LK Fraktur

24
PENDAHULUAN Fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang normal yang terjadi ketika adanya tekanan yang berlebihan dari yang dapat terserap oleh tulang (Ignatavisius dan Bayne, 1991). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang dapat terjadi pada semua bagian tubuh dan semua umur (Lukman, dan Joensen, 1993). Fraktur (patah tulang) adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Arief Mansyoer, 2000). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa fraktur femur sinistra adalah terputusnya kontinuitas tulang yang terjadi pada bagian paha kiri dan dapat terjadi pada semua umur. ETIOLOGI Penyebab terjadinya fraktur antara lain : 1,2 1. Trauma Trauma Tumpul Trauma Benda Tajam 2. Faktor Patologis Osteoporosis Kanker KLASIFIKASI Berdasarkan keberadaan luka: 1,2 1. Fraktur Tertutup (Closed) Bila tidak ada hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. 1

Transcript of LK Fraktur

Page 1: LK Fraktur

PENDAHULUAN

Fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang. Fraktur adalah

terputusnya kontinuitas tulang normal yang terjadi ketika adanya tekanan yang

berlebihan dari yang dapat terserap oleh tulang (Ignatavisius dan Bayne, 1991).

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang dapat terjadi pada semua

bagian tubuh dan semua umur (Lukman, dan Joensen, 1993). Fraktur (patah

tulang) adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang

umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Arief Mansyoer, 2000).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa fraktur femur sinistra adalah

terputusnya kontinuitas tulang yang terjadi pada bagian paha kiri dan dapat terjadi

pada semua umur.

ETIOLOGI

Penyebab terjadinya fraktur antara lain :1,2

1. Trauma Trauma Tumpul Trauma Benda Tajam

2. Faktor Patologis Osteoporosis Kanker

KLASIFIKASI

Berdasarkan keberadaan luka:1,2

1. Fraktur Tertutup (Closed) Bila tidak ada hubungan antara fragmen tulang

dengan dunia luar.

2. Fraktur terbuka (Open / Compound) Bila terdapat hubungan antara fragmen

tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan dikulit.

Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 derajat yaitu :

Derajat I : Luka < 1 cm. Kerusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka

remuk Fraktur sederhana, transversal, oblig atau komunitif ringan Kontaminasi

minimal

Derajat II : Luka > 1 cm Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap / avulasi

Fraktur komunitif sedang Kontaminasi sedang

Derajat III : Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit,

otot, dan meuromuskuler serta kontaminasi derajat tinggi.

1

Page 2: LK Fraktur

Fraktur derajat III terdiri atas :

1. Jaringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat, meskipun terdapat

laserasi luas / flap / avulasi atau fraktur segmental / sangat komunitif yang

disebabkan oleh trauma berenergi tinggi tanpa melihat besarnya ukuran luka.

2. Kehilangan jaringan lunak dengan fraktur tulang yang terpapar atau

kontaminasi masif.

3. Luka pada pembuluh arteri / syaraf perifer yang harus diperbaiki tanpa melihat

kerusakan jaringan lunak.

Berdasarkan bentuk fraktur (Long, 1996) :

1. Fraktur incomplete : Pemisahan in komplit dari tulang tanpa pemisahan.

2. Fraktur complete : Pemisahan komplit dari tulang menjadi fragmen.

3. Simpe dan close fraktur : Tulang patah tapi kulit utuh.

4. Fraktur complicate : tulang yang patah merusak kulit dan tulang terlihat.

5. Fraktur tanpa perubahan posisi.

6. Fraktur dengan perubahan posisi.

7. Communited fraktura : Tulang patah menjadi beberapa fragmen.

8. Impacted fraktura.

Berdasarkan garis fraktur :

1. Green Stick : Retak pada sebelah sisi tulang.

2. Transverse : Patah menyilang.

3. Oblique : Garis patah miring.

4. Spiral : Patah tulang melingkar tulang.

MANIFESTASI KLINIS

1. Fraktur Batang Femur Daerah paha yang patah tulangnya sangat membengkak.

Ditemukan tanda functiolaesa, nyeri tekan, dan nyeri gerak. Tampak adanya

deformitas angulasi ke lateral atau angulasi inferior, endo / eksorotasi. Ditemukan

adanya perpendekan tungkai bawah. Pada fraktur 1/3 tengah femur. Saat

pemeriksaan harus diperhatikan pula kemungkinan adanya dislokasi sendi

panggul dan robeknya ligamentum didaerah lutut. Selain itu periksa juga keadaan

nervus siatika dan arteri dorsalis pedis.3,4

2

Page 3: LK Fraktur

2. Fraktur Kolom Femur Pada pasien muda biasanya mempunyai riwayat

kecelakaan berat. Sedangkan pasien tua biasanya hanya riwayat trauma ringan,

misalnya terpeleset. Pasien tidak dapat berdiri karena sakit pada panggul. Posisi

panggul dalam keadaan fleksi dan endorotasi. Tungkai yang cedera dalam posisi

abduksi, fleksi dan eksorotasi, kadang juga terjadi pemendekan. Pada palpasi

sering ditemukan adanya hematoma dipanggul. Pada tipe impaksi biasanya pasien

masih bisa berjalan disertai sakit yang tidak begitu hebat. Tungkai masih tetap

dalam posisi netral. 3,4

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Rontgen

2. Scan tulang, fotograf, CT Scan / MRI

3. Arteriogram

4. Hitung darah lengkap

5. Kreatinin

6. Profil Koagulasi

PENATALAKSANAAN

Pada fraktur femur tertutup untuk sementara dilakukan traksi kulit dengan metode

ekstensi buck, atau didahului pemakaian thomas splint, tungkai di traksi dalam

keadaan ekstensi. Tujuan traksi kulit tersebut untuk mengurangi rasa sakit dan

mencegah kerusakan jaringan lunak lebih lanjut disekitar daerah yang patah.

Setelah dilakukan traksi kulit dapat dipilih pengobatan non operatif atau operatif.

Fraktur batang femur pada anak-anak umumnya dengan terapi non operatif,

karena akan mengambung baik, perpendekan < 2 cm masih dapat diterima karena

dikemudian hari akan sama panjangnya dengan tungkai yang normal. Hal ini

dimungkinkan karena adanya proses remodeling pada anak-anak.5

1. Pengobatan Non Operatif Dilakukan traksi skeletal

2. Operatif Indikasi operasi antara lain : Penanggulangan non operatif gagal

Fraktur nultipel Robeknya arteri pulmonalis Fraktur Patologik Fraktur pada

orang-orang tua. Pada fraktur femur 1/3 tengah sangat baik untuk dipasang

3

Page 4: LK Fraktur

intramedullary nail. Operasi dapat dilakukan dengan cara terbuka atau cara

tertutup. Cara terbuka yaitu dengan menyayat kulit facia sampai ke tulang yang

patah. Pen dipasang secara retrograd. Cara intrlocking nail dilakukan tanpa

menyayat didaerah yang patah. Pen dimasukan melalui ujung trokanter mayor

dengan bantuan image intersifer. Tulang dapat direposisi dan pen dapat masuk

kedalam bagian fragmen bagian distal melalui guide tube. Keuntungan cara ini

tidak menimbulkan bekas sayatan lebar dan perdarahan terbatas. Konservatif

dengan traksi kulit selama 3 minggu dilanjutkan latihan jalan dengan tingkat atau

operasi prestesis austin moore hemi artro plasti4,5

KOMPLIKASI

Komplikasi dini dari fraktur ini dapat terjadi syok dan emboli lemak, sedangkan

komplikasi lambat yang dapat terjadi delayed union, non union, kekakuan sendi

lutut, infeksi dan gangguan syaraf perifer akibat traksi yang berlebihan.

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka pada laporan kasus ini

akan lebih banyak dibahas mengenai Fraktur femur 1/3 Proximal, sehingga dapat

memberikan informasi dan menambah pengetahuan yang benar kepada

pasien,keluarga maupun masyarakat.

4

Page 5: LK Fraktur

KASUS

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. I

Umur : 23 tahun

Agama : Islam

Alamat : Ungaran

Pekerjaan : Mahasiswa

Status perkawinan : Belum Kawin

Biaya Pegobatan : Ditanggung orang tua

No.RM : 000017823

Hari/tgl masuk : Selasa, 24 Juli 2012

2. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan hari Selasa tanggal 24 Juli 2012 pukul 13.00 WIB

secara autoanamnesis.

a. Keluhan utama : Kaki kiri susah digerakkan karena nyeri

b. Riwayat Perjalanan Penyakit :

4 hari yang lalu pasien jatuh terpeleset dari atas motor setelah

berboncengan tiga dengan rekan pasien dan jatuh kearah kiri,

dengan pasien tertimpa motor.

Pasien langsung dilarikan ke rumah sakit oleh warga dengan

kondisi kaki kiri nyeri dan susah digerakkan, mual muntah (-),

pusing (-), kesadaran compos mentis, terlihat deformitas, dan

angulasi,

c. R iwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat Alergi Obat : disangkal

Riwayat Hipertensi : disangkal

Riwayat DM : disangkal

Riwayat Patah Tulang : disangkal

5

Page 6: LK Fraktur

d. Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat Osteoporosis : disangkal

Riwayat Hipertensi : disangkal

Riwayat Penyakit Jantung : tidak tahu

Riwayat DM : disangkal

e. Riwayat Pribadi :

Pasien tidak minum minuman beralkohol, dan tidak merokok.

f. Riwayat Sosial Ekonomi :

Pekerjaan pasien Mahasiswa. Jumlah anggota keluarga 4 orang terdiri

dari 2 orang tua pasien, pasien dan adik pasien. Dan yang bekerja

orang tua pasien. Biaya pengobatan ditanggung orang tua. Kesan

sosial ekonomi cukup.

3. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 24 Juli 2012 Pukul 13.00 WIB

Keadaan umum : Sadar, tampak menahan sakit

Kesadaran : compos mentis

Vital sign

TD : 110/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit (regular, isi dan tegangan cukup)

RR : 20 x/menit (reguler)

Suhu : 370 C (axilla)

6

Page 7: LK Fraktur

Status Internus

Kepala : kesan : mesocephal, rambut hitam

Mata : konjungtiva anemis (-/-)

sklera ikterik (-/-)

pupil isokor 3 mm

Hidung : bentuk normal

tidak terdapat nafas cuping hidung

tidak terdapat nyeri tekan

tidak terdapat septum deviasi

konka: tidak ada tanda hiperemis

tidak terdapat deformitas

Telinga : bentuk normal

Tidak terdapat nyeri tekan tragus dextra/sinistra

Tidak terdapat serumen dextra sinistra

Tidak terdapat nyeri tekan tragus dextra/sinistra

Tidak terdapat nyeri tekan mastoid dextra/sinistra

membran timpani intak dextra/sinistra.

Mulut : tidak terdapat sianosis

Tidak terdapat lidah kotor

uvula tampak simetris

tonsil tidak ada pembesaran

Leher : warna sama dengan kulit sekitar

bentuk simetris

tidak terdapat nyeri tekan trakea

tidak terdapat pembesaran limfonodi

tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid

7

Page 8: LK Fraktur

Thorax :

Paru

Dextra SinistraDepan 1. Inspeksi

Bentuk dada Hemitorak

2. Palpasi Stem fremitusNyeri tekan Pelebaran ICS

3. Perkusi

4. Auskultasi Suara dasarSuara tambahan

dalam batas normalSimetris

(+ normal)(-)(-)

Sonor di seluruh lapang paru

Vesikuler(-)

dalam batas normal Simetris

(+ normal)(-)(-)

Sonor diseluruh lapang paru

Vesikuler(-)

Belakang 1. Inspeksi

Bentuk dada Hemitorak

2. Palpasi Stem fremitusNyeri tekanPelebaran ICS

3. Perkusi 4. Auskultasi

Suara dasarSuara tambahan

DatarSimetris

(+ normal)(-)(-)

Pekak di seluruh lapang paru

Vesikuler(-)

DatarSimetris

(+ normal)(-)(-)

Pekak di seluruh lapang paru

Vesikuler(-)

Tampak anterior paru Tampak posterior paru

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak ,

Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat (-), thrill (-), pulsus

epigastrium (-), pulsus parasternal (-), sternal lift (-)

Perkusi : batas atas : ICS II lin.parasternal sin.

pinggang jantung : ICS III parasternal kiri

batas kanan bawah : ICS V lin.sternalis dextra;

8

Page 9: LK Fraktur

kiri bawah : ICS V 1-2 cm area medial linea

midclavicula sinistra

configurasi jantung (dalam batas normal)

Auskultasi : reguler

Suara jantung murni: SI,SII (normal)

Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-) SIII (-),

SIV (-)

Abdomen

Inspeksi : Venectasi (-)

Caput medusa (-)

Permukaan datar

Warna sama seperti kulit di sekitar

Auskultasi : Bising usus (dalam batas normal)

Succusion splash (-)

Palpasi : terdapat nyeri tekan daerah supra pubis

tes undulasi (-)

Hepar tidak teraba

tidak terdapat defance musculare

lien tidak teraba

ginjal tidak teraba

Perkusi : timpani seluruh regio abdomen

Tidak terdapat nyeri ketok ginjal dextra/sinistra

Ektremitas

Superior InferiorAkral dingin Oedem SianosisCapillary refill timeGerak Reflex fisiologisReflex patologis

-/--/--/-

< 2 detikDalam batas normal

+/+-/-

-/--/+-/-

< 2 detikTerbatas di kaki kiri

+/+-/-

9

Page 10: LK Fraktur

Status Lokalis

Inspeksi : warna kulit seperti warna sekitar

Terlihat Deformitas

Tampak Angulasi

Gerak ekstremitas terbatas

Oedem (+)

Palpasi : Sensibilitas normal

Nyeri tekan (+), makin nyeri di 1/3 proximal

Nyeri sumbu (+)

Pulsasi arteri distal (+)

Power +5 / +2

Gerak aktif ekstremitas terbatas pada kaki kiri

Gerak Pasif terbatas pada kaki kiri

Pengukuran Tungkai

Panjang Klinis : Kanan 88cm / kiri 80cm

Panjang Anatomis : Kanan 78cm / kiri 73cm

∆ Bryant : Kanan Normal / kiri tidak jelas

Pemeriksaan Penunjang

Foto X-rontgen Os.Femur dextra sinistra AP/Lateral

10

Page 11: LK Fraktur

RESUME

Tn. I, Laki-laki umur 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan Sukar kencing.

RPS : 3 bulan lalu pasien pertama kali merasakan sukar kencing, tidak tuntas, dan

menetes, demam (-). 1 bulan yang lalu pasien merasakan nyeri di perut bagian

bawah. 4 hari yang lalu, pasien merasa keluhan dirasa makin berat, dan pasien

memutuskan berobat ke puskesmas, oleh puskesmas pasien diberi obat penghilang

nyeri dan dipasang kateter ukuran 16. Saat priksa ke dokter, pasien datang dengan

keluhan masih sukar berkemih dan alat kateter terpasang dengan urin yang

terdapat pada urin bag sebanyak 50 ml, terkumpul sejak pagi sebelum berobat ke

IGD.

RPD : semua riwayat penyakit dahulu yang ditanyakan disangkal

RPK : semua riwayat penyakit keluarga yang ditanyakan disangkal Riwayat sosial

ekonomi : Pekerjaan pasien swasta. Jumlah anggota keluarga 6 orang terdiri dari

pasien, istri dan 4 anak. Dan yang bekerja 4 orang yaitu pasien sendiri dan 3 anak

pasien. Biaya pengobatan ditanggung sendiri non Jamkesmas. Kesan sosial

ekonomi kurang.

Pemeriksaan Fisik :

Nyeri tekan supra pubis (+), Urin yang terkumpul pada urin bag sebanyak 50 ml

dari pagi sebelum pasien berobat, urin tidak lancar (menetes), pada pemeriksaan

Rectal Toucher : Sulcus Medianus teraba, diameter latero-lateral 4cm, Polus

Cranialis tidak teraba.

Pemeriksaan Penunjang

Belum dilakukan pemeriksaan penunjang oleh pasien ataupun oleh puskesmas

tempat pasien berobat.

11

Page 12: LK Fraktur

DAFTAR MASALAH

12

Page 13: LK Fraktur

Deformitas (+)

Nyeri tekan (+)

Panjang Klinis yang berbeda kanan & kiri

∆ Bryant pada kaki kiri tidak jelas

Angulasi (+)

Nyeri Sumbu (+)

Panjang Anatomis berbeda kanan dan kiri

13

Page 14: LK Fraktur

ASSESSMENT

No Masalah Aktif Masalah Pasif1 Observasi Fraktur os. femur

INITIAL PLAN

1. Observasi fraktur os.femur

Diagnosis Subjektif : Fraktur Os.Femur sinistra

Diagnosis objektif

Pemeriksaan penunjang yang disarankan :

X-foto rontgen femur dextra sinistra AP/Lateral (ulang)

X-foto Pelvis

Penatalaksanaan

Non medikamentosa:

Imobilisasi kaki kiri.

Tirah Baring

Vitamin dan Kalsium

Konsul Bedah Orthopedi / Bedah Umum

Medikamentosa :

Asam Mefenamat 500mg, 3 kali sehari

Antibiotik untuk profilaksis penyakit infeksi

Operatif :

Metal-Mesh

Bone Impaction Grafting

Monitoring :

Monitoring Keadaan umum

Monitoring Vital Sign

Monitoring Power dan Movement Kaki kiri.

Edukasi

14

Page 15: LK Fraktur

Mengikuti program fisiotherapy

Mengonsumsi makanan tinggi kalsium

Melatih gerak aktif agar otot tidak atrofi

Banyak konsumsi sayur dan buah yang memiliki kandungan anti

oksidan yang tinggi

Prognosis

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad sanam : dubia ad bonam

Quo ad fungsionam : dubia ad bonam

15

Page 16: LK Fraktur

PEMBAHASAN

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang normal yang terjadi ketika

adanya tekanan yang berlebihan dari yang dapat terserap oleh tulang. Fraktur ini

dapat terjadi karena beberepa hal seperti trauma baik benda tumpul ataupun benda

tajam serta karena kelainan seperti osteoporosis ataupun kanker. Pada kasus ini

seorang pasien umur 23 tahun mengalami fraktur os. Femur karena trauma yang

dialami akibat kecelakaan lalulintas.

Fraktur dibagi dalam 2 jenis menurut luka yang dialami yaitu fraktur

tertutp serta fraktur terbuka. Fraktur terbuka dibagi dalam beberapa stadium

dilihat dari luka dan kerusakan yang terjadi pada jaringan sekitar . Selain itu,

berdasarkan garis fraktur, frkatur dibagi menjadi:

1. Green Stick : Retak pada sebelah sisi tulang.

2. Transverse : Patah menyilang.

3. Oblique : Garis patah miring.

4. Spiral : Patah tulang melingkar tulang.

Beberapa tanda – tanda adanya fraktur pada seseorang adalah penurunan

fungsi organ / bagian tubuh yang mengalami fraktur, adanya deformitas, angulasi,

nyeri tekan serta nyeri gerak, krepitasi, nyeri sumbu, dan pada beberapa kasus

dapat terjadi pembengkakan akibat adanya perdarahan. Pada kasus ini pasien

mengeluh kaki kiri sakit saat digerakan setelah terjatuh dari sepedamotor. Saat

dilakukan pemeriksaan fisik dijumpai adanya pembengkakan pada tungkai atas

kaki kiri, deformitas (+), angulasi (+), nyeri sumbu (+), nyeri tekan yang

dirasakan semakin nyeri di bagian 1/3 proksimal tungkai atas. Pada pengukuran

panjang anatomis dan klinis didapatkan adanya pemendekan pada kaki kiri pasien.

Penatalaksanaan pasien ini secara non medika mentosa adalah Imobilisasi

kaki kiri tirah baring, pemberian Vitamin D dan Kalsium, Konsul Bedah Orthoped

/ Bedah Umum. Untuk medikamentosa diberikan Asam Mefenamat 500mg, 3 kali

sehari serta Antibiotik untuk profilaksis penyakit infeksi. Selanjutnya pasien

dikonsultasikan dengan dokter Bedah Umum atau Bedah Orthopedi untuk

mendapatkan terapi operatif yang sesuai.

16

Page 17: LK Fraktur

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat, R. dan de Jong, Wim (Editor). 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC.

 

2. Djoko Simbardjo. Fraktur Batang Femur. Dalam: Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Bagian Bedah FKUI.

  

3. Dandy DJ. Essential Orthopaedics and Trauma. Edinburg, London, Melborue, New York: ChurchillLivingstone, 1989.

  

4. Salter/ Textbook of Disorders and injuries of the Musculoskeletal System. 2nd ed. Baltimore/London:Willians & Wilkins, 1983.

  

5. Rosenthal RE. Fracture and Dislocation of the Lower Extremity. In: Early Care of the Injured Patient, edIV. Toronto, Philadelphia: B.C. Decker, 1990

17