ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

66
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DII WILAYAH RW II KELURAHAN WIYUNG KECAMATAN WIYUNG KOTAMADYA SURABAYA 01 JULI 2002-23 AGUSTUS 2002 Praktik klinik keperawatan komunitas dilaksanakan mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan III Kelompok 3 Gerbong II mulai 01 Juli 2002 – 23 Agustus 2002 sebagai salah satu perogram profesi dalam menempuh pendidikan Strata 1 Keperawatan. Praktik tersebut dilakukan untuk mengejawantahkan konsep kepeerawatan dan kesehatan komunitas serta keluarga di tataran nyata kepada masyarakat sehingga upaya mencetak tenaga perawat profesional sesuai dengan kompetensinya dapat tercapai. Kegiatan tersebut menggunakan proses keperawatan sebagai model pendekatan yang bersifat ilmiah, yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Berikut kami uraikan ikhtisar asuhan keperawatan komunitas yang telah kami lakukan. 3.1 Tahap Pengkajian 3.1.1 Pengumpulan Data 1) Data Demografi Wilayah RW II Kelurahan Wiyung terbagi menjadi 4 RT yang masing-masing RT terdiri dari 100-150 KK dengan data yang terkumpul sejumlah 356 KK (quesioner) dari 500 KK yang diperkirakan, berdasarkan data hasil observasi dan wawancara dengan aparat RW, maka didapatkan bahwa 100% penduduk merupakan warga asli Wiyung dengan jumlah 1478 penduduk.

description

55555555555

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DII WILAYAH RW II KELURAHAN WIYUNG

KECAMATAN WIYUNG KOTAMADYA SURABAYA

01 JULI 2002-23 AGUSTUS 2002

Praktik klinik keperawatan komunitas dilaksanakan mahasiswa Program Studi S1

Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan III Kelompok 3

Gerbong II mulai 01 Juli 2002 – 23 Agustus 2002 sebagai salah satu perogram profesi

dalam menempuh pendidikan Strata 1 Keperawatan.

Praktik tersebut dilakukan untuk mengejawantahkan konsep kepeerawatan dan

kesehatan komunitas serta keluarga di tataran nyata kepada masyarakat sehingga

upaya mencetak tenaga perawat profesional sesuai dengan kompetensinya dapat

tercapai.

Kegiatan tersebut menggunakan proses keperawatan sebagai model

pendekatan yang bersifat ilmiah, yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi. Berikut kami uraikan ikhtisar asuhan keperawatan komunitas yang telah kami

lakukan.

3.1 Tahap Pengkajian

3.1.1 Pengumpulan Data

1)      Data Demografi

Wilayah RW II Kelurahan Wiyung terbagi menjadi 4 RT yang masing-masing RT

terdiri dari 100-150 KK dengan data yang terkumpul sejumlah 356 KK (quesioner) dari

500 KK yang diperkirakan, berdasarkan data hasil observasi dan wawancara dengan

aparat RW, maka didapatkan bahwa 100% penduduk merupakan warga asli Wiyung

dengan jumlah 1478 penduduk.

Berdasarkan metode pengkajian Winshield Survey, data demografi masyarakat

akan disajikan sebagai berikut:

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

Batas wilayah sebelah barat                : RW III Kelurahan Wiyung

Batas wilayah sebelah timur               : Kelurahan Babadan

Batas wilayah sebelah selatan             : RW I Kelurahan Wiyung

Batas wilayah sebelah utara                : RW III dan IV Kelurahan Wiyung

Fasilitas yang tersedia di RW II Kelurahan Wiyung adalah sebagai berikut: balai RW II (1 buah), musholla di RT 02 (1 buah), masjid di RT 04 dan 01 (2 buah), Posyandu.Hasil data yang diperoleh melalui angket/quesioner, wawancara dan observasi yang dilakukan oleh mahasiswa dapat disajikan sebagai berikut:

a.      

Distribusi Warga Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Warga RW II Wiyung

Dari gambar diatas didapatkan bahwa sebagian besar warga berjenis kelamin

perempuan dengan jumlah 748 orang (50,6%) dan 730 orang berjenis kelamin laki-laki

(49,4%). Perbandingan tersebut seimbang.

b.      Distribusi Warga Berdasarkan Agama/Kepercayaan

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

Gambar 4.2 Distribusi Agama/Kepercayaan Warga RW I Wiyung

Sebagian besar (93%) warga beragama Islam dengan kegiatan keagamaan yang

aktif yaitu majlis dzibaiyah ibu-ibu setiap Selasa malam, majlis tahlil ibu-ibu setiap Rabu

malam, majlis tahlil bapak-bapak tiap Kamis malam.

c.      

Distribusi Warga Berdasarkan Umur

Gambar 4.3 Distribusi Umur Warga RW II Kelurahan Wiyung

Dari gambar diatas, diadapatkan bahwa sebagian besar wrga berada pada usia

produktif yaitu 22-55 tahun dengan jumlah 757 orang (51,2%). Selain itu, terdapat data

yang mencolok yaitu jumlah usia lanjut yang menduduki peringkat ke-4, yaitu sejumlah

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

142 orang (9,61%), hal ini memberikan dampak pada peningkatan derajat kesehatan

masyarakat dengan memerlukan tinakan yang lebih terhadap kelompok khusus ini.

d.     

Distribusi Warga Berdasarkan Pendidikan

Gambar 4.4 Distribusi Pendidikan Warga RW II Kelurahan Wiyung

Berdasarkan gambar diatas, didapatkan data bahwa sebagian besar warga RW II Kelurahan Wiyung berpendidikan SD atau sederajat dengan jumlah 587 orang (39,7%).

Dari gambar tersebut, didapatkan pula warga yang tidak sekolah sejumlah 269

orang (18,2%), data tersebut meliputi warga dewasa yang tidak pernah mengenyam

pendidikan/bangku sekolah dan balita.

e.       

Distribusi Warga Berdasarkan Pekerjaan

Gambar 4.5 Distribusi Pekerjaan Warga RW II Kelurahan Wiyung

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

Gambar 4.5 diatas menunjukkan sebagian warga tidak bekerja sejumlah 846

orang (57,2%). Warga yang tidak bekerja meliputi ibu rumah tangga, balita, anak dan

remaja sekolah serta usia lanjut. Kebanyakan dari warga yang bekerja adalah

mempunyai pekerjaan swasta 289 orang (19,6%) yaitu dagang, pekerja bangunan dan

karyawan swasta 264 orang (17,9%).

2)      Data Kesehatan Lingkungan

Dari 356 KK yang didata, didapatkan data kesehatan lingkungan sebagai berikut:

a.       Status kepemilikan rumah:

K      Sewa/kontrak                   : 3,3%

K      Rumah sendiri                  : 81,8%

K      Orang tua/keluarga           : 15,5%

b.      Ratio jumlah kamar tidur dengan anggota keluarga:

K      1 : 1                       : 21%

K      1 : 2                       : 49,1%

K      1 : 3 atau lebih       : 29,9%

c.       Lantai rumah:

K      Keramik    : 34.6%

K      Tegel         : 13,29%

K      Semen       : 42,52%

K      Tanah        : 9,6%

d.      Keberadaan ventilasi:

K      Terdapat ventilasi di masing-masing kamar                      : 51,9%

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

K      Tidak terdapat ventilasi di masing-masing kamar : 48,1%

e.       Kebiasaan membuka ventilasi:

K      Sering        : 51,4%

K      Jarang        : 48,6%

f.       Pencahayaan oleh cahaya matahari:

K      Baik           : 19,2%

K      Cukup       : 77,2%

K      Kurang      : 3,6%

g.      Sumber air bersih:

K      PDAM                  : 93,7%

K      Sumur gali             : 6,3%

K      Lain-lain                : 0%

h.      Air minum:

K      Air kemasan                      : 2,9%

K      PDAM dimasak                : 89,3%

K      PDAM tidak dimasak       : 1,9%

K      Sumur                                : 5,8%

i.        Jamban/WC:

K      Ada           : 97%

K      Tidak ada  : 3%

j.        Resapan septik tank:

K      Ada           : 44,7%

K      Tidak ada  : 55,3%

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

k.      Kebiasaan menguras bak penampungan air:

K      Setiap 3 hari          : 14,3%

K      Seminggu sekali    : 50,5%

K      Lebih seminggu     : 35,2%

l.        Keberadaan jentik nyamuk:

K      Ada           : 49,2%

K      Tidak ada  : 50,8%

m.    Pembuangan sampah:

K      Bak sampah & diangkut petugas  : 4,6%

K      Ditimbun                                       : 2,6%

K      Dibakar                                         : 91,4%

K      Lain-lain                                        : 1,3%

n.      Pembuangan air limbah rumah tangga:

K      Peresapan  : 5,6%

K      Parit/got    : 91,7%

K      Tergenang : 2,6%

3)      Data Kesehatan Usia Lanjut

a. Keberadaan lansia di KK:

K      Ada           : 39,4%

K      Tidak ada  : 60,6%

b. Jumlah lansia di RW II Kelurahan Wiyung: 129 orang

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

c. Status kesehatan:

K      Sehat         : 77,5%

K      Sakit          : 22,5%, dengan keluhan pegal linu, sesak, darah tinggi, kembung, diare

dan lain-lain.

d. Tindakan yang dilakukan bila lansia sakit:

K      Puskesmas             : 83,7%

K      Dukun                   : 0%

K      Dokter                   : 14,7%

K      Rumah Sakit         : 0,8%

K      Lain-lain                : 0,8%, yaitu klinik dan bidan

e. Aktifitas lansia sehari-hari:

K      Organisasi             : 16,7%

K      Usaha produktif    : 16,7%

K      Senam/OR             : 3,3%

K      Tanpa kegiatan      : 63,3%

4)      Data Kesehatan Ibu Hamil

a. Keberadaan ibu hamil dalam KK:

K      Ada           : 6,3%

K      Tidak ada  : 93,7%

b. Jumlah ibu hamil: 17 orang

c. Kehamilan ke-:

K      1    : 52,9%

K      2    : 35,3%

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

K      3    : 11,8%

K      >4  : 0%

d. Usia kehamilan:

K      1-3 bulan   : 41,7%

K      4-6 bulan   : 16,7%

K      7-9 bulan   : 33,3%

e. Pemeriksaan kehamilan:

K      Memeriksakan                   : 100%

K      Tidak memeriksakan         : 0%

f. Kerutinan pemeriksaan kehamilan:

K      Rutin                     : 100%

K      Tidak rutin                        : 0%

g. Tempat pemeriksaan kehamilan:

K      Puskesmas             : 17,6%

K      Posyandu              : 0%

K      RS/Klinik              : 23,5%

K      Dokter/bidan         : 58,8%

h. Keluhan selama kehamilan:

K      Ada           : 20% yaitu mual, pusing terutama yang usia kehamilan muda

K      Tidak ada  : 80%

i. Imunisasi TT selama hamil:

K      Sudah        : 76,5%

K      Belum        : 23,5%

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

5)      Data Keluarga Berencana

a.

b.Akseptor KB

   Gambar 4.6 Keikutsertaan Keluarga dari RW II Kelurahan Wiyung menjadi Peserta KB

Dari gambar 4.6 diatas, didapatkan data bahwa dari 356 KK, terdapat 76% dari

isteri menjadi akseptor KB.

b. Metode KB yang digunakan:

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

Gambar 4.7 Metode KB yang digunakan Akseptor KB warga RW II Kelurahan Wiyung

Gambar 4.7 diatas menunjukkan sebagian besar akseptor KB menggunakan

metode suntik (63%) dan pil (31%).

6)      Data Kesehatan Balita

a. Imunisasi Balita:

K      Polio:

¼  4 kali                           : 38%

¼  3 kali                           : 22,8%

¼  2 kali                           : 15,2%

¼  1 kali                           : 9,8%

¼  Tidak imunisasi           : 14,1%

K      Hepatitis B:

¼  3 kali                           : 47,7%

¼  2 kali                           : 13,6%

¼  1 kali                           :16%

¼  Tidak imunisasi           : 22,7%

K      DPT:

¼  3 kali                           : 48,9%

¼  2 kali                           : 9,1%

¼  1 kali                           : 18,2%

¼  Tidak imunisasi           :23,9%

K      BCG:

¼  1 kali                           : 75,3%

¼  Tidak imunisasi           : 24,7%

K      Campak:

¼  1 kali                           : 60,2%

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

¼  Tidak imunisasi           : 39,8%

b. Umur diberi ASI

K      < 6 bulan               : 18,1%

K      6-12 bulan             : 20,2%

K      12-18 bulan           : 8,5%

K      sampai 24 bulan    : 53,2%

c. Pemberian makanan tanbahan:

K      Segera setelah lahir           : 3,1%

K      Umur 1 bulan                    :6,3%

K      Umur 2 –3 bulan               :14,6%

K      Setelah umur 4 bulan        :46,9%

K      Umur > 6 bulan                 : 29,2%

d. Status gizi (KMS):

K      Berada di garis hijau         : 68,9%

K      Berada di garis kuning      : 30%

K      Berada di garis merah       : 1,1%

e. Tempat penimbangan

K      Posyandu              : 56,2%

K      Puskesmas             : 25%

K      Lain-lain                : 18,8%

f. Waktu penimbangan

K      Rutin setiap bulan                                     : 78,7%

K      Tidak rutin setiap bulan ( > 1 bulan)         : 21,3%

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

K        Distribusi rutinitas penimbangan tidak normasl, sebab peserta posyandu sebagian

besar berasal dari RT 01 dan 02.

K      Alasan tidak rutin adalah letak posyandu yang jauh dari RT 03 dan 04, malas, tidak ada

teman untuk berangkat bersama dan langsungdibawa ke Puskesmas atau bidan.

g. Tindakan bila anak sakit

K      Dokter praktik       : 10,6%

K      Perawat/bidan       : 6,4%

K      Puskesmas/RS       : 83%

K      Lain-lain                : 0%

7)      Data Status Kesehatan Keluarga

a. Anggota keluarga yang sakit 6 bulan terakhir

K      Ada           : 36,4%

K      Tidak ada  : 63,6%

b. Penyakit yang diderita

K      DHF          : 0%

K      Campak     : 0%

K      TBC          : 0%

K      Thypoid     : 2,4%

K      Lain-lain    : 97,6%, yaitu batuk, pilek, pegal linu, darah tinggi, sesak, darah

tinggi/hypertensi, dan lain-lain.

c. Anggota keluarga yang meninggal 1 tahun terakhir

K      Ada           : 9,1%

K      Tidak ada  : 90,9%

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

8)      Data Kesehatan Remaja

a. Remaja di keluarga (KK)

K      Ada           : 74,7%

K      Tidak ada  : 25,3%

b. Jumlah remaja: 251 orang (16,9%) dari 1478 penduduk

K        RT 01        : 83 orang (15,6%)

K        RT 02        : 80 orang (20,6%)

K        RT 03        : 59 orang (17,5%)

K        RT 04        : 29 orang (13%)

c. Kegiatan waktu luang

K      Musik        : 14,8%

K      Olah raga   : 34,7%

K      Santai        : 36,4%

K      Lain-lain    : 14,2%

d. Kebiasaan remaja

K      Merokok                            : 10%

K      Begadang                          : 10%

K      Minum minuman keras      : 0,4%

K      Lain-lain                            : 22,7%

e. Kegiatan sosial remaja

K      Arisan                    : 2,4%

K      Pengajian               : 10,4%

K      Karang taruna       : 52,2%

K      Lain-lain                : 10%

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

f. Olah raga

K      Badminton                        : 6%

K      Sepak bola             : 42,2%

K      Bola volley            : 8,4%

K      Lain-lain                : 13,4%

3.1.2 Analisa DataDATA ANALISA MASALAH

49,16% bak mandi atau tandon air warga terdapat jentik50,5% KK dengan kebiasaan menguras bak mandi

seminggu sekali, 35,5% dengan kebiasaan lebih dari seminggu

 48,1% KK tidak mempunyai ventilasi di setiap kamar rumahnya

48,6% KK jarang membuka ventilasi kamarMobilisasi penduduk tinggi. 3,6% KK dengan pencahayaan oleh matahari kurang

Informasi kepala puskesmas wiyung bahwa pembinaan lansia di RW2 belum berjalan

Dari survey yang dilaksanakan terhadap 356 KK, diketahui jumlah lansia 129 orang.

74,4% lansia tidak ada kegiatan yang terorganisir22,48 lansia mengeluh-kan sakit (hipertensi 5 orang, DM

4 orang, pusing-pusing 4 orang dan sesak 3 orang)

Keterangan kepala puskesmas bahwa dari 25 kader yang ada, 8 diantaranya kader aktif.

 Dari hasil survey diketahui 27,5% masyarakat tidak rutin ke posyandu setiap bulannya.

Distribusi rutinitas penimbangan tidak normal, sebab peserta posyandu sebagian besar berasal dari RT 01 dan 02.

Alasan tidak rutin adalah letak posyandu yang jauh dari RT 03 dan 04, malas, tidak ada teman untuk berangkat bersama dan langsungdibawa ke Puskesmas atau bidan.

Rendahnya penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang diwilayah RW 2.

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

Dari hasil survey diketahui 226 KK menjadi akseptor KB

Dari jumlah tersebut 39,3% mempergunakan metode suntik, 19,7% menggunakan metode PIL, dan hanya 3,1% dengan IUD.

  

jumlah remaja 251 orang  25,5% tidak memi-liki kegiatan, 10% memiliki kebiasaan

merokok, 10% me-miliki kebiasaan begadang 0,4% re-maja memiliki ke-biasaan minum-minuman keras.

  RW2 termasuk wilayah perkotaan, yang mana peredaran narkobamarak.

Resiko kenakalan remaja di RW II Kelurahan Wiyung

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx
Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

3.1.3 Prioritas Masalah

NO

MASALAH KESEHATA

N

KRITERIA PENAPISAN

JUMLAH

Sesuai

dengan

peran

perawat

komunitas

Resiko terjadi

Resiko parah

Potensi

untuk pendidikan kesehatan

Interes

komunitas

Kemungkinan diatasi

Relevan dengan program

Tersedia sumber tempat

Tersedia sumber waktu

Tersedia sumber dan

a

Tersedia sumber

fasilitas

Tersedia sumber SDM

1.

Resiko terjangkit penyakit demam berdarah (DHF) diwilayah RW II Kelurahan Wiyung

5 4 3 5 4 5 5 5 4 3 4 4 51

2.

Resiko penurunan status kesehatan lansia di RW II Kelurahan Wiyung

5 4 4 5 5 4 5 5 5 3 4 4 53

3. Kurang efektifnya pemanf

5 5 4 5 3 3 5 5 3 4 3 3 48

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

aatan posyandu di RW II Kelurahan Wiyung

4.

Rendahnya penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang diwilayah RW II Kelurahann Wiyung

5 3 2 5 3 3 5 5 3 3 3 3 43

5.

Resiko tinggi terjadinya kenakalan remaja di RW II Kelurahan Wiyung

5 4 3 5 4 4 5 5 5 4 4 4 52

DIAGNOSA KEPERAWATAN dan RENCANA STRATEGIS

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

3.1.4 Diagnosa Keperawatan Komunitas

Berdasarkan analisa data dan penapisan untuk menentukan prioritas masalah, maka didapatkan diagnosa keperawatan komunitas sebagai berikut:

1)      Resiko penurunan status kesehatan lansia di RW II Kelurahan Wiyung berhubungan

dengan belum adanya pembinaan kesehatan lansia di RW II Kelurahan Wiyung,

ditandai dengan:

  Informasi Kepala Puskesmas Wiyung bahwa pembinaan lansia di RW II Kelurahan

Wiyung belum berjalan

  Dari survey yang dilaksanakan terhadap 356 KK, diketahui jumlah lansia 129 orang.

  74,4% lansia tidak ada kegiatan yang terorganisir

  22,48 lansia mengeluhkan sakit (hipertensi 5 orang, DM 4 orang, pusing-pusing 4 orang

dan sesak 3 orang)

2)      Resiko terjadinya kenakalan remaja di RW II Kelurahan Wiyung berhubungan dengan

kurangnya pemanfaatan waktu luang remaja di RW II Kelurahan Wiyung, ditandai

dengan:

  Dari hasil survey diketahui jumlah remaja 251 orang

  Dari jumlah tersebut 25,5% tidak memiliki kegiatan/santai, 10% memiliki kebiasaan

merokok, 10% memiliki kebiasaan bergadang 0,4% remaja memiliki kebiasaan minum-

minuman keras dan lain-lain yang belum teridentifikasi 22,7% remaja.

  RW2 termasuk wilayah perkotaan, yang mana peredaran narkoba marak.

  Tersedianya fasilitas dan organisasi kepemudaan yang harus dimanfaatkan.

3)      Resiko terjangkit penyakit demam berdarah (DHF) diwilayah RW II Kelurahan Wiyung

berhubungan dengan tingginya kepadatan vector, ditandai dengan:

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

  49,2% bak mandi atau tandon air warga terdapat jentik

  50,5% KK dengan kebiasaan menguras bak mandi seminggu sekali, 35,2% dengan

kebiasaan lebih dari seminggu

  3,6% KK dengan  pencahayaan oleh matahari kurang

  48,6% KK jarang membuka ventilasi rumah

  48,1% KK tidak mempunyai ventilasi di setiap kamar rumahnya

  Mobilisasi penduduk tinggi.

4)      Kurang efektifnya pemanfaatan posyandu di RW II Kelurahan Wiyung berhubungan

dengan sistem pendukung yang kurang memadai, ditandai dengan:

  Keterangan kepala puskesmas bahwa dari 25 kader yang ada, 8 diantaranya kader aktif.

  Dari hasil survey diketahui 20,1% masyarakat tidak rutin ke posyandu setiap bulannya.

  Distribusi rutinitas penimbangan tidak normasl, sebab peserta posyandu sebagian besar

berasal dari RT 01 dan 02.

  Alasan tidak rutin adalah letak posyandu yang jauh dari RT 03 dan 04, malas, tidak ada

teman untuk berangkat bersama dan langsungdibawa ke Puskesmas atau bidan.

5)      Rendahnya penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang diwilayah RW II kelurahan Wiyung, ditandai dengan:

  Dari hasil survey diketahui 226 KK menjadi akseptor KB

  Dari jumlah tersebut 39,3% mempergunakan metode suntik, 19,7% menggunakan

metode PIL, dan hanya 3,1% dengan IUD

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

3.2 Tahap Perencanaan

No

Diagnosa

Keperawata

n

TujuanSasaran

Strategi

Rencana

Kegiatan

Waktu

Tempat

Evaluasi

EvaluatorKrit

eriaStandar

t

1.

Resiko pe-nurunan status kesehatan lan-sia di RW II Kelurahan Wi-yung berhu-

Jangka panjang:Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu hidup lansia dalam menjalani masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat  se-suai dengan kebe-radaannya dalam strata masyarakat.Jangka pendek:

 Terbentuknya

Selu-ruh lansia di RW II Ke-lurah-an Wi-yung

KIEMS

 Fasilitasi terbentuk-nya sarana pembina-an kesehatan lansia di RW2 (kelompok

12-19 Agus-tus 2002

Balai RW II Kelurah-an Wi-yung,Rumah kediam-an Ketua Pokjakes dan Ke-tua tiap RT

VerbalPsikomotor dan sikap

   Masyarakat mampu me-ngenal masalah kesehatan lansia

   Dilakukannya KIEMS pada kelompok lansia dan

   Mahasiswa

   Petu-gas Pus-kes-mas

   LKMD

   Pokjakes

   Ketua RW dan Staf

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

bungan dengan belum adanya pembinaan ke-sehatan lansia di RW II Ke-lurahan Wi-yung

sarana pembinaan kesehat-an lansia di RW2

 Adanya pembinaan kesehatan lansia secara berkala.

 Masyarakat mampu mengidentifikasi masalah, merencana-kan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan

kerja lan-sia)

 Bina kesehatan lan-sia, antara lain:

 Screening ke-sehatan lansia

 Posyandu lansia

 Pemeriksaan dan pengobatan lansia

 Pemeriksaan kesehatan berkala

 Fasilitasi penyusun-an rencana kegiatan pembinaan kesehat-an lansia

 Fasilitasi pelaks

sistem pendukungnya.

   Adanya sarana pembinaan kesehatan lansia

   Adanya pembinaan lansia

   Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa, Pokjakes dan instansi terkait dengan lansia, misalnya kelurahan, LKMD, Puskesmas, lem-baga keagamaan dan kesejahteraan sosial.

   Anggota Pokjakes mampu memberikan pembinaan

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

ana-an kegiatan pembi-naan kesehatan lan-sia.

secara berkala

2.

Resiko ter-jadinya ke-nakalan remaja di RW II Ke-lurahan Wi-yung ber-hubungan de-ngan kurang-nya peman-faatan waktu luang remaja di RW II Ke-lurahan Wi-yung

Tujuan jangka panjang:Tidak terjadi ke-nakalan remaja dan penyalahgunaan obat pada remaja di-wilayah RW2

Tujuan jangka pendek:

 Remaja RW 2 me-miliki kegiatan yang positif untuk mengisi waktu luang

 Remaja RW2 aktif dalam kegiatan organisasi Karang Taruna.

Selu-ruh rema-ja warga RW II Kelu-rahan Wi-yung

KIEMS

 Koordinasi dengan pengurus Karang Taruna di masing-masing RT

 Cari dukungan dari tokoh masyarakat dan agama se-tempat terhadap ke-giatan karang ta-runa.

 Fasilitasi adanya ke-

   22 Juli 2002

   22 Juli 2002

   02 Agus-tus 2002

   09 Agust 2002

   Rumah ketua karangTarunaRT

   Rumah toma & toga tiap RT

   Balai RW II

   Balai RW II Kelu-rahan Wi-yung

   Balai RW II Kelu-rahan Wi-yung

VerbalPsikomotor dan sikap

   Kesediaan karang taruna tiap RT untuk bekerja-sama dengan Pokjakes dan mahasiswa

   Perijinan dan dukungan dari tokoh masyarakat dan agama terhadap kegiatan karang taruna dan Pok-jakes

   Adanya kegiatan anti narkoba, misal propaga

   Mhs & Pokjakes

   Mhs, Pokjakes, ka-rang taru-na

   Pokjakes, ka-rang taru-na

   Mhs, Pokjakes, ka-rang taru-na

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

giatan kreasi remaja dan kegiatan lain dalam rangka men-cegah kenakalan re-maja, penyalahguna-an obat dan upaya meningkatkan hu-bungan silaturahmi antar remaja.

 Ceramah Narkoba, AIDS dan SE

n-da anti NAPZA

  Dilaksanakannya ceramah Narkoba, AIDS dan SE

3.

Resiko terjang-kit penyakit demam ber-

Jangka Panjang:Tidak terjangkit-nya/terjadinya pe-nyakit demam ber-darah di RW II Kel. Wiyung

Seluruh war-ga RW II Kel.

KIEMS

 Penyuluhan kesehat-an tentang penye-

   24 Juli 2002

   Rumah warga RW II saat pengajian ibu

   tiap RT

VerbalPsikomotor dan sikap

   Dilakukannya penyuluhan kepada warga RW II

  Mahasiswa

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

darah (DHF) diwilayah RW II Kelurahan Wiyung ber-hubungan de-ngan tingginya kepadatan vec-tor

Jangka Pendek:-    Terbentuknya

Pok-jakes-    Menekan

kepadat-an vektor di RW II Kel. Wiyung

Wi-yung

bab, siklus hidup nyamuk dan upaya pemutusan siklus hidup nyamuk.

 Canangkan “Gerak-an Minggu Bersih” dengan melakukan PSN

 Pantau/survey jentik berkala.

 Lomba kebersihan lingkungan

   11 Agus-tus 2002

   11-16 Agus-tus 2002

   tiap RT

   tiap RT

Kelurahan Wiyung sesuai waktu yang direncanakan

  Dilaksanakannya Minggu Bersih oleh seluruh warga bersama dengan maha-siswa

   Dilakukan survey jentik oleh Pokjakes dan tim penilai dari mahasiswa

   Terlaksana lomba kebersihan lingkungan

   Ketua RT, mahasiswa

   Pokjakes & mhs

  mahasiswa

4.

Kurang efek-tifnya peman-faatan

Tujuan jangka panjang:Termonitornya sta-tus kesehatan balita di RW 2

Seluruh ibu-ibu yan

KIEMS

 Koordinasi lintas sektoral dan

   23 Juli 2002

   Puskesmas Wi-yung

VerbalPsikomotor dan

   Kesediaan Puskesmas bekerjas

  Mahasiswa

  Maha

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

posyan-du di RW II Kelurahan Wi-yung ber-hubungan de-ngan sistem pendukung yang kurang memadai

dan pe-manfaatan Posyandu menjadi efektif

Tujuan jangka pendek:Selama praktik kli-nik keprawatan ko-munitas, terdapat:

15)                                        Terbentuknya sis-tem pencatatan dan pelaporan kegiatan posyandu yang baik

16)                                        

Cakupan kegiatan posyandu menca-pai lebih dari 90 %

17)                                        

Berfungsinya sis-tem posyandu se-cara optimal

18)                                        Tersampaikannya informasi peman-faatan Posyandu seefektif mungkin

g mempu-nyai bali-ta war-ga RW II Kelura-han Wi-yung

lintas program terkait dengan pembinaan posyandu.

 Tata kembali sistem yang terkait dengan posyandu.

 Lakukan kaderisasi kader posyandu

 Lakukan penyegaran kader posyandu melalui pelatihan kader

 Sebar inform

   22-23 Juli 2002

   23 Juli 2002

   2 & 6 Agust 2002

   23 Agus-tus 2002

   24 Agus-tus 2002

   PKM, rumah kader

   Balai RW2 Wi-yung

   Balai RW2 Wyg

   Tiap RT

   Balai RW II Wi-yung

sikap ama untuk pembi-naan Posyandu

   Berubahnya sistem di Posyandu, yaitu adanya pengefektifnya sistem 5 meja

   Adanya kader baru

   Kader mendapat materi tentang Posyandu, imunisasi dan kesehatan Balita

   Tersebarnya informasi melalui masjid, musholla, kelompok

siswa

   Mhs & kader

   Pokjakes & mahasiswa

   Kdr   Kesehatan, pokja-kes & aparat RT

  Mahasiswa

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

asi ten-tang posyandu me-lalui sarana per-ibadatan, kegiatan sosial masyarakat, tokoh agama dan tokoh masyarakat.

 Penyuluhan imuni-sasi dan peman-faatan Posyandu

pengajian dan rumah ke rumah

   Terlaksananya penyuluhan saat Posyandu

5.

Rendahnya penggunaan metode kontra-sepsi jangka panjang di-wilaya

Tujuan  jangka panjang:Meningkatkan ca-kupan penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang (IUD / Kontap)Tujuan jangka pendek:

 Masyarakat me-

Seluruh ibu  ha-mil di RW II Kelurah-an

KIEMS

   Identifikasi penye-bab rendahnya peng-gunaan metode KB

   25-26 Juli 2002

   29 Juli 200

   Rumah ibu hamil tiap RT

VerbalPsikomotor dan sikap

   Teridentifikasi penyebab rendahnya penggunaan metode kontap

   Mhs, Pokjakes dan kader

  Mahasiswa

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

h RW II kelurahan Wi-yung

ngetahui keuntung-an penggunaan kontrasepsi jangka panjang

 Masyarakat dapat menerima IUD sebagai pilihan utama KB.

Wi-yung

jangka panjang / kontap

   Koordinasi lintas program dan lintas sektoral yang terkait dengan permasalah-an tersebut

   Desiminasi dan pe-nyuluhan metode kontap/KB jangka panjang

2

  Agus-tus 2002

   Balai RW II dan rumah Bumil

   Adanya koordinasi dan kerjasama untuk menunjang penggunaan kontap

   Terlaksana penyuluhan dan desiminasi secara individual pada bumil

  Mahasiswa

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx
Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

3.3 Tahap PelaksanaanSetelah dilakukan pengkajian, perumusan masalah dan prioritas masalah, serta pada tahap perencanaan oleh mahasiswa, Pokjakes dan warga RW II Wiyung, maka mulailah dilaksanakan seluruh kegiatan yang direncanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan rencana tindakan, yaitu pendekatan komunitas, pendekatan keluarga binaan, pendekatan kelompok khusus dan pendekatan kepada instansi terkait.Berikut ini tabel pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas:Tabel 3.1 Tabel Pelaksanaan Rencana Tindakan dan Evaluasi Formatif

DP TGL IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF

Resiko penurunan status kesehatan lansia di RW II Kelurahan Wiyung berhubungan dengan belum adanya pembinaan kesehatan lansia di RW II Kelurahan Wiyung

 13 Agus-tus 2002

 1-19 / 8 / 02

 16/8/02

 19/8/02

 19/8/02 19/8/02

 13 Agus-tus 2002

 12-19/8/02

 Memfasilitasi terbentuk-nya sarana pembinaan kesehatan lansia di RW2 (kelompok kerja lansia)

 Melakukan pembinaan kesehatan lansia, antara lain:

 Pendataan status de-mografi lansia

 Screening kesehatan lansia Posyandu lansia Pemeriksaan dan peng-obatan

lansia

 Memfasilitasi penyusunan rencana kegiatan pembina-an kesehatan lansia dengan menyusunkan pro-posal dan perencanaan pembinaan lansia untuk Pokjakes dan Pokja Lansia

 Terbentuknya pokja lansia tiap RT dibawah tanggungjawab Pokja-kes dan ketua RT

 Terdata status demo-grafi lansia sejumlah 129 lansia

 Terscreening kesehatan 85 lansia

 Terlaksana Posyandu, pemeriksaan dan peng-obatan lansia pukul 15.00-18.00 WIB

 Tersusun proposal kegiatan pembinaan lansia pada 13/8/02

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

 Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pembinaan ke-sehatan lansia.

 Terlaksananya koor-dinasi intensif dengan Pokjakes

Resiko ter-jadinya ke-nakalan re-maja di RW II Kelurahan Wiyung ber-hubungan dengan ku-rangnya pe-manfaatan waktu luang remaja di RW II Ke-lurahan Wi-yung

   22 Juli 2002

   22 Juli 2002

   02 Agus-tus 2002

   09 Agust 2002

 Koordinasi dengan pengurus Karang Taruna di masing-masing RT

 Mencari dukungan dari tokoh masyarakat dan agama setempat terhadap kegiatan karang taruna.

 Memfasilitasi adanya ke-giatan kreasi remaja dan kegiatan lain dalam rang-ka mencegah kenakalan remaja, penyalahgunaan obat dan upaya mening-katkan hubungan silatu-rahmi antar remaja.

 Ceramah Narkoba, AIDS dan SE

 Terkoordinasi dengan karang taruna tiap RT

 Ada dukungan dari toma & agama dengan menyediakan kesem-patan dan fasilitas

 Terbuatnya spanduk anti narkoba

 Terencananya ceramah Narkoba, AIDS dan SE

 Adanya fasilitas untuk bekerjasama dengan LSM Sebaya Surabaya

 Terlaksana pada 09/8/02 dengan peserta  30-40 orang pukul 20.00-22.00 WIB di Balai RW II Wiyung

Resiko ter-jangkit pe-nyakit de-mam ber-darah (DHF) diwilayah RW II Ke-lurahan Wi-yung ber-hubungan dengan tingginya kepadatan vector

   24 Juli 2002

   11 Agus-tus 2002

   11-16 Agus-tus 2002

 Penyuluhan kesehatan tentang penyebab, siklus hidup nyamuk dan upaya pemutusan siklus hidup nyamuk.

 Pencanangan “Gerakan Minggu Bersih” dengan melakukan PSN

 Pemantauan/survey jentik

 Terlaksana pada 24/7/02 pukul 09.00-12.00 WB di Balai RW II saat Posyandu Balita dg peserta 33 orang, materi imunisasi dan Posyandu oleh Sudaryani dan Endang Purwaningsih.

 Terlaksana Minggu bersih tgl 11/8/02 pukul 06.00-10.00 WIB tiap RT dan kebersihan terjaga.

 Terpantau jentik di beberapa rumah yang

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

   11-16/8/02

berkala.

 Lomba kebersihan lingkungan

diambil secara random oleh mahasiswa. Se-telah penilaian, jumlah berkurang menjadi 10% dari rumah yang bak airnya terdapat jentik

 Ternilai pada 19 Agustus 2002

Kurang efek-tifnya peman-faatan posyan-du di RW II Kelurahan Wi-yung ber-hubungan de-ngan sistem pendukung yang kurang memadai

   23 Juli 2002

   22-23 Juli 2002

   23 Juli 2002

   2 & 6 Agust 2002

   23 Agus-tus 2002

   24 Agus-tus 2002

 Koordinasi lintas sektoral dan lintas program terkait dengan pembinaan posyandu.

 Menyarankan penataan kembali sistem yang terkait dengan posyandu dengan mengefektifkan 5 meja di Posyandu..

 Kaderisasi kader posyandu

 Penyegaran kader pos-yandu melalui pelatihan kader

 Penyebaran informasi tentang posyandu melalui sarana peribadatan, ke-giatan sosial masyarakat, tokoh agama dan tokoh masyarakat.

 Penyuluhan imunisasi dan pemanfaatan Posyandu

 Terlaksana kerjasama dengan Puskesmas Wiyung

 Tersampaikannya saran pengefektifan 5 meja di Posyandu kepada Puskesmas

 Dilakukan urun rem-bug kepada kader ke-sehatan untuk mencari kader baru.

 Pelatihan kader ter-laksanan bersamaan dengan pelatihan ang-gota Pokjakes

 Tersebarnya informasi oleh mahasiswa me-lalui kader dan RT untuk diinformasikan di masjid dan musholla

 Terlasana penyuluhan tanggal 24/8/02 saat Posyandu Balita pukul 09.00-12.00 WIB di Balai RW II Wiyung dengan peserta 33 orang/ibu dari balita.

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

Rendahnya penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang di-wilayah RW II kelurahan Wiyung

   25-26 Juli 2002

   29 Juli 2002

Agus-tus 2002

   Identifikasi penyebab rendahnya penggunaan metode KB jangka panjang / kontap

   Koordinasi lintas program dan lintas sektoral yang terkait dengan permasalahan tersebut

   Desiminasi dan penyuluhan metode kontap/KB jangka panjang

   Teridentifikasi penyebab, yaitu tidk tahu manfaat KB kontap dan kebiasaan mengikuti metode KB yang digunakan oleh sesama wanita usia subur (ikut-ikutan), serta sudah merasa cocok dengan metode yang saat ini digunakan.

   Tidak terevaluasi

   Terlaksana secara individual, sehingga evaluasi tidak terlaksana secara optimal.

3.4 Tahap Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu:1)      Formative Evaluation (Evaluasi Formatif/Proses)

Evaluasi ini dilakukan pada saat dilaksanakannya suatu kegiatan sampai selesai.

Evaluasi ini dapat dilihat pada tabel 3.1.

2)      Sumative Evaluation (Evaluasi Sumatif/Akhir)

Tahap ini dilaksanakan bersama-sama dengan masyarakat yaitu pada tanggal

25 Agustus 002 pukul 20.00-22.00 WIB di Balai RW II Kelurahan Wiyung pada saat

terminasi praktik klinik keperawatan komunitas, yaitu:

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

a.  Terbentuknya Kelompok Kerja Kesehatan “SENTOSA” dengan pengurus, struktur dan

kegiatan yang akan dilaksanakan.

b. Terbinanya kesehatan lansia dengan kegiatan lanjutan dari proposal yang telah

disusun.

c.  Adanya prioritas masalah yang telah diselesaikan dan diteruskan oleh Pokjakes.

d. Partisipasi aktif dan interes masyarakat terhadap kesehatan 90%.

e.  Untuk diagnosa keperawatan nomor 4 dan 5 akan diteruskan oleh Pokjakes.

f.  Pelaksanaan kegiatan dapat berjalan 90%.

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

BAB 4PEMBAHASAN

Praktik klinik keperawatan komunitas dilaksanakan mahasiswa Program Studi S1

Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan III Kelompok 3

Gerbong II mulai 01 Juli 2002 – 23 Agustus 2002 sebagai salah satu perogram profesi

dalam menempuh pendidikan Strata 1 Keperawatan.

Praktik tersebut dilakukan untuk mengaplikasikan konsep keperawatan dan

kesehatan komunitas serta keluarga di tataran nyata kepada masyarakat sehingga

upaya mencetak tenaga perawat profesional sesuai dengan kompetensinya dapat

tercapai.

Kegiatan tersebut menggunakan proses keperawatan sebagai model

pendekatan yang bersifat ilmiah, yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi. Berikut kami uraikan pembahasan dari pelaksanaan asuhan keperawatan

pada bab 3.

4.1 Praktik Klinik Keperawatan Komunitas

4.1.1 Tahap Pengkajian

1) Pengumpulan Data

(1)   Data Demografi

Wilayah RW II Kelurahan Wiyung terbagi menjadi 4 RT yang masing-masing RT

terdiri dari 100-150 KK dengan data yang terkumpul sejumlah 356 KK (quesioner) dari

500 KK yang diperkirakan, berdasarkan data hasil observasi dan wawancara dengan

aparat RW, maka didapatkan bahwa 100% penduduk merupakan warga asli Wiyung

dengan jumlah 1478 penduduk. Hal ini memberikan kemudahan bagi mahasiswa dalam

melakukan analisa kondisi lingkungan dan penyesuaian strategi komunikasi dan

interaksi dengan masyarakat. Selain itu, akan memberikan efektifitas dalam

pelaksanaan kegiatan, sebab keikutsertaan; kepemilikan dan rasa tanggung jawab atas

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

masalah kesehatan lingkungannya akan tinggi sebab Wiyung merupakan daerah

sendiri.

Berdasarkan metode pengkajian Winshield Survey, data demografi masyarakat

akan disajikan sebagai berikut:

Batas wilayah sebelah barat                : RW III Kelurahan Wiyung

Batas wilayah sebelah timur               : Kelurahan Babadan

Batas wilayah sebelah selatan             : RW I Kelurahan Wiyung

Batas wilayah sebelah utara                : RW III dan IV Kelurahan Wiyung

Fasilitas yang tersedia di RW II Kelurahan Wiyung adalah sebagai berikut: balai RW II (1 buah), musholla di RT 02 (1 buah), masjid di RT 04 dan 01 (2 buah), Posyandu. Fasilitas tersebut dianggap warga sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan beribadah dan mengadakan kegiatan-kegiatan desa.Hasil data yang diperoleh melalui angket/quesioner, wawancara dan observasi yang dilakukan oleh mahasiswa dapat disajikan sebagai berikut:

a.       Distribusi Warga Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari gambar 4.1 didapatkan bahwa sebagian besar warga berjenis kelamin

perempuan dengan jumlah 748 orang (50,6%) dan 730 orang berjenis kelamin laki-laki

(49,4%). Perbandingan tersebut seimbang.

b.      Distribusi Warga Berdasarkan Agama/Kepercayaan

Dari gambar 4.2 didapatkan sebagian besar (93%) warga beragama Islam dengan

kegiatan keagamaan yang aktif yaitu majlis dzibaiyah ibu-ibu setiap Selasa malam,

majlis tahlil ibu-ibu setiap Rabu malam, majlis tahlil bapak-bapak tiap Kamis malam.

Kerukunan antar ummat beragama terjalin dengan baik tanpa ada gangguan,

mereka saling menghargai kepercayaan masing-masing. Dengan agama yang

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

mayoritas Islam, Wiyung terkesan sangat agamis dengan kegiatan-kegiatan seperti

yang telah dijelaskan diatas.

Forum-forum tersebut selain digunakan untuk menggali ilmu agama dan beribadah,

juga sebagai sarana penyampai informasi kegiatan desa atau kegiatan warga apabila

mengadakan suatu hajatan. Hal ini memberikan kemudahan transfer informasi untuk

warga dari pihak manapun termasuk kegiatan-kegiatan praktik klinik keperawatan

komunitas dan keluarga.

c.       Distribusi Warga Berdasarkan Umur

Dari gambar 4.3, diadapatkan bahwa sebagian besar wrga berada pada usia

produktif yaitu 22-55 tahun dengan jumlah 757 orang (51,2%), hal ini memberikan

kemudahan bagi mahasiswa untuk menggerakkan masyarakat. Selain kemudahan

yang diperoleh, data tersebut memberikan masalah tersendiri bagaimana

mendayagunakan masa produktif tersebut menjadi masa yang benar-benar manfaat

untuk menunjang status kesehatan mereka.

Selain itu, terdapat data yang mencolok yaitu jumlah usia lanjut yang menduduki

peringkat ke-4, yaitu sejumlah 142 orang (9,61%), hal ini memberikan dampak pada

peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan memerlukan tinakan yang lebih

terhadap kelompok khusus ini.

d.      Distribusi Warga Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan gambar 4.4, didapatkan data bahwa sebagian besar warga RW II Kelurahan Wiyung berpendidikan SD atau sederajat dengan jumlah 587 orang (39,7%), hal ini memberikan dampak pada strategi pendekatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan komunitas. Untuk mensosialisasikan kegiatan-kegiatan baik komunitas maupun keluarga, mahasiswa menggunakan pendekatan dengan menyesuaikan tingkat pendidikan warga yang memberikan pengaruh juga terhadap tingkat pengetahuan mayarakat.

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

Dari gambar 4,4 juga didapatkan warga yang tidak sekolah sejumlah 269 orang

(18,2%), data tersebut meliputi warga dewasa yang tidak pernah mengenyam

pendidikan/bangku sekolah dan balita. Jumlah tersebut memberikan pengaruh terhadap

program yang ditentukan harus dapat diterima oleh kalangan tersebut, sehingga tujuan

berhasil dicapai.

e.       Distribusi Warga Berdasarkan Pekerjaan

Gambar 4.5 menunjukkan sebagian warga tidak bekerja sejumlah 846 orang

(57,2%). Warga yang tidak bekerja meliputi ibu rumah tangga, balita, anak dan remaja

sekolah serta usia lanjut. Kebanyakan dari warga yang bekerja adalah mempunyai

pekerjaan swasta 289 orang (19,6%) yaitu dagang, pekerja bangunan dan karyawan

swasta 264 orang (17,9%).

Dengan data yang ditemukan apabila disesuaikan dengan usia produktif warga

RW II Wiyung, maka terdapat ketidakseimbangan yaitu masih banyak warga usia

produktif tetapi tanpa mempunyai usaha produktif dan menghasilkan sesuatu,

khususnya ibu rumah tangga dan remaja post SMA.

Menghadapi fenomena tersebut, perlu dilakukan inovasi untuk memberikan

alternatif kegiatan agar tetap produktif, misalnya dengan mengaktifkan kegiatan-

kegiatan PKK bagi ibu-ibu, memberikan keterampilan bagi remaja melalui karang

taruna. Hal ini sudah dilakukan oleh mahasiswa bersama Pokjakes dengan berbagai

kegiatan sehingga mereka tetap produktif, khususnya produktif dari segi intelektual dan

keterampilan.

(2)   Data Kesehatan Lingkungan

Dari 356 KK yang didata, maka didapatkan data kesehatan lingkungan sebagai

berikut:

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

a.       Status kepemilikan rumah:

Sewa/kontrak (3,3%), rumah sendiri (81,8%) dan orang tua/keluarga (15,5%). Data tersebut memberikan indikasi tingginya rasa kepemilikan dan tanggung jawab warga terhadap kondisi rumahnya.

b.      Ratio jumlah kamar tidur dengan anggota keluarga:

Satu banding satu/1:1 (21%), 1 : 2 (49,1%) dan 1 : 3 atau lebih  (29,9%). Data

tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapatover load dalam perbandingan kamar

dengan anggota keluarga, sehingga kebutuhan akan oksigen dan perkembangan

anggota keluarga tercukupi.

c.       Lantai rumah:

Dari seluruh rumah KK, didapatkan lantai rumah berupa keramik (34.6%), tegel

(13,29%), semen (42,52%) dan tanah (9,6%). Data tersebut menunjukkan bahwa

sebagian besar rumah warga sudah memenuhi persyaratan rumah sehat, walaupun

masihh terdapat 9,6% rumah warga yang berlantai tanah.

d.      Keberadaan ventilasi:

Terdapat ventilasi di masing-masing kamar keluarga sekitar 51,9%, namun

masih ada yang tidak berventilasi sebanyak 48,1%. Hal ini memberikan dampak pada

tidak adanya sirkulasi udara yang masuk ke kamar, sehingga pasokan udara bersih

berkurang dan mengakibatkan ruangan menjadi pengap, lembab dan kurang oksigen.

Kondisi semacam ini menjadi faktor predisposisi munculnya permasalahan kesehatan

lingkungan, seperti penyakit saluran pernafasan, resiko demam berdarah dengan

memberikan media bagi nyamuk untuk bersarang.

e.       Kebiasaan membuka ventilasi:

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

Dari data yang diperoleh, warga telah mempunyai kebiasaan membuka ventilasi

setiap hari/sering sebanyak 51,4%, akan tetapi masih terdapat sekitar 48,6% yang

masih jarang membuka ventilasi kamar atau rumah. Hal ini disebabkan karena adanya

rumah yang berhimpitan sehingga mereka beranggapan percuma membuka cendela

kamar dan ada yang tidak beralasan. Hal ini merupakan faktor pendukung insidensi

penyakit saluran nafas dan DHF sebagaimana dampak yang dipaparkan pada data

kepemilikan ventilasi dikamar rumah warga.

f.       Pencahayaan oleh cahaya matahari:

Menurut pendataan didapatkan pencahayaan rumah oleh matahari sebagian

besar cukup (77,2%) dan baik (19,2%). Kategori baik, cukup dan kurang masih sangat

obyektif sesuai dengan persepsi warga, akan tetapi mahasiswa telah membuat patokan

tersendiri, yaitu sekitar 0-35% = kurang, 36-50% cukup dan 51-75% baik dengan

dilakukan penilaian secara observasi dari rumah ke rumah.

g.      Sumber air bersih:

Sebagian besar warga mendapatkan air bersih dari PDAM yang merupakan pemasok utama kebutuhan air warga sejumlah 93,7%. Namun yang menjadi masalah adalah fasilitas kebutuhan air khususnya RT 03 dan 04. Selama ini, pasokan air didapatkan dari PDAM seminggu 2–3 kali, hal ini masih dianggap kurang dari cukup untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Warga sangat tergantung dengan pasokan air dari PDAM, sebab daerah Wiyung merupakan daerah pegunungan dan menanjak, khususnya RT 03 dan 04. Untuk itu, dibutuhkan kerjasama lintas sektoral untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

h.      Air minum:

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

Sebagian besar warga (89,3%) telah mengkonsumsi air minum dari PDAM yang

sudah dimasak, air kemasan (2,9%). Namun masih terdapat 1,9% warga menggunakan

air PDAM yang tidak dimasak dan sumur (5,8%) yang tidak teridentifikasi cara

pengolahannya. Hal ini perlu diwaspadai untuk terjadinya diare, khususnya pada anak,

balita dan usia lanjut.

i.        Jamban/WC:

Masih terdapat 3% warga yang tidak mempunyai jamban, ini menunjukkan masih

adanya rumah yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan. Alasan tidak adanya

jamban adalah tidak ada biaya untuk membangunnya dan dari beberapa KK berada

dalam satu naungan dengan tetangga lain, jadi penggunaan sarana jamban digunakan

bersama-sama.

j.        Resapan septik tank:

Resapan septink tank yang diharapkan adalah berbagai macam bahan yang

digunakan untuk menampung dan meresap limbah dari jamban. Menurut jawaban

warga, terdapat 44,7% KK yang mempunyai resapan di septik tank-nya, namun

sebagian dari jamban warga 55,3% belum mempunyai redapan. Alasan tidak adanya

resapan adalah ketidaktahuan pengisi quesioner terhadap kondisi septik tank-nya.

Selain itu, setelah dianalisa, ternyata model pertanyaan yang diajukan masih belum

mewakili tujuan yang dimaksud.

k.      Kebiasaan menguras bak penampungan air:

Kebiasaan warga untuk menguras bak penampungan air sebagian besar setiap

seminggu sekali (50,5%) bersamaan dengan didapatkannya air dari PDAM. Namun

masih terdapat 35,2% KK yang menguras bak penampungan air lebih dari seminggu,

hal ini merupakan faktor penunjang untuk berkembangnya jentik-jentik nyamuk Aides

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

Aigepti. Untuk itu, perlu dilakukan upaya KIE untuk mengeliminasi kebiasaan tersebut

sehingga warga RW II Wiyung tidak terjangkit penyakit demam berdarah.

l.        Keberadaan jentik nyamuk:

Seiring dengan masih banyaknya KK yang mempunyai kebiasaan menguras bak

mandi lebih dari seminggu, maka terdapat 49,2% KK yang kamar mandi atau bak

penampungan airnya menjadi sarang jentik nyamuk Aides Aigepti. Ini menimbulkan

permasalahan lingkungan hidup khususnya resiko terjangkitnya oenyakit demam

berdarah di wilayah RW II, oleh karena itu dibutuhkan strategi KIEMS untuk

menanggulangi permasalahan tersebut.

m.    Pembuangan sampah:

Sebagian besar warga membuang dan mengolah sampah melalui pembakaran

(91,4%). Hal ini akan berdampak pada kesehatan lingkungan dan menjadi faktor

predisposisi terjadinya penyakit saluran pernafasan. Namun, selagi sirkulasi udara

tempat pembakaran tersebut memadai, maka tidak dihawatirkan terjadi hal tersebut.

n.      Pembuangan air limbah rumah tangga:

Masih terdapat 2,6% rumah warga yang tidak mempunyai sistem pembuangan

air limbah rumah tangga, hanya tergenang saja di lingkungan rumahnya, walaupun

sudah sebagian besar sistem pembuangannya menggunakan parit/got (91,7%). Yang

menjadi pertanyaan adalah apakah parit/got tersebut secara keseluruhan telah tertutup

atau tidak.

Menurut informasi dari warga, bahwa terdapat paralon yang digunakan untuk

menyalurkan buangan air menuju parit besar. Untuk itu, perlu pemantauan lebih lanjut

tentang keberadaan parit tersebut dan ini membutuhkan kerja sama dengan aparat

desa dengan tetap memperhatikan kondisi finansial desa dan sebagainya.

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

(3)   Data Kesehatan Usia Lanjut

a. Keberadaan lansia di KK:

Sekitar 39,4% KK mempunyai anggota keluarga yang berusia > 55 tahun (usila).

Data ini memberikan gambaran bahwa terdapat tanggungjawab yang lebih bagi

keluarga untuk meerawat dan membina lansia agar tetap sejahtera, bahagian dan

berdaya guna baik bagi keluarga maupun masyarakat.

b. Jumlah lansia di RW II Kelurahan Wiyung: 129 orang (8,73%) dari 1478

penduduk. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa terdapat kelompok khusus di RW II

yang membutuhkan pembinaan lebih lanjut.

c. Status kesehatan:

Sebagian besar lansia dalam keadaan sehat (77,5%), keluhan sakit hanyalah

pegal linu, sesak, darah tinggi, kembung, diare dan lain-lain dengan jumlah 22,5% dari

seluruh lansia.

d. Tindakan yang dilakukan bila lansia sakit:

Delapan puluh tiga koma tujuh persen (83,7%) KK membawa lansia ke

Puskesmas untuk berobat, disusul dengan 14,7% ke dokter dan lainnya yaitu 0,8% ke

klinik dan bidan. Ini menunjukkan bahwa keluarga telah mampu untuk mengambil

keputusan tindakan kesehatan bagi anggota keluarganya yang sakit dan dapat

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

e. Aktifitas lansia sehari-hari:

Masih terdapat 63,3% lansia yang tidak mempunyai kegiatan. Data tersebut

memberikan dampak pada status kesehatan lansia sehingga membutuhkan pembinaan

kesehatan lansia secara komperhensif dengan memanfaatkan sumber-sumber yang

ada dan bekerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

(4)   Data Kesehatan Ibu Hamil

a. Keberadaan ibu hamil dalam KK:

Terdapat 6,3% KK yang anggota keluarganya sedang mengandung. Ini

merupakan data penunjang program kesehatan ibu hamil yang dicanangkan oleh

pemerintah melalui Puskesmas dan diaplikasikan mahasiswa dalam rangka mencegah

terjadinya kasus yang lebih serius.

b. Jumlah ibu hamil: 17 orang

c. Kehamilan ke-:

Sebagian besar dari ibu hamil baru mengandung yang pertama kali yaitu

sebanyak 52,9% dari 17 bumil. Dengan kehamilan yang pertama ini, maka upaya untuk

memberikan KIE pada ibu hamil merupakan hal yang sangat penting demi memberikan

bekal pada ibu hamil menghadapi kehamilan dan persalinannya kelak.

d. Usia kehamilan:

Usia kehamilan ibu hamil warga RW II 41,7% berusia 1-3 bulan, hal ini

mengharuskan kewaspadaan terhadap kondisi bumil, karena trimester III merupakan

masa rawan.

           

e. Tempat pemeriksaan kehamilan:

Sebagian besar ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke dokter/bidan 58,8%

dengan intensitas teratur sesuai jadual yang telah ditentukannya.

f. Keluhan selama kehamilan:

Dari 17 ibuh amil, hanya 20% saja yang mengeluh adanya mual, pusing

terutama yang usia kehamilan muda.

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

g. Imunisasi TT selama hamil:

Sebagian besar (76,5%) ibu hamil telah mendapatkan imunisasi TT selama hamil

dengan intensitas 1 sampai 2 kali.

(5)   Data Keluarga Berencana

a. Akseptor KB

Dari gambar 4.6, didapatkan data bahwa dari 356 KK, terdapat 76% dari isteri

menjadi akseptor KB. Walau data ini telah menunjukkan keberhasilan program KB,

tetapi pelaku/yang menjadi akseptor barulah kaum wanita, sedangkan untuk menuju

NKKBS dan kesehatan reproduksi, diharapkan suami turut serta aktif menjadi akseptor

KB.

b. Metode KB yang digunakan:

Gambar 4.7 menunjukkan sebagian besar akseptor KB menggunakan metode

suntik (63%) dan pil (31%). Hal ini menunjukkan bahwa masih digunakannya

kontrasepsi jangka pendek dan yang melaksanakan KB baru dari pihak isteri. Maka

perlu dilakukan berbagai upaya agar suami juga menjadi akseptor KB dan mengikuti

kontrasepsi mantap atau jangka panjang.

(6)   Data Kesehatan Balita

a. Imunisasi Balita:

Pemahaman warga tentang kebutuhan kekebalan balitanya semakin meningkat

dengan status imunisasi bayi untuk polio 4 kali (38%), hepatitis B 3 kali (47,7%), DPT 3

kali (48,9%), BCG 1 kali (75,3%) dan campak 1 kali (60,2%).

Namun, masih terdapat bayi yang tidak dimunisasi Polio (14,1%), hepatitis B

(22,7%), DPT (23,9%), BCG (4,7%) dan campak (39,8%). Hal ini muncul dengan alasan

para ibu malas mengimunisasikan lagi, doktrin orang tua tentang ketidakmanfaatannya

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

dilakukan imunisasi dan ketidaktahuan ibu terhadap akibat dari imunisasi dan

penanggulangannya. Hal ini juga dimungkinkan kurang adanya informasi yang

diberikan oleh petugas secara lebih intensif dan menyesuaikan dengan budaya, adat

istiadat warga.

b. Umur diberi ASI

Pemberian ASI eksklusif sebagian besar telah diberikan, bahkan sampai balita

berumur 24 bulan (53,2%). Data tersebut dapat dinterpretasikan bahwa kebutuhan ASI

bayi terpenuhi.

c. Pemberian makanan tanbahan:

Masih terdapat 46,9% memberikan makanan tambahan pada bayi setelah 4

bulan, 14,6% pada umur 2-3 bulan dan bahkan segera setelah lahir (3,1%). Hal ini

menunjukkan masih kurangnya pengetahuan pemberian makanan tambahan

khususnya pada ketepatan waktu. Selain itu, budaya orang Jawa masih lekat pada

warga.

d. Status gizi (KMS):

Terdapat 30% balita yang berada di garis kuning. Ini membutuhkan

kewaspadaan terhadap kondisi dan status gizi balita.

e. Tempat penimbangan

Sebagian besar warga menimbangkan anaknya ke Posyandu (56,2%),

sedangkan tempat lain yang didatangi untuk menimbangkan balita adalah klinik dan

bidan praktik (18,8%).

f. Waktu penimbangan

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

Rutin setiap bulan (78,7%), tidak rutin setiap bulan ( > 1 bulan) yaatu 21,3%.

Namun distribusi rutinitas penimbangan tidak normal, sebab peserta posyandu

sebagian besar berasal dari RT 01 dan 02. Alasan tidak rutin adalah letak posyandu

yang jauh dari RT 03 dan 04, malas, tidak ada teman untuk berangkat bersama, tidak

adanya kegiatan di Posyandu selain penimbangan dan pemberian makanan tambahan,

dan langsung dibawa ke Puskesmas atau bidan.

g. Tindakan bila anak sakit

Keluarga telah mampu memutuskan tindakan kesehatan untuk anggota

keluarganya yang sakit dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan di masyarakat.

Hal ini dibuktikan dengan dibawanya balita yang sakit ke sarana kesehatan sebagai

baerikut: dokter praktik (10,6%), perawat/bidan (6,4%) dan Puskesmas/RS (83%).

(7)   Data Status Kesehatan Keluarga

a. Anggota keluarga yang sakit 6 bulan terakhir

Adanya anggota keluarga yang dakit sebanyak 36,4%, data ini kebanyakan

adanya keluhan dari lansia.

b. Penyakit yang diderita

Lain-lain (97,6%) yaitu batuk, pilek, pegal linu, darah tinggi, sesak, darah

tinggi/hypertensi, dan lain-lain.

c. Anggota keluarga yang meninggal 1 tahun terakhir ada sejumlah 9,1%

disebabkan karena usia lanjut.

(8)   Data Kesehatan Remaja

a. Remaja di keluarga

Di keluarga terdapat remaja sejumlah 74,7% dari 356 KK yang di data.

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

b. Jumlah remaja: 251 orang (17%) dari 1478 penduduk.

c. Kegiatan waktu luang

Sebagian besar remaja memanfaatkan waktu luangnya dengan santai tanpa

kegiatan (36,4%). Ini dapat memberikan dampak kemungkinan terjadinya kenakalan

remaja dengan adanya pengaruh narkoba dan seks bebas.

d. Kebiasaan remaja

Terdapat 52,3% kebiasaan remaja yang tidak terdeteksi (lain-lain), diantaranya

melihat TV dan bermain ke teman-teman. Namun, masih ada 1 orang (0,4%) remaja

yang minum-minuman keras.

e. Kegiatan sosial remaja

Kegiatan sosial remaja sebagian besar di karang taruna (69,7%) ini memberikan

kemudahan bagi mahasiswa untuk memobilisasi remaja dalam melaksanakan kegiatan-

kegiatan.

f. Olah raga

Olah raga yang digemari remaja adalah sepak bola (65,4%), bagi remaja putri

lebih ke badminton dan volley di sekolahan. Olah raga lain-lain yang tidak tertulis

adalah lari dll.

2) Analisa Data

Dilakukan analisa data dengan menggunakan analisa SWOT dan pengelompokan data dengan masalah dan penyebabnya menggunakan akar masalah sebagaimana tertulis pada tabel analisa masalah bab 3.

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

3) Perumusan Masalah dan Prioritas Masalah

Setelah dilakukan analisa data, dirumuskanlah masalah keperawatan dan dilakukan prioritas masalah menggunakan format penapisan masalah. Setelah dilakukan penapisan, akhirnya didapatkannya masalah sesuai dengan prioritas dan tingkat urgensinya sesuai dengan kesepakatan mahasiswa dan warga/Pokjakes pada desiminasi dan lokakarya kesehatan hari Minggu, 1 Juli 2002 pukul 15.00-18.00 WIB di Balai RW II Kelurahan Wiyung. Masalah tersebut antara lain:

(1)   Resiko penurunan status kesehatan lansia di RW II Kelurahan Wiyung

(2)   Resiko tinggi terjadinya kenakalan remaja di RW II Kelurahan Wiyung

(3)   Resiko terjangkit penyakit demam berdarah (DHF) diwilayah RW II Kelurahan Wiyung

(4)   Kurang efektifnya pemanfaatan posyandu di RW II Kelurahan Wiyung

(5)   Rendahnya penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang diwilayah RW II

Kelurahan Wiyung.

Kegiatan penentuan prioritas masalah dapat berlangsung dengan lancar, yaitu pada saat desiminasi dan penentuan oleh Pokjakes SENTOSA karena masyarakat sudah mulai memiliki konsep mengenai model keperawatan komunitas. Dari prioritas masalah tersebut berhasil disusun rencana kegiatan bersama antara mahasiswa, Pokjakes dan warga.

3.1.2 Tahap PerencanaanPerencanaan disusun oleh mahasiswa, Pokjakes SENTOSA dan warga secara berkala, yaitu saat desiminasi dan lokakarya kesehatan, pertemuan intensif antara mahasiswa dan Pokjakes.  Secara umum, perencanaan dapat dilaksanakan dengan lancar sesuai rincian pad tabel perencanaan Bab 3.

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

4.1.3 Tahap PelaksanaanPelaksanaan kegiatan khususnya 3 masalah utama dapat dilaksanakan dengan tingkat keberhasilan 90%, sedangkan untuk 2 masalah terakhir telah dilakukan tindakan/kegiatan yang akan ditindak lanjuti oleh Pokjakes. Uraian pelaksanaan dapat dilihat pada tabel pelaksanaan Bab 3.

4.1.4 Tahap Evaluasi

Kegiatan evaluasi dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu evaluasi proses pada saat kegiatan dilaksanakan sampai usai, dan evaluasi akhir yang dilakukan bersama dengan warga pada saat kegiatan terminasi 25 Agustus 2002.Secara umum, kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas dapat dikatakan berhasil dari sudut pandang respon positif dan peran serta aktif warga dimotori oleh Pokjakes dan aparat RW dan RT. Namun perlu dilakukan perbaikan pada pre klinik, model praktik klinik komunitas dan model evaluasi dan tindak lanjut praktik klinik didaerah binaan dimaksud.

4.2 Praktik Klinik Keperawatan KeluargaDari laporan yang masuk seluruh mahasiswa, keseluruhan mahasiswa tidak mengalami masalah dalam melakukan pendekatan denga keluarga yang dibina. Karena kecenderungan mahasiswa menggunakan model pendekatan Problem Solving Approach (pendekatan menggunakan model pemecahan masalah) sehingga antusiasme keluarga langsung terjadi begitu mahasiswa masuk dalam keluarga binaan masing-masing.

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

Rata-rata dalam waktu singkat, mahasiswa sudah dapat diterima oleh keluarga sehingga antara keluarga dan mahasiswa terdapat hubungan terapeutik yang baik.Secara keseluruhan, proses penerapan asuhan keperawatan keluarga mempunyai tingkat keberhasilan 90% karena keterampilan mahasiswa dalam menerapkan strategi pendekatan yang terbaik untuk menumbuhkan antusiasme keluarga dalam upaya menyelesaikan permasalahan kesehatan keluaga secara mandiri, sehingga keluarga mampu melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan keluarga.

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

BAB 5PENUTUP

5.1 KesimpulanPraktik klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan 01 Juli 2002-23 Agustus 2002 oleh mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan III Kelompok 3 Gerbong merupakan salah satu program profesi untuk menghasilkan tenaga perawat yang profesional sesuai dengan kompetensi yang ditentukan. Sebagai aplikasi nyata dari konsep keperawatan komunitas, maka diberikan asuhan keperawatan komunitas kepada warga RW II Kelurahan Wiyung untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat.Pendekatan dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas adalah pendekatan proses keperawatan yang meliputi 4 tahap, yaitu pengkajian, perencanaan, tindakan dan evaluasi yang dilaksanakan secara integral dan komperhensif dalam meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengenal masalah kesehatannya dan mampu menciptakan berbagai alternatif dalam upaya meningkatkat derajat kesehatannya.Dari keempat tahapan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik oleh mahasiswa bersama dengan Pokjakes, aparat, kader, karang taruna dan warga RW II Kelurahan Wiyung. Dalam pelaksanaannya tidak pernah lepas dari aral dan rintangan, akan tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan baik tanpa mengganggu aktifitas praktik klinikk.Secara umum tingkat keberhasilan pelaksanaan praktik klinik keperawtan komunitas adalah 90% dengan tingkat antusiasme warga, peran serta aktif dan bantuan dari brbagai pihak.

5.2 Saran-Saran

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

1)      Pihak Puskesmas Wiyunga.       Agar lebih meningkatkan pembinaan terhadap kelompok-kelompok

yang terdapat di masyarakat khususnya di bidang kesehatan, sehingga apa yang menjadi upaya Puskesmas untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya dapat tercapai dengan baik.

b.      Terbukanya kerjasama lebih lanjut dengan Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga khususnya untuk program keperawatan komunitas dan keluarga.

2)      Pihak Pendidikana.       Dalam proses persiapan memasuki program praktik klinik

keperawatan komunitas yang dibekalkan kepada mahasiswa hendaknya memiliki suatu konsep yang terstruktur dan mengintegrasikan keseluruhan konsep keperawatan klinik dengan kondisi lapangan, sehingga didapatkan kesamaan ide, pendapat, kesepakatan dan persepsi menuju peningkatan efektifitas pelaksanaan praktik klinik di lapangan.

b.      Untuk meningkatkan, memperluas dan mempermudah hubungan instansi yang terkait praktik klinik keperawatan komunitas dengan mahasiswa, diharapkan adanya kerjasama antara pendidikan dengan instansi terkait, baik berupa kontrak waktu atau dalam bentuk yang lain.

c.       Berdasarkan atas saran pembimbing praktik klinik keperawatan komunitas untuk dilakukannya evaluasi dan tindak lanjut terhadap wilayah yang telah dibina khususnya oleh kelompok selanjunya, hendaknya disusun kembali/reorganisasi kembali rencana program praktik klinik keperawatan komunitas khususnya konsep evaluasi keberhasilan dari masyarakat sebagai suatu tindak lanjut.

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx

3)      Pihak LKMDDengan terbentuknya Kelompok Kerja Kesehatan “SENTOSA” di RW II Kelurahan Wiyung, hendaknya diberikan bantuan, bimbingan, konseling dan supervisi berkala sebagai salah satu program LKMD seksi 5 kesehatan.

4)      Kelompok Kerja Kesehatan “SENTOSA”a.       Agar selalu meningkatkan pengetahuan dan k eterampilan yang telah

diperolleh sehingga dapat menjadi ujung tombak kelompok pikir dan sebagai motor pembinaan kesehatan yang terdapat di masyarakat, sehingga dapat membantu peningkatan derajat kesehatan masyarakat RW II Kelurahan Wiyung.

b.      Agar tetap menjalin kerjasama dengan LKMD, bidang kesejahteraan, bidang rohani dan Puskesmas serta institusi terkait dengan Pokjakes demi kelangsungan dan keberhasilan program kerja.

c.       Agar tetap bergerak aktif untuk menjalankan program kerja yang telah di rencanakan.

5)      Mahasiswa PSIK Gerbong selanjutnyaa.       Bekali diri dengan konsep perawatan komunitas dan keluarga,

proses pengorganisasian masyarakat, tekhnik komunikasi dan interaksi sosial.

b.      Pertahankan kebersamaan dan kerjasama yang baik antar anggota kelompok sebagaimana yang telah kami lakukan, sebab itu modal utama keberhasilan kita.

c.       Lakkukan analisa situasi dan lingkungan dari praktik sebelumnya sebagai wacana dan modal perencanaan selanjutnya.

d.      Tunjukkan profesionalisme kita sebagai perawat sehingga memberikan kesan yang membekas bagi masyarakat

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS dhf.docx