komunikasi bisnis

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan terdiri dari 17.508 pulau, 485 suku bangsa dan 583 ba¬hasa daerah. Kenyataan itu sangat fantastis. Dengan begtu beragamnya suku bangsa, bahasa, dan adat istiadat.Kita tetap dipersatukan oleh satu bahasa, yaitu Bahasa Indpnesia. Sehingga informasi atau pesan kebudayaan dari masing-masing suku bangsa dengan bahasa yang berbeda-beda itu tetap bisa disimak. Hubungan yang terjadi di antara berbagai suku bangsa tersebut tentu saja melalui suatu proses komunikasi. Jika proses komunikasi ditinjau dari segi komunikasi antarbudaya, maka bukanlah semata-mata terjadi proses tukar menukar barang seperti di pasar, tetapi terjadi suatu proses tukar menukar segi kebudayaan. Hal itu meliputi bahasa, religi, sistem ilmu pengetahuan, sistem ekonomi, sistem teknologi, sistem organisasi sosial dan kesenian. Menurut Gerhard Malatzke komunikasi antarbudaya adalah proses pertukaran pikiran dan makna antara orang- orang berbeda budaya. Komunikasi antarbudaya pertama kali diperkenalkan oleh antropolog Edward Hall. Bidang ini sebenarnya bukan fenomena baru, komunikasi antarbudaya sudah ada sejak pertama kali orang-orang berbeda budaya 1 | Page

Transcript of komunikasi bisnis

Page 1: komunikasi bisnis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan terdiri dari 17.508 pulau, 485 suku bangsa

dan 583 ba¬hasa daerah. Kenyataan itu sangat fantastis. Dengan begtu beragamnya suku

bangsa, bahasa, dan adat istiadat.Kita tetap dipersatukan oleh satu bahasa, yaitu Bahasa

Indpnesia. Sehingga informasi atau pesan kebudayaan dari masing-masing suku bangsa

dengan bahasa yang berbeda-beda itu tetap bisa disimak.

Hubungan yang terjadi di antara berbagai suku bangsa tersebut tentu saja

melalui suatu proses komunikasi. Jika proses komunikasi ditinjau dari segi komunikasi

antarbudaya, maka bukanlah semata-mata terjadi proses tukar menukar barang seperti di

pasar, tetapi terjadi suatu proses tukar menukar segi kebudayaan. Hal itu meliputi bahasa,

religi, sistem ilmu pengetahuan, sistem ekonomi, sistem teknologi, sistem organisasi

sosial dan kesenian.

Menurut Gerhard Malatzke komunikasi antarbudaya adalah proses pertukaran

pikiran dan makna antara orang-orang berbeda budaya. Komunikasi antarbudaya pertama

kali diperkenalkan oleh antropolog Edward Hall. Bidang ini sebenarnya bukan fenomena

baru, komunikasi antarbudaya sudah ada sejak pertama kali orang-orang berbeda budaya

saling bertemu dan berinteraksi, meskipun studi yang sistematik mengenai bidang ini

baru dilakukan selama 30 tahun terakhir.

Ketika komunikasi terjadi antara orang-orang berbeda suku bangsa, kelompok

ras, atau komunitas bahasa, maka komunikasi tersebut disebut komunikasi antarbudaya.

Komunikasi antarbudaya pada dasarnya mengkaji bagaimana budaya berpengaruh

terhadap aktivitas komunikasi, apa makna pesan verbal dan non verbal menurut budaya

bersangkutan, apa yang layak dikomunikasikan, bagaimana cara mengkomunikasikan

pesan-pesan tersebut.

Dengan mengetahul ciri dasar budaya dari tiap-tiap suku bangsa akan

mengurangi keterkejutan budaya (gegar budaya), memberikan kepada kita wawasan

1 | P a g e

Page 2: komunikasi bisnis

terlebih dahulu dan memudahkan kita untuk berinteraksi dengan suku bangsa lain yang

sebelumnya sulit kita lakukan. Dai interaksi ini selanjutnya akan cenderung terjadi relasi.

Sebenarnya keanekaragaman budaya bukanlah sesuatu yang akan^hilang pada

waktu mendatang yang memungkinkan kita merencanakan strategi berdasarkan asumsi

saling memahami. Dari sinikemudian akan timbul empathy dari diri kita terhadap orang-

orang dari suku bangsa lain. Adanya saling memahami dan pengertian di antara orang-

orang berbeda budaya akan mengurangi konflik yang selama ini sering terjadi. Konflik

biasanya terjadi karena berbedanya persepsi mengenai nilai- nilai antarbudaya.

Hal yang keramat bagi satu suku bangsa boleh jadi merupakan hal yang

dianggap biasa bagi suku bangsa lainnya. Situasi seperti ini sebenarnya bisa dicari jalan

keluarnya, yaitu dengan pemahaman, yang mendalam mengenai budaya lain dan tahu

strategi pendekatannya. Agak sulit memang untuk memahami secara detail sebanyak 485

suku bangsa yang tersebar di pulau-pulau yang berbeda dan dibatasi oleh laut yang

cukup luas. Tentu saja ini mempengaruhi pesan komunikasi yang hendak di sampaikan.

Tapi kita harus optimis mengenai perbedaan budaya di Indonesia. Karena pada

dasarnya. hal itu merupakan salah satu kekayaan dari Negara Republik Indonesia, Dan

ini adalah tantangan bagi kita, terutama bagi mereka yang berkecimpung dalam bidang

ilmu komunikasi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik Daerah Jawa dan Daerah Sulawesi Selatan (Makassar)?

2. Sikap dan prilaku apa saja yang membedakan antara suku jawa dengan suku mun ai?

3. Bagaimana tata cara antara suku jawa dengan suku muna dalam melakukan

komunikasi di bidang bisnis?

4. Usaha apa yang dilakukan suku jawa dan suku muna dalam melakukan kegiatan

bisnis?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mengetahui karateristik baik dari Daerah

JAWA maupun Daerah SULSEL (Makassar) serta hubungan komunikasi bisnis yang

dilakukan antara kedua daerah tersebut.

2 | P a g e

Page 3: komunikasi bisnis

D. Manfaat

1. Bagi mahasiswa digunakan sebagai bahan referensi pembelanjaran mata kuliah

Komunikasi Bisnis

2. Bagi masyarakat digunakan sebagai acuan komunikasi antar budaya daerah dalam

aktivitas bisnis.

3. Bagi perusahaan digunakan sebagai acuan/tolak ukur dalam menentukan strategi

pemasaran produk dalam suatu daerah.

3 | P a g e

Page 4: komunikasi bisnis

BAB II

PEMBAHASAN

A. Budaya Jawa

Suku Jawa adalah suku bangsa yang terbesar di Indonesia, dengan jumlahnya

di sekitar 90 juta. Mereka berasal dari pulau Jawa dan menghuni khususnya di

provinsi Jawa Tengah serta Jawa Timur tetapi di provinsi Jawa Barat, Banten dan

tentu sahaja di Jakarta, mereka juga banyak ditemukan.

1. Karateristik

Suku jawa diidentikkan dengan berbagai sikap sopan, segan,

menyembunyikan perasaan alias tidak sukalangsung-langsung, menjaga etika

berbicara baik secara konten isi dan bahasa perkataanmaupun objek yang diajak

berbicara. Bahasa Jawa adalah bahasa berstrata, memiliki berbagai tingkatanyang

disesuaikan dengan objek yang diajak bicara.Suku Jawa umumnya mereka lebih

suka menyembunyikan perasaan. Menampik keinginan hati demisebuah etika dan

sopan santun sikap yang dijaga. Misalnya saat bertamu dan disuguhi hidangan.

Karakter khas seorang yang bersuku Jawa adalah menunggu dipersilahkan untuk

mencicipi, bahkan terkadang sikapsungkan mampu melawan kehendak

ataukeinginan hati.Jika Anda berteman dengan orang Jawa, jangan sedih bila apa

yang Anda sajikan hanya dimakansedikit atau mungkin tidak dicicipi sama sekali.

Sebab itu terkadang merupakan bagian dari naluri kesukuanyang melekat pada diri

rekan Anda.

Soal etika, suku Jawa memang sangat menjunjung tinggi persoalan

yang satu ini. Baik secara sikap maupunberbicara. Untuk berbicara, seorang yang

lebih muda hendaknya menggunakanbahasa Jawa halus yang terkesan lebih

sopan.Berbeda dengan bahasa yang digunakan untuk rekan sebaya maupun yang

usianya di bawah.Demikian juga dengan sikap, orang yang lebih muda hendaknya

betul-betul mampu menjaga sikap etika yangbaik terhadap orang yang usianya

lebih tua dari dirinya.

4 | P a g e

Page 5: komunikasi bisnis

Suku Jawa itu sendiri terdiri dari berbagai macam jenis tergantung

pada lokasi daerah mereka berdiam.Biasanya secara lebih khusus lagi, setiap suku

Jawa tersebut memiliki ragam kebudayaan yang lebih khaslagi, baik soal bahasa,

adat kebiasaan, makanan khas dan sebagainya.

2. Bahasa

Sebahagian besar suku bangsa Jawa menuturkan bahasa Jawa sebagai bahasa

percakapan harian. Sebuah tinjauan pendapat yang dijalankan oleh Majalah

Tempo pada awal dekad 1990-an menunjukkan bahawa hanya sekitar 12%

daripada orang-orang Jawa menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

pertuturan harian. Sekitar 18% menggunakan campuran bahasa Jawa dan bahasa

Indonesia, dengan yang lain menuturkan bahasa Jawa sebagai bahasa utama

mereka.

Keturunan-keturunan masyarakat Jawa berpendapat bahawa bahasa

Jawa adalah bahasa yang sangat sopan dan mereka, khususnya orang-orang yang

lebih tua, menghargai orang-orang yang menuturkan bahasa mereka. Bahasa Jawa

juga sangat mempunyai erti yang luas.

3. Kepercayaan

Sebahagian besar orang Jawa menganuti agama Islam pada nama

sahaja. Yang menganuti agama Kristian, Protestan dan Katolik juga banyak,

termasuknya di kawasan luar bandar, dengan penganut agama Buddha dan Hindu

juga ditemukan di kalangan masyarakat Jawa. Terdapat juga agama kepercayaan

suku Jawa yang disebut sebagai agama Kejawen. Kepercayaan ini pada dasarnya

berdasarkan kepercayaan animisme dengan pengaruh agama Hindu-Buddha yang

kuat. Masyarakat Jawa terkenal kerana sifat asimilasi kepercayaannya, dengan

semua budaya luar diserap dan ditafsirkan mengikut nilai-nilai Jawa sehingga

kepercayaan seseorang kadang kalanya menjadi kabur.

4. Pekerjaan

Di Indonesia, orang Jawa bisa ditemukan dalam segala bidang.

Terutama bidang Administrasi Negara dan Militer banyak didominasi orang Jawa.

Meski banyak pengusaha Indonesia yang sukses berasal dari suku Jawa, orang

Jawa tidak menonjol dalam bidang Bisnis dan Industri, banyak diantara suku Jawa

5 | P a g e

Page 6: komunikasi bisnis

bekerja sebagai buruh kasar dan tenaga kerja indonesia seperti pembantu, dan

buruh di hutan-hutan di luar negeri yang mencapai hampir 6 juta orang. Dan

tentunya kini semakin bertambah banyak. Banyak variasi pekerjaan sesuai dengan

keahlian dan keterampilan yang dimiliki.

Selain sumber penghidupan yang berasal dari pekerjaan-pekerjaan

kepegawaian, pertukangan dan perdagangan, bertani adalah juga merupakan salah

satu mata pencaharian hidup dari sebagian besar masyarakat orang Jawa di desa-

desa. Di dalam melakukan pekerjaan pertanian ini, diantara mereka ada yang

menggarap tanah pertaniannya untuk dibuat kebun kering ( tegalan ), terutama

mereka yang hidup di daerah pegunungan. Sedangkan yang lain, yaitu yang

bertempat tinggal di daerah-daerah yang lebih rendah mengolah tanah-tanah

pertanian tersebut untuk dijadikan sawah. Biasanya disamping tanaman padi,

beberapa jenis tanaman palawija juga ditumbuhkan baik sebagai tanaman utama di

tegalan maupun sebagai tanaman penyela di sawah pada waktu musim kemarau

dimana air sangat kurang untuk pengairan sawah-saah itu. Tanaman penyela

tersebut, diantaranya adalah ketela pohon, ketela rambat, kedelai, kacang tanah,

kacang tunggak, kacang brol, dan lain-lain.

Sawah itu ada yang dimiliki sendiri dan sawah ini disebut sawah

sanggan dan sawah yasan. Pemilik yang kelebihan dapat menjual sawah seperti itu

kepada orang lain. Dalam hal ini dia bisa menjual secara adol tahunan, ialah hanya

menyewakan sawahnya untuk satu tahun, atau secara adol ceplik, ialah menjual

lepas sawahnya. Banyak orang di desa tidak memiliki tanah-tanah pertanian yang

luas, bahakna banyak juga yang tidak mempunyaianya sama sekali. Orang seperti

itu terpaksa bekerja menjadi buruh tani, menyewa tanah, bagi hasil atau

menggadai tanah.

Orang yang menyewa tanah, karena ia kaya dapat memberikan

sejumlah uangnya kepada orang pemilik sawah yang memerlukan, misalnya untuk

satu masa panen, yang disebut adol oyodan. Apabila orang yang tidak mempunyai

tanah ingin mendapat hasil dengan cara bagi hasil, artinya memperoleh separo

bagian hasil panennya, maka sistem itu disebut maro. Kalau ia menerima sepertiga

bagian saja, sistem itu disebut mertelu. Sudah barang tentu cara-cara bagi hasil ini

tergantung kepada keadaantingkat kesuburan tanah pertanian tersebut. Terutama

untuk bagi hasil tanaman palawija kacang brol, si pemilik sawah biasanya hanya

akan menerima seperlima bagian dari seluruh hasil panenan sawahnya.

6 | P a g e

Page 7: komunikasi bisnis

Akhirnya jika orang hendak menggadai tanah, maka ada yang disebut

adol sende, artinya ia meminjamkan uang kepada orang lain, dimana ia mendapat

tanha pertanian sebagai barang gadaian untuk diolah. Kemudian jika si peminjam

uang dan pemilik sawah tersebut berhasil mengembaikan uang pinjamannya pada

suatu waktu, maka tanha pertanian tadi diserahkan kembali kepadanya. Walaupun

demikian ornag yang menggadai tanah itu sudah dapat memungut hasil

pertaniannya setidak-tidaknya satu kali masa panen, sebagia bunganya. Hubungan

transksi semacam ini, umumnya dilakukan oleh kedua belah pihak dengna

disaksikan oleh salah seorang anggota Pamong Desa.

Selain sumber penghasilan dari lapangan pekerjaan pokok bertani

tersebut, adapula beberapa sumber pendapatan lain yang diperoleh dari usaha-

usaha kerja sambilan membuat makanna tempe, mencetak batu merah, mbotok

atau membuat minyak goreng kelapa, membatik, menganyam tikar, dan menjadi

tukang-tukang kayu, batu atau reparasi sepeda dan lapangan-lapangan pekerjaan

lain yang mungkin dikerjakan.

orang jawa itu sukanya merantau , jauh dari keluarga dan mencari

nafkah di luar tempat ia lahir . mereka lebih suka merantau yang bener-bener jauh

dari tempat asalnya seperti di jakarta . makanya kebanyakan orang yang mudik itu

orang jawa semua hampir ya sebagian besar ke Malaysia , lampung ,sumatra

utara, jambi , sumatera selatan  .

5. Susun lapis sosial

Masyarakat Jawa juga terkenal kerana pembahagian golongan

sosialnya. Pada dekad 1960-an, Clifford Geertz, pakar antropologi Amerika

Syarikat yang ternama, membahagikan masyarakat Jawa kepada tiga buah

kelompok:

1. Kaum santri

2. Kaum abangan

3. Kaum priyayi.

Menurut beliau, kaum santri adalah penganut agama Islam yang warak,

manakala kaum abangan adalah penganut Islam pada nama sahaja atau penganut

Kejawen, dengan kaum priyayi merupakan kaum bangsawan. Tetapi kesimpulan

Geertz ini banyak ditentang kerana ia mencampurkan golongan sosial dengan

7 | P a g e

Page 8: komunikasi bisnis

golongan kepercayaan. Pengelasan sosialnya juga dicemari oleh penggolongan

kaum-kaum lain, misalnya orang-orang Indonesia yang lain serta juga suku-suku

bangsa bukan pribumi seperti keturunan-keturunan Arab, Tionghoa dan India.

6. Kesenian

Orang Jawa terkenal kerana kebudayaan seni yang sebahagian

besarnya dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha, iaitu pementasan wayang.

Repertoir cerita wayang atau lakonan sebahagian besarnya berdasarkan roman

kesateriaan Ramayana dan Mahabharata. Walaupun demikian, terdapat juga

pengaruh Islam serta Dunia Barat.

7. Stereotaip orang Jawa

Orang Jawa terkenal sebagai suku bangsa yang sopan dan halus, tetapi

mereka juga terkenal sebagai suatu suku bangsa yang tertutup dan tidak mahu

terus terang. Sifat ini konon berdasarkan sifat orang Jawa yang ingin

memeliharakan keharmonian atau keserasian dan menghindari pertikaian. Oleh

itu, mereka cenderung diam sahaja dan tidak membantah apabila tertimbulnya

percanggahan pendapat. Salah satu kesan yang buruk daripada kecenderungan ini

adalah bahawa mereka biasanya dengan mudah menyimpan dendam.

Orang suku Jawa juga mempunyai kecenderungan untuk membeza-

bezakan masyarakat berdasarkan asal-usul dan kasta atau golongan sosial. Sifat

seperti ini dikatakan merupakan sifat feudalisme yang berasal daripada ajaran-

ajaran kebudayaan Hindu dan Jawa Kuno yang sudah diyakini secara turun-

temurun oleh masyarakat Jawa sehingga sekarang.

B. Daerah Sulawesi Selatan ( Makassar )

1. Suku

Suku asli penduduk Kota Makassar adalah Makassar, dan sukusuku ainnya yang

berada di kota tersebut merupakan pendatang, baik dari asal kabupaten/kota se-

Sulawesi Selatan maupun di luar Sulawesi Selatan. Suku Makassar tidak hanya

berada di Kota ini, tetapi juga ada beberapa kabupaten yang penduduknya juga

memiliki Suku Makassar, antara lain Bantaeng dan Jeneponto.

8 | P a g e

Page 9: komunikasi bisnis

2. Pekerjaan

Sebagian besar reponden bekerja sebagai ibu rumah tangga. Alokasi waktu

lebih banyak digunakan untuk mengurus rumah tangga, anak dan suami. Sebagian

dari mereka tidak punya aktivitas selain mengurus rumah tangga saja. Tetapi ada

sekitar 20% dari ibu rumah tangga tersebut memiliki aktivitas sosial rutin di

lingkungan Kondisi Pemukimannya, antara lain arisan, pengajian, kader

posyandu.

Sementara ibu-ibu yang memiliki aktivitas ekonomi selain sebagai ibu rumah

tangga, lebih banyak bekerja sebagai pedagang/penjual (9,2%), antara lain jualan

kebutuhan sehari-hari (buka warung di rumah), berjualan sayur/ubi/buah di pasar,

berdagang baju dari rumah ke rumah. Ada yang berjualan bersama suami, tetapi

sebagian besar mereka jualan sendiri, karena suami juga punya jualan di tempat

yang berbeda.

Pekerjaan lainnya adalah PNS (7,3%), karyawan/pegawai swasta (2,6%), dan

pembantu/tukang cuci (1,1%). Tujuan utama mereka bekerja adalah menambah

penghasilan keluarga. Mereka merasakan penghasilan dari pekerjaan suami tidak

mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

3. Falsafah Budaya Makassar

Makassar berasal dari kata sifat Mangkasara’ yang berarti memiliki sifat yang

mulia dan mencintai kejujuran. Seperti contohnya dalam ungkapan Akkana

Mangkasara’ (berkata-kata dengan sifat mangkasara’) yang dimaknai sebagai

tutur kata yang jujur. Nah, kalau saat ini Anda berkata dalam hati “Oooh.. gitu

ya..” artinya kemungkinan besar Anda selama ini sangat mendewakan makna

‘kasar’ di balik nama kota ini.

Selain itu, kedua suku Bugis Makassar tersohor sebagai kaum pelaut yang

berani sejak dahulukala hingga sekarang. Sebagai pelaut yang kerap ‘bergaul’ dan

akrab dengan angin dan gelombang lautan, maka sifat-sifat dinamis dari

gelombang yang selalu bergerak tidak mau tenang itu, mempengaruhi jiwa dan

karakter orang Bugis Makassar. Ini lalu tercermin dalam pepatah, syair atau

pantun yang berhubungan dengan keadaan laut, yang kemudian memantulkan

bayangan betapa watak atau sifat kedua suku bangsa itu.

Tapi, kalau kita telah mengenal jiwa dan wataknya atau adat istiadatnya, maka

kita tengah berhadapan dengan suku bangsa yang peramah, sopan santun, bahkan

9 | P a g e

Page 10: komunikasi bisnis

kalau perlu ia rela mengeluarkan segala isi hatinya –bahkan jiwanya sekalipun-

kepada kita.

Ada beberapa prinsip hidup yang merupakan nilai nilai yang dianut dan

membentuk karakter orang bugis makassar. Prinsip hidup tersebut  berbeda

dengan suku lain setidaknya dengan penilaian subyektif saya sebagai orang bugis

makassar.

1. Prinsip hidup tidak pasrah pada keadaan ( tidak nrimo)

Orang bugis makassar sangat menghargai orang yang memiliki

semangat juang yang tinggi, tidak menyerah bahkan harus mati sekalipun.

Bahkan ketika lawan sangat kuat pun sangat memalukan ketika harus

mengalah yang penting yakin bahwa yang diperjuangkan adalah benar. orang

bugis makassar lebih memilih untuk melawan sampai habis-habisan. ketika

ada seseorang dimasyarakat yang tertindas namun tidak melawan akan

dianggap pecundang dan di cemoohkan oleh masyarakat.

2. Solidaritas dan kesetiaan

Bagi orang bugis makassar, Komunitas sangatlah penting. Ikatan

solidaritas dan kesetiakawanan sangat dijunjung tinggi. jika kita pernah

minum di gelas yang sama, maka engkau adalah saudaraku dan saya siap mati

untuk masalahmu. Penghianatan adalah perbuatan yang sangat nista dan

sangat rendah dimata orang bugis makassar. ketik bersama seorang kawan dan

ada masalah yang menimpanya, maka  harus dibela kalau perlu harus mati

bersamanya, meninggalkan kawan yang dapat masalah adalah perbuatan yang

dianggap hina oleh orang bugis makassar. Mungkin ada pembaca yang heran

jika tawuran mahasiswa bisa terjadi hanya karena serombongan cewek di

goda  cowok, sementara di rombongan cewek itu ada satu orang cowok. jika

cowok yang seorang ini tidak membela maka akan sangat terhina, dan jika

seorang cowok ini melawan, akan datanglah teman2nya untuk membantu

dengan alasan setiakawan.

3. Siri’ atau harga diri.

Masyarakat bugis makassar sangat menjunjung tinggi siri’ atau harga

diri atau rasa malu. Jika sudah merasa dipermalukan, maka harus melakukan

reaksi untuk menutupi rasa malu tersebut, bahkan sampai harus mengorbankan

10 | P a g e

Page 11: komunikasi bisnis

nyawa. jika seseorang dipermalukan dan tidak melakukan reaksi maka disebut

degaga siri’na/tena siri’na dan tidak mendapat tempat dimasyarakat. Ada

beberapa perbuatan yang dianggap dipermalukan misalnya :keluarganya

ditindas, nama baik keluarganya tercoreng,  perempuan yang ada

dikomunitasnya baik keluarga maupun temannya diganggu, ditempeleng

(tampar),  kata -kata yang kotor dan lain-lain. Perbuatan yang membuat

dipermalukan ini bisa berbeda bagi setiap pribadi orang bugis makassar, bisa

dipengaruhi usia dan perkembangan jaman dari waktu -ke waktu. tidak ada

standar yang jelas, sangat subyektif sifatnnya. Tapi jika sudah merasa

dipermalukan maka reaksi bisa sama meski konteks masalahnya berbeda.

seorang teman mengatakan kepada saya untuk konteks siri’ ini  ada

kemiripan dengan budaya jepang. Perbedaanya adalah orang jepang yang

merasa malu melakukan harakiri atau bunuh diri. Tapi kalau orang bugis

makassar merasa dipermalukan maka dia bisa bunuh banyak orang sebelum

terbunuh.

4. Tata krama / sopan santun

Orang bugis makassar sangat menghargai tata krama/ sopan santun

yang dikenal dengan sipakalebbi (saling menghargai) dan sipakatau’ ( saling

menghargai sebagai sesama manusia). Setiap orang dituntut untuk

memperlakukan orang lain dengan baik dan santun. Namun jika ada seseorang

yang memperlakukanorang lain  dengan tidak sopan, maka orang tersebut

dapat membalasnya dengan lebih tidak sopan atau bahkan melakukan tindakan

yang anarkis. masyarakat  bugis makassar dapat memahami tindakan yang

dilakukan sebagai reaksi dari ketidaksopanan seseorang.

Beberapa prinsip hidup tersebut sangat mempengaruhi karakter orang

bugis makassar dalam interaksi sosial kemasyarakatan. Prinsip hidup yang

seyogyanya adalah nilai-nilai kebaikan dapat berdampak buruk karena disalah

artikan dan mengalami distorsi.

11 | P a g e

Page 12: komunikasi bisnis

CONTOH HUBUNGAN BISNIS ANTAR JAWA DAN SULSEL (MAKASSAR)

A. Makassar Sumbang 10% Penjualan Herbalife

Monday, 30 April 2012

MAKASSAR – General Manager Herbalife Indonesia, Andam Dewi menyatakan Kota

Makassar sebagai salah daerah yang memiliki potensi dalam penjualan produk nutrisi dan

kesehatan, Herbalife.

Pada kuartal pertama, persentase penjualan mencapai 10% dari total penjualan secara

nasional. “Kontribusi penjualan sebesar 10% secara nasional bukan hal yang mudah,

mengingat produk ini masih lebih besar di Jawa dan baru menyentuh pasar Makassar dalam

beberapa tahun terakhir,” tuturnya, kemarin. Menurutnya,kontribusi terbesar penjualan produk

Herbalife masih ada di Pulau Jawa yakni mencapai 60%. Sisanya, sebesar 40% berasal dari

luar Jawa.

Dari sekitar 15 item produk kesehatan, dengan 1.000 distributor, produk Nutritional Shake

Milk memberikan kontribusi hingga 50% pada total pendapatan dan dikonsumsi sekitar

500.000 orang tiap bulannya. Saat ini, produk Herbalife juga sudah dipasarkan di 81 negara,

dengan 2,5 juta distributor di seluruh dunia.

Kendati, mengalami peningkatan pendapatan, pejualan produk tersebut bukan tanpa hambatan

khususnya di Makassar. Pangsa pasar yang masih terbatas menjadi kendala utama. Karena

itu,mulai kuartal kedua 2012, Herbalife akan menyasar kalangan menengah ke bawah untuk

pemasaran produk, dan memperluas penjualan ke Indonesia Timur.

“Untuk penjualan produk, kami banyak merangkul dokter, ahli gizi hingga ibu rumah tangga

sebagai distributor. Semuanya bisa terlibat, karena pendekatan yang kami gunakan dalam

pemasaran itu adalah peningkatan pengetahuan tentang kesehatan,” kata Andam Dewi. ●

rahmat hardiansya

12 | P a g e

Page 13: komunikasi bisnis

B. 80 Persen Sutera Sulsel Dipasarkan di Jawa

Produksi 2,5 Juta Meter Per Tahun

Kamis, 20 Mei 2010 | 01:28 WITA

Makassar, Tribun - Sulawesi Selatan (Sulsel) mampu memproduksi kain sutera rata-rata

sekitar 2,5 juta meter per tahun. Jumlah itu belum termasuk produksi benang sutera yang

mencapai 50 ton per tahun.

Hal ini dikemukan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel, Amar Kadir,

saat membuka pameran produk sutera di Balai Pendidikan, Pelatihan, dan Promosi Eksport

Daerah (BP3ED) atau Regional Training & Promotion Center (RETPC), Jl Dr Sam Ratulangi

No 93, Makassar, Rabu (19/5). Dijelaskan, meski Sulsel belum pernah mengekspor kain

sutera, namun dari jumlah kain yang dihasilkan, sebanyak 80 persen untuk memenuhi

kebutuhan perdagangan antarpulau. "Daerah yang dituju adalah Yogyakarta, Bandung,

Jakarta, dan Pulau Sumatera," jelas Amar Kadir. Kain dan benang sutera sebanyak itu,

katanya, dihasilkan oleh sekitar 5.000 pengrajin alat tenun bukan mesin (ATBM) yang

tersebar di beberapa kabupaten di Sulsel. "Kita harapkan ada peningkatan produksi. Target

kami sekitar 10 persen peningkatan per tahun. Apalagi selama ini kita masih mengimpor

benang dari China. Itu artinya masih ada peluang pasar," katanya.

Olehnya itu, lanjutnya, untuk mengurangi impor akan ada alat bantuan dari

kementerian perindustrian untuk memenuhi kebutuhan benang. "Secara bertahap kita akan

turunkan impor sekitar 20 persen dengan adanya alat bantuan ini, meski ternyata masih belum

bisa memenuhi kebutuhan sutera kita," tambahnya.

Olehnya itu, dalam pengembangan desain sutera di Sulsel, disperindag akan

menggandeng Japan International Cooperation Agency (JICA). "Minat luar negeri cukup

besar karena sutera termasuk  produk yang eksklusif. Sutera kita punya corak khas. Untuk itu,

diharapkan melalui kerja sama ini, kita tak hanya melayani perdagangan antarpulau saja,

namun juga bisa menembus pasar internasional," katanya. (cr4)

13 | P a g e

Page 14: komunikasi bisnis

Produk Sutera Dipamerkan di BP3ED

Sementara itu, tenaga ahli senior Japan International Cooperation Agency (JICA) di

Makassar, Yoshiko Okawa, memamerkan desain produk suteranya di Balai Pendidikan,

Pelatihan, dan Promosi Eksport Daerah (BP3ED) .Dalam pameran yang berlangsung sejak 19

Mei hingga 22 Mei ini, juga ditampilkan berbagai produk hiasan dinding, tas, topi, bantal

kursi, kimono, dan aneka souvenir. Pameran ini bertujuan untuk mengembangkan desain

produk Sulsel, utamanya sutera, baik corak, kain, maupun sutera yang dibuat produk.(cr4)

 

14 | P a g e

Page 15: komunikasi bisnis

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Di era globalisasi seperti ini komunikasi antar budaya adalah konteks

komunikasi yang juga sering terjadi. Masyarakat sekarang ini juga sering

berkomunikasi dengan individu yang berasal dari budaya yang berbeda. Komunikasi

antar budaya semacam ini telah banyak dan semakin banyak terjadi apalagi kita

tinggal di negara Indonesia yang terdiri dari berbagai macam budaya, tentunya kita

akan sering berkomunikasi dengan orang-orang dari berbagai budaya dan etnik.

Semakin pesatnya perkembangan teknologi saat ini memungkinkan kita untuk

berkomunikasi lintas budaya. Dimana ada perbedaan bahasa, kebiasaan dan lain

sebagainya. Pengembangan keterampilan berkomunikasi bisnis lintas budaya menjadi

semakin penting artinya, mengingat dunia bisnis sudah menjadi bagian dari

globalisasi. Kita juga dapat mempelajari secara detail mengenai kebudayaan dengan

berbagai cara yang sangat banyak saat ini, seperti membaca, browsing internet,

berita,dan lain-lain agar dapat memahami perbedaan lintas budaya dan

memandangnya sebagai suatu anugerah bukan memandang dengan

mendeskriminasinya.

B. Saran

Bagi para pelaku bisnis sebelum menjalin hubungan bisnis dengan suatu

masyrakat daerah tertentu baiknya mengetahui karakteristik, prilaku, kebiasaan, dan

adat istiadat masyarakat daerah yang menjadi tujuan bisnis. Demi terciptanya

komunikasi bisnis sesuai yang diharapkan agar masing-masing pihak dapat memenuhi

kebutuhan bisnis.

15 | P a g e

Page 16: komunikasi bisnis

DAFTAR PUSTAKA

http://sbektiistiyanto.files.wordpress.com/2008/02/klb-2.ppt

16 | P a g e