LK dhf.docx

23
TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Adapun definisi demam berdarah atau Dangeu hemorrhagic Fever antara lain; Demam dengue adalah demam akut dengan ciri-ciri demam, maniefestasi perdarahan dan beretendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian. Demam dengue adalah sebuah penyakit yang disebarkan oleh vector. Penyakit disebabkan oleh virus yang disebarkan melalui populasi manusia melalui nyamuk aedes agyepati. (suddart,2001). Demam dengue (DF) adalah penyakit febris-virus akut, sering kali disertai dengan sakit kepala, nyeri tulang atau sendi dan otot, ruam dan leucopenia sebagai gejalanya. Demam berdarah dengue (DHF) ditandai oleh empat manifestasi klinis utama : demam tinggi, fenomena hemoragic, sering dengan hepatomegali dan pada kasusu berat mengalami syok hipovolemi yang diakibatkan oleh kebocoran plasma. (World health organization :EGC, 2005) Demam dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (arthropod-born virus) dan ditularkan melalui nyamuk aedes (aedses albocpictus dan aedes agypati). Dengue haemorrhagic fever (DHF) adalah penyakityang disebabkan oleh virus dan disebabkan oleh nyamuk aides.

Transcript of LK dhf.docx

Page 1: LK dhf.docx

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN

Adapun definisi demam berdarah atau Dangeu hemorrhagic Fever antara lain;

Demam dengue adalah demam akut dengan ciri-ciri demam, maniefestasi

perdarahan dan beretendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian.

Demam dengue adalah sebuah penyakit yang disebarkan oleh vector. Penyakit

disebabkan oleh virus yang disebarkan melalui populasi manusia melalui nyamuk aedes

agyepati. (suddart,2001).

Demam dengue (DF) adalah penyakit febris-virus akut, sering kali disertai dengan

sakit kepala, nyeri tulang atau sendi dan otot, ruam dan leucopenia sebagai gejalanya.

Demam berdarah dengue (DHF) ditandai oleh empat manifestasi klinis utama : demam

tinggi, fenomena hemoragic, sering dengan hepatomegali dan pada kasusu berat

mengalami syok hipovolemi yang diakibatkan oleh kebocoran plasma. (World health

organization :EGC, 2005)

Demam dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (arthropod-

born virus) dan ditularkan melalui nyamuk aedes (aedses albocpictus dan aedes agypati).

Dengue haemorrhagic fever (DHF) adalah penyakityang disebabkan oleh virus

dan disebabkan oleh nyamuk aides.

B. ETIOLOGI

Penyebab dengue hemorrhagic fever adalah virus, yaitu;

1. Virus dengue sejenis arbovirus (group B arbovirus)

Arbovirus merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan suatu kelompok

besar virus yang memilki siklus biologic yang melibatkan arthropod dan vertebrate.

2. Ditularkan oleh nyamuk A. aegypati dan A. albopictus yang terutama memiliki

habitat perkotaan dan mendapatkan virus sewaktu menghisap darah manusia yang

terinfeksi.

Page 2: LK dhf.docx

3. Virus ini merupakan Flavivirus RNA dengan 4 serotif setiap tipe dapat

menginfeksikan manusia, virus 1 dan 2 dapat menyebabkan penyakit sedangkan yang

ke3 dan keempat dan menjadi asimtomatik.

Beberapa faktor yang diketahui berkaitan dengan peningkatan tranmisi virus

dengue yaitu:

1. Vektor

Perkembang biakan vector, kebiasaan mengigit, kepadatan vector di lingkungan,

transportasi vector di lingkungan, transportasi vektor dari satu tempat ke tempat lain.

2. Pejamu atau Host

Terdapatnya penderita di lingkungan/keluarga, mobilisasi dan paparan terhadap

nyamuk, usia dan jenis kelamin.

3. Lingkungan

Lingkungan, suhu, curah hujan, sanitasi dan kepadatan penduduk.

C. MANIFESTASI KLINIK

Berdasarkan Klasifikasi DHF

a. Derajat 1

Demam disertai gejala klinis lain,uji tornikuet positif, tromboisopeni dan

hemokonsentrasi.

b. Derajat II

Maniefestasi klinik dengan derajat I dengan maniefestasi perdarahan spontan dibwah

kulit seperti peteki,hematoma dan perdarahan dari lain tempat.

c. Maniefestasi klinik pada derajat ke II dapat ditemukan manifestasi kegagalan sistem

rekulasi berupa nadi yang cepat dan lemah,hipotesi pada kulit yang lembab dingin dan

pasien gelisahh.

d. Derajat IV

Maniefestasi derajat III ditambah dengan renjatan yang berat dengan ditandai tensi

tak terukur dan nadi tak teraba.

Manifestasi klinik DHF secara umum

Page 3: LK dhf.docx

Manifestasi klinis DHF sangat bervariasi, Ia dapat menginfeksi manusia tanpa

menimbulkan gejala (Asymptomatic) maupun symptomatic, yaitu gejala yang muncul

antara lain;

a. Fase Demam

Secara tipikal penyakit DBD diawali dengan fese demam tinggi dengan onset yang

mendadak disertai dengan manifestasi facial flush dan nyeri kepala yang muncul

segera setelah masa inkubasi akibat infeksi dengue hemoragic fever yang umumnya

berlangsung selama 4-6 hari berlalu. Beberapa pasien dengan infeksi farings mungkin

mengeluh nyeri tenggorokan, namun jarang disertai dengan rhinitis dan batuk.

Manifestasi klinis lain yang seringkali menyertai fase awal DBD adalah anoreksia,

mual, muntah, rasa tidak nyaman di epigastrum, dan nyeri abdominal. Selama

beberapa hari pertama fase demam yang umumnya berakhir dalam 2-7 hari.

Fenomena diathesis hemoragic umumnya muncul dalam fase demam berupa

bercak-bercak kecil kemerahan yang terdapat pada ekstremitas, aksila, punggung, dan

wajah. Jenis perdarahan terbanyak adalah perdarahan kulit seperti uji tornikuet

(+),petikie,perdarahan konjungtiva. Perdarahan lain dapat berupa perdarahan

gusi,mimisan melena atau hematuri.

b. Fase Kritis

Fase kritis merupakan periode pembesaran plasma dijumpai pada saat demam

mereda (setelah durasi 2-7 hari). Bersamaam dengan atau segera setelah penurunan

cepat temperature tubuh terjadi berbagai derajat gangguan sirkulasi. Pasien umumnya

berkeringat, gelisah disertai dengan ekstremitas yang teraba dingin. Seringkali pasien

mengeluh nyeriperut akut dekat sebelum onset syok. Pada pasien dengan derajad

DBD yang lebih ringan, terjadi perubahan minimal dan sepintas dari tanda-tanda vital

dan pasien dapat sembuh secara spontan atau setelah periode singkat terapi. Pada

pasien dengan derajat yang lebih parah terjadi syok yang ditandai dengan kulit teraba

dingin dan lembab disertai tekanan nadi yang memendek atau hipotensi, pasien

tampak lesu untuk kemudian menjadi gelisah. Manifestasi syok berlangsung singkat

jika tidak ditangani kondisi akan semakin jelek menuju syok yang semakin dalam

disertai denyut nadi yang tidak teraba dan tekanan darah yang tidak terukur dan dapat

meninggal dunia dalam 12-24 jam. Syok yang memanjang seringkali merupkan

Page 4: LK dhf.docx

komplikasi dari asidosis metabolic dan perdarahan hebat, dan hal ini mencerminkan

prognosis yang jelek. Dan kadang-kadang dapat terjadi manifestasi klinis ensefalitis

yang berkaitan dengan gangguan metabolic, perdarahan intracranial, atau kegagalan

fungsi hati. Fase kritis ini umumnya berlangsung selama 24-48 jam.

c. Fase Penyembuhan

Fase penyembuhan umumnya berlangsung singkat. Pada fase ini biasanya

dijumpai sinus bradikardi. Selain itu pada ekstremitas seringkali dijumpai manifestasi

khas berupa bercak-bercak merah yang dikelilingi oleh kulit yang pucat. Tanpa

komplikasi, penyakit ini biasanya berlangsung sekitar 7-10 hari.

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan diagnostic menurut Suroso dkk,2004 hal.16

a. Pemeriksaan laboratorium

1. Trombosit menurun (< 100.000/ul)

2. Hematokrit meningkat 20% atau lebih

3. Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3

4. Kadar albumin menurun sedikit dan bersifat sementara

b. Pemeriksaan radiologi

Pada foto thorax grade II/IV didapati efusi pleura.

c. Pemeriksaan seurologis

Dengan uji hemaklutinasi inhibisi untuk diagnosis pasien dengan cara kenaikan titer

konvalensen 4xlipat dari titer serum akut dan titer tinggi (<1280) diduga positif

infeksi dengue.

Page 5: LK dhf.docx

E. PATOFISIOLOGI

1. Kondisi Vector(A. aegypati dan A. albopictus)2. Pejamu/Host3. Lingkungan: suhu, curah hujan, sanitasi,

kepadatan penduduk dll.

Infeksi virus dengue

Asymptomatic Symptomatic

Derajat 1, Derajat II, kegagalan sistem ,Derajat IV

Fase demam (2-7 hari)

Fase Penyembuhan (7-10 hari)

Fase krisis (24-48 jam)

Nyeri kepala

Anoreksia, mual, muntah

Rasa tdk nyaman di epigastrum

Nyeri abdominal

Peningkatan suhu

Perdarahan pd kulit, konjungtiva, GIT

MK: hipertermi MK:

ketdkseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

MK: Nyeri akut

MK: kekurangan vol cairan

kekurangan vol cairan

dehidrasi

gangguan sirkulasi

berkeringat, gelisah disertai dengan ekstremitas yang teraba dingin, hipotensi

Syok hipovolemi

kematian

sinus bradikardi

bercak-bercak merah yang dikelilingi oleh kulit yang pucat

MK: syok

sembuh

Kelainan ginjal,

ensefalopati

dengue

MK: ansietas

MK: Resiko konstipasi

Page 6: LK dhf.docx

F. KOMPLIKASI

Komplikasi dari demam berdarah menurut suroso,dkk.2004 hal.23 diantaranya yaitu:

a. Ensefelopati dengue

Pada umumnya ensefelopati terjadi sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan

dengan perdarahan. Ensefelopati dengue dapat menyebabkan kesadaran pasien terjadi

apatis dan somnolen,dapat juga disertai kejang.

b. Kelainan ginjal

Kelainan ginjal umumnya bisa terjadi pada fase terminal sebagai akibat syok yang

tidak teratasi dengan baik.

c. Odem paru

Odem paru merupakan komplikasi yang mungkin terjadi akibat pemberian cairan

yang berlebihan.

G.PENATALAKSANAAN MEDIS

Pada dasarnya pengobatan pasien DHF bersifat simtomasis dan suportif. Menurut

ngastiyah (2005: hal 344).

DHF tanpa renjatan

a. Tirah baring

b. Pemberian makan lunak

c. Demam tinggi,anoreksia dan sering muntah dapat menyebabkan dehidrasi, maka

pasein dapat minum 1 ½ L-2 L dalam 24 jam.

d. Demam tinggi diobati dengan obat antiperatik dan air hangat.

Jika kejang berikan luminal dan anti konsulan lainnya

H.PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan pendekatan yang sistematis untuk pengumpulan data dan

analisa data sehingga dapat diketahui masalah yang dihadapi oleh klien.

Page 7: LK dhf.docx

a). Pengumpulan Data

a.1. Identitas klien meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, bahasa, status

perkawinan, kebangsaan, pekerjaan, pendidikan, tanggal MRS, nomer register

dan diagnosa medis.

a.2. Keluhan utama

Pada umumnya klien merasa deman, mual, muntah, anoreksia, pendarahan, nyeri

kepala sampai dapat terjadi syok berat.

a.3. Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan sekarang

Hal ini meliputi keluhan utama mulai sebelum ada keluhan sampai terjadi

demam, mual, muntah, pendarahan, anoreksia, nyeri, syok sampai klien

masuk rumah sakit.

Riwayat kesehatan dahulu

Klien merasa mual, muntah, demam, anoreksia, pendarahan, nyeri, syok

apakah terdapat hubungan dengan penyakit yang diderita sebelumnya.

Riwayat kesehatan keluarga

Hal ini meliputi tentang bagaimana kesehatan dalam keluarga apakah ada

anggota keluarga yang menderita penyakit menular.

a.4. Pola-pola fungsi kesehatan

Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.

Tanggapan klien mengenai kesehatan dan kebiasaan yang kurang menjaga

kebersihan meliputi 3M : menguras, mengubur dan menutup sehingga

perkembangan nyamuk pembawa virus DBD berkurang.

Pola nutrisi dan metabolisme.

Pada umumnya klien DBD nafsu makannya menurun, ada mual dan muntah.

Pola aktivitas dan latihan.

Pada klien DBD akan mengalami gangguan karena, bedrest, anoreksia, mual,

muntah, demam dan nyeri akan membuat penurunan aktivitas klien.

Page 8: LK dhf.docx

Pola eliminasi.

Eliminasi alvi Kx kadang mengalami konstipasi sedangkan pada eliminasi

urine tidak mengalamai gangguan hanya warna urine menjadi kecoklatan.

Pola istirahat dan tidur.

Pola tidur dan istirahat akan menurun karena pasien dengan DHF terjadi

peningkatan suhu tubuh yang berakibat keringat banyak sehingga istirahat

menurun juga disertai dengan nyeri epigastrium.

Pola persepsi dan konsep diri.

Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan penyakitnya, dampak

psikologis klien terjadi perubahan konsep diri antara lain: body image, ideal

diri

Pola hubungan peran.

Bagaimana peran kx dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan

keluarga dan orang lain.

Pola penanggulangan stress.

Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas atas keadaan penyakit.

Pola tata nilai dan kepercayaan.

Biasanya klien akan terganggu dalam hal ibadanya karena harus berobat

sehingga aktivitas klien dibantu oleh keluarganya.

a.5. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum

Didapatkan saat keadaan klien waktu pengkajian k/u lemah, suhu tubuh

meningkat (28-41C) muka kemerahan, mual + muntah, nyeri (kepala, perut,

sendi dll).

Pemeriksaan tanda-tanda vital.

- Peningkatan suhu tubuh.

Page 9: LK dhf.docx

- Penurunan denyut nadi (bradikardi).

- Tingkat kesadaran.

- Tekanan darah menurun.

Pemeriksaan kepala dan leher.

Mukosa bibir kering dan pecah, wajah pucat, mata cowong, wajah

menyeringai kesakitan.

Pemeriksaan sistem integumen.

Kulit terlihat kering, turgor kulit menurun, muka kemerahan, petakie,

sianosis, keringat dingin, adanya ptechie yang diketahui dengan rempelit test.

Pemeriksaan sistem respirasi.

Pada klien DBD pernafasan rata-rata ada peningkatan inspirasi dan

eskspirasi.

Pemeriksan sistem kardiovaskuler.

Terjadi penurunan tekanan darah (bradikardi), relatik haemoglobin rendah,

tidak ada kelainan suara jantung, dan dapat terjadi perdarahan pada sistem

kardiovaskuler.

Pemeriksaan gastrointestinal tract.

Pada klien DBD lidah kotor, mual (+), muntah (+) dan anoreksia peningkatan

peristaltik usus, perut kembung, sering haus, hematomesis (+).

Pemeriksaan muskuloskeletal.

Adanya kelemahan otot karena kehilangan cairan dan nutrisi tubuh.

Pemeriksaan sistem endokrin.

Tidak ada yang mempengaruhi terjadinya DBD dalam sistem endokrin.

Pemeriksan ganitouria.

Page 10: LK dhf.docx

Tidak terdapat dysuria, retensi urine dan inkontinersia urine, dan bisa terjadi

hematuri dan melena.

Pemeriksaan sistem persyarafan.

Pada umumnya motorik dan sensorik terjadi gangguan.

b). Analisa Data.

DS : pasien mengatakan nyeri ulu hati.

DO : mual (+) muntah (+) nyeri asigastriom (+).

Masalah : gangguan rasa nyaman karena nyeri.

Kemungkinan penyebab : peningkatan asam lambung.

DS : pasien mengatakan badannya panas.

DO : - suhu tinggi (38-40C).

- keluar keringat dingin.

- Demam.

- Mukosa bibir kering.

Masalah : peningkatan suhu tubuh.

Kemungkinan penyebab : adanya invasi virus.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Adapun diagnose yang muncul antara lain:

1. Hipertermia b.d penyakit (infeksi virus DHF)2. ketdkseimbangan nutrisi :kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan mencerna

makanan3. kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif4. Nyeri akut agen cedera biologis5. Syok b.d hipovolemia6. Ansietas b.d infeksi

Page 11: LK dhf.docx

7. Resiko konstipasi dengan factor resiko asupan serat tidak cukup

J. INTERVENSI KEPERAWATAN DAN RASIONAL

NO Dx.Keperawatan Tujuan Kriteria Standart Intervensi Rasional1. Hypertermia b.d proses

penyakit

Subjektif:Px.mengeluh MualObjektif:

Kulit memerah Suhu tubuh

meningkat diatas rentang normal

Frekuensi nafas meningkat

Kejang/konvulsi (Kulit) hangat

bila disentuh Takikardia

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam,Px akan menunjukkan Termoregulasi,dibuktikan dengan indikator gangguan sbb:(sebutkan 1-5:ekstrem,berat,sedang,ringan,atau tidak ada gangguan)

Suhu kulit dalam rentang yg diharapkan

Suhu tubuh dlm batas normal

Nadi dan pernafasan dlm rentang yg diharapkan

Perubahan warna kulit tidak ada

Keletihan dan mudah tersinggung tidak tampak

1. Pantau aktivitas kejang

2. Pantau hidrasi (misalnya,turgor kulit,klembaban membran mukosa)

3. Pantau tek.darah,nadi,dan pernafasan

4. Pantau suhu minimal 2j am sesuai dengan kebutuhan

5. Pantau warna kulit dan suhu.

Pendidikan untuk px/keluarga:6. Ajarkan pasien

atau keluarga dalam pengukur suhu untuk mencegah dan mengenali secara dini hipertermia.

Regulasi suhu (NIC):7. Ajarkan indikasi

keletihan karena panas dan tindakan kedaruratan yang dibutuhkan.

Aktivitas kolaborasi:8. Regulasi suhu

(NIC):berikan obat antiperatik,sesuai dengan kebutuhan: gunakan matras dingin dan mandi air hangat untuk mengatasi gangguan suhu tubuh,sesuai dengan kebutuhan.

1. Untuk mengetahui drajat demam pasien.2. Demam tinggi dan gejala lainnya pada DHF menimbulkan kehilangan cairan.3. untuk mengetahui kondisi umum pasien.4. adanya hipertermi pada gejala DHF.5. untuk mengetahui tanda-tanda kekurangan cairan.6. Agar klien mandiri sehingga dapat meminta pertolongan medis secara cepat.7. Agar klien mampu mengatasi permasalahan secara cepat.8. Untuk menurunkan atau menormalkan suhu tubuh.9. Agar panas dapat menguap, sehingga suhu dapat stabil.10. Untuk mengompres pasien.11. Untuk mengganti kehilangan cairan12. Untuk mengurangi panas pada tubuh pasien (menurunkan suhu)13. Sebagai penurun suhu tubuh14. menangani permasalahan dengan tepat.

Page 12: LK dhf.docx

Aktivitas lain:9. Lepaskan pakaian

yg berlebihan dan tutupi Px dengan hanya selembar pakaian

10. Gunakan waslap dingin pada axila,kening,leher,dan lipat paha

11. Anjurkan asupan cairan oral

12. Gunakan kipas yg berputar di ruangan Px

13. Gunakan selimut pendingin

14. Untuk hipertermia maligna:Lakukan perawatan kedaruratan sesuai dengan protokol;Pertahankan peralatan kedaruratan di area operasi sesuai dengan protokol

2 Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhanSubjektif:

Kram abdomen Nyeri abdomen

dengan atau tanpa penyakit

Merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan

Melaporkan perubahan sensasi rasa

Melaporkan kurangnya makanan

Merasa kenyang

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam,Px akan menunjukkan terpenuhinya kebutuhan nutrisi status Gizi:Asupan makanan,cairan,dan Zat gizi,ditandai dengan indikator berikut :(sebutkan 1-5:tidak adekuat,ringan,sedang,kuat,atau adekuat total)

Makanan oral Pemberian makanan

lewat selang Nutrisi parenteral

total Asupan cairan oral

atau IV

Pengkajian:1. Tentukan motivasi

Px untuk mengubah kebiasaan makan.

2. Pantau nilai Lab,khususnya transferin,albumin,dan elektrolit

3. Pengelolaan nutrisi (NIC): Ketahui makanan kesukaan Px,Tentukan kemampuan Px untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

4. Pantau kandungan nutrisi dan kalori pd catatan asupan,Timbang Px

1.Untuk meningkatkan nafsu makan pasien.2. Mengetahui status gizi pasien secara biocemical.3. Meningkatkan nafsu makan pasien.4. Mengetahui kondisi kekurang nutrisi pasien.5. Untuk mengurangi hambatan dalam makan.6. Agar klien mampu memenuhi nutrisi dengan baik.7. Agar klien mampu mengatur dan memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan baik.8. Protein sangat

Page 13: LK dhf.docx

segera setelah mengingesti makanan

Indigesti (non-NANDA)

Objektif: Tidak tertarik

untuk makan Kerapuhan

kapiler Diare dan

steatore Adanya bukti

kekurangan makanan

Kehilangan rambut yang berlebihan

Bising usu hiperaktif

Kurang informasi

Kurangnya minat pd makanan

Miskonsepsi Konjungtiva dan

membran mukosa pucat

Tonus otot buruk

Menolak untuk makan (non-NANDA)

Luka,rongga mulut inflamasi

Kelemahan otot yg dibutuhkan untuk menelan atau mengunyah

pd interval yg tepatPendidikan untuk Px/Keluarga:

5. Ajarkan metode untuk perencanaan makan

6. Ajarkan Px/keluarga tentang makanan yg bergizi dan tidak mahal

7. Pengelolaan Nutrisi (NIC):Berikan informasi yg tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya.

Aktivitas kolaboratif:8. Diskusikan dengan

ahli gizi dlm menentukan kebutuhan protein untuk Px dengan ketidakadekuatan asupan protein atau kehilangan protein

9. Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan,makanan pelengkap,pemberian makanan melalui selang,atau nutrisi parenteral total agar asupan kalori yang adekuat dapat dipertahankan.

10. Rujuk keprogam gizi dikomunitas yang tepat,jika px tidak dapat membeli atau menyiapkan makanana yang adekuat

penting sebagai pembangun tubuh, dengan adanya ahli gizi kebutuhan dapat terpenuhi dengan mudah.9 untuk mengatasi masalah klien dalam mengasup nutrisi.10 Klien dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya sekalipun terdapat kekurangan.11 Sebagai upaya untuk mengatasi masalah klien dalam pemenuhan nutrisinya.

Page 14: LK dhf.docx

Aktivitas lain:11. Pemgelolaan

nutrisi NIC: anjurkan px untuk mengguanakan gigi palsu atau perawatan gigi,berikan px camilan dan minuman bergizi,tinggi protein,tinggi kalori yang siap dikonsumsi.

3 Kekurangan volume cairan

Subjektif: Px.mengeluh Haus

Objektif: Perubahan

status mental Penurunan

tekanan darah Penurunan

volume/ tekanan nadi

Penurunan turgor kulit/lidah

Penurunan haluaran urine

Penurunan pengisian vena

Kulit/membran mukosa kering

Hematokrit meningkat

Suhu tubuh meningkat

Frekuensi nadi meningkat

Konsentrasi urine meningkat

Penurunan berat badan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam,Px akan terpenuhinya volume cairan

Kekuranga volume cairan yang teratasi, dibuktikan dengan keseimbangan cairan, keseimbangan elektrolit dan asam-basa, hidrasi yang adekuat, dan status nutrisi yang adekuat: asupan makanan dan cairan.

Keseimbangan elektrolit dan asam-basa akan dicapai, dibuktikan dengan indikator gangguan berikut (dengan ketentuan 1-5: berat, substansial, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan). Frekuensi nadi dan irama dalam rentang yang

Pengkajian:1. Pantau

warna,jumlah dan frekuensi kehilangan cairan

2. Observasi khususnya terhadap kehilangan cairan yang tinggi eloktrolit

3. Pantau perdarahan4. Tinjau ulang

elektrolit,natrium,kalium,klorida dan kreatinin.

5. Pengelolaan cairan NIC: pantau status hidrasi, pantau hasil lab dengan keseimbangan cairan,timbang BB dan pantau kemajuannya.

Pendidikan utuk keluarga:6. Anjurkan px untuk

menginformasikan perawaat bila haus.

Aktivitas kolaboratif:7. Lapirkan dan catat

keluaran kurang dari....ml

Aktivitas lain:

1. Untuk mengkaji drajad kehilangan cairan pada klien.2. Agar tidak terjadi kehilangan cairan berlebih.3. untuk mengatasi masalah secara cepat dan menghindari resiko syok hipovolemik.4. Untuk memastikan keseimbangan elektrolit dan kehilangan cairan yang dialami klien.5. Untuk mengetahui tingkat balance cairan6. Agar perawat dapat memantau intake cairan pasien.7 Observasi output cairan.8. Memenuhi kebutuhan PH, meningkatkan nafsu makan (intake)9. Untuk mempermudah pernafsan dan menurunkan kerja jantung.10. untuk menyeibangkan cairan klien.

Page 15: LK dhf.docx

yang tiba-tiba (kecuali dalam lapisan ketiga)

Kelemahan

diharapkan. Frekuensi dan irama nafas dalam rentang yang diharapkan. Kewaspadaan mental dan orientasi kognitif tidak ada gangguan.Elektrolit serum (misalnya, natrium, kalium, kalsium, dan magnesium) dalam batas normal.Serum dan pH urine dalam batas normal.

8. Bersihkan mulut secara teratur

9. Posisikan dalam trendelenburg atau tinggikan kaki px bila hipotensi

10. Pengaturan cairan NIC: tingkatan asupan oral,pasang kateter urin,berikan caoiran sesuia dengan kebutuhan.

Page 16: LK dhf.docx

K.DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Sudart . 2001.Buku Ajar Keperawatan Medika Bedah. Edisi 8. Jakarta: EGC

Djunaedi, Djoni.(2006). Demam Berdarah (dengue DBD).Malang: UNIVERSITAS

Muhammadiyah Malang.

Nanda International.(2011). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.Jakarta : EGC.

WHO(2005). Demam Berdarah Dengue:diagnosis, pengibatan, pencegahan &

pengendalian.Jakarta: EGC

Wilkinson, Judith. (2007).Buku Saku Diagnosis Kperawatan Dengan Intervaensi NIC dan

Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC