laporan puskesmas mlati

17
BAB I A. Profil Puskesmas Mlati II Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertangggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas bertujuan mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi- tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Puskesmas Mlati II merupakan salah satu dari puskesmas di kecamatan Mlati (ada dua puskesmas) secara umum, terletak tidak jauh dari pusat Kecamatan Mlati yaitu Jl. Kebon Agung Tirtoadi Mlati Sleman. Puskesmas memiliki luas halaman 524,815m², luas bangunan 736m² sedang luas wilayah kerja 13,19km². Program Community Mental Health Nursing (CMHN) di Puskesmas Mlati II mulai dirintis sejak tahun 2011. B. Tujuan CMHN 1. Memberikan pelayanan, konsultasi, edukasi, dan informasi mengenai prinsip-prinsip kesehatan jiwa kepada para agen komunitas lainnya 2. Menurunkan angka risiko gangguan jiwa

Transcript of laporan puskesmas mlati

Page 1: laporan puskesmas mlati

BAB I

A. Profil Puskesmas Mlati II

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten /

kota yang bertangggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan

di suatu wilayah kerja. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh

puskesmas bertujuan mendukung tercapainya tujuan pembangunan

kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah

kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010.

Puskesmas Mlati II merupakan salah satu dari puskesmas di kecamatan

Mlati (ada dua puskesmas) secara umum, terletak tidak jauh dari pusat

Kecamatan Mlati yaitu Jl. Kebon Agung Tirtoadi Mlati Sleman. Puskesmas

memiliki luas halaman 524,815m², luas bangunan 736m² sedang luas

wilayah kerja 13,19km².

Program Community Mental Health Nursing (CMHN) di Puskesmas Mlati II

mulai dirintis sejak tahun 2011.

B. Tujuan CMHN

1. Memberikan pelayanan, konsultasi, edukasi, dan informasi mengenai

prinsip-prinsip kesehatan jiwa kepada para agen komunitas lainnya

2. Menurunkan angka risiko gangguan jiwa

3. Meningkatkan penerimaan komunitas praktik jiwa melalui edukasi

C. Pelaksana CMHN

1. Perawat

Baik yang belum mengikuti maupun sudah mengikuti Pelatihan Dasar

Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat ( Basic Course of Community

Mental Health Nursing (BC-CMHN) yang diadakan oleh Dinas Kesehatan

Provinsi DIY. Dari 15 jumlah perawat di Puskesmas Mlati II, baru satu

perawat yang sudah mengikuti pelatihan. Tugas perawat dalam CMHN

Puskesmas Mlati II :

Page 2: laporan puskesmas mlati

a. Melakukan screening pasien psikososial, psikosomatis dan psikotik

yang datang di Balai Pengobatan Umum, Poliklinik Gigi, Polikilinik

KIA, dan Poliklinik Keperawatan

b. Melaksanakan home visit/ kunjungan rumah pada pasien gangguan

jiwa sesuai program yang direncanakan.

c. Bersama petugas RS Grhasia melaksanakan pelatihan dan

monitoring kader keswa di wilayah kerja Puskesmas Mlati II

d. Melaksanakan family gathering sesuai program yang direncanakan.

e. Memantau pasien post opname di RSJ dan pasien rawat jalan

gangguan jiwa.

2. Dokter

Tugas dokter umum dalam CMHN Puskesmas Mlati II :

a. Melakukan screening pasien psikososial, psikosomatis dan psikotik

yang datang di Balai Pengobatan Umum, Poliklinik Gigi, Polikilinik

KIA.

b. Melayani kontrol rutin pasien gangguan jiwa di Balai Pengobatan

umum.

3. Psikolog

Tugas psikolog

a. Konsultasi psikologi pada pasien psikososial, psikosomatis, dan

psikotik baik yang datang sendiri maupun rujukan dari dokter/

perawat di Poliklinik.

b. Melaksanakan home visit kunjungan rumah pada pasien gangguan

jiwa sesuai program yang direncanakan.

D. Sasaran CMHN

Sasaran CMHN dikalsifikasikan berdasarkan pelayanan keperawatan

komprehensif di wilayah kerja Puskesmas Mlati II:

1. Primer

Meliputi anggota masyarakat wilayah kerja Puskesmas Mlati II yang

belum mengalami gangguan jiwa sesuai dengan kelompok umur (anak-

anak, remaja, dewasa dan usia lanjut)

2. Sekunder

Page 3: laporan puskesmas mlati

Meliputi anggota masyarakat yang berisiko atau memperlihakan tanda

dan gejala masalah psikososial dan gangguan jiwa.

3. Tersier

Meliputi anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa pada tahap

pemulihan. Menurut hasil wawancara dengan perawat CMHN di

Puskesmas Mlati II jumlah pasien gangguan jiwa mencapai 47 orang.

Berdasarkan target yang dicanangkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

Sleman jumlah pasien yang terscreening masalah psikososial, psikosomatis,

atau psikotik adalah 4% dari total kunjungan pasien ke puskesmas dalam

satu tahun.

E. Sarana dan Prasarana CMHN

1. Ruang BP umum yang sekaligus digunakan konsultasi jiwa

2. Ruang konsultasi psikolog

3. Transportasi 2 unit ambulans yang dapat digunakan untuk :

a. Kunjungan rumah/ home visit

b. Mobilisasi pasien yang akan dibawa ke RSJ rujukan

4. Tersedia obat 3 in 1 yaitu: Haloperidol, Clorpromazine, Trihexilpenidine

F. Program Kegiatan CMHN

1. Home visit

Merupakan program kunjungan ke rumah pasien gangguan jiwa dan

keluarganya, baik yang belum pernah maupun sudah pernah di rawat di

rumah sakit jiwa. Keluarga berperan penting dalam terjadinya gangguan

jiwa dan proses penyesuaian klien untuk mandiri. Home visit dilakukan

oleh perawat psikolog pada pasien-pasien tertentu misalnya : tidak

mendapat support system dari keluarga, tidak mampu membawa pasien

ke rumah sakit jiwa, dan masalah lain. Diharapkan dengan kunjungan

rumah tersebut masalah perawatan pasien gangguan jiwa dapat

terselesaikan dengan melibatkan keluarga sebagai unsur perawatan di

rumah. Tahun ini, target home visit yang dilakukan Puskesmas Mlati II

adalah 10 kali kunjungan. Hal ini berkaitan dengan kendala pendanaan

yang akan dijelaskan di bab selanjutnya.

2. Family gathering

Page 4: laporan puskesmas mlati

Family gathering adalah kegiatan dimana pasien-pasien gangguan jiwa

dan keluarganya berkumpul untuk berbagi cerita dan cara-cara

perawatan anggota keluarganya yang menderita gangguan jiwa.

Kegiatan ini dilaksanakan di puskesmas namun belum dapat

dilaksanakan secara rutin berkaitan dengan terbatasnya jumlah SDM

dengan tugas yang banyak serta pendanaan yang belum maksimal.

3. Pelatihan kader keswa

Kader keswa adalah anggota masyarakat di suatu desa yang telah

mengikuti pelatihan yang diadakan Puskesmas Mlati II bekerja sama

dengan RS Grhasia. Diharapkan dengan kader keswa di desa-desa

wilayah kerja Puskesmas Mlati II ini dapat meningkatkan kesadaran

masayarakat terhadap kesehatan jiwa, temuan-temuan pasien dengan

risiko atau sudah menderita gangguan jiwa, memantau progresifitas

pemulihan pasien di rumah. Namun pelaksanaan pelatihan kader keswa

sampai saat ini hanya meliputi satu desa saja yaitu desa Sumberadi.

G. Faktor Pendukung dan Penghambat

1. Faktor Pendukung

a. Kader keswa aktif dalam melaporkan kasus temuan gangguan jiwa di

wilayahnya

b. Tersedia dua ambulan sebagai alat transportasi melakukan home

visite di pasien gangguan jiwa

c. Menjalin kerja sama dengan berbagai instansi seperti :

1) RS Ghrasia

a) Sebagai rumah sakit rujukan pasien dengan gangguan jiwa.

b) Sebagai narasumber ketika diadakan pelatihan kader

kesehatan jiwa di puskesmas.

2) Perangkat desa

Bekerja sama untuk mengawasi, menemukan, dan membantu

pasien dengan gangguan jiwa untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan baik di puskesmas maupun di RS Ghrasia.

3) Dinas Kesehatan Provinsi DIY

Bekerjasama melakukan pelatihan CMHN pada perawat di

puskesmas.

Page 5: laporan puskesmas mlati

2. Faktor Penghambat

a. Pendanaan

Menurut narasumber, rencana anggaran yang disusun untuk program

kessehatan jiwa di puskesmas mlati II belum mendapat prioritas

sehingga rencana program kerja kesehatan jiwa belum dapat

terrealisasi secara optimal, contohnya :

1) Home visite

Pada program home visite puskesmas hanya ditarget melakukan

homevisite sebanyak 10 kali per tahun, padahal di wilayah

puskesmas Mlati II terdapat 47 pasien gangguan jiwa dan dalam

menjalankan program home visite pasien tidak cukup dikunjungi

satu kali saja.

2) Family gathering

Program kerja ini belum dapat dilaksanakan secara rutin berkaitan

dengan terbatasnya jumlah SDM dengan tugas yang banyak serta

pendanaan yang belum maksimal.

b. SDM

Narasumber mengatakan jumlah perawat yang sudah pernah

mengikuti pelatihan dasar BC CMHN pada tahun2012 hanya satu

perawat dan perawat tersebut juga merangkap menjadi penanggung

jawab beberapa program.

c. Pendataan

Pendataan program kesehatan jiwa khususnya CMHN di Puskesmas

Mlati II tidak dilakukan secara kontinu dan lengkap. Selain itu,

narasumber juga mengatakan tidak ada operan data dan program

CMHN yang jelas dari penanggung jawab program sebelumnya.

Akibatnya narasumber tidak mempunyai informasi yang cukup untuk

dilaporkan.

d. Obat

Obat yang tersedia di puskesmas hanya tersedia 3 in 1 sehingga

banyak penderita gangguan jiwa yang harus kontrol rutin ke RS

Ghrasia. Padahal jika didata obat selain 3 in 1 yang dibutuhkan dapat

disediakan oleh dinkes untuk puskesmas.

Page 6: laporan puskesmas mlati

e. Masyarakat

Narasumber mengatakan masih banyak masyarakat di wilayah

puskesmas mlati II yang menyembunyikan jika keluargannya ada

yang menderita gangguan jiwa sehingga kader dan petugas

puskesmas kesulitan dalam memberikan pelayanan kesehatan jiwa.

Page 7: laporan puskesmas mlati

BAB III

KETAHANAN KELUARGA

A. IDENTITAS KELUARGA

1. Nama Kepala Keluarga : Bp. Senen

2. Umur : 57 tahun

3. Pendidikan : tidak lulus SD

4. Pekerjaan : Buruh

5. Alamat : Getas Toragan, Tlogoadi, Mlati, Sleman

6. Anggota Keluarga

NO NAMA UMUR JK HUB.DG

KK

PENDID PEKERJAA

N

KET

1, Tuginem 55 P Istri Tidak

lulus SD

IRT Gangguan

jiwa

2. Rudi 24 L Anak SMA Buruh

3. Kiki 21 P Menantu SMA Karyawan

Swasta

B. INSTRUMEN KETAHANAN KELUARGA

1. Aspek Sosial

Kepala keluarga tidak merasa mempunyai saudara. Padahal

sebenarnya klien memiliki saudara kandung yang tinggal di samping

rumahnya. Keluarga tersebut sering membantu dan dibantu tetangga

dan orang lain. Keluarga tersebut sering mencari bantuan jika terjadi

masalah.

2. Aspek Komunikasi

Dalam keluarga bapak senen komunikasi berjalan dengan baik,jika

terjadi masalah selalu dibicarakan dengan jalan musyawarah.

3. Aspek Pemecahan Masalah

Semua anggota keluarga merasa saling membutuhkan,saling

kerjasama dan saling tolong menolong.

4. Aspek Ekonomi

Kebutuhan sandang,pangan dan papan keluarga dapat dipenuhi.tidak

semua anggota keluarga memiliki asuransi kesehatan. Keluarga

Page 8: laporan puskesmas mlati

tersebut memiliki hutang dan tidak sanggup melunasi hutangnya

dalam jangka waktu 6 bulan. Keluarga tidak memiliki cadangan kas

untuk satu bulan.

5. Aspek Spiritual-Keagamaan

Seluruh anggota keluarga beragama islam. Anggota keluarga tidak

menunaikan ibadah solat. Keluarga kadang menyerahkan segala

urusan kepada tuhan menjadikannya sebagai pertimbangan penting.

Keluarga jarang membaca dan mempelajari kitab suci alquran.

6. Faktor Resiko

Jarang terjadi kekerasan dalam rumah tangga. Keluarga tersebut

memliki alat transportasi berupa sepeda.tidak ada bagian rumah yang

harus diperbaiki dan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai

masalah serius.tidak ada anggota keluargayang memiliki masalah

napza dan seluruh keluarga bekerja.

Page 9: laporan puskesmas mlati

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Program Community Mental Health Nursing (CMHN) di Puskesmas Mlati

II sudah berjalan cukup baik namun kurang tersosialisasi dengan baik kepada

masyarakat sekitar di wilayah kerja Puskesmas Mlati II. Sarana dan

prasarana yang ada di Puskesmas Mlati II sudah sangat mendukung progam

CMHN, masih ada beberapa kendala yaitu dalam pendataan pasien

gangguan jiwa masih belum terdata dengan lengkap, pendanaan yang terkait

dengan home visite dan family gathering serta SDM yang masih kurang

ditambah lagi dengan obat yang tersedia di Puskesmas hanya 3 in 1 yaitu

(Haloperidol, Clorpromazine, Trihexilpenidine).

Ny. Tuginem merupakan pasien gangguan jiwa yang sudah diderita sejak

yahun 1988, Ny.Tuginem rutin kontrol setiap bulan dan minum obat jika

merasa tidak enak badan. Ini dikarenakan kurangnya peran serta Puskesmas

Mlati II dan keluarga Tn Edi dalam mengingatkan untuk minum obat dengan

benar. Keluarga Bp. Senen tidak mengalami kesulitan dalam merawat

Ny.tuginem karena adanya kerjasama yang baik antar anggota keluarga dan

masyarakat sekitar dalam merawat Ny. T. Keluarga Bapak Senen juga tidak

mengalami kesuliatan dalam mengakses Puskesmas Mlati II sebagai sarana

pelayanan kesehatan yang terdekat.

Berdasarkan angket instrumen ketahanan keluarga yang sudah dilakukan

oleh praktikan, keluarga Bapak Senen sudah tergolong baik. Dilihat dari

aspek sosial, komunikasi, pemecahan masalah dan faktor resiko keluarga

dapat mampu beradaptasi dengan baik dan ketika ada permasalahan dapat

diselesaikan dengan baik pula. Namun dari aspek spiritual-keagamaan masih

dirasa kurang karena ada anggota keluarga yang tidak menjalankan ibadah

sholat dan mengaji namun ketika ada permasalahan agama selalu dijadikan

pedoman. Dan juga dari aspek Ekonomi keluarga bapak Senen masih

mengalami kendala berupa hutang dan tidak sanggup membayarnya dalam

jangka waktu 6 bulan serta tidak adanya cadangan kas untuk satu bulan.

Page 10: laporan puskesmas mlati

B. SARAN

1. Untuk Puskesmas

a. Mengajukan permohonan kepada Dinas Kesehatan untuk pengadaan

dana, pengadaan obat dan penambahan sumber daya.

b. Meningkatkan kinerja program CMHN yang ada di Puskesmas Mlati II

c. Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang penanganan

gangguan jiwa dan program CMHN yang ada di Puskesmas Mlati II

supaya paradigm masyarakat akan gangguan jiwa berubah.

2. Untuk Keluarga

a. Memaksimalkan fasilitas yang ada di Puskesmas Mlati II karena

dalam program CMHN terdapat psikolog yang dapat dimanfaatkan

untuk berkonsultasi

b. Meningkatkan dan mempertahankan ketahanan keluarga yang sudah

baik saat ini terutama pada aspek spiritual-keagamaan.

3. Untuk Masyarakat

a. Mengubah paradigma yang ada di masyarakat tentang pasien

gangguan jiwa

b. Menerima kembali anggota masyarakat yang sudah pernah menderita

gangguan jiwa dan diperlakukan seperti anggota masyarakat yang

lain

Page 11: laporan puskesmas mlati

LAPORAN KEPERAWATAN JIWA

DI PUSKESMAS MLATI II SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa II

Disusun oleh:

Murdiyani Agustina

P07120111022

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN

2013

Page 12: laporan puskesmas mlati

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEPERAWATAN JIWA

DI PUSKESMAS MLATI II SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun oleh :

Murdiyani Agustina

P07120111022

Telah disetujui dan disahkan pada : ___ November 2013

Oleh :

Pembimbing Klinik Pembimbing Pendidikan

( ) (Sarka Ade Susana,SIP.,S.Kep.,MA)