Kaplan Translate Indonesia

34
Henri Gastaut mengamati bahwa PMR muncul di 0,3% subjek normal, 3% dari pasien epilepsi, dan 17% dari pasien dengan gangguan psykiatrik. PMR juga meningkat pada tahap-tahap awal penghentian konsumsi alkohol pada pecandu alcohol kronis dan sesudah penghentian secara tiba-tiba dari obat bius dan obat penenang lainnya. Hubungan klinis PMR masih perlu diteliti lebih lanjut secara utuh pada penelitian yang sistematis. Pada tahap pengaktifan abnormaliats EEG, seseorang mencari respon yang menunjukkan abnormal pada EEG yang terdiri dari respon serempak timbal balik, biasanya tersebar, tampilan spike and wave dari frekuensi yang berbeda atau tersebar, spike and wave ganda yang lengkap. Ketika sisa EEGnya normal, dan gangguan serangan atau sikap yang dicurigai bisa menjadi sebuah kemunculan paroxysmal EEG, dysrhythmia dicurigai, PS bisa menjadi aktivasi berharga untuk digunakan. Batasan utamanya, khususnya sebagai sebuah prosedur khusus, bukanlah munculnya “positif false” yang signifikan terhadap respon EEG yang menunjukkan abnormal pada individu dengan sejarah tidak memiliki gangguan serangan dan tidak adanya gejala yang bernada seperti itu. Tampilan spike-wave yang bertahan setelah penghentian PS mungkin juga menjadi indikasi dari respon yang menunjukkan abnormal pada EEG. Selain itu, penyebaran aktivitas spike-wave ke pengawasan lain selain pengawsan occipital mungkin juga menjadi indikasi dari sebuah proses pathologi. Kondisi Tidur

description

Translation of Kaplan

Transcript of Kaplan Translate Indonesia

Henri Gastaut mengamati bahwa PMR muncul di 0,3% subjek normal, 3% dari pasien epilepsi, dan 17% dari pasien dengan gangguan psykiatrik. PMR juga meningkat pada tahap-tahap awal penghentian konsumsi alkohol pada pecandu alcohol kronis dan sesudah penghentian secara tiba-tiba dari obat bius dan obat penenang lainnya. Hubungan klinis PMR masih perlu diteliti lebih lanjut secara utuh pada penelitian yang sistematis.Pada tahap pengaktifan abnormaliats EEG, seseorang mencari respon yang menunjukkan abnormal pada EEG yang terdiri dari respon serempak timbal balik, biasanya tersebar, tampilan spike and wave dari frekuensi yang berbeda atau tersebar, spike and wave ganda yang lengkap. Ketika sisa EEGnya normal, dan gangguan serangan atau sikap yang dicurigai bisa menjadi sebuah kemunculan paroxysmal EEG, dysrhythmia dicurigai, PS bisa menjadi aktivasi berharga untuk digunakan. Batasan utamanya, khususnya sebagai sebuah prosedur khusus, bukanlah munculnya positif false yang signifikan terhadap respon EEG yang menunjukkan abnormal pada individu dengan sejarah tidak memiliki gangguan serangan dan tidak adanya gejala yang bernada seperti itu. Tampilan spike-wave yang bertahan setelah penghentian PS mungkin juga menjadi indikasi dari respon yang menunjukkan abnormal pada EEG. Selain itu, penyebaran aktivitas spike-wave ke pengawasan lain selain pengawsan occipital mungkin juga menjadi indikasi dari sebuah proses pathologi.

Kondisi TidurSecara umum karena penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya dan usaha yang tiada henti dari Fred dan Erna Gibbs, EEG merekam selama pada kondisi tidur, alami atau karena bius, sekarang telah diterima secara luas sebagai sebuah teknik penting untuk menimbulkan tampilan paroxysmal yang bervariasi, ketika rekaman pada kondisi sadar normal, atau untuk meningkatkan jumlah tampilan abnormal diperbolehkan dibuatnya interpretasi definisi yang lebih banyak. Sebuah keberagaman tampilan terpusat atau menyebar dari spike dan spike-wave, sama halnya dengan beberapa pola paroxysmal minor atau kontroversial, muncul lebih banyak dan sering selama pada kondisi ngantuk dan kondisi hampir tertidur dibandingkan selama perekaman pada kondisi sadar, dan beberapa diantaranya terlihat hampir eksklusif selama perekaman saat kondisi tidur. Pola paroxysmal pada intinya membedakan antara pola-pola tersebut pada tingkatan dimana kemunculannya pada rekaman merupakan ketergantungan aktivasi pada kondisi tidur. Walaupun kebanyakan EEG klinis sebaiknya memuat rekaman pada kondisi kantuk dan hampir tertidur secara lengkap, langkah mendalam pada step III dan IV pada kondisi tidur dengan perlambatan gelombang delta dengan tegangan tinggi yang disamaratakan hampir tidak memiliki properti aktivasi dan tidak berguna secada klinis..Gambar:

Gambar 1.14-13 persentasi dari pola berbagai electroencephalography dideteksi hanya selama pada kondisi ngantuk atau kondisi tidur, atau keduanya. Dibaca sebagai berikut: dari semua kasus fokus spike ganda, 30% membutuhkan kondisi ngantuk atau kondisi tidur, atau keduanya, perekaman untuk deteksinya, dan 70% dideteksi selama perekaman pada kondisi sadar. RMTD, rhythmic mid-temporal discharges. (Data diringkas dari Gibbs FA, Gibbs EL: berapa banyak perekaman pada kondisi tidur berkontribusi terhadap deteksi aktivitas serangan? Clin Electroencephalogr. 1971;2:169; and Struve FA, Pike LE: Pelaksanaan EEG rutin pada pasien psikiater remaja dan dewasa pada kondisi sadar dan tidur. Clin Electroencephalogr. 1974;5:67. Sebuah grafik pengembangan yang hebat dengan 27 pola EEG dapat ditemukan pada Struve FA. EEG klinis sebagai sebuah metode penilaian pada praktek psikiatrik. Pada Hall RCW, Beresford TP, eds. Handbook Psychiatric DiagnosticProcedures. Vol. 2. New York: Spectrum Publications, 1985.)

Kondisi Kurang TidurTelah ditunjukkan bahwa tekanan CNS dihasilkan dari kurang atau tidak tidur selama 24 jam dapat mengantarkan pada aktivasi tampilan EEG paroxysmal di beberapa kasus.Efek ini agaknya bebas dari property aktivasi yang diketahui pada kondisi tidur itu sendiri baik secara alami atau diberi penenang. Kurang atau hilangnya masa tidur tidak memiliki resiko untuk kesehatan pasien tetapi mungkin bertentangan bagi pasien yang secara medis atau secara fisik disepakati. Kerugian utama adalah kecenderungan untuk tidur menghilangkan individu untuk masuk ke kondisi tidur nyenyak (Langkah III dan IV) secara cepat pada permulaan perekaman, hal ini mengurangi kesempatan pendeteksian aktivitas spike. Metode optimal adalah meyakinkan subject agar tetap sadar sampai proses perekaman dimulai dan tetap mempertahankan untuk periode awal perekaman, setelah dimana transisi sedikit demi sedikit menuju kepada kondisi kantuk tidur dapat diobservasi.

Bermacam-macam proses pengaktivasian khususTelah lama diketahui bahwa kemunculan serangan atau sikap penyimpangan yang mungkin berhenti pada sebuah serangan dasar dapat di picu oleh rangsangan khusus. Dalam pandangan ini, kasus audiogenik, musikogenik, fotogenik, dan pembacaan epilepsy yang siap diterima, walaupun kasus tersebut tergolong jarang, dan banyak dokter praktek belum pernah menemukannya. Fenomena serangan berhubungan dengan system masukan sensorik lainnya (seperti somasensori dan gustatory) lebih jarang lagi. Terkadang, mungkin bisa bagi pegawai laboratorium untuk menggandakan atau memperkirakan pemicu sensorik pada beragam cara untuk menentukan jika mereka mengaktifkan tampilan serangan EEG dikombinasikan dengan gejala yang jelas. Psikiater mengevaluasi pasien dengan reaksi sikap yang tidak khas terhadap sebuah obat (contohnya: reaksi ledakan yang tidak biasa setelah sejumlah kecil alcohol atau penyalahgunaan obat lainnya atau beberapa respon idiosincratik yang tinggi) mungkin ingin menentukan pengaktivasian obat EEG untuk menentukan jika proses pencernaan dari obat mengaktifkan beberapa jenis serangan atau abnormalitas paroxysmal pada tanda yang mungkin memiliki penjelasan nilai klinis.

TANDA EEG ANALOG NORMALWalaupun tampilan tanda EEG bisa sedikit bervariasi antara setiap individu, rentang frekuensi, tegangan, dan pembentukan gelombang yang menggolongkan EEG normal selama kondisi sadar dan kondisi tidur telah ditetapkan dengan baik.Meskipun terdapat pembentukan gelombang tertentu yang kemudian menimbulkan penolakan berdasarkan tempatnya pada rangkaian kesatuan normal-abnormal, dan beberapa dari kontroversi pembentukan gelombang ini bisa memiliki kepentingan signifikan terhadap psikiatri Meskipun dinyatakan secara berbeda, batas-batas normal dari EEG, walaupun evaluasi yang ditetapkan dengan baik mengenai penyakit neurological atau medical, tidak seperti penyakit psikiatrik yang ditetapkan dengan baik. Selanjutnya, dinamika alami dari banyak gangguan psikiatrik, dikombinasikan dengan fakta bahwa banya penemuan EEG dan gejala hubungannya diketahui memotong kategori diagnose psikiatrik khusus, membuat hubungan elektroklinikal antara sindrom psikiatrik dan EEG yang lebih kompleks. Meskipun, pola berdasarkan aturan yang tidak bertentangan didiskusikan pada bagian ini.

Frekuensi Intrinsik Normal Tanda EEG normal dibentuk dari campuran lengkap dari banyak frekuensi yang berbeda.P.182Selanjutnya, beberapa kumpulan frekuensi diungkapkan dengan lebih kuat melalui beberapa daerah cortical dibanding yang lainnya, dan, sebagai tambahan, profil frequensi berubah berdasarkan rekaman pergerakan dari sinyal pada kondisi sangat sadar hingga ke kondisi tidur. Mengikuti acuan Berger, kumpulan frekuensi tersendiri dalam spectrum frekuensi EEG yang luas ditunjukkan dengan huruf latin.

Gelombang AlphaTingginya ritme gelombang alfa dengan rentang frekuensi dari 18 ke 13 Hz merupakan frequensi gelombang otak yang dominan pada EEG dengan kondisi sadar dan mata tertutup.Melalui usia paruh baya, mayoritas orang dewasa normal memiliki frekuensi alfa pada atau mendekati 10Hz, sedangkan, dengan populasi yang berkenaan dengan orang tua normal, frequensi alfa yang lebih lambat dari 8 9 Hz itu merupaan hal yang tidak biasa. Aktivitas gelombang alfa juga paling jelas diantara posterior kortex, khususnya parietal, posterior temporal, dan occipital kortex, dengan daerah occipital yang paling cocok untuk menunjukkan aktvitas ini. Daftar kegiatan gelombang alfa ini mengurangi seperti satu rekaman dari lokasi anterior yang lebih dan frekuensi ini jarang ada pada tempat elekroda prefrontal. Kegiatan gelombang alfa dihapuskan, atau paling tidak benar-benar dikurangi, dengan pembukaan mata, dan kegiatan gelombang alfa juga menghilang dengan kondisi ngantuk dan tidur. Sering tidak disadari bahwa kegiatan gelombang alfa dapat bereaksi secara besar dengan aktivitas kognitif, seperti focus perhatian atau konsentrasi. Sebagai contoh, kondisi perekaman dengan mata tertutup, gelombang alfa dapat dihalangi atau dikurangi dengan melibatkan perbandingan visual, kalkulasi numeric, atau apapun yang membutuhkan konsentrasi tinggi (Gambar 1.14-14). Frekuensi gelombang alfa dapat ditingkatkan atau dikurangi oleh keberagaman yang luas dari pharmacological, metabolic, dan variable endosentrin.

Gambar 1.14-14 rekaman electroencephalography pada kondisi istirahat, mata tertutup, dan sadar. Efek dari konsentrasi mental pada aktivitas gelombang alfa. Sambil diinstruksikan untuk tetap menutup mata, pada garis vertikel yang besar, pasien diminta untuk membagi 389 dengan 7. Catat bloking secepatnya dari aktivitas gelombang alfa.

Gelombang ThetaGelombang dengan frekuensi 4,0 7,5 Hz menunjukkan secara kolekif sebagai aktivitas gelombang theta. Sejumlah kecil aktivitas gelombang theta sporadic, arrhythmic, dan pengasingan dapat dilihat pada banyaknya EEG normal pada kondisi sadar, secara khusus pada daerah temporal frontal. Walaupun aktivitas theta terbatas pada EEG kondisi sadar, ini merupakan keistimewaan dari rekaman pada kondisi ngantuk dan tidur. Kelebihan gelombang theta pada kondisi sadar, disamaratakan atau focal alami, menyarankan operasi proses pathological.

Gelombang DeltaAktivitas gelombang delta (sama atau kurang dari 3,5Hz) tidak muncul pada EEG normal pada kondisi sadar, tetapi sangat jelas pada tahap kondisi tidur nyenyak. Kehadiran penyamarataan siknifikan atau fokal gelombang delta pada EEG keadaan sadar mengindikasi proses pathophysiological dengan kuat.

Gelombang BetaFrequensy yang lebih cepat dari di atas 13 Hz batasan irama gelombang alfa disebut sebagai gelombang beta, dan biasanya ada pada EEG kondisi sadar orang dewasa normal, secara kusus diatas daerah sentral frontal. Ini juga merupakan hal biasa bagi gelombang beta agar muncul seperti irama aktivitas seperti bertentangan dengan gelombang sproradik tersendiri.Walaupun tidak ada penunjukan batasan atas yang nyata untuk aktivitas gelombang beta, batasan praktis dari rekaman apparatus dan penyaringan syarat cenderung membatasi aktivitas gelombang beta kurang dari 40 atau 50 Hz. Tegangan aktivitas gelombang beta juga hampir selalu lebih rendah dibandingkan aktivitas pada kumpulan frekuensi lain seperti yang dijelaskan sebelumnya. Para peneliti terkadang membagi aktivitas gelombang beta menjadi frekuensi gelombang beta rendah dan tinggi, dan beberapa peneliti juga telah menetapkan frekuensi yang lebih tinggi dengan menggunakan penunjukan, seperti gamma 1 (25 35 Hz), gamma 2 (35 50 Hz), dan gamma 3 (50 199 Hz).

Perubahan dengan UmurKemunculan tanda EEG berubah dramatis dari usia bayi hingga usia dewasa.Dari sebuah jumlah lebih besar dari tegangan medium hingga tegangan tingi aktivitas glombang delta pada rekaman bayi, aktivitas EEG secara bertahap bertambah frekuensinya dan menjadi lebih berirama seiring peningkatan usia. Irama aktivitas pada jarak gelombang theta yg lebih tinggi ke gelombang theta yang lebih rendah (7 8 Hz) dapat dilihat pada area bokong pada anak-anak, dan, seiring waktu menginjak dewasa, EEG yang sangat utama memiliki tampilan sebuah rekaman dewasa. Interpretasi EEG mengamankan dari permintaan anak-anak terhadap penyebab yang kuat pada hubungan usia yang berubah selama periode ini dan merupakan penampilan terbaik oleh seseorang yang mengkhususkan diri pada EEG.

Pola Pada Kondisi tidurPola EEG yang menggolongkan tahap kondisi kantuk dan tidur berbeda dari pola yang dilihat selama kondisi sadar. Sebuah perhitungan detail dari nuansa pola tidur akan melebihi cakupan bab ini. Pada pola sederhana, irama posterior aktivitas gelombang alfa pada kondisi sadar menurun selama kondisi mengantuk dan digantikan dengan aktivitas gelombang theta yang tidak beraturan dan rendah tegangan. Sebagaimana pada kondisi ngantuk yang diperdalam, frekuensi yang lebih lambat muncul, dan gelombang vertex sporadik yang tajam mungkin muncul pada tempat elektroda sentral, khususnya diantara orang yang lebih muda. Akhirnya, gerak maju menuju kondisi tidur ditandai dengan munculnya kumparan kondisi tidur 14 Hz (juga disebut gelombang sigma ), dimana pada gilirannya secara bertahap digantikan oleh gelombang delta tegangan tinggi sebagaimana pada tahap tidur nyenyak tercapai.

Artifak Artifak adalah potensi elektik dari pangkal nonbrain yang pada rentang frekuensi dan tegangan signal EEG dan yang dideteksi oleh elektroda scalp. Kebanyakan EEG berisi beberapa artifak, dan electroensepalografer harus mengidentifikasinya, secara khusus yang dapat dengan dekat menirukan gelombang otak yang asli, sebelum membuat interpretasi.Artifak biasa mengandung kejapan mata, gerakan mata secara vertical atau menyamping, EMG frontalis, potensi otot dari penguatan rahang, artifak keringat (respon kulit galvanic), dan pergerakan kepala. Yang kurang sering terlihat adalah artifak dari electrocardium (ECG) (khususnya pada subject barrel-chested yang berat direkam dengan montase EEG monopolar), spike otot mata rektus lateral, pergerakan lidah, dan aneka masalah elektroda dan pengeras suara. Ahli teknologi yang kompeten mampu dalam memodifikasi kondisi rekaman dan instruksi pasien untuk membedakan artifak dari gelombang otak ketika diperlukan, dan, ketika kemampuan ini tidak tersedia, maka kualitas EEG bisa membahayakan. Program penolakan artifak otomatis muncul untuk beberapa aplikasi penelitian berbasis computer, tetapi mereka belum memasuki arena klinis secara kuat.

Perubahan EEG dari Pengobatan dan Obat-obatanBanyak pengobatan yang bagus, sebagaimana konsumsi zat kimia untuk tujuan senang-senang atau penyalahgunaan, dapat memproduksi beberapa tingkat perubahan pada EEG. Tahap ini mencoba untuk menyoroti bahan campuran yang sangat relevan dengan psikiatri clinis dan penelitian.

Pengobatan Psichotropika (pertimbangan umum)Ini dikenal bahwa perwakilan psikotropika dapat mempengaruhi EEG. Untuk EEG rutin, dengan pengecualian benzodiazepines dan beberapa bahan campuran dengan kecenderungan menyebabkan tampilan EEG paroxysmal, ada sedikit, jika ada, efek relevan secara klinis ketika pengobatan tidak menyebabkan keracunan. Benzodiazepines, bahkan dengan dosis rendah, selalu memicu jumlah yang signifikan pada aktifitas gelombang beta yang dilihat tersebar. Respon ini sangatlah umum yaitu telah disarankan bahwa, jika daerah utama otak gagal memperlihatkan aktivitas gelombang beta karena benzodiazepine yang diharapkan, area tersebut mungkin tidak berfungsi dengan baik.

Pengobatan Psykotropika (Efek Racun)Dalam kurun waktu yang lama, telah diterima bahwa EEG sensitif terhadap efek neurotoxic pada pengobatan psikotropika, dan vignette klinis menggambarkan nilai EEG dalam mendeteksi reaksi neurotoxic terhadap pengobatan ketika kemerosotan klinis jelas telah dilaporkan. Hal ini sering ditekankan secara spesifik bahwa skenario sperti itu dapat muncul kapan saja selama percobaan, karena banyak faktor mempengaruhi pasien, dan gejala bisa tidak terlihat.P.184Sebuah penelitian EEG bisa berguna ketika pasien menjalani terapi jangka panjang yang dibarengi dengan kemerosotan klinis, secara khusus jika pasien diketahui menjalani pengobatan, dan level serum plasma dalam tingkat therapeutic. Situasi klinis tersebut bisa juga menyoroti kebutuhan untuk memiliki garis dasar EEG yang tersedia untuk perbandingan ketika seorang pasien hadir dengan membuat kondisi klinisnya semakin buruk.Norma EEG baru tersedia berdasarkan pada evaluasi campuran menyilang dan tidak membawa ke akun alam dinamis dari gangguan psikiatrik atau secara konstan merubah status pengobatan. Jadi, pada tahap kemungkinan adanya racun, efek pengobatan pada EEG rutin (diperiksa secara visual) menyisakan makna tertentu dan hubungan terhadap manajemen harian pasien. Tampilan sebaran EEG yang signifikan melambat pada pasien yang sedang menerima pengobatan psikotropika dan yang memiliki kondisi klinis yang tidak stabil (secara khusus yang lebih tua) harus menganjurkan petugas klinik untuk menentukan pengobatan toxicity, sama halnya pada penyebab encephalopathy lainya (cntohnya ketidakseimbangan electrolit dan masalah tiroid).

Abnormalitas EEG pada psikotrpika karena obat (Nonparoxysmal dan Paroxysmal)Hampir sejak waktu pengobatan psikotropika diperkenalkan, diketahui bahwa beberapa campuran ini dapat mempercepat abnormalitas EEG, termasuk tampilan EEG paroxysmal (aktivitas spike dan spike-wave) pada beberapa individu. Biasanya, aktivitas paroxysmal EEG karena pengobatan menyisakan perilaku diam dan tidak disertai dengan kemunculan serangan iatrogenic yang jelas. Kurang lebih 20 tahun lalu, sebuah tim investigasi dari Departemen Psikiatri, Universitas Munich yang dipimpin oleh J. Kuglar mengadakan penelitian retrospektif yang luar biasa (680 EEG diperoleh dari 593 pasien) sebagai efek perwakilan psikotropika pada EEG dan melaporkan bahwa proporsi tertinggi dari EEG abnormal muncul pada pasient yang diberikan perlakuan clozapine (Clozaril) (59%), diikuti oleg lithium (Eskalith, Lithobid) (50%). Proporsi secara keselurhan dari tampilan EEG paroxysmal adalah 13%, dan serangan sebenarnya ditunjukkan dengan pengobatan dengan clozapine, lithium, dan maprotiline (Ludiomil). Lithium berlanjut pada penggunaan secara luas pada pengobatan penyakit bipolar, seperti halnya sindrom perilaku episodic lainnya, termasuk kecenderungan aggresif. Kombinasi ini mampu menyebabkan penyamarataan abnormal aktivitas perlambatan atau paroxysmal, atau keduanya, termasuk 10% timbulnya delirium toxic, pada relawan penelitian normal dan pasien yang sedang menjalani pengobatan lithium.Balakangan ini telah melihat timbulnya beberapa gabungan antipsychotic tidak teratur yang baru. Walaupun clozapine telah menerima penelitian EEG yang luas dan sekarang diketahui sebagai sebuah gabungan kumpulan dengan resiko abnormal EEG yang tinggi, informasi mengenai gabungan yang baru lainnya menyisakan sedikit. Tim peneliti yang dipimpin oleh Franca Centorrino baru-baru ini membuat sebuah usaha nyata untuk mengisi kekosongan pengetahuan ini. Dalam penelitian mereka, efek pengobatan antipsychotic teratur dan tidak teratur diandingkan dengan menggunakan rekaman EEG dari 323 pasien psikiatrik yang dirawat inap (293 pada pengobatan antipsychotic dan 30 tidak menerima obat antipsikotik) yang digolongkan buta terhadap diagnose dan pengobatan untuk jenis dan keseriusan abnormalitas EEG. EEG abnormal muncul di 19% pasien yang diobati dan 4% pada pasien yang tidak diobati, bagaimanapun, resiko abnormalitas EEG bervariasi secara luas diantara jenis pengobatan yang berbeda. Penyebab tertinggi timbulnya abnormalitas EEG dikaitkan dengan clozapine (47%) dan yang lebih rendah dengan olanzapine (Zyprexa) (38,5%) dan resperidone (Risoerdal) (28%). Tidak ada abnormalitas EEG yang dilihat pada kaitannya dengan quetiapine (Seroquel). Timbulnya abnormalitas EEG dalam kaitannya dengan neuroleptik secara umum lebih rendah dibanding dengan antipsychotic tidak teratur. Kepentingan klinis abnormalitas EEG dikaitkan dengan penggunaan therapeutic perwakilan antipsychotic, secara khusus pada ketidakadaan indikasi serangan atau efek encephalopatik, menyisakan sebuah pertanyaan penelitian terbuka.

Gamabar 3

Gambar 1.14-15 resiko abnormalitas EEG dengan perwakilan antipsychotic khusus diantara 293 pasien psikiatrik rawat inap. (Dari Centorrino F dkk: Abnormalitas EEG selama pengobatan dengan antipsychotic teratur dan tidak teratur. Am J Psychiatry. 2002;159:109, dengan izin)

Pharmaco-EEG Efek obat psikotropika pada penyebaran frekuensi dan kekuatan dari spectra EEG yang berbeda, menggunakan metode topography QEEG, merupakan subject bidang luas dan pertumbuhan bernama pharmacoelectroencephalography (pharmaco-EEG). Fokus bidang ini adalah agar mampu memprediksi efek psikotropika dari perwakilan yang baru saja dikembangkan (i.e., antipsychotic vs. antidepressant vs. anxiolytic). Para peneliti di bidang ini juga mengembangkan metode untuk memprediksi kemampuan reaksi dari pasien tertentu terhadap gabungan khusus dengan menggunakan tes dosis dengan harapan menghindari memiliki subjek pasien dari 3 6 minggu dari pencobaan pengobatan sebelum menyadari bahwa perwakilan ini tidak bermanfaat.

Penyalahgunaan obatKeterlibatan untuk bersenang-senang dan kecanduan dengan penyalahgunaan obat-obatan adalah fenomena besar di masyarakan hari ini, dan ini menjadi peningkatan perhatian untuk mereka yang terlibat di penilaian dan pengobatan gangguan psychiatric. Hampir semua penyalahgunaan obat-obatan mampu mengubah spectrum frekuensi EEG, dan tingkat perubahan beragam dengan penggunaan untuk senang-senang dengan pengguna berat dan apakah EEG dijamin selama atau mendekati kecanduan akut (intoxication), selama campurtangan keadaan nonintoxication, atau selama pemberhentian klinis pada individu yang kecanduan. Hanya dengan pengecualian yang jarang, penggunaan penyalahgunaan obat tidak memperkenalkan abnormalitas klinis secara terus terang terhadap rekaman EEG yang dianalisa secara visual. Secara khusus ini benar untuk penggunaan obat hanya untuk bersenang-senang dan bahkan sangat tepat untuk penggunaan ketergantungan dan kecanduan, dan untuk alasan ini, penyalahgunaan obat itu sendiri bukanlah sebuah alasan yang cukup untuk penyerahan EEG. Walaupun perubahan frekuensi dan tegangan EEG pada EEG yang dianalisa secara visual dibuat oleh banyak penyalahgunaan sering tidak mengesankan, analisis QEEG topografi sering menyatakan perubahan bertanda pada spectrum EEG yang merupakan simpangan signifikan dari populasi normal, walaupun implikasi klinis mungkin tidak jelas. Karena ini, hal tersebut merupakan masalah besar bagi para peneliti menggunakan ukuran QEEG topografik dalam penelitian mereka. Sebagai contoh, jika seseorang ingin membuat profil QEEG untuk kelompok diagnosa khusus atau pengobatan psiktropika khusus (seperti pada penelitian pharmaco-EEG), efek QEEG pada penyalahgunaan obat tertentu mungkin merupakan metodologi membaurkan yang serius, menyumbangkan hasil yang tidak bisa diartikan secara ilmiah.

AlkoholAda pertimbangan umum bahwa sebuah peningkatan jumlah pada aktivitas gelombang alfa dan frekuensi gelombang alfa yang melambat serta sangat kecil jumlahnya khususnya menemani konsumsi alcohol dan kadar alcohol dalam darah meningkatkan jumlah gelombang theta pada rekamannya. Beberapa laporan telah mengindikasi bahwa konsumsi alcohol kronis bisa dikaitkan dengan tegangan yang lebih rendah dan sisa EEG yang sedikit lebih cepat, walaupun hubungan klinis ini tidak jelas. Aktivitas gelombang beta dengan frekuensi yang lebih tinggi mungkin pada hakekatnya meningkat pada pecandu alcohol yang sedang mendapat pemberhentian, dan jika igauan tremens menyulitkan gambar klinis, aktivitas berkelebihan yang cepat mungkin mendominasi tanda EEG (sedangkan igauan dari penyebab lainnya dikatkan dengan penyamarataan terlambat)

OpiunEfek opium pada EEG mirip dengan alcohol dan terlibat reduksi kecil pada frekuensi gelombang alfa. Ini mungkin meningkatkan tegangan EEG, secara khusus daya aktivitas gelombang theta dan delta. Bagaimanapun, ketika sebuah overdosis opium menghasilkan presentasi klinis comatose, EEG biasanya terdiri dari perlambatan penyebaran abnormal secara klinis.

Obat Bius TidurKetika obat bius tidur diambil dari tujuan medis atau untuk bersenang-senang atau kebiasaaan penyalahgunaan, aktivitas gelombang beta diperkenalkan kepada EEG, khususnya diatas daerah frontal. Efek obat bius tidur pada EEG berlawanan dengan alcohol.Bagaimanapun, pemberhentian secara tiba-tiba dari obat bius tidur setelah ketergantungan panjang dapat menghasilkan EEG yang berisi aktivitas merata paroxysmal dan tampilan spike, yang tidak sering dikaitkan dengan kemunculan serangan motor yang jelas, dan efek ini mungkin dilihat selama beberapa hari bahkan beberapa minggu setelah proses candu obat terakhir.

MarijuanaPenggunaan marijuana (tetrahydrocannabinol [THC] )tersebar luas di masyarakat dan jarang merupakan sebuah comorbid pada kondisi psikiatrik. Penggunaan THC menghasilkan perubahan karakteristik yang besar pada EEG pada kondisi sadar yang bisa dipahami secara visual tetapi sangat baik didokumentasikan melalui penggunaan penelitian QEEG topografi. Respon EEG terhadap pengisapan THC cepat. Tegangan, jumlah, dan hubungan interhemispheric pada aktivitas alfa meningkat secara dramatis melampui bilateral frontal cortex (area dimana aktifitas normal alfa yang biasa terlihat) dalam 2 menit pada pengisapan THC pertama. Frekuensi aktivitas gelombang alfa juga melambat sebanyak 0,5 Hz. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa peningkatan pada gelombang alfa frontal disertai oleh perasaan eoforia subjek. Dengan pengguna kronik, EEG selalu menunjukkan peningkatan alfa frontal dan perlambatan frekuensi alfa, bahkan ketika kadar THC pada urin tidak ada, kepada level yang dicurigai menggunakan THC dari inspeksi saja pada tanda akan beralasan.

CocainePengguna kokain kronik menghasilkan QEEG topografi berubah menjadi mirip (tapi tidak sama) seperti yang terlihat pada penyalahgunaan marijuana, dan efek EEG dapat bertahan menahan nafsu selama 6 bulan atau lebih. Efek utama dilaporkan terdiri dari peningkatan kekuatan relative (jumlah, keadaan) dari aktivitas alfa dilihat maksimal melampaui korteks frontal yang dikombinasikan dengan kekuarang jumlah dan tegangan frekuensi theta dan delta.

InhalantsPenyalahgunaan pengisapan zat volatile (airplane glue, cairan pembersih, tiner cat, dan bensin) dapat menghasilkan sensasi euphoria seketika, dan pada masa-masa awal penggunaan, mungkin tdak ada sisa setelah respon akut surut. Bagaimanapun, dengan penyalahgunaan hisapan yang berlanjut, penurunan neurologi dan neurokognitif, yang sering cukup seriu, dapat muncul, dan tidak selalu dapat dibalik secara lengkap dengan penahanan diri. Efek cepat padang penghisapan volatile pada EEG manusia muncul belum diteliti dengan baik. Dimana sequelae neurologi dan neurokognitif yang menetap mengikut penyalahgunaan penghisapan kronis, secara klinis penyebaran EEG abnormal melambat pada jarak teta yang lebih rendah ke teta yang lebih tinggi bisa dilihat.

HallucinogensObat-obatan seperti lysergic acid diethylamide (LSD) and mescaline muncul dan hanya memiliki sedikit efek pada EEG yang ditampilkan dan tidak menghasilkan perubahan klinis yang relevan.

TobaccoSeperti banyak obat-obatan yang dijelaskan sebelumnya, tembakau tidak muncul untuk menghasilkan perubahan dramatis pada analog EEG. Bagaimanapun,QEEG topografi menganalisa perubahan tampilan strike EEG dengan eksposure akurat, seperti halnya pada withdrawal tembakau. Efek cepat pada pengisapan termasuk sebuah penurunan dalam frekuensi yang lebih lambat (khususnya teta), meningkatkan daya frekuensi pada satu setengah lebih tinggi dari kumpulan frekuensi alfa, dan aktivitas beta. 24 jam penghentian tembakau menghasilkan tanda peningkatan frekuensi alfa, dengan tanda yang sesuai meningkat pada daya relative (jumlah) dari aktivitas teta. Efek penghisap akut dan penahanan nafsu sangat bertentangan satu dengan yang lainnya

CaffeineKopi dan produk yang mengandung kopi juga ada dimana-mana di budaya ini. Penggunaan kafein memberi sedikit perhatian pada electroencephalographer menginterpretasi EEG yang dianalisa secara visual. Penghentian dari kafein pada individu yang mengalami ketergantungan kafein menghasilkan peningkatan signifikan dan sangat nyata pada amplitude, atau tegangan, dari aktivitas teta sebuah efek yang dapat dibalik dalam 15 menit mengonsumsi secangkir kopi.

INTERPRETASI KLINIS EEGInterpretasi tanda EEG standa atau analog merupakan masalh penting dalam pembelajaran untuk mengenali semua pola gelombang intrinsic myriad, distribusi harapan melampaui berbagai daerah kortikal, dan jarak variasinya di amplitude dan level simetris. Walaupun ada sedikit keraguan bahwa chanel 16, 32, dan mungkin 64 gelombang yang bergerak kesana kemari muncul sediit membingungkan kepada pemula, terdapat sifat beraturan yang melekat pada hasil elektrik otak yang electroencephalografer pengalaman bisa kenali. Karena sifat beraturan yang melekat ini, ritme EEG intrinsic dan jarak variasinya yang menggolongkan kondisi sadar, kantuk, dan beraneka macam tidur menjadi mudah dikenali melalui praktek dan pengalaman. Selanjutnya, aneka macam artifak (potensi elektrik dari origin nonbrain) memproduksi pola gelombang setempat atau regional dari bentuk khusus, mengiznkan untuk identifkasinya. Pekerjaan utama penafsir adalah untuk mengidentifikasi pola gelombang EEG yang muncul diluar dari apa yang disebut variasi nilai normal pada aktivitas latar belakang intrinsic dan selanjutnya (1) sebenarnyanya abnormal dengan hbungan pathophysiological atau (2) pertentangan gelombag abnormal pada hubungan potensial klinis, menggantung hasil dari investigasi klinis lanjutannya. Angka abnormalitas EEG yang diterima dan masih controversial cukup besar dan baik melebihi cakupan bab ini.Hanya untuk tujuan ilustrasi, 4 pola EEG abnormal klasik ditunjukkan (Gambar 1.14-16, 1.14-17, 1.14-18, and 1.14-19)

Gambar 4

Gambar 1.14-16 Penyebaran tampilan spike and wave per 3 detik pada tipe mal kecil dengan sebuah komponen spike ganda. Pasien wanita berusia 16 tahun.

Sejarah mal kecil sebelumnya dan jarang serangan mal besar. Pada fasilitas psikiatrik sebelumnya, diagnosanya dirubah menjadi serangan histerikal setelah evaluasi psikologikal.

Gambar 5

Gambar 1.14-17 perlambatan fokal (delta), penyebaran prefrontal kanan dengan pengurangan tegangan ke anterior kanan dan temporal tengah dan sentral kanan. Selama perekaman paad kondisi tidur (tidak ditunjukkan), kumparan pada kondisi tidur tidak ada di hemisper kana. Pasien wanita, 49 tahun. Tidak ada sejarah psikiatrik. Depresi yang baru saja muncul (6 bulan lebih), kekacauan episodic mild, gejala hyperthyroidis, dan pathological menangis. Glioblastoma ditemukan saat operasi.

Gambar 6

Gambar 1.14-18 spike negative focal dan tampilan spike and wave di anterior kanan cortex temporal dan sering menyebar dengan penurunan tegangan melalui hemisper kanan. Pasien dewasa pria. Serangan partial lengkap (psykomotor). Psikiatrik diluar pasien dengan periode tidak teratur dari ketidakmampuan reaksi secara tiba-tiba selama waktu dimana dia akan membuat seara dengkur dan suara parau dan berbicara dengan kata-kata dan suku kata yang tidak masuk akal dengan amnesia untuk kegiatan ini. (Pacarnya yang terlibat dalam fenomena New Age, diyakinkan bahwa dia sedang berkomunikasi dengan semangat selama pengucapan yang tidak mampu bereaksi dan tidak ingin dia diobati)

Gamabr 7

Gambar 1.14.-19 Penyebaran tampilan spike and wave selama perekaman pada kondisi tidur. EEG pada kondisi sadar dengan batasan normal. Pasien wanita, 15 tahun. Mengaku kepada unit psikiatrik dewasa yang tidak dirawat dengan keluhan sifat tak mampu terkontrl yang serius dan pengucapaan episodic yang pusing.

Penafsir yang dapat dipercayaKarena rekaman EEG diperoleh dengan mengukur fluktuasi microvolt dengan tepat pada potensi elektrik melampaui scalp, sebuah kesalahpahaman sering muncul bahwa interpretasi EEG seutuhnya objektif pada pengertian bahwa ukuran temperature, berat, panjang, dan volume itu objektif. Pada kebenarannya, terdapat element subjektif yang luas dari keputusan pada penafsiran EEG, dan pencapaian kemampuan pada area ini hanya mengikuti periode pelatihan secara seksama dan panduan dari klinis berpengalaman. Abnormalitas EEG yang diterima tidak selalu muncul pada tanda EEG pada bentuk teksbook yang jelas, dan selalu ada area abu-abu dimana aktivitas EEG yang normal menjadi kabur secara jelas dan membentuk pola gelombang abnormal secara tegas.

Walaupun area penting dari reliabilitas penafsiran EEG klinis belum menikmati penelitian secara luas selama bertahun-tahun, keseimbangan ketersediaan bukti bahwa level tinggi dari reliabilitas penafsiran siknifikan secara statistic (dan secara klinis) dapat diperoleh. Dua metode untuk menilai reliabilitas termasuk membandingkan pembacaan mandiri dari dua atau lebih penafsir EEG (interjudge reliabilitas) dan meminta satu electroencephalografer untuk menafsirkan kembali sebuah sampel EEG setelah waktu yang telah lewat (intrajugde reliabilitas) Sebuah tinjuan ulang dari interjudge dan intrajudge mengenai perbandingan interpretative termasuk 1.567 EEG standar klinis menyatakan bobot rata-rata 91% persetujuan interpretative melalui 11 penelitian terpisah (lihat artikel tahun 1985 oleh Frederick Struve). Sebaiknya dicatat bahwa perbedaan interpretasi biasanya melibatkan penolakan terhadap area abu-abu dimana perubahan pada frekuensi, simetrim atau amplitude pada aktifitas EEG intrinsic mulai membentuk bayangan apa yang akan dipertimbangkan diluar batasan normal secara consensus. Pada area transisi dimana garis pemisah tidak tepat secara jelas, pernyataan seperti perlambatan garis batas terkadang digunakan untuk menunjukkan ketidaktentuan yang bisa dimengerti yaitu yang terlibat.Dengan penolakan pada daerah garis batas dikeluarkan dari pertimbangan, nilai persetujuan interpretasi dari 95 98% sudah biasa.P.188

Normal versus Abnormal: Pertimbangan UmumSalah satu factor yang mungkin memiliki batasan persepsi EEG klinis sebagai sebuah bahan penilaian yang berguna di psikiatri adalah percobaan sederhana terhadap konseptual penemuan EEG sebagai sebuah dikotomi normal dan abnormal. Dokter praktek psikiatrik umumnya bertanya jika EEG pasien mereka abnormal dan tampak konten dengan jawaban positif atau negative. Selanjutnya, banyak dari bahan bacaan penelitian yang dipublikasikan melaporkan persentasi EEG abnormal di populasi penelitian ini tanpa banyak di cara diskusi klarifikasi. Pada dasarnya, dikotomi normal abnormal sederhana memiliki sedikiti untuk menganjurkannya, dan, untuk psikiatris praktek, ini mungkin membimbing pada kebingungan konsep. Lebih dari sekedar dipertimbangkan sebagai sebuah dikotomi, nilai penemuan EEG yang muncul pada rangkaian kesatuan yang besar yang dieratkan pada satu akhir dengan EEG normal yang tegas dan memperluas pada arah lain melalui parade panjang tentang penemuan dari yang tidak jelas kepada hubungan potensiak klinis semua cara untuk penemuan yang berhubungan dengan patologi ancaman hidup. Beberapa pola EEG yang diklasifikasikan secara benar sebagai abnormal adalah pada akhir rendah dari rangkaian kesatuan pengungkapan klinis dan mungkin tidak selalu berkontribusi dengan kuat terhadap keputusan diagnose. Psikiatris menerima sebuah laporan (tanpa klarifikasi) dari penemuan minor pada hbungan klinis terbatas mungki bisa dipahami mulai ntuk mempertanyakan nilai EEG ketika tidak ada sejarah tanda organic yang dideteksi saat ini atau di masa lalu. Garis bawah yaitu bahwa seseorang tidak harus bertanya jika EEGnya abnormal, seperti jika itu merupakan salah satu sisi dari dikotomi, tetapi malah harus bertanya apa jenis khusus penemuan yang disajikan dan apa jaraknya dari korelasi klinis yang mungkin ketika dihubungkan dengan hal tersebut.Sebuah kebingungan tambahan yang disebabkan oleh ketidakbijaksanaan kepercayaan pada dikotomi normal-abnormal melibatkan laporan dalam artikel tinjauan dan bab buku yang menyatakan bahwa 10%, 15%, atau bahkan 20% populasi normal memiliki EEG abnormal. Karena pernyataan seperti itu hampir tidak pernah diklarifikasi dengan baik, mereka cenderung sangat menyesatkan. Secara jelas, bisa terdapat keseganan yang bisa dimengerti untuk memantau sebuah laporan EEG abnormal jika seseorang telah membaca sumber yang dapat dipercaya bahwa 20% populasi normal memiliki EEG abnormal. Lebih penting lagi, terdapat juga sebuah keseganan yang bisa dipahami secara seimbang terhadap rujukan kepada penelitian EEG untuk alas an yang sama. Untuk menempatkan isu pandangan yang tepat, laporan persentasi yang kuat pada EEG normal dalam populasi normal dimiringkan dengan berat oleh inklusi penemuan EEG minor yang sering memiliki level rendah pada hubungan klinis atau diagnose. Selanjutnya, Nashaat Boutros, Hough Mirolo, dan Struve menyediakan review pemahaman dari bahan bacaan pada penemuan EEG di populasi control yang normal yang menyoroti fakta bahwa kebanyakan penelitian control telah bersepakat secara serius dengan kegagalan untuk memantau subjek untuk keberagaman variable medis dan psikiatrik yang dapat berdampak pada hasil EEG. Salah satu pengarang (lihat 1985 artikel oleh Struve) terlebih dahulu menganalisa kembal data dari banyak populasi penelitian EEG control yang telah dipublikasikan. Ketika garis batas penemuan EEG dihilangkandari data, timbulnya abnormalitas EEG menurun ke 3,2% dari 6.182 subjek kontrol dewasa dan 3,5% dari 1.450 subjek control anak-anak, dan meratanya penerimaan abnormalitas EEG paroxysmal menurun ke hanya 1,14% dari sampel 11.560 subjek control dengan usia campuran.

Topografi QEEG Quantitatif Pada analisa QEEG, pola gelombang analog yang kasar digantikan dengan perkiraan kuantitatif dari kekuatan mutlak, persentasi kekuatan relative dan frekuensi rata-rata pada semua lokasi elektroda untuk semua kumpulan frekuensi EEG standar (alfa, teta, delta, dan beta). Sebagai tambahan, perkiraan hubungan kekuatan interhemispherik dan asymetri antara daerah homologous dapat diperoleh, dan beberapa system memperbolehkan perkiraan nilai hubungan intrahemisperik dengan baik. Telah didemonstrasikan bahwa banyak ukuran QEEG menunjukkan variasi yang sungguh-sungguh dengan umur atau tidak didistribusikan secara normal atau keduanya.. Mengenali ketidakleluasaan ini, E.Roy John telah mengembangkan metode analisa QEEG topografi yang canggih (memasukkan neurometrik) dimana ukuran kuantitatif raw disadap dari EEG analog bebas artifak merupakan kemunduran usia dan perubahan untuk meraih kurva Gaussian (normal, kurva berbentuk bel). Database normative neurometrik menjangkau rentang usia dan terdiri atas jumlah yang luas dari subjek yang diawasi dengan baik bebas dari keluhan medis atau psikiatrik secara signifikan. Karena semua variable QEEG adalah transformasi z, menjadi mungkin untuk mengekspresikan, dalam unit standar deviasi, tingkatan terhadap beberapa nilai QEEG pasien yan diberikan menyimpang ke atas atau ke bawah rata-rata untuk populsi normal bagi usianya. Jadi, tidak seperti interpretasi EEG standar, yang percaya pada pengenalan pola gelombang, penafsiran QEEG melibatkan sebuah penilaian tingkat statistic kesesuaian atau kurangnya kesesuaian antara seorang pasien dan populasi normal, atau tingkat kemiripan antara seorang pasien yang diberikan dan sebua profil QEEG yang mungkin adalah karakteristik dari beberapa kelompok klinis yang ditetapkan.Secara khusus, hasil tafsiran dapat ditampilan secara angka atau dengan topografi grafik peta otak berwarna. Diantara banyak hal, pendekatan kuantitatif dapat menampilkan variasi pada profil QEEG ( yang kiranya menggambarkan variasi pada fungsi neurofisiologikal) melalui kelompok diagnostic utama (Gambar 1.14-20). Ini juga bisa menampilkan perubahan progresif pada fungsi neurofisiologikal.

Gambar : 8

Gambar 1.14.20 kelompok garis dasar mengejar rata-rata gambaran topografi darai nilai z untuk fitur QEEG yang dipilih dalam diagnostic dan manual statistic ganguan mental, edisi ke 4, revisi teks, populasi psikiatrik. Kolom pada papan kiri dan kanan berturut-turut termasuk kekuatan mutlak delta, kekuatan relative teta, hbungan interhemispherik alfa, kekuatan asimetri interhemispherik bea, dan kekuatan total frekuensi rata-rata. Populazsi termasuk dewasa normal, depresi unipolar, depresi bipolar, pecandu alcohol (dalam proses penghentian): subjek ketergantungan kokain (5 14 hari setelah penggunaan obat terakhir kalinya); gangguan obsesif paksaan; skala kemerosotan global 2, yang normal dewasa dengan hanya keluhan kognitif subjektif; skala kemerosotan 3, yang menemui criteria untuk perusakan kognitif ringan; skala kemerosotan globa 4 6, yang menemui criteria dementia; first-break schizophrenics (Sz FB); schizophrenics off medication (Sz NoMed); and schizophrenics on medication (Sz Med). Warna skala dari setiap gambar z pada unit standar deviasi, dengan rentang +0,75, ditandai dengan sebuah berlian, atau +1,25 ditandai dengan sebuah tongkat. Untuk memperkirakan signifikn dari beberapa nilai z regional untuk data rata-rata kelompok ini, nilai z sebaiknya dikalikann dengan akar dua dari jumlah pasien di kelompok tersebut. Untuk sebuah kelompok dengan 100 subjek, nilai z gambaran sebaiknya dikalikan dengan 10 untuk mendapatkan perkiraan signifikan dari z tersebut (Lihat Color Plate) (Rasa hormat kepadaDr. E. Roy John, Direktur, Laboratorium Penelitian Otak, Departemen Psikiatri, Universitas New York, Sekolah Obat-obat, New York, Ny dan Institur Nathan S. Kline untk penelitian Psykiatrik, Orangeburg, NY.)

Tahun-tahun belakangan ini telah melihat sebuah pertumbuhan besar pada penelitian dan aplikasi klinis percobaan termasuk QEEG topografi. Metode tersebut memegang janji yang sungguh-sungguh untuk psikiatri, secara khusus pada kemungkinan penetapam bagian kecil neurofisiologikal dari gangguan psikiatrik tertentu dan dalam mencari indicator electrofisiologikal dari hasil klinis. Sebagai contoh, pada paper yang dipublikasikan pada tahun 1999 dan 2002, Leslie Prichep, Kenneth Alper, dan rekan-rekannya sukses menggunakan metode QEEG topografi untuk mendapat tiga baian kecil elektrofisiologikal yang jelas dari ketergantungan kokain. Mereka mampu menunjukkan bahwa keanggotaan bagian kecil elektrofisiologikal secara signifikan memprediksi ingatan hasil dalam percobaan, menetapkan sebagai kemampuan untuk mempertahanan penahanan diri selama 6 bulan atau lebih. Pada tahun 2013, tim yang sama juga mendemonstrasikan hubungan QEEG kuantitatif topografi yang jelas dari permintaan kokain karena perkenalan. Awal tahun 1993, sebuah tim yang dipimpin oleh Prichep mengembangkan sebuah bagian kecil elektrofisiologi QEEG topografi dari obsessive-compulsive disorder (OCD) yang memprediksi kemampuan reaksi klinis atau kurangnya kemampuan reaksi terhadap percobaan dengan selective serotonin uptake inhibitors (SSRIs) atau penghambat cepat tangkap serotonim dapat memilih, dan Elsebet Hanson, Prichep, dan kawan-kawan memperkuat hasil pada tahun 2003. QEEG topografi juga muncul menjadi atasan terhadap EEG yang dianalisa secara visual dalam mendokumentasikan elektrofisiologikal dari penyakit kronik dan akut terhadap penyalahgunaan obat-obatan.Karena pola gelombang artifak dari origin nonbrain diukur oleh program computer seperti jika mereka adalah gelombang otak yang nyata, sangat penting untuk memindahkan artifak dari signal EEG analog dikumpulkan untuk proses hitungan. Selanjutnya, QEEG biasanya berdasarkan pada EEG kondisi sadar, dan, jika segmen kondisi ngantuk atau tidur diperbolehkan untuk dengan hati-hati masuk pada proses perhitungan, penyimpangan serius dari profil QEEG atau peta orak toporafi, atau keduanya, muncul dan penyimpangan tidak mudah untuk dikenali. Pada berbagai kesempatan, penulis telah melihat tampilan grafik berwarna dari topografi penyebutan aktivitas delta frontal yang mungkin merepresentasikan pergerakan mata vertical, seperti halnya penunjukan peta tentang penyebaran luas dari theta yang bisa didasankan pada segmen ngantuk masuk hingga kesalahan kualifikasi. Identifikasi dan penolakan artifak merupakan tugas yang terlibat dan hanya dapat dilakukan dengan inspeksi manual pada tanda analog oleh electrocophalographer berpengalaman atau orang teknologi yang berkemampuan di bidang penafsiran EEG.P.189Ketika isu kontaminasi QEEG tidak dialamatkan dengan benar, seseorang memiliki situasi yang menjelaskan sebuah generasi dengan program computer yang disebut garbage in-garbage out. Beberapa instrument QEEG komersial juga memiliki program untu penolakan artifak. Walaupun beberapa mungkin berguna untuk beberapa tingkatan untuk artifak mayor dengan tegangan tinggi, seperti kejapan mata vertical, jarang mereka berhasil sempurna dengan semua sumber kontaminasi.

PENEMUAN KLINISEEG rutin merupakan tes noninvasive lengkap yang juga tersedia luar daerah pedesaan.Ini merupakan test yang relative tidak mahal, dengan biaya $200 untuk test dan $100 untuk penafsiran sudah lumrah (di beberapa instansi rentang antara $500 - $600) Selanjutnya, beberapa psikiatris dapat dilatih secara total untuk menafsirkan EEG, dan dengan kemampuannya, data EEG yang berguna dapat diperoleh dari pasien agitate dan psikotik.

Sinopsis Singkt Penemuan EEG pada Pathofisiologi OrganikStandar EEG klinis memiliki tingkatan sensitivitas yang tinggi terhadap variasi kondisi pengobatan yang luas dan kejadian mengenai fungsi CNS. Untuk alasan ini, EEG terkadang telah berkontribusi terhadap deteksi pathofisiologis organic yang tidak dicurigai mempengaruhi presentasi psikiatrik. Bagaimanapun, rentang penemuan EEG dalam penyakit medis sangat besar dan jauh diluar cakupan bab ini. Pembaca ditunjukkan kepada volume yang sudah diedit scara luas oleh Ernst Niedermeyer dan Fernando Lopes da Silva untuk ulasan yang lebih dalam.P.190

Penemuan dengan SeranganTanda penemuan EEG untuk sebuah gangguan serangan adalah tampilan spike atau spike-wave yang sama rata, hemispheric, atau focal (Gambar 1.14-16, 1.14-18, dan 1.14-19) Bagaimanapun, pernyataan ini merupakan penyederhanaan yang luas, karena banyak jenis abnormalitas EEG tekah dikaitkan dengan seranga satu kali atau lainnya, dan beberapa pasien dengan gngguan serangan bona fide telah diketahui memiliki tanda EEG interictal yang normal. Selanjutnya, kelainan serangan dapat dikaitkan dengan rentang yang luas dari etiologis (idiopatik atau genetic, trauma kepala tertutup atau terbuka, patofisiology cerebrovascular, gangguan metabolic, lesion structural otak, penyebab iatrogenic, yang disebut hanya sebagian kecil), dan pertimbangan ini mungkin merubah pengertian mendasar mengenai asosiasi gangguan serangan EEG.Klasifikasi jenis serangan juga sangat luas, dan mayoritas manfestasi serangan khusus mungkin kurang pemusatan terhadap psikiatrist praktek. Salah satu pengecualian mungkin status mal kecil, yang dapat berakhir dari kurang dari 1 jam aau lebih dari 1 hari, selama waktu tersebut, pasien mempresentasikan dengan kesadaran yang lemah ditandai oleh kebingungan pengucapan, proses mental yang sangat lambat, atau sikap stuporous atau somnolent, atau keduanya. Psikiatris sepertinya banyak menghadapi presentasi klinis ini pada di ruang gawat darurat, dimana sering membingungkan dengan fungsional lain atau sindrom organic atau pernyataan itoxicant. Jika dicurigai, status dapat dikonfirmasi dengan cepat oleh demonstrasi EEG berkelanjutan, penyebaran aktivitas spike-wave. Jenis serangan mal kecil (nonstatus) mungkin bisa berhubugan dengan psikiatris anak, karena epilepsy jenis ini memiliki distribusi umur maksimum yaitu selama masa anak-anak dan masa awal kedewasaan, dan pada beberapa kasus, ketiadaan serangan mungkin disalahkan untuk kurang perhatian atau reaksi sikap fungsional lainnya. Focus spike biasanya anterior temporal yang dikaitkan dengan CPS (psikomotor0 harus juga menarik psikiatris, karena rentang yang luas dari kemungkinan manifestasi serangan benar-benar luar biasa, dan hampir beberapa kombinasi pergerakan motor otomatis, gangguan sensorik, seperti gejala psikiatrik, atau tanda autonomic mungkin terlihat. Kluaster gejala hampir selalu menyisakan hal yang sama dari satu serangan ke serangn lain, dan sikap otomatis selama peristiwa ictal mungkin aneh, dengan pasien tak berpakaian, mengambil pakaian dan mengecup bibi, berjalan melingkar dan berteriak, mencoba memanjat meja sambil membuat suara parau, mengalami gejala halusinasi, atau aksi-aksi lainnya. Ketika berlanjut atau ruang serangan CPS jam terakhir atau lebih lama dari satu hari, atau lebih lama dari satu hari muncul, mereka bisa histerikal mimic states dissociative.Aktivitas spike dari berbagai jenis dan lokasi terkadang ditemukan pada EEG pasien psikiatrik dengan manifestasi serangan yang nyata. Pada kasus tersebut, seseorang bisa mempertimbangkan hubungan yang mungkin terhadap sikap menyimpang (secara khusus ledakan keagresifan), jika ada, diikuti oleh percobaan yang empiris dengan sebuah anticonvulsant. Kadang-kadang, tampilan spike tersebut pada pasien psikiatrik bukan serangan bisa mengindikasikan sebuah resiko tinggi untuk serangan iatrogenil setelah percobaan dengan pengobatan neuroleptik.Gambar 9

Gambar 1.14-21 pengakuan EEG rutin. Penyebaran spike and wave dengan komponen spike ganda selama perekaman pada kondisi ngantuk (EEG kondisi sadar normal). Pasien pria, 16 tahun. Tidak ada sejarah serangan saat ini dan masa lalu. Tidak ada sejarah trauma kepala, encephalitis, atau penyebab lainnya yang masuk akal terhadap spike.

Pasien selanjutnya mengembangkan iatrogenic serangan mal besar selama pengobatan dengan neuropletik.