IKTERUS NEONATORUM.doc

7
IKTERUS NEONATORUM A. PENGERTIAN Ikterus neonatorum atau hiperbilirubinemia adalah keadaan ikterus yang terjadi pada bayi baru lahir. Ikterus pada bayi baru lahir adalah meningginya kadar bilirubin di dalam jaringan ekstravaskular sehingga kulit, konjungtiva, mukosa dan alat tubuh lainnya berwarna kuning. B. KLASIFIKASI 1. Ikterus fisiologis Warna kuning terjadi pada hari ke 2 atau ke 3 dan tampak jelas pada hari ke 5 -6 dan menghilang pada hari ke 10.bayi tampak biasa, minum baik, berat badann naik biasa. Kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan tidak lebih dari 12 mg/dl dan pada BBLR 10 mg/dl dan akan hilang pada hari ke-14. Penyebab : kurang protein Y dan Z, enzim glukoronyl transferase yang belum cukup jumlahnya. 2. Ikterus patologis Tanda gejala : - Ikterus timbul 24 jam pertma kehidupan, serum bilirubin total lebih dari 12 mg/dl - Peningkatan kadar bilirubin 5 mg% atau lebih dalam 24 jam. - Konsentrasi bilirubin serum melebihi 10 mg% pada BBLR dan 12,5 mg% pada bayi cukup bulan. Risa_file_Ikterus neunatorum 1

description

IKTERUS NEONATORUM

Transcript of IKTERUS NEONATORUM.doc

Page 1: IKTERUS NEONATORUM.doc

IKTERUS NEONATORUM

A. PENGERTIAN

Ikterus neonatorum atau hiperbilirubinemia adalah keadaan ikterus yang terjadi pada

bayi baru lahir.

Ikterus pada bayi baru lahir adalah meningginya kadar bilirubin di dalam jaringan

ekstravaskular sehingga kulit, konjungtiva, mukosa dan alat tubuh lainnya berwarna

kuning.

B. KLASIFIKASI

1. Ikterus fisiologis

Warna kuning terjadi pada hari ke 2 atau ke 3 dan tampak jelas pada hari ke 5 -6

dan menghilang pada hari ke 10.bayi tampak biasa, minum baik, berat badann naik

biasa. Kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan tidak lebih dari 12 mg/dl dan

pada BBLR 10 mg/dl dan akan hilang pada hari ke-14.

Penyebab : kurang protein Y dan Z, enzim glukoronyl transferase yang belum

cukup jumlahnya.

2. Ikterus patologis

Tanda gejala :

- Ikterus timbul 24 jam pertma kehidupan, serum bilirubin total lebih dari 12

mg/dl

- Peningkatan kadar bilirubin 5 mg% atau lebih dalam 24 jam.

- Konsentrasi bilirubin serum melebihi 10 mg% pada BBLR dan 12,5 mg% pada

bayi cukup bulan.

- Ikterus yang disertai proses hemilisi (inkompatibilitas darah, defisiensi enzim

G-6-PD, dan sepsis).

- Bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl, atau kenaikan bilirubin serum 1 mg/dl/jam

atau lebih 5 mg/dl/hari.

- Ikterus menetap sesudah bayi umur 10 hari (bayi cukup bulan) dan lebih dari 14

hari pada BBLR.

Keadaan yang menimbulkan ikterus patologis

- Penyakit hemolitik, isoantibodi karena ketidak cocokkan golongan darah ibu

dan anak seperti rhesus antagonis, ABO dan sebagainya.

- Kelainan dalam sel darah merah seperti pada defisiensi G6-PD (glukosa -6

fosfat dehidrokinase), talasemia dan lain-lain.

Risa_file_Ikterus neunatorum 1

Page 2: IKTERUS NEONATORUM.doc

- Hemolisis : hematoma, polisitemia, perdarahan karena trauma lahir.

- Infeksi : septikemia, meningitis, infeksi saluran kemuh, penyakit karena

toksoplasmosis, sifilis, rubela, dsb juga hepatitis.

- Kelainan metabolik : hipoglikemia, galaktosemia

- Obat-obatan yang menggantikan ikatan bilirubin dengan albumin seperti

sulfonamida, salisilat, sodium benzoat, gentamisisn dan sebagainya.

- Pirau enterohepatik yang meninggi : obstruksi usus letak tinggi, penyakit

Hirschprung, stenosis pilorik, mekonium ileus, dan sebagainya.

C. PATOFISIOLOGI

Ikterus pada BBL disebabkan oleh stadia maturasi fungsional (fisiologik) atau

manifestasi dari suatu penyakit (patologik).

Metabolisme bilirubin

75% dari bilirubin yang ada pada BBL berasal dari penghancuran hemoglobin dan 25%

dari mioglobin, sitokrom, katalase dan triptofan pirolase. Satu gram bilirubin yang

hancur menghasilkan 35 mg bilirubin. Bayi cukup bulan akan menghancurkan eritrosit

sebanyak 1 gr/hari dalam bentuk bilirubin indirek yang terikat dengan albumin bebas (1

gram albumin akan mengikat 16 mg bilirubin). Bilirubin indirek larut dalam lemak dan

bila sawar otak terbuka, bilirubin akan masuk dalam otak dan terjadi kernikterus. Yang

memudahkan terjadinya hal tersebut adalah imaturitas, asfiksia/hipoksia, trauma lahir,

BBLR (kurang dari 2500 g), infeksi, hipoglikemia, hiperkarbia, dan lain-lain. Di dalam

hepar bilirubin akan diikat oleh enzim glucoronil transverase menjadi bilirubin direk

yang larut dalam air, kemudian diekskresi ke sistem empedu selanjutnya masuk ke

dalam usus dan menjadi sterkobilin. Sebagian diserap kembali dan keluar melalui urin

sebagai urobilinogen.

Pada BBL bilirubin direk dapat diubah menjadi bilirubin indirek di dalam usus karena

di sini terdapat beta-glukoronidase yang berperan penting terhadap perubahan tersebut.

Bilirubin indirek ini diserap kembali oleh usus selanjutnya masuk kembali ke hati.

Keadaan ikterus dipengaruhi oleh:

1. Faktor produksi yang berlebihan melampaui pengeluarannya. Terdapat pada

hemolisis yang meningkat pada ketidak cocokkan golongan darah (Rh, ABO

antagonis, defisiensi G-6-PD, dsb).

2. Gangguan dalam uptake dan konjugasi hepar disebabkan imaturitas hepar,

kurangnya substrat atau konjugasi (mengubah) bilirubin, gangguan fungsi hepar

Risa_file_Ikterus neunatorum 2

Page 3: IKTERUS NEONATORUM.doc

akibat asidosis, hipoksia dan infeksi atau tidak terdapat enzim glukoronil

transferase (G-6-PD)

3. Gangguan transportasi bilirubin dalam darah terikat oleh albumin kemudian

diangkut ke hepar. Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak bilirubin indirek

yang bebas dalam darah yang mudah melekat pada otak (terjadi kernikterus).

4. Gangguan dalam ekskresi akibat sumbatan dalam hepar atau diluar hepar.

D. KOMPLIKASI

- kernikterus : perlekatan bilirubin indirek pada otak terutama pada

korpus striatum, talamus, nukleus subtalamus hipokampus, nukleus merah di dasar

ventrikel IV.

E. GAMBARAN KLINIK

Pada permulaan tidak jelas yang tampak mata berputar-putar.

- Letargi (lemas)

- Kejang

- Tak mau menghisap

- Tonus otot meninggi, leher kaku dan akhirnya opistotonus

- Bila bayi hidup pada umur lebih lanjut dapat terjadi spasme otot,

opistotonus, kejang, stenosis yang disertai ketegangan otot.

- Dapat tuli, gangguan bicara, retardasi mental

F. PEMERIKSAAN FISIK dan PENUNJANG

- Tampak lemah, pucat, kuning dan aktivitas menurun, lethargi,

malas minum

- Wajah, kulit tampak kuning, sclera mata kuning, selaput mukosa

pada mulut kuning, cyanosis pada bayi hiposia, sefalhematom, fontanela

menonjol/cekung (pada kern ikterus)

- Pernafasan apnea dispnea dan pulmonari hemoragi pada kern

ikterus

- Abdomen membesar, pembesaran hati, limpa, bising usus

hipoaktif, mekonium terlambat, distensi abdomen.

- Warna urine gelap pekat, feses lunak/coklat kehijauan atau warna

feses seperti dempul.

- Kulit berwarna kuning

- Refleks moro menghilang, aktivitas kejang dapat terjadi setiap

kritis.

Risa_file_Ikterus neunatorum 3

Page 4: IKTERUS NEONATORUM.doc

Pemeriksaan penunjang

- Bilirubin total

- Hitung darah lengkap

- Golongan darah bayi

- Tes coomb

G. PENATALAKSANAAN

- Program terapi : fototerapi, transfusi tukar.

- Phenobarbital 1-2 mg/kg/dose 2-3 kali perhari (3 hari)

H. MASALAH KEPERAWATAN

1. Resiko cedera internal : kern ikterus

2. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan lemahnya refleks menghisap

bayi.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan pemasukan b.d faktor biologis.

4. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan iritasi, kimia.

Risa_file_Ikterus neunatorum 4

Page 5: IKTERUS NEONATORUM.doc

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, 1998, Diagnosis Keperawatan, Editor Yasmin Asih, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Nursing Diagnosis : A Guide to Planning Care, www1,Us.Elsevierhealth.com

_____, Nursing Intervention Classification, Mosby

NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis Definition and Classification, Philadelphia.

Ngastiyah, 1995, Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Rusminaningsih; Utami Sri; Sehati Endang, 2004, Asuhan Keperawatan Pada Bayi Dengan Hiperbilirubin, Kumpulan Makalah Pre Konggres Perawat Anak Indonesia dan Seminar Nasional Keperawatan Anak, Surabaya.

Risa_file_Ikterus neunatorum 5