HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama...

77
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN MALARIA DI WILAYAH KERJA UPTD KESEHATAN KEC. NANGAPENDA KAB. ENDE FLORES NUSA TENGGARA TIMUR SKRIPSI “Untuk memenuhi salah satu persyaratan guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan” Oleh : MARKUS SE NIM. ST.14038 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

Transcript of HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU

PENCEGAHAN MALARIA DI WILAYAH KERJA UPTD

KESEHATAN KEC. NANGAPENDA KAB. ENDE FLORES

NUSA TENGGARA TIMUR

SKRIPSI

“Untuk memenuhi salah satu persyaratan guna mencapai Gelar Sarjana

Keperawatan”

Oleh :

MARKUS SE

NIM. ST.14038

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 2: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU

PENCEGAHAN MALARIA DI WILAYAH KERJA UPTD KESEHATAN

KEC.NANGAPENDA KAB.ENDE FLORES NUSA TENGGARA TIMUR

Oleh:

Markus se

NIM ST14038

Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 16 Februari 2016 dan

dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan

Pembimbing Utama

Wahyuningsih Safitri, S.Kep.,Ns.,M.Kep

NIK 200679022

Pembimbing Pendamping

Ika Subekti Wulandari, S.Kep.,Ns.,M.Kep

NIK 201189097

Penguji

Anita Istiningtyas, S.Kep.,Ns.,M.Kep

NIK. 201087055

Surakarta, 16 Februari 2016

Ketua Program Studi S-1 Keperawatan

Atiek Murharyati, S.Kep.,NS.,M.Kep

NIK. 200680023

Page 3: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Markus se

NIM : ST 14038

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1) Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapat gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada Surakarta

maupun di perguruan tinggi lain.

2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan Tim Penguji.

3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan dicantumkan

dalam daftar pustaka.

4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh

karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai norma yang berlaku di perguruan

tinggi ini.

Surakarta, 16 Februari 2016

Yang membuat pernyataan

(Markus se)

NIM. ST.14038

Page 4: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas berkat dan kasihNya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

ini dengan baik.

Penyusunan skripsi dengan judul “Hubungan Anatara Pengetahuan

Dengan Perilaku Pencegahan Malaria Di Wilayah UPTD Kesehatan

Kec.Nangapenda Kab.Ende Flores Nusa Tenggara Timur” ini disusun sebagai

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Keperawatan di STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna bagi penulis. Oleh

karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

2. Atiek Murharyati, S.Kep.,NS., M.Kep selaku Ketua Prodi S-1 Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Wahyuningsih Saftri, S.Kep, Ns., M.Kep selaku pembimbing utama yang

dengan sabar mendampingi, meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu

dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ika Subekti Wulandari, S.Kep., Ns, M.Kep selaku pembimbing pendamping

yang dengan sabar mendampingi, meluangkan waktu dan tenaga untuk

membantu dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Anita Istiningtyas, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku penguji yang telah memberikan

masukan demi penyempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan karyawan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah

membantu dengan berbagai cara sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

Page 5: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

v

7. Keluarga tercinta, kedua orang tua dan keluarga besar yang senantiasa

memberikan dukungan doa, nasihat, motivasi, dalam menyelesaikan skripsi

ini.

8. Bapak Antonius yang telah memberikan semangat, dukungan, doa serta kasih

sayang selama ini.

9. Bapak Mama Selfi serta keponakanku Vanes, Selfy, Julion, Iren, Sisko, Den,

Angga, Renol, Novan, yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat

buat saya.

10. Teman-Teman S1 Keperawatan Program Transfer Stikes Kusuma Husada

Surakarta 2014-2016. Khususnya Rangga, Alif, Imam, Ilham, Afrian, Meldi,

Totok, kak Yun, Sasmita, kak Edy, Wahyu, Surya, Eksvan, Dedi, July, Eky,

Dedy Cahyadi, Rangga, yang telah memberi bantuan, dukungan dan

semangat dalam penyusunan skripsi ini.

11. Seluruh staf dan karyawan UPTD Kesehatan Kec.Nangapanda Kab.Ende

yang telah memperlancar kegiatan penelitian.

12. Responden yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan,

karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Untuk itu penulis

sangat mengarapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Terimakasih.

Surakarta, 15 Februari 2016

Penulis

Page 6: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

vi

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii

SURAT PERNYATAAN ................................................................................ iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi

ABSTRAK ...................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 7

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 7

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 10

2.1 Tinjauan Teori ....................................................................... 10

2.1.1. Malaria ......................................................................... 10

2.1.1.1. Pengertian Malaria .......................................... 10

2.1.1.2. Etiologi Malaria .............................................. 10

2.1.1.3. Siklus Hidup Malaria ..................................... 11

2.1.1.4. Cara Penularan Malaria ................................. 13

2.1.1.5. Gejala Klinis .................................................. 15

2.1.1.6. Pengobatan Malaria ....................................... 18

2.1.1.7. Pencegahan Dan Pemberantasan Malaria ...... 21

2.1.2. Pengetahuan ................................................................. 24

2.1.2.1. Definisi Pengetahuan ................................... 24

Page 7: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

vii

2.1.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan .................................................... 28

2.1.3. Perilaku ........................................................................ 32

2.1.3.1. Pengertian perilaku ......................................... 32

2.1.3.2. Klasifikasi perilaku kesehatan ........................ 34

2.1.4. Keaslian Penelitian ...................................................... 35

2.2. Kerangka Teori .......................................................................... 36

2.3. Kerangka Konsep ....................................................................... 36

2.4. Hipotesis .................................................................................... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 38

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................ 38

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ................................ 38

3.2.1. Populasi ........................................................................ 38

3.2.2. Sampel ......................................................................... 39

3.2.3. Teknik Sampling .......................................................... 39

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 40

3.3.1. Lokasi Penelitian ......................................................... 40

3.3.2. Waktu Penelitian .......................................................... 40

3.4 Variabel Penelitian ................................................................ 40

3.4.1. Variabel Independen (Variabel bebas) ......................... 40

3.4.2. Variabel Dependen (Variabel Terikat) ......................... 41

3.5 Definisi Operasional .............................................................. 41

3.6 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data ........................ 42

3.6.1. Alat Penelitian ............................................................. 42

3.6.2. Cara pengumpulan data ................................................ 45

3.6.3. Langkah-langkah pengumpulan Data ......................... 46

3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data ........................... 47

3.7.1. Teknik Pengolahan data .............................................. 47

3.7.2. Analisa Data ................................................................ 49

3.8 Etika Penelitian ..................................................................... 51

Page 8: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 52

4.1 Analisis Univariat .................................................................. 52

4.2 Analisis Bivariat .................................................................... 53

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................. 56

5.1 Pengetahuan Responden Tentang Pencegahan Malaria ........ 56

5.2 Perilaku Pencegahan Malaria ................................................ 58

5.3 Hubungan antara Pengetahuan dengan perilaku pencegahan

Malaria di UPTD Kesehatan Kec. Nangapanda Kab. Ende

flores Nusa Tenggara Timur ................................................. 63

BAB VI PENUTUP ...................................................................................... 63

6.1 Kesimpulan ........................................................................... 63

6.2 Saran ...................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 65

LAMPIRAN .................................................................................................... 66

Page 9: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

ix

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 2.1 Pengobatan Lini I Plasmodium Falciparum Berdasarkan Usia 20

Tabel 2.2 Pengobatan Lini I Malaria Vivaks dan Malaria Ovale 20

Tabel 2.3 Keaslian Penelitian 25

Tabel 3.1 Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran 41

Tabel 4.1 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Malaria di Wilayah

Kerja UPTD Kesehatan Kecamatan Nangapanda Kabupaten

Ende Flores NTT Tahun 2015 ...................................................... 52

Tabel 4.2 Distribusi Perilaku Responden dalam Pencegahan Malaria di

Wilayah Kerja UPTD Kesehatan Kecamatan Nangapanda

Kabupaten Ende Flores NTT Tahun 2015 ................................... 53

Tabel 4.3 Hasil Analisis Bivariat Hubungan antara Pengetahuan tentang

Malaria dengan Perilaku Pencegahan Malaria di Wilayah Kerja

UPTD Kesehatan Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende

Flores NTT Tahun 2015 ............................................................... 54

Page 10: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

x

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori 36

Gambar 2.2 Kerangka Konsep 36

Page 11: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Lampiran

Keterangan

1 Permohonan Studi Pendahuluan UPTD Kesehatan

Kec.Nangapanda

2 Permohonan Uji Validitas dan Reliabilitas UPTD Kesehatan

Kec.Ende

3 Permohonan Ijin Penelitian Kesbangpollinmas Kab.Ende

4 Surat Rekomendasi Kesbangpollinmas Kab.Ende

5 Lembar Disposisi Dinas Kesehatan Kab.Ende

6 Surat Rekomendasi Kepala UPTD Kesehatan

Kec.Nangapanda Kab.Ende

7 Jadwal Penelitian

8 Surat Permohonan Menjadi Responden

9 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

10 Kuesioner

11 Data Hasil Uji Coba Kuesioner

12 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

13 Data Hasil Penelitian

14 Hasil Pengolahan Data Penelitian

15 Lembar Konsultasi

Page 12: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

xii

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

Markus Se

Hubungan Antara Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan Malaria di

Wilayah Kerja di UPTD Kesehatan Kec.Nangapenda Kab.Ende Flores Nusa

Tenggara Tmur

ABSTRAK

Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit genus

plsmodium yang ditularkan oleh nyamuk anopheles. Faktor keberhasilan

pengobatan malaria bisa bersumber pada pengetahuan masyarakat tentang

pencegahan malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

pengetahuan dengan perilaku pencegahan malaria.

Metode Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian

observasional analitik deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi

dalam penelitian ini adalah semua pasien yang didiagnosis malaria dan teknik

Pengambilan sampel purposive sampling sehingga di dapatkan sampel sebanyak

165 responden. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Data dianalisis secara

statistik dengan uji chi sqaure.

Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan responden tentang

penyakit malaria yang pengetahuan baik sebanyak 111 responden (67,3%),

cukup 47 responden (28,5%), kurang 7 responden (4,2%). untuk perilaku

pencegahan, 123 responden (74,5%) baik, 42 responden (25,5%) kurang baik.

Kesimpulan dalam penelitian menunjukkan adanya hubungan antara

pengetahuan tentang penyakit malaria dengan perilaku pencegahan malaria (p

value = 0,005).

Kata Kunci: pengetahuan, perilaku pencegahan malaria

Pustaka: 29 (2005-2015)

Page 13: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit

Genus Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk anopheles. Infeksi malaria

memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan ikterus (Harijanto,

2009). Malaria merupakan penyakit menular yang menyerang ke semua

golongan umur yaitu bayi, anak-anak, dan orang dewasa (Kemenkes, 2010).

Menurut laporan WHO, pada tahun 2012 secara keseluruhan,

diperkirakan ada 207 juta kasus malaria yang menyebabkan 627.000

kematian, menurut laporan tersebut termasuk informasi dari 102 negara

dengan penularan malaria, sebagian besar kasus ini terjadi pada anak-anak

yang tinggal di Afrika. Angka tersebut untuk membandingkan 219 juta kasus

dan 660.000 kematian pada tahun 2010, tahun di mana data statistik tersedia.

Angka kematian malaria di Indonesia cukup tinggi, mencapai 250 juta

dan penyebab 1 juta kematian utamanya pada anak balita. pada daerah yang

terjangkit malaria, penyakit tersebut dapat menjadi penyebab utama kematian

dan penghambat pertumbuhan anak (Kemenkes RI, 2010). Prevalensi malaria

tahun 2013 adalah 6,0 persen. Lima provinsi dengan insiden dan prevalensi

tertinggi adalah Papua (9,8% dan 28,6%), Nusa Tenggara Timur (6,8% dan

23,3%), Papua Barat (6,7% dan 19,4%), Sulawesi Tengah (5,1% dan 12,5%),

dan Maluku (3,8% dan 10,7%) (Litbangdepkes, 2013).

Page 14: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

2

Penyakit menular yang menjadi prioritas pembangunan nasional

jangka panjang 2005-2025 adalah Malaria, demam berdarah dengue, diare,

polio, filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia dan penyakit

lainnya yang dapat dicegah dengan imunisasi (Ndona Martinus 2009).

Malaria merupakan masalah kesehatan prioritas di Indonesia karena angka

morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi terutama di daerah luar jawa

dan Bali. di daerah transmigrasi yang terdapat campuran penduduk yang

berasal dari daerah endemik dan yang tidak endemik malaria, masih sering

terjadi ledakan kasus atau wabah yang menimbulkan banyak kematian

(Widoyono, 2008).

Menurut Marliah Santi (2012) kejadian malaria dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu host (manusia dan nyamuk), agent

(parasit/plasmodium), dan environment (lingkungan). Keadaan lingkungan

berpengaruh besar terhadap ada tidaknya malaria di suatu daerah. Adanya

danau air payau, genangan air di hutan, persawahan, tambak ikan, pembukaan

hutan, dan pertambangan di suatu daerah akan meningkatkan kemungkinan

timbulnya penyakit malaria karena tempat tersebut merupakan tempat

perindukan nyamuk malaria. individu yang memiliki imunitas rendah

terhadap malaria memiliki risiko yang lebih besar. Hal ini berlawanan dengan

mereka yang tinggal di daerah endemik karena telah memiliki imunitas

terhadap malaria.

Individu yang berisiko mengalami malaria antara lain adalah ibu

hamil, HIV/AIDS,. Bagi ibu hamil masalah yang sering timbul adalah anemia

Page 15: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

3

yang akan menyebabkan kekurangan hemoglobin dalam darah, sehingga

dampaknya pada bayi sangat besar, akibatnya yang timbul bisa berupa bayi

lahir prematur, abortus dini, berat badan rendah, pertumbuhan janin

terganggu dan kekurangan gizi (Harijanto, 2009).

Plasmodium akan merusak sel-sel darah merah, sehingga produktifitas

menjadi tidak normal, orang yang terinveksi HIV/AIDS memiliki daya tahan

tubuh yang rendah, sehingga bila parasit plasmodium menyerang akan

dengan mudah menghancurkan pertahanannya dan yang terakhir adalah orang

yang pindah dari daerah yang endemis malaria.

Faktor keberhasilan pengobatan untuk malaria bisa bersumber pada

pengetahuan penderita mengenai bahaya penyakit malaria yang gampang

menular, motivasi keluarga baik saran dan perilaku keluarga kepada penderita

untuk menyelesaikan pengobatannya dan penjelasan petugas kesehatan kalau

pengobatan gagal akan diobati dari awal lagi. oleh karena itu pemahaman dan

pengetahuan penderita memegang peranan penting dalam keberhasilan

pengobatan malaria (Kemenkes, 2010).

Perilaku penderita untuk menjalani pengobatan secara teratur

dipengaruhi beberapa faktor. Menurut Teori Lawrence Green yang dikutip

oleh Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi

oleh faktor pengetahuan, sikap, kepercayaan, fasilitas, sarana atau prasarana.

terwujudnya sebuah perilaku menjadi suatu tindakan maka diperlukan sebuah

motivasi. Motivasi diartikan sebagai dorongan dalam bertindak untuk

mencapai tujuan tertentu. Hasil dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam

Page 16: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

4

bentuk perilaku. Adapun perilaku itu sendiri terbentuk melalui proses

tertentu, dan berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungannya.

Tingkat pendidikan yang rendah merupakan penyebab kurangnya

pengetahuan sehingga pemahaman tentang pemberantasan malaria juga

kurang. Kondisi ini menyebabkan buruknya tindakan masyarakat dalam

pemberantasan penyakit malaria. Sikap pencegahan dan pencarian

pengobatan yang baik pada saat kejadian malaria, menunjukan bahwa

pemahaman masyarakat untuk segera mungkin melakukan tindakan

pencegahan sesuai dengan yang disampaikan oleh petugas kesehatan dan

media informasi lainya, sekaligus mengupayakan pencarian pengobatan untuk

penyakit malaria (Ndona Martinus, 2009).

Berbagai komponen perilaku pencegahan malaria meliputi menghindari

kontak manusia dengan nyamuk, kegiatan pembasmian larva, pemberantasan

parasit malaria, dan partisipasi sosial perlu dikaji kembali guna mengevaluasi

efektivitasnya dalam mencegah malaria (Kemenkes 2010).

Menurut Elvira Gamelia dan Siwi Pramatama Mars Wijayanti (2013),

Health Belief Model Theory menjelaskan sebab akibat kegagalan individu

dalam menjalani program pencegahan penyakit, sering digunakan untuk

menjelaskan perubahan perilaku pencegahan suatu penyakit (preventive

health behaviour). Perilaku pencegahan dipengaruhi oleh kemungkinan aksi

yang terdiri dari persepsi manfaat dan persepsi hambatan serta persepsi

ancaman dibentuk melalui persepsi individual meliputi persepsi kerentanan

dan persepsi kegawatan serta informasi.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

5

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada pengaruh atau

hubungan antara sikap dengan perilaku pencegahan seperti dalam penelitian

Marinda (2010) di Dusun Olas Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Goyang

Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku menunjukkan sikap yang

berhubungan dengan kejadian malaria. Sikap yang negatif dan tindakan yang

kurang baik, saling berinteraksi dan sangat menentukan tingginya kejadian

malaria dalam masyarakat yang ada di daerah tersebut. Penelitian tersebut

juga didukung oleh penelitian Yahya, dkk (2005) tentang pengetahuan, sikap,

dan perilaku Ibu terhadap malaria pada anak di kecamatan Sungai Liat

Kabupaten Bangka.

Daerah endemis adalah daerah-daerah yang berisiko tinggi malaria,

Ada 5 daerah endemis di Indonesia, daerah seperti itu berada di daerah

Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur,

daerah – daerah tersebut tersebar di seluruh pelosok yang mempunyai tingkat

endemis malaria yang berbeda – beda, musim hujan dan panas yang tidak

menentu. (LitbangDepKes).

Provinsi Nusa Tenggara Timur penyakit malaria tersebar di seluruh

pelosok daerah dengan tingkat endemisitas yang berbeda-beda, musim hujan

yang diselingi panas akan memperbesar kemungkinan berkembangnya vektor

nyamuk anopheles, khususnya pada daerah pantai dan dataran rendah. Data

dinas kesehatan provinsi Nusa Tenggara Timur jumlah malaria klinis yang

dilaporkan tahun 2013 berjumlah 118.331 kasus (Profil Dinas Kesehatan

NTT 2013).

Page 18: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

6

Kabupaten Ende adalah salah satu kabupaten yang mempunyai kasus

malaria yang cukup tinggi di provinsi Nusa Tenggara Timur, bahkan

kabupaten Ende merupakan wilayah endemis malaria di mana angka kejadian

malaria masih tetap tinggi dari tahun ke tahun. Data malaria yang tercatat

tahun 2013 berjumlah 20.413 kasus, positif 8.115 kasus (Profil Dinas

Kesahatan Kabupaten Ende).

Studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja UPTD Kesehatan

Kec Nangapenda kejadian malaria klinis pada tahun 2013 jumlah kasus

1.300, positif 200 kasus. Tahun 2014 terjadi peningkatan kasus untuk 3 bulan

terakhir yaitu pada bulan November – Januari 2015 sebanyak 280 kasus

positif malaria. Terdapat dua kasus kematian yaitu ibu hamil dengan

komplikasi malaria dan balita komplikasi pneumonia.

Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan seperti melakukan

fogging, pengambilan sampel darah, penyuluhan di posyandu, pengobatan

gratis, pembagian kelambu berinsektisida. dengan adanya beberapa tindakan

pencegahan tersebut seharusnya puskesmas Nangapenda dapat menekan atau

menghilangkan angka kejadian malaria, namun pada kenyataannya angka

kejadian malaria masih tinggi di wilayah kerja puskesmas Nangapenda.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 orang yang pernah

mengalami penyakit malaria, 4 orang mengatakan jika keluhan badan panas,

demam, sakit kepala, dan pusing, mereka tidak melakukan pengobatani ke

puskesmas karena menurut mereka itu hanya merupakan demam biasa, dan 6

orang lainya mengatakan akan berkunjung ke puskesmas apabila, tidak sadar,

muntah terus menerus, diare, nyeri uluh hati dan kejang. Hal tersebut

Page 19: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

7

menunjukan bahwa tingkat pengetahuan masih kurang tentang pencegahan

penyakit malaria, juga demikian dengan perilaku mereka dalam pencegahan

penyaki malaria.

Mengingat terjadinya peningkatan kasus malaria di wilayah kerja

UPTD Kesehatan Kec. Nangapenda Kabupaten Ende Flores Nusa Tenggara

Timur. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian

tentang adakah hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan

malaria di wilayah kerja UPTD Kesehatan Kec. Nangapenda Kabupaten Ende

Flores Nusa Tenggara Timur.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan

malaria di wilayah kerja UPTD Kesehatan Kec. Nangapenda Kab. Ende

Flores NTT.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk:

Untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan dengan perilaku

pencegahan malaria di wilayah kerja UPTD Kesehatan Kec.

Nangapenda Kab. Ende Flores NTT.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

8

1.3.2 Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengidentifikasi pengetahuan tentang pencegahan malaria di

wilayah kerja UPTD Kesehatan Kec. Nangapenda Kab. Ende

Flores NTT.

2. Mengidentifikasi perilaku tentang pencegahan malaria di wilayah

kerja UPTD Kesehatan Kec. Nangapenda Kab. Ende Flores NTT.

3. Menganalisis hubungan antara pengetahuan dan perilaku

pencegahan malaria di wilayah kerja UPTD Kesehatan Kec.

Nangapenda Kab. Ende Flores NTT.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi petugas

kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, dalam upaya

penanggulangan dan pemberantasan penyakit malaria secara cepat dan

tepat.

2. Bagi Institusi

Sebagai bahan referensi, bahan acuan dalam menambah khasana ilmu

pengetahuan tentang malaria sehingga dapat sebagai acuan dalam proses

belajar mengajar.

3. Untuk peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang

penelitian terkait malaria dengan metodelogi yang berbeda.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

9

4. Untuk peneliti

Merupakan pengalaman yang berharga dalam menambah wawasan dan

pengetahuan melalui penelitian lapangan tentang hubungan antara

pengetahuan dengan perilaku pencegahan malaria di wilayah kerja UPTD

Kesehatan Kec. Nangapenda Kab. Ende, Flores NTT

5. Untuk responden

Sebagai bahan informasi bagi responden dalam upayah pencegahan dan

pengobatan penyakit malaria secara cepat dan tepat.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori

2.1.1. Malaria

2.1.1.1. Pengertian Malaria

Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

parasit Genus Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk

anopheles. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam,

menggigil, anemia dan ikterus (Harijanto, 2009). Malaria

merupakan penyakit menular yang menyerang ke semua golongan

umur yaitu bayi, anak-anak, dan orang dewasa (Kemenkes, 2010).

2.1.1.2. Etiologi Malaria

Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke

dalam genus Plasmodium. Plasmodium ini merupakan protozoa

obligat intraseluler. Pada manusia terdapat 4 spesies yaitu

Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae

dan Plasmodiumovale. Penularan pada manusia dilakukan oleh

nyamuk betina Anopheles ataupun ditularkan langsung melalui

transfusi darah atau jarum suntik yang tercemar serta dari ibu hamil

kepada janinnya (Harjianto, 2009).

Malaria vivax disebabkan oleh P. vivax yang juga disebut

juga sebagai malaria tertiana. P.malaria merupakan penyebab

malaria malariae atau malaria kuartana. P.ovale merupakan

Page 23: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

11

penyebab malaria ovale, sedangkan P. falciparum menyebabkan

malaria falsiparum atau malaria tropika. Spesies terakhir ini paling

berbahaya, karena malaria yang ditimbulkannya dapat menjadi

berat sebab dalam waktu singkat dapat menyerang eritrosit dalam

jumlah besar, sehingga menimbulkan berbagai komplikasi di dalam

organ-organ tubuh (Harjianto, 2009).

2.1.1.3 Siklus Hidup Malaria

Dalam daur hidupnya Plasmodium mempunyai dua hospes,

yaitu vertebrata dan nyamuk. Siklus seksual yang berbentuk

sporozoit di dalam nyamuk sebagai sporogoni dan siklus aseksual

di dalam hospes vertebrata dikenal sebagai skizoni.

1. Sporogoni (Seksual)

Siklus sporogoni disebut siklus seksual karena

menghasilkan bentuk sporozoit yang siap ditularkan ke

manusia, terjadi di dalam tubuh nyamuk. Siklus ini juga disebut

siklus ekstrinsik karena masuknya gametosit ke dalam tubuh

nyamuk hingga menjadi sporozoit yang terdapat di dalam

kelenjar ludah nyamuk. Dalam waktu 12 sampai 24 jam setelah

nyamuk mengisap darah, zigot berubah bentuk menjadi ookinet

yang dapat menembus dinding lambung (Susana, 2011).

Di lambung ini berubah menjadi ookista yang besarnya

lima kali lebih besar dari ookinet. Di dalam ookista dibentuk

ribuan sporozoit, dengan pecahnya ookista, sporozoit

Page 24: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

12

dilepaskan ke dalam rongga badan dan bergerak ke seluruh

jaringan nyamuk. Bila nyamuk sedang menusuk manusia,

sporozoit masuk ke dalam darah dan jaringan, dan mulailah

siklus eritrositik (Susana, 2011).

2. Skizoni (Aseksual)

Sporozoit infektif dari kelenjar ludah nyamuk Anopheles

sp, dimasukkan ke dalam aliran darah hospes vertebrata

(manusia). Dalam waktu 30 menit memasuki sel parenkim hati,

memulai siklus eksoeritrositik. Pada P.vivax dan P.ovale ada

yang ditemukan dalam sel hati yang disebut hipnosoit.

Hipnosoit ini merupakan suatu fase dari siklus parasit yang

nantinya dapat menyebabkan kumat / kambuh / rekurensi (long

term relapse). P. vivax dapat kambuh berkali-kali bahkan

sampai jangka waktu 3-4 tahun. Sedangkan P.ovale dapat

kambuh sampai bertahun-tahun apabila pengobatannya tidak

dilakukan dengan baik (Susana, 2011).

Kumat pada P.falciparum disebut rekrudensi (short term

relapse), karena siklus di dalam sel darah merah masih

berlangsung sebagai akibat pengobatan yang tidak teratur. Dalam

sel hati parasit tumbuh menjadi skizon. Pembelahan inti skizon

menghasilkan merozoit di dalam satu sel hati. Siklus eritrositik

dimulai pada waktu merozoit hati memasuki sel darah merah.

Merozoit berubah bentuk menjadi tropozoit. Tropozoit tumbuh

Page 25: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

13

menjadi skizon muda yang kemudian matang menjadi skizon

matang dan membelah menjadi banyak merozoit. Kemudian sel

darah merah pecah dan merozoit, pigmen dan residu keluar serta

masuk ke dalam plasma darah.Parasit ada yang masuk sel darah

merah lagi untuk mengulang siklus skizoni. Beberapa merozoit

yang memasuki eritrosit tidak membentuk skizon, tetapi

membentuk gametosit, yaitu stadium seksual. Pada waktu masuk

ke dalam tubuh manusia, parasit malaria dalam bentuk sporozoit

(Susana, 2011).

2.1.1.4. Cara Penularan Malaria

Menurut Harmendo (2008), Penularan penyakit malaria

dapat dibedakan ke dalam dua macam cara penularan, yaitu

penularan secara alamiah (Natural Infection) dan penularan yang

tidak alamiah (Not Natural Infection).

1. Penularan secara alamiah (natural infection)

Penularan ini terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles.

Jumlah dari nyamuk ini kurang lebih ada 80 jenis dan dari 80

jenis tersebut terdapat kurang lebih 16 jenis sebagai vector

penyebaran malaria di Indonesia.

2. Penularan yang tidak alamiah (not natural infection)

Seseorang yang terkena penyakit malaria dapat menulari

25 orang di sekitarnya dalam waktu satu musim penularan atau

Page 26: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

14

3 bulan (Pedoman Hidup Sehat, 2006 dalam Martinus Vinsensius

Ndona, 2009).

a. Malaria Bawaan (Congenital)

Penularan ini dapat terjadi pada bayi yang baru

dilahirkan, apabila ibunya penderita malaria maka

penularannya terjadi melalui tali pusat atau plasenta.

b. Secara Mekanik

Penularan secara mekanik adalah penularan yang terjadi

melalui transfusi darah atau melalui jarum suntik yang tidak

steril.

c. Secara Oral (Melalui Mulut)

Pada umumnya sumber infeksi bagi malaria pada

manusia adalah manusia lain yang terkena penyakit malaria

baik dengan gejala maupun tanpa gejala klinis. Cara

penularan ini pernah dibuktikan pada burung, ayam

(P.gallinasium), burung dara (P.Relection), dan monyet (P.

Knowlesi) (Andi Arsunan Arsin, 2012).

2.1.1.5. Gejala Klinis

Secara umum gejala klinis penyakit malaria biasanya ditandai

dengan terjadinya menggigil, demam, sakit kepala, mual, muntah,

penyakit diare, dan juga nyeri sendi serta terasa pegal-pegal pada

tubuh. Harmendo (2008) menyatakan bahwa gejala klinis malaria

yang umum terjadi terdiri dari tiga stadium (Trias Malaria) yaitu:

Page 27: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

15

1. Tahap demam menggigil atau stadium dingin penderita akan

merasakan dingin menggigil yang amat sangat, nadi cepat dan

lemah, bibir dan jari kebiru-biruan pucat, kulit kering, pucat,

kadang muntah. Pada anak-anak demam bisa menyebabkan

kejang. Demam ini berkisar antara 15 menit hingga 1 jam.

2. Tahap puncak demam Hot stage yang berlangsung 2-6 jam,

wajah memerah, kulit kering, nyeri kepala, denyut nadi keras,

haus yang amat terus-menerus, mual hingga muntah. Pada

saat ini sebenarnya merupakan peristiwa pecahnya schzon

matang menjadi merozoit-merozoit yang beramai-ramai

memasuki aliran darah untuk menyerbu sel-sel darah merah.

3. Stadium berkeringat. Pada stadium ini penderita berkeringat

banyak sekali. Hal seperti ini bisa berlangsung 2 sampai 4

jam.

Tanda dan gejala klinis malaria yang timbul bervariasi

tergantung pada berbagai hal antara lain usia penderita, cara

transmisi, status kekebalan, jenis plasmodium, infeksi tunggal

atau campuran (Sarumpaet, 2006 dalam Munazir, 2012).

Terdapat beberapa macam cara atau jenis pemeriksaan

untuk keperluan diagnosis malaria di antaranya adalah

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium, adapun tanda dan

gejala yang didapat pada saat pemeriksaan fisik yaitu Demam

(≥37,5°C), Kunjunctiva atau telapak tangan pucat, Pembesaran

Page 28: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

16

limpa, Pembesaran hati. Sedangkan pada penderita tersangka

malaria berat ditemukan tanda-tanda klinis sebagai berikut:

Temperature rectal ≥40°C, Temperature rectal ≥40°C, Nadi cepat

dan lemah. Untuk pemeriksaan Laboratorium yaitu :

1. Pemeriksaan dengan mikroskopik

Sebagai standar emas pemeriksaan laboratoris demam

malaria pada penderita adalah mikroskopik untuk menemukan

parasit di dalam darah tepi (Harjianto, 2010).

Pemeriksaan darah tebal dan tipis untuk menentukan:

a. Ada/tidaknya parasit malaria

b. Spesies dan stadium

c. Plasmodium

d. Kepadatan parasit

- Semi kuantitatif:

(-) : tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB

(+) : ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB

(++) : ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB

(+++) : ditemukan 1-10 parasit dalam 1 LPB

(++++): ditemukan >10 parasit dalam 1 LPB

- Kuantitatif

Jumlah parasit dihitung permikroliter darah pada sediaan darah

tebal atau sediaan darah tipis.

Page 29: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

17

2. Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic

Test)

Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit

malaria, dengan menggunakan metoda immunokromatografi

dalam bentuk dipstik.

3. Tes serologi

Tes ini berguna untuk mendeteksi adanya antibodi spesifik

terhadap malaria atau pada keadaan di mana parasit sangat

minimal. Tes ini kurang bermanfaat sebagai alat diagnostik

sebab antibodi baru terbentuk setelah beberapa hari

parasitemia. Titer > 1:200 dianggap sebagai infeksi baru, dan

tes > 1:20 dinyatakan positif.

2.1.1.6. Pengobatan Malaria

Tujuan pengobatan secara umum adalah untuk

mengurangi kesakitan, mencegah kematian, menyembuhkan

penderita dan mengurangi kerugian akibat sakit. Selain itu upaya

pengobatan mempunyai peranan penting yaitu mencegah

kemungkinan terjadinya penularan penyakit dari seorang yang

menderita malaria kepada orang-orang sehat lainnya.

Untuk membunuh semua parasit malaria pada berbagai

stadium (di hati maupun di eritrosit), dilakukan pengobatan secara

radikal), dengan pengobatan ini diharapkan terjadi kesembuhan

serta terputusnya rantai penularan (Wiyono, 2008). Dalam

Page 30: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

18

pengobatan malaria, faktor pilihan dan penggunaan obat-obat anti

malaria yang efektif disesuaikan dengan jenis kasus malaria yang

dihadapi merupakan hal yang sangat penting.

Pengobatan malaria yang tidak tepat dapat menyebab

resistensi, sehingga menyebabkan meluasnya malaria dan

meningkatnya morbiditas. Untuk itu WHO telah

merekomendasikan pengobatan malaria secara global dengan

penggunaan regimen obat ACT (Artemisin Combination Therapy)

dan telah disetujui oleh Depkes RI sejak tahun 2004 sebagai obat

lini I diseluruh Indonesia. Pengobatan dengan ACT harus disertai

dengan kepastian ditemukannya parasit malaria secara

mikroskopik atau sekurang-kurangnya dengan pemeriksaan RDT

(Rapid Diagnostic Test). Pengobatan ACT yang

direkomendasikan meliputi :

1. Kombinasi artemeter + lumefantrin (AL)

2. Kombinasi artesunate + amodikuin

3. Kombinasi artesunate + meflokuin

4. Kombinasi artesunate + sulfadoksin – pirimetamin

Berikut ini adalah penatalaksanaan malaria ringan/tanpa

komplikasi berdasarkan konsensus Departemen Kesehatan,

rekomendasi Tim ahli Malaria Depkes RI serta pedoman WHO

tahun 2006 :

1. Pengobatan Malaria P. falciparum

Page 31: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

19

Lini I : Artesunate + Amodikuin (1 tablet artesunate 50 mg

dan 1 tablet amodikuin 200 mg. Dosis artesunate ialah 4

mg/kg BB/hari selama 3 hari dan dosis amodiakuin ialah 10

mg/kg BB/hari selama 3 hari.

Tabel 2.1

Pengobatan Lini I Plasmodium Falciparum Berdasarkan Usia Hari Jenis Obat Jumlah tablet menurut kelompok umur

Dosis Tunggal 0-1

bulan

2-11

bulan

1-4

tahun

5-9

tahun

10-14

tahun

> 15

tahun

1 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4

Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

Primakuin - - ¾ 1 1/2

2 2-3

2 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4

Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

3 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4

Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

Pada kasus-kasus dengan kegagalan artesunate+amodiakuin

maka kombinasi artemeter-lumefantrin (AL) dapat dipakai

sebagai obat pilihan pertama.

2. Pengobatan Malaria oleh P. vivax/ovale/malariae

Tabel 2.2

Pengobatan Lini I Malaria Vivaks dan Malaria Ovale Hari Jenis Obat Jumlah tablet menurut kelompok umur

Dosis

Tunggal

0-1

bulan

2-11

bulan

1-4

tahun

5-9

tahun

10-14

tahun

> 15

tahun

1 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4

Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

Primakuin - - ¼ 1/2 3/4 1

2 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4

Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

Primakuin - - ¼ 1/2 3/4 1

3 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4

Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

Primakuin - - ¼ 1/2 3/4 1

4-14 Primakuin - - ¼ 1/2 3/4 1

Page 32: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

20

Jika terjadi kegagalan pengobatan lini I maka dapat digunakan

kombinasi dihidroartemisin+piperakuin atau artemeter-

lumefantrin atau artesunate + meflokuin (Harijanto, 2010).

2.1.1.7. Pencegahan Dan Pemberantasan Malaria

Usaha pencegahan penyakit malaria di Indonesia belum

mencapai hasil yang optimal karena beberapa hambatan di

antaranya yaitu : tempat perindukan nyamuk malaria yang

tersebar luas, jumlah penderita yang sangat banyak serta

keterbatasan SDM, infrastruktur dan biaya. Prinsip pencegahan

malaria ada dua macam yaitu mencegah infeksi melalui

pencegahan kontak dengan nyamuk dan pencegahan sakit apabila

sudah terlanjur infeksi (Soedarto, 2008 dalam Harahap, 2012).

Mencegah infeksi dilakukan dengan pemberantasan

vektor misalnya dengan penyemprotan rumah juga dengan

perlindungan perseorangan, misalnya pemakaian kelambu pada

saat tidur malam hari. Pemakaian kasa rumah atau obat nyamuk

bakar atau lotion (Sarianto, 2005).

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan dalam upaya

pencegahan penyakit malaria, di antaranya :

1. Berbasis masyarakat

a. Pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat

harus selalu ditingkatkan melalui penyuluhan kesehatan,

Page 33: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

21

pendidikan kesehatan, diskusi kelompok maupun melalui

kampanye masal untuk mengurangi tempat sarang nyamuk

(pemberantasan sarang nyamuk, PSN). Kegiatan ini

meliputi menghilangkan genangan air kotor, diantaranya

dengan mengalirkan air atau menimbun atau mengeringkan

barang atau wadah yang memungkinkan sebagai tempat air

tergenang (Widoyono, 2005). Materi utama edukasi adalah

mengajarkan tentang cara penularan malaria, risiko terkena

malaria, dan yang terpenting pengenalan gejala dan tanda

malaria, pengobatan malaria, pengetahuan tentang upaya

menghilangkan tempat perindukan (Tapan, 2006).

b. Menemukan dan mengobati penderita sedini mungkin akan

sangat membantu mencegah penularan (Widoyono, 2005).

Usaha pengobatan pencegahan secara berkala, terutama di

daerah-daerah endemis malaria dengan obat dari

puskesmas, dari toko-toko obat seperti kina, chlorokuin dan

sebagainya. Dengan obat-obat tradisionil seperti air dari

daun johar, daun kates dan meniran atau obat pahit yang

lain (Werner, dkk, 2010).

c. Melakukan penyemprotan melalui kajian mendalam tentang

bionomik Anopheles seperti waktu kebiasaan menggigit,

jarak terbang, dan resistensi terhadap insektisida

(Widoyono, 2005).

Page 34: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

22

2. Berbasis pribadi

Pencegahan gigitan nyamuk, antara lain:

a. Tidak keluar rumah antara senja dan malam hari, bila

terpaksa keluar, sebaiknya menggunakan kemeja dan

celana panjang berwarna terang karena nyamuk lebih

menyukai warna gelap (Widoyono, 2005). Tindakan

menghindari gigitan nyamuk sangat penting, terutama di

daerah di mana angka penderita malaria sangat tinggi.

Penduduk yang tinggal di daerah pedesaan atau pinggiran

kota yang banyak sawah, rawa-rawa, tambak ikan (tempat

ideal untuk perindukan nyamuk malaria), disarankan untuk

memakai baju lengan panjang dan celana panjang saat

keluar rumah, terutama pada malam hari. Nyamuk malaria

biasanya mengigit pada malam hari (Prabowo, 2008 dalam

Natalia, 2010).

b. Menggunakan repelan yang mengandung dimetiltalat atau

zat anti nyamuk lainnya.

c. Membuat kontruksi rumah yang tahan nyamuk dengan

memasang kasa anti nyamuk pada ventilasi pintu dan

jendela (Widoyono, 2005). Mereka yang tinggal di daerah

endemis, sebaiknya memasang kawat 18 kasa di jendela dan

ventilasi rumah serta menggunakan kelambu saat tidur

(Prabowo, 2008 dalam Natalia, 2010).

Page 35: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

23

d. Menggunakan kelambu yang mengandung insektisida

(insecticide-treated mosquito net, ITN) (Widoyono, 2005).

Upaya penggunaan kelambu juga merupakan salah satu cara

untuk menghindari gigitan nyamuk. Kelambu merupakan

alat yang telah digunakan sejak dahulu (Yatim, 2007 dalam

Natalia, 2010).

e. Menyemprot kamar dengan obat nyamuk atau

menggunakan obat anti nyamuk bakar (Widoyono, 2005).

Penyemprotan dengan menggunakan semprotan pembasmi

serangga di dalam dan di luar rumah dan serta mengoleskan

obat anti nyamuk di kulit (Zulkoni, 2010 dalam Harahap,

2012), serta penyemprotan dengan insektisida sebaiknya

dilaksanakan dua kali dalam setahun dengan interval waktu

enam bulan di daerah endemis malaria (Soedarto, 2008

dalam Harahap, 2012).

2.1.2. Pengetahuan

2.1.2.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari pengindraan manusia,

atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang

dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).

Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi

oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

Page 36: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

24

Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui

indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata).

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai

intensitas atau tingkat yang berbeda-beda (Notoatmodjo,

2010).

Menurut Martinus Vinsensius Ndona (2009)

pengetahuan adalah realita yang berasal dari luar diri

manusia yang lalu menjadi mengerti dan dipahami, yakni

diketahui melalui kegiatan empiris yaitu pengideraan dan

atau penalaran rasional atas hasil kegiatan empiris

sebelumnya, sedangkan ilmu pengetahuan adalah

sistematisasi pemahaman tentang filsafat.

Pengetahuan atau kongnitif merupakan dominan yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

(overt behavior). Sifat dasar manusia adalah keingintahuan

tentang suatu dorongan untuk memenuhi keingintahuan

manusia tersebut menyebabkan seseorang melakukan

upaya-upaya pencarian selama proses interaksi dengan

lingkungannya menghasilkan suatu pengetahuan bagi orang

tersebut. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga.

Pada awal perkembangan pengetahuan, pengetahuan

yang mula-mula dimiliki manusia adalah pengetahuan biasa

Page 37: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

25

atau yang timbul dari pengalaman indera manusia. Dan

karena keingintahuan manusia begitu besar, maka ia sendiri

berusaha untuk memenuhi dan mencari jawaban dan

kebenarannya.

Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif secara

garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil)

memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati

sesuatu. Misalnya : Tahu bahwa malaria adalah

penyakit yang disebabkan oleh protozoa darah yang

masuk ke Genus Plasmodium, yang penularannya pada

manusia dilakukan oleh nyamuk betina

Anopeles.Untuk mengetahui atau mengukur bahwa

orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-

pertanyaan misalnya: apa penyebab penyakit malaria,

apa tanda dan gejala penyakit malaria serta bagaimana

melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk), dan

sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap

objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi

Page 38: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

26

orang tersebut harus dapat mengintrepretasikan secara

benar tentang objek yang diketahui tersebut.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami

objek yang dimaksud dapat menggunakan atau

mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada

situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk

menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari

hubungan antara komponen-komponen yang terdapat

dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi

bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada

tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat

membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan,

membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas

objek tersebut.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang

logis dari komponen-komponen pengetahuan yang

diimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

Page 39: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

27

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek

tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma

yang berlaku di masyarakat (Notoatmodjo, 2010).

2.1.2.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Dalam Harahap (2012) pengetahuan dipengaruhi

oleh beberapa faktor internal dan eksternal (Notoatmodjo,

2003). Faktor internal meliputi:

1. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti

terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau

perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan

lebih matang pada diri individu, kelompok dan

masyarakat. Beberapa hasil penelitian mengenai

pengaruh pendidikan terhadap perkembangan pribadi,

bahwa pada umumnya pendidikan itu mempertinggi

taraf intelegensi individu.

Page 40: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

28

2. Persepsi

Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui

indera penglihatan, pendengaran, penciuman dan

sebagainya.Setiap orang mempunyai persepsi berbeda,

meskipun objeknya sendiri.

3. Motivasi

Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak dan

mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil dari dorongan dan

gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku. Dalam

mencapai tujuan dan munculnya motivasi memerlukan

rangsangan dari dalam diri individu maupun dari luar.

Motivasi murni adalah motivasi yang betul-betul disadari

akan pentingnya suatu perilaku dan dirasakan suatu

kebutuhan.

4. Pengalaman

Pengalaman adalah sesuatu yang dirasakan (diketahui,

dirasakan), juga merupakan kesadaran akan suatu hal

yang tertangkap oleh indera manusia. Pengetahuan yang

diperoleh dari pengalaman berdasarkan kenyataan yang

pasti dan pengalaman yang berulang-ulang dapat

menyebabkan terbentuknya pengetahuan. Pengalaman

masa lalu dan aspirasinya untuk masa yang akan datang

menentukan perilaku masa kini.

Page 41: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

29

5. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola

pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,

sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik. Pada usia madya, individu akan lebih

berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial

serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu

orang usia madya akan lebih banyak menggunakan

banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual,

pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan

hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

Menurut Notoatmodjo, (2007) sikap tradisional

mengenai jalannya perkembangan selama hidup sebagai

berikut:

a. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak

informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal

yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuan.

b. Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada

orang yang sudah tua karena mengalami

kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat

diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan

dengan bertambahnya usia, khususnya pada

Page 42: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

30

beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya

kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori

berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun

cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.

6. Informasi/Media

Informasi diperoleh baik dari pendidikan formal

maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka

pendek (immediet impact) sehingga menghasilkan

perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya

teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa

yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat

tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi,

berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh

besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan

orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas

pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan

yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini

seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal

memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya

terhadap hal tersebut (Notoatmodjo, 2007).

Page 43: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

31

7. Sosial Budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau

buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah

pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status

ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya

suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

2.1.3. Perilaku

2.1.3.1. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu

sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain :

berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,

membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan

atau aktivitas manusia, baik yang diamatilangsung, maupun yang

tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo

(2007), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau

reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.

Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus

terhadap organisme,dan kemudian organisme tersebut merespons,

Page 44: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

32

maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus –

Organisme – Respon.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka

perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2007) :

1. Perilaku tertutup (convert behavior)

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap

stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert).

Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada

perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang

terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan

belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut

sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan

mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

2.1.3.2. Klasifikasi Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2007) adalah

suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek

yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistim pelayanan

kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan

ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance).

Page 45: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

33

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara

atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk

penyembuhan bilamana sakit.

2. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas

kesehatan, atau sering disebut perilaku pencairan pengobatan

(health seeking behavior).

Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang

pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan.

3. Perilaku kesehatan lingkungan

Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik

lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya.

2.1.4. Keaslian Penelitian

Tabel 2.3

Keaslian Penelitian

No Nama

Penelitian

Judul

Penelitian

Metodologi Hasil

1 Mey

Gusyn

Efruan,

dkk (2013)

Perilaku

Masyarakat

dalam Upaya

Pencegahan

Penyakit

Malaria Di

Wilayah Kerja

Puskesmas UN

Kota Tual

Kualitatif

dengan

menggunakan

pendekatan

fenomenologi

Hasil penelitian

menunjukan pencegahan

pada tingkat promosi

kesehatan yang pernah

diterima masyarakat

berupa penyuluhan

kesehatan, meskipun

belum maksimal secara

keseluruhan karena hanya

sebagian yang pernah

mendapatkan penyuluhan.

2 Adi

Nugroho,

dkk (2012)

Studi Korelasi

Karakteristik

Dengan Perilaku

Keluarga Dalam

Upaya

Survei analitik

Deskriptif

Perilaku Keluarga Dalam

Upaya Penanggulangan

Malaria Di Kecamatan

Kintap Sebagian Besar

Sudah Terkategori Baik

Page 46: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

34

Penanggulangan

Malaria Di

Kecamatan

Kintap

Kabupaten

Tanah Laut,

Kalimantan

Selatan.

yaitu sebanyak 56 KK

(56,6%)

3 Harmendo,

(2013)

Faktor Resiko

Kejadian

Malaria Di

Wilayah Kerja

Puskesmas

Kenanga Kec

Sungailiat

Kabupaten

Bangka.

Pendekatan

Deskriptif

Analitik

dengan

rancangan

Cross

sectional

Faktor perilaku yang

berhubungan dengan

kejadian malaria adalah:

Kebiasaan berada diluar

rumah malam hari,

kebiasaan menggunakan

kelambu, sedangkan yang

tidak berhubungan adalah

kebiasaan menutup pintu

dan jendela dan kebiasaan

menggunakan obat anti

nyamuk.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

35

2.2. Kerangka Teori

Notoatmodjo (2007)

Gambar 2.1

Kerangka Konsep

2.3. Kerangka Konsep

Notoatmodjo (2007)

Gambar 2.2

Kerangka Konsep

Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan:

1. Pendidikan

2. Persepsi

3. Motivasi

4. Pengalaman

5. Usia

Faktor perilaku

1. Pengetahuan (Knowledge)

2. Pendidikan

3. Sikap (attitude)

4. Praktik (practice)

Pencegahan Malaria

1. Pembasmian vektor

2. Pengambilan sampel darah

3. Pengobatan

4. Pembagian kelambu

berinsektisida

Pengetahuan tentang

Malaria

Perilaku Pencegahan

Malaria

Variabel Independen Variabel Dependen

Page 48: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

36

2.4. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan.

1. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan malaria.

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan malaria.

Page 49: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

37

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu

observasional analitik deskriptif dengan pendekatan cross sectional, di mana

peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel independen dan

dependen hanya satu kali pada satu saat. Pada jenis ini, variabel independen

dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak

lanjut. Tentunya tidak semua obyek penelitian harus diobservasi pada hari

atau pada waktu yang sama, akan tetapi baik variabel independen maupun

variabel dependen dinilai hanya satu kali saja (Notoatmodjo, 2010).

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah

pasien yang di diagnosis malaria yang datang berobat ke UPTD

Kesehatan Kec. Nangapenda Kab. Ende Flores NTT sebanyak 280

pasien pada bulan November – Januari 2015

Page 50: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

38

3.2.2 Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi (Notoatmodjo, 2011). Untuk mengetahui besarnya

sampel maka digunakan rumus Slovin dengan rumus sebagai berikut:

(Notoatmodjo, 2011)

2eN1

Nn

+=

Keterangan :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir (misalnya 5%).

Untuk penelitian ini, perhitungan rumus Slovinnya adalah :

( )7,164

05,02801

280n

2=

+= dibulatkan menjadi 165 responden

Sampel dalam penelitian ini sebanyak 165 pasien yang datang berobat

ke UPTD Kesehatan Kec. Nangapenda Kab. Ende Flores NTT dengan

diagnosis malaria.

3.2.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampling adalah purposive sampling yaitu

suatu teknik penetapan sampel di antara populasi sesuai dengan yang

dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili

karakteristik populasi yang telah dikehendaki sebelumnya (Sugiyono,

2010).

Page 51: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

39

Kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pasien dengan diagnosis malaria

2. Pasienyang bersedia menjadiresponden

Kriteria eksklusi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pasien dengan tanda gejala tidak malaria

2. Pasien yang tidak bersedia menjadi responden

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat atau lokasi pengambilan

penelitian (Notoatmodjo, 2011). Penelitian ini dilakukan di UPTD

Kesehatan Kec. Nangapenda Kab. Ende Flores NTT.

3.3.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk

pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2011). Penelitian dilaksanakan

pada tanggal 7 September 2015 sampai dengan 28 Nopember 2015.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel independen (Variabel Bebas)

Variabel independen atau bebas adalah merupakan variabel

yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen atau terikat (Sugiyono, 2010). Variabel independen

dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang malaria.

Page 52: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

40

3.4.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel dependen atau terikat adalah variabel yang dipengaruhi

atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku tentang

pencegahan malaria.

3.5 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Indikator penilaian Skala

ukur

Pengetahuan

tentang

malaria

Pengetahuan pasien

tentang penyakit

malaria (definisi,

penyebab, tanda dan

gejala, pengobatan dan

pencegahan)

Kuesioner 1. Baik, bila

persentase

jawaban benar

76 – 100% (15 -

17 )

2. Cukup, bila

persentase

jawaban benar

56 – 75% (10 –

14)

3. Kurang, bila

persentase

jawaban benar

< 56%(5 – 10)

Nursalam (2008)

Ordinal

Perilaku

pencegahan

malaria

Tindakan yang

dilakukan oleh

Pasien dalam rangka

pencegahan penularan

penyakit malaria

Kuesioner 1. Baik bila

persentase skor

≥ 50% (43 – 62)

2. Kurang Baik

bila persentase

skor < 50% (34

-42 )

(Mardiah, 2008)

Ordinal

Page 53: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

41

3.6 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

3.6.1 Alat Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa lembar kuesioner untuk

pengukuran tingkat pengetahuan tentang malaria dan perilaku

pencegahan malaria. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup

yang diisi oleh responden. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan tentang hal-hal yang diketahui dan sudah disediakan

jawabannya (Arikunto, 2010).

Kuesioner tentang pengetahuan malaria sebanyak 20 item

kuesioner, dari penelitian Ndona Martinusdi modivikasi sesuai dengan

karateristik responden. Jenis pernyataan kuesioner berupa favourable

yaitu pernyataan positif yaitu nomor 1, 3, 4, 9, 10, 16, 17, 19 dan 20 di

mana jika benar nilai 1 (satu) jika salah nilai 0 (nol) sedangkan

pernyataan unfavourable terdiri dari nomor 2, 5, 6, 7, 8, 11, 12, 13, 14,

15, dan 18 yaitu pertanyaan negatif jika benar nilai 0 (nol) jika salah

nilainya 1 (satu) Skala pengukuran data yang digunakan dalam

kuesioner ini adalah skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan

konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari

pertanyaan atau pernyataan benar dan salah (Hidayat, 2007).

Kuesioner perilaku pencegahan malaria diadopsi dari penelitian

terdahulu dari Santoso (2006) dengan jumlah kuesioner 20 item

kuesioner, dan dimodifikasi sesuai dengan karateristik responden.

Page 54: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

42

Alternatif pilihan jawaban terdiri dari selalu diberi nilai 4, sering diberi

nilai 3, kadang-kadang diberi nilai 2, dan tidak pernah diberi nilai 1.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya

hendak diukur. Untuk mengetahui validitas item dalam penelitian

ini menggunakan uji validitas dengan rumus korelasi product

moment, setelah itu diuji dengan menggunakan uji t dan baru

dilihat penafsiran dari indeks korelasi. Untuk ta = 0,05 derajat

kebebasan. Jika nilai t hitung > t tabel berarti valid dan jika t

hitung < t tabel maka tidak valid (Hidayat,2007). Uji validitas

menggunakan 30 responden dilakukan di UPTD Kesehatan

Kec.Ende yang memiliki kriteria inklusi yang sama dengan

sampel penelitian.

Rumus korelasi product moment adalah:

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi product moment

n : Jumlah responden

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

( ) ( ) }y - y{n }x x {

y) .x ( - xy)n.(

222 2 SSS-S

SSS=

nrxy

Page 55: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

43

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

(Σx)2 : kuadrat jumlah skor item

Σx2 = jumlah kuadrat skor item

(Σy)2 = kuadrat jumlah skor total

Σy2 = jumlah kuadrat skor total

Pada uji validitas dari 20 pernyataan didapatkan hasil 17

pernyataan valid untuk kuesioner pengetahuan (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

9, 11, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 20) dengan nilai rxy > 0,361 dan untuk

perilaku pencegahan malaria dari 20 pernyataan didapatkan 17

pernyataan yang valid (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 14, 16, 17,

18, 19, 20) dengan nilai rxy > 0,361. Item-item pernyataan yang

tidak valid selanjutnya tidak diikutsertakan dalam penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen

yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan responden

memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar

sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap

akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan

Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer. Rumus Alpha

Chronbach adalah sebagai berikut:

Page 56: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

44

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2

= Jumlah varian butir

σ2

t

= Varians total

Hasil uji validitas kemudian diuji reliabilitas menggunakan

alpha cronbach. Pernyataan yang tidak valid diuji validitas dan

hanya pernyataan yang valid yang diuji reliabilitas. Hasil uji

reliabilitas untuk kuesioner pengetahuan menghasilkan nilai alpha

sebesar 0,909 sedangkan untuk kuesioner perilaku menghasilkan

nilai alpha sebesar 0,894. Nilai alpha yang cukup tinggi (mendekati

1) menunjukkan bahwa kedua kuesioner termasuk reliabel dan layak

digunakan untuk penelitian.

3.6.2 Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung

diambil dari obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo,

2013). Data primer dalam penelitian ini adalah kuesioner

pengetahuan tentang malaria dan perilaku pencegahan malaria.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapatkan tidak secara

langsung dari subyek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder

úû

ùêë

é S-úû

ùêë

é-

=t

b

k

kr

2

2

11 11 s

s

Page 57: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

45

dalam penelitian ini diperoleh melalui literatur yang relevan dan

sumber lain yang mendukung penelitian ini.

3.6.3 Langkah-langkah Pengumpulan Data

1. Peneliti meminta surat keterangan dari kampus STIKES Kusuma

Husada Surakarta untuk melakukan studi pendahuluan di UPTD

Kesehatan Kec. Nangapenda Kab. Ende Flores NTT

2. Setelah mendapat ijin dariUPTD Kesehatan Kec. Nangapenda Kab.

Ende Flores NTT, peneliti melakukan studi pendahuluan.

3. Langkah selanjutnya adalah pembuatan proposal hingga seminar

penelitian dan melakukan revisi setelah seminar

4. Peneliti meminta surat ijin penelitian dari kampus STIKES Kusuma

Husada Surakarta untuk diserahkan ke Kesbangpol Kab. Ende

Flores NTT dengan tembusan ke Badan Perencanaan Daerah Kab.

Ende Flores NTT dan ke Dinas Kesehatan KabupatenEnde Flores

NTT dan akhirnya diserahkan keUPTD Kesehatan Kec.

Nangapenda Kab. Ende Flores NTT

5. Peneliti bekerja sama dengan perawat di UPTD Kesehatan Kec.

Nangapenda Kab. Ende Flores NTT dalam pelaksanaan penelitian

dan pengumpulan data tentang pengetahuan serta perilaku

pencegahan malaria.

6. Peneliti menemui calon responden dan menjelaskan tentang tujuan,

manfaat penelitian kemudian memberikan informed consent.

Page 58: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

46

7. Jika calon responden menyetujui dijadikan responden dalam

penelitian, peneliti meminta responden untuk menandatangi lembar

informed consent.

8. Peneliti memberikan kuesioner bagi responden yang bisa mengisi

sendiri sedangkan bagi responden yang ingin dibantu maka data

diisi oleh peneliti.

9. Setelah dirasa lengkap peneliti melakukan analisis dan pembahasan

dari hasil penelitian yang telah dilakukan

3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

3.7.1 Teknik pengolahan data

Menurut Notoatmodjo (2011), setelah data terkumpul, maka

langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Sebelum

melaksanakan analisa data beberapa tahapan harus dilakukan terlebih

dahulu guna mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa

data tidak mendapat kendala. Langkah-langkah pengolahan yaitu:

1. Pengecekan data (editing)

Pada tahap ini peneliti melakukan pemeriksaan kelengkapan,

kejelasan dan kesesuaian data yang diperoleh atau dikumpulkan.

Editing dalam penelitian ini adalah melakukan pemeriksaan kembali

setelah data terkumpul mulai dari karakteristik responden,

pengetahuan dan perilaku pencegahan malaria, apabila ada data

Page 59: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

47

yang belum terisi maka peneliti mempersilahkan responden untuk

mengisi terlebih dahulu.

2. Pemberian kode data (coding)

Tahap ini merupakan suatu proses penyusunan secara

sistematis data mentah ke dalam bentuk yang sudah dibaca untuk

pengolahan data. Peneliti membuat kode untuk hasil penelitian yang

didapat. Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik

(angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pada

variabel independen yaitu pengetahuan menggunakan kode 1 untuk

baik, 2 cukup dan 3 kurang sedangkan untuk perilaku pencegahan

kode 1 untuk baik dan 2 untuk kurang baik.

3. Pemrosesan data (data entry)

Pada tahap ini dilakukan data yang telah diubah menjadi

kode ke dalam program pengolahan data. Pemrosesan data

dilakukan dengan memasukan data ke paket program komputer

yang sesuai dengan paket program data ke program komputer yang

sesuai dengan varibel masing-masing, dalam hal ini menggunakan

program SPSS

4. Pembersihan data (cleaning)

Peneliti memastikan bahwa seluruh data yang telah

dimasukan kedalam program pengolahan data sudah sesuai dengan

sebenarnya. Proses akhir dari pengolahan data adalah dengan

melakukan pemeriksaan kembali kode yang sudah di entry data

untuk melihat ada tidaknya kesalahan dalam entry data. Selanjutnya

Page 60: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

48

melakukan tabulasi data yaitu mengelompokkan data ke dalam tabel

menurut kategorinya sehingga data siap dilakukan analisis secara

univariat maupun bivariat.

5. Tabulating

Kegiatan memasukkan data hasil penelitian kedalam tabel

kemudian diolah dengan bantuan komputer.

3.7.2 Analisa Data

Analisa data merupakan pengumpulan data dari seluruh

responden yang dikumpulkan. Teknik analisis data dalam penelitian

kuantitatif mengunakan statistik (Sugiyono 2010).

1. Analisis Univariat

Analisis univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari

hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya

menghasilkan distribusi dan prosentase dari tiap variabel

(Notoadmodjo, 2011). Analisis univariat dalam penelitian ini untuk

mengetahui karakteristik responden yang terdiri dari umur,

pendidikan dan pekerjaan serta menggambarkan variabel penelitian

yaitu pengetahuan tentang malaria dan perilaku pencegahan malaria.

Rumus yang digunakan:

%100´=nfP

Keterangan :

P : Prosentase

n : Jumlah sampel

Page 61: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

49

f : Frekuensi keja dian

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat adalah analisis yang di lakukan untuk

mengetahui hubungan keterkaitan dua variabel, untuk mengetahui

hubungan antara pengethauan dengan perilaku pencegahan malaria.

di lakukan uji Chi Square dengan jumlah responden kategorik

(Dahlan, 2011). Rumus yang digunakan yaitu

( )å=

-=

k

1i

2

2

fh

fhfoX

Keterangan :

X2 = chi square

fo = frekuensi yang diobservasi

fh = frekuensi yang diharapkan (Sugiyono, 2010).

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 95% (α = 0,05).

a. Apabila X2

hitung < X2

tabel atau p value > 0,05, maka tidak ada

hubungan antara pengetahuan tentang malaria dengan perilaku

pencegahan malaria.

b. Apabila X2

hitung > X2

tabel atau p value < 0,05, maka ada

hubungan antara pengetahuan tentang malaria dengan perilaku

pencegahan malaria.

Page 62: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

50

3.8 Etika Penelitian

Etika penelitian menurut Hidayat (2007), terdiri dari 3 macam yaitu:

3.8.1 Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara

peneliti dan responden, dengan bentuk lembar persetujuan. Lembar

persetujuan diberikan sebelum penelitian kepada responden yang akan

diteliti. Lembar ini dilengkapi dengan judul penelitian dan manfaat

penelitian, sehingga subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian.

Bila subjek menolak, maka peneliti tidak boleh memaksa dan harus

tetap menghormati hak-hak subjek.

3.8.2 Anonimity

Anonimity digunakan untuk menjaga kerahasiaan, peneliti

tidak akan mencantumkan nama responden, tetapi pada lembar

tersebut diberikan kode pengganti nama responden.

3.8.3 Confidentiality

Informasi yang telah dikumpulkan dari responden akan

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, dan hanya akan digunakan

untuk pengembangan ilmu.

Page 63: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang hubungan antara

pengetahuan dengan perilaku pencegahan malaria di wilayah kerja UPTD

Kesehatan Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende Flores NTT. Selama

penelitian yang berlangsung pada 7 – 28 September 2015 diperoleh sampel

sebanyak 165 responden yang telah memenuhi kriteria. Hasil penelitian dapat

diuraikan sebagai berikut:

4.1 Analisis Univariat

4.1.1 Pengetahuan tentang Malaria

Tabel 4.1 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Malaria di

Wilayah Kerja UPTD Kesehatan Kecamatan Nangapanda Kabupaten

Ende Flores NTT Tahun 2015 (165 )

No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 111 67,3

2 Cukup 47 28,5

3 Kurang 7 4,2

Total 165 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa responden yang

mayoritas memiliki pengetahuan baik ada sebanyak 111 orang

(67,3%), dan minoritas responden yang memilliki pengetahuan

kurang sebanyak 7 orang (4,2%).

Page 64: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

52

4.1.2 Perilaku Pencegahan Malaria

Tabel 4.2 Distribusi Perilaku Responden dalam Pencegahan Malaria

di Wilayah Kerja UPTD Kesehatan Kecamatan Nangapanda

Kabupaten Ende Flores NTT Tahun 2015 (165 )

No Perilaku Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 123 74,5

2 Kurang Baik 42 25,5

Total 165 100,0

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa responden yang

mayoritas memiliki perilaku baik ada sebanyak 123 orang (74,5%),

dan minoritas responden yang memiliki perilaku kurang baik ada

sebanyak 42 orang (25,5%).

4.2 Analisis Bivaria

Analisa bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui

keterkaitan dua variabel, untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan

tentang malaria dengan perilaku pencegahan malaria di wilayah kerja UPTD

Kesehatan Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende Flores NTT Tahun 2015.

Bentuk hubungan diketahui dari distribusi silang sedangkan ada tidaknya

hubungan ditentukan dengan uji chi square.

Page 65: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

53

Tabel 4.3 Hasil Analisis Bivariat Hubungan antara Pengetahuan tentang

Malaria dengan Perilaku Pencegahan Malaria di Wilayah Kerja UPTD

Kesehatan Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende Flores NTT Tahun 2015

Pengetahuan

Perilaku

Total

Uji Chi Square

Baik Kurang

Baik X

2hitung p value

Baik 89

(53,9%)

22

(13,3%)

111

(67,3%)

10,688 0,005

Cukup 32

(19,4%)

15

(9,1%)

47

(28,5%)

Kurang 2

(1,2%)

5

(3,0%)

7

(4,2%)

Total 123

(74,5%)

42

(25,5%)

165

(100,0%)

Tabel 4.7 memperlihatkan distribusi silang antara pengetahuan

tentang malaria dengan perilaku pencegahan malaria serta hasil perhitungan

uji chi square. Distribusi silang menunjukkan bahwa responden yang

memiliki pengetahuan baik dan perilaku baik ada 89 orang (53,9%)

sedangkan responden yang memiliki pengetahuan baik dan perilaku kurang

baik ada 22 orang (13,3%). Responden yang memiliki pengetahuan cukup

dan perilaku baik ada 32 orang (19,4%) sedangkan responden yang memiliki

pengetahuan cukup dan perilaku kurang baik ada 15 orang (9,1%).

Responden yang memiliki pengetahuan kurang dan perilaku baik ada 2 orang

(1,2%) sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang dan perilaku

kurang baik ada 5 orang (3,0%).

Perhitungan uji chi square menghasilkan nilai uji statistik X2

hitung

sebesar 10,688 dengan p value sebesar 0,005 sehingga < 0,05 artinya

terdapat hubungan antara pengetahuan tentang malaria dengan perilaku

Page 66: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

54

pencegahan malaria di wilayah kerja UPTD Kesehatan Kecamatan

Nangapanda Kabupaten Ende Flores NTT Tahun 2015.

Page 67: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

55

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas hasil penelitian yang telah dilaksanakan di

UPTD Kesehatan Kec. Nangapanda Kab. Ende Flores Nusa Tenggara Timur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan

dengan perilaku pencegahan malaria.

Penelitian ini seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya yang

bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan dengan perilaku

pencegahan malaria di wilayah kerja UPTD Kesehatan Kec. Nangapenda Kab.

Ende Flores NTT.

Hasil penelitian ini menguraikan pengetahuan responden yaitu penderita

malaria di UPTD Kesehatan Kec. Nangapanda Kab. Ende Flores Nusa Tenggara

Timur tentang hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan malaria.

Pembahasan dalam penelitian ini dapat kita lihat di bawah ini:

5.1 Pengetahuan Tentang Pencegahan Malaria pada masyarakat di

Wilayah Kerja UPTD Kesehatan Kec. Nangapanda Kab. Ende flores

Nusa Tenggara Timur.

Tingkat pengetahuan responden yaitu masyarakat di Kec. Nangapanda

Kab. Ende Flores Nusa Tenggara Timur tentang pencegahan malaria,

responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 111 responden

(67,3%), responden yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 47

responden (28,5%), responden yang mempunyai pengetahuan kurang

Page 68: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

56

sebanyak 7 responden (4,2%). Hal ini dapat diketahui dari jawaban benar

responden tentang penyakit malaria merupakan penyakit menular yang

menyerang hanya pada orang dewasa, tanda dan gejala penyakit malaria yaitu

menggigil, demam, sakit kepala, panas hilang timbul, mual muntah, nyeri ulu

hati, nyeri sendi, terasa pegal-pegal pada tubuh, sehingga dapat diasumsikan

responden sudah memahami tentang penyakit malaria. Asumsi ini diperkuat

dengan hasil wawancara di mana sebagian besar responden mengatakan

bahwa mereka sering mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang diberikan oleh

petugas dari puskesmas, dan apabila sakit sudah lebih dari 3 hari dengan

keluhan panas, sakit kepala, pusing dan demam langsung memeriksakan ke

tempat pelayanan kesehatan yang terdekat. Pengetahuan adalah hasil tahu dan

ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu, pengetahuan terjadi melalui panca indra manusia, yakni

pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa, raba. Sebagian besar

pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojdo, 2007).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Gunawan, dkk (2009), menyatakan pengetahuan tentang malaria di suatu

daerah akan sangat membantu program pemberantasan malaria dan juga

dalam melindungi masyarakat dari infeksi malaria agar paradigma sehat dapat

diwujudkan. Penelitian oleh Dalmunte (2008), menyatakan bahwa

pengetahuan dan sikap masyarakat tentang penyakit malaria berpengaruh

terhadap partisipasi masyarakat dalam program pencegahan penyakit malaria.

Keberhasilan pengembangan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan

Page 69: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

57

program pencegahan malaria terkait dengan ketersediaan tenaga kesehatan

dan fasilitas yang di gunakan dalam program pencegahan penyakit malaria,

khususnya dalam kegiatan penyuluhan dan penyemprotan rumah. Menurut

wisang dalam Lodang (2011) pengetahuan pencegahan yang kurang

menyulitkan seseorang untuk menentukan sikap positif dan negatif, apabila

seseorang telah mengetahui suatu hal namun tidak diikuti kesadaran untuk

berbuat maka pengetahuan tidak akan berlangsung lama dan tidak berguna

lagi.

5.2 Perilaku Pencegahan Malaria

Pada perilaku tentang pencegahan malaria di Wilayah Kerja UPTD

Kesehatan Kec.Nangapanda Kab.Ende Flores NTT didapatkan hasil bahwa

123 reponden (74,5%) memiliki perilaku pencegahan yang baik dan 42

responden (25,5%) memiliki perilaku pencegahan kurang baik. Penelitian ini

diperkuat dengan hasil wawancara di mana sebagian responden mengatakan

bahwa mereka sering mengikuti kegiatan penyuluhan yang diberikan oleh

petugas dari puskesmas, penggunaan kelambu pada waktu tidur di malam

hari, menggunakan obat anti nyamuk, membuang sampah pada tempat yang

disediakan, menguras tempat penampungan air secara berkala,

mengumpulkan barang-barang bekas dan membakarnya, pemberian abate

pada tempat penampungan air, melakukan pemereksaan atau pengobatan pada

fasilitas kesehatan yang terdekat misalnya, puskesmas pembantu (Pustu) apa

bila sakit sudah lebih dari 3 hari.

Page 70: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

58

Perilaku pencegahan yang baik umumnya didorong oleh sikap yang

positif terhadap pentingnya tindakan pencegahan penyakit malaria. Sikap

pencegahan dan pencarian pengobatan yang baik pada saat kejadian malaria,

menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat untuk segera mungkin

melakukan tindakan pencegahan sesuai dengan yang disampaikan

oleh petugas kesehatan dan media informasi lainya, sekaligus mengupayakan

pencarian pengobatan untuk pencegahan penyakit malaria (Ndona Martinus,

2009).

Perilaku yang baik bisa terjadi karena pengalaman-pengalaman yang

diperoleh seseorang serta faktor lingkungan baik fisik maupun non fisik.

Kemudian pengalaman dan lingkungan tersebut diketahui, dipersepsikan dan

diyakini sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk bertindak dan akhirnya

terjadilah perwujudan niat tersebut yang berupa perilaku (Kusyogo, 2006).

Peneltian ini diperkuat dari hasil penelitian Heldygrad Delvyan jacob,

dkk (2012) tentang gambaran pengetahuan dan sikap masyarakat mengenai

perilaku pencegahan malaria di Desa Oesao Kecamatan Kupang Timur

Kabupaten Kupang tahun 2012 mengemukakan pengetahuan dan dan sikap

masyarakat terhadap perilaku pencegahan malaria secara teoritis kedua dapat

mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan pencegahan malaria

(Lerik, 2008). Faktor perilaku sangat berkontribusi terhadap terjadinya

penyakit. Pengetahuan yang rendah akan memberi peluang yang besar untuk

tidak melakukan tindakan pencegahan, begitu pula dengan sikap yang negatif

akan mempengaruhi seseorang untuk melakukan suatu tindakan, dalam hal ini

Page 71: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

59

perilaku pencegahan, hal ini sejalan dengan teori perilaku yang menyatakan

bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi tindakan seseorang, jika

pengetahuan seseorang rendah maka dapat mendukung seseorang agar tidak

berperilaku secara baik dan benar.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh

Green bahwa perilaku juga dipengaruhi oleh faktor predisposisi yaitu faktor-

faktor yang mempermudah terjadinya perilaku pada diri seseorang

diantaranya adalah pengetahuan dan sikap seseorang terhadap apa yang akan

dilakukan (Notoatmodjo, 2003).

5.3 Hubungan antara Pengetahuan dengan perilaku pencegahan Malaria di

UPTD Kesehatan Kec. Nangapanda Kab. Ende flores Nusa Tenggara

Timur

Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji chi square diperoleh p

value sebesar 0,005 lebih kecil dari nilai α = 0,05 yang berarti ada hubungan

pengetahuan responden dengan perilaku pencegahan malaria di UPTD

Kesehatan Kec. Nangapanda Kab. Ende Flores Nusa Tenggara Timur. Hasil

penelitian ini menunjukan adanya kecenderungan semakin baik pengetahuan

tentang penyakit malaria maka semakin besar kemungkinan untuk

berperilaku baik dalam p]=encegahan penyakit tersebut.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

Notoatmodjo (2010) bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).

Page 72: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

60

Apabila masyarakat mengetahui dengan baik bahaya penyakit malaria,

pentingnya tindakan-tindakan pencegahan, dan memahami dengan baik

bagaimana cara melakukan tindakan pencegahan tersebut, maka mereka akan

secara aktif menerapkan pengetahuan tersebut dalam perilaku sehari-hari.

Penelitian ini diperkuat dari penelitian Murawan, dkk (2011) dalam

penelitiannya tentang model pencegahan penyakit malaria di pulau

Kapoposang Tahun 2011 mengemukakan bahwa perlu diupayakan program

pemberdayaan masyarakat khusunya peningkatan pengetahuan masyarakat

untuk mempertahankan dan meningkatkan perilaku pencegahan malaria yang

sudah baik seperti penggunaan kelambu, penggunaan obat anti nyamuk,

pengobatan yang benar, dan pengobatan yang lebih intensif jika malaria

semakin berat. Perilaku yang baik bisa terjadi karena pengalaman-

pengalaman yang diperoleh seseorang serta faktor lingkungan baik fisik

maupun non fisik. Kemudian pengalaman dan lingkungan tersebut diketahui,

dipersepsikan dan diyakini sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk

bertindak dan akhirnya terjadilah perwujudan niat tersebut yang berupa

perilaku (Kusiyogo, 2006).

Menurut hasil penelitian Eros Suryati, dkk (2011) dalam

penelitiannya tentang Perilaku masyarakat dalam pencegahan demam

berdarah dengue (DBD) antara zona merah dan zona hijau pengetahuan yang

tinggi mempengaruhi perilaku pencegahan demam berdarah (DBD).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Zaeri (2008) tentang Factor-factor

yang berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam pencegahan demam

Page 73: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

61

berdarah, mengungkapkan bahwa ada hubungan antara keterpaparan

penyuluhan dengan praktek responden dalam pemberantasan sarang nyamuk

demam berdarah (PSN / DBD) hasil penelitian Rambey (2004) yang

dilakukan di Kota Jambi juga menggambarkan bahwa masyarakat yang

memiliki sikap baik didapatkan perilaku baik terhadap pemberantasan sarang

nyamuk demam berdarah (PSN / DBD).

Page 74: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

62

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan responden tentang penyakit malaria di Wilayah Kerja

UPTD Kesehatan Kec. Nangapanda Kab. Ende Flores NTT, mayoritas

yang pengetahuan baik sebanyak 111 responden ( 67,3%), dan minoritas

pengetahuan cukup sebanyak 7 responden (4,2%).

2. Perilaku tentang pencegahan malaria di wilayah kerja UPTD Kesehatan

Kec. Nangapanda Kab. Ende Flores NTT, mayoritas perilaku baik

sebanyak 123 responden (74,5%), dan minoritas perilaku kurang baik

sebanyak 42 responden (25,5%).

3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan malaria di

UPTD Kesehatan Kec. Nangapanda Kab. Ende Flores NTT (p value =

0,005).

6.2 Saran

1. Bagi Puskesmas

Bagi puskemas dan Instansi Dinas Kesehatan terkait untuk lebih

meningkatkan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat tentang

pencegahan, pengobatan dan pemberantasan penyakit malaria secara cepat

dan tepat.

Page 75: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

63

2. Bagi Institusi

Sebagai bahan refrensi, bahan acuan dalam menambah Khasanah Ilmu

Pengetahuan tentang penyakit malaria sehingga dapat sebagai bahan

acuan dalam proses belajar mengajar.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang

penelitian terkait malaria dengan metodelogi yang berbeda, serta dapat

dilakukan peneltian lebih lanjut untuk meneliti faktor sikap yang

mempengaruhi perilaku pencegahan malaria.

4. Untuk Peneliti

Merupakan pengalaman yang berharga dalam menambah wawasan dan

pengetahuan melalui penelitian lapangan tentang hubungan anatara

pengetahuan dengan perilaku pencegahan malaria di wilayah kerja UPTD

Kesehatan Kec.Nangapanda Kab.Ende Flores NTT.

5. Untuk Responden

Sebagai sumber informasi bagi responden dalam upayah pencegahan dan

pengobatan penyakit malaria secara cepat dan tepat.

Page 76: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

DAFTAR PUSTAKA

Andi Arsunan Arsin, 2012: Malaria Di Indonesia, Tinjauan Aspek Epidemiologi. Penerbit

MASAGENA PRESS

Depkes RI. 2008. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria Di Indonesia (Gebrak

Malaria) http://www.indonesian-publichealth.com/ 2014

Dinkes Provinsi NTT. ( 2013). Data Jumlah Kasus Malaria

Dinkes Kab. ENDE Data Jumlah Kasus Malaria, (2013).

Efri Nurdin, (2011) : Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Malaria

Di Wilayah Tambang Emas Kecamatan IV Nagari Kabupaten

Sijunjung. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas Andalas Padang.

Eros Siti Suryati,dkk. (2011). Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Demam

Berdararh Dengue Antara Zona Hijoau Dan Zona Merah. Jurusan

Poltekes Jakarta 111

Harijanto, P.N, Nugroho, Agung dan Gunawan, Carta A,. (2009). Malaria : dari

Molekuler ke Klinis. Ed.2. EGC : Jakarta

Harmendo, 2008: Faktor Risiko Kejadian Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas

Kenanga Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka. Program Pasca

Heldygrad Delvyan Jacob,dkk. (2012). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap

Masyarakat Mengenai Perilaku Pencegahan Malaria Di Desa Oesao

Kecamatan Kupang Timur Kab.Kupang. Almuni Jurusan PKPI FKM

Undana Kupang.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.2010.Penuntun HidupSehat Edisi

Keempat. kerja sama UNICEF, WHO, UNESCO, UNFPA, UNDP,

UNAIDS, WFP dan the World Bank.

Kementrian Kesehatan RI. 2007. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan

Kementrian Kesehatan RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan.

Laporan Bulanan UPTD Kesehatan Kec. Nangapenda. (2013).

Mardiah. (2008). Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Malaria Di

Desa Hargotirto Kecmatan Kokap Kabupaten Kulonprogo Daerah

Page 77: HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN · PDF filesebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang dan ... Kerangka Teori ... filarial, kusta, tuberculosis paru, HIV/AIDS, Pneumonia

Istimenwa Yogyakrta Tahun 2001. (Tesis). Medan:Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Marliah Santi HR, 2012: Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian

Malaria Pada Penduduk Kecamatan Lengkong Kabupaten Sukabumi

Yang Pernah Bermigrasi Tahun 2011. Fakultas Kesehatan Masyarakat

Program Study Kesehatan Masyarakat Pemitanan Epidemiologi

Universitas Indonesia

Mey Gusyn Efruan,dkk. (2013).Perilaku Masyarakat Dalam Upayah Pencegahan

Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas UN Kota Tual. Bagian Promosi

Kesehatan Dan Ilmu Perilaku, FKM, UNHAS, Makasar.

Ndona Martinus, Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di

wilayah kerja puskesmas Maunori Kab. Nagekeo. Skripsi. Makassar

: Stikes Nani Hasanuddin Makassar.

Sarjana Universitas DiponegoroIkrayama dkk, (2006). Faktor-faktor Risiko yang

Mempengaruhi Kejadian Malaria (Studi Kasus di Wilayah Kerja

Puskesmas Hamadi Kota Jayapura). Program Studi Maguster

Epidemiologi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Semarang

Soedarto. 2012. Protozoologi Kedokteran . CV. Karya Putra Darwati. Bandung.

Sutanto I, Ismid S, Pudji K, Sjarifuddin, Sungkar S. 2008. Parasitologi

Kedokteran Edisi. Yahya, dkk.2005. Pengetahuan, Sikap Dan

Perilaku Ibu Terhadap Malaria Pada Anak Di Kecamatan Sungai Liat

Kabupaten Bangka. Availableathttp: //www.journal.unair.ac.ic

/filerPDF/KESLING-2-2-07.pdf

Sutanto dkk (2005). Berbagai tantangandalam diagnosis dan pengobatan malaria

pada permulaan abad ke-21.Majalah Kedokteran Indonesia 2005; 55:

559-564

Zaeri. 2008. Factor – factor yang berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam

pencegahan penyakit demam berdarah dengue. Tesis program pasca

sarjana FKM – UI. Depok.