Pendidikan holistik

33

description

Sekilas tentang pendidikan holistik

Transcript of Pendidikan holistik

Indonesia sampai saat ini masihmenerapkan pendidikan konvensional yaitupendidikan yang berfokus pada guru sebagai sumber informasi. Pendidikankonvensional selain berfokus padaguru, dapat dilihat pula dari sikap orang tuayang lebih mementingkan perkembangankognitif atau dapat dikatakan score oriented (orientasi skor).

Skor oriented yang masih diterapkan diIndonesia, secara tidak langsung akanmembuat siswa hanya berfokus untukmendapatkan nilai atau skor tertinggimeskipun terkadang dengan cara-cara yang tidak baik.

Padahal masih ada hal-hal yang lebihpenting untuk dikembangkan selain aspekkognitif. Salah satu hal yang penting untukdikembangkan adalah aspek kejujuran.

Orang tua selalu menanyakan tentangnilai atau skor yang diperoleh putra-putrinya setelah ujian berlangsung, tetapisangat jarang orang tua yang menanyakanapakah putra-putrinya sudah berbuat jujurketika mengerjakan soal-soal ujian. Selainorang tua, guru tentunya juga sangatberperan dalam membumikan kejujuran disekolah, tetapi sungguh ironis beberapaoknum guru justru menginstruksikansiswanya untuk saling menyontek.

Pendidikan yang berorientasi pada skordiduga menjadi penyebab darimunculnya para koruptor di negara ini.

Ketika yang ada di dalam otakseseorang itu hanya angka (score) maka dia akan berusaha dengan caraapapun (meski dengan cara yang tidakjujur) demi menambah hartakekayaannya

Jika seorang anak dibiasakan untukmementingkan skor yang dia peroleh makabukan suatu hal yang mustahil karakteryang mementingkan angka atau skortersebut akan terbawa sampai dewasa. Diatidak akan peduli terhadap cara yang digunakan untuk meraih harta kekayaan. Meskipun cara yang dia gunakan adalahcara-cara yang tidak jujur, dia tidak peduliyang penting dia mendapatkan hartakekayaan (skor/ angka) yang berlimpah.

“Banyak orang tahuapa yang baik, berbicaramengenai kebaikannamun melakukanyang sebaliknya”

ADAKAH SOLUSINYA ????

Salah satu solusi dari permasalahantersebut adalah perlu adanyaperubahan pendidikankonvensional menjadi pendidikanholistik.

Melalui pendidikanholistik, peserta didik diharapkandapat mengembangkan karakterdan emosionalnya.

Karakter terpuji sebenarnya dapat terwujudjika guru dan orang tua bisa menjadi teladanbagi siswa.

Keteladanan itu bisa dimulai dari hal yang kecil, misalnya guru harus bisa datang lebihawal di sekolah, jangan sampai datangterlambat. Seandainya guru datang terlambat, guru tersebut harus meminta maaf kepadasiswa-siswanya. Sikap guru yang memintamaaf tersebut telah meneladankan kepadasiswa bahwa jika kita berbuat salah, kita wajibmeminta maaf.

Orang tua juga harus bisa menjaditeladan bagi anaknya. Janganpernah menyuruh anak untuk rajinmembaca buku jika orang tuanyasendiri tidak pernah membacabuku.

APAKAH HOLISTIK ITU ?

Secara maknawi holistik adalah pemikiran secaramenyeluruh dan berusaha menyatukan beranekalapisan kaidah serta pengalaman yang lebih darisekedar mengartikan manusia secara sempit.

Dalam kamus besar bahasaIndonesia terbitanbalai pustaka, kata holistik mengandung maknaberhubungan dengan sistem keseluruhan dengansuatu kesatuan lebih daripada sekedar kumpulanbagian. Artinya, setiap anak sebenarnya memilikisesuatuyang lebih daripada yang di ketahuinya. Setiap kecerdasan dan kemampuanseorang jauhlebih kompleks daripada nilai hasil tesnya.

Pendukung pembelajaran holistik adalahtokoh humanistik dari Swiss Johan Pestalozzi, Thoreau, Emerson, mariaMontessori dan RudolfSteiner. Semua tokohtersebut menjelaskan bahwa pendidikanharus mencakup penanamanmoral, emosional, fisik, psikologis, agama serta dimensi perkembangan intelektualanak secara utuh.

Lebih lanjut mereka mengatakan bahwasudah bukan waktunya lagi pendidikan ituterkotak-kotak, sepenggal-sepenggal(bukan waktunya lagi pendidikan terfokuspada salah satu ranah, yaitu kognitif, afektifdan psikomotorik) dalam membentukpeserta didiknya. Mereka harus diberipendidikan secara holistik dan ideal sebagaibekal hidupnya sehingga nantinya merekamenjadi manusia yang berkeunggulanhidup dan akhirnya memiliki kemandirianhidup.

Hakikat Pendidikan Holistik

Pendidikan holistik merupakan suatu filsafatpendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwapada dasarnya seorang individu dapat menentukanidentitas, makna dan tujuan hidup melaluihubungannya dengan masyarakat, lingkungan dannilai-nilai spiritual.

Secara eksplisit ditujukan untuk mengembangkanseluruh dimensi manusia, yaitu aspek akademik(kognitif), emosi, sosial, spiritual, motorik, dankreatifitas.Jadi tujuan belajar adalah untukmemanusiakan manusia.

Pendidikan holistik adalah pendidikan yang bertujuan memberi kebebasan anak didik untuk mengembangkan diri tidak saja secara intelektual, tapi juga memfasilitasi perkembangan jiwa dan raga secara keseluruhan sehingga tercipta manusia Indonesia yang berkarakter kuat yang mampu mengangkat harkat bangsa.

Mewujudkan manusia merdeka seperti ungkapan Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional, "Manusia merdeka yaitu manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung kepada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri."

PEMBELAJARAN HOLISTIK

Proses belajar dianggap berhasil jika siswa telahmampu mencapai aktualisasi diri secaraoptimal.Para penganut pendidikan holistik mulaimemperkenalkantentang dasar pendidikanholistik dengan sebutan 3R’s, akronim darirelationship, responsibility dan reverence. Berbedadengan pendidikan pada umumnya, dasarpendidikan 3R’s ini lebih diartikan sebagaiwriting, reading dan arithmetic atau di Indonesia dikenal dengan sebutan calistung(membaca,menulis dan berhitung).

TUJUAN PENDIDIKAN HOLISTIKADALAH…..

membantu mengembangkan potensiindividu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan danmenggairahkan, demoktaris dan humanismelalui pengalaman dalam berinteraksidengan lingkungannya.

Melalui pendidikan holistik, peserta didikdiharapkan dapat menjadi dirinya sendiri(learning to be).

Dalam arti dapat memperoleh kebebasanpsikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuaidengan dirinya, memperoleh kecakapansosial, serta dapat mengembangkankarakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).

“Anda tidak bisa mengajarkanapa yang Anda mau, Andatidak bisa mengajarkan apayang Anda tahu. Anda hanyabisa mengajarkan siapaAnda” – Soekarno

Strategi Belajar Holistik….

1. Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhandan potensi yang dimiliki peserta didik, baikdalam aspekintelektual, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjaditanggung jawab personal sekaligus juga menjaditanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategipembelajaran lebih diarahkan pada bagaimanamengajar dan bagaimana orang belajar.

2. Menerapkan metode belajar yang melibatkan partisipasi aktif murid, yaitu metode yang dapat meningkatkan motivasi murid karena seluruh dimensi manusia terlibat secara aktif dengan diberikan materi pelajaran yang konkrit, bermakna, serta relevan dalam konteks kehidupannya (student active learning, contextual learning, inquiry-based learning, integrated learning)

3. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif (conducive learning community) sehingga anak dapat belajar dengan efektif di dalam suasana yang memberikan rasa aman, penghargaan, tanpa ancaman, dan memberikan semangat.

4. Metode pengajaran yang memperhatikan keunikan masing-masing anak, yaitu menerapkan kurikulum yang melibatkan juga 9 aspek kecerdasan manusia.

5. Memberikan pendidikan karakter secara eksplisit, sistematis, dan berkesinambungan dengan melibatkan aspek knowing the good, loving the good, and acting the good.

Knowing the good bisa mudah diajarkansebab pengetahuan bersifat kognitif saja.

Feeling and loving the good, yaknibagaimana merasakan dan mencintaikebajikan menjadi engine yang selalubekerja membuat orang mau selalu berbuatsesuatu kebaikan. Orang mau melakukanperilaku kebajikan karena dia cinta denganperilaku kebajikan itu

Acting the good berubah menjadikebiasaan.

Dalam pendidikan holistik, peran danotoritas guru untuk memimpin danmengontrol kegiatan pembelajaranhanya sedikit dan guru lebih banyakberperan sebagai sahabat, mentor, danfasilitator. Forbes (1996) mengibaratkan peran guru sepertiseorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman danmenyenangkan.

JANGAN MENGKUATIRKAN BAHWA ANAK-ANAK TIDAK MENDENGARKAN ANDA, KUATIRKANLAH BAHWA MEREKA SELALU MENGAMATI ANDA (ROBERT FULGHUM)

Pembelajaran holistik terjadi apabilakurikulum dapat menampilkan tema yang mendorong terjadinya eksplorasi ataukejadian-kejadian secara autentik danalamiah.

Dengan munculnya tema atau kejadian yang alami ini akan terjadi suatu prosespembelajaran yang bermakna dan materiyang dirancang akan saling terkait denganberbagai bidang pengembangan yang adadalam kurikulum.

Sembilan pilar karakter yang dikembangkan didalam penyelenggaraan pendidikan holistik;

1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaaan-Nya2. Kemandirian dan tanggungjawab;3. Kejujuran/amanah, diplomatis;4. Hormat dan santundermawan,5. Suka tolong-menolong dan gotong-royong/ kerjasama;6. Percaya diri dan pekerja keras;7. Kepemimpinan dan keadilan;8. Baik dan rendah hati9. Karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.

PENUTUP… Pendidikan holistik adalah perpaduan anatara

intelektual, emosional dan religius. Jika inidikembangkan dengan baik, maka akan terbentukmanusia yang berjiwa ” holistik “, yang mencerminkan jati diri / tabiat atau karakter yang unggul. Pendidikan holistik yang mengembangkan seluruh potensiintelektual, rohani, jasmani, hingga estetika harusdikedepankan di sekolah-sekolah untukmenghasilkan generasi muda bangsa yang memiliki makna dalam hidupnya.

KARAKTER TIDAK DAPAT

DIBENTUK DENGAN CARA

MUDAH DAN MURAH. DENGAN

MENGALAMI UJIAN DAN

PENDERITAAN JIWA, KARAKTER

DIKUATKAN, VISI DIJERNIHKAN,

DAN SUKSES DIRAIH ( HELEN

KELLER)