Termoregulation DR ID

31
1 Health Services Program Program Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak. Termoregulasi Neonatus Dr. Eriyati Indrasanto Dr. Nani Dharmasetiawani Dr. Rinawati Rohsiswatmo Dr. Risma Kerina Kaban NTSG (NEONATAL TECHNICAL SUPERVISORY GROUP) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) HSP - USAID

description

termoregulasi

Transcript of Termoregulation DR ID

Page 1: Termoregulation DR ID

1

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

Termoregulasi Neonatus

Dr. Eriyati IndrasantoDr. Nani DharmasetiawaniDr. Rinawati Rohsiswatmo

Dr. Risma Kerina Kaban

NTSG (NEONATAL TECHNICAL SUPERVISORY GROUP)

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) HSP - USAID

Page 2: Termoregulation DR ID

2

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

Tujuan

Memperkenalkan

pengetahuan, keterampilan, dan

kompetensi yang diperlukan untuk tatalaksana termoregulasi

Memahami mekanisme termoregulasi,

mampu mengidentifikasi tanda dini hipotermia dan hipertermia,

serta menatalaksana kondisi tersebut dengan benar.

nanid
Page 3: Termoregulation DR ID

4

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

• Metode kehilangan panas mencakup evaporasi, konduksi, radiasi, dan konveksi. Semua metode tersebut bisa menjadi masalah pada perawatan bayi.

• Hipotermia atau hipertermia dapat mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme, gangguan pertumbuhan, trauma dingin, dan bahkan kematian.

Latar Belakang (lanjutan)

Page 4: Termoregulation DR ID

5

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

Tujuan Pembelajaran

1. Mendefinisikan suhu normal, hipotermia, hipertermia, dan lingkungan suhu netral (NTE: Neutral Thermal Environment), serta mengetahui berbagai cara pengukuran suhu neonatus.

2. Mengidentifikasi mekanisme termoregulasi.

Page 5: Termoregulation DR ID

6

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

3. Mendeteksi kondisi yang berkaitan dengan hipotermia dan mengidentifikasi tanda dan gejalanya.

4. Mendeteksi kondisi yang berkaitan dengan hipertermia dan mengidentifikasi tanda dan gejalanya.

5. Menentukan bagaimana mengendalikan suhu neonatus di ruang bersalin, saat masuk untuk, dirawat, dan selama asuhan neonatus.

Tujuan Pembelajaran (lanjutan)

Page 6: Termoregulation DR ID

7

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

Termoregulasi

Definisi• Suhu neonatus normal: 36,5 – 37,5 ºC• Hipotermia: suhu tubuh di bawah 36,5 ºC• Hipertermia: suhu tubuh di atas 37,5 ºC• Lingkungan suhu netral (NTE): Kondisi/suhu

lingkungan dimana suhu tubuh adalah normal dengan pengeluaran kalori dan konsumsi oksigen yang minimal

Page 7: Termoregulation DR ID

8

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

Pengukuran Suhu

Suhu aksila• Risiko bagi neonatus: rendah, kebersihan/hygiene

terjaga, pengukurannya relatif mudah dilakukan.• Letakkan ujung termometer di tengah aksila dengan

lengan ditempelkan ke sisi badan neonatus selama kurang lebih 5 menit.

Page 8: Termoregulation DR ID

9

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

• Kulit di daerah ini tidak bereaksi terhadap suhu rendah melalui vasokonstriksi.

• Meskipun suhunya sedikit lebih rendah daripada suhu sentral tubuh yang sebenarnya, tapi akan berubah sama dengan suhu sentral tubuh.

Pengukuran Suhu (lanjutan)

Page 9: Termoregulation DR ID

10

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

Suhu rektum• Merupakan prosedur invasif dan tidak selalu bisa

diandalkan.

Suhu lingkungan • Setiap ruangan harus mempunyai termometer

dinding.• Pertahankan suhu ruangan antara 24°C dan 26°C

Pengukuran Suhu (lanjutan)

Page 10: Termoregulation DR ID

11

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

Mekanisme Termoregulasi

Produksi panas • Pada saat lahir, suhu tubuh turun seketika diikuti

dengan stres dingin. Produksi panas terjadi akibat pelepasan norepinefrin yang menyebabkan metabolisme simpanan lemak coklat dan konsumsi oksigen dan glukosa.

Page 11: Termoregulation DR ID

12

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

• Catatan: Karena neonatus tidak menggigil, mereka harus mengandalkan termogenesis tanpa menggigil atau kimiawi untuk memproduksi panas.

Kehilangan panas • Pada neonatus, kehilangan panas sangat besar

sehingga melebihi kemampuan untuk memproduksi panas dan menjaga keseimbangan.

Mekanisme Termoregulasi (lanjutan)

Page 12: Termoregulation DR ID

13

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

Metode kehilangan panas Evaporasi • Kehilangan panas ke udara ruangan dengan cara

penguapan air dari permukaan kulit yang basah atau selaput mukosa.

Konduksi • Kehilangan panas dari molekul tubuh ke molekul suatu

benda yang lebih dingin yang bersentuhan dengan tubuh.Terjadi jika bayi diletakkan pada permukaan yang dingin dan padat.

Page 13: Termoregulation DR ID

14

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

Metode kehilangan panas (lanjutan)

Radiasi • Kehilangan panas dalam bentuk gelombang

elektromagnetik ke permukaan benda lain yang tidak bersentuhan langsung dengan tubuh.

Konveksi • Kehilangan panas dari molekul tubuh/kulit ke udara

yang disebabkan perpindahan udara.

Page 14: Termoregulation DR ID

15

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

Metode kehilangan panas (lanjutan)

• Semua metode tersebut dapat menjadi masalah di bagian bayi rumah sakit.

• Catatan: Neonatus sakit/prematur tidak mempunyai kemampuan untuk meningkatkan suhu tubuhnya dengan cara meningkatkan laju metabolik. Selain itu, simpanan lemak coklat dan subkutan lebih sedikit dibandingkan dengan neonatus cukup bulan.

Page 15: Termoregulation DR ID

16

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

Hipotermia

Hipotermia: suhu tubuh di bawah 36,5 ºCFaktor risiko:• Lingkungan yang dingin •Asuhan neonatus yang tidak tepat segera setelah lahir misalnya pengeringan tubuh tidak memadai, baju tidak memadai, dan dipisahkan dari ibu.

•Prosedur penghangatan tidak memadai (sebelum dan selama transport/ perjalanan).

•Neonatus yang sakit dan stres.

Page 16: Termoregulation DR ID

17

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

Tanda Dan Gejala Hipotermia

Pengukuran suhu pada neonatus mungkin tidak dapat mendeteksi secara dini adanya stres dingin, karena neonatus akan menggunakan simpanan energi lebih dahulu untuk mempertahankan suhu tubuhnya.

Page 17: Termoregulation DR ID

18

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

Tanda Dan Gejala Hipotermia (lanjutan)

Tanda awal hipotermia• Kaki teraba dingin.• Kemampuan mengisap rendah atau tidak bisa

menyusu.• Letargi dan menangis lemah.• Perubahan warna kulit dari pucat dan sianosis

menjadi kutis marmorata atau pletora.• Takipnea dan takikardia.

Page 18: Termoregulation DR ID

19

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

Saat hipotermia menetap, tanda berikut berlanjut:– Letargi– Apnea dan bradikardia– Risiko tinggi untuk terjadinya hipoglikemia,

asidosis metabolik, sesak napas, dan faktor pembekuan yang abnormal (DIC, perdarahan intraventrikel, perdarahan paru).

Tanda Dan Gejala Hipotermia (lanjutan)

Page 19: Termoregulation DR ID

20

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

HipertermiaHipertermia: suhu tubuh di atas 37.5 ºC• Faktor risiko:

– Suhu lingkungan – Dehidrasi– Perdarahan Intrakranial – Infeksi

• Catatan: Inkubator harus dipantau ketat terhadap terjadinya suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah yang tidak benar.

Page 20: Termoregulation DR ID

21

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

Tanda dan gejala Hipertermia

• Kulit terasa hangat/panas, terlihat kemerahan, atau merah muda pada awalnya dan kemudian terlihat pucat.

• Tentang berkeringat: ketidakmampuan neonatus untuk mengeluarkan keringat mungkin merupakan sebagian besar dari masalah yang terjadi.

Page 21: Termoregulation DR ID

22

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

Tanda dan gejala Hipertermia (lanjutan)

• Pola yang mirip dengan hipotermia mungkin terjadi jika masalah berlanjut:

Meningkatnya laju metabolik, iritabel/rewel, takikardia, dan takipnea.

• Dehidrasi, perdarahan intrakranial, heat stroke, dan kematian.

Page 22: Termoregulation DR ID

23

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

Pengendalian Suhu di Unit Perawatan Neonatus

Di ruang bersalin – Berikan lingkungan hangat yaitu lingkungan yang

bebas dari aliran udara yang bertiup.– Keringkan bayi segera. – Kontak kulit dengan kulit bersama ibu secara

langsung dapat berfungsi sebagai sumber panas. Selimuti ibu dengan bayinya sekaligus atau tutupi dengan kain.

Page 23: Termoregulation DR ID

24

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

Pengendalian suhu di Unit Perawatan Neonatus (lanjutan)

Di ruang bersalin (lanj.)– Gunakan radiant warmer pada saat lahir untuk

semua neonatus dari ibu yang mempunyai faktor risiko, menunjukkan tanda stres intrapartum, atau memerlukan tindakan resusitasi.

– Gunakan topi bayi atau penutup kepala, untuk menutupi bagian kepala.

Page 24: Termoregulation DR ID

25

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

Penggunaan Radiant Warmer • Bayi tidak menggunakan pakaian, kecuali popok, dan

diletakkan tepat dibawah penghangat di radiant warmer.

• Probe pengukur suhu diletakkan rata di kulit neonatus, biasanya di bagian kanan perut.

• Suhu servo diatur 36,5°C.• Suhu diukur setiap 30 menit atau sesuai instruksi

dokter untuk menentukan bahwa suhu neonatus berada pada kisaran yang tepat.

Page 25: Termoregulation DR ID

26

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

Perawatan dalam inkubator

• Pastikan bahwa semua petugas yang terlibat dalam perawatan ini mampu menggunakan inkubator dengan benar, memantau suhu bayi, dan menyesuaikan suhu inkubator untuk mempertahankan lingkungan suhu netral (NTE).

• Inkubator memerlukan pasokan listrik yang tidak terputus, karena itu diperlukan petugas terlatih untuk pemeliharaan dan perbaikan, serta ketersediaan suku cadang untuk perbaikan.

Page 26: Termoregulation DR ID

27

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

Perawatan dalam inkubator (lanjutan)

• Perhatikan lokasi inkubator di ruang bayi. Inkubator harus jauh dari jendela yang tidak bisa ditutup rapat. Suhu ruangan harus tepat dan tiupan angin minimal.

• Catatan: Jika inkubator terkena sinar matahari langsung atau lampu fototerapi digunakan, pemantauan suhu neonatus dan penyesuaian suhu inkubator perlu sering dilakukan untuk mencegah pemanasan yang berlebihan.

Page 27: Termoregulation DR ID

28

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

• Jika neonatus memerlukan perawatan dalam inkubator, penting untuk menganjurkan orang tua bayi berkunjung dan memeluknya sesering mungkin, dan memanfaatkan kontak kulit dengan kulit agar suhunya stabil.

Perawatan dalam inkubator (lanjutan)

Page 28: Termoregulation DR ID

29

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

• Suhu neonatus harus dipantau secara berkala, setiap 4 jam atau sesuai instruksi dokter untuk mempertahankan suhu tubuh 36,5 – 37,5°C.

• Lubang jendela inkubator sedapat mungkin harus digunakan saat melakukan perawatan neonatus, dan tidak dengan membuka pintu inkubator yang lebih besar.

Perawatan dalam inkubator (lanjutan)

Page 29: Termoregulation DR ID

30

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

Tujuan Pembelajaran

1. Mendefinisikan suhu normal, hipotermia, hipertermia, dan lingkungan suhu netral, serta mengetahui berbagai cara pengukuran suhu neonatus.

2. Mengidentifikasi mekanisme termoregulasi.

Page 30: Termoregulation DR ID

31

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

3. Mendeteksi kondisi yang berkaitan dengan hipotermia dan mengidentifikasi tanda dan gejalanya.

4. Mendeteksi kondisi yang berkaitan dengan hipertermia dan mengidentifikasi tanda dan gejalanya.

5. Menentukan bagaimana mengendalikan suhu neonatus di ruang bersalin, saat masuk untuk dirawat, dan selama asuhan neonatus.

Tujuan Pembelajaran

Page 31: Termoregulation DR ID

32

Health Services Program

Program Kesehatan

Ibu, Bayi Baru

Lahir dan Anak.

TERIMA KASIH