Inversio Uteri Lengkap

download Inversio Uteri Lengkap

of 25

Transcript of Inversio Uteri Lengkap

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    1/25

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah syukur kehadrat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya

    makalah mandiri ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada

    dr.Freddy dan teman-teman atas bimbingan dalam penulisan makalah ini. Dengan berbagai

    cara sejak membaca, memberikan saran maupun membantu data-data dan berdiskusi adalah

    bagian yang tak dapat diabaikan dalam mewujudkan tulisan ini. Kepada yang terlibat secara

    langsung dan tidak langsung, penulis menyampaikan rasa terima kasih setulusnya. Penulisan

    makalah ini juga bertujuan untuk menambahkan ilmu pengetahuan dan melatih diri untuk

    menghadap kasus-kasus yang mungkin. Penulis menyadari makalah ini masih memiliki

    kekurangan, untuk itu kritik dan saran penulis harapkan dalam rangka penyempurnaan

    penulisan makalah ini. Namun, bagaimanapun juga, tanggungjawab akhir dari penulisan ini

    ada pada penulis.

    Sebagai penutup, penulis berharap semoga tulisan ini dapat dimanfaatkan oleh pihak-

    pihak lain yang tertarik dengan masalah yang akan diuraikan.

    Bogor, 20 Oktober 2011,

    .

    Penulis

    1

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    2/25

    DAFTAR ISI

    BAB I

    Pendahuluan ................................................................................................. (3)

    BAB II

    Definisi ...........................................................................................................(6)

    Insiden ............................................................................................................(6)

    Klasifikasi ......................................................................................................(6)

    Manifestasi Klinik .........................................................................................(7)

    Faktor yang Mempermudahkan .................................................................(7)

    Etiologi ......................................................................................................... (7)

    Diagnosa ........................................................................................................(7)

    Patofisiologi ...................................................................................................(9)

    Diagnosis Banding

    Atonia Uteri .........................................................................(10)

    Retensio Plasenta .................................................................(10)

    Robekan Jalan Lahir ..........................................................(12)

    Sisa Plasenta ........................................................................(15)

    Penatalaksanaan .........................................................................................(15)

    Komplikasi ..................................................................................................(21)

    Pencegahan .................................................................................................(21)

    BAB III

    Kesimpulan ..................................................................................................(22)

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................(23)

    2

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    3/25

    BAB I. PENDAHULUAN

    Pendarahan Post Partum

    Perdarahan postpartum adalah perdarahan pervaginam 500 cc atau lebih

    setelah kala III selesai (setelah plasenta lahir). Fase dalam persalinan dimulai dari kala

    I yaitu serviks membuka kurang dari 4 cm sampai penurunan kepala dimulai,

    kemudian kala II dimana serviks sudah membuka lengkap sampai 10 cm atau kepala

    janin sudah tampak, kemudian dilanjutkan dengan kala III persalinan yang dimulai

    dengan lahirnya bayi dan berakhir dengan pengeluaran plasenta. Perdarahan

    postpartum terjadi setelah kala III persalinan selesai.

    Perdarahan postpartum ada kalanya merupakan perdarahan yang hebat danmenakutkan sehingga dalam waktu singkat wanita jatuh ke dalam syok, ataupun

    merupakan perdarahan yang menetes perlahan-lahan tetapi terus menerus dan ini juga

    berbahaya karena akhirnya jumlah perdarahan menjadi banyak yang mengakibatkan

    wanita menjadi lemas dan juga jatuh dalam syok .1,2

    Klasifikasi Klinis

    1) Perdarahan Pasca Persalinan Dini (Early Postpartum Haemorrhage, atau Perdarahan

    Postpartum Primer, atau Perdarahan Pasca Persalinan Segera). Perdarahan pasca

    persalinan primer terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utama perdarahan pasca

    persalinan primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan

    lahir dan inversio uteri. Terbanyak dalam 2 jam pertama.

    3

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    4/25

    2) Perdarahan masa nifas (PPH kasep atau Perdarahan Persalinan Sekunder atau

    Perdarahan Pasca Persalinan Lambat, atau Late PPH). Perdarahan pascapersalinan

    sekunder terjadi setelah 24 jam pertama. Perdarahan pasca persalinan sekunder sering

    diakibatkan oleh infeksi, penyusutan rahim yang tidak baik, atau sisa plasenta yang

    tertinggal.

    Tabel 2. Pendarahan Pasca persalinan

    Penyebab Perdarahan Postpartum

    Penyebab perdarahan Postpartum antara lain :

    1. Atonia uteri 50% - 60%

    2. Retensio plasenta 16% - 17%

    3. Sisa plasenta 23% - 24%

    4. Laserasi jalan lahir 4% - 5%

    5. Kelainan darah 0,5% - 0,8%

    Gejala Klinik Perdarahan Postpartum

    4

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    5/25

    Seorang wanita hamil yang sehat dapat kehilangan darah sebanyak 10% dari

    volume total tanpa mengalami gejala-gejala klinik, gejala-gejala baru tampak pada

    kehilangan darah sebanyak 20%. Gejala klinik berupa perdarahan pervaginam yang

    terus-menerus setelah bayi lahir. Kehilangan banyak darah tersebut menimbulkan

    tanda-tanda syok yaitu penderita pucat, tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan

    kecil, ekstrimitas dingin, dan lain-lain.1

    BAB II. ISI PEMBAHASAN

    5

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    6/25

    INVERSIO UTERI

    2.1 DEFINISI

    Inversio uteri adalah terbalik dan melipatnya uterus demikian rupa sehingga

    lapisan endometriumnya dapat tampak sampai di luar perineum atau dunia luar. Pada

    inversio uteri bagian atas uterus memasuki kavum uteri, sehingga fundus uteri sebelah

    dalam menonjol ke dalam kavum uteri. Peristiwa ini jarang sekali ditemukan, terjadi

    tiba-tiba dalam kala III persalinan atau segera setelah plasenta keluar .1

    2.2 INSIDEN

    Inversio uteri adalah suatu kejadian emergency obstetrik yang sangat jarang

    terjadi. Insiden dalam terjadinya inversio uteri adalah sebanyak 1 : 20.000 persalinan.

    Jika ianya tejadi haruslah di tangani dengan cepat karena dapat menyebabkan

    terjadinya kematian akibat pendarahan yang banyak.1,3

    2.3 KLASIFIKASI

    Tabel 3. Tingkat Inversio Uteri

    Tingkat Inversio Uteri Keterangan

    Pertama - Inversio uteri hanya sampai ostium uteri internum.

    - Masih teraba sedikit fundus uteri atau terdapat lekukan.

    Kedua - Seluruh endometrium terbalik tetapi tidak sampai di luar

    perineum

    - Sewaktu palpasi tinggi fundus uteri sudah tidak dapat diraba/ hilang

    Ketiga - Seluruh dinding endometrium terbalik sampai tampak di

    luar perineum.

    - Fundus uteri sama sekali tidak dapat di raba.

    Keempat - Vagina juga ikut keluar bersama inversio uteri yaitu keluar

    bersama melalui vulva.

    6

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    7/25

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    8/25

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    9/25

    Gambar 2. Gambaran inversio uteri pada USG

    2.8 PATOFISIOLOGI

    Mekanisme patofisiologis yang mendasari inversio uteri yang sebenarnya masih

    belum diketahui. Secara klinis, faktor utama yang mempengaruhi untuk inversi uteri

    adalah plasenta yang berimplantasi di fundus, lemah dan lunaknya endometrium di

    lokasi implantasi plasenta, serta dilatasi serviks segera post partum. Dalam beberapa

    kasus, terdapatnya tali pusat yang pendek dan tarikan tali pusat yang berlebihan juga

    berkontribusi untuk inversi uteri.

    Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau

    seluruhnya masuk. Ini adalah merupakan komplikasi kala III persalinan yang sangatekstrem. Inversio uteri terjadi dalam beberapa tingkatan, mulai dari bentuk ekstrem

    berupa terbaliknya terus sehingga bagian dalam fundus uteri keluar melalui servik dan

    berada diluar seluruhnya ke dalam kavum uteri.

    Untuk menghasilkan suatu inversi, uterus harus melanjutkan kontraksi pada waktu

    yang tepat untuk memaksa fundus sebelumnya terbalik atau massa fundus plasenta,

    terbalik ke arah segmen bawah uterus. Jika serviks berdilatasi kekuatan kontraksi

    cukup dan cukup kuat, dinding endometrium melalui itu, menghasilkan inversi

    9

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    10/25

    lengkap. Jika situasi kurang ekstrem dari dinding itu, fundus sendiri terjebak dalam

    rongga rahim, menghasilkan inversi parsial.

    Dalam inversi lengkap pada fundus melalui serviks, jaringan serviks berfungsi

    sebagai band konstriksi dan edema cepat bentuk. Massa kemudian tumbuh semakin

    prolaps dan akhirnya menghalangi aliran vena dan arteri, menyebabkan terjadinya

    edema. Jadi, penanganan inversi uteri menjadi lebih sulit. Dalam kasus-kasus kronis

    atau yang lambat ditangani, bisa menyebabkan nekrosis jaringan.

    Oleh karena servik mendapatkan pasokan darah yang sangat banyak, maka

    inversio uteri yang total dapat menyebabkan renjatan vasovagal dan memicu

    terjadinya perdarahan pasca persalinan yang masif akibat atonia uteri yang

    menyertainya. Inversio Uteri dapat terjadi pada kasus pertolongan persalinan kala III

    aktif khususnya bila dilakukan tarikan talipusat terkendali pada saat masih belum ada

    kontraksi uterus dan keadaan ini termasuk klasifikasi tindakan iatrogenik. 3,4

    2.9 DIAGNOSIS BANDING

    a. Atonia uteri

    Merupakan kegagalan miometrium untuk berkontraksi setelah persalinan

    sehingga uterus dalam keadaan relaksasi penuh, melebar, lembek dan tidak mampu

    menjalankan fungsi oklusi pembuluh darah. Akibat dari atonia uteri ini adalah

    terjadinya perdarahan. Perdarahan pada atonia uteri ini berasal dari pembuluh darah

    yang terbuka pada bekas menempelnya plasenta yang lepas sebagian atau lepas

    keseluruhan. Miometrium terdiri dari tiga lapisan dan lapisan tengah merupakanbagian yang terpenting dalam hal kontraksi untuk menghentikan perdarahan pasca

    10

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    11/25

    persalinan. Miometrum lapisan tengah tersusun sebagai anyaman dan ditembus oeh

    pembuluh darah. Masing-masing serabut mempunyai dua buah lengkungan sehingga

    tiap-tiap dua buah serabut kira-kira berbentuk angka delapan. Setelah partus, dengan

    adanya susunan otot seperti tersebut diatas, jika otot berkontraksi akan menjepit

    pembuluh darah. Ketidakmampuan miometrium untuk berkontraksi ini akan

    menyebabkan terjadinya pendarahan pasca persalinan.

    Atonia uteri dapat terjadi sebagai akibat :

    Partus lama

    Pembesaran uterus yang berlebihan pada waktu hamil, seperti pada hamil

    kembar, hidramnion atau janin besar

    Multiparitas

    Selain karena sebab di atas atonia uteri juga dapat timbul karena salah penanganan

    kala III persalinan, yaitu memijat uterus dan mendorongnya ke bawah dalam usaha

    melahirkan plasenta, dimana sebenarnya plasenta belum terlepas dari dinding uterus. 4

    b. Retensio Plasenta

    Klasifikasi

    Retensio plasenta terdiri dari beberapa jenis, antara lain :

    Plasenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion

    plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi

    fisiologis.

    Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga

    mencapai sebagian lapisan miometrium

    Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga

    mencapai/melewati lapisan miometrium

    Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang

    menembus lapisan miometrium hingga mencapai lapisan serosa dinding

    uterus

    11

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    12/25

    Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta di dalam kavum uteri,

    disebabkan oleh konstriksi ostium uteri

    Tabel 4. Gambaran dan dugaan penyebab retensio plasenta

    GejalaSeparasi / akreta

    parsial

    Plasenta

    inkarserataPlasenta akreta

    Konsistensi

    uterus

    Kenyal Keras Cukup

    Tinggi fundus Sepusat 2 jari bawah pusat Sepusat

    Bentuk uterus Diskoid Agak globuler Diskoid

    Perdarahan Sedang-banyak Sedang Sedikit/tidak ada

    Tali pusat Terjulur sebagian Terjulur Tidak terjulur

    Ostium uteri Terbuka Konstriksi Terbuka

    Separasi

    plasenta

    Lepas sebagian Sudah lepas Melekat seluruhnya

    Syok Sering Jarang Jarang sekali

    Tanda-tanda lepasnya plasenta adalah fundus naik dimana pada perabaan uterus terasa bulat

    dan keras, bagian tali pusat yang berada di luar lebih panjang dan terjadi perdarahan

    sekonyong-konyong. Cara memastikan lepasnya plasenta:

    a. Kustner

    Tangan kanan menegangkan tali pusat, tangan kiri menekan di atas simfisis.

    Bila tali pusat tak tertarik masuk lagi berarti tali pusat telah lepas.

    b. Strassman

    Tangan kanan menegangkan tali pusat, tangan kiri mengetuk-ngetuk fundus.

    Jika terasa getaran pada tali pusat, berarti tali pusat belum lepas.

    c. Klein

    Ibu disuruh mengejan. Bila plasenta telah lepas, tali pusat yang berada diluar

    bertambah panjang dan tidak masuk lagi ketika ibu berhenti mengejan.

    Apabila plasenta belum lahir jam-1 jam setelah bayi lahir, harus diusahakan untuk

    mengeluarkannya. Tindakan yang dapat dikerjakan adalah secara langsung dengan

    dengan manual plasenta.3,4

    c. Robekan Jalan Lahir

    12

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    13/25

    Robekan jalan lahir dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan pasca

    persalinan dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh robekan

    serviks atau vagina .Setelah persalinan harus selalu dilakukan pemeriksaan vulva dan

    perineum. Pemeriksaan vagina dan serviks dengan spekulum juga perlu dilakukan

    setelah persalinan.

    Robekan jalan lahir selalu memberikan perdarahan dalam jumlah yang

    bervariasi banyaknya. Perdarahan yang berasal dari jalan lahir selalu harus dievaluasi

    yaitu sumber dan jumlah perdarahan sehingga dapat diatasi. Sumber perdarahan dapat

    berasal dari perineum, vagina, serviks, dan robekan uterus (ruptura uteri). Perdarahan

    dapat dalam bentuk hematoma dan robekan jalan lahir dengan perdarahan bersifat

    arterill atau pecahnya pembuluh darah vena. Untuk dapat menetapkan sumber

    perdarahan dapat dilakukan dengan pemeriksaan dalam dan pemeriksaan spekulum

    setelah sumber perdarahan diketahui dengan pasti, perdarahan dihentikan dengan

    melakukan ligasi.

    Robek Vulva

    Sebagai akibat persalinan, terutama pada seorang primipara, bisa timbul luka

    pada vulva di sekitar introitus vagina yang biasanya tidak dalam akan tetapi

    kadang-kadang bisa timbul perdarahan banyak, khususnya pada luka dekat

    klitoris.

    Robekan perineum

    Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak

    jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi

    di garis tengah dan menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut

    arkus pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin melewati pintu bawah

    panggul dengan ukuran yang lebih besar dari sirkumferensia

    suboksipitobregmatika atau anak dilahirkan dengan pembedahan vaginal.

    Tingkatan robekan pada perineum:

    Tingkat 1: hanya kulit perineum dan mukosa vagina yang robek

    Tingkat 2:dinding belakang vagina dan jaringan ikat yang menghubungkan

    otot-otot diafragma urogenitalis pada garis tengah terluka.

    13

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    14/25

    Tingkat 3 : robekan total m. Spintcher ani externus dan kadang-kadang

    dinding depan rektum.

    Pada persalinan yang sulit, dapat pula terjadi kerusakan dan peregangan m.puborectalis kanan dan kiri serta hubungannya di garis tengah. Kejadian ini

    melemahkan diafragma pelvis dan menimbulkan predisposisi untuk terjadinya

    prolapsus uteri.

    Robekan Vagina

    Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan luka perineum jarang dijumpai.

    Kadang ditemukan setelah persalinan biasa, tetapi lebih sering terjadi sebagai

    akibat ekstraksi dengan cunam, terlebih apabila kepala janin harus diputar.

    Robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan

    spekulum. Robekan atas vagina terjadi sebagai akibat menjalarnya robekan

    serviks. Apabila ligamentum latum terbuka dan cabang-cabang arteri uterina

    terputus, dapat timbul perdarahan yang banyak. Apabila perdarahan tidak bisa

    diatasi, dilakukan laparotomi dan pembukaan ligamentum latum. Jika tidakberhasil maka dilakukan pengikatan arteri hipogastika.

    Robekan serviks

    Persalinan selalu mengakibatkan robekan serviks, sehingga serviks seorang

    multipara berbeda dari yang belum pernah melahirkan pervaginam. Robekan

    serviks yang luas menimbulkan perdarahan dan dapat menjalar ke segmen

    bawah uterus. Apabila terjadi perdarahan yang tidak berhenti meskipunplasenta sudah lahir lengkap dan uterus sudah berkontraksi baik, perlu

    dipikirkan perlukaan jalan lahir, khususnya robekan serviks uteri.

    14

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    15/25

    Apabila ada robekan, serviks perlu ditarik keluar dengan beberapa cunam

    ovum, supaya batas antara robekan dapat dilihat dengan baik. Apabila serviks

    kaku dan his kuat, serviks uteri dapat mengalami tekanan kuat oleh kepala

    janin, sedangkan pembukaan tidak maju. Akibat tekanan kuat dan lama ialah

    pelepasan sebagian serviks atau pelepasan serviks secara sirkuler. Pelepasan

    ini dapat dihindarkan dengan seksio secarea jika diketahui bahwa ada distosia

    servikalis. Apabila sudah terjadi pelepasan serviks, biasanya tidak dibutuhkan

    pengobatan, hanya jika ada perdarahan, tempat perdarahan di lanjut. Jika

    bagian serviks yang terlepas masih berhubungan dengan jaringan lain,

    hubungan ini sebaiknya diputuskan.3,4

    d. Sisa Plasenta

    Tertinggalnya sebagian plasenta (sisa plasenta) merupakan penyebab umum

    terjadinya pendarahan lanjut dalam masa nifas (pendarahan pasca persalinan

    sekunder). Pendarahan post partum yang terjadi segera jarang disebabkan oleh

    retensi potongan-potongan kecil plasenta. Inspeksi plasenta segera setelah

    persalinan bayi harus menjadi tindakan rutin. Jika ada bagian plasenta yang

    hilang, uterus harus dieksplorasi dan potongan plasenta dikeluarkan.

    Sewaktu suatu bagian dari plasenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka

    uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan

    perdarahan. Tetapi mungkin saja pada beberapa keadaan tidak ada perdarahan

    dengan sisa plasenta.3,4

    2.10 PENATALAKSANAAN

    Prinsip penanganan pada pasien yang datang dengan inversio uteri melibatkan dua

    kompenen penting yaitu:

    15

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    16/25

    a. Menangani syok akibat pendarahan yang banyak

    b. Mereposisi semula uterus ke tempatnya.

    Pasien dengan pendarahan post partum harus di tangani dengan mengadakan

    resusitasi dan penanganan pendarahan obstetrik serta kemungkinan adanya syok

    hipovolemik. Resusitasi cairan melibatkan cairan ringer laktat. Pemberian cairan

    kristaloid dalam volume yang besar baik dengan NaCl atau Ringer Laktat melaui

    akses intravena perifer. RL merupakan cairan yang cocok kaena biaya ringan dan

    kompatibilitasnya dengan sebagian besar obat dan transfusi darah.

    Pemberian cairan dekstrosa seperti D 5 % tidak memiliki peran dalam

    penanganan pendarahan post partum. Penggantian cairan yang melibatkan kristaloid

    tidak tahan lama di intra vaskular tetapi sebaliknya terjadi pergeseran ke ruangan

    interstitial yang akan menyebabkan edema perifer. Jika kehilangan darahnya banyak

    membutuhkan penambahan transfusi sel darah merah.

    Jika pendarahan masih berlanjutan dan di perkirakan melebihi 2000 mL atau

    keadaan klinis pasien menunjukkan tanda tanda syok walaupun telah di lakukan

    resusitasi. Komponen darah yang biasanya di gunakan adalah PRC untuk

    menggantikan pembawa oksiegn yang hilang dan untuk mengembalikan volume

    sirkulasi.

    Pasien yang datang dengan inversio uteri selalu akan datang dengan pendarahan

    yang hebat dan di sertai dengan syok. Apabila inversio uteri dengan gejala syok harus

    di atasi dulu dengan infue IV cairan elektrolit dan transfusi darah, segera itu barulah

    dapat di lakukan reposisi secara manual , hidrostatik atau secara operasi melalui

    transabdominal maupun transvaginal.

    Langkah reposisi inversio uteri secara manual dengan cara:

    a. Memberikan mucle relaksan padanya sehingga otot rahim menjadi lemas.

    Relaksan akan membuatkan otot rahim lemas.

    b. Relaksan yang di anjurkan adalah:

    Anestesi umum

    16

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    17/25

    Pemberian tokolisis relaksan otot uterus yaitu:

    Tokolisis merupakan suatu relaksasi uterus sebelum di lakukan reposisi

    manual atau pun repososi hidrostatik. Antara obat yang menjadi pilihan

    sebagai tokolisis adalah:

    Mg S04 4- 6 g IV selama 4 menit

    Nitrogliserin 100 mcg IV

    Terbutaline 0, 25 mg IV

    Uterotonika yang dapat diberikan adalah seperti oksitosin yang mempunyai efek kerja

    cepat, dan tidak menyebabkan kenaikan tekanan darah. Ergometrin dan prostagladin

    juga dapat di gunakan untuk mencegah tpedarahan.

    Oksitosin merupakan homon sintetik yang di produksi oleh lobus posterior hipofisis.Obat ini dapat menimbulkan kontraksi uterus, ianya dapat diberikan IM , IV , untuk

    pendarahan aktif dapat di berikan lewat infus dengan Ringer Laktat. Efek sampingnya

    sangat sedikit seperti nausea, vomitus.

    Metilergonovin maleat merupakan golongan ergot alkaloid yang dapat menyebabkan

    terjadinya tetani uteri setelah 5 menit pemberian IM. Ianya mempunyai dosis

    maksimum 1, 25 mg, dan dapat di berikan langsung melalui IV bolus 0,12 mg. Obat

    ini dikenali sebagai vasospasme perifer dan dapat menyebabkan hipertensi. Jadi tidak

    boleh diberikan pada penderita hipertensi.

    Prostagladin merupakan analog 15 metil prostagladin F2 alfa. Obat ini dapat di

    berikan secara intravaginal, intravena, intramuskular, atau rectal. Pemberian IM

    17

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    18/25

    adalah sebanyak 0,25 mg yang dapat di pakai sampai dosis maksimum 2 mg.

    Pemberian lewat rektal dapat mencapai 5 tablet 200 ug yaitu 1 g. Efek sampingnya

    adalah nausea, vomitus, diare, sakit kepala di sebabkan kontraksi otot halus dan juga

    bekerja di termoregulasi sentral sehingga menyebabkan muka kemerahan,

    berkeringat.1

    Reposisi Manual

    Teknik Johnson :

    -Seluruh telapak tangan di masukkan ke dalam vagina untuk mendorong

    inversio uteri untuk masuk kembali

    -Setelah berhasil lakukan pijitan bimanual antara tangan intra uterine dan

    tangan lainnya di fundus uteri yang telah di reposisi

    -Masukkan bolus uterotonik ( oksitosin atau methergin) sehingga timbul

    kontraksi yang dapat mempertahankan fundus uteri di tempatnya

    -Jika di pandang perlu dapat di pertahankan dengan memasang tampon

    uterovaginal.

    -Tampon dapat di pertahankan 24 jam atau lebih dan selanjutnya di tarik

    sedikit sehingga tidak menimbulkan inversio kembali.

    -Sementara menarik tampon , dapat di masukkan uterotonik secara drip.

    18

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    19/25

    Gambar 2. Teknik reposisi manual

    Menurut teknik Jones:

    -Di pergunakan telunjuk , untuk melakukan reposisi fundus uteri sehingga

    dapat mencapai posisi semula pada intra uterine.

    -Dorong fundus kearah umbilikus dapat memungkinkan ligamentum uterus

    menarik uterus kembali ke posisi semula.

    -Bila dengan upaya reposisi tersebut plasenta masih melekat jangan lakukan

    pelepasan plasenta, tetapi baru di lakukan setelah reposisi berhasil dengan

    baik. Ini karena jika plasenta di lepaskan ianya dapat memicu kepada

    pendarahan yang hebat.

    Koreksi Hidrostatik :

    Pasien dalam posisi trendelenburg dengan kepala lebih rendah sekitar 50

    cm dari perineum.

    Siapkan sistem bilas yang sudah desinfeksi,berupa selang 2 m berujung

    penyemprot berlubang lebar. Selang disambung dengan tabung berisi air

    hangat 2-5 L( NaCl atau RL ) dan dipasang setinggi 2 m.

    Identifikasi forniks posterior.

    Pasang ujung selang douche pada forniks posterior sampai menutup labiasekitar ujung selang dengan tangan.

    19

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    20/25

    Guyur air dengan leluasa agar menekan uterus ke posisi semula.

    Gambar 3. Teknik hidrostatik

    Bentuk bentuk reposisi inversio yang lain:

    a.Transabdominal :

    Teknik Haultain

    Di kerjakan secara laparotomi dengan dinding belakang lingkaran kontraksi di

    incisi secara longitudinal sehingga memungkinkan penyelenggaraan reposisi

    uterus sedikit demi sedikit, kemudian luka di bawah uterus di jahit dan luka

    laparotomi di tutup. Uterotonika di berikan supaya uterus mengalami

    kontraksi.

    Teknik Huntington

    Dinding abdomen di buka dan bagian inversio uteri akan terlihat. Dua allis

    forcep akan di gunakan untuk mengambil bagian fundus uteri dan forceps di

    tamponekan pada fundus. Di lakukan sedemikian rupa supaya uterus tadi

    20

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    21/25

    dapat di keluarkan dari cincin kontraksi dan dapat di reposisikan kepada

    keadaan yang normal kembali.

    Gambar 5. Teknik operasi abdominal

    b. Transvaginal

    Teknik Kustner ( forniks anterior) dan Teknik Spinelli ( teknik

    posterior).Merupakan teknik operasi melalui transvaginal di mana fundus uteri di

    ganti melalui pemotongan servik anterior dan posterior.

    c. Histerektomi

    -Tidak mungkin di lakukan reposisi

    -Jaringan nekrosis akibat iskemik jaringan

    -Terdapat infeksi yang cukup membahayakan jiwa

    Perawatan Pasca Tindakan

    a. Jika inversi sudah diperbaiki,berikan infuse oksitisin 20 unit dalam 500

    ml NaCl 0.9 % atau ringer laktat sebanyak 10 tetes/menit.

    b. Jika dicurigai terjadi perdarahan,berikan infus sampai dengan 60tetes/ menit.

    21

    http://lh4.ggpht.com/_ezSsIEHCzdA/SrvpK-dNIEI/AAAAAAAAAtk/tGxtvjjtqNE/s1600-h/Untitled-4%5B3%5D.jpg
  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    22/25

    c. Jika kontraksi uterus kurang baik,berikan ergometrin 0,2 mg .

    d. Berikan antibiotic propilaksis dosis tunggal:

    Ampisilin 2g I.V dan metronidazol 500 mg I.V

    e. Lakukan perawatan pasca bedah jika dilakukan koreksi kombinasi

    abdominal vaginal.

    f. Jika ada tanda infeksi berikan antibiotik kombinasi sampai pasien bebas

    demam selama 48 jam.3,4

    2.11 KOMPLIKASI

    a. Gangguan miksi dan stress inkotenesi

    Apabila seluruh uterus tertarik ke awah ini menyebabkan fascia dinding depan

    vagina mengendor dan vesika urinaria akan terdorong ke belakang. Selain itu

    uretra juga turut ke bawah bersama dengan penurunan cavum uteri.

    b. Inkarserasi usus

    Ini dapat terjadi karena ruang yang kosong antara cavum dauglasi terisi usus halus

    atau sigmoid masuk ke dalam karena dinding uterus sudah menonjol keluar.5

    2.12 PENCEGAHAN

    Hati-hati dalam memimpin persalinan, jangan terlalu mendorong

    rahim atau melakukan perasat Crede berulang-ulang dan hati-hatilah dalam

    menarik tali pusat serta melakukan pengeluaran plasenta dengan tajam.5

    22

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    23/25

    BAB III.

    KESIMPULAN

    Inversio uteri adalah salah satu dari kejadian pendarahan post partum. Perdarahan

    Postpartum adalah suatu kejadian mendadak dan tidak dapat diramalkan yang merupakan

    penyebab kematian ibu di seluruh dunia. Sebab yang palig umum dari pendarahan Seorang

    ibu dengan pendarahan hebat akan cepat meninggal jika tidak mendapat perawatan medis

    yang sesuai, termasuk pemberian obat-obatan, prosedur klinis sederhana, transfusi darah dan

    atau operasi. Semua ibu hamil harus didorong untuk mempersiapkan kehamilan dan

    kesiagaan terhadap komplikasi, dan agar melahirkan dengan bantuan seorang dokter atau

    bidan, yang dapat memberikan perawatan pencegahan pendarahan Postpartum. Keluarga dan

    masyarakat harus mengetahui tanda-tanda bahaya utama, termasuk pendarahaan masa

    kehamilan. Semua ibu harus dipanatau secara dekat setelah melahirkan terhadap tanda-tanda

    pendarahan tidak normal, dan para pemberi perawatan harus dapat dan mampu menjamin

    akses ke tindakan penyelamatan hidup bila mana diperlukan.1,3

    23

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    24/25

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et all. Obstetrical Hemorrhage. Dalam:

    Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et all. Williams Obstetrics. Edisi ke-23. New

    York. McGraw Hill,2010; 757 801

    2. KA. Rana, P.S. Patel. Complete uterine inversion. American Institute of Ultrasound

    in Medicine .J Ultrasound Med 2009; 28:17191722

    3. MK Karkata. Pendarahan Pasca Persalinan. Dalam: Prawihardjo S. Ilmu Kebidanan.

    Edisi ke-4. Jakarta. PT Bima Pustaka,2010; 522 29

    24

  • 7/22/2019 Inversio Uteri Lengkap

    25/25

    4. JP OGrady, ME Rivlin. Uterine Inversion, Malposition of the Uterus. Dalam :

    Obstetric Syndromes and Conditions. New York, NY: Parthenon; 2006

    5. RS Gibbi, BY Karlan, AF Harney et all. Post Partum Hemorrhage. Dalam : RS Gibbi,

    BY Karlan, AF Harney et all. Danforth's Obstetrics and Gynecology. Edisi ke-10.

    New York. Lippincott Williams & Wilkins, 2008

    25