan sudah bisa makan sendiri O:
2.S:
O: obat TBC masuk melalui NGT
3.S:keluarga mengatakan akan menuntaskan pengobatan TBC sampai tuntas
O:
10.00 WIB1.Melepaskan selang NGT1.O: klien mengatakan sudah bisa makan sendiri dan minta bubur sebagai menu makan.
S:
12.00 WIB1. Memonitor TTV
2. Memonitor pemasukan asupan nutrisi klien1.S
O:
TD 100/80 mmHg
N 100 X/mnt
RR 22x/menit S 37 C
2.S:klien dan keluarga mengatakan klien menghabiskan setengah porsi makan dan satu gelas susu.
O:Terlihat klien menghabiskan setengah porsi makan
28 Januari 2015
22.00 WIB1. Memontor TTV2. menanyakan asupan makan klien1.S:
O:
TD 100/80 mmHg
N 100 X/mnt
RR 22x/menit S 37 C
2.S:klien dan keluarga mengatakan dapat mengahabiskan setengah porsi dan jus buahO:
24.00 WIB1. Memberikan obat anti inflamasi1.S:
O: klien terlihat tidur
29Januari 2015
08.00WIB1.memonitor TTV1.S:
O:
TD 100/80 mmHg
N 100 X/mnt
RR 22x/menitS 37 C
Hari/tanggal/waktuDiagnosa keperawatanEvaluasiNama & TTD perawat
26 Januari 2015 13:00 WIB 1. Resiko terjadinya peningkatan tekanan intrakranial berhubungan dengan adanya proses peradangan pada lapisan meningen.
S : Klien mengatakan masih merasa lemas.
O: klien terlihat lemah di tempat tidur TD 120/90 mmHg
N 90 X/mnt
RR 22x/menit S 36CA : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervesi Jenter
26 Januari 2015, 13:00 WIB2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. S : -
O: klien masih belum dapat makan secara normal dan menggunakan NGT.A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervesi.Jenter
27 Januari 2015, 13.00 WIB
1. Resiko terjadinya peningkatan tekanan intrakranial berhubungan dengan adanya proses peradangan pada lapisan meningen.
S : Klien mengatakan masih merasa lemas.
O: klien terlihat lemah di tempat tidur TD 120/90 mmHg
N 90 X/mnt
RR 22x/menit S 36CA : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervesi
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. S : -
O: klien sudah dapat makan secara normal dan menghabiskan setengah porsi menu makanan serta satu gelas susu.A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervesi.