LAPKAS Sinusitis Maksilatis Bilateral Dara Sari Editl(1)
-
Upload
sari-yanti-matsyah -
Category
Documents
-
view
28 -
download
4
description
Transcript of LAPKAS Sinusitis Maksilatis Bilateral Dara Sari Editl(1)
LAPORAN KASUSSINUSITIS MAKSILARIS
Pembimbing :dr. T. Husni TR, M.Kes, Sp.
THT-KL
Oleh:Aulia Rachman, Bian Brillian, Dhita Dwiyani, Febi Namira Soraya, Latifa Dara Meutuah, Sari Yanti
3
Sinusitis adalah inflamasi mukosa sinus paranasal, merupakan penyakit yang sering ditemukan dalam praktek dokter sehari
hari dan dianggap sebagai salah satu penyebab gangguan kesehatan tersering di seluruh dunia.
PENDAHULUAN
1
2
3Bahaya dari sinusitis adalah komplikasi ke orbita dan
intrakranial, komplikasi ini terjadi akibat tatalaksana yang in-adekuat atau faktor predisposisi yang tidak dapat dihindari.
Menurut Gluckman, kuman penyebab sinusitis akut tersering adalah Streptococcus pneumonia dan Haemophilus infuenza yang ditemukan pada 70% kasus. Secara epidemiologi yang
paling sering terkena adalah maksilaris dan ethmoid.
1. Sinus maksilaris berbentuk pyramid
2. Basis di medial yaitu dinding lateral cavum nasi
3. Apeknya pada prosesus zygomaticus ossis maxillaris
4. Atap sinus dibentuk oleh dasar orbita
5. Dasar sinus merupakan prosesus alveolaris ossis maxillaries
6. Dinding anteriornya memisahkan sinus dengan fasies
7. Dinding posteriornya memisahkan dengan fossa pterigopalatina
ANATOMI SINUS MAKSILARIS
FUNGSI SINUS PARANASALIS
I. Mengurangi berat craniumII. Resonansi udara dan mempengaruhi kualitas suaraIII. Penahan suhu dan pengatur kondisi udaraIV. Mempengaruhi gaya berat pada saat mengunyah
sehingga tekanan tidak langsung mengenai orbita, V. Sebagai peredam perubahan tekanan udara pada
saat bersin atau membuang ingus, VI. Membantu produksi mukus untuk membersihkan
partikel yang masuk bersama udara inspirasi ke dalam sinus.
FUNGSI SINUS PARANASALIS
DEFINISI SINUSITIS Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal Sinusitis maksilaris adalah peradangan atau
inflamasi pada mukosa sinus maksilaris
Sinus Maksilaris:1. Sinus paranasal terbesar2. Letak ostium lebih tinggi dari dasar3. Dasar sinus maksila adalah dasar akar
gigi (prosesus alveolaris)4. Ostium sinus maksila terletak di meatus
medius, disekitar hiatus semilunaris yang sempit
DEFINISI SINUSITIS
ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor Predisposisi :Rhinitis alergi dan Rhinitis hormonal, sumbatan
KOM, hipertrofi konka, deviasi septum, infeksi tonsil atau gigi.
Etiologi :1.Virus (Rhinovirus, Virus influenza dll.)2.Bakteri (Pneumococcus, Streptococcus pneumoniae dll.)3.Jamur (Phaeohyphomycosis, Pseudallescheria dll.)
PATOFISIOLOGI
SINUSITIS MAKSILARI
S
HILANGNYA SILIA
PERUBAHAN
MUKOSA
INFEKSI
DRAINASE
YANG TIDAK
MEMADAI
Alergi, Defisiens
i Imun
Pengobatan yang tidak memadai
Sumbatan Mekanis
Polusi,Zat
kimia
PATOFISIOLOGI
GEJALA DAN TANDASubjektif
Demam dan lesu Hidung tersumbat, penciuman terganggu Cairan yang dirasakan berbau mengalir ke hidung
belakang Nyeri didaerah infraorbita dan kadang menjalar ke
alveolar Ada perasaan pipi penuh ketika bungkuk ke depan Nyeri kepala saat bangun tidur
GEJALA DAN TANDA
GEJALA DAN TANDAObjektif
Tampak pembengkakan di pipi dan kelopak mata bawah.
Rinoskopi anterior tampak mukosa konka hiperemis dan edem
Tampak mukopus atau nanah di meatus medius Rinoskopi posterior : tampak mukopus di
nasofaring (post nasal drip)
GEJALA DAN TANDA
DIAGNOSISAnamnesa
• Pilek yang sudah lama disertai sekret yang berbau busuk, berwarna kuning-kehijauan, hidung tersumbat, kurangnya sensitifitas dalam merasakan dan bau, sering terasa ada lendir yang mengalir di tenggorokan (post nasal drip), nyeri di daerah kedua pipi
Pemeriksaan Fisik
• Rhinoskopi anterior, Rhinoskopi posterior dan TransiluminasiPemeriksaan Mikrobiologik Dan Laboratorium
• Pemeriksaan mikrobiologik dengan mengambil sekret dari meatus medius atau meatus superior dan kultur sinus
Pemeriksaan Radiologi• Dengan Posisi water’s namun akhir-akhir ini CT scan merupakan gold
standard diagnosis sinusitisPemeriksaan Gigi
• Pemeriksaan gigi rahang atas yang mengalami gangren pulpa, abses pada apeks gigi
1. Foto Posisi Waters
2. Foto Kepala Lateral
3. CT-Scan
1 2
3
DIAGNOSIS BANDING Diagnosis banding dari sinusitis maksilaris akut
adalah : Rhinitis alergi Infeksi gigi geraham atas Benda asing dalam rongga hidung
Dignosis banding dari sinusitis maksilaris kronik adalah :
Karsinoma sinus maksila Benda asing dalam rongga hidung.
PENATALAKSANAAN1. Bed Rest2. Antibiotika3. Dekongestan lokal (tetes hidung) atau sistemik
(oral) 4. Analgetika dan antipiretik5. Mukolitik6. Tindakan operatif : FESS
PROGNOSIS
Pemberian antibiotik serta obat-obat simptomatis bersama dengan penanganan faktor penyebab dapat memberikan prognosis yang baik.
Bedah Sinus Endoskopi Fungsional akan mengembalikan fungsi sinus dan gejala akan sembuh secara komplit atau moderat sekitar 80-90% pada pasien dengan sinusitis kronis rekuren atau sinusitis kronis yang tidak responsif terhadap terapi medikamentosa
LAPORAN KASUS
• Tn. RYNama
• 51 tahunUmur
• Laki-lakiJenis Kelamin
• 1-07-33-34NRM
Identitas Pasien
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS Keluhan Utama :
Hidung tersumbat Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan hidung tersumbat sejak 4 minggu SMRS. Awalnya pasien bersin-bersin disertai pengeluaran cairan bening dari kedua hidung. Setelah itu lama-kelamaan sekret menjadi kuning-kehijauan, kental, dan bau. Hal ini disertai dengan sumbatan jalan yang juga dirasakan di kedua lubang hidung pasien. Sering terasa ada cairan yang turun dari belakang hidung ke tenggorokan. 2 minggu SMRS pasien merasakan penurunan penciuman pada kedua hidung. Pasien merasakan nyeri dibawah mata kanan disertai nyeri tekan dikedua pipi. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala seperti ditusuk- tusuk yang hilang timbul. Keluhan demam dan batuk disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini. Riwayat sering batuk, pilek, dan nyeri tenggorok disangkal. Riwayat penyakit amandel disangkal. Riwayat alergi disangkal. Riwayat maag disangkal. Riwayat asma disangkal. Riwayat penyakit hipertensi, kencing manis, dan batuk-batuk lama disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Pasien menyangkal riwayat penyakit kencing manis, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, asma di dalam keluarga.
Riwayat Pengobatan
• Pasien mengaku sering mengkonsumsi obat warung untuk menghilangkan sakit kepalanya.
Status Generalis
•Keadaan umum : Baik•Kesadaran : Compos mentis•Tanda-tanda vital• Nadi : 78 kali/menit• Suhu : 36.5 C• Pernafasan : 16 kali/menit• Tekanan darah : 130/80 mmHg•Kepala : Normocephali•Mata : Konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor kanan dan kiri, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+.•Hidung: Status lokalis•Telinga: status lokalis•Mulut dan bibir: Tidak sianosis, mukosa tidak kering •Leher : Trakea lurus di tengah, tidak teraba massa
Status Generalis
•KGB•Submandibular : tidak teraba•Supraklavikular: tidak teraba•Retroaurikular : tidak teraba•Cervical : tidak teraba•Paru •Inspeksi : kedua hemithorax simetris dalam keadaan statis dan dinamis, tidak ada retraksi sela iga.•Palpasi : Vocal fremitus kedua hemithorax sama kuat.•Perkusi : Sonor pada kedua hemithorax.•Auskultasi : suara nafas vesikuler pada kedua hemithorax, ronkhi (-), wheezing(-).•Jantung •Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat.•Palpasi : ictus cordis teraba di ICS IV linea midclavicularis sinistra.•Perkusi : tidak dilakukan.•Auskultasi : bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-).•Abdomen•Inspeksi : Datar•Auskultasi : Bising usus (+) 3 kali / menit.•Palpasi : supel, turgor kulit baik, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar•Perkusi : Timpani•Ekstremitas : edema (-/-), varises (-/-), akral hangat
Status Lokalis THT
TELINGA
AurikulaRadang (-), nyeri tekan
tragus (-)Radang (-), nyeri tekan
tragus (-)Retroaurikula
Radang (-), nyeri tekan (-) Radang (-), nyeri tekan (-)
Meatus akustikus eksternus
Mukosa hiperemi (-) Mukosa hiperemi (-)
Membran timpani
Utuh, hiperemis (-), reflex cahaya jam 5, warna
putih mengkilat
Utuh, hiperemis (-), reflex cahaya jam 7, warna putih
mengkilat
STATUS LOKALIS THT
HIDUNGVestibulum
Sekret (+), massa (-), hiperemi (+)
Sekret (+), massa (-), hiperemi (+)
Konka inferior Hipertrofi (+), hiperemi (+) Hipertrofi (+), hiperemi (+)
Meatus nasi media Pus (-), polip (-) Pus (-), polip (-)
Kavum nasi Lapang Lapang
Mukosa Hiperemi (+) Hiperemi (+) Sekret Minimal Minimal Septum Deviasi (-) Deviasi (-)
Status Lokalis THTSTATUS LOKALIS THT
Kanan KiriDeformitas Tidak ada Tidak adaNyeri tekan wajah
Dahi (-), kelopak mata bawah (+)
Dahi (-), kelopak mata bawah (+)
Nyeri ketuk pipi Dahi (-), pipi (+), depan telinga (-)
Dahi (-), pipi (+), depan telinga (-)
Krepitasi (-) (-)
Pemeriksaan Hidung dan Wajah
Status Lokalis THTSTATUS LOKALIS THT
FARING
Arkus faring DBN DBN
Tonsil
T1, hiperemi (-), kripta (-),
detritus (-), permukaan rata
T1, hiperemi (-), kripta (-),
detritus (-), permukaan rata
Uvula Simetris, hiperemi (-), edem (-)Palatum mole Simetris, hiperemi (-)Dinding faring Mukosa halus, hiperemi (-), refleks muntah +/+
Status Lokalis THTSTATUS LOKALIS THT
Pemeriksaan penunjang
Posisi water’s menunjukkan air fluid level pada sinus maksilaris
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laki-laki, 51 tahun datang dengan keluhan hidung tersumbat 4 minggu SMRS yang hilang timbul. Cairan kuning kehijauan dan berbau. Nyeri dirasakan di kedua pipi. Nyeri kepala juga ia rasakan sejak 1 minggu terakhir. Kadang terasa ada cairan yang turun dari belakang hidung ke tenggorokan.
• Pada status lokalis hidung didapatkan konka inferior hiperemis +/+ , hipertrofi +/+, mukosa hiperemis +/+, secret +/+. Foto posisi PA kesan sinusitis maksilaris bilateral.
Resume
• Sinusitis maksilaris bilateral
DIAGNOSA KERJA
• Antibiotik : Amoxicilin 500mg 3x1 dan Asam Clavulanat 500mg3x1
• Analgetik dan antipiretik : Paracetamol 500mg 3x1• Kortikosteroid spray : Fluticasone• Dekongestan spray : Xylometazoline• Saline irrigation (hypertonic saline 3%) • Tindakan operatif : FESS
PENATALAKSANAAN
• Pemeriksaan CT-Scan kepala
RENCANA PEMERIKSAAN LANJUTAN
• Ad Vitam : dubia ad bonam• Ad Fungsionam : dubia ad bonam• Ad Sanasionam: dubia ad bonam
PROGNOSIS
Seorang laki-laki, 51 tahun datang berobat
ke Poliklinik THT-KL dengan keluhan :hidung tersumbat
sejak 4 minggu SMRS,cairan kuning
kehijauan dan berbau yang keluar melalui
hidung,ada cairan yang turun dari belakang hidung
ke tenggorok.
Kasus Berdasarkan teori dapat
ditemukan sekret purulen, hidung tersumbat, nyeri pada wajah/rasa tertekan di wajah.Rasa tertekan di wajah meliputi wajah bagian depan, daerah periorbital, dan menyebabkan sakit kepala diffuse maupun localized.
Teori
ANALISA KASUS
Berdasarkan anamnesis pasien mengeluh hidung
terasa sumbat serta adanya pengeluaran cairan bening yang
lama kelamaan berubah kuning
kehijauan, kental dan berbau.
Kasus Bila terjadi edema di kompleks
osteomeatal, mukosa yang letaknya berhadapan akan
saling bertemu, sehingga silia tidak dapat bergerak dan
lendir tidak dapat dialirkan. Maka terjadi gangguan
drainase dan ventilasi didalam sinus, sehingga silia menjadi
kurang aktif dan lendir yang di produksi mukosa sinus menjadi
lebih kental dan merupakan media yang baik untuk
tumbuhnya bakteri patogen. Bila sumbatan berlangsung terus, akan terjadi hipoksia dan retensi lendir sehingga timbul infeksi oleh bakteri
anaerob.
Teori
ANALISA KASUS
Nyeri pada kedua pipi dan sakit kepala .
Kasus
Berdasarka teori gejala tersebut terjadi karena
adanya peningkatan tekanan dan edema yang terjadi pada
sinus.
Teori
ANALISA KASUS
Berdasarkan pemeriksan radiologi,
yaitu foto waters didapatkan hasil
adanya gambaran air fluid level dan
perselubungan pada sinus maksilaris
bilateral.
Kasus
Pemeriksaan radiologiFoto waters: merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang dapat
membantu dalam penegakan diagnosa
sinusitis. Hasil pemeriksaan foto waters menunjukkan
adanya gambaran perselubungan dengan
gambaran penebalan dari mukosa atau dapat ditemukan adanya
gambaran air fluid level.CT Scan merupakan
pemeriksaan penunjang yang paling sensitive dalam mengungkapkan kelainan anatomis selain melihat
adanya cairan dalam sinus.
Teori
ANALISA KASUS
Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah
:Antibiotik : Amoxicilin 500 mg 3x1 dan Asam
Clavulanat 500 mg 3x1
Analgetik dan antipiretik :
Paracetamol 500 mg 3x1
Kortikosteroid spray : Fluticasone
Dekongestan spray : XylometazolineSaline irrigation
(hypertonic saline 3%)
Kasus Antibiotik dan dekongestan
bertujuan untuk menghilangkan infeksi dan
pembengkakan mukosa serta membuka sumbatan ostium
sinus. Pilihan antibiotik diantaranya adalah golongan
penisilin seperti amoksisilin dan digabung dengan asam
clavulanate. Selain pemberian dekongestan oral atau topikal,
diperlukan terapi berupa analgetik, mukolitik, steroid
oral atau topikal, cuci hidung dengan normal salne, terapi
tersebut diberikan sesuai gejala klinis yang dikeluhkan pasien.
Teori
ANALISA KASUS
Tindakan operatif berupa FESS.
Kasus FESS (functional endoscopic
sinus surgery) merupakan operasi untuk sinusitis kronik.
Prinsipnya untuk membuka dan membersihkan derah kompleks
ostiummeatal yang menjadi sumber penyumbatan dan
infeksi. Indikasinya berupa : sinusitis kronik yang tidak membaik
setelah diberikan terapi adekuat, sinusitis kronik disertai kista atau kelainan irreversible,
polip ekstensif dan adanya komplikasi dari sinusitis, serta
sinusitis jamur.
Teori
ANALISA KASUS
TERIMA KASIH