Lapsus Demam Typhoid RENI

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kegiatan kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kesehatan Anak, setiap sarjana kedokteran harus membuat laporan kasus mengenai penyakit yang ada di bangsal dan merupakan salah satu bagian dari penilaian dan salah satu syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan diakhir bagian Ilmu Kesehatan Anak. Penentuan judul penyakit yang akan dibuat laporan dilakukan oleh dosen pembimbing klinik di tiap bagian. 1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan pembuatan laporan kasus ini: 1. Diharapkan pada semua sarjana kedokteran dapat memahami setiap kasus yang didapat secara menyeluruh. 2. Diharapkan adanya pola berpikir kritis setelah dilakukannya diskusi laporan kasus ini dengan pakar atau pun dosen pembimbing klinik yang membimbing. 3. Diharapkan pada semua sarjana kedokteran dapat mengaplikasikan pemahaman yang didapat mengenai kasus yang terkait pada kegiatan kepaniteraan. 1

description

lapsus

Transcript of Lapsus Demam Typhoid RENI

Page 1: Lapsus Demam Typhoid RENI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada kegiatan kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kesehatan Anak, setiap

sarjana kedokteran harus membuat laporan kasus mengenai penyakit yang ada di

bangsal dan merupakan salah satu bagian dari penilaian dan salah satu syarat

untuk mengikuti ujian kepaniteraan diakhir bagian Ilmu Kesehatan Anak.

Penentuan judul penyakit yang akan dibuat laporan dilakukan oleh dosen

pembimbing klinik di tiap bagian.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan pembuatan laporan kasus ini:

1. Diharapkan pada semua sarjana kedokteran dapat memahami setiap kasus yang

didapat secara menyeluruh.

2. Diharapkan adanya pola berpikir kritis setelah dilakukannya diskusi laporan

kasus ini dengan pakar atau pun dosen pembimbing klinik yang membimbing.

3. Diharapkan pada semua sarjana kedokteran dapat mengaplikasikan pemahaman

yang didapat mengenai kasus yang terkait pada kegiatan kepaniteraan.

1

Page 2: Lapsus Demam Typhoid RENI

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Identitas Pasien

Nama : DW

Usia : 10 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

No. RM : 389659

Tanggal masuk : 12-8-2012

Alamat : Jl. Pertahanan Plaju

2.2 Anamnesis

Keluhan utama : sakit kepala

Keluhan tambahan : muntah(+)

Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang:

+ 1 minggu SMRS, Os mengeluh demam. Demam naik turun. Demam

dirasakan pada malam hari dan turun pada siang hari. Batuk (-), pilek (-),

nyeri saat menelan (-), menggigil (-), mual (+), muntah (-), BAK biasa,

BAB keras (+).

+ 2 hari SMRS, Os mengeluh muntah (+) 2x. Muntah menyembur (-),

muntah apa yang dimakan. Demam (-) Os juga mengeluh sakit kepala (+).

+ 11.00 SMRS Os merasa keluhan tidak berkurang dan Os memutuskan

untuk datang berobat ke IGD RSUD Palembang BARI dan dianjurkan

untuk dirawat.

Riwayat Penyakit Terdahulu:

Disangkal

Riwayat Penyakit keluarga:

Disangkal

2

Page 3: Lapsus Demam Typhoid RENI

Riwayat Pengobatan:

Pernah berobat ke dokter diberikan obat penurun panas, Os merasakan

keluhan tidak berkurang.

Riwayat Kelahiran

Lahir dari ibu G2P2A0, cukup bulan, spontan langsung menangis, ditolong

bidan, BBL = 3100gram. Riwayat ibu demam (-), riwayat KPSW (-).

Riwayat Makan

0 – 2 bulan : ASI

3 – 6 bulan : ASI dan bubur bayi

6 bln – 1 thn : nasi tim

1 thn s/d skrg : nasi biasa

Riwayat Perkembangan Fisik Tengkurap : 3 bulan

Merangkak : 5 bulan

Duduk : 8 bulan

Berdiri : 10 bulan

Berjalan : 12 bulan

Kesan : Perkembangan dalam batas normal.

Riwayat Imunisasi

BCG : 1 kali

DPT : 3 kali

Polio : 3 kali

Hepatitis B : 3 kali

Campak : 1 kali

Kesan: status imunisasi dasar penderita lengkap

Riwayat Sosial Ekonomi

3

Page 4: Lapsus Demam Typhoid RENI

Penderita adalah anak pertama dari Tn.U yang bekerja sebagai buruh

bangunan dan Ny B sebagai ibu rumah tangga. Secara ekonomi, keluarga

penderita tergolong kurang.

2.3 Pemeriksaan Fisik

Kesan Umum : Tampak sakit ringan

Sensorium : Compos mentis

Tanda Utama Tekanan Darah : 90/70 mmHg Nadi : 94x/menit reguler, isi dan tegangan cukup. Pernapasan : 21x/menit Suhu : 36,9°C

Status Gizi

Berat Badan : 25 Kg

Tinggi Badan : 125 cm

Kesimpulan status gizi : Baik

Keadaan spesifik

Kepala : Normocephali, rambut hitam, dan tidak

mudah dicabut

Wajah : Simetris, sianosis (-), pucat (-)

Mata : Oedem Palpebra (-), anemis (-), sklera

ikterik (-)

Telinga : Refleks Cahaya (+) membran Tympani

(utuh), Sekret (-)

Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-), Napas

cuping hidung(-)

Mulut : Bibir kering (-), thifoid tounge (-), sianosis

(-), tonsil T1/T1 tenang , hiperemis (-), Detritus (-), crypta (-)

Leher : Perbesaran KGB (-), Kelenjar Tiroid tidak

teraba membesar, Peningkatan JVP (-)

4

Page 5: Lapsus Demam Typhoid RENI

Thoraks :

Paru-paru

Inspeksi : Gerak napas kedua hemithoraks simetris, Retraksi sela iga (-)

Palpasi : Vocal fremitus sama kiri dan kanan Perkusi : Sonor kiri dan kanan Auskultasi : Vesikuler (+) normal, Wheezing (-/-), Rochi (-/-)

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Palpasi : Thrill tidak teraba Perkusi : Batas jantung kiri pada 1 cm medial garis mid

klavikula sinistra ICS 5 Batas jantung kanan pada garis sterna dextra ICS 4 Auskultasi : HR: 88x/menit ,S1-S2 regular, murmur (-), gallop

(-)

Abdomen

Inspeksi : Perut tampak datar Palpasi : Lemas, Nyeri tekan (-), Hepar dan lien tidak teraba Perkusi : Tympani Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas

Atas : akral hangat, edema (-), sianosis (-), CRT< 2 detik Bawah : Akral hangat, edema (-), sianosis (-), CRT<2 detik

Status neurologikus

Fungsi motorik

Pemeriksaan

Tungkai Lengan

Kanan Kiri Kanan Kiri

Gerakan Luas Luas Luas Luas

Kekuatan +5 +5 +5 +5

Tonus Eutoni Eutoni Eutoni Eutoni

Klonus (-) (-)

Refleks fisiologis (+)

normal

(+)

normal

(+)

normal

(+)

normal

5

Page 6: Lapsus Demam Typhoid RENI

Refleks patologis (-) (-) (-) (-)

Fungsi sensorik : dalam batas normal

Nn. Cranialis : dalam batas normal

GRM : tidak ada

2.4 Pemeriksaan Penunjang

Hemoglobin : 11 gr/dl

Leukosit : 8300 /ul

Trombosit : 273.000

Ht : 34

Hitung Jenis : 0/8/2/55/30/4

Widal Test :

Titer O H

Typhus 1/320 1/160

Parathypus A - -

Parathypus B - -

Parathypus C - -

2.5 Diagnosis

Demam Thifoid

2.6 Tatalaksana

1. Chloramphenicol 4x500mg (4 x II Caps)

2. Paracetamol 3 x 500 mg ( jika T > 38°C)

3. Antasid syrup 3 x 1 cth

4. Diet rendah serat

5. IVFD RL gtt 25x/menit

2.7 Follow up

Tanggal 13/8/2012

Pukul 07.00 WIB

6

Page 7: Lapsus Demam Typhoid RENI

S/ Mual

O/ Keadaan umum : Baik

Sensorium : Compos Mentis

Vital Sign

TD : 90/70 mmHg

Nadi : 72x/menit, reguler, isi tegangan cukup

RR : 23 x/menit

Temp : 36,8°C

A/ Demam Thifoid

T/

1. Chloramphenicol 4x500mg (4 x II Caps)

2. Paracetamol 3 x 500 mg ( jika T > 38°C)

3. Antasid syrup 3 x 1 cth

4. Diet rendah serat

5. IVFD RL gtt 25x/menit

Tanggal 14/8/2012

Pukul 07.00 WIB

S/ Mual

O/ Keadaan umum : Baik

Sensorium : Compos Mentis

Vital Sign

TD : 90/70 mmHg

Nadi : 90x/menit, reguler, isi tegangan cukup

RR : 24 x/menit

Temp : 36,4°C

A/ Demam Thifoid

T/

1. Chloramphenicol 4x500mg (4 x II Caps)

2. Paracetamol 3 x 500 mg ( jika T > 38°C)

3. Antasid syrup 3 x 1 cth

7

Page 8: Lapsus Demam Typhoid RENI

4. Diet rendah serat

5. IVFD RL gtt 25x/menit

Tanggal 15/8/2012

Pukul 07.00 WIB

S/ -

O/ Keadaan umum : Baik

Sensorium : Compos Mentis

Vital Sign

TD : 90/70 mmHg

Nadi : 90x/menit, reguler, isi tegangan cukup

RR : 24 x/menit

Temp : 36,4°C

A/ Demam Thifoid

T/

1. Chloramphenicol 4x500mg (4 x II Caps)

2. Paracetamol 3 x 500 mg ( jika T > 38°C)

3. Antasid syrup 3 x 1 cth

4. Diet rendah serat

5. IVFD RL gtt 25x/menit

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

8

Page 9: Lapsus Demam Typhoid RENI

3.1 Pengertian

Demam thifoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh

Salmonella enterica serotype typhi, dapat juga disebabkan oleh Salmonella

enterica serotype paratyphi A,B,atau C (Demam paratifoid).

3.2 Etiologi

Salmonella enterica serotype typhi, dapat juga disebabkan oleh

Salmonella enterica serotype paratyphi A,B,atau C (Demam paratifoid).

3.3 Epidemiologi

Di banyak negara berkembang termasuk Indonesia, demam tifoid masih

merupakan masalah kesehatan masyarakat, berbagai upaya dilakukan untuk

memberantas penyakit ini dan tampaknya belum memuaskan.

Insidensi demam tifoid secara tepat tidaklah diketahui mengingat tampilan

kliniknya yang bervariasi sehingga bila tanpa konfirmasi laboratorium, terkadang

terbaurkan dengan penyakit infeksi lainnya.

Diseluruh dunia diperkirakan antara 16-16,6 juta kasus baru demam tifoid

ditemukan dan 600.000 diantaranya meninggal dunia. Di Asia diperkirakan

sebanyak 13 juta kasus tiap tahunnya.

3.4 Patogenesis

Benda tercemar kuman (tinja, muntah, keringat)sistem

pencernaanlambungsebagian kuman akan berkurang karena HCLsebagian

kuman masuk pada usus kecil, melakukan penetrasi dan berbiak dikelenjar limfoid

mesenterikmasuk ductus thoracicus masuk ke peredaran darah (bakteremia

I)ditangkap oleh sistem RES akan bermutiplikasi intraseluler masuk kedalam

peredaran darah (bakteriemi II)beredar seluruh tubuhmasuk kedalam empedu

dan usus, di usus akan membuat luka plaque payeri. Bila salmonela typhi menetap

di empedu/limpa dapat terjadi relaps/carrier.

9

Page 10: Lapsus Demam Typhoid RENI

Pada fase bakteriemi (minggu ke 1, 7 hari pertama) salmonella ada di hati,

limpa, ginjal, sumsung tulang, kantung empedubermanifestasi di usus (plaque

payeri) dimana akan terjadi:

Minggu I : Membuat luka hiperemis pada plaque payeri

Minggu II : Terjadi necrosis pada plaque payeri

Minggu III : Terbentuk tukak/ulkus yang ukurannya bervariasi dimana dapat

terjadi perdarahan dan perforasi

Minggu IV : Dapat sembuh dengan sendirinya

3.5 Kriteria Diagnosis

3.5.1 Gejala Klinis

a. Demam lebih dari 7 hari

b.Gangguan GIT: anoreksia, konstipasi/diare, rhagaden, tyhphoid tongue,

meteorismus, bau nafas tak sedap.

c. Hepatomegali

d. Splenomegali

e. Bradikardi relatif

f. Kesadaran menurun

3.5.2 Laboratorium

a. leukopeni

b. Trombositopeni

c. Aneosinofilia

d. Anemia

e. Limfositosis relatif

3.5.3 Serologis

Titer O antigen >1/160 atau meningkat 4 kali dalam interval 1 minggu

3.5.4 Mikrobiologis

Salmonella Typhi (+) pada biakan darah, urine, feses

3.6 Diagnosa

3.6.1 Klinis demam Tifoid

Apa bila ditemukan gejala klinis:

10

Page 11: Lapsus Demam Typhoid RENI

1. Panas lebih dari 7 hari

2. Gangguan GIT: Typhoid tounge, rhagaden, anoreksia, konstipasi, diare

3. Hepatomegali

4. Tidak ditemukan penyebab lain dari panas

3.6.2 Demam Tifoid

Apabila ditemukan gejala klinis seperti ad 1+ Salmonella Typhi (+) pada biakan

darah, urine atau feses dan atau pemeriksaan serologis didapatkan titer O

Ag>1/160 atau meningkat 4 kali dalam interval 1 minggu. Gejala klinis lain

kesadaran menurun, bau nafas tidak sedap, splenomegali, meteorismus, bradikardi

relatif, kesadaran berubah. Laboratorium: Leukopenia, trombositopenia,

aneosinofilia, anemia, limfositosis relatif.

3.7 Tatalaksana

1. Perawatan

Isolasi

Tirah baring sampai 7 hari bebas panaslalu mobilisasi secara bertahap

2. Diet

Bebas serat tidak merangsang

Tidak menimbulkan gas

Mudah dicerna

Tidak dalam jumlah banyak

Bila perlu makan personde atau IVFD

Bubur saring sampai tujuh hari bebas panas, bubur biasa 3 hari, kemudian

makan biasa.

3. Medikamentosa

Kloramfenikol 100mg/kgbb/hari maksimal 2g/hari, sampai 7 hari bebas

panas, minimal 10 hari

Indikasi pulang:

11

Page 12: Lapsus Demam Typhoid RENI

Penderita dipulangkan setelah 5 hari bebas panas atau 2 hari setelah

terapidihentikan diharapkan compliance baik

3.8 Komplikasi

1. Perforasi usus

2. Miokarditis

3. Cholecystitis

4. Thyfoid toxic

5. Hepatitis thyphosa

3.9 Prognosis

Quo ad vitam : Dubia ad bonam

Quo ad Fungsionam : Dubia ad bonam

3.10 Analisis kasus

Berdasarkan data-data yang didapat adapun gejala-gejala klinis pada

pasien ini antara lain:

Anamnesis:

1. demam + selama 5 hari. Demam naik turun. Demam dirasakan pada malam hari

dan turun pada siang hari

2. BAB Keras

3. Muntah (+)

4. Sakit kepala (+)

Laboratorium:

Antigen O : 1/320 (+)

Pembahasan:

Berdasarkan teori, gejala klinis dari demam thifoid adalah panas lebih dari

7 hari, gangguan GIT antara lain typhoid tounge, rhagaden, anoreksia, konstipasi,

diare, meteorismus, bau nafas tak sedap, hepatomegali, splenomegali, bradikardi

relatif. Pada pasien ini demam hanya berlangsung selama 5 hari dengan tipe

demam naik turun, naik pada malam hari dan dirasakan turun pada siang hari.

12

Page 13: Lapsus Demam Typhoid RENI

Adanya riwayat demam yang hanya berlangsung selama 5 hari disebabkan karena

adanya konsumsi obat penurun panas, yang dapat mempengaruhi lama dan pola

demam pasien ini. Pada pasien demam thifoid juga biasanya kita temui adanya

bradikardi relatif, namun tidak ditemukan pada pasien ini dikarenakan suhu tubuh

sudah tidak lagi panas pada saat pemeriksaan dilakukan.

Sementara untuk gangguan pada gastrointestinal, pasien mengeluh adanya

mual, muntah dan BAB keras (konstipasi) tanpa disertai adanya tanda gangguan

GIT seperti thifoid tounge(-), rhagaden (-). Tidak adanya tanda rhagaden dan

thifoid tounge pada pasien ini kemungkinan disebabkan karena sudah adanya

proses penyembuhan, oleh karena itu pada saat pemeriksaan fisik khusus tidak

didapatkan lagi tanda rhagaden dan thifoid tounge.

Pada pemeriksaan penunjang laboratorium serologis, didapatkan pada

pemeriksaan widal titer O antigen 1/360, dimana nilai titer O antigen dikatakan

positif apabila 1/160 untuk demam thifoid.

Dari semua gejala klinis yang didapat, pola demam (+) dan gangguan

gastrointestinal menunjukkan adanya gejala klinis dari demam thifoid dan

dipastikan dengan adanya pemeriksaan serologi pada titer O antigen 1/360 sebagai

tanda klinis dari demam thifoid.

3.11 Kesimpulan

Berdasarkan tanda dan gejala klinis yang ada, keluhan yang dirasakan oleh

pasien disebabkan karena demam thifoid dengan gejala klinis yang sudah tidak

khas lagi karena pasien telah mendapatkan pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

13

Page 14: Lapsus Demam Typhoid RENI

1. Standar Penatalaksanaan Ilmu Kesehatan Anak, Bagian IKA RSMH, 2012.

2. Hassan, Rusepno dkk Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, FKUI. 2002

3. Robert M. Kliegman and friends, Nelson Essentials of Pediatrics, 15th edition,

Elsevier Saunders,USA. 2006

4. Brush JL. Typhoid Fever, in: http//www.emedicine.com/JVLED/pic2331.htm.

akses: kamis, 19 april 2012, jam 22.00 wib

14