Inversio Uteri

2

Click here to load reader

description

HPP

Transcript of Inversio Uteri

Page 1: Inversio Uteri

INVERSIO UTERIInversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam

kavum uteri (Sarwono, 2007).

Pembagian(1)   Inversio uteri ringan

Fundus uteri terbalik menonjol dalam kavum uteri, namun belum keluar dari ruang rongga rahim(2)   Inversion uteri sedang

Terbalik dan sudah masuk dalam vagina(3)    Inversio uteri berat

Uterus dan vagina semuanya terbalik dan sebagian sudah keluar vagina. Ada pula yang membaginya menjadi inversion uteri inkomplit, yaitu 1 dan 2; dan komplit 4 : seperti 3.

EtiologiPenyebabnya bisa terjadi secara spontan atau karena tindakan. Factor yang memudahkan terjadinya

adalah uterus yang lembek, lemah, tipis dindingnya; tarikan tali pusat yang berlebihan; atau patulous kanalis servikalis.

Yang spontan dapat terjadi pada grandemultipara, atonia uteri, kelemahan alat kandungan, dan tekanan intra abdominal yang tinggi (mengejan dan batuk).

Yang karena tindakan dapat disebabkan cara Crade yang berlebihan, tarikan tali pusat, dan pada manual plasenta yang dipaksakan, apalagi bila ada pelekatan plasenta pada dinding rahim.

FrekuensiJarang dijumpai, angka kejadian 1 : 20.000 persalinan.

Diagnosis dan gejala klinis(1)   Dijumpai pada kala III atau postpartum dengan gejala nyeri yang hebat, perdarahan yang banyak sampai syok,

apalagi bila plasenta masih melekat dan sebagian sudah ada yang terlepas, dan dapat terjadi strangulasi dan nekrosis.

(2)   Pemeriksaan dalam·         Bila masih inkomplit, maka pada daerah simfisis uterus teraba fundus uteri cekung ke dalam·         Bila komplit, diatas simfisis uterus teraba kosong dan dalam vagina teraba tumor lunak·         Kavum uteri sudah tidak ad (terbalik).

Penanganan(1)   Pencegahan : hati-hati dalam memimpin persalinan; jangan terlalu mendorong rahim atau melakukan

perasatCrede berulang-ulang dan hati-hatilah dalam menarik tali pusat serta melakukan pengeluaran plasenta dengan tangan.

(2)   Bila terjadi, maka terapinya adalah :-       Bila ada perdarahan atau syok, berikan infus dan transfuse darah serta perbaiki keadaan umum.-       Sesudah itu segera lakukan reposisi kalau perlu dalam narkosa.-       Bila tidak berhasil maka dilakukan tindakan operatif secara perabdomminam (operasi Haultein) atau

pervaginam (operasi menurut Spinelli).-       Di luar rumah sakit dapat dibantu dengan melakukan reposisi ringan, yaitu dengan tamponade vaginal,

kemudian berikan antibiotika untuk mencegah infeksi.