Lk CA.recti.samsir
-
Upload
eviner-aseng -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of Lk CA.recti.samsir
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
1/28
1
PENATALAKSANAAN NUTRISI PERIOPERATIF PASIEN MALNUTRISI
DENGAN KARSINOMA REKTI
I. PENDAHULUAN
Karsinoma rekti merupakan tumor ganas terbanyak di antara tumor ganas saluran
cerna, lebih 60% tumor kolorektal berasal dari rectum.1 Insidens kanker kolorektal di
Indonesia cukup tinggi, demikian juga angka kematiannya.2 Pada tahun 2002 kanker
kolorektal menduduki peringkat kedua pada kasus kanker yang terdapat pada pria,
sedangkan pada wanita kanker kolorektal menduduki peringkat ketiga dari semua kasus
kanker.3Meskipun belum ada data yang pasti, tetapi dari berbagai laporan di Indonesia
terdapat kenaikan jumlah kasus, data dari Depkes didapati angka 1,8 per 100.000
penduduk.4 Di Indonesia frekuensi kanker kolorektal yang ditemukan sebanding antara
pria dan wanita; banyak terdapat pada seseorang yang berusia muda, sedangkan di
Negara Barat frekuensi kanker kolorektal yang ditemukan pada pria lebih besar daripada
wanita; banyak terdapat pada seseorang yang berusia lanjut.2
Ditengarai yang menjadi penyebab utama kenapa kanker tersebut mulai banyak
meyerang usia produktif di Indonesia adalah karena adanya pergeseran gaya hidup yang
terjadi saat ini. Dimana dengan meningkatnya tingkat pendapatan, maka orang semakin
konsumtif dalam mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan protein, rendah serat,
ataupun serba instan. Menjamurnya restoranfast fooddi setiap tempat serta aktifitas fisik
yang makin berkurang juga menjadi salah satu faktor penyebabnya.5
Peningkatan dari diet serat menurunkan insiden kanker dibandingkan pada pasien
yang mempunyai diet tinggi lemak. Diet rendah lemak telah dijabarkan mempunyai efek
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
2/28
2
proteksi yang lebih baik daripada diet tanpa lemak. The National Research Counciltelah
merekomendasikan pola diet pada tahun 1982. Rekomendasi ini diantaranya : (a)
menurunkan lemak total dari 40 ke 30% dari total kalori, (b) meningkatkan konsumsi
makanan yang mengandung serat, (c) membatasi makanan yang diasinkan, diawetkan dan
diasapkan, (d) membatasi makanan yang mengandung bahan pengawet, (e) mengurangi
konsumsi alkohol.6
Tanda dan gejala yang sering dialami pada penderita karsinoma rekti antara lain
nyeri perut adalah keluhan paling sering yang disampaikan penderita (22 % - 65%),
perdarahan peranus (34-60%) berupa darah segar bercampur atau tanpa disertai dengan
tinja/feses, diare atau perubahan bentuk feses, buang air besar (BAB) tidak lancar dan
dapat disertai rasa mual berlebihan. Gejala umum lain yaitu lelah, lesu, berat badan
menurun drastis.7,8
Nutrisi perioperatif adalah penggunaan dukungan nutrisi pada pasien dengan
risiko terjadinya malnutrisi berat selama 10-14 hari sebelum dan 24 jam sesudah
menjalani operasi. Nutrisi perioperatif merupakan komponen penting dari perawatan
perioperatif.9 Dukungan nutrisi perioperatif sangat bermanfaat khususnya pada pasien-
pasien yang mengalamai malnutrisi sedang dan berat misalnya pada pasien dengan
kanker gastrointestinal.10
Dukungan nutrisi perioperatif dapat menurunkan morbiditas
dan mortalitas akibat operasi pada pasien-pasien malnutrisi.9
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
3/28
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penilaian Nutrisi Perioperatif
Malnutrisi adalah suatu masalah yang sering pada pasien-pasien perioperatif,
karena penyakit yang mendasari yang mungkin menyebabkan menurunnnya asupan gizi
(akibat disfagia, obstruksi saluran cerna atau anoreksia) atau malabsorpsi. Tindakan
pembedahan dan obat-obatan juga dapat menurunkan asupan makanan yang selanjutnya
akan memperberat masalah ini.11
Penilaian klinik sebelum pembedahan akan memberikan suatu kesempatan ideal
untuk memperbaiki status gizi sebelum pasien dioperasi dan untuk meminimalkan
penurunan asupan gizi perioperatif pada pasien-pasien bedah elektif. Suatu riwayat gizi
yang meliputi berat badan, tinggi badan, adanya riwayat penurunan berat badan atau
penurunan asupan makanan, akan mengidentifikasi adanya faktor risiko pada pasien.11
National Collaborating Centre for Acute Care, London (2006) menganjurkan
pemberian nutrisi perioperatif pada pasien-pasien malnutrisi, dan seharusnya diberikan
nutrisi enteral melalui pipa (enteral feeding tube) pada pasien yang tidak mampu menelan
(misalnya yang berisiko aspirasi) atau asupan oral tidak adekuat.12
Hal ini juga
direkomendasikan oleh American Society for Enteral and Parenteral Nutrition (ASPEN),
yang menyarankan bahwa dukungan nutrisi preoperatif seharusnya diberikan selama 7-14
hari pada pasien-pasien malnutrisi sedang sampai berat, serta merekomendasikan bahwa
jika aman untuk dilakukan, maka sebaiknya operasi ditunda untuk memberikan dukungan
nutrisi preoperatif.9
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
4/28
4
Salah satu klasifikasi yang dapat digunakan untuk menilai adanya malnutrisi
adalah:13
a) Gizi baik : tidak ada perubahan berat badan; serum albumin preoperatif
>3.5 g/dL
b) Malnutrisi ringan: penurunan berat badan 20% ; serum albumin
preoperatif
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
5/28
5
Kebutuhan nutrisi dapat berubah selama periode perioperatif. Kebutuhan energi
didasarkan pada umur, jenis kelamin, dan berat badan. Standar faktor stres membantu
untuk menghitung peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari perbaikan jaringan
dan efek inflamasi. Faktor stres ini tergantung pada prosedur operasi dan kondisi klinis
pasien. Kebutuhan protein meningkat untuk penyembuhan luka dan peningkatan aktivitas
metabolik. Ukuran dan lamanya respon metabolik ditentukan oleh kompleks dan lamanya
prosedur operasi. Pembedahan minor tanpa komplikasi akan meningkatkan sementara
kebutuhan nutrisi. Sedangkan pada pembedahan mayor akan meningkatkan kebutuhan
nutrisi dalam waktu lama.
11
Sebelum operasi abdomen seharusnya usus besar (kolon) harus bebas dari
residu untuk mencegah infeksi pascaoperasi. Bakteri kolon akan berkurang ketika
diberikan makanan rendah sisa. Makanan rendah serat atau diet cair biasanya diberikan
selama 1 sampai 2 hari sebelum operasi dan pasien menerima enema beberapa jam
sebelum pergi ke ruang operasi. Produk Enteral yang rendah residu dapat digunakan
untuk persiapan kolon sebelum pembedahan.10 Pemberian cairan dan karbohidrat
menggunakan suplemen nutrisi diberikan sampai dengan 2 jam sebelum operasi.11
Sejumlah penelitian terkontrol dan metaanalisis telah menyimpulkan bahwa pada orang
dewasa sehat yang menjalani bedah elektif, asupan oral berupa air dan clear liquid diet
(seperti teh, kopi, jus apel dan jeruk) sampai dengan 2 jam sebelum induksi anastesi tidak
meningkatkan volume cairan dan keasaman lambung.15,16,17,18
Pasien mulai mendapat cairan peroral dan makanan pada malam hari setelah
operasi, dengan menghentikan cairan intravena pada hari pertama atau kedua
pascaoperasi.11
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien dapat
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
6/28
6
mentoleransi asupan oral dengan segera setelah periode pascabedah, terlepas dari ada
atau tidaknya petanda tradisional kembalinya fungsi gastrointestinal. Pendekatan ini
telah digunakan pada pasien open colectomy. Dalam suatu penelitian tidak teracak
(nonrandomized study) pasien usia lanjut yang menjalani reseksi kolon terbuka, 90 %
mentoleransi early feeding (clear liquid pada hari kedua dan regular diet pada hari ketiga)
dan tidak terjadi kebocoran anastomosis dan abses.19,20
2.3 Malnutrisi dan Kanker
Malnutrisi dan Cachexia sering terjadi pada penderita kanker (24% pada stadium
dini dan > 80% pada stadium lanjut). Malnutrisi dan Cachexia meningkatkan morbiditas
dan mortalitas serta menurunkan kualitas hidup, survival penderita. Penderita dengan
malnutrisi sering tidak dapat mentoleransi terapi termasuk radiasi, kemoterapi dan lebih
mempunyai kecenderungan mengalami adverase effect terhadap terapi
kanker.21,22,23,24,25
Malnutrisi adalah hilangnya / penurunan berat badan diatas 10% atau berat badan
kurang dari 80% BB ideal, dalam kurun waktu 3 bulan.23,25,26 Ketika seseorang
didiagnosis menderita kanker, maka nutrisi merupakan bagiandari terapi. Tujuan utama
terapi nutrisi pada penderita kanker adalah mempertahankanatau meningkatkan status
nutrisi sehingga dapat memperkecil terjadinya komplikasi, meningkatkan efektivitas
terapi kanker (bedah, kemoterapi, radiasi) dan meningkatkan kualitas hidup dansurvival
penderita.21,23,25
Penyebab malnutrisi pada penderita kanker adalah multifaktorial. Secara umum
penyebabnya dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu: 1. berkurangnya asupan makanan
dan malabsorbsi dan 2. gangguan proses metabolisme.23
Sedangkan Bruera
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
7/28
7
mengelompokkan penyebab cachexia pada penderita kanker sebagai berikut: 1. faktor
psikologis dan susunan saraf pusat (keengganan makan, gangguan persepsi rasa kecap,
stress psikologis); 2. efek tumor (obstruksi mekanis, pemakaian substrate/ nutrisi oleh
tumor, produksi sitokin oleh sel tumor; 3. efek yang berhubungan dengan terapi
(kemoterapi, radiasi, bedah, nausea, stomatitis, xerostomia, nyeri, ileus); 4. efek yang
berhubungan dengan penderita (peningkatan resting energi expenditure, gangguan proses
metabolisme, produksi sitokin oleh makrofag, disfungsi autonomi, dan penurunan
pengosongan lambung.21
2.4 Patofisiologi Kanker Kolorektal
Kanker merupakan suatu proses pembelahan sel-sel (proliferasi) yang tidak
mengikuti aturan baku proliferasi yang terdapat dalam tubuh (proliferasi abnormal).
Lebih dari 95% karsinoma kolorektal adalah adenokarsinoma. Karsinoma ini berasal dari
sel glandula dari bagian dalam lapisan dinding kolon dan rektum.27
Evolusi dari kanker itu sendiri merupakan sebuah proses yang bertahap, dimana
proses dimulai dari hiperplasia sel mukosa, pembentukan adenoma , perkembangan dari
displasia menuju transformasi maligna dan invasif kanker . Aktifasi onkogen, inaktifasi
tumor supresi gen, dan delesi kromosom memungkinkan perkembangan dari formasi
adenoma, perkembangan dan peningkatan displasia dan invasif karsinoma.27
Ada tiga kelompok utama gen yang terlibat dalam regulasi pertumbuhan sel yaitu
proto-onkogen, gen penekan tumor (Tumor Suppresor Gene= TSG), dan gengatekeeper.
Proto-onkogen menstimulasi dan meregulasi pertumbuhan dan pembelahan sel. Tumor
Suppresor Gene (TSG) menghambat pertumbuhan sel atau menginduksi apoptosis
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
8/28
8
(kematian sel yang terprogram). Kelompok gen ini dikenal sebagai anti-onkogen, karena
berfungsi melakukan kontrol negatif (penekanan) pada pertumbuhan sel. Mutasi pada
gen-gen ini karena berbagai faktor membuka peluang terbentuknya kanker.27,28
Pada keadaan normal, pertumbuhan sel akan terjadi sesuai dengan kebutuhan
melalui siklus sel normal yang dikendalikan secara terpadu oleh fungsi proto-onkogen,
TSG, dan gengatekeeper secara seimbang. Jika terjadi ketidakseimbangan fungsi ketiga
gen ini, atau salah satu tidak berfungsi dengan baik karena mutasi, maka keadaan ini akan
menyebabkan penyimpangan siklus sel. Pertumbuhan sel tidak normal pada proses
terbentuknya kanker dapat terjadi melalui tiga mekanisme, yaitu perpendekan waktu
siklus sel, sehingga akan menghasilkan lebih banyak sel dalam satuan waktu, penurunan
jumlah kematian sel akibat gangguan proses apoptosis, dan masuknya kembali populasi
sel yang tidak aktif berproliferasi ke dalam siklus proliferasi. Gabungan mutasi dari
ketiga kelompok gen ini akan menyebabkan kelainan siklus sel, yang sering terjadi
adalah mutasi gen yang berperan dalam mekanisme kontrol sehingga tidak berfungsi
baik, akibatnya sel akan berkembang tanpa kontrol (yang sering terjadi pada manusia
adalah mutasi gen p53) . Akhirnya akan terjadi pertumbuhan sel yang tidak diperlukan,
tanpa kendali dan karsinogenesis dimulai (gambar 1) .27,28
Pada adenoma preneoplasia kolon, gen K-ras sering mengalami mutasi.
Perkembangan adenoma kolon menjadi karsinoma invasive sering melibatkan inaktivasi
atau hilangnya tumor suppressor genDCC danp53.29
Epitel kolon adalah epitel yang khusus untuk mensekresi protein mukus dan untuk
absorpsi air dan elektrolit. Fungsi khusus lain adalah memelihara barier lumen usus,
perbedaan muatan intrasel, dan kemampuan untuk mengeluarkan toksin. Beberapa fungsi
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
9/28
9
ini dipertahankan dalam perkembangan neoplasia dan dapat berkontribusi pada fenotipe
tertentu dari sel ganas. Salah satu contoh adalah ekspresi dari transporter membrane
protein, MDR-1, terdapat pada beberapa jenis epitel, termasuk usus besar. MDR-1
diketahui berperan dalam mengeluarkan beberapa senyawa keluar dari sel, yang mungkin
sebagai mekanisme pertahanan untuk mengeluarkan toksin. Pada kanker kolon lanjut,
protein ini dapat berkontribusi terhadap mekanisme pertahanan ini dan jenis-jenis tumor
lain terhadap berbagai jenis kemoterapi yang diangkut oleh MDR-1.28
Gambar 1. Adenoma Carcinoma Sequences
II. LAPORAN KASUS
Tn. S, 26 tahun, Petani, masuk Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, pada tgl
11 Nopember 2010, Nyeri perut setelah selesai makan terutama makanan padat.
Keluhan ini dialami sejak 1 bulan dan memberat 2 minggu terakhir. Pasien merasa
cepat kenyang. Tidak ada mual dan muntah. Nafsu makan baik, tapi pasien takut
makan . Ada penurunan berat badan 17 kg dalam 1 tahun (BB sebelumnya 60 kg),
http://usebrains.files.wordpress.com/2008/11/clip-image011.jpg -
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
10/28
10
dan turun 8 kg dalam 3 minggu terakhir (BB sebelumnya 51 kg). Tidak ada demam,
batuk, dan sesak. Benjolan diperut bagian bawah diketahui sejak 1 tahun yang lalu.
Buang air besar (BAB) belum sejak 28 hari. Riwayat BAB sebelumnya sering
bercampur darah, disertai lendir. Riwayat berobat di bagian Penyakit Dalam 1
bulan yang lalu. Riwayat merokok sejak SMP dan tidak pernah minum alkohol .
Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama dan keganasan lain tidak ada.
Riwayat nutrisi, makan nasi 3 kali sehari, ikan tiap hari, makan sayur tidak
tiap hari, jarang makan buah. Jarang mengkonsumsi makanan yang diawetkan.
Sering makan mie instan (3-4 x/mgg). Asupan makanan 24 jam (food Recall 24 jam)
; bubur nasi 2 kali piring, opor ayam potong, buras bungkus sedang,
entresol 2 kali 120 cc, jus papaya gelas (737 kkal, protein 38 g, Lemak 21g,
Karbohidrat 96g). Asupan seperti ini sejak 3minggu.
Pada pemerikaan fisis didapatkan tampak sakit sedang, gizi buruk (KEP
tingkat II), sadar. Berat badan 43 kg, TB 164 cm, Lingkar lengan Atas (LLA) 21.4 cm,
Berat Badan Ideal 57.6 kg dan IMT 16 kg/m2. Tekanan darah 110/70 mmHg, denyut
nadi 72 kali/menit, kuat angkat, dan regular, frekuensi napas 16 kali/menit
torakoabdominal, dengan suhu 36.90C aksiler. Pada pemeriksaan kepala rambut
hitam tidak mudah dicabut, Konjungtiva tampak anemis, sklera tidak ikterus dan
tidak ada sianosis. Pada pemeriksaan mulut bibir tampak pucat, papil edema pada
lidah tidak ada. Pada pemeriksaan leher tidak didapatkan pembesaran kelenjar
limfe, massa tumor, kelenjar gondok maupun deviasi trakea. Pemeriksaan torak,
tampak simetris, massa tumor tidak ada, costa tampak menonjol, ada loss of
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
11/28
11
subcutaneous fat, Rosary Tasbehtidak ada, sela iga tidak melebar, fremitus raba kiri
sama dengan kanan, dan bunyi pernapasan bronkovesikuler, bunyi tambahan tidak
ada. Pemeriksaan jantung didapatkan bunyi jantung I/II murni, reguler, dan tidak
ada bising. Abdomen tampak cembung, ikut gerak napas, peristaltik normal, ada
massa tumor dan nyeri tekan pada regio hipokondrium kiri bawah. Hati dan lien
tidak teraba, tidak ada asites. Ekstremitas superior dan inferior ada wasting ,kuku
pucat, dan tidak ada edema. Tidak didadapatkan pembesaran kelenjar limfe
inguinal.
Hasil pemeriksaan laboratorium : Tanggal 26 Oktober 2010; Lekosit
5100/mm3, Hb 9.3 g/dL, MCV 76.9 trombosit 328.000, TLC 1010, Neutrofil
21,6% , Natrium 139 mmol/L, Kalium 3,6 mmol/L, Clorida 106 mmol/L, CEA
:7,98. Tanggal 22 Oktober 2010;gula darah sewaktu 163mg/dL, ureum 30 mg/dL,
kreatinin 1,2 mg/dL, SGOT 21 mg/dL, SGPT 11 mg/dL cholesterol total 155 mg/dL,
kolesterol HDL 39 mg/dL, kolesterol LDL 100 mg/dL, trigliserida 67 mg/dL.
Tanggal 12 Oktober ;albumin 2,4g/dL dan Protein total 4,6 g/dL.
Foto Polos Abdomen 3 posisi: overdistended colon dengan penumpukan fecal
mass yang banyak terutama pada colon ascendens.
Foto Colon In Loop: Filling defect sepanjang rectum membentuk gambaran anular.
(8/11/2010)
LGIE : Tumor recti suspek maligna (21/10/2010)
Foto toraks : Tidak ada kelainan (8/11/2010)
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
12/28
12
Hasil PA (9/11/2010): Adenocarcinoma musinosum rectum 1/3 distal
unresectable (T4NxMx).
Tabel 1. Hasil Laboratorium selama perawatan
NILAI LAB 12/10 22/10 26/10 22/11 27/11 9/12 NILAI NORMAL
Hb 9.6 9.3 9.9 10.3 10.5 12.0-16.0 g/dL
WBC 5.260 5100 6800 8200 6780 4.0-10.10 /LMCV 79 76.9 79.1 77.4 80.0-97.0fL
TLC 1560 1010 2800 3890 2760 20-40.10 //LGDS 98 163 78 109 140 mg/dL
SGOT 15 21 5 12 P
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
13/28
13
Gambar 3. Foto Pasien dan luka operasi pada hari ke-7
Berdasarkan hasil tersebut di atas maka:
Diagnosis Medis : Adenokarsinoma recti 1/3 distal.
Diagnosis Gizi : a. Status Gizi KEP tingkat II (berdasarkan IMT)
b. Status Saluran cerna : massa pada saluran cerna ec.
Karsinoma recti menyebabkan obstipasi dan asupan
tidak adekuat.
c. Status metabolik : Anemia suspek defisiensi makro
dan mikronutrien, Hipoalbuminemia, dan deplesi
sedang sistem imun.
Rencana terapi nutrisi (Planning):
Kebutuhan makronutrien :
1. Kebutuhan energi basal (KEB) : 1298,3 kkal (Harris Benedict)
Kebutuhan energi terkoreksi (KET) : 2400 kkal (f.a=1.2; f.s = 1.4)
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
14/28
14
2. Komposisi :
Protein : 19% 115g (2 g/kgBB /BBI); Karbohidrat : 60% 360 g; Lemak : 21% 56 g
3. Rencana terapi preoperatif:
a. Diet dimulai dengan E : 1500 kkal, ditingkatkan secara bertahap dengan penambahan
100-200 kkal/hari hingga tercapai kebutuhan energi terkoreksi.
b. Bentuk dan cara pemberian : Peroral berupa makanan cair (liquid diet, low residu) porsi
kecil 6-8 x/hr sesuai toleransi pasien) kombinasi dengan
parenteral nutrisi perifer : Triofusin 500, 500 cc/24 jam dan Kalbamin 10 %, 500 cc /24
jam conecta dengan Dextrose 5 %, (total kalori 535 kkal, P:50 g)
c. Jenis formula : ensure/entrasol 6-8 x 120 cc + VCO 3x1 sdm (1125 kkal-1375 kkal)
+ ekstra putih telur 3 butir perhari
d. Koreksi albumin mencapai kadar 3,5 g/dL dengan transfuse Human Albumin 20%, 20
g/hari selama 2 hari.
4. Rencana terapi pascabedah:
a. Hari I : 6 jam pasca bedah / bila pasien sadar baik dan stabil, mulai dengan clear liquid
diet 2 sendok/jam bila tidak ada keluhan ditingkatkan 4-5 sendok/jam. Nutrisi parenteral
sentral diberikan mulai 20 kkal/kgBB (860 kkal): Aminovel 600, 1000cc/24 jam +
Kalbamin 10 %, 400 cc/24 jam. Kebutuhan cairan disesuaikan balance cairan.
b. Hari II : mulai dengan susu/formula enteral 50 cc/jam bila tidak ada keluhan
ditingkatkan 100 cc/2 jam / 6-8 x, sesuai toleransi pasien ( Nutrisi parenteral dilanjutkan).
c. Hari III - VII: diet ditingkatkan 1500-2000 kkal/hari, komposisi KH: P:L= 60: 19: 21.
Peroral : bubur saring 3x150 cc + ensure 3 x 125 cc + jus buah 100 cc + VCO 3x1 sdm,
ekstra putih telur 3 butir/hari. Nutrisi parenteral dikurangi: KAENMG3+Panamin G
(1000cc/24 jam=290 kkal,P:13,6g). Suplementasi multivitamin dan mineral
d. Minggu II: Diet ditingkatkan mencapai KET 2400 kkal disesuaikan kondisi dan toleransi
pasien. Diet berupa makanan lunak/makanan biasa dengan konsistensi lebih lunak +
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
15/28
15
ensure 3 x 125 cc + jus buah 150 cc + VCO 3x1 sdm + ekstra putih telur 3 butir/hari,
Nutrisi parenteral dihentikan.
e. Minggu III: Diet ditingkatkan 300 - 500 kkal/hari disesuaikan toleransi pasien untuk
meningkatkan berat badan mencapai berat badan ideal 57,6 kg dengan pemberian diet
27002900 kkal/hari berupa makanan biasa + ensure/entrasol 3x250cc + VCO 3x1 sdm.
Suplementasi multivitamin dan mineral. Anjuran untuk meningkatkan konsumsi buah dan
sayur, khususnya dengan antioksidan tinggi/edukasi gizi.
d. Pemantauan status gizi terus dilanjutkan sampai pasien dipulangkan dari rumah sakit.
2. Terapi obat dan mikronutrien :
Suplemen mikronutrien (iron)setelah pemeriksaan ADT, Fe serum dan TIBC
3. Rencana pemantauan :
Asupan makanan (food record/food recall 24 jam)/hari
Antropometri (BB, LLA)/3 hari
Laboratorium: Darah rutin (DR), GDS, SGOT, SGPT, ureum, creatinin, albumin, protein total,
Fe serum, TIBC, dan elektrolit tiap 7- 10 hari.
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
16/28
16
Pemantauan 19 Nopember 2010 22 Nopember 2010 23 Nopember 2010
Subjektif (S) Nyeri perut (+)
Rasa cepat kenyang (+)
Nafsu makan baik
BAK : lancar
BAB : belum 28 hr
FR : E : 738kkal, KH : 96 g , P : 38g , L: 21
g , Iron : 1.6 mg, Zinc: 4.8mg, Vit.C :28mg
Nyeri perut (+)
Rasa cepat kenyang (+)
Nafsu makan baik
BAK : lancar
BAB : belum 30 hr
FR : E : 1067kkal, KH : 183 g , P : 41g , L:
19g , Iron : 0.9mg, Zinc: 9.2mg, Vit.C
:48mg
Nyeri perut (+)
Rasa cepat kenyang (+)
BAK : lancar
BAB : belum 31 hr
FR : E : 528kkal, KH : 138g , P : 0.5g , L:
0.2g , Iron : 0.4mg, Zinc: 0.1mg, Vit.C
:22.3mg
Objektif (O) BB:43 kg, TB:164 cm, IMT: 16kg/m2
LLA: 21.4cm
konj : anemis : +
ekst :
edema:-/-
wasting :+
konj : anemis : +
ekst :
edema:-/-
wasting :+
Lab: Hb:9.9,TLC:2800, GDS:78, Alb:2.6,
lab lain WNL
konj : anemis : +
ekst :
edema:-/-
wasting :+
Assessment (A) SG buruk (KEP tkt II) ec. Ca.Recti dan
asupan tidak adekut
Obstipasi ec. Ca.recti
Anemia suspek defisiensi makro dan
mikronutrien,
Hipoalbuminemia
deplesi sedang sistem imun.
SG buruk (KEP tkt II) ec. Ca.Recti dan
asupan tidak adekut (63%)
Obstipasi
Anemia suspek defisiensi makro dan
mikronutrien,
Hipoalbuminemia
deplesi sedang sistem imun.
SG buruk (KEP tkt II) ec. Ca.Recti dan
asupan tidak adekut ---puasa
Obstipasi
Anemia suspek defisiensi makro dan
mikronutrien,
Hipoalbuminemia
deplesi sedang sistem imun.
Plan (P) KEB: 1298 kkal, KET:2400 kkal
Diet mulai 1700 kkal
Diet dengan komposisi KH: P:L = 60:19:21
Diet peroral kombinasi PN perifer
PO: liquid diet :, jus papaya
VCO 3x1 sdm
PN: Triofusin 500:PanaminG:1:1
Ekstra putih telur 3butir/hr atau Pujimin 3x2
Edukasi gizi
Kontrol ulang Lab:DR, SGOT/PT, Ureum,
creat, Alb, prot.tot, elektrolit, ADT.
Rencana operasi Miles procedure tgl 23/11
Transfusi PRC 1 bag
Diet peroral kombinasi PN perifer
PO: liquid diet : Ensure/entrasol 8x120 cc
sampai 6 jam sebelum Op.
PN: Triofusin 500:PanaminG:1:1
Ekstra putih telur 3butir/hr atau Pujimin 3x2
Edukasi gizi
Rencana operasi Miles procedure tgl
23/11
Puasa 8 jam sebelum Operasi
Klisma
Operasi hari ini
Sadar baik boleh minum 2 sendok/jam
Pemantauan 19 Nopember 2010 22 Nopember 2010 23 Nopember 2010
IV. PEMANTAUAN/MONITORING
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
17/28
17
Pemantauan 24 Nopember 2010 25 Nopember 2010 26 Nopember 2010
Subyektif (S) Nyeri perut (+) bekas operasi
Demam (-)
Mual(-), muntah (-)
BAK : Via kateter 900cc/24j
BAB : via colostomy (-)
FR : 0 kkal,minum air putih
Nyeri perut (-)
Osi masih takut minum susu
Demam (-)
Nafsu makan baik
Mual(+)bila minum susu, muntah (-)
BAK : lancar
BAB : via colostomy (-), cairan
FR : E : 252kkal, KH : 50 g , P : 7g , L:2.5 g ,Zinc: 2.5mg, Vit.C :10mg
Perut kembung
Nyeri perut (+)
Demam (-)
Nafsu makan baik
Mual(-), muntah (-)
BAK : lancar
BAB : via colostomy (-), cairan
FR : E : 677kkal, KH : 104 g , P : 28g , L:18.3g ,Zinc: 1.3mg, Vit.C :80mg
Obyektif (O) Ku:lemah
T:100/70;N:80x/mnt;S:36.6
0
C;P:20x/mntLLA: 20.8 cm
konj : anemis : +
Distensi abdomen,luka operasitertutup,colostomy feses (-), peristaltic +kesan lemah
ekst :
edema:-/-
wasting :+
Ku:lemah
T:120/80;N:88x/mnt;S:36.6
0
C;P:16x/mntkonj : anemis : +
Distensi abdomen, colostomy feses (-),cairan (+), luka operasi tertutup,peristaltic+ kesan lemah
ekst :
edema:-/-
wasting :+
Ku:lemah
T:120/80;N:86x/mnt;S:37
0
C;P:16x/mntkonj : anemis : +
Distensi abdomen, colostomy feses (-),cairan (+), luka operasi tertutup,peristaltic + kesan lemah
ekst :
edema:-/-
wasting :+
Assesment (A) SG buruk (KEP tkt II) ec. Ca.Recti danasupan tidak adekut ---post op colostomy
hr I
Anemia suspek defisiensi makro danmikronutrien,
Hipoalbuminemia
deplesi sedang sistem imun.
SG buruk (KEP tkt II) ec. Ca.Recti danasupan tidak adekut ---post op colostomy
hr II (36%)
Anemia suspek defisiensi makro danmikronutrien,
Hipoalbuminemia
deplesi sedang sistem imun.
SG buruk (KEP tkt II) ec. Ca.Recti danasupan tidak adekut ---post op colostomy
hr III (45%)
Anemia suspek defisiensi makro danmikronutrien,
Hipoalbuminemia
deplesi sedang sistem imun.
Planning (P) Kebutuhan cairan 1760 cc/24 j
Diet mulai 860 kkal (50%KEB) Minum clear liquid diet 6 jam sampai 24
jam post op(teh manis/madu) bebas
Mulai jam 17.30 minum liquid diet(ensure 1 sdm) 50 cc/jam, lanjutkan 100cc/2 jam bila tdk ada keluhan /4 -5 kali
Kombinasi dengan PN: Aminovel 600,1000cc/24 j +Kalbamin 400 cc/24 J
Observasi TV & Balance cairan
Kebutuhan cairan 40 cc/kg/BB (1760
cc/24 j) Diet mulai 1500 kkal
liquid Diet:Fresubin + Ensure 8-9x125cc
Kombinasi dengan PN: Aminovel 600,1000cc/24 j +Kalbamin 400 cc/24 J
Observasi TV & Balance cairan
Kebutuhan cairan 40 cc/kg/BB (1760
cc/24 j) Diet 1500 kkal
Bubur saring 3x150 cc + Ensure 4x125cc+jus pepaya 100 cc + VCO 3x1 sdm
Kombinasi dengan PN perifer: PanaminG+KAENMg3----1000 cc/24j
Observasi TV & Balance cairan
OFF PICC (bocor)
Kontrol lab DR, Albumin, prot.total,elektrolit
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
18/28
18
Pemantauan 27 Nopember 2010 29 Nopember 2010 3 Desember 2010
Subyektif (S) Perut kembung berkurang
Nyeri perut (+) berkurang
Demam (-)
Nafsu makan baik,tdk suka BS
Mual(-), muntah (-)
BAK : lancar
BAB : via colostomy (+) dg spooling
FR : E : 700 kkal, KH : 78 g , P : 39.5g ,L: 28g ,Zinc: 15mg, Vit.C :4.6 mg
Perut kembung berkurang
Nyeri perut (-)
Demam (-)
Nafsu makan baik
Mual(-), muntah (-)
BAK : lancar
BAB : via colostomy encer, w.kunig
FR : E : 1249.kkal, KH : 164 g , P : 61g ,L: 40g ,Zinc: 8.4mg, ,iron:6.9 mg, Vit.C:5mg
Perut kembung (+)
Nyeri perut (-)
Demam (-)
Nafsu makan baik
Mual(-), muntah (-)
BAK : lancar
BAB : via colostomy (+),dg spooling
FR : E : 1461 kkal (86%),KH : 184 g , P: 66g , L: 53g ,Zinc: 11.1 mg, Iron: 12mg, Vit.C :55 mg
Obyektif (O) Ku:baik
T:120/80;N:80x/mnt;S:36.60C;P:20x/mnt
konj : anemis : +
Distensi abdomen berkurang , colostomyfeses (-), cairan (+), luka operasi tertutup,peristaltic + kesan N
ekst :
edema:-/-
wasting :+
Ku:baik
T:110/70;N:84x/mnt;S:36.70C;P:16x/mnt
BB:42 kg, LLA:20.6 cm
konj : anemis : +
Distensi abdomen berkurang ,Colostomyfeses (+), , luka operasi tertutup, kering,peristaltic + kesan N
ekst :
edema:-/-
wasting :+Lab: GDS: 109, Hb:10.3, WBC:8200,TLC:3190, Albumin:2.5,Globulin:2.5g/dL, Na:138, K:3.7, Cl:107
Ku:lemah
T:110/70;N:88x/mnt;S:36.70C;P:20x/mnt
BB:42 kg (turun 1 kg),LLA:21 cm
konj : anemis : +
Distensi abdomen, colostomy feses (-),cairan (+), luka operasi tertutup, keringperistaltic + kesan N
ekst :
edema:-/-
wasting :+
Assesment (A) SG buruk (KEP tkt II) ec. Ca.Recti
Asupan tidak adekut ---post opcolostomy hr IV (47%)
Anemia suspek defisiensi makro danmikronutrien,
Hipoalbuminemia
deplesi sedang sistem imun.
SG buruk (KEP tkt II)
Asupan adekut ---post op colostomy hrVI (78%)
Anemia suspek defisiensi makro danmikronutrien,
Hipoalbuminemia
Post Op colostomy hr X
SG buruk (KEP tkt II)
Anemia suspek defisiensi makro danmikronutrien,
Hipoalbuminemia
Planning (P) Kebutuhan cairan 40 cc/kg/BB (1760cc/24 j)
Diet 1600 kkal
Makanan saring + Ensure 4x125 cc+juspepaya 200 cc + VCO 3x1 sdm + ekstraputih telur 3x1 butir/hr
Kombinasi dengan PN perifer: PanaminG+KAENMg3----1000 cc/24j ---plebitis
Observasi TV & Balance cairanTunggu hasil lab
Kebutuhan cairan 40 cc/kg/BB (1760cc/24 j)
Diet 1700 kkal
Makanan 3x150 cc + Ensure 4x150 (5SDM) cc+jus papaya 200 cc + + VCO3x1 sdm
Ekstra telur 3x1 butir/hr
Pujimin 3x1 kapsul
Periksa lab.ADT, Fe serum
Kebutuhan cairan 40 cc/kg/BB (1760cc/24 j)
Diet 1800 kkal
Makanan saring 3x150 cc + Ensure4x1550cc+jus pepaya 200 cc
Kombinasi dengan makanan lunak
Ekstra telur 3x1 butir/hr
Pujimin 3x1 kapsul
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
19/28
19
Pemantauan 6 Desember 2010 8 Desember 2010 9 Desember 2010
Subyektif (S) Perut kembung (-)
Nyeri perut (-)
Demam (-)
Nafsu makan baik
Mual(-), muntah (-)
BAK : lancar
BAB : via colostomy (+) biasa
FR : E : 1432 kkal (84%), KH : 226g , P :56g , L: 32g ,Zinc: 15mg, Vit.C :4.6 mg
Perut kembung (-)
Nyeri perut (-)
Demam (-)
Nafsu makan baik
Mual(-), muntah (-)
BAK : lancar
BAB : via colostomy (+) biasa
FR : E : 1857kkal (109%), KH : 293g , P: 67g , L: 44g ,Zinc: 12.5mg, Iron:5.1mg,Vit.C :27 mg
Perut kembung (-)
Nyeri perut (-)
Demam (-)
Nafsu makan baik
Mual(-), muntah (-)
BAK : lancar
BAB : via colostomy (+) biasa
FR : E : 2547kkal (109%), KH : 376.8g ,P : 104.7g , L: 68.6g ,Zinc: 15.5mg, Iron:10.7mg,Vit.C :34 mg
Obyektif (O) Ku:baik
T:120/80;N:80x/mnt;S:36.60C;P:20x/mnt
BB:43kg, LLA:21.2 cm
konj : anemis : +
Ccolostomy feses (+), cairan (+), lukaoperasi tertutup, peristaltic + kesan N
ekst :
edema:-/-
wasting :+
Ku:baik
T:120/80;N:80x/mnt;S:36.0C;P:20x/mnt
konj : anemis : +
Distensi abdomen berkurang , colostomyfeses (-), luka operasi tertutup, peristaltic+ kesan N
ekst :
edema:-/-
wasting :+
Ku:baik
T:120/80;N:80x/mnt;S:36.9.0C;P:16x/mnt
BB:44kg, LLA:21.5cm
konj : anemis : +
colostomy feses (-), cairan (+), lukaoperasi tertutup& kering, peristaltic +kesan N
ekst :
edema:-/-
wasting :+
Assesment (A) Post Op colostomy hr XIII
SG buruk (KEP tkt II)
Anemia suspek defisiensi makro danmikronutrien,
Hipoalbuminemia
Post Op colostomy hr XV
SG buruk (KEP tkt II)
Anemia suspek defisiensi makro danmikronutrien,
Hipoalbuminemia
Post Op colostomy hr XVI
SG buruk (KEP tkt II)
Anemia suspek defisiensi makro danmikronutrien,
Hipoalbuminemia
Planning (P) Diet 1800 kkal
Makanan lunak + Ensure 3x200cc +juspepaya 200 cc
Ekstra telur 3x1 butir/hr
Pujimin 3x1 kapsul
VCO 3x1 sdm
Zegase 1x1Tunggu hasil Lab ADT & Fe Serum
Diet 2000 kkal
Makanan lunak kombinasi dg makananbiasa + Ensure 3x200cc
Ekstra telur 3x1 butir/hr
Pujimin 3x1 kapsul
VCO 3x1 sdm
Zegase 1x1 (dr apotek amaropo)
Hasil Lab tdk ada
Diet 2500- 2900 kkal /hr
Makanan biasa + Ensure 3x250cc
Ekstra telur 3x1 butir/hr
Pujimin 3x1 kapsul
VCO 3x1 sdm
Zegase 1x1
Pro kemo XelodaCek Ulang Lab. ADT, Fe serum TIBC,SGOT, SGPT, Ureum, creatinin,Albumin, Protein totalRencana pulang---anjurkan kontrol poligizi tiap mgg untuk perbaikan status gizi
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
20/28
20
V. DISKUSI
Telah dilaporkan seorang laki-laki umur 26 tahun dengan Adenokarsinoma rekti
1/3 distal (T4N0M0).
Pada anamnesis didapatkan riwayat buang air besar terganggu, sering disertai
lendir dan darah. Adanya riwayat merokok, dan konsumsi serat yang sangat kurang
setiap hari pada pasien ini merupakan faktor predisposisi yang paling sering
dihubungkan dengan kanker kolorektal. Berdasarkan penelitian Dahm CC et al.(2010),
penelitian tersebut melibatkan 579 pasien kanker kolorektal dan 1.996 subjek sebagai
kontrol. Subjek tersebut kemudian dinilai pola makannya, terutama kecukupan seratnya,
menggunakan food diary dan kuisioner food-frequency 4-7 hari. Hasilnya, ternyata
ditemukan adanya hubungan terbalik antara konsumsi serat dengan insiden kanker
kolorektal.21
Pasien ini memiliki status gizi buruk berdasarkan pengukuran antropometri
Indeks Massa Tubuh (IMT) 16,0 kg/m2
tergolong Kurang Energi Protein (KEP) tingkat
II. Selain itu didapatkan adanya loss of subcutaneous fatpada thorax dan adanya muscle
wasting pada extremitas superior dan inferior. Pasien dengan keganasan khususnya
keganasan pada gastrointestinal sering mengalami malnutrisi. Pada pasien ini terjadi
penurunan berat badan sebanyak 13,7 % dalam 3 minggu . Pada pasien ini didapatkan
asupan yang tidak adekuat sejak 3 minggu terakhir akibat BAB yang tidak teratur dan
adanya rasa nyeri pada perut dan rasa cepat kenyang. Kurang energi protein (KEP) pada
pasien kanker dapat terjadi akibat peningkatan kebutuhan energi basal, asupan yang tidak
adekuat dan perubahan dari indra pengecap.22
Asupan yang tidak adekuat pada pasien ini
juga menyebabkan hipoalbuminemia disamping akibat dari tumor itu sendiri. Pada
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
21/28
21
penderita kanker yang asupannya sangat kurang, protein rangka akan dikatabolisasi dan
asam-asam amino akan ditarik untuk proses glukoneogenesis guna memenuhi kebutuhan
tumor akan glukosa.23
Pada pasien ini juga didapatkan anemia sebelum menjalani pembedahan. Anemia
pada pasien kanker diklasifikasikan sebagai anemia penyakit kronis. Mekanisme yang
mendasari terjadinya anemia pada kondisi ini diduga melibatkan banyak faktor,
diantaranya aktifasi sitokin seperti Interferon , Interleukin-1dan tissue necrosis factor
(TNF). Sitokin ini menekan produksi eritropoetin endogen, mengganggu penggunaan besi
dan menurunkan proliferasi prekursor erythroid.
24
Anemia juga dapat terjadi akibat
perdarahan dan defisiensi zat gizi, yang terbanyak ditemukan pada kanker kolorektal
adalah anemia defisiensi besi.25
Komplikasi postoperatif berpotensi terjadi pada pasien ini dengan status gizi saat ini
yaitu KEP tingkat II. Nutrisi periorepatif harus diberikan pada pasien ini dengan optimal.
Sebelum menjalani proses pembedahan maka nutrisi preoperatif diberikan selama 10-14 hari.
Pada suatu studi memperlihatkan bahwa pada pasien yang menderita malnutrisi berat maka jika
pemberian nutrisi perioperatif selama 7-10 hari dapat memperbaiki hasil pembedahan.American
Society for Enteral and Parenteral Nutrition (ASPEN), yang menyarankan bahwa
dukungan nutrisi preoperatif seharusnya diberikan selama 7-14 hari pada pasien-pasien
malnutrisi sedang sampai berat, serta merekomendasikan bahwa jika aman untuk
dilakukan, maka sebaiknya operasi ditunda untuk memberikan dukungan nutrisi
preoperatif.9 Pada pasien ini penundaan operasi tidak dilakukan mengingat gangguan
BAB (konstipasi) yang berlangsung lama yang menimbulkan rasa nyeri perut, distensi
abdomen dan kesulitan untuk pemberian nutrisi peroral yang optimal pada pasien.
Pemberian nutrisi parenteral dapat membantu pada kondisi ini. Banyak penelitian
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
22/28
22
memperlihatkan manfaat pemberian nutrisi parenteral sebagai dukungan nutrisi
preoperatif pada pasien malnutrisi berat.13,14
Pemberian nutrisi perioperatif pada pasien ini diberikan secara bertahap dengan
memperhatikan kondisi dan toleransi pasien. Tujuan terapi nutrisi pada pasien ini :
1). Menjamin asupan gizi adekuat sebelum dan setelah pembedahan
2). Meminimalkan kompliksi pascabedah dan membantu mempercepat proses
penyembuhan
3). Memperbaiki masalah gizi yang dialami sebelum dan setelah pembedahan,
yaitu adanya defisiensi energi dan protein, anemia, hipoalbuminemia, dan
penurunan fungsi imun
4) Menjamin kembalinya fungsi gastrointestinal untuk melanjutkan asupan
peroral sesegera mungkin.
5). Memperbaiki status gizi untuk mencapai berat badan ideal.
Diet yang diberikan pada pasien ini adalah diet tinggi energi tinggi protein.
Kebutuhan energi 2400 kkal dengan menggunakan persamaan Harris-Benedict dengan
faktor aktifitas 1,2 dan faktor stress 1,4 (kanker disertai malnutrisi sedang). Protein yang
diberikan 2g/kgBB(berat badan ideal). Jika pasien berada pada keadaan hipermetabolik,
maka untuk mencegah katabolisme protein, 15-20 % dari total kalori harus berasal dari
protein (1,52g/kgBB).23
Dari analisa asupan makanan, pada nutrisi pra-operatif (3 hari) asupan kalori rata-rata
778 kkal kkal/hari (46%), protein 39,5g (49%) ,sedangkan pada nutrisi post-operatif minggu I,
asupan kalori rata-rata 720 kkal/hari (48%), asupan protein rata-rata 34g/hr (47%). Pada minggu
II pasca bedah asupan kalori rata-rata 1583 kkal/hari (88%), asupan protein rata-rata 63g/hr
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
23/28
23
(74%). Asupan kalori rata-rata mulai adekuat pada hari keenam pasca bedah, sesuai dengan
kebutuhan energi yang direncanakan namun asupan protein belum mencukupi kebutuhan yang
diinginkan. Hal ini diakibatkan tidak efektifnya pemberian nutrisi parenteral dan kemungkinan
masih dipengaruhi oleh massa tumor yang ada (unresectable) dan BAB melalui colostomy
belum baik, sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien yang mempengaruhi besarnya
asupan makanan peroral yang dapat diterima oleh pasien. Pada minggu ketiga (hari XVI) pasca
bedah kebutuhan kalori terkoreksi baru tercapai yaitu 2547 kkal (106%) , asupan protein 104,7 g
(92%).
Untuk memperbaiki hipoalbuminemia dan penurunan fungsi imun, pasien dianjurkan
mengkonsumsi kapsul ikan gabus yang selain kandungan albuminnya yang tinggi juga
mengandung glutamine yang berperan untuk meningkatkan sistem imun. Berdasarkan penelitian
Hidayanti (2006), memberikan kapsul albumin pada penderita pasca bedah kurang gizi
selama 10 hari dengan pemberian 3 x 2 kapsul (480 mg/hari), hasilnya menunjukkan
peningkatan kadar albumin sebesar 0,7 g/dl dibandingkan kontrol dan lama rawat inap
berkurang 3 hari dibandingkan dengan kontrol. Penelitian serupa juga pernah dilakukan
pada bagian bedah RS Umum Dr. Saiful Anwar Malang. Hasil uji coba tersebut
menunjukkan pemberian 2 kg ikan gabus masak setiap hari kepada pasien pascaoperasi
dapat meningkatkan albumin dari kadar yang rendah (1,8 g/dl) menjadi normal.30
Disamping itu juga diberikan ekstra telur 3 butir perhari dan suplementasi minuman tinggi
kalori tinggi protein seperti ensure/entrasol.
Untuk mikronutrien maka defisiensi zat besi potensial terjadi pada pasien ini dan setelah
dilakukan pemeriksaan serum zat besi dan TIBC diperoleh hasil terjadi defisiensi zat besi (kadar
Fe Serum 10g/dL). Suplemen mineral yang diberikan adalah tablet zat besi sebanyak 2 kali
dalam sehari sebelum makan, dan suplementasi multivitamin dan mineral yang lain juga
diberikan (Zegase 1xsehari) untuk mengatasi /mencegah defisiensi mikronutrien pada pasien
dengan malnutrisi.
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
24/28
24
Dukungan nutrisi yang diberikan pada pasien ini menunjukkan perbaikan status
gizinya, baik pada pengukuran antropometri dimana terjadi peningkatan berat badan
sebanyak 1 kg pada perawatan hari ke-16, dan perbaikan nilai laboratorium albumin yang
meningkat darialbumin 2,4g/dL menjadi 2,7 g/dL, serta Protein total 4,6 g/dL menjadi
6,7g/dL. Total Limfosit count juga meningkat menjadi 2760.
Gambar 4. Grafik asupan energi dan protein selama perawatan 21 hari
Gambar 5. Perubahan Berat Badan (BB) dan Lingkar Lengan Atas (LLA) selama
perawatan 21 hari
738
1087
528
252
677
700
1249
14611432
1857
2547
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
1 4 5 7 8 9 11 15 18 20 21
Asupan Energi (kkal)
3841
0.57
28
39.5
6166
56
67
105
0
20
40
60
80
100
120
1 4 5 7 8 9 1115182021
Asupan Protein (gram)
AsupanProtein(gram)
43
41
42 42
43
44
39.5
40
40.5
41
41.5
42
42.5
43
43.5
4444.5
1 4 11 15 18 21
BB (kg)
BB (kg)
21.4
20.8
20.6
21.2
21
21.5
20
20.2
20.4
20.6
20.8
21
21.2
21.4
21.6
1 6 11 15 18 21
LLA (cm)
LLA (cm)
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
25/28
25
Pada pasien ini tumornya tergolong unresectable, sehingga hanya dilakukan colostomy
untuk selanjutnya direncanakan pemberian kemoterapi. Pada pasien post colostomy dianjurkan
untuk meningkatkan asupan cairan paling kurang 2 L perhari (6-8 gelas) untuk mencegah
dehidrasi dan mencegah konstipasi. Beberapa makanan sebaiknya dihindari diantaranya yang
menghasilkan banyak gas.26
Pemberian edukasi gizi dan dukungan psikososial sangat penting diberikan khususnya
pada pasien-pasien kanker stadium akhir.
RINGKASAN
Telah diaporkan satu kasus, Laki-laki 26 tahun dengan diagnosis Adenokarsinoma Recti
(T4N0M0) disertai malnutrisi sedang (KEP tingkat II) berdasarkan Indeks Massa Tubuh, yang
ditandai dengan adanya loss of subcutaneous fatpada thorax, muscle wastingpada extremitas,
dan pada pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia defisiensi besi, defisiensi protein, dan
hipoalbuminemia.
Pemberian dukungan nutrisi perioperatif pada pasien ini selama 21 hari dengan
memberikan intervensi diet tinggi energi 2400-2900 kkal/hr dan diet tinggi protein 2 g/kgBB/hr
disertai suplementasi multivitamin dan mineral yang diberikan secara bertahap dan pemberian
edukasi gizi dapat memperbaiki status gizi pasien.
Pasien selanjutnya mendapat kemoterapi dan pasien pulang dalam keadaan baik dan
dianjurkan untuk kembali kontrol ke poliklinik gizi untuk pemantauan status gizi selama
kemoterapi dan untuk program peningkatan berat badan mencapai berat badan ideal.
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
26/28
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Ibrahim A. Karsinoma rekti letak rendah. Ropanasuri. 1988; 17(2): 73.
2. Syamsuhidajat R, Jong Wim D. Kanker Kolorektal. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah.
Jakarta:EGC; 2004.
3. WHO. The Impact of Cancer. Available at http://www.who.int /ncd_surveillance/infobase/web. diakses 28 November 2010.
4. Depkes. Deteksi Dini Kanker Usus Besar. 2006.Available athttp://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/KankerUsus011106.htm, diakses 4
Desember 2010.
5. Sudono AW. Penatalaksanaan Kanker Kolorektal di Indonesia. Dibawakan pada
Workshop Yayasan Kanker Indonesia., Jakarta, 17 Maret 2010. Available at
http://medicastore.com/seminar/105/Kenali_Lebih_Dekat_Kanker_Kolorektal.html
6. William CD et al. Dietary Patterns, Food Groups, and Rectal Cancer Risk in Whites and
African-Americans. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev.2009;18(5)
7. Waspodo. Kanker Kolorektal. Available at www.dharmais.co.id di akses 6 Desember
2010
8. Colon and Rectal Cancer. Available at. www.cancer.gov. di akses 6 Desember 2010
9. Barnes SL, Swintosky M, Bernard AC, and Kearney PA. Perioperative Nutritional
Support. In:The A.S.P.E.N. Nutrition Support Practice Manual. American Society forParenteral and Enteral Nutrition;2005. P.259-61
10. Winkler MF and Malone AM. Medical Nutrition Therapy for Metabolic Stress: Sepsis,Trauma, Burns, and Surgery. In: Krauses Food Nutrition and Diet Therapy. St. Louis
Missouri: Saunders Elsevier; 2008.P.1037-8
11. White R. Perioperative Nutrition.Hospital Pharmacist. November 2006(13):P.361-4
12. National Collaborating Centre for Acute Care. Nutrition Support in Adults. Oral
Nutrition Support, Enteral Tube Feeding and Parenteral Nutrition. London: The
Centre;2006.
13. Howard L, Ashley C. Nutrition in the perioperative patient. Annu Rev Nutr.2003;23:26382.
14. The Veterans Affairs Total Parenteral Nutrition Cooperative Study Group. Perioperativetotal parenteral nutrition in surgical patients.N Engl J Med.1991;325:525532.
http://www.who.int/http://www.who.int/http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/KankerUsus011106.htmhttp://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/KankerUsus011106.htmhttp://medicastore.com/seminar/105/Kenali_Lebih_Dekat_Kanker_Kolorektal.htmlhttp://medicastore.com/seminar/105/Kenali_Lebih_Dekat_Kanker_Kolorektal.htmlhttp://medicastore.com/seminar/105/Kenali_Lebih_Dekat_Kanker_Kolorektal.htmlhttp://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/KankerUsus011106.htmhttp://www.who.int/ -
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
27/28
27
15. Maltby JR, Sutherland AD, Sale JP, Shaffer EA. Preoperative oral fluids: is a five-hour
fast justified prior to elective surgery? Anesth Analg 1986; 65: 11126.
16. Sreide E, Strmskag KE, Steen PA. Statistical aspects in studies of preoperative fluid
intake and gastric content. Acta Anaesthesiol Scand 1995; 39: 73843.
17. American Task Force on Preoperative Fasting. Practice guidelines for preoperativefasting and the use of pharmacological agents to reduce the risk of pulmonary aspiration:
application to healthy patients undergoing elective procedures. A report by the American
Task Force on Preoperative Fasting. Anesthesiology 1999; 90: 896905.
18. Brady M, Kinn S, Stuart P. Preoperative fasting for adults to prevent perioperative
complications. In. Cochrane Database Syst Rev 2003;(4). Hoboken: John Wiley & Sons,
2003.
19. Arnell TD and Beart RW. Postoperative Management: Pain and Anesthetic, Fluids and
Diet. In: The ASCRS Textbook of Colon and Rectal Surgery. Pennsylvania :Springer;2007. P.135-6
20. DiFronzo LA, Yamin N, Patel K, OConnell TX. Benefits of early feeding and early
hospital discharge in elderly patients undergoing open colon resection. J Am Coll Surg.2003;197:747752.
21. Dahm CC et al. Dietary Fiber and Colorectal Cancer Risk: A Nested CaseControl Study
Using Food Diaries.JNCI J Natl Cancer Inst. 2010; 102(9): 583
22. Sanz Ortiz J, Moreno Noguiera JA, Garca de Lorenzo y Mateos A. Protein energy
malnutrition (PEM) in cancer patients. Clin Transl Oncol 2008; 10:579-82.
23. Wilkes GM. Patofisiologi Malnutrisi pada Kanker dan Infeksi HIV. Dalam Buku Saku
Gizi Pada Kanker & Infeksi HIV. Jakarta.EGC; 2000. P.43-9
24. Nowrousian MR. Recombinant human erythropoietin in the treatment of cancer-related
or chemotherapy-induced anaemia in patients with solid tumors. Med Oncol 1998; 15(Suppl 1): S19-S28.
25. Sadahiro S, Suzuki T, Tokunaga N, Mukai N, Tajima T, Makuuchi H, and Saito T.Anemia in Patient With Colorectal Cancer. Journal of Gastroenterology.1998.33; P.488-
94.
26. University of Pittsburgh Medical Center. Ostomy Nutrition Guide. 2003.
-
8/13/2019 Lk CA.recti.samsir
28/28
27. Silalahi J. Antioksidan dalam Diet dan Karsinogenesis. Cermin Dunia Kedokteran; 2006;
153: 40.
28. McPhee, Stephen J, Ganong WF. Neoplasia. In: Pathophysiology of Disease: An
Introduction to Clinical Medicine, 5th Edition. McGraw-Hill Company: San Francisco,
California; 2006. P.91-101
29. Takayama T, Ohi M, Hayashi T. et al. Analysis of K-ras, APC, and beta-catenin in
aberrant crypt foci in sporadic adenoma, cancer, and familial adenomatous polyposis.
Gastroenterology. 2001;121:P. 599611.
30. Made Astawan. Ikan Gabus Dibutuhkan Pascaoperasi. Senior Gaya Hidup Sehat, 9
Februari 2009. Available at
http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Nutrition&y=cybermed.
Diakses tanggal 16 Desember 2010.
http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Nutrition&y=cybermedhttp://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Nutrition&y=cybermedhttp://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Nutrition&y=cybermed