Laporan Tutorial Skenario 2 (1)
-
Upload
akmalia-fatimah -
Category
Documents
-
view
74 -
download
3
description
Transcript of Laporan Tutorial Skenario 2 (1)
![Page 1: Laporan Tutorial Skenario 2 (1)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/563db7be550346aa9a8d88c6/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
SKENARIO II
MENEMBAK PENYAKIT
Seorang pasien laki-laki usia 50 tahun baru pulang dari menjalankan ibadah
umroh, turun dari pesawat thermal scanner bandara menunjukan peningkatan suhu di
atas 38 derajat celcius. Dokter bandara memutuskan untuk melakukan karantina
karena curiga terinfeksi Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Dokter bandara
merujuk pasien ke rumah sakit karena panas tinggi untuk memastikan dugaan
masalah pasien. Keluhan utama pasien adalah panas tinggi sejak 5 hari yang lalu
disertai sesak nafas yang semakin memberat sejak perjalanan pulang dari tanah suci.
Dokter jaga yang menerima pasien langsung memerintahkan perawat memasang
infus. Karena terburu-buru, perawat memasang infus tanpa handscoen. Setelah
dipasang infus, dokter melakukan anamnesis dan pemeriksaan laboratorium lebih
lanjut sesuai dengan protokol MERS. Dokter akan mendiagnosis dan melakukan
terapi lebih lanjut dengan prinsip EBM dan patient safety. Dokter kemudian
mempelajari sumber informasi yang didapatkan dari artikel dan audio visual.
1
![Page 2: Laporan Tutorial Skenario 2 (1)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/563db7be550346aa9a8d88c6/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB II
DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. Langkah I: Membaca scenario dan memahami pengertian beberapa istilah dalam
skenario
Dalam scenario kedua ini kami mengklarifikasi beberapa istilah sebagai
berikut:
1. Diagnosis
Penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti (memeriksa) gejala-
gejalanya.
2. Terapi
Usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit.
3. Thermal scanner
Alat untuk membca suhu tubuh.
4. Handscoen
Sarung tangan karet yang steril dan dipakai oleh tenaga medis.
5. Anamnesis
Keterengan tentang kehidupan pasien yang diperoleh melalui wawancara.
6. Protokol MERS
Alur penatalaksanaan diagnosis dan terapi bagi penderita MERS.
7. Infus
Pemasukan obat dan sebagainya (bentuk cairan) melalui pembuluh darah
atau rongga badan.
8. Evidence-Based Medicine(EBM)
Proses sistematis untuk menelaah, meninjau kembali, memanfaatkan hasil
studi, dan memerhatikan patient value (komunikasi dan assesment dengan
pasien dan keluarga).
9. Infeksi
2
![Page 3: Laporan Tutorial Skenario 2 (1)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/563db7be550346aa9a8d88c6/html5/thumbnails/3.jpg)
Proses dimana makhluk hidup terjangkit penyakit dapat ditularkan dari
sesama manusia atau dari hewan ke manusia.
10. Karantina
Tempat penampungan utnuk mencegah penularan penyakit.
11. Patient safety
Sistem untuk membuat pasien di rumah sakit aman dan mencegah
kesalahan medis dengan memerhatikan keselamatan pasien.
B. Langkah II: Menentukan/ mendefinisikanpermasalahan
Permasalahanpadaskenariokeduaantara lain:
1. Apa itu MERS? Bagaimana cara penyebaran penyakit MERS?
2. Bagaimana terapi penyakit MERS yang sesuai dengan patient safety?
3. Apa akibat pemasangan infus tanpa menggunakan handscoen?
4. Mengapa anamnesis dianggap penting?
5. Bagaimana cara melakukan anamnesis yang baik?
6. Apa manfaat EBM?
7. Bagaimana prinsip dan tatalaksana EBM?
8. Apa saja jenis-jenis diagnosis? Bagaimana cara menentukan diagnosis?
9. Bagaimana protokol MERS yang sesuai dengan EBM dan patient safety?
C. Langkah III: Menganalisispermasalahandanmembuatpertanyaansementara
mengenaipermasalahan (tersebutdalamlangkah II)
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) adalah penyakit pernapasan
akut yang disebabkan oleh virus corona. Penderita penyakit MERS akan
mengalami beberapa gejala, antara lain suhu tubuh diatas 38oC, diare, batuk dan
kesulitan bernapas, kondisi medis tertentu (jantung, diabetes) bisa jadi kondisinya
lebih parah, dan muntah. Belum ditemukan terapi dan vaksin yang dapat
3
![Page 4: Laporan Tutorial Skenario 2 (1)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/563db7be550346aa9a8d88c6/html5/thumbnails/4.jpg)
menyembuhkan MERS tetapi dapat dicegah dengan menjaga kebersihan yang
lebih intensif di daerah yang tersebar wabah MERS.
Pada skenario kedua dikatakan bahwa perawat memasang infus tanpa
mengenakan handscoen. Padahal hal tersebut dapat menyebabkan infeksi bahkan
kematian apabila tidak memerhatikan kebersihan. Selain itu dapat mempermudah
penularan penyakit. Untuk mencegah infeksi dan penularan penyakit, ada empat
kondisi yang harus diperhatikan oleh petugas medis, yaitu saat sebelum dan
sesudah menyentuh pasien, saat berada disekitar pasien, dan saat menyentuh alat-
alat medis.
Dalam suatu pemeriksaan, seorang dokter perlu melakukan anamnesis.
Anamnesis menjadi bagian penting dari suatu pemeriksaan karena diperlukan
untuk mengetahui riwayat penyakit pasien sehingga dapat membantu dokter dalam
menentukan diagnosis yang tepat.
Anamnesis yang baik berpedoman pada empat pokok pikiran (The
Fundamental Four) dan tujuh butir mutiara anamnesis (The Sacred Seven). Yang
dimaksud edngan empat pokok pikiran adalah melakukan anamnesis dengan cara
mencari data:
1. Riwayat penyakit sekarang
2. Riwayat penyakit dahulu
3. Riwayat kesehatan keluarga
4. Riwayat sosial dan ekonomi
Yang dimaksud dengan tujuh butir mutiara anamnesis, yaitu:
1. Lokasi
2. Onset/awitan/kronologis
3. Kuantitas keluhan
4
![Page 5: Laporan Tutorial Skenario 2 (1)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/563db7be550346aa9a8d88c6/html5/thumbnails/5.jpg)
4. Kualitas keluhan
5. Faktor-faktor yang memperberat
6. Faktor-faktor yang memperingan
7. Analisis sistem yang menyertai keluhan utama
Menentukan diagnosis dan terapi yang baik harus dengan memerhatikan
prinsip Evidence-Based Medicine (EBM). Dalam dunia kesehatan, EBM
dimanfaatkan untuk menurunkan mortalitas pasien, memperbaiki derajat kesehatan
masyarakat, mengevaluasi terapi yang sudah ada, sebagai referensi memilih
perawatan kesehatan yang terbaik, serta mengambil keputusan klinis yang dapat
dipertanggungjawabkan.Prinsip yang digunakan dalam EBM, antara lain:
1. Promotif : meningkatkan pelayanan medis
2. Preventif : mencegah
3. Kuratif : mengubah mindset masyarakat yang sudah luntur
kepercayaannya
4. Rehabilitatif : memulihkan mindset masyarakat yang luntur
kepercayaannya
Terdapat beberapa alur atau proses penatalaksanaan EBM, yaitu:
1. Pemeriksaan
2. Evaluasi
3. Diagnosis
4. Prognosis
5. Terapi
6. Hasil
5
![Page 6: Laporan Tutorial Skenario 2 (1)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/563db7be550346aa9a8d88c6/html5/thumbnails/6.jpg)
Selain itu EBM dilaksanakan dalam lima langkah, antara lain:
1. Ask : rumuskan pertanyaan klinis tentang pasien (PICO)
PICO Patient and problem
Intervention
Comparison
Outcome
2. Access : cari bukti-bukti (misalnya Cochrane Library,
Medline/PubMed Clinical Queries)
3. Appraise : lakukan penilaian klinis (VIA)
VIA Validity
Importance
Applicability
4. Apply : terapkan bukti-bukti kepada pasien
5. Assess : lakukan evaluasi kinerja penerapan EBM
Setelah melakukan pemeriksaan dengan menggunakan prinsip EBM, maka
akan didapatkan diagnosis untuk menentukan terapi lebih lanjut. Terdapat
D. Langkah IV:Menginventarisasi permasalahan secara sistematis dan pernyataan
sementara mengenai permasalahan pada langkah III
6
![Page 7: Laporan Tutorial Skenario 2 (1)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/563db7be550346aa9a8d88c6/html5/thumbnails/7.jpg)
E. Langkah V: Merumuskan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran (learning objectives) pada scenario kedua ini adalah
1. Mengetahui protokol MERS berdasarkan EBM
2. Mengetahui perbedaan diagnosis dengan EBM dan diagnosis tanpa EBM
3. Mengetahui pengaplikasian EBM dalam menentukan terapi
4. Mengetahui jenis penelitian, antara lain cohort study, Randomized Control
Trial (RCT), review
F. Langkah VI: Mengumpulkaninformasibaru
Masing-masing anggota kelompok kami telah mencari sumber – sumber
ilmiah dari beberapa buku referensi maupun akses internet yang sesuai dengan topic
diskusi tutorial ini secara mandiri untuk disampaikan dalam pertemuan berikutnya.
G. Langkah VII: Melaporkan, membahas, dan menata kembali informasi baru yang
diperoleh
7
![Page 8: Laporan Tutorial Skenario 2 (1)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/563db7be550346aa9a8d88c6/html5/thumbnails/8.jpg)
BAB III
KESIMPULAN
Dari diskusi tutorial kali ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam menentukan
sebuah diagnosis ataupun terapi terhadap pasien, dibutuhkan bukti ilmiah yang akurat
atau biasa disebut dengan Evidence Based Medicine (EBM). EBM adalah proses
sistematis untuk menelaah, meninjau kembali, memanfaatkan hasil studi, dan
memerhatikan patient value. Dengan menggunakan EBM, kita dapat menentukan
secara jelas bagaimana diagnosis maupun terapi yang tepat untuk ditegakkan pada
pasien. Adapun langkah-langkah sistematis yang harus ditempuh dalam melakukan
EBM adalah Ask, Access, Appraise, Apply, dan Assess. Kemudian terdapat pula alur
penatalaksanaan pasien yang sesuai dengan prosedur EBM, yakni pemeriksaan,
evaluasi, diagnosis, prognosis, intervensi (terapi), dan yang terakhir adalah hasil.
Selanjutnya, dalam prosedur EBM juga dilakukan suatu uji terhadap validitas data.
Untuk menguji validitas suatu data atau referensi, maka beberapa metode yang dapat
dilakukan yakni dengan menggunakan metode Meta-Analysis, Sistematic Review,
Randomized Controlled Trials (RCT), Cased Control Studies, dan Cohort Studies.
Dalam alur penatalaksanaan diagnosis dan terapi pasien yang sesuai dengan
EBM, perlu juga diperhatikan keselamatan pasien (Patient Safety). Patient Safety
adalah suatu sistem untuk membuat pasien di rumah sakit aman dan mencegah
kesalahan medis dengan memerhatikan keselamatan pasien. Dalam kasus di skenario
ini, prisip patient safety dapat dilakukan dengan selalu menggunakan handscoen saat
kontak langsung dengan pasien. Ini dilakukan agar lingkungan pasien selalu steril dan
juga mencegah terjadinya penuluaran infeksi atau virus bagi petugas kesehatan yang
sedang menangani pasien tersebut.
8
![Page 9: Laporan Tutorial Skenario 2 (1)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/563db7be550346aa9a8d88c6/html5/thumbnails/9.jpg)
BAB IV
SARAN
Adapun saran yang dapat disampaikan dalam laporan ini berdasarkan skenario
yang telah dibahas yakni dalam melakukan suatu penetalaksanaan diagnosis dan
terapi terhadap pasien, dibutuhkan alur yang sesuai dan selalu berpegang teguh pada
prinsip Evidence Based Medicine (EBM). Hal ini dilakukan agar penatalaksanaan
pasien dapat dilakukan dengan baik dan sesuai karena sudah ada bukti ilmiah yang
valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu juga, selalu perhatikan
keselamatan pasien (Patient Safety) dalam menegakkan diagnosis dan terapi tersebut.
Oleh karena itu, disini diperlukan penanaman lebih dalam kepada mahasiswa
kedokteran tentang pentingnya EBM dan patient safety. Dengan begitu, penegakan
diagnosis dan terapi terhadap pasien dapat dilakukan secara tepat dan aman, sehingga
dapat meningkatkan angka harapa hidup pasien dan menurunkan mortalitas pasien,
yang juga merupakan manfaat dari adanya EBM dan patient safety itu sendiri.
9
![Page 10: Laporan Tutorial Skenario 2 (1)](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/563db7be550346aa9a8d88c6/html5/thumbnails/10.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Condition Factsheets MERS. C-Health.
http://chealth.canoe.ca/condition_info_details.asp?disease_id=360#Symptoms. 15
September 2014 (06.23).
Frequently Asked Questions on Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus
(MERS‐CoV).World Health Organization Global Alert
andResponse. http://www.who.int/csr/disease/coronavirus_infections/faq/en/. 15
September 2014 (06.17)
10