ISI FIX
-
Upload
tri-handoyo -
Category
Documents
-
view
130 -
download
2
Transcript of ISI FIX
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bisnis ritel merupakan bisnis yang memberikan banyak keuntungan dan
saat ini sudah mengalami perkembangan yang signifikan. Perkembangan ini
kemudian berdampak pada semakin tingginya persaingan memperebutkan pangsa
pasar pada dunia usaha saat ini. Di banyak negara termasuk negara-negara industri
terkemuka seperti Perancis, Inggris dan AS, bisnis ritel merupakan salah satu faktor
utama perekonomian yang mendatangkan keuntungan besar. Dan di Indonesia
sendiri, pada saat krisis moneter tahun 1997 di sektor perekonomiannya banyak
tertolong oleh sektor perdagangan eceran ini. Menurut Pudjianto, Ketua Umum
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), industri ritel di Indonesia terus
mengalami pertumbuhan minimal sekitar 10 persen/tahun, yang perputaran
uangnya mencapai Rp 115 triliun dengan 55 kategori, belum termasuk produk
fashion.
Di Indonesia perkembangan strategi, program dan taktik pemasaran yang
diterapkan oleh pelaku ritel dalam beberapa tahun terakhir ini telah memasuki era
yang praktis sama dengan era yang terdapat di negara-negara maju. Perkembangan
saat ini, sektor usaha di bidang pasar modern telah merambah di kalangan
masyarakat luas dalam bentuk super market, mini market, hipermarket toserba, dan
lainnya. Pasar modern tidak lagi hanya bercirikan ekonomis, tetapi kehadirannya
juga telah memberikan berbagain macam fasilitas jasa dan rekreasi. Dengan
berbelanja di pasar modern konsumen mengharapkan akan mendapatkan kepuasan
dan kenyamanan. Maraknya bisnis ritel di Indonesia akhir dekade ini dengan
diijinkannya perdagangan eceran asing beroperasi, dan ijin ini diberikan dalam
konteks globalisasi yang telah disepakati oleh masyarakat regional dan
internasional. Sudah barang tentu retail asing ini yang boleh dikatakan jauh lebih
modern dari segala segi, sehingga terkenal sebagai retailmodern yang berhadapan
dengan retail tradisional.
Kehadirian ritel modern ini membuat konsumen merasa semakin banyak
memiliki pilihan tempat berbelanja, juga memperoleh banyak informasi. Kondisi
1
tersebut mengakibatkan loyalitas konsumen terhadap satu toko ritel semakin kecil.
Menurut Bob Foster dalam Buchari Alma ( 2008) untuk ritel di Indonesia loyalitas
konsumen mudah berubah, konsumen rata-rata memiliki tempat berbelanja,
konsumen cenderung ingin mencoba peritel baru . Kondisi saat ini konsumen lebih
menyenangi ritel modern, sebab disamping menyediakan barang berkualitas, juga
memiliki citra dan reputasi yang baik.
Untuk memenangkan persaingan,pelaku ritel saat ini harus memiliki strategi
perusahaan yang dapat memahami perilaku konsumen. Perusahaan yang baik
adalah yang memahami betul siapa konsumenna dan bagaimana mereka
berperilaku. Pemahaman mengenai siapa konsumennya akan menuntun para
pengusaha kepada keberhasilan memenangkan persaingan dunia usaha.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian daat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut : :
1. Bagaimana cara memahami perilaku belanja pelanggan dalam bisnis ritel
dan kemungkinan perubahan perilaku belanja pelanggan tersebut ?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelanggan dalam pengambilan
keputusan untuk berbelanja di bisnis ritel ?
3. Bagaimana cara melakukan segmenting, targeting, positioning dalam
bisnis ritel ?
4. Apa yang harus dilakukan pelaku ritel jika dihadapkan pada kondisi untuk
mengambil keputusan tentang unsur bauran ritel yang harus dijalankan ?
1.3 Tujuan penelitian
Dari permasalahan yang dihadapi, tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan memahami perilaku belanja pelanggan dalam
bisnis ritel dan kemungkinan perubahan perilaku belanja pelanggan
tersebut.
2
2. Untuk mengetahui dan memahami motif, tipe, faktor sosial, respon
konsumen yang mungkin mempengaruhi pelanggan dalam pengambilan
keputusan untuk berbelanja di bisnis ritel.
3. Sebagai pedoman untuk melakukan segmenting, targeting, dan positioning
dalam bisnis ritel.
4. Sebagai pedoman bagi pelaku ritel jika dihadapkan pada kondisi untuk
mengambil keputusan tentang unsur bauran ritel yang harus dijalankan.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 kegunaan teoritis :
1. diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan dan
pemahaman mengenai perilaku belanja konsumen dalam bisnis ritel
2. Diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan pemikiran serta
sebagai bahan masukan bagi penelitian lebih lanjut yang berminat meneliti
topik atau tema berkenaan dengan permasalahan yang menjadi pokok
bahasan penelitian ini.
1.4.2 Kegunaan Praktis :
1. Diharapkan bermanfaat sebagai bahan kajian bagi para pelaku ritel bahwa
penting sekali untuk memahami perilaku belanja konsumen dalam bisnis
ritel.
2. Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam menyusun strategi
bersaing terutama dalam bisnis ritel.
3. Diharapkan dapat dijadikan bahan kajian/ pertimbangan bagi pihak-pihak
yang terkait dalam rangka pengambilan keputusan kebijakan.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Perilaku Konsumen
Bisnis ritel di Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan yang
sangat pesat sehingga membuat persainganpun menjadi semakin sengit. Supaya
bisa memenangkan persaingan salah satu caranya adalah mendapatkan dan
mempertahankan pelanggan. Dengan demikian maka setiap perusahaan harus
mamu memahami perilaku konsumen. Perilaku konsumen didefinisikan sebagai
tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk, termasuk proses keputusan yang mendahului tindakan
tersebut yang diharapkan dapat sesua dan memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.
Terdapat tiga perspektif dan perilaku konsumen yaitu :
1. Perspektif Pengambilan Keputusan
Konsumen melakukan serangkaian aktifitas dalam membuat
keputusan pembelian. Perspektif ini mengasumsikan bahwa
konsumen memiliki masalah dan melakukan proses pengambilan
keputusan rasional untuk memecahkan masalah tersebut.
Perspektif pengambilan keputusan menekankan pendekatan
pemrosesan informasi yang rasional terhadap perilaku pembelian
konsumen. Perspekrif pengambilan keputusan melibatkan
pertimbangan dua rute pengambilan keputusan, yaitu :
1. Keputusan keterlibatan tinggi,
2. Keputusan keterlibatan rendah.
2. Perspektif Pengalaman (experiental perspective)
Perspektif ini mengemukakan bahwa konsumen sering kali
mengambil keputusan membeli suatu produk tidak selalu berdasarkan
proses keputusan rasional untuk memecahkan masalah yang mereka
hadapi. Namun konsumen membeli suatu produk karena alasan untuk
kesenangan , fantasi, ataupun emosi saja.
4
3. Perspektif Pengaruh Perilaku
Perspektif ini menyatakan bahwa seorang konsumen membeli
suatu produk sering kali bukan karena alasan rasional atau emosional
yang berasal dari dalam dirinya. Perilaku konsumen dalam perspektif ini
dipengaruhi oleh faktor luar seperti program pemasaran yang dilakukan
oleh produsen, faktor budaya, faktor lingkungan fisik, faktor ekonomi
dan undang-undang serta pengaruh lingkungan yang kuat membuat
konsumen melakukan pembelian.
2.2 Motif Belanja Konsumen
2.2.1 Fungsi Penting Motif
Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu. Di dalam perannya
secara langsung, motif mempunyai beberapa fungsi penting untuk mengarahkan
konsumen yaitu sebagi berikut :
1. Motif Primer, yaitu motif yang menimbulkan kategori umum suatu produk
tertentu
2. Motif seleksi, yaitu motif keputusan pembelian berdasarkan merek dari
kelas suatu produk
3. Motif Rasional, yaitu motif pembelian didasarkan pada kenyataan atau
sikap yg rasional seperti gengsi menjadi lebih kecil.
4. Motif Emosional, yaitu motif pembelian berdasarkan pada pengalaman
masa lalu atau perasaan individu.
2.2.2 Motivasi Belanja Konsumen
Dalam hal motivasi pembelian produk, konsumen memiliki kebutuhan akan
pengakuan, penghargaan, atau rasa memiliki. Selain itu, persepsi konsumen
terhadap kualitas suatu produk juga mungkin akan memberikan kepuasan kepada
pelanggan yang kemudian menciptakan minat bagi pelanggan untuk melakukan
pembelian ulang (loyalitas) produk tersebut. Di era globalisasi dan pasar bebas,
berbagai jenis barang dan jasa dengan ratusan merek membanjiri pasar Indonesia.
5
Persaingan antar merek setiap produk akan semakin tajam dalam merebut
konsumen.Untuk dapat mengenal, menciptakan dan mempertahankan pelanggan,
maka studi tentang perilaku konsumen sebagai perwujudan dari aktivitas jiwa
manusia sangatlah penting.
2.3 Tipe-tipe Keputusan Belanja
1. Economic Man.
Dalam persaingan sempurna, konsumen sering digolongkon sebagai
economic man yaitu seorang yang memilih keputusan secara rasional untuk
berperilaku secara rasional, seorang konsumen harus mengetahui semua
alternative dari produk yang tersedia, harus mampu mengurut setiap
alternatifsecara tepat, baik, dan bermanfaat dan dapat mengidentifikasi satu
alternatif terbaik.
2. Passive man
Passive man digambarkan sebagai konsumen yang patuh terhadap self-
serving dan promosi dari pemasar, konsumen kadang-kadangmelakukan
pembelian secara impulsive dan irrasional.
3. Cognitive Man
Cognitive man/ problem solver, konsumen seringkali aktif mencari produk
dan jasa yang mereka btuhkan dan memperkaya kehidupa mereka. Model ini
dipusatkan proses konsumen dalam mencari, mengevaluasi informasi tentang
merek dan toko. Dibandingkan dengan konsumen yang lebih realistis sebagai
konsumen yang berusaha keras mengumpulkan informasi yang tersedia tentang
setiap alternative pilihan yang ada. Dalam beberapa hal, model kognitif
menggambarkan seorang konsumen diantara economic man dan passive man
yaitu seorang kosumen yang tidak memiliki pengetahuan lengkap dan tidak
dapat membuat keputusan yang sempurna, tetapi meskipun demikian mereka
aktif dalam mencari informasi dan berusaha membuat keputusan yang
memuaskan.
4. Emotional Man
Pada kenyataannya, kita mungkin menghubungkan perasaan dan emosi,
prestise, harapan, kesenangan dalam melakukan pembelian. Pada saat
6
konsumen melakukan pembelian secara emosional, cenderung kurang
memperhatikan dan mencari informasi, akan tetapi lebih memperhatikan pada
perasaan dan nuansa hati. Namun hal ini bukan berarti emotional man
mengambil keputusan secara irrasional, lagi pula dalam beberapa merek harus
dilakukan secara irasional.
2.4 Proses Pengambilan Keputusan Belaja Pelanggan
Menurut Kotler yang dialih bahasakan oleh. Benjamin Molan (2000: 204)
bahwa perilaku pembelian konsumen melalui suatu proses pembelian yang terdiri
dari lima tahap yaitu :
Proses Keputusan Pembelian
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan
keadaan yang diinginkannya. kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan
internal atau eksternal.
2. Pencarian Informasi.
Konsumen yang tergugah akan mengurangi pencarian informasi. Kita dapat
membaginya ke dalam dua tingka. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan
dinamakan perhatian yang menguat. Pada tingkat ini konsumen hanya menjadi
lebih peka terhadap informasi tentang suatu produk. Konsumen menberikan
perhatian pada iklan, pembelian produk yang dilakukan oleh teman-temannya.
Pada tingkat selanjutnya konsumen mungkin memasuki pencarian aktif
informasi. Konsumen benar-benar mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan
terlibat dalam kegiatan lain untuk mempelajari produk tersebut.
Minat utama pemasar adalah sumber-sumber informs utama yang menjadi
acuan konsumen dan pengaruh relative dari tiap sumber tersebut terhadap kepuusan
7
Pengenalan masalah
Pencarian Informasi
Perilaku Pasca Pembelian
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
pembelian selanjutny. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat
kelompok :
Sumber pribadi : Keluarga, teman, tetangga, kenalan
Sumber komersial : Iklan , wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan
Sumber publik ; Media massa, organisasi konsumen pemeringkat
Sumber pengalaman : Penangan, pengkajian, dan pemakaian produk
Sebagai hasil pengumpulan inforasi, konsumen mengenal beberapa merek
dalam pasar beserta ciri-ciri produk tersebut, yaitu terdiri dari beberapa perangkat
yang terlibat dalam pengambilan keputusan konsumen yaitu perangkat keseluruhan
merek yang tersedia bagi konsumen, perangkat kesadaran hanya mengenal
sebagian kecil merek yang ad, perangkat pertimbangan dari sebagian merek ini
yang cocok, perangkat pilihan hanya sebagian kecil dari merek yang cocok ang
terpilih, yang selanjutnya konsumen membuat keputusan dari perangkat yang
dipilih.
3 Evaluasi Alternatif
Bagaimana konsumen memproses informasi merek yang kompetitif dan
membuat penilaian akhir?Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang
digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi
pembelian.Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model yang terbaru
memandang proses evaluasi konsumen sebagai sebagai proses yang berorientasi
kognitif. Yaitu, mereka menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk
terutama berdasarkan kesadaran dan rasio.
Beberapa konsep dasar akan membantu memahami proses evaluasi
konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan. Kedua,
konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produ. Ketiga, konsumen
memandang setiap produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang
berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuaskan kebutuhan
ini.
4. Keputusan Pembelian
8
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek
dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk nait untuk membeli
produk yang disukai.
Dalam menjalankan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-
keputusan pembelian antara lain :
Keputusan Produk
Keputusan Merek
Keputusan Pemasok
Keputusan Waktu
Keputusan Metode Pembayaran
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau
ketidakpuasan dan apakah konsumen suatu saat akan membeli lagi atau beralih ke
produk pesaing. Di sini tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan
berlajut hingga periode pasca pembelian, dan pemakaian dan pembuangan pasa
pembelian. Setelah membeli produk,konsumen akan mengalami tingkat kepuasan
atau ketidakpuasan tertentu.
5. Tindakan pascapembelian.
Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan
mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen puas ia akan menunjukan
kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Pelanggan
yang puas tersebut jga cenderung akan menceritakan hal-hal yang baik tentang
merek tersebut kepada orang lain.
2. 5 Faktor Sosial yang Mempengaruhi Keputusan Belanja
2.5.1 Faktor Lingkungan atau Eksternal
a. Keluarga dan Pengambilan Keputusan Keluarga
Dalam sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga dibedakan menjadi
dua bagian. Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah keluarga orientas.
Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapat
9
memberikan orientasi agam, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri
dan cinta. Kedua, keluarga yang terdiri dari pasangan dan jumlah anak yang
dimiliki seseorang. Keluarga jenis ini biasa dikenal dengan keluarga prokreasi.
b. Kelompok referensi
Kelompok referensi adalah satu atau lebih yang digunakan seseorang
sebagai dasar perbandingan untuk kepercayaan, perasaan dan perilaku. Kelompok
acuan ini mempengaruhi keputusan berbelanja dengan (1) menawarkan informasi,
(2) menyediakan penghargaan untuk perilaku pembelian yang spesifik dan (3)
penambahan suatu citra diri pelnggan
c. Budaya
budaya adalah faktor mendasar dalam embentukan norma yang kemudian
membentuk dan mendorong keinginan dan perilaku seseorang menjadi konsumen.
2.5.2 Faktor Internal
a. Aspek Pribadi
seorang pelanggan akan mempunyai perbedaan dengan pelanggan yang lain
karena faktor-faktor pribadi yang berbeda, misalnya : tahapan usia, pekerjaan,
kondisi keuangan, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri.
b. Aspek Kejiwaan atau Psikologis
faktor kejiwaan yang memepengaruhi seseorang dalam tindakan membeli
suatu barang atau jasa didasarkan pada motivasi, persepsi, kepercayaan, dan
perilaku serta proses belajar yang dilalui oleh konsumen.
2.6 Respon Konsumen terhadap Lingkungan Belanja
Lingkungan mengacu pada rangsangan fisik dan sosial yang kompleks di
dunia eksternal konsumen. Termasuk didalamnya benda-benda, tempat, dan orang
lain yang mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen serta perilakunya.
10
Bagian penting dari lingkungan adalah rangsangan fisik dan sosial yang
diciptakan oleh pemasar untuk mempengaruhi konsuman. Termasuk didalamnya
adalah produk, iklan, pernyataan verbal oleh salesman, label harga, lampu tanda,
dan toko. Semua hal tersebut sangat diperlukan dalam memahami perilaku
konsumen (Peter dan Olson, 1999).
Lingkungan mampu menstimulus seseorang agar terpengaruh dengan
adanya kondisi lingkungan tertentu. Aspek lingkungan ini terkadang dikaitkan
dengan strategi pemasaran yang dijalankan oleh suatu perusahaan. Seorang
pemasar harus memahami kondisi lingkungan yang ada guna menjalankan
strateginya. Untuk itulah, suatu kondisi lingkungan penting untuk memahami
perilaku seorang konsumen.
2.7 Perilaku Belanja Konsumen Indonesia
2.7.1 Pengeluaran Konsumen Indonesia di Industri Ritel Modern
Pertumbuhan ritel di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Dalam
laporan tersebut, pertumbuhan ritel Indonesia tercepat ketiga setelah Cina dan
India. Negeri ini, disebut pertumbuhan dengan underlying yang kuat. Indonesia
harus bersyukur dengan underlying ekonominya yang sangat kuat berupa populasi
penduduk yang mencapai 235,5 juta jiwa. Pendapatan per kapita penduduk
Indonesia juga terus naik dengan pertumbuhan infrastruktur industri ritel yang terus
meningkat akan menunjang penjualan ritel bahan pangan. Sektor ritel lain yang
bakal tumbuh adalah elektronikan yang dipimpin oleh produk computer, dan
diperkirakan tumbuh 13 persen dalam lima tahun mendatang.
2.7.2 Kebiasaan Belanja dan Gaya Hidup Konsumen Indonesia
Tidak mengherankan, apabila konsumen Indonesia sebenarnya mencerna
informasi yang lebih sedikit dalam membuat keputusan. Tidak mengherankan pula
bahwa, konsumen Indonesia kadang-kadang lebih emosional dalam membuat
proses keputusan untuk memilih dan membeli suatu produk.
Pengaruh eskternal unik lainnya adalah dalam hal group reference. Ini
adalah bagian yang sungguh-sungguh tidak dapat dibandingkan dengan masyarakat
11
Amerika. Dalam konteks ini, pengaruh para opinion leader sungguh besar. Untuk
suku Jawa, Madura atau Sunda, ulama memiliki peran yang sangat besar terhadap
masyarakat untuk menentukan pilihan mereka untuk produk-produk tertentu.
Mereka menjadi panutan bagi masyarakat dalam memfilter informasi. Saran dan
keteladanan mereka menjadi bagian yang dipertimbangkan dalam membuat
evaluasi terhadap pembelian suatu produk. Demikian pula, untuk beberapa suku
dimana tradisi adatnya masih kuat seperti suku Bali, para pemimpin adat ini
jugalah yang menjadi opinion leader.
2.8 Segmenting, Targeting, dan Positioning
2.8.1 Segmenting
Pasar sasaran dalam ritel (retail) sering kali ditetapkan berdasarkan faktor
demografis, geografis dan psikografis. Menetapkan pasar sasaran merupakan syarat
untuk menetapkan strategi bauran ritel (retail). Bauran ritel (retail) atau disebut
dengan retail mix adalah kombinasi elemen-elemen produk, harga, lokasi,
personalia, promosi dan presentasi atau tampilan-untuk menjual barang dan jasa
pada konsumen akhir yang menjadi target pasar.
2.8.2 Targeting
Setelah mengadakan pengelompokan atau pembagian pasar keseluruhan ke
dalam segmen-segmen pasar yang homogen, maka perusahaan perlu melakukan
penetapan pasar sasaran (target market). Segmentasi pasar pada dasarnya
menunjukkan peluang pasar yang dihadapi perusahaan, selanjutnya perusahaan
perlu mengevaluasi macam-macam segmen yang ada untuk memutuskan berapa
banyak dan segmen mana yang akan dijadikan sasaran.
2.8.3 Positioning
Posititioning adalah bagaimana sebuah produk dimata konsumen yang
membedakannya dengan produk pesaing. Dalam hal ini termasuk barnd image,
manfaat yang dijanjikan serta competitive advantage. Inilah alasan kenapa
konsumen memilih produk suatu perusahaan bukan produk pesaing.
12
Positioning pada hakikatnya adalah menanamkan sebuah persepsi, identitas
dan kepribadian di dalam benak konsumen. Untuk itu agar positioning kuat maka
perusahaan harus selalu konsisten dan tidak berubah. Karena persepsi, identitas dan
kepribadian yang terus menerus berubah akan menimbulkan kebingungan di benak
konsumen dan pemahaman mereka akan tawaran perusahaan akan kehilangan
fokus.
2.9 Pengaruh Unsur Bauran Ritel terhadap Keputusan Konsumen
Setelah menetapkan segmentasi, target pasar, dan penentuan posisi,
kemudian peritel dihadapkan pada kondisi untuk mengambil keputusan tentang
unsur bauran ritel yang dijalankan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
konsumen dalam memilih suatu toko, antara lain produk, harga, promosi, layanan,
dan fasilitas fisik. Keputusan konsumen ini penting artinya bagi pengusaha toko.
Sebagai tindak lanjut untuk membuat pembeli melakukan pembelian di tokonya,
pengusaha harus mendesain toko menjadi menarik dan membuat konsumen senang.
Selain itu konsumen juga menyadari bahwa harga adalah penting untuk
dipertimbangkan. Tetapi walaupun sedikit mahal, konsumen tidak akan ragu jiga ia
mendapat layanan dan mutu yang lebih baik. Unsur-unsur bauran ritel ini penting
karena akan meningkatkan jumlah pelanggan.
Pemilihan suatu toko dapat terjadi karena adanya unsur-unsur bauran ritel yang
meliputi produk, harga, romosi, layanan, dan fasilitas fisik. Tetapi perlu dipahami
juga bahwa konsumen itu berbeda-beda, mungkin saja ada konsumen yang hanya
dipengaruhi oleh satu unsur, atau mungkin dua unsur saja. Ini semua bergantung
pada perilaku konsumen itu sendiri.
13
BAB IIIPEMBAHASAN
3.1 Profil Indomaret
Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan
pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200 m2.
Dikelola oleh PT. Indomarco Prismatama, gerai pertama dibuka pada November
1968 di kalimantan. Tahun 1997 perusahaan mengembangkan bisnis gerai waralaba
pertama di Indonesia, setelah Indomaret teruji dengan lebih dari 230 gerai. Pada
Mei 2003 Indomaret merai penghargaan “perusahaan waralaba 2003” dari presiden
Megawati Soekarnoputri. Kini Indomaret mencapai lebih dari 1400 gerai, dari total
itu 52% adalah milik sendiri dan sisanya milik masyarakat yang tersebar dikota-
kota Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta, Bali, dan
lampung. Indomaret mudah ditemukan didaerah pemukiman, gedung perkantoran
dan fasilitas umum karena penempatan lokasi gerai di dasarkan pada motto “mudah
dan hemat”, lebih dari 3.500 jenis makanan dan nonmakanan tersedia dengan harga
bersaing, memenuhi hampir semua kebutuhan konsumen seharihari, didukung oleh
pusat distribusi, yang menggunakan teknologi mutahir, Indomaret merupakan salah
satu asset bisnis yang sangat menjanjikan, keberadaan Indomaret diperkuat oleh
anak perusahaan dibawah bendera grup INTRACO yaitu Indogrosir, Finco, BSD
Plaza dan Charmart.
Sasaran pemasaran Indomaret adalah konsumen semua kalangan
masyarakat, lokasi gerai yang strategis dimaksudkan untuk memudahkan
Indomaret melayani sasaran demografinya yaitu keluarga. Sistem distribusi
dirancang seefisien mungkin dengan jaringan pemasok yang handal dalam
menyediakan produk terkenal dan berkualitas serta sumber daya manusia yang
kompeten, menjadikan Indomaret memberikan pelayanan terbaik kepada
konsumen. Saat ini Indomaret memiliki 8 pusat distribusi di Ancol Jakarta,
14
Cimanggis Depok, Tangerang, Bekasi, Parung, Bandung, Semarang dan Surabaya.
Dengan menjalin lebih dari 500 pemasok, Indomaret memiliki posisi baik dalam
menentukan produk yang akan dijualnya. Laju pertumbuhan gerai Indomaret yang
pesat dengan jumlah transaksi 14,99 juta transaksi per bulan didukung oleh sistem
teknologi yang handal. Sistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of
sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan, persediaan dan penerimaan
barang. Sistem ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan saat ini dengan
memperhatikan perkembangan jumlah gerai dan jumlah transaksi di masa
mendatang. Indomaret berupaya meningkatkan pelayanan dan kenyamanan belanja
konsumen dengan menerapkan sistem check out yang menggunakan scanner di
setiap kasir dan pemasangan fasilitas pembayaran Debit BCA.
Pada setiap pusat distribusi diterapkan digital picking system (DPS). Sistem
teknologi informasi ini memungkinkan pelayanan permintaan dan suplai barang
dari pusat distribusi ke toko-toko dengan tingkat kecepatan yang tinggi dan
efisiensi yang optimal. Visi Indomaret sendiri adalah menjadi aset nasional dalam
bentuk jaringan ritel waralaba yang unggul dalam persaingan global. Sedangkan
mottonya adalah “mudah & hemat”. Budaya yang di terapkan dalam tubuh
perusahaan Indomaret adalah Dalam bekerja kami menjunjung tinggi nilai-nilai:
a) Kejujuran, kebenaran dan keadilan
b) Kerja sama tim
c) Kemajuan melalui inovasi yang ekonomis
d) Kepuasan pelanggan
3.2 Perilaku Belanja Konsumen di Indomaret
3.2.1 Perspektif dalam Perilaku Konsumen
3.2.1.1 Perspektif Pengambilan Keputusan.
Pada perspektif ini, pengambilan keputusan seorang konsumen di Indomaret
merupakan keputusan keterlibatan tinggi, karena konsumen biasanya melakukan
pembelian sesuai dengan proses pengambilan keputusan yang rasional.
Konsumen datang ke Indomaret biasanya sudah mengetahui apa yang akan
15
dibelinya, dan mempertimbangkan segala sesuatunya, dari segi harga, kualitas,
merek, dll.
3.2.1.2 Perspektif Pengalaman
Pada perspektif ini, konsumen di Indomaret tidak hanya mempertimbangkan
pembelian secara rasional saja, tetapi mereka juga membeli produk lain yang
tidak direncanakan ketika melihat pada rak di toko. Hal itu karena, cukup
banyak variasi produk yang tersedia di toko Indomaret-walaupun tak sebanyak
di supermarket atau hypermarket-sehingga membuat konsumen teringat akan
kebutuhan lainnya yang tidak dia rencanakan.
3.3 Motif Belanja Konsumen di Indomaret
3.2 Pembelian Tak Terencana
Seperti yang telah diuraikan pada perspektif pengalaman bahwa konsumen
di Indomaret banyak yang melakukan pembelian tak terencana. Dalam hal ini,
pembelian tak terencana di bagi menjadi dua kategori, yaitu :
1) Reminder Purchase, dimana pembelian terjadi ketika konsumen melihat
produk atau meek tertentu di dalam toko dan teringat bahwa produk
atau merek tersebut dibutuhkannya. Hal ini merupakan hal yang paling
banyak dan sering terjadi pada konsumen di Indomaret.
2) Impulsive Purchase, dimana pembelian terjadi ketika ada rangsangan
dari toko tersebut yang menarik ntkonsumen untuk membeli produk
atau merek tertentu. Contohnya, seperti promo, atau diskon.
16
Faktor yang mempengaruhi pembelian tak terencana di Indomaret
adalah
1) Desain toko
17
2) Tata letak toko
18
3) Komunikasi visual
4) Aroma
3.4 Tipe-tipe Keputusan Belanja Konsumen di Indomaret
3.4.1 Pemecahan Masalah Luas
Tipe keputusan belanja pelanggan dengan jenis proses pemecahan masalah
luas adalah suatu proses pengambilan keputusan pembelian dimana pelanggan
memerlukan usaha dan waktu yang cukup besar untuk meneliti
dan menganalisis berbagai alternatif. Dalam membantu tipe
keputusan belanja pelanggan seperti ini, Indomaret
menyediakan informasi yang diperlukan tentang produk-
produknya dengan cara yang mudah didapat dan dipahami.
Seperti katalog produk, brosur.
3.4.2 Pemecahan Masalah Terbatas
19
Tipe keputusan belanja pelanggan dengan jenis proses pemecahan masalah
terbatas adalah suatu proses pengambilan keputusan pembelian yang
menyertakan suatu usaha dan waktu yang cukup banyak. Pada situasi ini,
pelanggan biasanya memilih ritel dimana mereka sudah mempunyai
pengalaman berbelanja sebelumnya serta memilih barang dagangan yang sudah
pernah mereka beli di masa lalu. Dalam membantu tipe keputusan belanja
pelanggan seperti ini, Indomaret mendorong perilaku pembelian impulsif
dengan penggunaan display atau cara pemajangan yang menonjol di tempat-
tempat yang mudah pelanggan lihat untuk menarik perhatian pelanggan dan
merangsang keputusan pembelian. Misalnya, di sekitar kasir.
20
3.4.3 Pengambilan Keputusan Bersifat Kebiasaan
Tipe pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan ini adalah proses
keputusan belanja yang melibatkan sedikit sekali usah dan waktu atau tanpa usaha
sadar. Kesetiaan merek dan kesetiaan toko adalah contoh pembuatan keputusan
berdasarkan kebiasaan. Oleh karena itu, Indomaret selalu berusaha menyediakan
barang-barang yang berkualitas dan yang paling banyak diminati oleh pelanggan
setia mereka, serta memberikan pelayanan yang maksimal kepada setiap
pelanggannya. Salah satu bentuk pelayanan yang harus dilakukan karyawan
Indomaret kepada pelanggan adalah menyapa setiap pelanggan yang masuk ke
dalam toko dengan ramah dan senyum.
3.5 Proses Pengambilan Keputusan Belanja Konsumen di Indomaret
3.5.1 Jenis Kebutuhan
Jenis kebutuhan yang memotivasi pelanggan untuk pergi berbelanja dan
membeli barang dagangan di Indomaret merupakan kebutuhan fungsional.
Kebutuhan fungsional secara langsung terkait dengan kinerja produk itu.
Kebutuhan fungsional sering disebut juga kebutuhan rasional. Hal ini
dikarenakan, produk-produk yang ditawarkan dan disediakan di Indomaret
adalah produk consumer good, yakni produk kebutuhan sehari-hari.
21
3.5.2 Pencarian Informasi
1) Jumlah informasi yang dicari
2) Biaya pencarian informasi meliputi waktu dan uang
Berkeliling dari satu toko ke toko yang lain memerlukan biaya untuk tenaga,
bahan bakar kendaraan, biaya parkir, dan “waktu” pelanggan. Oleh karena itu,
Indomaret biasanya berusaha menempatkan gerai-gerai tokonya di tempat yang
strategis, dan mudah dijangkau oleh konsumen. Seperti di pertigaan jalan, di
terminal, pasar, dll.
3) Sumber-sumber informasi
Indomaret biasanya mengkomunikasikan produk-produknya dan berbagai
promosi melalui berbagai cara agar konsumen dapat menerima informasi
dengan cepat dan mudah. Seperti dengan iklan di televisi, radio, koran, majalah,
banner, katalog, brosur, pamflet, dll.
3.5.3 Evaluasi atas Alternatif-alternatif
3.5.3.1 Evaluasi atas Alternatif Pemilihan Toko
a) Kriteria Evaluasi
b) Karakteristik toko yang dirasakan
c) Proses Pembandingan
d) Toko yang dapat diteima dan toko yang tidak dapat diterima
3.5.4 Model multiatribut.
Tahapan yang harus dilalui dalam menggunakan model atribut:
1.Kepercayaan pada toko terkait dengan kinerja manfaat
22
2.Bobot arti penting
3.Implikasi untuk Ritel
4.Memasuki berbagai rangkaian pertimbangan
5.Mengubah kepercayaan kinerja
3.5.5 Evaluasi setelah belanja:
Ada 2 perilaku konsumen saat melakukan belanja yaitu:
a) Hedonic Orientation. Konsumen ini berorientasi bahwa
“Belanja adalah Belanja”. Konsumen ini mementingkan
aspek fungsional, daya tarik, fasilitas lengkap buanlah hal
yang penting.
b) Utiritarian Orientation. Konsumen ini berorientasi pada
“Belanja adalah Rekreasi”. Konsumen ini menjadikan
penampilan toko, tampilan merchandise dan fasilitas yang
lengkap sebagai factor penentu pengambilan keputusan
untuk mengunjungi sebuah gerai Indomaret.
3.6 Factor Sosial yang Mempengaruhi Keputusan Belanja Konsumen
3.6.1 Faktor Lingkungan
3.6.1.1 Keluarga
Pada aspek ini banyak keputusan yang dilakukan oleh konsumen saat belanja
dibuat untuk produk yang dikonsumsi oleh keluarga secara keseluruhan.
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang ekstensif. Anggota
keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.
Misalnya: Seorang anak menyukai sosok kartun SuperMan, maka Indomaret
menyediakan dan menawarkan produk berupa gelas yang ada gambar
SuperMan yang sering diminati anak-anak.
23
3.6.1.2 Kelompok Referensi
Banyak kelompok yang mempengaruhi prilaku seseorang baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap seseorang untuk mengambil
keputusan dalam belanja. Pengaruh tersebut dapat dilakukan baik perseorangan
maupun dalam kelompok dimana dalam kelompok ini saling berinteraksi satu
sama lain.
a. Kelompok yang dijadikan acuan satu atau lebih orang-orang yang
digunakan seseorang sebagai dasar perbandingan untuk kepercayaan,
perasaan, dan perilaku. Hal pertama yang merupakan contoh dalam upaya
mempengaruhi pembelian atau belanja konsumen di Indomaret yaitu
dengan diadakannya layanan berupa i-Kupon, Western Union, JackCard,
UniPin, t-Cash, Indomaret ATM. Dengan adanya layanan ini, maka
konsumen akan terpengaruh untuk menggunakan layanan yang disediakan
oleh Indomaret.
b. Kelompok referensi kedua ini memengaruhi keputusan belanja dengan
menawarkan informasi berupa sewa teras, informasi lowongan kerja, dan
lain-lain.
c. Pada tahun 2011-2012 Indomaret memberikan “Beasiswa Indomaret”
untuk 1.500 Siswa di 300 SD di Wilayah Jawa, Bali, Sumatera dan
Sulawesi Selatan. Beasiswa yang diberikan berupa uang tunai, bingkisan
dan peralatan sekolah untuk proses belajar mengajarSelain itu, Indomaret
galang dana kemanusiaan yang bekerjasama dengan PMI, yang
diluncurkan oleh Ketua PMI Pusat Jusuf Kalla dan Direktur Utama PT.
Indomarco Prismatama.
24
Kemudian, Indomaret mendapatkan penghargaan Platinum Award
“Suara Emas Sang Juara” dari Royal Prima Musikindo (RPM) atas
keberhasilan penjualan CD Album Emas Sang Juara.
Indomaret serahkan bantuan Rp 4.6 Miliar kepada “UNICEF”
sebesar Rp 4.661.955.733 untuk “Program Peningkatan Gizi Balita”.
Selanjutnya, Indomaret mendapatkan Penghargaan “Superbrands”
untuk kategori minimarket. Selain kategori Minimarket, Superbrands 2013
juga memberikan penghargaan Indomaret untuk kategori “Most Inspiring
Barnds”. Dengan mendapatkan hal tersebut diatas, maka Indomaret
mendapatkan suatu penambahan suatu citra dari pelanggan. Sehingga
konsumen terpengaruh untuk belanja dan menggunakan layanan Indomaret.
Apabila dilihat dari aspek pelanggan, pelanggan juga dapat
memberikan pengaruh kepada orang lain untuk membeli produk yang
disediakan di Indomaret. Contohnya: ketika Indomaret menawarkan produk
detergen tertentu dengan diberikannya hadiah langsung berupa piring, gelas
atau mangkuk cantik, maka konsumen terutama konsumen menengah akan
tertarik dengan penawaran seperti ini. Apalagi yang membeli produk
tersebut adalah kalangan ibu-ibu, maka secara tidak langsung mereka akan
menginformasikan kepada rekan kerja, rekan arisan dan lain-lain untuk
membeli produk tersebut. Namun, hal itu tergantung pada persepsi dari
rekan-rekannya tadi. Sebagian ada yang terpengaruh dan sebagian lagi ada
yang tidak. Akan tetapi, meski bagaimanapun referensi ini mempengaruhi
keputusan belanja.
3.6.1.3 Budaya
Selain dari factor keluarga, kelompok referensi, kultur atau budaya
memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku. Peran
budaya, dan kelas sosial sangatlah penting dalam menentukan keputusan
pembelian. Kultur (budaya) ini merupakan nilai-nilai yang dimiliki bersama
dalam suatu masyarakat. Budaya yang sering digunakan dalam proses
mempengaruhi belanja konsumen dengan memberikan informasi promo
besar-besaran, hadiah langsung, dan diskon khusus untuk pembelian
25
barang-barang tertentu, diskon untuk pengguna Indomaret Card, dan lain-
lain. Budaya popular dapat dipresentasikan melalui iklan, music, TV dan
lain-lain, misalnya iklan dengan menggunakan artis yang terkenal.
3.6.2 Faktor Pribadi-Internal
3.6.2.1 Aspek pribadi
Keputusan pembelian dapat juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi,
gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Situasi ekonomi
seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk.
Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para
pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang
memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu. Misalnya
dengan melakukan pengadaan barang yang fungsinya sama namun
harganya berbeda.
3.6.2.2 Aspek Psikologis
Pemilihan barang yang dibeli seseorang konsumen lebih lanjut
dipengaruhi oleh empat faktor psikologis, yaitu motivasi, persepsi,
pengetahuan serta kepercayaan.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam prilaku belanja
konsumen, karena tanpa motivasi, tidak akan terjadi transaksi jual beli
antara konsumen dan produsen. Jadi, prilaku belanja tercipta dari motivasi
dalam diri konsumen yang timbul akibat kebutuhan yang semakin lama
semakin kompleks.
Motivasi ini didapat bisa karena manfaat produk, dan emosional.
Contohnya: seorang mahasiswa yang membeli sebuah aqua 1 liter di
Indomaret untuk keperluan OSPEK. Sedangkan contoh emosional seorang
mahasiswa yang membeli minuman karena ada diskon “beli 1 dapat 3”.
3.7 Respons Konsumen terhadap Lingkungan Belanja
26
Fenomena yang terjadi saat ini, semakin berkembangnya usaha ritel modern
di Indonesia membuat persaingan bisnis ritel semakin hari semakin ketat. Banyak
strategi yang dilakukan oleh pelaku ritel untuk menarik konsumen. Selain
menciptakan dan mempertahankan pelanggan pelaku ritel juga melakukan strategi
dalam mendekatkan konsumen.
Selain itu, dalam usaha mencapai tujuan tersebut, maka setiap perusahaan
ritel harus berusaha menghasilkan dan menyampaikan produk dan layanan yang
diinginkan konsumen dengan harga yang pantas dan nuansa belanja (atmosfer)
yang nyaman.
Demikian halnya yang dilakukan Indomaret. Selain yang dilakukan diatas,
Indomaret juga menggunakan strategi yaitu dengan menempatkan Indomaret dekat
dengan kampus-kampus dan sarana lainnya sehingga dapat dengan mudah
terjadinya pembelian impulsif.
Indomaret memelihara lingkungan belanja agar selalu menarik, misalnya
bagaimana para manager dapat memanipulasi disain bangunan, ruang interior, tata
ruang lorong-lorong, bau, warna, dan suara yang dialami para pelanggan. Karena,
lingkungan belanja berpengaruh terhadap pembelian dan prilaku konsumen dalam
membeli produk yang disediakan.
3.8 Perilaku Belanja Konsumen Indonesia
Saat ini, dunia bisnis ritel sudah berkembang sedemikian pesat
sesuai dengan perkembangan dinamika perekonomian yang terus
mengalami proses modernisasi dalam era globalisasi ini. Secara umum,
konteks tersebut tidak hanya difokuskan pada penyediaan produk atau jasa
semata melainkan pelayanan dan kedekatan dengan pelanggan.
Apabila kita cermati, perilaku konsumen Indonesia cenderung lebih
menyukai berbelanja di ritel modern dibandingkan ritel traditional,
meskipun harga yang ditawarkan ritel tradisional sangat murah. Hal ini
berarti telah terjadi pergeseran pola perilaku konsumen dari ritel Tradisional
kepada ritel Modern.
27
Alasan peralihan perilaku tersebut, ritel modern mempunyai
keunggulan yang tawarkan dari segi harga dan kenyamanan. Bagi
konsumen keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana
proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan berdasarkan
pengetahuan dari informasi yang diperoleh konsumen.
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berbeda
untuk masing-masing individu. Keputusan pembelian adalah pemilihan dari
dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, pengalaman, dan
pengaruh perilaku. Selain itu, citra outletpun akan mempengaruhi keputusan
berbelanja. Indomaret dipersepsikan sebagai minimarket yang memberikan
kemudahan untuk penyediaan berbagai macam kebutuhan pokok sehari-hari
dalam memenuhi kebutuhan konsumen.
3.9 Segmentasi Pasar, Target Pasar dan Penentuan Posisi Indomaret
Semua kalangan masyarakat Indonesia menjadi target pasar yang
dipilih oleh Indomaret. Segmentasi yang dilakukan Indomaret agar mampu
melayani kebutuhan konsumen dan peka terhadap pasar dengan
menggunakan pendekatan Psychographic (life Style). Karena masyarakat
cenderung memilih berbelanja di gerai modern berdasarkan alasan
kelengkapan produk yang berkualitas, harga yang pasti dan bersaing, serta
suasana yang nyaman.
Pada Psychographic, pengelompokan didasarkan pada karakteristik
setiap konsumen seperti motivasi, kepribadian, persepsi, interest, minat dan
sikap. Produk yang disajikan oleh Indomaret juga, yang merupakan
kebutuhan sehari-hari seperti makanan, minuman, sembako, alat tulis dan
sebagainya.
Strategi pemasaran yang digunakan oleh Indomaret, dengan
menggunakan kegiatan promosi yang dijalankan secara berkala dengan
berbagai metode sesuai dengan produk dan target pasarnya.
28
Dalam membantu mengoptimalkan strategi pemasarannya,
Indomaret menggunakan beberapa strategi pemasaran, diantaranya untuk
strategi jangka pendek dan jangka panjang :
3.9.1 Indomaret menggunakan strategi jangka pendek:
a. “Harga Heboh” yang merupakan promosi mingguan dengan
memberikan harga yang sangat murah untuk produk kebutuhan sehari-
hari.
b. “Super Hemat” yang berupa leaflet edisi dua mingguan yang
mempromosikan produk-produk dengan harga hemat sebagai panduan
untuk konsumen untuk berbelanja selanjutnya.
c. “Promosi Bulan Ini” berupa promosi yang digunakan oleh Indomaret
dengan menggunakan promosi bulanan atas produk tertentu dalam
bentuk pemberian hadian langsung atau potongan harga.
3.9.2 Indomaret menggunakan stretegi jangka panjang:
Strategi jangka panjang yang dilakukan Indomaret dengan menerapkan
berbagai program yang berkaitan dengan loyalitas konsumen serta
pembentukan komunitas.
Hal tersebut tidak akan berjalan tanpa penentuan posisi gerai yang tepat.
Letak gerai indomaret berada di dekat kawasan perumahan, lokasi ramai
seperti kampus, sekolahan, perkantoran, dan fasilitas umum. Hal ini
dilakukan Indomaret agar tetap dekat dengan konsumen atau pelanggan,
selain itu juga letak atau posisi yang digunakan sesuai dengan motto
Indomaret yaitu “Dekat dan Hemat”.
3.10 Pengaruh Unsur Bauran Ritel Terhadap Keputusan
Konsumen
Bauran ritel dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen
termasuk keputusan pembelian, apakah konsumen membeli produk atau tidak.
Salah satu bauran ritel yang dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan
29
keputusan pembelian tersebut meliputi pengaruh penetapan harga, garansi,
kualitas pelayanan, atmosfer toko, desain ruangan, kelengkapan fasilitas,
peningkatan kualitas merek dan lain-lain. Juga diperkirakan resiko sebelum
pembelian, pengaruh kombinasi kinerja fungsional produk dan fungsional
produk. Sehingga, akan mempengaruhi keputusan dalam pembelian dan produk
yang dipilih oleh konsumen itu sendiri.
BAB IV
KESIMPULAN
30
DAFTAR PUSTAKA
http://indomaret.co.id/
http://restidini.blogspot.com/2011/10/segmentasi-pasar.html
http://indomaret.co.id/profil-perusahaan/pemasaran-dan-promosi/
http://indomaret.co.id/2011/10/19/beasiswa-indomaret-untuk-1500-siswa-sd/
#more-5773).
http://indomaret.co.id/2011/07/01/platinum-award-%E2%80%9Csuara-emas-sang-
juara%E2%80%9D/).
31
32