Lk Nccu Melia
-
Upload
melia-rahmayanti -
Category
Documents
-
view
229 -
download
1
description
Transcript of Lk Nccu Melia
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. E DENGAN POST CRANIOTOMY
EVALUASI ATAS INDIKASI INTRACEREBRAL HEMORRAGEA SPONTAN
e.c GANGLIA BASALIS , HIPERTENSI
DI RUANG NEUROSURGICAL CRITICAL CARE UNIT (NCCU)
RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
MELIA RAHMAYANTI
220112140091
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXVIII
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2015
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. E DENGAN POST CRANIOTOMY
EVALUASI ATAS INDIKASI INTRACEREBRAL HEMORRAGEA SPONTAN
e.c GANGLIA BASALIS , HIPERTENSI
DI RUANG NEUROSURGICAL CRITICAL CARE UNIT (NCCU)
RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
Identitas Pasien
Nama : Tn. E
Tanggal Lahir : 22 November 1951
Umur : 63 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/ Bangsa : Sunda/ WNI
Alamat : Nagrig II RT 02/08, Pasir jati, Ujung Berung
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan terakhir : SD
Status perkawinan : Kawin
No. Medrek : 0001443246
Diagnosa Medis : Post Craniotomy evaluasi atas indikasi intracerebral
hemorragea spontan e.c ganglia basalis, hipertensi
Tanggal Masuk : 09 April 2015
Tanggal Pengkajian : 16 April 2015
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. M
Usia : 29 Tahun
Alamat : Nagrig II RT 02/08, Pasir jati, Ujung Berung
Hubungan dengan klien : Anak Kandung
II. RIWAYAT KESEHATAN
A. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri kepala.
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
Sejak 1 minggu SMRS, klien yang sedang menaiki motor tiba-tiba merasa
lemas seluruh badannya. Klien mengalami jatuh sebanyak 2x. pada saat jatuh
yang pertama kondisi klien masih baik-baik saja namun klien hanya mengeluh
sakit bahu kanan. Namun, setelah jatuh yang kedua kali ke sebelah kanan klien
tidak bisa menggerakkan tubuhnya yang sebelah kiri dan tidak sadarkan diri.
Klien dilarikan ke IGD RSUD Ujung Berung, klien sempat dirawat disana lalu
dirujuk ke RSHS untuk dilakukan operasi kraniotomi.
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 16 april 2015 (POD 6), Klien
mengeluhkan nyeri pada area luka operasi, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk.
Klien menyatakan nyeri berkurang saat klien diberi obat dan istirahat. Nyeri
bertambah dirasakan terus-menerus. Skala nyeri saat dikaji skala 4 (1-10). Klien
nampak gelisah dan mengatur posisi tidur yang nyaman.
Klien juga mengatakan nyeri, pegal pada area bahu dan tengkuknya serta
kesulitan menggerakkan alat gerak bagian kanan tubuhnya. Kelemahan alat gerak
ini dirasakan semenjak jatuh pertama kali. Klien menyatakan ketakutannya
kepada perawat dan keluarga “bapa takut dioperasi lagi” dengan kata-kata yang
kurang jelas namun tampak ekspresi wajah ketakutan saat perawat berusaha
menghampiri. Keluarga klien berusaha menenangkan dengan membacakan ayat
suci Al-Qur’an dan menemani klien saat jam besuk.
C. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak 1 tahun lalu dan rutin
meminum obat penurun tekanan darah Captopril 1x1 tab yang diberikan dari
puskesmas. Namun sudah 2 hari tidak meminum obat tersebut sebelum kejadian
jatuh. Klien tidak memiliki riwayat cedera kepala sebelumnya, diabetes melitus,
penyakit jantung, anemia, penggunaan obat-obat anti koagulan, obat-obat adiktif
dan konsumsi alkohol berlebihan.
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada yang memiliki riwayat stroke sebelumnya.
Namun ibu dari klien memang mempunyai tekanan darah tinggi.
E. Riwayat Psikososial dan Spiritual
Klien adalah seorang supir taksi yang masih aktif bekerja meskipun semua
anak-anaknya telah berkeluarga. Klien senang bersosialisasidengan lingkungan
dan tipe orang yang bekerja keras. Sehari-hari sebelum sakit klien selalu
melaksanakan solat 5 waktu, setelah di rawat di RS klien melaksanakannya
ditempat tidur
F. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
NILAI RUJUKAN NORMAL POLA KEBUTUHAN
KEADAAN PASIEN SAAT INI
NUTRISI
KH : 60-70% energy totalProtein : 10-15% energy totalLemak : 10-25% energy totalRujukan :1gr KH = 4 kkal1 gr Prot = 4 kkal1 gr lemak = 9 kkal
Keb. total kalori normal (TK)TK = KB + AF – KU
Keb. Basal Kalori (KB)Pria = BBI x 30Wanita = BBI X 25
Aktivitas Fisik (AF)- Ringan = 10% x KB- Sedang = 20% x KB- Berat = 40% x KB
Koreksi Usia (KU)- <40 tahun = 0% x KB- 40-59 tahun = 5% x KB- 60-69 tahun = 10% x KB- > 70 tahun = 20% x KB
ASUPAN NUTRISI
BBI Pasien = 54 kg KB Pasien = BBI x 30 = 54 x 30 = 1620 kkalAF Pasien = 10% x 1620 = 162 kkalKU Pasien = 10% x 1620 = 162 kkalTK= KB + AF – KU = 1620 + 162 – 162 = 1620 kkal
Kebutuhan yang diberikan saat ini :
Frekuensi -
Cara -Alergi -Keterangan lainnya
-
CAIRAN
Kebutuhan cairan (KC)KC = 30-50 cc/KgBB/24 jam
Asupan CairanTransfusi -
Makanan -Parenteral
NaCl 2000cc/24 jamKeterangan Lainnya
-
EL
Produksi urine normal:PU = 1-2 cc / KgBB/Jam
BAK Rata-rata output 120 cc /jamWarna : kuning
IMINASI
IWL normal :
IWL =
IWL dengan kenaikan suhu tubuh
(h )
Keluhan : tidak adaKeterangan lain : -
BAB Rata – rata output dalam 24 jamWarna : kuning kecoklatanKonsistensi : lunakKeluhan : -
IWL = 10 x 60 / 24= 600/ 24 jam = 25
PERSONAL
HYGIENE
Mandi Frekuensi : 1 x sehariCara : sekaKeterbatasan : kelemahan, dibantu perawat
Oral hygiene Cara : Menggunakan liddi wooten dan kassa Keterbatasan : kelemahan, dibantu perawat
Keterangan Lainnya
-
Durasi tidur Siang : Malam :
Kebiasaan -Gangguan -
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tingkat kesadaran : Compos Mentis, GCS: E4,M5,V6
2. Antropometri :
BB : 60 Kg
TB : 160 cm
BB ideal : (TB – 100) – ((TB-100)x10%)
(160 – 100) – ((160 – 100)x 10%) = 60 – 6 = 54 kg
IMT = BB/TB2 = 60 / (1,6)2 = 23,43
3. Tanda – tanda vital
TD : 167-199/76-114 mmHg
HR : 76-115x/min
RR : 12-28x/min
T : 36,8 – 38,2 0C
Sat O2 : 93-99%
4. Hasil pemeriksaan fisik saat ini
a. Sistem Respirasi
Pernapasan dengan bantuan O2 (+) Nasal canul 3 lpm, pernapasan cuping
hidung (-), sekret (-), permukaan dan pengembangan dada simetris, deviasi trachea
(-), luka/jejas (-), retraksi otot bantu pernapasan (-), bunyi napas tambahan (-),
perkusi paru resonan.
b. Sistem Cardiovaskuler:
Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), terpasang monitor EKG dengan
sinus rhytm, bunyi jantung S1, S2 reguler murni, S3 (-), S4 (-), CRT 2 detik,
edema ekstremitas (-/-), akral hangat, sianosis (-), peningkatan tekanan vena
jugularis (-).
c. Sistem Digestive:
BB sekarang 60 kg, mukosa bibir lembab, abdomen simetris, cembung lembut,
distensi abdomen (-), luka/jejas (-), terpasang NGT (-), bising usus 7x/min.
d. Sistem Urinary:
Pasien terpasang DC (+), jumlah urin rata-rata 120 ml/jam (shift sore), urine
berwarna kuning, distensi kandung kemih (-).
e. Sistem Endokrin:
Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran kelenjar tiroid (-).
f. Sistem Integumen:
Turgor kulit baik, terdapat luka post craniotomy pada area kepala kanan berbentuk
huruf “U”. Kondisi luka kering tidak ada keluaran pus.
g. Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas atas : bentuk normal, edema (-/-), gerak (+/-)
Ekstremitas bawah: bentuk normal, edema (-/-), gerak (+/-)
h. Sistem Neurologis
GCS E4M6V5 , kesadaran compos mentis, pupil bulat isokor.
N I : Olfaktorius Klien dapat mencium bau makanan
N II : Optikus Klien dapat melihat dengan baik namun lapang
Kekuatan otot: 5 0
5 0
pandang nya berkurang
N III : Okulomotorius
N IV : Troklearis
N VI : Abdusen
Pergerakan bola mata sebelah kiri bagus, pupil
isokor
Pergerakan bola mata kanan berkurang, pupil
unisokor
N V : Trigeminus Klien tidak dapat mengetahui sensasi ringan
pada wajah (sentuhan tisu)
Mengunyah : klien dapat mengunyah namun
sescara pelan pelan.
N VII : Fasialis Klien dapat membedakan rasa dibuktikan
dengan dapat mengenali rasa makanan
N VIII :
vestibulokoklear
Klien dapat mendengar suara perawat dan
berkomunikasi namun dengan bahasa yang
kurang jelas sehingga harus berulang-ulang
dalam menjelaskan.
N IX : Glosovaringeal Klien dapat menelan namun terkadang klien
tersedak tiba-tiba ketika minum
N X : Vagus Ketika klien mengucapkan “ah” terdapat
gerakan faring dan palatum.
N XI : Aksesorius Klien dapat mengangkat bahu kanan namun
tidak dapat mengangkat bahu kirinya, klien
dapat memiringkan kepala namun perlahan.
N XII : Hipoglosus Pergerakan lidah klien maksimal, artikulasi
suara kurang jelas
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium (Tanggal 16 April 2015)
a. Hematologi
Jenis Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 13,7 13,5-17,5 gr/ dL
Hematokrit 40 40-52 %
Leukosit 10000 4400-11300 gr/ dL
Trombosit 275000 150000-450000 /mm3
Eritrosit 4,75 4,5-6,5 juta/ uL
MCV 83,8 80-100 fl
MCH 28,8 26-34 pg
MCHC 34,4 32-36 %
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 2 1-6 %
Batang 0 3-5 %
Segmen 71 40-70 %
Limfosit 17 30-45 %
Monosit 10 2-10 %
b. Kimia Klinik
Jenis Hasil Nilai Rujukan Satuan
Ureum 18 15-50 mg/ dL
Kreatinin 0,46 0,7-1,2 mg/ dL
GDS 134 < 140 mg/ dL
Natrium 127 135-145 mEq/ L
Kalium 4,0 3,6-5,5 mEq/ L
TERAPI
a) Ceftriaxone 1 x 1 gr IV
b) Tramadol 2 x 1 amp IV
c) Sucralfat 4 X 10 cc PO
d) Citicolin 3 x 500 mg IV
e) Amlodipine 1 x 10 mg PO
f) Captopril 3 x 25 mg PO
g) Paracetamol 1 gr
A. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
DS:
Klien mengeluh nyeri di
bagian kepala terasa seperti di
tusuk-tusuk dirasakan terus
menerus dengan skala 4
berkurang ketika diberi obat
dan beristirahat
DO:
Terdapat luka post
craniotomy pada area
kepala kanan berbentuk
huruf “U”. Kondisi luka
kering tidak ada keluaran
pus.
Klien tampak gelisah dan
berbicara masih belum jelas.
TD : 167-199/76-114
mmHg
HR : 76-115x/min
RR : 12-28x/min
T : 36,8 – 38,2 0C
Sat O2 : 93-99%
Trauma/kecelakaan, hipertensi
menahun, neoplasma
↓
Perdarahan intraserebral
↓
Pecahnya pembuluh darah di
otak
↓
Penekanan pergeseran jaringan
otak
↓
Peningkatan TIK
↓
Penurunan suplai darah ke
intrakranial
↓
Gangguan perfusi jaringan
serebral
Perubahan perfusi jaringan
serebral : yang berhubungan
dengan gangguan oklusif,
hemoragi.
DS: Klien mengatakan
nyeri, pegal pada area bahu
dan tengkuknya serta
kesulitan menggerakkan
alat gerak bagian kanan
tubuhnya
Trauma/kecelakaan, hipertensi
menahun, neoplasma
↓
Perdarahan intraserebral
↓
Pecahnya pembuluh darah di
Kerusakan mobilitas fisik
berhubungan dengan
kelemahan anggota
gerak/parestesia
DO:
Ekstremitas atas :
bentuk normal, edema (-/-),
gerak (+/-)
Ekstremitas bawah: bentuk
normal, edema (-/-), gerak
(+/-)
otak
↓
Penekanan pergeseran jaringan
otak
↓
Peningkatan TIK
↓
Gangguan sistem saraf pusat
↓
Koordinasi pergerakan tubuh
terganggu
↓
Penurunan tonus otot
↓
Kelemahan fisik/parestesia
↓
Kerusakan mobilitas fisik
DS:.klien menyatakan takut
dioperasi kembali
DO:
Klien tampak gelisah
Terjadi peningkatan
TD : 199/89
HR : 112x/min
Peningkatan TIK
↓
Gangguan sistem saraf pusat
↓
Koordinasi pergerakan tubuh
terganggu
↓
Perawatan jangka panjang
↓
Ansietas/ketakutan
Ansietas/Ketakutan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan serebral : yang berhubungan dengan gangguan oklusif,
hemoragi.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan anggota gerak/parestesia
3. Ansietas/ketakutan berhubungan dengan perawatan jangka lama (ancaman kematian)
Kekuatan otot: 5 0
5 0
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No DX
Tujuan Intervensi Rasional
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam ketidakefektifan perfuci jaringan serebral teratasi dengan kriteria hasil:
TD sistole dan diastole dalam rentang (sistolik 100-130, diastolik 60-90, MAP 60-100)
Menunjukkan konsentrasi orientasi
Mempertahankan tingkat kesadaran/membaik
1. Tinggikan bagian kepala tempat tidur 150 – 300 sepanjang waktu.
2. Pertahankan tirah baring; ciptakan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung dan berikan istirahat secara periodik.
3. Berikan terapi Oksigen sesuai indikasi
4. Kolaborasi pemberian obat citicoline
5. Kolaborasi pemberian obat antihipertensi; amlodipin dan captopril
6. Berikan pelunak feses; sulfractat
7. Evaluasi kondisi pasien dengan menggunakan sistem pengkajian neurologi secara konsisten, misal skala Koma Glasgow.
8. Ukur TIK dengan akurat dan pantau hasil pengukuran secara kontinyu.
- Tingkat kesadaran.- Ukuran pupil, reaksi pupil terhadap
cahaya.- Kesamaan pupil.- Gerakan ekstermitas.- Beri sedikit stimulasi untuk
mendapatkan reaksi pasien.
1. Menurunkan tekanan arteri dengan meningkatkan drainase dan meningkatkan sirkulasi/perfusi serebral
2. Aktivitas/stimulasi kontunyu meningkatkan TIK, bedrest sangat dianjurkan untuk mencegah perdarahan berulang.
3. Oksigenasi diperlukan untuk meningkatkan sikulasi/perfusi serebral.
4. Bertujuan untuk memperbaiki kelumpuhan sistem motoris dan memperbaiki metabolisme otak
5. Hipertensi kronisk pasca bedah beresiko memperluas kerusakan jaringan serebral
6. Mencegah proses mengejan selama defekasi yang berhubungan dengan peningkatan TIK
7. Mengetahui kecenderungan tingkat kesadaran dan potensial peningkatan TIK
8. Adanya perubahan hemodinamik merupakan ciri-ciri peningkatan TIK
- Kesesuian respons pasien terhadap lingkungan atau stimulasi.
- Ada tidaknya refleks-refleks.- Semua gerakan involunter seperti
kejang, kedutan atau fungsi motorik asemetris.
- Tekanan darah.- Frekuensi dan irama jantung.- Frekuensi dan irama pernafasan.- Parameter hemodinamik.
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam gangguan mobilitas fisik teratasi dengan kriteria:
Mempertahankan posisi optimal
Mendemontrasikan perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas
Dapat memiliki kemampuan untuk berpindah
1. Ubah posisi setiap 2 jam
2. Bantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia; eliminasi, nutrisi dan reposisi
3. Observasi daerah yang mengalami penekanan lama; bahu, bokong siku dan tumit kaki
4. Latihan sederhana rentang gerak aktif
1. Menurunkan resiko terjadinya trauma iskemia jaringan
2. Penurunan kemampuan mandiri dalam pemenuhan kebutuhan dasar perlu dilatih perlahan mulai dari bantuan kemudian dilatih secara bertahap
3. Darerah yang mengalami penekanan lama beresiko mengalami luka tekan
4. Gerakan meningkatkan sirkulasi darah dan mencegah atropi otot
2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam pasien menunjukkan ketakutan berkurang hingga tingkat yang dapat diatasi dibuktikan dengan kriteria hasil :
1. Klien tampak rileks2. Klien
1. Kaji tingkat ansietas dan diskusikan penyebabnya
2. Berikan waktu untuk mendengarkan pasien mengenai masalahnya dan dorong ekspresi perasaan yang bebas ex; marah, takut, ragu dan sendiri
3. Kembangkan hubungan antar pasien dan perawat
1. Identifikasi masalah spesifik akan mampu meningkatkan kemampuan individu untuk menghadapi masalahnya
2. Dengan cara ini pasien merasa diterima mulai mengakui dan berhadapan dengan perasaan yang menghubungkan keadaan dan penerimaan
3. Hubungan percaya antara pasien dengan
mendemonstrasikan kemampuan mengatasi masalah dan mengatasi sumber-sumber secara efektif
4. Berikan pikiran/pandangan terhadap masalah yang dihadapinya
5. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam saat ketakutan muncul
perawat akan meningkatkan kualitas perwatan dan dukungan yang optimal.
4. Memberikan opsi lain terhdap masalah yang dihadapi sehingga diharapkan dapat menjadi solusi yang efektif
5. Teknik ini diharapkan dapat menenangkan perasaan yang sedang takut dan mengalihkan pemikiran negatif
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. E No.RM : 0001443246 Ruangan : NCCU Nama Mahasiswa : Melia Rahmayanti
Hari dan
Tanggal
No.
DX
Implementasi Respon Paraf
Kamis, 16 April
2015
14.00-21.00
1
2
1
1
1
1
3
14.00 :Mengkaji status neurologis dan menganamnesa
keluhan utama klien
15.00 : Memfasilitasi makan sore
15.30 : Memberikan lingkungan yang nyaman
(membatasi jumlah pengunjung)
16.00 : Memberikan terapi;
Citicolin 500mg
Sucralfat 10cc
Captopril 25 mg
17.00 : Memberikan terapi
Amlodipin 10mg
Paracetamol 1mg (atas indikasi suhu; 38,20C)
18.00 : Memberikan terapi O2 3lpm via nasal canule atas
indikasi penurunan saturasi O2 93%
19.00 Memberikan kesempatan klien untuk
mencurahkan perasaan yang dialami, menganjurkan
Klien mengeluhnyeri kepala dan khawatir akan
dioperasi lagi dengan suara yang kuang jelas
Klien menghabiskan bubur ±200cc
Klien menyasa nyaman saat ditemani istrinya
Tidak ada tanda-tanda alergi
Tidak ada tanda-tanda alergi
Klien tampak lebih nyaman dengan
menggunakan oksigen
Klien mengatakan takut jika harus diporesai
kembali, klien mengerti setelah dijelaskan
bahwa tidak akan dioperasi kembali dan akan
berusaha tenang tidak stress lagi
Tidak ada tanda-tanda alergi
TD : 167-199/76-114 mmHg
Melia
1
1
klien untuk tenang jangan banyak pikiran karena akan
meningkatkan stress sehingga memperburuk kondisi
20.00 : memberikan terapi;
Ceftriaxone 1 gr
21.00 : mengobsevasi hemodinamik
HR : 76-115x/min
RR : 12-28x/min
T : 36,8 – 38,2 0C
Sat O2 : 93-99%
Jumat, 17 April
2015
07.00-14.00
1
1
1
2
1+2
07.30 Memfasilitasi personal hygiene dan oral hygiene
08.30 Melakukan GV dan up hecting pada lukapost
craniotomy
09.00 Memfasilitasi pemberian terapi
Captopril25 mg
Sucralfat 10cc
09.15 Memfasilitasi pasien makan bubur
09.30 Mengevaluasi perasaan klien dan memotivasi
klien untuk berpikir positif, mengevaluasi nyeri kepala
12.00 Memfasilitasi makan siang klien susu
13.00 Membantu klien mobilisasi pindah ruang ke ruang
perawatan bedah saraf kemuning
Klien sudah mandi, rambut bersih, mulut
bersih
Luka tampak kering, tidak ada keluaran pus,
saat up hecting klien sangat kooperatif
Tidak ada tanda alergi
Makan tidak habis, hanya habis 150cc sayur
tidak dihabiskan
Klien mengatakan ingin sembuh tidak akan
stress, nyerikepala dirasakan sudah berkurang
dan dapat diatasi
Susu habis 200 cc
Klien dapat menggerakan sedikit badannya
lalu dibantu perawat saat mobilisasi
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn.E No.RM : 0001443246 Ruangan : NCCU Nama Mahasiswa : Melia Rahmayanti
NO
DXTANGGAL SOAP PARAF
1
2
3
17 April 2015
09.30
17 April 2015
09.30
17 April 2015
09.30
S : Klien merasakan nyerikepalanya berkurang dan bisa diatasi
O : Klien tampak tenang dan dapat tertidur (istirahat)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi, rencana penurunan dosis perdifine secara bertahap
S : Klien bisa menggerakkan tangannya secara perlahan
O : Klien menggerakkan tangan dengan bantuan perawat
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi, melatih ulang rentang gerak aktif
S : Klien mengatakan ingin sembuh
O : Klien tampak santai tidak gelisah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi, memotivasi agar berfikir positif mencegah stress