LAPORAN CA Colon

10
LAPORAN INDIVIDU BLOK I BUDAYA ILMIAH SKENARIO 3 HANYA ADA KATA OPERASI UNTUK CA COLON STADIUM 2 DISUSUN OLEH: Nama : Ricky Trinugroho Yuliantoro NIM : G0008157 Kelompok : 6 DIBIMBING OLEH: Drs. Bagus Wicaksono, MSc

Transcript of LAPORAN CA Colon

Page 1: LAPORAN CA Colon

LAPORAN INDIVIDU

BLOK I BUDAYA ILMIAH

SKENARIO 3

HANYA ADA KATA OPERASI UNTUK CA COLON

STADIUM 2

DISUSUN OLEH:

Nama : Ricky Trinugroho YuliantoroNIM : G0008157Kelompok : 6

DIBIMBING OLEH:

Drs. Bagus Wicaksono, MSc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Page 2: LAPORAN CA Colon

2008

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGPengambilan keputusan dalam tata laksana pasien merupakan suatu hal yang krusial

karena menyangkut nyawa dan kelangsungan hidup dari pasien. Penanganan pasien harus tepat dan efektif sesuai kondisi pasien berdasarkan hasil diagnosis. Penanganan yang kurang tepat atau terlambat bisa berakibat pada memburuknya penyakit pasien atau bahkan dapat mengakibatkan kematian. Untuk tujuan itulah konsep EBM perlu untuk ditegakkan.

Evidence-Based Medicine (EBM) merupakan proses secara sistematik dalam menelaah, menilai, dan mengaplikasikan hasil-hasil penelitian kesehatan mutakhir untuk membantu pengambilan keputusan dalam pelayanan kepada pasien. Dengan EBM ini seorang dokter diharapkan dapat memperoleh tuntunan dalam proses pengambilan keputusan baik untuk upaya pencegahan, diagnosis, terapetik, maupun rehabilitasi yang berdasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini yang terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga ia mampu mengambil keputusan yang tepat mengenai penanganan pasien dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang terkait dengan kondisi pasien. Meskipun begitu, pengambilan keputusan sebenarnya tetap ada di tangan pasien. Dalam hal ini, seorang dokter harus mampu memberikan pertimbangan yang sejelas-jelasnya kepada pasien mengenai efektivitas suatu terapi dan efek samping yang mungkin muncul (Syafi’i, 2008)

Seperti kasus yang terdapat dalam skenario 3 ini, tentang seorang ibu berusia enam puluh tahun yang didiagnosis menderita kanker usus besar stadium 2, namun dia masih bingung tentang terapi apa yang harus dijalankannya sehubungan dengan kondisinya saat itu.

Sehingga, dengan ditulisnya laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi lengkap tentang berbagai pilihan terapi yang dapat dilakukan dalam rangka pengobatan kanker usus besar berikut efek-efek sampingnya, sehingga nantinya dapat dijadikan pertimbangan untuk memilih terapi yang paling efektif untuk pasien pada kasus tersebut.

B. RUMUSAN MASALAHMasalah yang kami temui perihal penyakit ini adalah:1. Di antara beberapa terapi kanker yang disebutkan di atas, bagaimana urutan keberhasilan

terapi menurut ilmu kedokteran? Berapa persentase keberhasilan dari masing-masing jenis pengobatan tersebut menurut bukti ilmiah yang ada?

2. Apakah ada kemungkinan untuk menggabungkan beberapa jenis terapi dalam penanganan kasus ini?

3. Menurut pendapat Anda, apa yang seharusnya dilakukan oleh pasien tersebut dalam mengatasi masalah kesehatannya?

C. TUJUANManfaat penulisan laporan ini adalah agar mahasiswa mampu:1. Mengetahui urutan keberhasilan terapi kanker menurut ilmu kedokteran dan persentase

keberhasilannya.2. Menjelaskan apakah ada kemungkinan menggabungkan beberapa jenis terapi.3. Mengemukakan pendapat tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh pasien carcinoma

colon tersebut dalam mengatasi masalah kesehatannya.

Tujuan penulisan laporan ini adalah agar mahasiswa mampu:1. Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan dengan praktik kedokterannya dan

berkonsultasi bila diperlukan.2. Menyadari peran hubungan interpersonal dalam lingkungan profesi dan pribadi.

Page 3: LAPORAN CA Colon

3. Mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru.4. Menunjukkan sikap kristis terhadap praktik kedokteran berbasis bukti (evidence-based

medicine).5. Mengambil keputusan apakah akan memanfaatkan informasi atau evidence untuk

penanganan pasien dan justifikasi alasan keputusan yang diambil.

D. KASUS PADA SKENARIOPada skenario ini, seorang ibu berusia 60 tahun didiagnosis menderita carcinoma colon

stadium 2. Ibu tersebut disarankan untuk melakukan operasi. Ibu tersebut ketakutan dan meminta alternatif pengobatan. Ada alternatif pengobatan lain, yaitu kemoterapi. Selain itu, ada tetangganya yang menyarankan pengobatan alternatif dan terapi diet. Namun, dokter tetap menyarankan sebaiknya ibu menjalani pembedahan/operasi karena pada kasus ini keberhasilan operasi lebih besar dibandingkan kemoterapi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. EVIDENCE BASED MEDICINE (EBM)

Evidence-Based Medicine (EBM) merupakan proses secara sistematik dalam menelaah, menilai, dan mengaplikasikan hasil-hasil penelitian kesehatan mutakhir untuk membantu pengambilan keputusan dalam pelayanan kepada pasien. Jadi sudah dapat terlihat dari pengertian di atas bahwa tujuan yang ingin dicapai melalui EBM ini adalah untuk mengambil keputusan terbaik mengenai tata laksana pasien, guna mengusahakan kesehatan yang lebih baik bagi pasien.

Dari peta konsep di atas terlihat jelas bahwa untuk menentukan terapi yang tepat bagi pasien dibutuhkan ketepatan dalam diagnosis. Jadi dokter dituntut harus benar-benar memahami langkah-langkah diagnosis yang benar, yakni menggunakan bukti-bukti yang valid, mutakhir dan relevan. Sehingga tidak terjadi salah diagnosis. Karena salah dalam mendiagnosis akan menyebabkan salah dalam pemberian terapi.

Dalam memilih terapi yang tepat untuk pasien, diperlukan pertimbangan dari segi sosioekonomi, yang meliputi:

• COST BENEFIT ANALYSIS

Page 4: LAPORAN CA Colon

Biaya dan konsekuensi teknologi diekspresikan dalam unit moneter. Kelemahannya adalah tidak semua konsekuensi teknologi dapat dinilai dengan unit moneter.

• COST EFFECTIVENESS ANALYSISSemua sumber daya yang digunakan dihitung dalam unit moneter tetapi konsekuensi teknologi dihitung dengan unit alamiah (jumlah kasus yang sembuh). Kelemahannya adalah sifatnya yang kurang spesifik.

• COST UTILITY ANALYSISMengukur nilai tahun kehidupan (utility/manfaat). Dampak kesehatan diukur dengan kualitas hidup Misal: DALY=Disability Adjusted Life Years,QALY=Quality Adjusted Life Years.

• COST MINIMATION ANALYSISApabila CUA menunjukkan efikasi intervensi yang sama pada semua bidang yang penting bagi konsumen,termasuk efek samping, maka dilakukan CMA. (Syafi’i, 2008)

2. CARCINOMA COLON (KANKER USUS BESAR)

2.1 PengertianKanker merupakan daging (bagian dari tubuh) yang mengalami pertumbuhan yang tidak normal dan tidak terkendali.Kanker usus besar merupakan kanker yang tumbuh pada bagian usus besar.

2.2 Gejala Gejala yang umumnya timbul pada kanker kolon dan rektum adalah berupa:a. Perubahan dalam kebiasaan buang air besar (BAB) yang dapat berupa diare, susah BAB,dan

bila BAB merasa tidak puas seperti belum semua dikeluarkan. b. Ada darah pada tinja berwarna merah atau kehitaman.c. Ukuran tinja yang mengecil, dan bahkan bisa menjadi sangat kecil seperti kotoran kambing. d. Keluhan rasa tidak nyaman pada perut seperti kembung, rasa penuh di perut, dan mual.e. Berat badan yang makin menurun yang tidak diketahui penyebabnya.f. Pada keadaan lanjut, tidak bisa BAB sama sekali dan perut makin kembung dan terasa sakit,

bisa disertai muntah, dan keadaan umum memburuk (Anonim, 2008).

2.3 StadiumStadium 0: Pada stadium ini, sel yang abnormal masih ditemukan pada garis batas dalam dari

kolon (muskularis mukosa).Stadium 1: Pada stadium ini, kanker telah menyebar pada garis batas dalam dari kolon hingga

dinding dalam dari kolon dan belum menyebar keluar kolon. Stadium 2: Pada stadium ini, kanker telah menyebar ke lapisan otot dari kolon hingga lapisan

ketiga dari lapisan lemak atau kulit tipis yang mengelilingi kolon dan rektum. Pada stadium ini kanker belum menjalar ke kelenjar getah bening.

Stadium 3: Pada stadium ini, kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, namun belum menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Stadium 4: Pada stadium ini, kanker telah menyebar ke organ lain dari tubuh seperti hati dan paru-paru (Siregar, 2007).

2.4 Terapi untuk Carcinoma Colon a. Pembedahan (Operasi) b. Penyinaran (Radioterapi) c. Pemakaian obat-obatan pembunuh sel kanker (sitostatika/kemoterapi) d. Peningkatan daya tahan tubuh (imunoterapi) e. Pengobatan dengan hormon

Page 5: LAPORAN CA Colon

(Anonim.2008)

2.5 Persentase Harapan Hidup Selama Lima TahunPada pasien kanker stadium 2, persentase harapan hidup selama lima tahun tertinggi

adalah dengan pembedahan, yakni sekitar 65-85%. Untuk kemoterapi, yang hanya dianjurkan untuk terapi tambahan pasca operasi, hanya menambah harapan hidup maksimal 5%. Dan bahkan seringkali tidak berpengaruh terhadap harapan hidup, atau dengan kata lain, 0% (Torpy et al., 2008 ; US National Cancer Institute, n.d.).

2.6 Efek Samping Terapi

2.6.1 Efek Samping Kemoterapi

Efek samping kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi sangat kuat, dan tidak hanya membunuh sel-sel kanker, tetapi juga dapat menyerang sel-sel sehat, terutama sel-sel yang membelah dengan sangat cepat, seperti sumsum tulang belakang, rambut dan kuku. Misal:a. Pada rambut, efek yang terjadi dapat berupa kerontokan.b. Rusaknya sel-sel sumsum tulang dapat mengakibatkan berkurangnya hemoglobin,

trombosit, dan sel darah putih, sehingga membuat tubuh menjadi lemah, merasa lelah, sesak nafas, mudah mengalami perdarahan, dan mudah terinfeksi.

c. Pada kulit, efek yang terjadi dapat berupa kulit yang membiru/menghitam, kering, serta gatal.

d. Pada mulut dan tenggorokan biasanya terjadi sariawan, terasa kering, dan sulit menelan.e. Pada saluran pencernaan biasanya menyebabkan mual, muntah, dan nyeri pada perut.f. Pada produksi hormon gangguan yang timbul dapat berupa penurunan gairah seks dan

penurunan kesuburan (Herunoviat, 2008).

2.6.2 Efek Samping Radioterapi

Terapi radiasi yang luas dan dalam dosis tinggi misalnya pada Hodgkin's, seminoma, dan lain-lain dapat menimbulkan:a. Mielo-supresi, sehingga terjadi anemia.b. Leukopenia, khususnya limfositopenia.c. Radiasi daerah abdominal juga dapat menimbulkan mukositis dari mukosa usus serta

perubahan flora ususd. Keluhan-keluhan subyektif berupa mual-mual, menurunkan juga nafsu makan, yang pada

akhirnya jika berlangsung lama akan menyebabkan penurunan daya tahan pula. e. Gejala-gejala ini oleh karena gangguankeseimbangan elektrolit dan infeksi. Herpes zoster

pun dapat terjadi (Ramli, 1993).

2.6.3 Efek Samping PembedahanEfek samping dari pembedahan timbul karena luka dan anastesi yaitu,

a. Mual dan muntahb. Pendarahanc. Nyerid. Infeksie. Ketidaknyamananf. Bekas luka

3. Komunikasi EfektifDalam memilih terapi yang tepat untuk pasien, selain menguasai masalah teknis, seorang

dokter juga dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi efektif agar pasien mau jujur menceritakan keadaannya pada saat anamnesis guna menegakkan diagnosis. Di samping itu, hal ini juga bertujuan untuk memberikan rasa yakin dan percaya kepada pasien pada terapi yang

Page 6: LAPORAN CA Colon

akan dijalaninya. Komunikasi efektif dapat terjalin jika terdapat hubungan interpersonal yang baik antara dokter dengan pasien.

BAB IIIDISKUSI DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan terapi pada kanker usus besar sangat tergantung dari hasil diagnosis, mengingat penanganan dari setiap stadium tidaklah sama. Untuk stadium 1 cukup dilakukan radio terapi atau kemoterapi, stadium 2 dan 3 biasanya dilakukan terapi adjuvan (gabungan kemoterapi dan bedah) bisa juga ditambahkan radioterapi. Untuk stadium 4 nyaris tidak bisa disembuhkan. Sehingga sangat disarankan untuk orang-orang yang merasa memiliki gejala kanker usus untuk segera memeriksakan diri, karena jika diagnosis kanker usus dinyatakan masih dalam stadium awal pemberian terapi akan memberikan efek yang lebih nyata, dan di sini dokter dituntut untuk benar-benar mengenali karakteristik kanker usus. Karena walaupun pasien sudah memperiksakan dirinya pada saat stadium awal, tidak akan membawa manfaat jika dokter salah diagnosis.

Setiap terapi memiliki manfaat, efek samping dan konsekuensi ekonomi. Hal ini perlu diinformasikan pada pasien agar pasien siap menjalani terapi tersebut dengan menerimaa efek samping. Bahkan tidak jarang efek samping dari terapi justru menurunkan kualitas hidup pasien dan lebih menyiksa daripada kanker itu sendiri. Sehingga penanganan efek samping terapi menjadi hal penting yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Pemberian terapi harus disesuaikan dengan kesiapan fisik dan mental pasien.

Untuk stadium 2, mengingat tambahan kemoterapi atau radioterapi pasca operasi hanya menambah harapan-hidup-lima-tahun 0-5%, dan juga efek-efek samping yang kemungkinan dapat timbul, saya rasa tambahan kemoterapi dan radioterapi tidaklah perlu. Risiko yang diambil terlalu besar jika dibandingkan hasil yang akan didapat, itu pun jika hasil itu ada. Untuk gabungan terapi, mungkin sebaiknya digabung dengan terapi diet, yakni dengan mengurangi konsumsi makanan yang bersifat karsinogenik (dapat memicu kanker) seperti makanan yang dimasak dengan cara dibakar.

Yang sangat perlu diingat oleh dokter adalah pengambilan tindakan terapi harus disesuaikan dengan bukti penelitian yang valid karena menyangkut kelangsungan hidup pasien. Meskipun begitu pilihan terapi tetap merupakan kewenangan pasien. Jadi dokter hendaknya memberikan segala informasi tentang semua kemungkinan terapi beserta efek sampingnya, sehingga pasien dapat menentukan pilihannya dengan tepat. Masalah sosial-ekonomi sering mengahambat proses diagnosis dan terapi, sehingga dokter harus benar-benar terampil merekomendasikan terapi yang paling efektif dan sesuai kebutuhan pasien. Meskipun stadium penyakitnya sudah memasuki tahap yang nyaris tak mungkin sembuh, kelangsungan hidup pasien harus diperjuangkan.

BAB IVSIMPULAN DAN SARAN

SIMPULANo Untuk melakukan terapi yang benar harus melalu diagnosis yang benar.o Kemampuan komunikasi efektif adalah hal penting yang harus dikuasai dokter.o Kombinasi terapi dapat dilakukan pada kanker usus besar.o Untuk kanker usus besar stadium 2, terapi yang utama adalah operasi, dan tidak dianjurkan

untuk digabung dengan radioterapi atau kemotherapi.o Meskipun stadium penyakitnya sudah memasuki tahap yang nyaris tak mungkin sembuh,

kelangsungan hidup pasien harus tetap diperjuangkan.

Page 7: LAPORAN CA Colon

SARANo Pasien yang merasakan gejala-gejala kanker usus, hendaknya segera memeriksakan diri.o Pasien sebaiknya jangan mudah percaya pada terapi alternatif yang belum terbukti

kebenarannyao Dokter hendaknya memberikan segala informasi tentang semua kemungkinan terapi,

sehingga pasien dapat menentukan pilihannya dengan tepat.o Pemberian terapi harus berdasarkan bukti dan mempertimbangkan kondisi pasien (kondisi

fisik, mental, dan sosial-ekonomi)

BAB VDAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008, Kanker Usus Besar, <http://www.totalkesehatananda.com/colon1.html>.

Ali,Mulyohadi.2006.Komunikasi Efektif Dokter-Pasien.Jakarta:Konsil Kedokteran Indonesia

Engstrom et al., 2008, Colon Cancer, Clinical Practice Guidelines on Oncology, dilihat 8 September 2008, <http://www.nccn.org/professionals/physician_gls/PDF/colon.pdf>.

Torpy et al., 2008, JAMA, Colon Cancer Screening

Herunoviat, 2008, Kemoterapi Kawan atau Lawan, <http://ebookfkunsyiah.wordpress.com>.

Ramli, H. Muchiis.1993.Jenis Infeksi Nosokomial Pada Pasien Kanker. <http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/07JenisInfeksiNosokomial083.pdf/07JenisInfeksiNosokomial083.html>.

Siregar, gontar alamsyah. 2007. Deteksi dini dan penatalaksanaan kanker usus besar. Medan : <universitassumaterautara.library.usu.ac.id:8080/index.php?option=com_journal_review&id=6139&task=view>

Syafi’i,Imam dr.2008.Evidence Based Medicine.Kuliah Penunjang Blok 1 FK UNS