Laporan Isolasi DNA
-
Upload
yuni-triyanti -
Category
Documents
-
view
261 -
download
6
description
Transcript of Laporan Isolasi DNA
Program Studi D3 Analis Kimia Politeknik Negeri Bandung
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bioteknologi adalah ilmu yang mempelajari penerapan aspek biosains
terhadap teknologi.Dalam penerapan biteknologi, seringkali memanfatkan sel
hewan atau sel tumbuhan.Hal ini dikarenakan adanya integrasi beragai disiplin
ilmu, mencakup produksi sel atau biomassa dan transformasi kimia,
cenderung lebih ekonomis, pemakaian energi lebih sedikit, serta lebih aman,
dan dapat digunakan untuk jangka panjang.
Sejak zaman dahulu bioteknologi sudah ada, tetapi pemanfaatannya masih
sederhana.Ruang lingkupnya terbatas hanya pada pembuatan makanan dan
minuman yang dikembangkan pada kondisi tidak steril.Namun, kini
bioteknolgi sudah semakin berkembang. Segala cara terus diupayakan agar
memperoleh hasil yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan lingkungan
sekitar. Salah satu perkembangan bioteknologi adalah adanya rekayasa
genetika. Rekayasa genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang suatu
proses manipulasi gen yang bertujuan untuk mendapatkan organisme yang
unggul. Bidang kedokteran dan farmasi paling banyak berinvestasi di bidang
yang relatif baru ini. Sementara itu bidang lain, seperti ilmu pangan,
kedokteran hewan, pertanian (termasuk peternakan dan perikanan), serta
teknik lingkungan juga telah melibatkan ilmu ini untuk mengembangkan
bidang masing-masing.Poin penting dalam ilmu ini adalah gen sehingga dalam
penerapannya DNA sangat diperhitungkan.
Oleh karena itu, kami akan melakukan percobaan isolasi DNA dari buah
tomat dan melakukan uji kuantitatif dengan menggunakan metoda
spektrofotometri agar diperoleh konsentrasi DNA dari buah tomat.
Bioteknologi 1
Program Studi D3 Analis Kimia Politeknik Negeri Bandung
1.2. Tujuan
1.2.1. Melakukan isolasi DNA dari buah secara kimiawi
1.2.2. Mengetahui konsentrasi DNA dari buah yang diisolasi dengan metoda
spektofometri
1.3. Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilakukan pada bulan Maret pada tanggal 27 tahun 2014 di
Laboratorium Mikrobiologi Politeknik Negeri Bandung.
Bioteknologi 2
Program Studi D3 Analis Kimia Politeknik Negeri Bandung
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Deoxyribonucleic AcidAsam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA adalah sejenis asam
nukleat yang tergolong biomolekul utama penyusun berat kering setiap organisme. Di dalam sel, DNA umumnya terletak di dalam inti sel.Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik, artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Pada umumnya sel mengandung dua asam nukleat yaitu DNA dan RNA.DNA merupakan molekul penyususn kromosom yang tersusun atas basa-basa nukleotida, gula pentosa dan deoksiribosa.DNA yang menyusun kromosom ini merupakan nukleotida rangkap yang tersusun heliks ganda (double helix), dimana basa nitrogen dan kedua ”benang” polinukleotida saling berpasangan dalam pasangan yang tetap melalui ikatan hidrogen dan antara nukleotida yang satu dengan nukleotida yang lain dihubungkan dengan ikatan fosfat. DNA dapat ditemukan pada kromosom dan pada organel, yaitu pada mitokondria dan kloroplas.
Struktur untai komplementer DNA menunjukkan pasangan basa (adenina dengan timina dan guanina dengan sitosina) yang membentuk DNA beruntai ganda. DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu :
1. Gugus fosfat 2. Gula deoksiribosa3. Basa nitrogen, yang terdiri dari : Adenina (A), Guanina (G), Sitosina (C),
Timina (T)
Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen tersebut dinamakan nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida. Rantai DNA memiliki lebar 22-24 Å, sementara panjang satu unit nukleotida 3,3 Å. Walaupun unit monomer ini sangatlah kecil, DNA dapat memiliki jutaan nukleotida yang terangkai seperti rantai. Misalnya, kromosom terbesar pada manusia terdiri atas 220 juta nukleotida.
Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling. Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya.Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula penyusunnya; gula RNA adalah ribosa.
Bioteknologi 3
Program Studi D3 Analis Kimia Politeknik Negeri Bandung
2.2. Isolasi DNA dari Buah Tomat
DNA dapat mengalami denaturasi dan renaturasi. Selain itu DNA juga bisa diisolasi. Isolasi DNA, meruapakan tahap pertama dari beberapa teknologi analisis DNA. Zubaidah (2004) dalam Jamilah (2005) menyatakan bahwa isolasi DNA dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan antara lain: preparasi esktrak sel, pemurnian DNA dari ekstrak sel dan presipitasi DNA. Untuk mengekstrak DNA diperlukan langkah-langkah laboratorium untuk memcahkan dinding sel dan membran inti, kemudian pemisahan DNA dari komponen sel lainnya.Meskipun isolasi DNA dapat dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi pada setiap jenis atau bagian tanaman dapat memberikan hasil yang berbeda, hal ini karena adanya senyawa polifenol dan polisakarida dalam konsentrasi tinggi yang dapat menghambat pemurnian DNA. Jika isolasi DNA dilakukan dengan sampel buah, maka kadar air yang pada masing-masing buah berbeda, dapat memberi hasil yang berbeda pula. Buah dengan kadar air tinggi akan menghasilkan isolat yang berbeda jika dibandingkan dengan buah berkadar air rendah. Semakin tinggi kadar air maka sel yang terlarut di dalam ekstrak akan semakin sedikit, sehingga DNA yang terpretisipasi juga akan sedikit.
Proses isolasi DNA diawali dengan proses ekstraksi DNA. Hal ini bertujuan untuk memisahkan DNA dengan partikel lain yang tidak diinginkan. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati, sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada DNA. Untuk mengeluarkan DNA dari sel, dapat dilakukan dengan memecahkan dinding sel, membran plasma dan membran inti baik dengan cara mekanik/fisik maupun secara kimiawi. Cara mekanik bisa dilakukan dengan pemblenderan atau penggerus menggunakan mortar dan pistil. Sedangkan secara kimiawi dapat dengan pemberian yang dapat merusak membran sel dan membran inti, salah satunya adalah penambahan buffer lisis diantaranya Tris HCl. Penambahan buffer tris HCl dalam isolasi DNA dapat dilakukan karena buffer tris HCl dapat menyebabkan rusaknya mebran sel. Selanjutnya pemecahan dinding sel atau jaringan dapat dilakukan dengan cara mekanik dengan cara sel dipecah dengan kekuatan mekanik atau resonansi.
Pemisahan antara debris sel dengan larutan DNA dapat dilakukan melalui sentrifuga. Sedangkan pemisahan DNA dan RNA dan protein lainnya melalui proses presipitasi DNA menggunakan etanol absolut.
Bioteknologi 4
Program Studi D3 Analis Kimia Politeknik Negeri Bandung
2.3. Uji Kualitatif DNA
Keberadaan DNA dalam suatu organisme dapat diketahui dengan 2 cara yaitu secara kualitatif dan kuantitatfi. Metoda standar yang digunakan untuk uji kualitataif DNA dan RNA adalah identifikasi, pemisahan dan Purifikasi fragmen DNA menggunakan elektroforsis gel agarosa.Teknik ini sederhana, cepat terbentuk, dan mampu memisahkan campuran potongan DNA sesuai dengan ukurannya secara akurat, dibanding dengan densitas gradient sentrifugasi.Selanjutnya, lokasi DNA dalam gel tersebut dapat diidentifikasi secara langsung dengan menggunakan pewarna berfluorescen.
Migrasi elektroforesis DNA melaluigel agarosa dipengaruhi oleh faktor ukuran dan konformasi molekul DNA, konsentrasiagarosa, arus listrik dan temperatur. Pewarna Ethidium Bromide (EtBr) digunakan untuk alat identifikasi dan mengukur semi-kualitatif fragmen DNA yang terseparasi dalam gel. EtBr iniakan terikat diantara dua untai ganda DNA, sehingga band/pita DNA dalam gel agarosa akan berpendar, karena pewarna ini mengandung zat fluoresence. EtBr dapat diberikan pada setiap sampel yang akan dimasukkan ke sumuran gel atau dicampurkan ke gel agarosa sebelum ge ldicetak dalam cetakan gel. Intensitas fluoresence dapat diukur dengan menggunakan DNA marker standar, sehingga dapat diperkirakan kuantitas DNAnya, misal antara 0.50 sampai 20ug/mL.
2.4. Uji Kuantitatif DNA
Pengujian kuantitatif DNA dapat dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri. Terdapat beberapa cara yaitu spektrofotometri Vis (visible), spektrofotometri UV (ultraviolet). Uji kuantitatif DNA dengan metode spektrofometri ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan dan jumlah DNA di dalam suatu larutan contoh uji. Uji kuantitatif DNA diawali dengan isolasi DNA.Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan DNA yang berada dalam inti sel dari organisme. Kemudian dilakukan dengan uji kualitatif DNA dengan metode elektroforesis gel agarosa. Uji ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan DNA dalam larutan contoh.Setelah itu dilanjutkan dengan uji kuantitatif DNA dengan metode spekrofotometri.
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis untuk mengukur konsentrasi suatu senyawa berdasarkan kemampuan senyawa tersebut mengabsorbsi berkas sinar atau cahaya. Alat ini terdiri dari spektrofotometer dan fotometer.Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang
Bioteknologi 5
Program Studi D3 Analis Kimia Politeknik Negeri Bandung
gelombang tertentu, sementara fotometer adalah pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi.
Uji kuantitatif DNA dengan spektrofotometri UV-Vis, DNA murni dapat menyerap cahayaultraviolet karena keberadaan basa-basa purin dan pirimidin. Pita ganda DNA dapatmenyerap cahaya UV pada λmax 260 nm, sedangkan kontaminan protein atau phenol akan menyerap cahaya pada λmax 280 nm. Sehingga kemurnian DNA dapat dukur dengan menghitung nilai absorbansi λ260 nm dibagi dengan nilai absorbansi λ280, dan nilai kemurnian DNA berkisar antara 1,8-2,0. Serta untuk mengukur konsentrasi DNA digunakan rumussebagai berikut:
[DNA] = A260 x 50 x faktor pengenceran
A260 = Nilai absorbansi pada λ 260 nm
50 = larutan dengan nilai absorbansi 1.0 sebanding dengan 50 ug untai gandaDNA per mL.
Bioteknologi 6
Program Studi D3 Analis Kimia Politeknik Negeri Bandung
BAB IIIMETODE ANALISA
2.1. Alat dan Bahan
Bioteknologi 7
Alat : Bahan :
Neraca analitik Buah Tomat
Satu set mortar Larutan Buffer Lisis
Batang Pengaduk Fenol
Microcentrifuge Kloroform
Inkubator Etanol absolut
Tabung Reaksi Etanol 70%
Pipet Ukur 1,5 dan 10 ml Larutan Buffer Tris-EDTA
Spektrofotometer UV-Vis Aquabidest
Alat Pengocok Vortex
Sentrifugasi, kecepatan 13000 rpm suhu 4oC, 10
menit
Rehidrasi DNA dlm 50 ml buffer TE (pH 7,6) simpan pada suhu 37oC selama 2
jam
Sentrifugasi, kecepatan 13000 rpm suhu 4oC, 10
menit
Rehidrasi DNA dlm 50 ml buffer TE (pH 7,6) simpan pada suhu 37oC selama 2
jam
Program Studi D3 Analis Kimia Politeknik Negeri Bandung
2.2. Langkah Kerja
Bioteknologi 8
Ukur Konsentrasi DNA dg Spektrofotometer
UV-Vis pada OD260 dan OD280
Simpan pada suhu -
Ukur Konsentrasi DNA dg Spektrofotometer
UV-Vis pada OD260 dan OD280
Simpan pada suhu -
Kocok, Inkubasi pada suhu ruang, 5
Ambil
+ 1x volume larutan Etanol
Sentrifugasi, kecepatan 13000 rpm suhu 4oC, 10
menit Buang
+ 2x volume larutan 70%
Sentrifugasi, kecepatan 13000 rpm suhu 4oC, 10
menit
Sentrifugasi, kecepatan 13000
rpm suhu ruang, 10 menit
Gerus sampai
+ 0,5 ml buffer
Ambil
+ 1x volume larutan Fenol-
Mortar80 gram
buah tomat
Program Studi D3 Analis Kimia Politeknik Negeri Bandung
BAB IVDATA PENGAMATAN
Data Pengamatan Keterangan
Tomat segar yang siap digunakan untuk proses isolasi DNA. Praktikan memilah daging buah tanpa membawa bijinya. Kemudian ditimbang seberat +80 gr.
Tomat dihaluskan hingga lembut menggunakan alu dan mortar.
Tomat yang telah dihaluskan lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan larutan buffer lisis hingga homogen.
Bioteknologi 9
Program Studi D3 Analis Kimia Politeknik Negeri Bandung
Setelah homogen, homogenat dimasukkan kedalam tabung setrifugasi dan siap disetrifugasi dengan kecepatan 13.000 rpm selama 10 menit.
Kemudian, setelah disentrifugasi, homogenat disaring terlebih dahulu untuk memisahkan supernatan dan padatannya.
Supernatan yang telah diambil lalu ditambahkan larutan fenol-kloroform dan dikocok. Kemudian disentrifugasi sebesar 13.000 rpm selama 10 menit.
Bioteknologi 10
Program Studi D3 Analis Kimia Politeknik Negeri Bandung
Setelah supernatan disentrifugasi terlihat 3 fasa pada tabung sentrifugasi. Praktikan mengambil fasa yang atas dan yang bawah sedangkan yang tengah dibuang.
Supernatan bagian bawah yang telah disaring.
Supernatan pada bagian atas ditambahkan dengan larutan etanol absolut.
Menyiapkan kertas saring untuk menampung pelet yang dihasilkan dari supernatan putih (atas).
Bioteknologi 11
Program Studi D3 Analis Kimia Politeknik Negeri Bandung
Supernatan yang berwarna putih ditambahkan etanol 70% dan disentrifugasi 13.000 rpm selama 10 menit dan terlihat dibawah tabung sentrifugasi terdapat endapan putih yang merupakan pelet.
Hasil supernatan yang mengandung endapan disaring dan terlihat pelet yang terbentuk di atas kertas saring.
PERHITUNGANDiketahui :
= 260 nm A = 0,490
Ditanyakan :a. Konsentrasi DNAb. Konsentrasi RNA
Jawab :a. [DNA] = A260 x 50 x faktor pengenceran
= 0,490 x 50 x 1= 24,5 DNA/ml
b. [RNA] = A260 x 40 x faktor pengenceran= 0,490 x 40 x 1= 19,6 RNA/ml
Bioteknologi 12
Program Studi D3 Analis Kimia Politeknik Negeri Bandung
Keterangan : 50 = larutan dengan nilai adsorbansi 1,0 sebanding dengan 50 μg untai
ganda DNA/ml 40 = larutan dengan nilai adsorbansi 1,0 sebanding dengan 40 μg untai
tunggal RNA/ml
Kemurnian DNA
A260
A280
=0,4900,401
=¿ 1,22
Bioteknologi 13
Program Studi D3 Analis Kimia Politeknik Negeri Bandung
BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk melakukan isolasi serta uji kuantitatif DNA dari buah ataupun tanaman.DNA yang kami isolasi dan kami uji secara kuantitatif pada praktikum ini adalah tomat. Kandungan air pada tomat dapat mempengaruhi DNA yang akan didapatkan. Sumber DNA yang teralalu encer atau banyak mengandung air, sel yang mengalami lisis akan sedikit terpresipitasi sehingga DNA yang diperoleh sedikit dibandingkan dengan sumber DNA yang lebih kental (Anonim,2005). Namun, masalah pengaruh keenceran terhadap hasil isolasi DNA dapat diatasi dengan pengurangan jumlah Akuades yang digunakan sehingga walaupun sumber DNA yang digunakan adalah buah dengan kadar air tinggi, tetap dapat diperoleh ekstrak yang cukup kental.Untuk mengisolasi DNA, maka perlu dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Mendegradasi/memecahkan dinding sel atau jaringan
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mendegradasi dinding sel baik secara fisik maupun kimiawi, dengan begitu DNA dapat keluar dari sel buah.pemecahan dinding sel secara fisik dilakukan dengan menggerus tomat menggunakan mortal alu Selain itu, penggerusan juga bertujuan untuk memisahkan sel yang satu dengan lainnya sehingga memberikan hasil yang lebih baik pada proses ekstraksi selanjutnya. Agar DNA dapat benar-benar keluar dari sel, maka pemecahan sel dilakukan pula secara kimiawi yaitu dengan pemberian buffer lisis yang terdiri dari lisozim, EDTA, tris-HCl, dan SDS (deterjen).Membran sel pada setiap organisme dapat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh pengaruh senyawa-senyawa kimia. Senyawa kimia yang mampu merusak membrane ataupun dinding sel antara lain lisozim yang mampu mempengaruhi kerja senyawa polimerik sehingga kekakuan sel tidak lagi dapat terjaga. Selain itu, ada pula senyawa EDTA (etilendiamintetraasetat) yang berfungsi untuk menghilangkan ion Mg2+ yang penting untuk mempertahankan struktur selubung sel serta menghambat enzim yang dapat merusak DNA.sedangkan Sisi hidrofilik deterjen yang terkandung pada larutan buffer lisis akan mengikat sisi protein yang bersifat hidrofilik dan sisi hidrofobik detergen akan mengikat lipid dan sisi hidrofobik protein sehingga membentuk senyawa “lipid protein- deterjen kompleks”. Peristiwa inilah menyebabkan interaksi polar yang menyatukan membran sel, sehingga membran sel pun terdegradasi/lisis.
Bioteknologi 14
Program Studi D3 Analis Kimia Politeknik Negeri Bandung
2. Pemisahan debris sel dengan larutan DNA
Pemisahan debris sel dengan larutan DNA ini dilakukan dengan cara sentrifugasi sehingga larutan yang kaya akan DNA dapat terpisah dari sisa-sisa sel dan jaringan lainnya pada buah yang kemudian akan dibuang. Sedangkan supernatan yang dihasilkan ditambah fenol-kloroform dengan perbandingan 25:24 untuk mengekstraksi DNA dari kontaminandansebagai pendenaturasi protein.. Fenol berfungsi untuk membersihkan supernatan dari protein yang masih ada karena Fenol merupakan pelarut organik yang dapat melarutkan protein, lipid dan molekul lain seperti polisakarida sehingga diharapkan akan didapatkan supernatan yang berisi DNA bebas kontaminan. Dalam proses ini sebagian kecil RNA juga dapat dibersihkan. Sedangkan kloroform digunakan untuk membersihkan sisa-sisa protein dan polisakarida dari larutan. Proses sentrifugasi dengan kecepatan tinggi ( 13.000 rpm ) selama 10 menit akan mengendapkan tepung berwarna putih (DNA) dan menempel di dasar tabung ependorf.
3. Presipitasi DNA
Presipitasi DNA dapat dilakukan dengan penambahan etanol absolut pada supernatan.Ethanol absolute berfungsi untuk mengendapkan DNA dan memisahkan genom dari garam-garam mineral serta menghilangkan fenol-klorofrm yang masih ada. Sebab apabila fenol-kloroform masih berada di dalam sampel maka dikhawatirkan dapat menghambat reaksi enzimatis yakni kerja enzim-enzim restriksi atau enzim lain yang digunakan untuk analisis molekuler. Kemudian dilakukan inkubasi untuk optimalisasi presipitasi, setelah inkubasi dilakukan kembali sentrifuga dengan kecepatan 13.000 rpm pada suhu 40C selama 10 menit dan didapatkan kembali endapan pada tabung ependorf. Untuk mendapatkan endapan DNA yang lebih banyak, maka ditambahkan etanol 70 % dan di sentrifuga kembali.
4. Rehidrasi DNA
Setelah pelet yang dihasilkan sudah dirasa cukup banyak, kemudian supernatan dibuang, sedangkan pelet dikeringkan dalam inkubasi dengan suhu 570C. Setelah kering, barulah DNA dapat direhidrasi dengan menggunakan bufr TE (pH 7,6) dan diinkubasi pada suhu 370C selama 2 jam untuk memperoleh DNA terlarut.
Bioteknologi 15
Program Studi D3 Analis Kimia Politeknik Negeri Bandung
5. Spektrofotometri
Setelah dilakukan rehidrasi DNA , kemudian dilakukan pengukuran terhadap kemurnian dan konsentrasi DNA dengan dilakukan cek kuantitas dan kualitas untuk melihat konsentrasi dan kemurniannya dengan menggunakan spektrofotometer Shimadzu UV-Vis pada OD260 dan OD280. Pengukuran konsentrasi DNA dengan spektrofotometer dilakukan pada panjang gelombang 260 nm, sedangkan protein diukur pada panjang gelombang 280. Kemurnian larutan DNA dapat dihitung melalui perbandingan A260 nm dengan A280 nm. Absorbansi pada panjang gelombang 260 nm adalah 0,490, kemudian absorbansi pada panjang gelombang 280 nm adalah 0,401. Sehingga dengan menggunakan rumus, dapat diperoleh konsentrasi DNA sebesar 24,5 DNA/ml dan konsentrasi RNA sebesar 19,6 RNA/ml. Dan kemurnian larutan DNA sebesar 1,22. Sampel DNA yang murni memiliki rasio 260/280 nm sebesar 1,8-1,9. Karena rasio yang kita peroleh di bawah 1,8 berarti ada ketidakmurnian yang signifikan yang masih tertinggal di dalam sampel.
Bioteknologi 16
Program Studi D3 Analis Kimia Politeknik Negeri Bandung
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
DNA dan RNA dapat diukur pada panjang gelombang 260 nm. Dengan
hasil absorbansinya yaitu 0.490 dan pada panjang gelombang 280 nm hasil
absorbansinya yaitu 0,401
Konsentrasi DNA yang dihasilkan ialah sebesar 24,5 DNA/ml dengan rasio
kemurniannya 1,22
Konsentrasi RNA yang dihasilkan ialah sebesar 19,6 RNA/ml
6.2. Saran
Bioteknologi 17
Program Studi D3 Analis Kimia Politeknik Negeri Bandung
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Andreas.2008.Karakterisasi Variasi.www.lontar.ui.ac.id[30 Maret
2014]
Anonim.2009.Praktikum Isolasi DNA Buah
Tomat.http://endikdenibiotransmitther.blogspot.com/2009/01/praktikum-
isolasi-dna-buah-tomat-dan.html[1April 2014]
Anonim. 2014.Biomolekular.
http://www.academia.edu/4414022/biomolekular[1April 2014]
Chinica,Marina.2001.”Ekstraksi DNA Rumput Laut dengan Metode Fenol
Kloroform”.www.journal.unhas.ac.id [30 Maret 2014]
Wikipedia. 2013. Rekayasa Genetika.
http://id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_genetika[30Maret 2014]
Wikipedia.2013. Asam
Deoksiribonukleat
.http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_deoksiribonukleat[1April 2014]
Bioteknologi 18