HoliStik

15
Ada klien Tn. Albert Hindom, Umur 50 thn, dengan diagnosa medis STEMI, dirawat diruang HCU RSUD Fakfak Klien sudah dirawat di HCU RSUD Fakfak selama tiga hari Klien terpasang IVFD NaCL 0,9 % 20 tpm dan terpasang siringe pump heparin 1000 ui/ jam 1 cc/ jam, klien terpasang 0 2 nasal kanul 3 L/ Mnt Didapati klien dengan keluhan nyeri dada kiri dan klien merasa cemas terhadap penyakitnya. Dari kasus diatas kelompok kami menyimpulkan klien TN. A termasuk kategori pasien dengan penyakit kritis. A. DEFINISI Pasien kritikal adalah suatu bidang yang memerlukan perawatan pasien yang berkualitas tinggi dan komprehensif. ( Laura A.Talbot, RN,C,PhD,1997 ) Pasien kritis menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI no. 1778, tahun 2010 adalah : - Pasien yang memerlukan intervensi medis segera oleh tim intensive care. - Pesien yang memerlukan pengelolaan fungsi system organ tubuh secara terkoordinasi dan berkelanjutan sehingga dapat dilakukan pengawasan yang konstan dan metode terapi titrasi. - Pasien sakit kritis yang memerlukan pemantauan kontinyu dan tindakan segera untuk mencegah timbulnya dekompensasi fisiologis.

description

Holistik

Transcript of HoliStik

Page 1: HoliStik

Ada klien Tn. Albert Hindom, Umur 50 thn, dengan diagnosa medis STEMI, dirawat diruang

HCU RSUD Fakfak Klien sudah dirawat di HCU RSUD Fakfak selama tiga hari Klien terpasang

IVFD NaCL 0,9 % 20 tpm dan terpasang siringe pump heparin 1000 ui/ jam 1 cc/ jam,

klien terpasang 02 nasal kanul 3 L/ Mnt Didapati klien dengan keluhan nyeri dada kiri dan klien

merasa cemas terhadap penyakitnya.

Dari kasus diatas kelompok kami menyimpulkan klien TN. A termasuk kategori pasien dengan

penyakit kritis.

A. DEFINISI

Pasien kritikal adalah suatu bidang yang memerlukan perawatan pasien yang

berkualitas tinggi dan komprehensif. ( Laura A.Talbot, RN,C,PhD,1997 )

Pasien kritis menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI no. 1778, tahun 2010 adalah :

- Pasien yang memerlukan intervensi medis segera oleh tim intensive care.

- Pesien yang memerlukan pengelolaan fungsi system organ tubuh secara terkoordinasi

dan berkelanjutan sehingga dapat dilakukan pengawasan yang konstan dan metode

terapi titrasi.

- Pasien sakit kritis yang memerlukan pemantauan kontinyu dan tindakan segera untuk

mencegah timbulnya dekompensasi fisiologis.

B. KARAKTERISTIK PASIEN KRITIS

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI no. 1778 Tahun 2010

1. Pasien prioritas 1 ( satu)

Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi

intensif dan tertitrasi, seperti : dukungan/ bantuan ventilasi dan alat bantu suportif

organ/ sistem yang lain, infus obat-obat vasoaktif kontinyu, obat anti aritmia

kontinyu, pengobatan kontinyu tertitrasi, dan lain-lainnya.

Contoh pasien kelompok ini antara lain, pasca bedah kardiotorasik, pasien sepsis

berat, gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang mengancam nyawa.

Institusi setempat dapat membuat kriteria spesifik untuk masuk ICU, seperti derajat

hipoksemia, hipotensi dibawah tekanan darah tertentu. Terapi pada pasien prioritas 1

( satu ) umumnya tidak mempunyai batas.

Page 2: HoliStik

2. Pasien prioritas 2 ( dua )

Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan canggih di ICU, sebab sangat berisiko

bila tidak mendapatkan terapi intensif segera, misalnya pemantauan intensif

menggunakan pulmonary arterial catheter.

Contoh pasien seperti ini antara lain mereka yang menderita penyakit dasar jantung-

paru, gagal ginjal akut dan berat atau yang telah mengalami pembedahan major.

Terapi pada pasien prioritas 2 tidak mempunyai batas, karena kondisi mediknya

senantiasa berubah.

3. Pasien prioritas 3 ( tiga )

Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status kesehatan

sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya, secara sendirian

atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan/ atau manfaat terapi di ICU pada

golongan ini sangat kecil.

Contoh pasien ini antara lain pasien dengan keganasan metastatik disertai penyulit

infeksi, pericardial tamponade, sumbatan jalan napas, atau pasien penyakit jantung,

penyakit paru terminal disertai komplikasi penyakit akut berat. Pengelolaan pada

pasien golongan ini hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja, dan usaha terapi

mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau resusitasi jantung paru.

4. Pengecualian

Dengan pertimbangan luar biasa, dan atas persetujuan Kepala ICU, indikasi masuk

pada beberapa golongan pasien bisa dikecualikan, dengan catatan bahwa pasien-

pasien golongan demikian sewaktu waktu harus bisa dikeluarkan dari ICU agar

fasilitas ICU yang terbatas tersebut dapat digunakan untuk pasien prioritas 1, 2, 3

( satu, dua, tiga ). Pasien yang tergolong demikian antara lain :

1) Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi tunjangan hidup

yang agresif dan hanya demi “ perawatan yang aman ” saja. Ini tidak

menyingkirkan pasien dengan perintah “ DNR ( Do Not Resuscitate ) ”.

Sebenarnya pasien-pasien ini mungkin mendapat manfaat dari tunjangan

canggih yang tersedia di ICU untuk meningkatkan kemungkinan survivalnya.

Page 3: HoliStik

2) Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.

3) Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak. Pasien-pasien seperti

itu dapat dimasukkan ke ICU untuk menunjang fungsi organ hanya untuk

kepentingan donor organ.

C. PENGKAJIAN

1. Pengkajian Aspek Biologi

GCS : E : 4, V : 6, M : 5

Kesadaran Compos Mentis

Tanda- tanda vital :

TD : 150/90 mmHg

HR : 90 x/mnt

RR : 24 x/mnt

T : 36 °C

Pemeriksaan fisik

- Kepala : Bentuk mesochepal, rambut beruban sedikit, tidak rontok,

tidak mudah dicabut

- Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik pupil isokor,

diameter kanan dan kiri 3, reflek cahaya mata kanan dan kiri positif

- Hidung : Simetris, tidak terdapat sekret, tidak epistaksis, tidak ada luka

- Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak keluar darah, tidak ada

luka

- Mulut : Mukosa bibir lembab, gigi belum tanggal, klien bicara

artikulasi baik, tidak keluar darah, tidak keluar sekret, tidak ada sariawan.

- Leher : Tak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid, tidak ada

peningkatan JVP, kaku kuduk ( - ), tidak ada luka

- Paru- paru

Inspeksi : bentuk dada simetris, gerakan dada simetris kiri dan

kanan, Nampak adanya retraksi pada dinding dada.

Palpasi : getaran dada kanan kiri simetris

Perkusi : sonor seluruh lapang paru

Page 4: HoliStik

Auskultasi : suara dasar vesikuler tidak ada ronchi, tidak ada whesing.

- jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis teraba di intercostal V, terdapat nyeri di dada

kiri

Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi Jantung S3, S4 terdengar bunyi murmur.

- Abdomen : dbn

- Ekstremitas : dbn

- Genetalia : keadaan bersih, tidak keluar darah , tidak keluar lender.

2. Pengkajian Aspek Psikologis

Pasien mengatakan cemas dengan penyakitnya, Ekspresi wajah klien Nampak cemas

3. Pengkajian Aspek Sosial

Interasi klien sebelum sakit dan dirawat di RS klien hubungan sosialnya dengan

masyarakat sekitar baik dengan keluarga juga baik. Selama sakit klien jarang

berinteraksi dengan kerabat sekitar.

4. Pengkajian Aspek Kultural

Pasien adalah orang fakfak asli, tidak ada penolakan setiap kali petugas melakukan

tindakan baik medis maupun keperawatan. Yang menurut adat istiadat setempat.

Pasien lebih suka dipanggil bapak albert. Pasien lebih suka ditemani oleh istrinya

saja dan anak- anaknya.

5. Pengkajian Aspek Spiritual

Pasien beragama islam, sebelum sakit pasien biasanya melakukan sholat 5 waktu.

Selama pasien di rawat di ruang HCU pasien hanya berdoa diatas tempat tidur.

6. Pengkajian Keluarga

Page 5: HoliStik

Penanggung jawab pasien Tn. Albert Hindom adalah istrinya Ny. Wilma Woretma,

mereka berdua menikah dan dikaruniai 2 orang anak 1 putra berusia 23 tahun dan

putri berusia 19 tahun, Ny woretma mengatakan sedih dan cemas terhadap penyakit

yang diderita oleh suaminya, Ny. Wilma merasa belum siap jika harus kehilangan

Tn. Albert. Dalam keluarga Tn. Albert tidak pernah ada yang dirawat di HCU

sebelumnya.

B. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIGNOSTIK

EKG 12 LEAD : terdapat ST elevasi di Lead II, III, aVF

Laboratorium

- CK - MB : 40 µg/ml

Normal :

Pria : 5 – 35 µg/ml, 30 – 180 IU/l, 55 – 170 U/l pada suhu 37°C ( satuan SI )

Wanita : 5 – 25 µg/ml, 25 – 150 IU/l, 30 – 135 U/l pada suhu 37°C ( satuan

SI )

- Troponin : 2 ng/mL

Normal :

Nilai antara 0,04 dan 0,1 ng/mL diinterpretasikan sebagai tak pasti

Nilai di atas 0,1 ng/mL diinterpretasikan sebagai nekrosis sebagian sel otot

jantung

Pada operasi jantung dan takikardia yang berlangsung lama, nilai dapat sedikit

lebih tinggi

Pada orang normal nilai kurang dari kurang dari 0,2 ng/mL

- Cholesterol : 230 g/dl

Normal : < 200 mg/dl

- Trigeliserida : 199 mg/dl

Normal : < 150

- HDL : 60 mg/dl

Normal : 60 mg/dl

- LDL : 200 mg/dl

Normal : < 100 mg/dl

Page 6: HoliStik

- HB : 12 gr%

- Leco : 8.500 sel/mm3

- Thrombocit : 200.000 sel/mm3

- PPT :

- PTTK :

Radiologi

Terdapat adanya gambaran kardiomegali.

ECHO

Hasil dari kesimpulan : EF 55 %

Page 7: HoliStik

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Nyeri Berhubungan Dengan Kurangnya Suplai Oksigen Kejaringan

2. Cemas Berhubungan Dengan Krisis situasional, ancaman kematian

3. Ansietas keluarga Berhubungan dengan Takut Kehilangan

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN/ KRITERIA HASIL INTERVENSI1 Nyeri b/d kurangnya

suplai oksigen kejaringanYang ditandai dengan :DS :- Klien mengeluh

nyeri dada kiri

DO :- TD : 150/ 90

mmHg- HR : 90 x/ mnt- RR : 24 x/mnt- T : 36 ° C

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan Nyeri teratasi.Dengan kriteria hasil :- Nyeri berkurang- Dari scala 7 menjadi 3- Klien tidak mengalami nyeri

dada- Ekspresi wajah Nampak

rileks dan tenang- Vital sigh dalam batas

normal

Monitor vital sigh Pantau EKG Pantau masukkan

oksigen yang adekuat Ajarkan tehnik relaksasi

latihan napas dalam Ajarkan tehnik distraksi Berikan terapi musik Ajarkan tehnik Imajinasi

terbimbing

2 Cemas b/d Krisis Situasional, ancaman kematianYang ditandai dengan :DS :Klien mengatakan :- cemas dengan

penyakitnya

DO :Klien Nampak :- Ekspresi wajah

cemas

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan Cemas teratasiDengan kriteria hasil :- Klien mampu

mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas

- klien mampu mengungkapkan, dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas

-   Vital sign ( TD, nadi, respirasi ) dalam batas normal

-    Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan.

Gunakan kehadiran, sentuhan ( dengan ijin ), pengungkapan untuk mengingatkan klien bahwa mereka tidak sendiri.

Berikan dorongan untuk pengekspresikan atau mengklarifikasi kebutuhan, perhatian, ketidaktahuan, dan pertanyaan

Terima koping defens pasien, jangan menentang, mendebat atau menyangkal

Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan

Jika respon situasional rasional, gunakan empati

Page 8: HoliStik

untuk mendukung klien menginterpretasikan gejala kecemasan sebagai sesuatu yang normal

Dukung klien untuk menggunakan tehnik bicara pada diri sendiri yang positif seperti ” cemas tidak akan membunuhku, aku dapat melakukan hal ini dalam satu langkah, sekarang aku butuh bernafas dan peregangan.”

 Hindari menjanjikan sesuatu yang berlebihan, ini mungkin menyebabkan kekuatiran.

Jelaskan semua kegiatan, prosedur, dan masalah yang melibatkan klien, gunakan istilah umum dan tenang, bicara pelan

Gali ketrampilan koping sebelumnya yang digunakan oleh untuk mengatasi kecemasan, dukung ketrampilan itu dan gali cara yang lain

Lakukan pijat punggung untuk mengurangi kecemasa, Lakukan pemijatan sebelum prosedur dijalankan untuk menurunkan kecemasan

Berikan klien sarana untuk mendengarkan musik pilihan mereka. Berikan tempat yang tenang dan anjurkan pasien untuk mendengarkan selama 20 menit

Page 9: HoliStik

3 Ansietas Keluarga b/d takut kehilanganYang ditandai dengan :DS :- Keluarga

mengatakan sedih dan cemas terhadap penyakit yang diderita oleh suaminya

- Keluarga mengatakan belum siap kehilangan suaminya

DO :- Ekspresi wajah

Ny. Wilma tampak cemas

Setelah dilakukan tindakan selama 2 x 24 jam, diharapkan ansietas keluarga berkurang.Dengan kriteria hasil :- Keluarga tidak

menampakkan adanya kecemasan terhadap penyakit yang diderita oleh suaminya

- Keluarga siap menerima segala apapun yang akan terjadi pada suaminya.

Pandu keluarga dalam menentukan masalah yang dialami saat ini

Bantú keluarga mengidentifikasi kekuatan yang dimilikinya dan sumber dukungan.

Siapkan keluarga untuk lingkungan perawatan kritis, khususnya terkait dengan peralatan dan tujuan peralatan tersebut

Bicara terbuka dengan klien dan keluarga tentang sakit kritis.

Tunjukkan kekhawatiran tentang crisis yang dialami saat ini dan kemampuan untuk membantu hubungan awal

Bersikap realistis dan jujur tentang situasi, berhati- hatilah agar tidak memberikan penenangan palsu

Sampaikan perasaan, harapan dan percaya terhadap kemampuan keluarga untuk mengatasi situasi tersebut

Coba untuk memahami perasaan yang dibangkitkan oleh krisis dalam keluarga.

Berikan kesempatan pada klien dan keluarga untuk mengambil keputusan dan menghindari ketidak berdayaan dan keputusasaan.

Bantú keluarga

Page 10: HoliStik

menentukan tujuan dan tindakan dalam menghadapi krisis tersebut.

Bantú keluarga menetapkan tujuan jangka pendek, sehingga kemajuan dan perubahan yang positif dapat dilihat

Kenali spiritualitas klien dan keluarga dan anjurkan bantuan penasehat spiritualitas apabila dibutuhkan.