Diagnosis Holistik Hdk

32
STUDI KASUS PASIEN PENANGANAN PENYAKIT HIPERTENSI GESTASIONAL DENGAN PENDEKATAN HOLISTIK PADA DYAD FAMILY DI PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU KELOMPOK V Arlin Chyntia Dewi 1102010036 Pembimbing : Rifda Wulansari SP, M.kes KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN KESEHATAN MASYARAKAT

description

k

Transcript of Diagnosis Holistik Hdk

Page 1: Diagnosis Holistik Hdk

STUDI KASUS PASIEN

PENANGANAN PENYAKIT HIPERTENSI GESTASIONAL DENGAN

PENDEKATAN HOLISTIK PADA DYAD FAMILY DI PUSKESMAS

KECAMATAN JOHAR BARU

KELOMPOK V

Arlin Chyntia Dewi 1102010036

Pembimbing :

Rifda Wulansari SP, M.kes

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA

BAGIAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI

JULI 2015

Page 2: Diagnosis Holistik Hdk

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “PENANGANAN PENYAKIT

HIPERTENSI GESTASIONAL DENGAN PENDEKATAN HOLISTIK PADA DYAD

FAMILY DI PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU” ini telah disetujui oleh

pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam

Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Juli 2015

Pembimbing,

Rifda Wulansari SP, M.Kes

i

Page 3: Diagnosis Holistik Hdk

KATA PENGANTAR

Assalammua`alaikum wr. wb.

Alhamdulillahirabbil’aalamiin, puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan atas

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis

sehingga Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “PENANGANAN PENYAKIT

HIPERTENSI GESTASIONAL DENGAN PENDEKATAN HOLISTIK PADA DYAD

FAMILY DI PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU” ini dapat diselesaikan

dengan baik.

Penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini bertujuan untuk memenuhi salah satu

tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, periode Juli 2015. Penulis juga berharap agar

laporan ini dapat berguna sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama

pengetahuan tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat mengenai penanganan penyakit dengan

pendekatan secara holistik. Pasien dalam laporan hasil studi kasus ini adalah salah satu pasien

dari Puskesmas Kecamatan Johar Baru ketika penulis ditugaskan di puskesmas tersebut pada

periode 29 Juni – 10 Juli 2015.

Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf

pengajar, serta orang-orang sekitar penulis yang terkait. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rifda Wulansari, SP, M.Kes selaku dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Komunitas Universitas YARSI yang telah membimbing dan

memberi masukan yang bermanfaat.

2. dr. Sugma Agung Purbowo, MARS selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan

Masyarakat dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas YARSI.

ii

Page 4: Diagnosis Holistik Hdk

3. DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas YARSI dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas

Universitas YARSI.

4. dr. Erlina, M.Kes selaku sekretaris dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

5. dr. Ambar selaku Pembimbing selama bertugas di Puskesmas Kecamatan Johar

Baru.

6. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes sebagai staf pengajar Kepaniteraan Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

7. dr. Yusnita, MKes selaku staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

8. dr. Dian Mardhiyah, M.KK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Komunitas Universitas YARSI.

9. dr. Dini Widianti, M.KK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

10. dr. Citra Dewi, M.Kes selaku staf pengajar dan Koordinator Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

11. dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

12. Seluruh teman-teman sejawat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI yang

telah membantu dalam menyusun laporan ini.

Kesadaran bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan hasil studi

kasus pasien ini dirasakan oleh penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan ini

dapat memberi manfaat bagi semua pihak.

Wassalammu'alaikum wr. wb.

Jakarta, Juli 2015

iii

Page 5: Diagnosis Holistik Hdk

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan...............................................................................................................i

Kata Pengantar.......................................................................................................................ii

Daftar isi.................................................................................................................................iv

Berkas Pasien.........................................................................................................................1

A. Identitas Pasien...........................................................................................................1

B. Anamnesis...................................................................................................................1

C. Pemeriksaan Fisik.......................................................................................................3

D. Pemeriksaan Penunjang..............................................................................................5

Berkas Keluarga.....................................................................................................................6

A. Profil Keluarga............................................................................................................6

B. Genogram....................................................................................................................11

C. Identifikasi Permasalahan...........................................................................................13

D. Diagnostik Holistik.....................................................................................................14

E. Rencana Penatalaksanaan............................................................................................15

F. Prognosis......................................................................................................................17

iv

Page 6: Diagnosis Holistik Hdk

BERKAS PASIEN

A. Identitas Pasien

Nama : Ny. A

Jenis Kelamin : Wanita

Umur : 26 tahun

Agama : Islam

Status : Menikah

Alamat : Percetakan Negara, Jakarta Pusat

Suku Bangsa : Jawa

Pendidikan : D3

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Tanggal periksa : 1 Juli 2015

B. Anamnesis

Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 1 Juli 2015

1. Keluhan Utama : Pasien G2P1A0 hamil 30 minggu datang untuk kontrol

kehamilan

2. Keluhan Tambahan : Nyeri kepala sejak 5 hari yang lalu

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien G1P0A0 hamil 30 minggu datang untuk kontrol kehamilan. Pasien

mengeluh kepala terasa nyeri sejak 5 hari yang lalu. Nyeri kepala terasa menyeluruh

dan leher belakang terasa kaku. Mules-mules yang tidak sering dan tidak begitu kuat

belum dirasakan oleh ibu. Keluhan kaki bengkak selama kehamilan disangkal

pasien.

Pasien baru saja pindah ke Jakarta selama 3 minggu. Pasien berasal dari

Sidoarjo dan pindah ke Jakarta untuk ikut suami yang mendapat pekerjaan di Jakarta

sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Sebelumnya pasien rajin kontrol kehamilan ke

bidan di kampungnya. Selama kontrol di bidan, pasien mengatakan tekanan darah

tidak pernah tinggi. Pada masa awal kehamilan, mual mual dirasakan pasien. Pasien

biasanya mendapatkan tablet Fe dari bidan desa posyandu di kampungnya setiap

bulannya dan pasien selalu rutin meminum tablet Fe tersebut. Pasien tidak merasa

1

Page 7: Diagnosis Holistik Hdk

mual jika meminum tablet Fe tersebut. Pasien khawatir keluhannya akan

membahayakan kehamilannya. Pasien berharap datang ke puskesmas kecamatan

untuk mengetahui perkembangan kehamilannya, dapat mengatasi keluhannya dan

dapat melahirkan dengan sehat baik anak maupun pasien sebagai ibu.

Riwayat Obstetri : Hamil ini

Riwayat Pernikahan : ♀ : 27 th, D3, IRT

♂ : 30 th, S1, PNS

HPHT : 07 Januari 2014

Taksiran Persalinan : 14 Oktober 2015

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien belum pernah memiliki keluhan atau sakit yang sama seperti ini

sebelumnya. Riwayat kejang sebelumnya disangkal.

Riwayat Hipertensi : (-)

Riwayat Anemia : (-)

Riwayat Asma : (-)

Riwayat Alergi : (-)

Riwayat Diabetes melitus : (-)

Riwayat Penyakit jantung : (-)

Riwayat Sakit Kuning : (-)

Riwayat TB : (-)

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan ibu pasien menderita hipertensi.

6. Riwayat Sosial Ekonomi

Biaya hidup pasien diperoleh dari penghasilan suaminya yang bekerja

sebagai pegawai negeri sipil. Penghasilan suaminya adalah Rp 3.000.000,- per

bulan. Suami pasien mengatakan bahwa penghasilannya tersebut dapat mencukupi

kebutuhan sehari-hari rumah tangga, bahkan dapat ditabung. Dalam satu rumah ada

dua orang yang ditanggung hidupnya.

2

Page 8: Diagnosis Holistik Hdk

7. Riwayat Kebiasaan

a. PNC : di praktek bidan di Sidoarjo dan bidan Puskesmas Kecamatan

Johar baru

b. Vaksin : TT 2x di bidan, TT1 pada usia kehamilan 20 minggu,

TT2 pada usia kehamilan 28 minggu

c. KB : -

C. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik tanggal 1 Juli 2015:

1. Keadaan Umum : tampak sakit ringan

Kesadaran : compos mentis

2. Vital Sign

Tekanan darah : 150/100 mmHg

Respirasi : 20 x/menit

Nadi : 92 x/menit

Suhu : 37, 0oC

3. Status Gizi

Berat badan Sebelum Hamil : 60 kg

Berat badan Hamil : 75 kg

Tinggi badan : 160 cm

IMT : 23,4 kg/m2

Simpulan : Berat Badan Normal

LILA : 26 cm

4. Status Generalis

a. Kepala

Bentuk : normocephal

Rambut : hitam, tidak mudah dicabut

Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)

: pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)

Telinga : bentuk normal, tidak terdapat serumen

Hidung : septum tidak deviasi, tidak terdapat sekret

Tenggorokan : T1-T1 Tenang, Hiperemis(-)

Mulut : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor

3

Page 9: Diagnosis Holistik Hdk

b. Leher

Trakea di tengah

Pembesaran kelenjar getah bening (-)

c. Thorak

Inspeksi : bentuk dada simetris

: pergerakan dinding dada simetris

: iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : fremitus taktil dan vokal sama kanan dan kiri

: iktus kordis tidak teraba

Perkusi : sonor diseluruh lapang paru, batas jantung normal

Auskultasi : vesikuler diseluruh lapang paru, wheezing (-), ronki (-)

: bunyi jantung I dan II murni regular, murmur (-)

gallop (-)

d. Abdomen

Inspeksi : perut cembung, simetris

Auskultasi : bising usus (+) normal

Palpasi : hepar dan lien sulit dinilai

e. Genitalia : Tidak diperiksa

f. Ekstremitas :

Superior : Akral Hangat, CRT <2”, edema -/-

Inferior : Akral Hangat, CRT <2”, edema -/-

5. Status Obstetri

Inspeksi : Wajah : Tidak terlihat adanya cloasma gravidarum

Thoraks : Terlihat menegang dan membesar, hiperpigmentasi

areola mammae(+), papilla mammae terlihat lebih menonjol, colostrum

(-/-)

Abdomen : Terlihat membulat simetris, striae gravidarum (+)

Ekstremitas : Tampak edema pada kedua kaki, varises (-/-)

4

Page 10: Diagnosis Holistik Hdk

Palpasi :

Leopold I : Tinggi fundus uteri 28 cm, bagian teratas teraba massa

lunak, lembut, kesan bokong.

Leopold II : Letak memanjang, teraba lengkung kontinu di sebelah

kiri ibu, kesan punggung janin, teraba bagian-bagian kecil di sebelah

kanan ibu.

Leopold III : Bagian terbawah janin bulat, keras, presentasi kepala,

kepala masih bisa digerakkan.

Leopold IV : Kepala belum masuk pintu atas panggul, teraba lima

jari diatas simpisis.

Auskultasi : Denyut Jantung Janin : 140x/menit, normal, reguler

His : (-)

TBBA :

(TFU – 12 ) x 155

(28 – 12) x 155

16 x 155

2480 gram

Pemeriksaan Dalam : Tidak dilakukan

D. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal 1 Juli 2015

Darah lengkap dan Protein Urin

Tabel 1. Hasil Darah Rutin dan Protein Urin Ny. A

Pemeriksaaan Hasil Nilai rujukan

Hb 11,5g/dl 10-15 g/dl

Hematokrit 35 % 30-46 %

Leukosit 12.400/mm3 6000-17.000 / mm3

Trombosit 286.000/mm3 150.000-450.000/mm3

Protein Urin Negatif Negatif

5

Page 11: Diagnosis Holistik Hdk

BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga

a. Identitas Kepala Keluarga (KK) : Tn. A, 30 tahun.

b. Identitas Pasangan : Ny. A, 27 tahun.

c. Struktur Komposisi Keluarga :

Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

No Nama Kedudukan Gender Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan

1 Tn. A KK L 30 th S1 Pegawai Negeri

Sipil

Rp. 3.000.000

2 Ny. A Istri P 27 th D3 Ibu Rumah Tangga -

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan Tempat Tinggal

Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal

Status kepemilikan rumah Milik sendiri.

Daerah perumahan Padat bersih.

Karakteristik Rumah dan

Lingkungan

Kesimpulan

Luas rumah: 10 x 7 m2. Tn. A tinggal bersama istrinya di rumah milik

sendiri dengan lingkungan yang padat bersih.

Keadaan rumah sudah cukup memadai dengan

telah adanya jamban, air pam dan

pembuangan sampah.

Jumlah penghuni: 2 (dua) orang.

Bertingkat/tidak bertingkat: tidak

bertingkat.

Lantai rumah: keramik.

Dinding rumah: tembok.

Jamban keluarga: ada.

Ketersediaan air bersih: air pam.

Tempat pembuangan sampah: ada.

6

Page 12: Diagnosis Holistik Hdk

Gambar 1. Denah Rumah Keluarga Tn. A

b. Kepemilikan Barang-Barang Berharga

Satu unit sepeda motor.

Satu unit lemari pendingin dua pintu.

Satu unit kompor gas.

Satu unit televisi 20 inchi.

Satu unit ac.

Dua unit telepon genggam.

Satu unit setrika.

Satu unit penanak nasi.

Kepemilikan yang dimiliki keluarga Ny. A termasuk dalam ekonomi

menengah.

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

a. Tempat berobat : Puskesmas.

b. KMS Balita : (-).

c. Jaminan kesehatan : BPJS Kesehatan.

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

7

Page 13: Diagnosis Holistik Hdk

Tabel 3. Pelayanan Kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Aksesibilitas Kendaraan pribadi Pasien mengaku lokasi puskesmas

cukup dekat dari rumah pasien

menggunakan kendaraan pribadi

(motor) atau angkutan umum, biaya

berobat murah dan pelayanan yang

diberikan informatif dan cukup

memuaskan.

Tarif Murah

Kualitas Cukup memuaskan

5. Pola Konsumsi Makan Keluarga

a. Kebiasaan Makan

Tn. A dan Ny. A makan sebanyak dua sampai tiga kali sehari; makan pagi, siang

dan malam hari dengan menu makanan yang bervariasi. Makanan terkadang dimasak

sendiri oleh Ny. A atau membeli lauk di rumah makan/warung. Menu makanan yang

paling disukai adalah makanan seperti daging, tempe, telur, sayuran berkuah, tetapi

hanya sesekali mengonsumsi buah-buahan. Untuk cita rasa makanan sehari-hari, pasien

mengaku sangat suka makanan yang asin asin semenjak hamil. Sehari-hari garam yang

dihabiskan bisa sampai 18 gram atau 3 sendok teh perhari jika memasak sendiri. Pada

awal hingga pertengahan masa kehamilan, pasien mengaku suka sekali memakan bakso

baik membuat sendiri maupun jajan diluar. Tn. A dan Ny. A membiasakan diri untuk

mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan serta merapikan dan

membersihkan peralatan makan mereka setelah selesai makan.

b. Penerapan pola gizi seimbang

Ny. A dan suami belum menerapkan pola gizi seimbang sesuai dengan pedoman gizi

karena walaupun mereka sehari-hari telah membiasakan untuk sarapan namun kalori

makanan yang mereka konsumsi tidak sesuai dengan kebutuhan kalori basal. Makanan

yang dimakan juga tidak sesuai dengan menu makanan sehat 4 sehat 5 sempurna, tidak

membatasi takaran garam, konsumsi makanan berminyak. Pasien dan suami juga jarang

melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga secara teratur. Karena selama hamil, Ny. A

menjadi malas bergerak sedangkan suami saat tidak bekerja memilih untuk beristirahat.

8

Page 14: Diagnosis Holistik Hdk

Adapun menu makanan sehari-hari yang sering dibeli atau dimasak oleh Ny. A antara

lain nasi, tempe, telur, daging seperti ayam goreng atau bakso, sayur berkuah. Pola gizi

seimbang belum diterapkan pada keluarga Ny. A. Ny. A  jarang memakan buah-buahan

karena Ny. A tidak terlalu suka makan buah.

Pola makan pasien tiga hari terakhir (Food Recall) ialah :

Tanggal 28 Juni 2015, Total 1217 Kalori Pagi : 283 kalori

JumlahGr /kal protein karbohidrat LemakBubur Ayam 225 kal 8 gr 40 gr 2 grSebutir telur 68 kal 4,6g 0,49g 5,5g

Siang : 519 kaloriJumlah Gr /kal protein karbohidrat Lemak

Bakso 1 porsi 444 kkal 42,3 gr 0,61 gr 25 grAir putih 330 ml 0 0 0

Malam : 415 kaloriJumlahGr /kal protein karbohidrat Lemak

Nasi 100 gr = 175 kal 2,6 gr 27,9 gr 0,28 grTelur ceplok 240 kkal 11 gr 0 0 grTumis Capcay 92 kkal 2,2 gr 2 gr 9,2 gr

Tanggal 29 Juni 2015, Total 1258 kalori Pagi : 401 kalori

JumlahGr /kal protein karbohidrat LemakNasi 100 gr = 175 kal 2,6 gr 27,9 gr 0,28 grTelor ceplok ayam goreng

68 kkal83,36 kkal

4,6g21,1 gr

0,49gr0 gr

5,5gr62,25 gr

Teh manis 75 kal 0 0 0

Siang : 526 kaloriJumlah Gr /kal protein karbohidrat Lemak

Nasi 100 gr = 175 kal 2,6 gr 27,9 gr 0,28 grTelur dadar 75 gr = 188 kal 11,7 gr 0 0Sayur asem 100 gr = 88 kal 0,7 gr 5 gr 0Teh manis 75 kal 0 0 0

Malam : 331 kalJumlah Gr /kal protein karbohidrat Lemak

Nasi 100 gr = 175 kal 2,6 gr 27,9 gr 0,28 gr

9

Page 15: Diagnosis Holistik Hdk

Sayur Asem 100 gr = 88 kal 0.7 gr 5 gr 0Telor ceplok 68 kkal 4,6 gr 0,49 gr 5,5 gr

Tanggal 30 Juni 2015, Total 1428 kalori Pagi : 465

Jumlah Gr /kal protein karbohidrat LemakNasi uduk 260 kal 4,07 gr 32,84 gr 12,95 grBakwan goreng 2 buah

130 kal 1.99 gr 11,59 gr 6,74

Teh manis 75 kal 0 0 0

Siang : 512 kalJumlah Gr /kal protein karbohidrat Lemak

Bakso 1 porsi 444 kkal 42,3 gr 0,61 gr 25 grTelor rebus 68 kkal 4,6 gr 0,49 gr 5,5 gr

Malam : 451kalJumlah Gr /kal protein karbohidrat Lemak

Nasi 100 gr = 175 kal 2,6 gr 27,9 gr 0,28 grSayur bayam 100 gr = 88 kal 3,5 gr 6,5 gr 0,5 grTelur dadar 75 gr = 188 kal 11,7 gr 0 0

Kebutuhan kalori pasien :

Cara untuk menghitung berat badan ideal saat hamil, menurut Arsyad Rahim Ali (2009)

adalah:

BBIH = BBI + ( UH x 0,35 )

BBI = (TB – 100 ) = 160 – 100 = 60 kg, maka:

BBIH = 60 + (30 x 0,35) = 70.5 kg

Kebutuhan Kalori Basal (BEE) berdasarkan rumusan Harris Bennedict adalah:

BEE= 655 + (9,6 x BBIH) + (1,8 x TB) - (4,7 x U)

BEE= 655 + (9,6 x 70,5) + (1,8 x 160) – (4,7 x 27)

BEE= 655 + 676,8 + 288 – 126,9 = 1492,9 kalori = 1500 kalori

Kebutuhan Zat Gizi :

a . Protein 10% dari total kalori

= (15% X 1500) : 4 = 56  gr

Lemak 20% dari total kalori  

= (35% X 1500) : 9  =  58 gr

Karbohidrat, sisa dari total kalori dikurangi prosentasi protein dan lemak

10

Page 16: Diagnosis Holistik Hdk

= (60% X 1500) : 4 = 225 gr

Interpretasi terhadap food recall pasien:

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa Ny. A mendapat total kalori per hari :

Tanggal 28 Juni 2015    : 1217 kkal

Tanggal 29 Juni 2015    : 1258 kkal

Tanggal 30 Juni 2015    : 1428 kkal

Total kalori :  1217 + 1258 + 1428  / 3 = 1301 kalori

Setelah menghitung jumlah BBI, kebutuhan energi/kalori serta kebutuhan zat gizi pada

pasien, juga dengan melihat food recall pasien selama 3 hari sebelum datang ke

puskesmas maka dapat disimpulkan bahwa setiap harinya menu makan kurang memenuhi

jumlah energi/kalori yang dibutuhkan setiap harinya dan belum mencakup gizi yang

seimbang untuk kehamilannya.

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor pendukung terselesainya masalah dalam keluarga

Suami pasien memberikan saran atas penyakit pasien dengan cara:

o Mengingatkan ke pasien untuk selalu kontrol kehamilan ke bidan/puskesmas.

o Mengingatkan bahwa penyakit hipertensi tidak dapat sembuh namun dapat

dikontrol.

o Menyarankan istrinya agar membuat dua menu yang dimana menu untuk

istrinya agar rendah garam.

b. Faktor penghambat terselesainya masalah dalam keluarga

Kehadiran suami pasien kurang akibat dikarenakan kesibukan kerja semenjak

pasien pindah ke Jakarta, sehingga suami pasien sulit untuk diajak ikut menemani

dan konsultasi bersama dengan pasien saat kontrol kehamilan.

Selama pasien di Jakarta, suami sibuk bekerja dan pasien hanya sendiri di rumah

dan tidak dapat mengontrol makanan yang dikonsumsi karena tidak ada yang

mengingatkan. Kurangnya kesadaran pasien terhadap faktor risiko penyakit yang

dapat timbul saat kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan pasien selama

kehamilan.

B. Genogram

11

Page 17: Diagnosis Holistik Hdk

1. Bentuk Keluarga

Keluarga Tn. A terdiri dari dua orang, yaitu Tn. A sebagai kepala keluarga dan

Ny. A sebagai istrinya. Dengan demikian, keluarga ini termasuk dalam the dyad family

dimana dalam keluarga ini hanya terdapat suami dan istri tanpa anak (anak masih didalam

kandungan).

2. Tahapan Siklus Keluarga

Menurut Duvall (Nicholas 1984), keluarga ini termasuk dalam siklus keluarga tahap

pertama, yaitu tahap ini dimulai ketika pasien dan suami menikah untuk membentuk

keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru

yang intim. Pernikahan dari sepasang insan menandai dimulainya keluarga baru.

3. Fungsi Keluarga

a. Biologis:

Secara aspek biologis keluarga Tn. A telah menjalankan fungsinya dengan

baik. Selama ini pasien tinggal di rumah sebagai ibu rumah tangga yang baik.

Keluarganya selama ini cukup harmonis dan pasien mulai merasa nyaman di

rumah karena lingkungan sekitar baik dari tetangga maupun keamanan tergolong

cukup mendukung.

b. Ekonomi:

Kebutuhan ekonomi sehari-hari pasien tercukupi dengan gaji dari suaminya

sebesar Rp. 3.000.000 sebagai pegawai negeri sipil. Uang tersebut sehari-hari

dipakai untuk makan dan membayar listrik dan air. Untuk biaya melahirkan pasien

tidak begitu khawatir karena sudah menggunakan askes. Pasien sendiri tidak

bekerja semenjak pindah ke Jakarta, sebelumnya pasien bekerja membantu bisnis

keluarga di Sidoarjo.

c. Psikologis:

Secara psikologis suami dan pasien tersebut saling menyayangi satu sama lain.

Namun pasien mengaku merasa kesepian semenjak pindah ke Jakarta karena

suami pasien sibuk bekerja dan pasien lebih sering sendiri di rumah.

d. Sosial:

12

Page 18: Diagnosis Holistik Hdk

Selepas suami berangkat kerja, pasien biasa berkumpul dengan tetangga untuk

mengobrol dengan tetangga sebelah rumah yang baru dikenalnya setelah pindah

ke Jakarta. Pasien cukup senang dengan lingkungan di rumahnya karena banyak

ibu rumah tangga sehingga pasien tidak terlalu merasa kesepian.

e. Pendidikan:

Pasien dan suami pasien bersekolah masing- masing ke tingkat pendidikan D3

dan S1 sebagai pendidikan terakhir. Pasien dan suami berencana untuk

menyekolahkan anak mereka ke jenjang pendidikan tertinggi dan terbaik untuk

anak anak mereka nantinya.

4. Dinamika Keluarga

Hubungan keluarga satu sama lain selama ini tidak ada masalah. Pasien dengan

suaminya tergolong dekat. Pasien dan suami jarang bertengkar namun semenjak pasien

pindah ke Jakarta, pasien merasa kesepian karena suami bekerja dari pagi hingga sore hari

sementara pasien tidak mengenal begitu banyak orang di Jakarta. Pasien terkadang

mengeluh ingin kembali ke kampung nya kepada suami dan kadang ini menyebabkan

pertengkaran dengan suami. Namun pasien sudah mulai mengenal warga disekitar

rumahnya dan terkadang suka berkumpul bersama sehingga mulai merasa nyaman tinggal

di rumah nya sekarang.

5. Family Map

Gambar 2. Genogram Tn. A

13

Page 19: Diagnosis Holistik Hdk

C. Identifikasi Permasalahan yang didapat dalam keluarga

Masalah yang didapatkan dari keluarga ini, pasien belum mengetahui pola makan

yang benar dan seimbang untuk kebutuhan gizinya serta kesembuhan penyakitnya.

Suami jarang menemani istri karena sibuk dengan pekerjaannya, hal ini berisiko jika

pasien sakit tiba-tiba atau mau melahirkan.

Pasien merasa belum nyaman dan merasa kesepian dengan lingkungan barunya di

Jakarta sehingga mempengaruhi emosi pasien.

Pasien dan suaminya tidak begitu mengetahui tanda-tanda penyakit pasien tersebut

sehingga kurang sigap mengobati penyakit tersebut.

D. Diagnosis Holistik

1. Aspek Personal

Alasan kedatangan :

Pasien datang berobat ke Puskesmas dengan keinginan sendiri dan dukungan dari

suami untuk pemeriksaan ANC dan mengetahui apa sebenarnya penyakit yang diderita

pasien selama ini. Menurut pasien penyakit darah tinggi ini bila tidak diatasi akan

berbahaya untuk kehamilannya.

Harapan :

Pasien memiliki harapan untuk sembuh dan dapat melahirkan dengan lancar serta ibu

dan anak dapat sehat.

Kekhawatiran :

Pasien memiliki kekhawatiran penyakitnya dapat berisiko terhadap kehamilannya

terutama saat melahirkan nanti. Pasien juga khawatir perpindahannya ke Jakarta

mempengaruhi pikiran pasien dan dapat mempengaruhi kesehatan sang bayi.

14

Page 20: Diagnosis Holistik Hdk

2. Aspek Klinik

Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

disimpulkan sebagai berikut :

Diagnosis kerja : G1P0A0 gravida 30 minggu dengan Hipertensi dalam Kehamilan

Diagnosis banding : -

3. Aspek Risiko Internal

- Genetik :

Ibu pasien menderita hipertensi.

- Pola makan :

Pasien masih sangat suka mengonsumsi garam dengan kadar yang berlebih dan makanan

makanan berminyak serta jajan sembarangan.

- Kebiasaan :

Pasien jarang makan sayur dan buah-buahan, jarang berolahraga.

4. Aspek Psikososial Keluarga

Suaminya sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak bisa selalu bersama keluarga

sehingga Ny. A takut jika nanti dia akan mengalami persalinan tetapi suaminya tidak bisa

berada di sampingnya.

Faktor pendukung kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah adanya kemauan

dari suami pasien untuk menyadarkan pasien agar mengurangi merubah pola makan dan

mengingatkan bahwa penyakit hipertensi tidak dapat sembuh namun dapat dikontrol

sehingga pasien mempunyai keinginan berobat rutin ke dokter/puskesmas/RS dan agar

memeriksan kehamilannya mulai dari sekarang setiap minggu.

5. Aspek Fungsional

• Secara aspek fungsional, menurut urutan Ecog, pasien termasuk derajat 5 yang mana

pasien tidak mengalami kesulitan sama sekali untuk melakukan aktivitas dan bekerja

sehari – hari.

15

Page 21: Diagnosis Holistik Hdk

E. Rencana Penatalaksanaan

Tabel 5. Rencana Penatalaksanaan Ny. A

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

Aspek Personal - Menjelaskan kepada pasien

tanda-tanda penyakitnya,

faktor risiko dan apa yang

harus dilakukan selanjutnya.

- Membuat tenang pasien

dengan cara memeriksa

pemeriksaan fisik.

- Memotivasi pasien untuk

kembali kontrol pada waktu

yang ditentukan.

- Memotivasi pasien untuk rajin

meminum obat yang diberikan.

- Menjelaskan kepada pasien

bahwa penyakitnya tidak dapat

sembuh namun dapat

dikontrol.

- Meningkatkan kesadaran

pasien untuk kontrol berobat

ke dokter secara teratur.

Pasien Pada saat

di

Puskesmas

dan

kunjungan

rumah

-Pasien memahami

tanda-tanda

penyakitnya, faktor

risiko penyakitnya dan

lebih sigap bila tanda-

tanda tersebut muncul.

- Pasien menjadi lebih

tenang karena

mengetahui dirinya dan

sang bayi sehat dan

aman.

- Pasien sadar dan mau

untuk mengontrol

dengan cara berobat

teratur ke dokter

Aspek Klinik - Menyiapkan persiapan

kelahiran untuk pasien serta

siap-siap merujuk ke rumah

sakit bila terdapat tanda-tanda

yang lebuh buruk dari

penyakitnya berupa

preeklampsi.

- Memberi obat-obatan anti

hipertensi.

- Methyl Dopa 3 x 250 mg.

Pasien Pada saat

di

Puskesmas

- Pasien lebih siap dan

aman saat melahirkan

- Kebutuhan kalori

terpenuhi dan dengan

garam yang dikonsumsi

berkurang diharapkan

penyakit hipertensinya

bisa membaik

- Pasien mau mengikuti

pengobatan hipertensi

agar tekanan darahnya

tetap stabil

Aspek Risiko

Internal

- Diet Garam dari 18 gram

perhari menjadi 6 gram perhari

yaitu 1 sendok teh perhari.

Memenuhi kebutuhan

kalorinya yang sebesar 1500

kalori dan pola gizi seimbang

dengan cara memberitahu

daftar makanan tambahan serta

Pasien Pada saat

di

Puskesmas

dan

kunjungan

rumah

-Kebutuhan kalori

terpenuhi, gizi seimbang

terpenuhi dan

pengurangan konsumsi

garam diharapkan

penyakit hipertensinya

dapat terkontrol.

-Pasien mau untuk

16

Page 22: Diagnosis Holistik Hdk

kandungan kalorinya. kontrol dan minum obat

secara teratur.

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

Aspek

Psikososial

Keluarga

- Mengajak dan menjelaskan

kepada keluarga pasien yaitu

suaminya untuk terus

mendukung dan

memperhatikan penyakit

pasiennya serta waktu

kelahiran pasien yang tidak

lama lagi.

- Menyiapkan RT siaga untuk

ibu yang mau melahirkan

dengan cara berdiskusi dengan

pak RT dan warga sekitar

terutama tetangga dekat rumah

pasien.

Keluarga

pasien

Pada saat

Puskesmas

dan saat

kunjungan

rumah

- Keluarga pasien

terutama suami pasien

lebih meningkatkan

perhatian dan

mendukung pasien serta

lebih sigap bila terjadi

apa-apa

- Pasien dapat perhatian

dan tidak bergantung

hanya kepada suaminya

karena tetangga dan

sekitar siap

membantunya pada saat

waktu melahirkan.

Aspek

Fungsional

Menyarankan pasien untuk tetap

beraktivitas sehari-hari seperti

biasa sesuai kemampuan

Pasien diberikan tablet Fe

Pasien Pada saat

di

Puskesmas

dan

kunjungan

rumah

-Pasien tidak terbebani

dengan pekerjaan

rumahnya dan bisa lebih

sehat

-Pasien tidak berisiko

untuk anemia

F. Prognosis

1. Ad vitam : dubia ad bonam

2. Ad sanactionam : dubia ad bonam

3. Ad fungsionam : dubia ad bonam

17