Laporan Puskesmas Jumpandang Baru5
-
Upload
marrylin-tio-simamora -
Category
Documents
-
view
523 -
download
37
description
Transcript of Laporan Puskesmas Jumpandang Baru5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas merupakan institusi dimana fungsi utamaya adalah
memberikan pelayanan kepada pasien sebaik-baiknya itu secara promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitasi. Maka dengan itu Puskesmas merupakan peran
yang paling strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia.Pusat Kesehatan Masyarakat yang lebih dikenal dengan
sebutan Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas, yakni unit organisasi
di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang melaksanakan tugas teknis
operasional dan bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
satu atau sebagian wilayah kecamatan.
Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan oleh Puskesmas dan
jaringannya, yang meliputi Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), Puskesmas
Keliling, dan Bidan di Desa merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan
berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta
peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional;
Selain itu Puskesmas dan jaringannya secara langsung juga
bertanggungjawab dalam meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat dalam lingkungan yang sehat melalui pendekatan azas pertanggungjawaban
wilayah, azas peran serta masyarakat, azas keterpaduan lintas program dan lintas
sektor serta azas rujukan
Profil kesehatan Puskesmas Jumpandang Baru ini disusun dengan maksud
memberikan gambaran tentang derajat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Jumpandang Baru. Profil ini menyajikan gambaran tentang:
1. Keadaan umum yang mengetengahkan keadaan geografi, keadaan
penduduk, dan tingkat pen didikan serta ekonomi/
2. Pembangunan kesehatan dengan menguraikan visi dan misi serta program-
program pembangunan kesehatan Puskesmas jumpandang Baru
1
3. Pencapaian Pembangunan kesehatan yang menyajikan tentang
a. Situasi derajat kesehatan berupa angka kematian ibu, angka kematian bayi,
agka kemaatian balita dan angka kematian kasar. Juga menguraikan angka
kesakitan dan status gizi.
b. Perilaku masyarakat menguraikan tentang presentasi kelurahan yang
melaksanakan PHBS, presentase posyandu, presentase penduuduk yang
tidak merokok, proporsi penduduk yang menggunakan sarana kesehatan,
presentasi penduduk terlindungi JPS-BK/ dana sehat /Askes
c. Kesehatan lingkungan menguraikan presentasi Rumah Sehat, sekolah
sehat, presentase ibadah sehat, presenatasi tempat umum yang diperiksa.
Presentase ibu hamil yang mendapat pelayanan K1, dan K4, presentase
rumah bebas jentik nyamuk.
d. Pelayanan kesehatan menyajikan tentang rasio sarana kesehatan dasar
terhadap penduduk, rasio sarana kesehatan rujukan terhadap penduduk,
presentase persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, presentase bayi
yang diimunisasi lengkap, presentase peserta KB
e. Penyajian data umum kesehata dalam lampiran sebagai daftar tabel.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yaitu memberikan gambaran atau informasi kondisi dan
situasi kesehatan masyarakat dlaam wilayah kerja puskesmas jumpandang Baru
sebagai hasil pelaksanaan program kerja Puskesmas Jumpandang baru yang
berkualitas secara optimal dalam kontribusinya mendukung tujuan pembangunan
kesehatan kota Makassar.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan gamabran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu
kegiatan Puskesmas Jumpandang Baru tahun 2012.
b. Mengetahui derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Jumpandang Barudan target pencapaian pada tahun 2012.
2
c. Sebagai informasi analisis kerja puskesmas dan bahan masukan
rencana kegiatan Puskesmas Jumpandang Baru dan Dinas Kesehatan
Kota Makassar
3
BAB II
GAMBARAN UMUM
A.Keadaan Geografi
Puskesmas Jumpandang Baru terletak di Kecamatan Tallo Kota Makassar
dengan luas wilayah kerja 4,76 km2. Dari sejumlah 5 kelurahan terdapat 21 ORW
dan 150 ORT. Seluruh wilayah tersebut dapat dijangkau dengan kendaraan roda
dua dan roda empat kecuali kelurahan Lakkang dimana untuk samapi ke wilayah
tersebut harus melewati sungai dengan menggunakan perahu. Pemanfaatan
potensi lahan dan alih fungsi terjadi sedemikian rupa yang akan membawa
perubahan terhadap kondisi dan perkembangan sosial dan keamanan masyarakat.
Luas wilayah kerja untuk masing-masing kelurahan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 1
Luas Wilayah, Jumlah RW/RT menurut kelurahan di wilayah kerja
Puskesmas Jumpandang Baru tahun 2012
NO KELURAHAN LUAS (km2) ORW ORT
1 Rappo jawa 1,18 5 42
2 Wala-walaya 1,05 5 47
3 Kalukuang 0,41 5 25
4 La’latang 0,47 4 28
5 Lakkang 1,65 2 8
Jumlah 4,76 21 150
Adapun batas batas wilayah kerja Puskesmas Tarakan adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan kalukubodoa
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Rappokalling
- Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Panampu
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Malimongan Baru
4
B. Keadaan Demografi
Kependudukan merupakan permasalahan yang dihadapi dewasa ini, bukan
hanya menyangkut jumlah penduduk, kepdatan penduduk, dan arus urbanisasi
dengan segala dampak sosial ekonomi, dan keamanan menjadi keharusan untuk
mengendalikan angka kelahiran dan kematian.
Pembahasan mengenai kependudukan mencakup masalah pertumbuahan
penduduk dan struktur penduduk menurut kelompok umur.
1. Perumbuhan penduduk / jumlah penduduk
Dalam upaya menekan laju pertumbuhan penduduk dilaksanakan melalui
tingkat kelahiran dan penurunan angka kematian (bayi, anak balita dan ibu)
dimana pertumbuhan yang tinggi akan menambah beban pembangunan.
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas jumpandang Baru pada tahun
2011 disajikan dalam tabel berikut
( tabel 2 )
Distribusi penduduk menurut Kelurahan & Jenis Kelamin Wilayah Kerja
Puskesmas Jumpandang Baru Tahun 2011
No Kelurahan Jumlah Penduduk Jumlah
PendudukLaki-laki perempuan
1 Rappojawa 3969 3916 7885
2 Wala-Walaya 4765 4515 9280
3 Kalukuang 2680 2623 5303
4 La’latang 2790 2734 5524
5 Lakkang 508 477 985
Jumlah 14712 14265 28977
2. Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan anak serta
masalah sosial ekonomi. Hal ini terjadi karena faktor gizi yang berhubungan
dengan lingkunagan, perumahan dan sanitasi yang kotor menyebabkan berbagai
macam penyakit yang muncul. Di samping itu kepadatan penduduk sebagai
lambang perkembangan suatu daerah. Berdasarkan data yang diperoleh dari
puskesma Jumpandang Baru, kepadatan penduduk adalah jiwa per kilometer
5
persegi, jumlah kepala keluarga (KK) tahun 2011 di wilayah kerja Puskesmas
Jumpandang Baru adalah 6.556 KK melebihi jumlah rumah yang ada 4.998
rumah.
3. Struktur penduduk menurut umur dan sex rasio
Berdasakan komponen umur dan jenis kelamin maka karakteristik penduduk dari
suatu negara dapat debedakan menjadi 3 macam yaitu:
a. Ekspansif , jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur
termuda.
b. Konstruktif , jika penduduk berada dalam kelompok termuda hampir sama
besarnya
c. Stasioner, jika banyaknya penduduk sama dalam tiap kelompok umur
tertentu.
Komposisi umur di wilayah kerja puskesmas Jumpandang Baru dapat dilihat
seperti berikut:
Tabel 3
Distribusai pendududk menurut golongan umur di wilayah Kerja Puskesmas
Jumpandang baru tahun 2011
No Kelurahan Golongan Umur (tahun) Jumlah
0-1 1-4 5-15 16-45 >45
1 Rappojawa 241 507 1768 3666 1058 6758
2 Wala-Walaya 739 1397 2451 3448 1081 9116
3 Kalukuang 269 472 2120 3905 1864 6696
4 La’latang 177 380 1040 2089 1423 5109
5 Lakkang 20 35 162 464 136 817
Jumlah 1386 2684 7066 12698 5144 28496
Berdasarkan tabel di atas jumlaha penduduk yang merupakan kelompok umur non
produktif adalah penduduk di bawah umur 15 tahun.
6
4. Perkawinan dan Fertilitas
Tingkat fertilitas pada wanita usia subur dapat mempengaruhi komposisi
penduduk, hhal itu diketahui berdasarkan indikatr berikut:
a. Usia perkawinan pertama
Rata-rata kawin pertama dari tahun ketahun datanya belum ditemukan pada
wilayah kerja puskesmas, namun berdasarkan profil kesehatan tahun 1997
propinsi Sulawesi Selatan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dari umur 19,4
tahun.
b. Status perkawinan
untuk menghitung tingkat fertilitas, digunakan indikator rasio ibu anak
(child women rate/TFR) di wilayah kerja Puskesmas Jumpandang baru
c. Tingkat pendidikan penduduk
Pendidikan salah satu upaya membentuk manusia terampil dan produktif
sehingga pada gilirannya dapat mempercepat peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Tabel 4
Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas
jumpandang baru tahun 2011
No KelurahanJumlah Penduduk
KetTK SD SMP SMA Sarjana
1 Rappojawa 35 1419 118 - 55
2 Wala-Walaya 62 728 - - 45
3 Kalukuang - 1746 1624 1663 42
4 La’latang 107 216 - - 40
5 Lakkang 156 - - - 15
Jumlah 360 4109 1742 1663 197
d. Kegiatan Ekonomi
Pendapatan dan pengeluaran perkapita. Rata-rata pengeluaran perkapita
penduduk wilayah kerja Puskesmas Jumpandang Baru belum ditentukan datanya
untuk tahun 2006. Sesuai profil kesehatan Tahun 1996 adalah Rp.478.458 angka
7
perkiraan. Angka tersebut cenderung menurun akibat krisis moneter yang terjadi
sejak tahun 1997. Mata pencaharaian penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Jumpandang Baru dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. distribusi penduduk menurut pekerjaan di wilayah Puskesmas
Jumpandang Baru tahun 2011
No
Jumlah Penduduk
(jenis Kelamin)
Kelurahan PNS Karyawan Swasta buruh Pengangguran Lain-
lain
1 Rappojawa 161 99 88 829 49
2 Wala-Walaya 304 417 355 132 120
3 Kalukuang 215 105 150 100 35
4 La’latang 161 535 341 315 54
5 Lakkang 8 4 36 - -
Jumlah 849 1160 970 1376 258
e. Agama
Dari 37.350 jiwa penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Jumpandang bari,
93,45 % beragama Islam, 6,10 % beragama krsiten, dan 0,045% beragama Hindu
dan Budha. Proporsi ini hampir sama di semua kelurahan kecuali di kelurahan
Lakkang 100% beragama Islam.
8
BAB III
PEMBANGUNAN KESEHATAN
Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan selama imi telah berhasil
meningkatkan kesehatan masyarakat secara bermakna, walaupun masih dijumpai
berbagai masalah dan hambatan. Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah
nilai kebenenaran dan aturan pokok sebagai landasan untuk berpikir dan
bertindak dlaam pembangunan kesehatan. Dasar inilah yang digunakan dalam
penyususnan visi dan misi serta tujuan dan falsafah sebagai petunjuk pelaksanaan
pemabangunan kesehatan.
A. Visi dan Misi Pembangunan kesehatan puskesmas jumapandang baru
Visi puskesmas Jumpandang Baru adalah untuk mewujudkan Visi Puskesmas
Jumpandang Baru sebagai “Pusat Pelayanan dan Informasi Kesehatan Terdepan
2012”, ditetapkan tanggal 3 Misi yaitu
1. Perubahan perilaku petugas dan disiplin kerja dan peningkatan sumber
daya manusia (SDM)
2. Berupaya setiap saat memberikan pelayanan prima sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat
3. Berupaya menanamkan pengalaman perilaku hidup sehat yang mandiri
melalui promosi kesehatan
B. Tujuan Puskesmas Jumpandang Baru
Meningkatkan derajat keehatan yang optimal dan mandiri
C. Falsafah Puskesmas Jumpandang baru
Dengan semangat pengabdian yang tulus kami siap memberikan pelayanan
yang terbaik. Dari visi dan misi tersebut dilakukan dengan cara
melaksanakan 6 upaya kesehatan wajib puskesmas dan upaya pengembangan
kesehatan.
1. Upaya kesehatan Wajib Puskesmas tersebut adalah:
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan Lingklungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga Berencana
9
d. Upaya perbaikan gizi
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Olah Raga
c. Uapaya Perawatan kesehatan masyarakat
d. Upaya kesehatan Kerja
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
f. Upaya kesehatan jiwa
g. Uapata kesehatan usia lanjut
h. Upaya pembinaan Pengobatan tradisional
3. Pelayanan Dokter Spesialis
a. Spesialis Kebidanan dan Kandungan
b. Spesialis Penyakit dalam
c. Spesialis THT
d. Spesialis mata
e. Spesialis bedah
4. Upaya Kesehatan Pengembangan Khusus
a. Kelompok Kerja Harm Reaction (penanggulangan dampak buruk
narkoba jarum suntik)
12 langkah harm reaction
1. Pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
2. Pencegahan infeksi
3. Komunikasi, Informasi, dan edukasi (KIE)
4. Konseling tes HIV sukarela ( Voluntary conseling and Testing ) VCT
5. Terapi narkoba
6. Dukungan Perawatan dan Pengobatan (Care Support and treatment)
7. Needle Excelent Programe (NEP)
8. Pemusnahan Jarum Suntik
9. Peer Educator
10. Penjangkauan / Pendampingan (Outreach)
10
11. Pengelolohan Limbah medis
12. Subtitusi Oral (methadon)
b. Peralihan Status dari Puskesmas Menjadi Rumah Sakit tipe C
D. Motto Puskesmas Jumpandang Baru
“Sehat” Sehat adalah hak azasi, tujuan dan investasi
11
BAB IV
PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DI PUSKESMAS
JUMPANDANG BARU
A. Derajat Kesehatan
Upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehaatn masyarakat dilakkan
melalui pengadaan fasilitas kesehatan, panambahan da peningkatan kualitas
petugas dan penyuluhan tentang pentingnya hidup sehat. Menurut konsep H.L
Bloom bahwa tingkat derajat kesehatan masyarakat diperngaruhi oleh beberapa
faktor yaitu genetik, perilaku masyarakat, dan lingkungan baik lingkunga fisik,
biologis, dan sosial budaya. Salah satu indikator untuk menentukan derajat
kesehatan suatu wilayah adalah dengan melihat angka kematian dan kesakitan
1. Angka kematian /Mortalittas
Untuk menilai keberhasilan program pembangunan kesehatanm adalah dengan
melihat perkembangan angka kematian dari tahun ke tahun. Besarnya angka
kematian dan penyakit utama kematian yang terjadi pada periode terakhir dapat
dilihat dari berbagai uraian berikut.
a. Angka kematian Bayi (AKB). Infant Mortality Rate (IMR)
Angka Kematian Bayi (AKB) / Infant Mortality Rate (IMR) adalah jumlah
kematian bayi 0-1 tahun per 1000 kelahiran di puskesmas Jumpandang Baru. Pada
tahun 2008 terdapat kematian bayi umur 0-7 sebanyak 2 orang dan bayi lahir mati
sebanyak 5 orang.
b. Angka kematian Balita (AKBA)/ Child Mortality rate
Angka kematian Balita adlaah jumlah kematian anak umur 0-4 tahun per 1000
kelahiran hidup. AKBA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak
dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti
menggambarkan tingkat kesejahteraan sosial daam arti besar dan tingkat
kemiskinan penduduk.
Berdasarkan data dari puskesmas Jumpandang Baru pada tahun 2008 tidak
terdapat kematian balita.
12
c. Angka Kematian ibu/ Maternal Mortality Rate (MMR)
Angka kematian ibu bersalin (MMR) adalah jumlah kematian ibu per 1000
kelahiran hidup. MMR menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat,
status gizi, dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan
kesehatan terutama ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa
nifas.
MMR menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia tahun
2008 sebesar 207 per 100.000 kelahiran hidup.
Data Puskesmas jumpandang baru menunjukkan angka kematian ibu
melahirkan adalah nol, sehingga diperoleh MMR = 0, atau dengan kata lain tidak
terdapat kematian ibu pada setiap 1000 kelahiran hidup.
Progran Kesehatan Ibu dan anak merupakan hal yang sangat penting dalam
mencapai indonesia Sehat 2010, oleh karena itu Depkes memberikan 4 pesan
pokok sebagai pedoman Perilaku Hidup bersih dan Sehat sebagai berikut:
1. Ibu hamil memeriksakan kehamilan ke petugas kesehatan minimal 3 kali
selama kehamilan dan makan pil tambah darah setiap hari
2. Ibu bersalin melakukan persalinan ke sarana petugas kesehatan.
3. Ibu yang mempunyai bayi agar memberi ASI ekslusif pada bayinya.
4. Ibu membawa bayi dan balitanya ke posyandu atau sarana kesehatan untuk
ditimbang dan membantu perkembangannya setiap bulan.
d. Angka Kematian kasar / Crude Death rate (CDR)
Berdasarkan hasil perhitungan data sekunder tahun 2008. Menunjukkan
bahwa nagka kematian kasar sebesar 2,08 %. Angka ini meningkat jika
dibandingkan dari tahun 2007 yaitu sebesar 0,52%. Dengan melihat data
puskesmas Jumpandang Baru terhadap kematian sebanyak 2,08%.
2. Angka Kesakitan / Morbiditas
Pola penyakit pada semua golongan umur di Puskesmas Jumpandang baru
tahun 2008 dan 2009 masing-masing adalah 19.785 dan 26.566 orang ini
menunjukkan adanya peningkatan angka prevalensi. Keadaan tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
13
Tabel 6
10 jenis macam penyakit utama puskesmas Jumpandang Baru tahun 2011
No Penyakit Jumlah
1 ISPA 5670
2 Penyakit rongga mulut 3574
3 Common Cold 3449
4 Batuk 2260
5 Demam 1920
6 Kulit & alergi 1831
7 Diare 1434
8 Cephaligia 1001
9 Dispepsia 969
10 Kecelkaan 667
Jumlah 22769
3. Status Gizi
A) Presentase Anak Balita gizi Buruk dan Gizi Kurang
Presentase anak Balita Gizi Buruk dan Gizi Kurang adalah presentase jumlah
anak balita Kekurangan Energi Kronik (KEK) untuk keseluruhan anak Balita.
Menurut susenas di Indonesia tahun 2004, prevalensi gizi burukpada balita adalah
37,5 % dan menurun menjadi 1,76 % tahun 2012.
B) Presentase Ibu Hamil Kurang Energi Protein Kronik (KEK) dan
Anemia Gizi
Merupakan presentase ibu hamil KEK dan AGB untuk keseluruhan ibu hamil
yang diperiksa di Puskesmas Jumpandang Barudiperoleh jumlah ibu hamil KEK
sebanyak 711 orang dan ibu hamil AGB sebanyak 359 orang.
C) Presentase Bayi dengan Berat badan Lahir Rendah
Merupakan presentase BBLR untuk keseluruhan bayi lahir hidup. Di
Puskesmas Jumpandang Baru presentase bayi BBLR adalah 107 per 1707
kelahiran pertahun.
D) Presentase Anak Balita kekurangan Vitamin (KVA)
14
Merupakan presentase jumlah balita yang kekurangan vitamin A. di
Puskesmas Jumpandang Baru tidak ditemui kasus kekuranagn vitamin A.
Departemen Kesehatan dengan paradigma sehat 2010 memberikan pedoman
berlaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada bagian gizi dengan 5 pokok pesan
yaitu:
1. Makan mAkanan yang bervariasi dengan gizi yang seimbang 3 kali sehari,
2 hari sekali makanan selingan
2. Menggunakan garam beryodium
3. Ibu hamil menambahkan makanan yang mengandung zat besi
4. Memanfaatkan pekarangan denga tanaman pangan dan tanaman obat.
5. Pemberian makanan tambahan buat balita
B. Perilaku Sehat
Berikut ini beberapa program PHBS di Puskesmas Jumpandang baru.
1. Presentase desa yang melaksnakan PHBS strata III dan IV
Untuk di Puskesmas Jumpandang baru belum ada datanya, namun sudah
dilakukan upaya pembinaan di tiap tahunya meliputi rumah tangga, sekolah,
sarana kesehata, tempat-tempat umum dan tempat kerja yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Jumpandnag Baru mulai dari tahun 2006.
2. Presentase Posyandu Purnama dan Mandiri
Di wilayah kerja Puskesmas Jumpandang Baru, terdapat 19 posyandu yang aktif,
dengan posyandu purnama 60%, posyandu mandiri 20% dan posyandu madya
20%.
3. Presentase penduduk tidak merokok
Presentase penduduk untuk keseluruhan penduduk belum ada datanya
4. Proporsi penduduk yang telah menggunakan sarana kesehatan
Jumlah penduduk yang menggunakan sarana kesehatan per seribu penduduk
belum ada datanya.
5. Presentase penduduk yang terlindungi JPS – BK / Dana Sehat/ ASKES
Seluruh penduduk di wilayah kerja Puskesmas Jumpandang Baru memiliki
jaminan kesehatan.
C. Lingkungan Sehat
15
Puskesmas Jumpandang Baru menjadikan tempat pemukiman masyarakat sebagai
indikator lingkungan sehat. Presentasenya antara lain.
1. Presentase rumah sehat
Presentase rumah sehat dari keseluruhan rumah pada tahun 2008 terdapat 4990
rumah yang terdapat di 5 kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Jumpandang
Baru. Presentase rumah sehat hanya di wiayah Kalukuang adlaah 1196/932 x
100% = 128,32% dari keseluruhan rumah yang ada di Puskesmas Jumpandang
Baru
2. Presentase sekolah sehat
Sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Jumpandang Baru yaitu 21 sekolah
dengan 11 sekolah yang berkategorikan sekolah sehat. Jadi total presentasenya
52,4%.
3. Presentase sarana Ibadah Sehat
Ada sekitar 17 tempat ibadah di 5 kelurahan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Jumpandang Baru , namun tidak ada data tentang sarana ibadah yang
sehat
4. Jumlah tempat umum yang diperiksa
Tempat-tempat umu yang dimaksudkan di sini seperti perkantoran, hotel,
toko, pasar, restauran, salon, rumah makan, dan temapt lainnya. Di wilayah kerja
ada 53 tempat umu namun belum ada data tentang tempat umum yang diperiksa.
5. Presentase Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan K1
Puskesmas Jumpandang Baru pada tahun 2008, jumlah ibu hamil yang
memeriksan K1 adalah 4370 orang sementara jumlah ibu hamil 1123 orang.
6. Presentase Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan K4
Yang mendapat pelayanan K4 sebesar 3868 orang sedangkan jumlah ibu
hamil sebanyak 1123 orang. Hal ini dikarenakan Puskesmas Jumpandang Baru
melayani juga ibu hamil di wilayah kerja.
D. Pelayanan Kesehatan
Tujuan pokok upaya kesehatan adalah meningkatkan pemerataan dan mutu
upaya kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat. Sasaran program ini adalah
tersedianya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan baik pemerintah maupun
16
swasta yang didukung oleh peran serta masyrakat dan sistem pembiayaan pra
upaya.
Pemberantsan Penyakit
a. Kusta
Di Puskesmas Jumpandang Baru jumlah penderita kusta hanya 1 penderita
pada tahun 2011. Dapat kita lihat d tabel.
Tahun MB PB total
2004 5 1 6
2005 2 - 2
2006 8 1 9
2007 2 1 3
2008 1 - 1
2009 1 1 2
2010 1 - 1
2011 1 - 1
b. Demam Berdarah Dengue
Jumlah penderita demam berdarah Dengue (DBD) pada semua Kelurahan pada
tahun 2011 tercatat 2 kasus.
5. KELUARGA MISKIN (GAKIN) JAMKESMAS DAN JAMKESDA
Berikut ini Kegiatan Jamkesmas Bidang Kesehatan Tahun 2011
No. Kegiatan Satuan Jumlah
A. Pelayanan Kesehatan keluarga
1 Jumlah sasaran Gakin Jiwa 9483
2 Jumlah Gakin Yang memiliki Jamkesmas Jiwa 6477
3 Jumlah Gakin yang berkunjung Jiwa 1150
4 Jumlah Kunjungan anggota Gakin Jiwa 4993
B. Pelayanan Kebidanan
1 Jumlah sasaran ibu hamil Gakin Jiwa 260
2 Jumlah Bumil yang mendapat ANC Jiwa -
3 Jumlah Bumil Gakin yang ditologn bidan Jiwa 100
17
4 Jumlah Bufas Gakin Jiwa 99
5 Jumlah bufas/ bayi baru lahir gakin yang
mendapat pelayanan kesehatan
Jiwa 432
6 Jumlah ibu melahirkan/ibu nifas gakin yang
dirujuk ke puskesmas perawatan/ rumah sakit
Jiwa 13
7 Jumlah ibu melahirkan/ibu nifas gakin yang
dirujuk ke rumah sakit
Jiwa 21
C. Revitalisasi Posyandi\u
1 Jumlah penemuan TB paru Jiwa 61
2 Jumlah penedeita TB paru diobati Jiwa 47
3 Jumlah TB paru sembuh Jiwa 20
4 Jumlah penderitas klinis malaria yg diperiksa Jiwa 3
5 Jumlah penderita malaria follow up Jiwa -
E. SUMBER DAYA KESEHATAN
Upaya kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bila kebutuhan
sumber daya tenaga, biaya, dan sarana kesehatan terpenuhi
1. Tenaga
Jumlah tenaga tetap Puskesmas Jumpandang Baru sebanyak 53 orang
ditambah tanaga honor 10 orang dan tenaga tidak tetap sebanyak 11 orang.
Berdasarkan klasifikasi tenaga tahun 2011, dengan rincian sebagai berikut.
- Tenaga tetap kesehatan Puskesmas Jumpandang Baru
1. Dokter umum : 6 orang
2. Dokter Obgin : 1 orang
3. Dokter Gigi : 1 orang
4. Perawat : 17 orang
5. Magister kesehatan : 2 orang
6. Bidan :10 orang
7. Laboran : 2 orang
8. Kesling : 2 orang
9. Rekam Medis : 3 orang
18
10. Nutrisionis : 1 orang
11. Perawat gigi : 1 orang
12. Fisioterapis : 1 orang
13. Apoteker : 2 orang
14. Administrasi : 1 orang
15. Surveilans : 2 orang
Jumlah : 53 orang
- Tenaga Honorer
1. Dapur : 2 orang
2. Cleaning Service : 6 orang
3. Keamanan : 1 orang
4. Tukang cuci : 1 orang
Jumlah : 10 orang
- Tenaga tidak tetap
A. Dokter Spesialis
1. Interna : 1 orang
2. Bedah : 1 orang
3. Anak : 1 orang
4. Mata : 1 orang
5. Kulkel : 1 orang
B. Dokter umum : 1 orang
C. Magang
1. S1 farmasi : 1 orang
2. DIII keperawatan : 3 orang
3. DIII fisioterapis : 1 orang
4. Perawat gigi : 1 orang
5. SPK : 3 orang
6. SMA : 2 orang
Jumlah : 11 orang
19
2. Sarana Kesehatan
Penyediaan sarana keshatan merupakan kebutuhan pokok dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan menjadi salah satu perhatian utama.
Puskesmas Jumpandang Baru merupakan puskesmas dengan Perawatan Rawat
Inap (PRI) dan memiliki 1 Pustu yang terletak di kelurahan Lakkang.
20
BAB V
PELAKSANAAN KEGIATAN DI PUSKESMAS JUMPANDANG BARU
Program Kegiatan yang direncakan selama 2 minggu di Puskesmas
Jumpandang Baru telah dilaksanakan dan mendapat bantuan dari para petugas
puskesmas serta melibatkan masyarakat yang datang ke puskesmas dan posyandu
untuk berobat. Program-program tersebut meliputi
1. Mengikuti kegiatan Poliklinik
2. Mengikuti kegiatan UGD dan Kamar Obat
3. Mengikuti kegiatan kamar bersalin dan ruang ANC
4. Mengikuti kegiatan Imunisasi
5. Memberikan penyuluhan KB dan diabetes melitus
6. Peninjauan sarana pelayanan HIV, TB, dan Narkoba
7. Diskusi dan peninjauan P3M (Program Pencegahan Penyakit Menular)
8. Kunjungan Posyandu
A. Poliklinik
Poliklinik adalah bentuk pelayanan kesehatan rawat jalan yang bertujuan
untuk penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan baik sevara perseorangan
maupun berkelompok atau keluarga.
Kegiatan poliklinik dilaksanakan mulai hari Senin sampai sabtu mulai dari
pukul 8 pagi sampai pukul 12 siang. Selama dipoliklinik dilakukan pengamatan
tentang kegiatan anamnesis, pemeriksaan fisis, diagnosis, penatalaksanaan, serta
edukasi kepada pasien. Pasien juga dilengkapi dengan kartu berobat keluarga
sehingga penderita juga bisa mengajak sekaligus keluarga yang ingin berobat.
Keluhan yang paling sering ditemui berupa diare, flu, nyeri sendi, sakit kepala, dan
demam. Rata-rata pasien yang berkunjung adlaah anak-anak dan usia lanjut.
Menurut jenis kelamin lebih banyak pasien wanita yang datang berobat
dibandingkan dengan laki-laki. Selain pengobatan poliklinik melayani sistem
rujukan yang sesuai dengan peraturan tiap jaminan kesehatan.
21
B. Kamar obat
Melayani setiap hari senin sampai sabtu mulai dari pukul 08.00- 14.00. kamar
obat diawasi oleh 2 orang apoteker. Data jenis obat-obatan terbanyak di Puskesmas
Jumpandang Baru bulan Desember 2011, yaitu:
- Vitamin C
- CTM
- Parasetamol
- Vitamin B compleks
- GG
- Vitamin B6
- Vitamin B1
- Amoksisilin
- Prednison
Obat antibiotik kini tidak dianjurkan pemakaian terlalu sering seperti tahun
2010. Hal ini dikarenakan Puskesmas Jumpandang Baru mencanangkan
pengobatan rasional sehingga pemakaian antibiotik diminimalkan guna mencegah
resistensi kuman.
C. Unit gawat Darurat
Unit gawat darurat merupakan salah satu fasilitas yang ada di Puskesmas
Jumpandang Baru . Unit ini melayani pasien kategori kegawatdaruratan misalnya
korban kecelakaan, diare dehidrasi berat, dan kejang demam. UGD melayani 24
jam dengan tenaga perawat dan dokter.
Di ruangan ini terdapat peralatan berupa alat-alat bersih dan steril, tempat
sampah medis, non medis serta tempat jarum, dan alat pensteril peralatan. Di sini
petugas lengkap memakai handscoen dan masker ketika mengangani pasien
masuk.
Jenis kegiatan yang kami lakukan antara lain mengamati dan melakukan observasi
serta melihat petunjuk-petunjuk penanganan kegawat daruratan yang ada di UGD
22
D. Kamar bersalin
Kamar bersalin merupakan salah satu fasilitas yang berada di Puskesmas
Jumpandang Baru yang melayani dan membantu ibu dalam proses bersalinan. Di
ruangan ini terdapat 5 tempat tidur yang digunakan pasien untuk bersalin. Petugas
yang ada di ruangan ini dokter spesialis obstetri dan ginekologi, bidan-bidan
terlatih, dan mahasiswa praktek dari perguruan tinggi. Fasilitas ini dibuka 24 jam.
Pasien yang dapat ditolong adalah ibu hamil yang diperkirakan dapat bersalin
dengan normal sedangkan pasien yang tidak dapat bersalin secara normal maka
akan dirujuk ke rumah sakit bersalin. Setelah persalinan berlangsung, ibu akan
dipindahkan ke ruang perawatan dan akan dievaluasi oleh dokter dan minimal 2
hari perawatan boleh dipulangkan oleh dokter. Adapun jenis kegiatan yang
dilakukan antara lain mengikuti visite, dan mengobservasi ruangan bersalin.
E. Mengikuti kegiatan di kamar ANC dan imunisasi
Ruangan ini disebut Kamar Ibu dan Anak (KIA). Di ruangan ini terdapat 3
jenis kegaiatn yaitu konsultasi KB, ANC (Antenatal Care), dan Imunisasi. ANC
diadakan setiap hari selasa dan kamis. Imunisasi dilakukan pada hari senin dan
rabu, sedangkan konsultasi KB hari jumat dan sabtu. Pelayanan ini dimulai dari
jam 8 sampai jam 12 siang.
F. Peninjauan sarana HIV, TB, dan Narkoba
Salah satu program upaya Puskesmas Jumpandang Baru adalah program
penanggulangan HIV dan Narkoba. Tujuannya untuk menganggulangi pasien HIV
dan dampak buruk jarum suntik, yaitu ada 7 langkah antara lain:
- Harm reduction
- Terapi rumatan metadon
- VCT
- PMTCT (prevention Mother to Child)
- CST (Care Support and Treatment)
- PITC (Provider Initiated Testing and Counseling)
- NEP (Needle Exchange Program)
23
Pelayanan TB paru merupakan pelayanan yang wajib pada puskesmas. TB di
Indonesia masih tergolong banya kasusnya. Maka itu pasien harus menjalani
pengobatan secara tepat dan adekuat. Pengobatan DOTS (Directly Observed
Therapy Short Course) adalah dianggap tepat untuk menganggulangi masalah
yang terjadi pada TB paru.
Elemen strategi DOTS adalah:
1. Komitmen politisi
2. Diagnosa Mikroskopik
3. Pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung
4. Jaminan ketersediaan OAT yang bermutu
5. Monitoring dan evaluasi
Jika didapatkan pasien dengan keluhan batuk lama lebih dari 3 minggu
disertai dengan gejala TB lainnya seperti keringat malam dan berat badan
menurun maka dilakukan pengambilan dahak 3 kali yaitu Sewaktu, Pagi, Sewaktu
(SPS).
- S = Sewaktu (dahak sewaktu kunjungan I) hari pertama
- P = Pagi (diambil saat bangun pagi) hari kedua
- S = sewaktu mengantarkan dahak pagi (hari kedua)
Interpretasinya antara lain:
SPS + + + (positif 3) = positif
+ + (positif 2 ) = Positif
+ + (gambaran radiologi) = Positif
- = negatif
Setiap Petugas yang mengobati pasien TB menjalankan fungsi kesehatan
masyarakat yang tidak saja memberikan panduan pengoabatan yang sesuai tetapi
juga dapat memantau kepatuhan berobat sekaligus menemukan kasus-kasus yang
tidak patuh obat terhadap rejimen pengobatan. Dengan demikian akan dapat
menjamin kepatuhan hingga pengobatan selesai.
G. Mengikuti Kegiatan Posyandu dan Penyuluhan kesehatan
Adapun kegiatan posyandu yang diikuti antara lain, pengobatan gratis di tempat
para lansia dan anak-anak, kegaiatan menimbang dan pemberian makanan
24
tambahan buat bayi dan balita, dan pemeriksaan garam beryodium dari setiap
warga yang membawa untuk garamnya diperiksa. Kegiatan posyandu dilakukan
setiap hari dan setiap posyandu diikuti oleh dokter, bidan, apoteker dan perawat
serta para kader posyandu.
Kegiatan penyuluhan dilakukan di puskesmas kepada warga yang berkunjung
untuk berobat di puskesmas. Penyuluhan yang dilakukan adalah penyuluhan
Keluarga Berencana dan penyakit Diabetes mellitus.
H. Diskusi P3M (Program Penganggulangan Penyakit menulat)
Dalam diskusi ini dibahas tentang sejarah P3M (Program Pencengahan
Penyakit menular) serta peninjauan langsung dan observasi fasilitas Puskesmas
yang menunjang program ini. Fasilitas tersebut antara lain:
- Percontohan tempat sampah kering dan basah
- Insenerator yang aktif setiap pagi dalam mengolah limbah medis
- Program Needle Exchange serta konseling HIV dan TB.
- Program tanggap KLB (Kejadian Luar Biasa)
25
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Selama Kami mengikuti kegiatan PKM Jumpandang Baru, yang dapat kami
simpulkan antara lain:
a) Program dasar Puskesmas yang telah berjalan dengan sebagaimana
mestinya, yaitu terlaksananya keenam program yaitu dapat dilihat:
i. Penyuluhan kepada warga setempat
ii. Kegiatan antenatal care dan imnunsasi
iii. Penyediaan tempat sampah dan pengengolahan limbah
iv. Pengobatan pasien di poliklinik
b) Program pengembangan yang ada di PKM Jumpandang Baru yaitu:
i. Konseling dan penangan HIV
ii. Pemeriksaan dan penatalaksanaan pasien TB
c) Universal Precaution di Puskesmas Jumpandang Baru dilakukan sesuai
protap yang ada terutama di kamar bersalin dan Unit Gawat Darurat
2. Saran
Menurut kami semua pelaksanaan kegiatan puskesmas berjalan sebagaimana
mestinya di Puskesmas Jumpandang Baru. Hal ini menjadi contoh bagi
puskesmas lainnya terutama di kota Makassar terutama dalam hal kebersihan
dan pengolahan sampah. Kemudian program konseling HIV bisa
disosialisasikan kepada masyarakat guna mengindentifikasi sejak dini
pendrita HIV terutama ibu hamil.
Adapun saran yang dapat kami berikan yakni diharapkan dapat menambah
program-program pengembangan puskesmas yang belum ada, mengingat
program yang lain seperti penanggulangan HIV dan TB sudah terlaksana
dengan cukup baik.
Kami merasa terkesan dengan Universal Precaution yang digalkkan dan juga
melihat slogan Puskesmas Jumpandang baru yaitu “Tidak ada sampah di
setiap langkah” semoga hal ini dapat dipertahankan.
26
27