Hipoglikemia DR ID(2)

49
1 Hipoglikemia Pada Neonatus Dr. Eriyati Indrasanto Dr. Nani Dharmasetiawani Dr. Rinawati Rohsiswatmo Dr. Risma Kerina Kaban Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)

Transcript of Hipoglikemia DR ID(2)

Page 1: Hipoglikemia DR ID(2)

1

Hipoglikemia Pada Neonatus

Dr. Eriyati Indrasanto

Dr. Nani Dharmasetiawani

Dr. Rinawati Rohsiswatmo

Dr. Risma Kerina Kaban

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)

Page 2: Hipoglikemia DR ID(2)

2

Latar Belakang

Glukosa merupakan metabolit primer untuk janin dan neonatus.

Selama kehidupan dalam uterus, janin bergantung pada plasenta untuk pasokan makanan secara konstan.

Page 3: Hipoglikemia DR ID(2)

Latar Belakang (lanj)

• Pada saat lahir, neonatus dipindahkan dari lingkungan tersebut dan terjadi perubahan hormonal serta metabolik yang memfasilitasi adaptasi terhadap kehidupan di luar uterus dan mengatur homeostasis glukosa.

• Untuk mencegah abnormalitas perkembangan syaraf, identifikasi dan pengobatan tepat waktu untuk hipoglikemia adalah sangat penting.

3

Page 4: Hipoglikemia DR ID(2)

• gambar

4

Page 5: Hipoglikemia DR ID(2)

5

•Hipoglikemia:

kadar glukosa <40-45 mg/dl

• Sering gejala tidak jelas/asimptomatik

• Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat

dapat mencegah konsekuensi yang serius

Definisi Hipoglikemia Pada Neonatus

Page 6: Hipoglikemia DR ID(2)

6

1. Berkurangnya persediaan dan menurunnya produksi glukosa.

2. Peningkatan pemakaian glukosa (hiperinsulinisme).

3. Kedua mekanisme tersebut.

4. Lain-lain.

Penyebab dan Mekanisme Hipoglikemia

Page 7: Hipoglikemia DR ID(2)

7

Penyebab dan Mekanisme Hipoglikemia

1. Berkurangnya simpanan glukosa dan menurunkan produksi glukosaNeonatus yang mempunyai risiko untuk keadaan ini: PJT atau KMK Bayi prematur atau lebih bulan. Penundaan pemberian asupan. Asfiksia perinatal Hipotermia dan atau stres dingin

Page 8: Hipoglikemia DR ID(2)

8

Penyebab dan Mekanisme Hipoglikemia (lanj.)

2. Peningkatan pemakaian glukosa (hiperinsulinisme) Neonatus yang berisiko untuk keadaan ini: IDM – BMK (besar masa kehamilan)PolisitemiaEritroblastosis fetalis (isoimunisasi RH-berat)Sindroma Beckwith-Wiedemann.Nesidioblastosis atau adenoma pankreatik. Malposisi kateter UA.

Page 9: Hipoglikemia DR ID(2)

Penyebab dan Mekanisme Hipoglikemia (lanj.)

3. Kedua mekanisme telah disebutkan di atas.4. Lain-lain

Insufisiensi adrenal Sepsis Glycogen storage disease Transfusi tukar Penyakit jantung kongenital Hipopituitarisme

kongenital Obat untuk ibu: steroid, beta blocker

9

Page 10: Hipoglikemia DR ID(2)

10

•Kasus bisa menunjukkan gejala ataupun tidak.• Antisipasi hipoglikemia pada neonatus dengan

faktor risiko.•Tanda:

Tidak tenang, gerakan tak beraturan (jittering)SianosisKejang atau tremorLetargi dan sulit menyusuiAsupan yang buruk

Tanda Klinis Hipoglikemia pada Neonatus

Page 11: Hipoglikemia DR ID(2)

11

• Untuk mencegah abnormalitas perkembangan syaraf, identifikasi dan pengobatan tepat waktu untuk hipoglikemia adalah sangat penting.

• Pemantauan glukosa di tempat tidur adalah tindakan tepat untuk penapisan dan deteksi awal.

• Hipoglikemia harus dikonfirmasi oleh nilai serum dari laboratorium jika memungkinkan.

Diagnosis Hipoglikemia pada Neonatus

Page 12: Hipoglikemia DR ID(2)

12

Tatalaksana Hipoglikemia pada Neonatus

• Pencegahan paling penting

• Perawatan kasus Asimtomatik dan Simptomatik

• Hipoglikemia Refraktori

Page 13: Hipoglikemia DR ID(2)

13

Tatalaksana Hipoglikemia Neonatus

1. Memantau Kadar Glukosa Darah

Semua neonatus berisiko tinggi harus ditapis:

Pada saat lahir

30 menit setelah lahir

Kemudian setiap 2-4 jam selama 48 jam atau sampai pemberian minum berjalan baik dan kadar glukosa normal tercapai

Page 14: Hipoglikemia DR ID(2)

14

Tatalaksana Hipoglikemia Neonatus (lanj.)

2. Pencegahan Hipoglikemia Menghindari faktor risiko yang dapat dicegah

(misalnya hipotermia).

Pemberian makan enteral merupakan tindakan preventif tunggal paling penting

Jika bayi tidak mungkin menyusui, mulailah pemberian minum dengan menggunakan sonde dalam waktu 1-3 jam setelah lahir.

Page 15: Hipoglikemia DR ID(2)

15

Tatalaksana Hipoglikemia Neonatus (lanj.)

2. Pencegahan Hipoglikemia (lanj.) Neonatus yang berisiko tinggi harus dipantau

nilai glukosanya sampai asupannya penuh dan tiga kali pengukuran normal sebelum pemberian minum, berada di atas 45 mg/dl.

Jika ini gagal, terapi IV dengan glukosa 10% harus dimulai dan kadar glukosa dipantau.

Page 16: Hipoglikemia DR ID(2)

16

Tatalaksana Hipoglikemia Neonatus (lanj.)

3. Perawatan Hipoglikemia• Koreksi segera dengan bolus 200 mg/kg

dengan dekstrosa 10% = 2 cc/kg dan diberikan melalui IV selama 5 menit dan diulang sesuai keperluan.

• Infus kontinyu glukosa 10% dengan kecepatan infus glukosa (Glucosa index rate) 6-8 mg/kg/menit harus dimulai.

Page 17: Hipoglikemia DR ID(2)

17

Kecepatan Infus Glukosa (GIR)

Kecepatan Infus Glukosa (GIR) dihitung menurut formula berikut:

GIR (mg/kg/min) =

Kecepatan cairan (cc/jam) x konsentrasi Dextrose (%)

6 x berat (Kg)

Infus Glukosa pada Neonatus

Page 18: Hipoglikemia DR ID(2)

18

3. Perawatan Hipoglikemia (lanj.)

Pemantauan glukosa bed side diperlukan untuk memastikan bahwa neonatus mendapatkan glukosa yang memadai.

Tatalaksana Hipoglikemia Neonatus (lanj.)

Page 19: Hipoglikemia DR ID(2)

19

3. Perawatan Hipoglikemia (lanj.)

Jika pemberian minum telah dapat ditoleransi dan nilai pemantauan glukosa sudah normal, maka infus dapat diturunkan secara bertahap. Tindakan ini mungkin memerlukan waktu 24-48 jam atau lebih untuk menghindari kambuhnya hipoglikemia.

Tatalaksana Hipoglikemia Neonatus (lanj.)

Page 20: Hipoglikemia DR ID(2)

20

4. Hipoglikemia RefraktoriKebutuhan kecepatan infus glukosa > 12 mg/kg/menit menunjukkan adanya hiperinsulinisme. Keadaan ini dapat diperbaiki dengan:

• Hidrokortison: 5 mg/kg IV atau IM setiap 12 jam• Glukagon 200 ug IV (segera atau infus berkesinambungan 10 ug/kg/jam). • Diazoxide 10 mg/kg/hari setiap 8 jam menghambat sekresi insulin pankreas.

Tatalaksana Hipoglikemia Neonatus (lanj.)

Page 21: Hipoglikemia DR ID(2)

21

Bayi dari Ibu Dengan Diabetes

Page 22: Hipoglikemia DR ID(2)

22

Pengendalian diabetes pada ibu merupakan faktor kunci dalam menentukan hasil luaran (outcome) janin. Data terbaru menunjukkan bahwa angka kesakitan dan kematian perinatal pada anak dari ibu yang mengidap diabetes melitus membaik dengan adanya tatalaksana diit dan terapi insulin.

Pendahuluan

Page 23: Hipoglikemia DR ID(2)

23

• Diabetes yang bergantung pada insulin terjadi pada 0,5% kehamilan

• 1-3% ibu menunjukkan kelainan biokimia selama kehamilan adalah konsisten dengan diabetes kehamilan.

Insiden

Page 24: Hipoglikemia DR ID(2)

24

• Makrosomia

Karena hiperglikemia ibu – alur hiperinsulinemia janin

• Kecil untuk masa kehamilan (KMK)

Ibu dengan penyakit ginjal, retinal atau jantung mempunyai kecenderungan melahirkan bayi KMK atau prematur, melahirkan bayi dengan kondisi yang buruk, gawat janin atau kematian janin.

Patofisiologi

Page 25: Hipoglikemia DR ID(2)

25

Gangguan metabolik Hipoglikemia

– Terjadi pada hampir 40% IDM– Terjadi dalam waktu 1-2 jam setelah persalinan– Pada saat persalinan, pasokan glukosa melalui

plasenta terhenti, dan karena tingginya konsentrasi plasma insulin, kadar glukosa darah menurun tajam

Gangguan Spesifik Yang Sering Ditemui Pada IDM

Page 26: Hipoglikemia DR ID(2)

26

Gangguan metabolik (lanj.)• Hipokalsemia

– Terjadi pada hampir 50% IDM– Tingkat keparahan berkaitan dengan keparahan diabetes

ibu dan melibatkan penurunan fungsi kelenjar parathyroid – Paling rendah pada usia 24-72 jam

• Hipomagnesemia– Berkaitan dengan hipomagnesemia ibu dan keparahan

diabetes ibu

Gangguan Spesifik Yang Sering Ditemui Pada IDM (lanj.)

Page 27: Hipoglikemia DR ID(2)

27

Gangguan kardiorespiratori

• Asfiksia perinatal Terjadi pada hampir 25% IDM. Diakibatkan oleh

prematuritas, operasi sesar, intrauterine hipoksia yang disebabkan oleh penyakit vaskular ibu atau makrosomia

Gangguan Spesifik Yang Sering Ditemui Pada IDM (lanj.)

Page 28: Hipoglikemia DR ID(2)

28

Gangguan kardiorespiratori (lanj.)• Penyakit membran hyaline (HMD)

– Karena persalinan prematur, tertundanya kematangan produksi surfaktan pulmonar (hiperinsulinisme bertentangan dengan kerja kortisol) atau persalinan melalui operasi sesar elektif

Gangguan Spesifik Yang Sering Ditemui Pada IDM (lanj.)

Page 29: Hipoglikemia DR ID(2)

29

Gangguan hematologis • Polistemia dan hiperviskositas

Penyebabnya tidak jelas tapi mungkin berhubungan dengan: – Meningkatnya kadar erythropoietin– Meningkatnya produksi sel darah merah, sekunder

terhadap hipoksia janin pada ibu dengan penyakit vaskular – Transfusi plasenta intrauterus yang disebabkan oleh

hipoksia akut selama persalinan dan melahirkan

Gangguan Spesifik Yang Sering Ditemui Pada IDM (lanj.)

Page 30: Hipoglikemia DR ID(2)

30

• Hiperbilirubinemia– Sekunder terhadap prematuritas, makrosomia,

hipoglikemia dan polisitemia, menurunnya usia sel darah merah dan menurunkan konjugasi hepatik karena imaturitas enzim

Gangguan Spesifik Yang Sering Ditemui Pada IDM (lanj.)

Page 31: Hipoglikemia DR ID(2)

31

Gangguan hematologis (lanj.)

• Trombosis vena ginjal– Komplikasi jarang, paling mungkin disebabkan

oleh hiperviskositas, hipotensi dan koagulasi intravaskular diseminata. Mungkin terlihat sebagai hematuria dan masa abdomen yang didiagnosis oleh USG abdomen

Gangguan Spesifik Yang Sering Ditemui Pada IDM (lanj.)

Page 32: Hipoglikemia DR ID(2)

32

Masalah morfologis dan fungsional

• Cedera lahir– Mungkin termasuk fraktur klavikula, Erb's palsy

dan cedera sistem syaraf karena makrosomia dan prematuritas

Gangguan Spesifik Yang Sering Ditemui Pada IDM (lanj.)

Page 33: Hipoglikemia DR ID(2)

33

Masalah morfologis dan fungsional (lanj.)

•Malformasi Kongenital– Terjadi pada 6,4% IDM– Pengendalian diabetes yang buruk pada trimester

pertama berkaitan dengan semakin tingginya persentase malformasi kongenital

Gangguan Spesifik Yang Sering Ditemui Pada IDM (lanj.)

Page 34: Hipoglikemia DR ID(2)

34

Masalah morfologis dan fungsional (lanj.)• Malformasi Kongenital (lanj.) - Cacat jantung (TGA, VSD atau ASD) - Cacat renal (misalnya agenesis) - Cacat saluran gastrointestinal (misalnya small left colon syndrome atau situs inversus)

Gangguan Spesifik Yang Sering Ditemui Pada IDM (lanj.)

Page 35: Hipoglikemia DR ID(2)

35

– Cacat neurologis (misalnya anensefali atau meningocele syndrome)

– Cacat skeletal (misalnya hemivertebrae atau caudal regression syndrome)

– Wajah abnormal– Microphthalmos

Gangguan Spesifik Yang Sering Ditemui Pada IDM (lanj.)

Page 36: Hipoglikemia DR ID(2)

36

Pada saat lahir

• Sembab, wajah plethoric

• Tremulous dan hipereksitasia

• Mungkin besar atau kecil untuk masa kehamilan

Presentasi Klinis

Page 37: Hipoglikemia DR ID(2)

37

Setelah lahir• Hipoglikemia• Tanda gawat napas• Mungkin ada penyakit jantung. Didiagnosis

dengan adanya pembesaran cardiothymic ratio pada x-ray dada atau bukti fisis kegagalan jantung

• Anomali kongenital mungkin diketahui pada saat pemeriksaan fisis

Presentasi Klinis

Page 38: Hipoglikemia DR ID(2)

38

Pemeriksaan Laboratorium

• Kadar glukosa serum– Diperiksa dengan dextrostix pada saat persalinan

dan pada usia ½, 1, 2, 4, 8, 12, 24, 36 dan 48 jam– Pengukuran < 45 mg/dl dengan dextrostix harus

diverifikasi oleh pengukuran serum glukosa

Diagnosis

Page 39: Hipoglikemia DR ID(2)

39

1. Pemeriksaan Laboratorium (lanj.)

• Kadar serum kalsium– Pada usia 6, 24 dan 48 jam– Jika kadar serum kalsium rendah, kadar serum

magnesium harus diukur

• Hematokrit– Pada saat lahir dan pada usia 24 jam

Diagnosis

Page 40: Hipoglikemia DR ID(2)

40

1. Pemeriksaan Laboratorium (lanj.)

• Kadar serum bilirubin– Sesuai indikasi pemeriksaan fisis

• Tes lain:– Kadar gas darah arteri– Hitungan sel darah lengkap (CBC), kultur dan

pewarnaan gram dilakukan sesuai indikasi klinis

Diagnosis

Page 41: Hipoglikemia DR ID(2)

41

2. Pemeriksaan Radiologi

Tidak diperlukan kecuali ada bukti masalah jantung, pernapasan atau kerangka

3. Electrocardiography dan echocardiography:

Jika dicurigai adanya hypertrophic cardiomyopathy atau malformasi jantung

Diagnosis

Page 42: Hipoglikemia DR ID(2)

42

1. Tatalaksana metabolik Hipoglikemia

- 2 ml/kg dextrose 10% selama 5 menit, ulangi sesuai kebutuhan- Infusion terus menerus glukosa 10% dengan kecepatan 6-8 mg/kg/min- Mulai pemberian minum enteral

secepatnya

Tatalaksana

Page 43: Hipoglikemia DR ID(2)

43

1. Tatalaksana metabolik (lanj.) Hipoglikemia(lanj.)

Kortikosteroid: pada hipoglycemia persisten (hidrokortison: 5 mg/kg/12 jam)

Pertimbangkan pemberian glukagon dan epinephrine

Tatalaksana (lanj.)

Page 44: Hipoglikemia DR ID(2)

44

1. Tatalaksana metabolik (lanj.) Hipokalsemia (lanj.)

- Dosis awal 1-2 ml/kg/dosis IV kalsium glukonat 10%, yang diberikan perlahan selama

10 minutes- Pantau tanda ekstravasasi- Dosis pemeliharaan diberikan melalui infus

intravena terus menerus, 2-8 ml/kg/hari - Berespon dalam waktu 3-4 hari

Tatalaksana (lanj.)

Page 45: Hipoglikemia DR ID(2)

45

1. Tatalaksana metabolik (lanj.) Hipomagnesemia

Magnesium sulfat - 2 mEq/kg/dosis

setiap 6 jam IV atau IM

Tatalaksana (lanj.)

Page 46: Hipoglikemia DR ID(2)

46

2. Masalah kardiorespiratori Asfiksia perinatal Penyakit membran hyaline Kardiomyopati

Rawat dengan propranolol. Digoxin merupakan

kontraindikasi karena kemungkinan

obstruksi aliran darah dari ventrikular

Tatalaksana (lanj.)

Page 47: Hipoglikemia DR ID(2)

47

3. Masalah hematologis Hiperbilirubinemia

- Pantau kadar serum bilirubin

- Fototerapi dan transfusi tukar jika

diperlukan Polisitemia

4. Tatalaksana makrosomia dan cedera

lahir

Tatalaksana (lanj.)

Page 48: Hipoglikemia DR ID(2)

48

• Penurunan kesakitan dan kematian terjadi dengan adanya pengendalian kehamilan diabetes yang tepat.

• Risiko diabetes mellitus pada bayi dari ibu diabetes sedikitnya 10 kali lebih besar daripada populasi normal.

• Perkembangan fisis normal tapi obesitas pada anak mungkin terjadi.

Prognosis

Page 49: Hipoglikemia DR ID(2)

Terima Kasih

49