Gea

27
ILMU KESEHATAN NO RM : 0029449 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANAMNESIS Nama : An. A. Jenis Kelamin :Laki laki Umur : 10 bulan Ruang : Melati Kelas : II Nama Lengkap : An.A Jenis Kelamin : Laki laki Tempat dan Tanggal Lahir : Karanganyar, 21/12/2013 Umur : 10 bulan Nama Ayah : Tn. S Umur : 37 tahun Pekerjaan Ayah : Karyawan Pabrik Pendidikan Ayah: SMP Nama Ibu : Ny. N Umur : 35 tahun Pekerjaan Ibu : - Pendidikan Ibu : SMP Alamat : Sumberejo, Karanganyar Tanggal Masuk RS : 22 Oktober 2014 Jam 10.00 Diagnosis masuk : GEA Dokter yang merawat : dr.Hj. Elief Rohana, Sp. A, M. Kes Ko Asisten : Aziz Nugraha S.Ked Tanggal : 23 Oktober 2014 (Autoanamnesis dan Alloanamnesis) di Bangsal Melati KELUHAN UTAMA : BAB cair KELUHAN TAMBAHAN : Mual dan muntah

description

GEA

Transcript of Gea

ANAMNESIS

Nama : An. A.Jenis Kelamin :Laki lakiUmur : 10 bulanRuang : MelatiKelas : II

Nama Lengkap : An.A Jenis Kelamin : Laki lakiTempat dan Tanggal Lahir : Karanganyar, 21/12/2013 Umur : 10 bulanNama Ayah : Tn. S Umur : 37 tahunPekerjaan Ayah : Karyawan Pabrik Pendidikan Ayah: SMPNama Ibu : Ny. N Umur : 35 tahunPekerjaan Ibu : - Pendidikan Ibu : SMPAlamat : Sumberejo, KaranganyarTanggal Masuk RS : 22 Oktober 2014 Jam 10.00 Diagnosis masuk : GEA

Dokter yang merawat : dr.Hj. Elief Rohana, Sp. A, M. Kes Ko Asisten : Aziz Nugraha S.Ked

Tanggal : 23 Oktober 2014 (Autoanamnesis dan Alloanamnesis) di Bangsal MelatiKELUHAN UTAMA : BAB cairKELUHAN TAMBAHAN : Mual dan muntah1. Riwayat penyakit sekarang3 HSMRS Pasien mengeluhkan mual dan muntah sebanyak 2x, kira-kira tiap kali muntah gelas belimbing, muntahan berisi makanan yg sebelumnya dimakan, tidak didapatkan lendir (-), darah (-). Pasien juga mengeluh batuk (+), pilek (-), demam (-), keringat dingin (-), BAB (+) lunak 2x tidak disertai dengan lendir maupun darah, BAK biasa . Pasien di periksakan ke bidan dekat rumah.1 HSMRS Pasien muntah sebanyak 2x, tiap kali muntah gelas belimbing, muntahan berisi makanan yg sebelumnya dimakan, lendir (-), darah (-), mual (+), batuk (+), pilek (-), keringat dingin (-), demam (-), makan/ minum (+/+), BAB (+) cair 3x, ampas (+), warna kekuningan, lendir (-), darah (-) HMRS Pasien dibawa ke IGD RSUD karanganyar dengan keluhan BAB (+) sebanyak 6x, dengan konsistensi cair (+), sebanyak kira-kira gelas belimbing, ampas (-), warna kekuningan, lendir (-), darah (-), nafsu makan turun (+), pasien muntah 8x ,tiap kali muntah sebanyak gelas belimbing, muntahan berisi makanan yang sebelumnya dimakan, lendir (-), darah (-), mual (+), batuk (+), lemas (+), pilek (-), demam (-), keringat dingin (-), rewel (+), minum banyak (+) pasien nampak kehausan, mata agak cekung (+), air mata masih keluar (+), BAK (+) terakir 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Kesan :a. Pasien BAB (+) sebanyak 6x, dengan konsistensi cair (+), sebanyak kira-kira gelas belimbing, ampas (-), warna kekuningan, lendir (-), darah (-).b. Pasien muntah 8x ,tiap kali muntah sebanyak gelas belimbing, muntahan berisi makanan yang sebelumnya dimakan, lendir (-), darah (-), terdapat nafsu makan turun (+),rewel (+), minum (+) banyak pasien nampak kehausan, mata agak cekung (+), air mata masih keluar (+), BAK (+) terakir 2 jam sebelum masuk rumah sakit.2. Riwayat penyakit dahulu Riwayat sakit serupa : disangkal Riwayat batuk dan pilek : disangkal Riwayat asma : disangkal Riwayat kejang tanpa demam : disangkal Riwayat kejang dengan demam : disangkal Riwayat alergi makanan : disangkalKesan : Tidak terdapat faktor resiko yang berhubungan dengan penyakit sekarang.3. Riwayat penyakit pada keluarga Riwayat sakit serupa : disangkal Riwayat batuk pilek : disangkal Riwayat asma : disangkal Riwayat alergi : disangkal Riwayat kontak dengan penderita dengan gejala yang sama : disangkalKesan : Tidak terdapat penyakit keluarga yang sama yang ditularkan dari keluarga yang berhubungan dengan penyakit pasien sekarang.

4. Pohon keluarga

Kesan : Tidak ada riwayat penyakit yang sama pada keluarga

RIWAYAT PRIBADI1. Riwayat kehamilan dan persalinana. Riwayat kehamilan ibu pasienIbu G2P1A0 Hamil saat usia 28 tahun. Ibu memeriksakan kehamilannya rutin ke bidan desa dekat rumah, Ibu tidak pernah mual dan muntah berlebihan, tidak ada riwayat trauma maupun infeksi saat hamil, sesak saat hamil (-), merokok saat hamil (-), kejang saat hamil (-).Tekanan darah ibu dinyatakan normal. Berat badan ibu dinyatakan normal dan mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan. Perkembangan kehamilan dinyatakan normal.b. Riwayat persalinan ibu pasienIbu melahirkan pasien dibantu oleh bidan, umur kehamilan 9 bulan, persalinan normal, presentasi kepala, bayi langsung menangis dengan berat lahir 2700 gram dan panjang badan 44cm, tidak ditemukan cacat bawaan saat lahir. c. Riwayat paska lahir pasienBayi laki laki BB 2700 gram, setelah lahir langsung menangis, gerak aktif, warna kulit kemerahan, tidak ada demam atau kejang. ASI keluar hari ke-1, setelah ASI keluar bayi langsung dilatih menetek.Kesan: Riwayat ANC baik, riwayat persalinan baik, riwayat PNC baik.2. Riwayat makanan0-6 bulan : ASI6-10 bulan : ASI, buah (pisang), diselingi nasi tim kuah sayur.Kesan : Pasien mendapat ASI eksklusif sampai sekarang

3. Riwayat perkembangan dan kepandaianMotorik KasarMotorik HalusBahasaPersonal Sosial

Tengkurap(4bulan)Memegang benda (4 bulan)Menoleh ke sumber suara (5 bulan)Tersenyum(2 bulan)

Duduk sendiri(9bulan)

Bermain sendiri (9 bulan)

Berjalan merambat(10bulan)

Kesan : Motorik kasar, motorik halus, bahasa, personal sosial baik

4. Riwayat VaksinasiVaksinIIIIIIIVVVI

Hepatitis B0 hari2 bulan4 bulan6 bulan--

BCG1 bulan-----

DPT 2 bulan4 bulan6 bulan---

Polio1 bulan2 bulan4 bulan6 bulan--

Campak9 bulan-----

Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai PPI, sesuai usia pasien saat ini

5. Sosial, ekonomi, dan lingkungana. Sosial ekonomiAyah (37 tahun, karyawan pabrik) penghasilan keluarga Rp 2.000.000,00/bulan dan keluarga merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari).b. LingkunganRumah terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, dan satu dapur dengan disertai 1 kamar mandi yang berada di dalam rumah. Rumah berlantai keramik dengan ventilassi yang cukup (terdapat 1 jendela tiap ruangan) . Rumah ditempati oleh ayah, ibu, kakak pasien serta pasien. 6. Anamnesis sistem Cerebrospinal : kejang (-), delirium (-)Kardiovaskuler : demam (+), sianosis (-), keringat dingin (-)Respiratori : batuk (-), pilek (-), nyeri tenggorokan (-), sesak nafas (-)Gastrointestinal : mual (-), muntah (), nyeri perut (-), BAB(+) encer 4x.Urogenital : BAK (+) biasa, nyeri berkemih (-)Muskuloskeletal : nyeri sendi (-), nyeri otot (-), bengkak (-)Integumentum :bintik merah (-), ikterik (-)Kesan : Terdapat masalah pada sistem gastrointestinal yaitu BAB (+) encer 4x.

PEMERIKSAANJASMANINama : An. A.Jenis Kelamin :Laki lakiUmur : 10 bulanRuang : MelatiKelas : II

PEMERIKSAAN OLEH Aziz Nugraha S.Ked 23 Oktober 2014 Jam 10.00PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum: compos mentisVital SignHR : 92 x /menitRR :40 x/menitSuhu: 37,1CStatus Gizi BB/TB: 8 kg/69cmBMI :16,32 kg/m2Z scores : gizi baikKesimpulan :Status gizi pasien baik menurut WHOPEMERIKSAAN KHUSUSKulit : warna sawo matang, petechie (-) Kepala : ukuran normocephal, rambut warna hitam, lurus, jumlah cukupMata : mata cekung (-/-), ca (-/-), si (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil isokorHidung : sekret (-/-), epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (-/-)Leher : pembesaran limfonodi leher (-), massa (-), kaku kuduk (-)Kesan : Dalam batas normal.Thorax : simetris, retraksi(-), ketinggalan gerak(-) Cora. Inspeksi: ictus cordis tidak tampak b. Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat c. Perkusi: batas kanan atas: SIC II linea parasternalis dextra batas kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra batas kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra batas kiri bawah: SIC V linea midclavicula sinistra d. Auskultasi: BJ I-II normal reguler (+), bising jantung (-) Paru PARUPemeriksaanKananKiri

DepanInspeksiSimetrisKetinggalan gerak (-)Retraksi dinding dada (-)SimetrisKetinggalan gerak (-)Retraksi dinding dada (-)

PalpasiFremitus (n) massa (-)Fremitus (n) massa (-)

PerkusiSonor (+)Sonor (+)

AuskultasiSDV (+), Rh (-), Wh (-)SDV (+), Rh (-), Wh (-)

BelakangInspeksiSimetrisKetinggalan gerak (-)SimetrisKetinggalan gerak (-)

PalpasiFremitus (n) massa (-)Fremitus (n)massa (-)

PerkusiSonor (+)Sonor (+)

AuskultasiSDV (+), Rh (-), Wh (-)SDV (+), Rh (-), Wh (-)

Kesan : Thoraks dalam batas normalAbdomen a. Inspeksi: distended (+), sikatrik (-), massa (-)b. Auskultasi: peristaltik (+) meningkatc. Perkusi: timpani (+), undulasi (-)d. Palpasi : turgor kulit abdomen sedikit menurun, nyeri tekan (-)e. Hepar : tidak teraba membesarf. Lien: tidak teraba membesar g. Anogenital: tidak ada kelainanKesan : Terdapat peristaltik meningkat dan turgor kulit abdomen sedikit menurunEkstremitas : akral hangat (+), deformitas (-), kaku sendi (-),sianosis (-), edema (-)Tungkai LenganKanan Kiri Kanan KiriGerakan : bebas bebas bebas bebasTonus : normal normal normal normalTrofi : eutrofi eutrofi eutrofi eutrofi Klonus Tungkai : (-)(-) (-) (-)Reflek fisiologis : biceps (+) normal, triceps (+) normal,reflek brachioradialis (+) normal, reflek patella (+) normal, reflek achiles (+)normalRefleks patologis: babinski (-), chaddock (-), oppenheim (-), gordon (-), rosolimo (-)Meningeal Sign : kaku kuduk (-), brudzinski I (-), brudzinski II (-), brudzinski III (-) brudzinski IV (-)Sensibilitas : dalam batas normalKesan : Extremitas superior et inferior dan status neurologis dalam batas normal

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH RUTIN ( 22 Oktober 2014 )No ParameterJumlahSatuanNilai Rujukan

1. Hb8,7 (L)g/dl14.00-18.00 g/dl

2. Eritrosit 3,48 (L)uL 4,50 -5,50

3. Hematokrit 34 (L)% 34-39%

5. MCV 75.3 (L)femtoliter 82.0-92.0

6. MCH 25 (L)pikograms 27-31 pg

7. MCHC 33,2g/dl 32-37 g/dl

8. Leukosit11,45 (H)uL5-10

8. Trombosit 349 (H)uL 150-300

9. Limfosit 41,5 (H)% 20-40%

Kesan : Pemeriksaan laboratoris dalam batas normal

RINGKASAN ANAMNESIS Pasien perempuan usia 1 tahun 2 bulan, datang ke IGD RSUD Karanganyar dengan keluhan mual dan muntah 8x, sebanyak gelas belimbing tiap kali muntah, berisi makanan yang dimakan sebelumnya, lendir (-), darah (-), pilek (-),demam (-), keringat dingin (-), batuk (+), lemas (+), BAB (+) cair sebanyak 6x, ampas (-), warna kekuningan, lendir (-), darah (-), rewel (+), minum(+) banyak pasien nampak kehausan, mata agak cekung (+), air mata masih keluar (+), BAK (+) terakir 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Tidak terdapat riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit sekarang. Tidak terdapat riwayat penyakit pada keluarga yang ditularkan pada pasien. Riwayat ANC baik, persalinan spontan, riwayat PNC baik. Pasien mendapatkan ASI eksklusif dan sampai sekarang. Imunisasi dasar lengkap berdasarkan PPI, sesuai usia pasien saat ini. Perkembangan baik. Keadaan sosial ekonomi cukup & kondisi lingkungan rumah cukup.

RINGKASAN PEMERIKSAAN FISIK KU: CM Vital Sign HR : 92 x /menit RR :40 x/menit Suhu: 37,1C Status gizi baik menurut WHO Mata : mata cekung (-/-) Hidung : nafas cuping hidung (-) Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-) Thorax : dalam batas normal Abdomen : peristaltik meningkat (+), turgor kulit kembali sedikit menurun Extremitas superior et inferior dan status neurologis dalam batas normal

DAFTAR MASALAH AKTIF / INAKTIFAktif BAB cair (+) Mual (+), muntah (+) Demam ? Tidak ada tanda-tanda dehidrasi Inaktif Tidak didapatkanDiagnosa KerjaGastroenteritis akut tanpa dehidrasi

RENCANA PENGELOLAANRencana Tindakan Obsevasi keadaan umum dan vital sign Cukupi intake cairan peroral Rencana Terapi Pemberian cairanMaintenance (100cc x 8 =800 cc 8 tpm makro KAEN 3A) Inj. Dexametason 2mg/12jam Inj. Antrain 80 mg ekstra Inj.Acran 12,5 mg/12j L-Bio 2x1 sachet Zink 2x tabletRencana Edukasi Menjelaskan kepada orangtua pasien mengenai penyakit yang diderita pasien. Menjelaskan kepada keluarga pada kondisi tertentu anak perlu di bawa ke RS lagi, diantaranya apabila anak diare cair, terdapat lendir maupun darah disertai dengan muntah berkali-kali, tidak mau minum, anak mengantuk, kencing berkurang, serta demam tinggi. Memberikan makanan yang bersih kepada anak dan banyak minum Memperkenalkan anak dengan makanan keluarga Memperhatikan kebersihan keluarga dan lingkunganPROGNOSISQuo ad vitam : ad bonamQuo ad fungsionam: ad bonamQuo ad sanam: dubia ad bonam

FOLLOW UPTgl S O AP

08/02/13

09/02/13

10/02/13

11/02/13Pasien BAB (+) cair 3x, berwarna kuning, ampas (+), lendir (-), darah (-), muntah (+) 1x kiraa-kira gelas belimbing, berisi makanan yg sebelumnya dimakan, makan masih susah, minum(+), batuk (+), pilek (-), demam (-)

Pasien BAB (+) cair 7x, berwarna kuning, ampas (+),kira-kira gelas belimbing lendir (-), darah (-), muntah (-), , makan masih susah, minum(+), batuk (+), pilek (-), demam (-)

Pasien BAB (+) cair 4x, berwarna kuning, ampas (+),kira-kira gelas belimbing lendir (-), darah (-), muntah (-), , makan(+), minum(+), batuk (+), pilek (-), demam (-)

Pasien BAB (+) lembik 2x, berwarna kuning, ampas (+),kira-kira 3sdm, lendir (-), darah (-), muntah (-), makan(+), minum(+), batuk (-), pilek (-), demam (-)Umur : 1 tahun 2 bulan, BB : 9 kg HR: 118, RR : 28 , S : 37,1C Status gizi : gizi baik Status generalisata Kepala : ukuran normocephal Mata : Ca (-/-), si (-/-), reflek cahaya (+/+) Leher : pembesaran limfonodi leher (-), Thorax : simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-), BJ I-II normal reguler, SDV (+/+) Rh (-/-) Wz (+/+) Abd : kembung (+), distanded (+), turgor kulit baik Extremitas : extremitas superior et inferior dalam batas normal

HR : 114 x/mnt RR : 26 x/mnt S: 36,9CStatus gizi : gizi baikKepala : normocepalThoraks : SDV (+/+), Rh(-/-), Wh (-/-)Abd : kembung(+), distanded (+)Eks :dbn

HR : 100 x/mnt RR : 26x/mnt S: 36,8CStatus gizi : gizi baikKepala : normocepal Abd : Kembung (+),distanded (+)Thorak : dbn Ekstremitas : dbn

HR : 100 x/mnt RR : 26x/mnt S: 36,8CStatus gizi : gizi baikKepala : normocepal Abd : supel, kembung (-), distanded (-)Thorak : dbn Ekstremitas : dbn

Gastoenteritis akut

Gastroenteritis akut

Gastroenteritis akut

Gastroenteritis akutsObservasi KU dan VS Inf RL 10 tpm makro Inj. Ampisilin 3 x 250 mgOttopan sirup 3 x cth

ILMUKESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN

NO RM :00294494 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PEMBAHASAN

Diare akut merupakan penyakit yang ditandai dengn buang air besar (BAB) pada bayi atau anak lebih dari 3x perhari, disertai dengan perubhan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah, berlangsung kurang dari 14 hari. Perubahan konsistensi terjadi karena peningkatan volume air dlam tinja akibat ketidakseimbangan antara absorbsi dan sekresi intestinal.Pada kasus ini, pasien berusia 1 tahun 2 bulan, keluhan yang didapatkan adalah BAB cair k 6x sebanyak gelas belimbing, ampas (-), warna kekuningan, lendir (-), darah (-), disertai dengan muntah 8x, sebanyak gelas belimbing tiap kali muntah, berisi makanan yang dimakan sebelumnya, lendir (-), darah (-), pilek (-),demam (-), keringat dingin (-), batuk (+), lemas (+), rewel (+), minum(+) banyak pasien nampak kehausan, mata agak cekung (+), air mata masih keluar (+), BAK (+) terakir 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien sedang, kesadaran kompos mentis, rewel (+), HR 118 x/menit, RR :28x/menit, dan S: 37,1C, berat badan 9 kg.Pada pasien ini terdapat beberapa tanda dehidrasi ringan sedang, yaitu rewel (+), pasien minum banyak dan nampak kehausan, mata cekung/cowong, turgor kulit abdomen sedikit menurun. Sedangkan tanda-tanda dehidrasi ringan-sedang antara lain ; gelisah/rewel, mata cekung, air mata tidak ada, mulut dan lidah kering, ingin minum terus dan terlihat kehausan, turgor kulit kembali lambat. Terdapat dua tipe dasar dari diare akut, oleh karena infeksi adalah non inflamatory dan inflamatory. Enteropatogen menimbulkan non inflamatory diare melalui beberapa mekanisme yaitu produksi enterotoksin oleh bakteri, destruksi sel permukaan villi oleh virus, perlekatan oleh parasit, serta perlekatan atau translokasi dari bakteri. Sebaliknya inflamatory diare biasanya disebabkan oleh bakteri yang menginvasi usus secara langsug atau memproduksi sitotoksin. Diagnosis diare akut pada anak dapat ditegakkan melaui anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. Pada pemeriksaan fisik sangat penting untuk menilai dehidrasi pada anak dan menentukan status dehidrasi apakah sebagai dehidrasi berat, dehirasi ringan-sedang, ataukah tanpa dehidrasi untuk memberikan pengobatan yang sesuai. Selama anak diare, terjadi peningkatan hilangnya cairan dan elektrolit ( natrium, kalium dan bikarbonat) yang terkandung dalam tinja cair anak. Dehidrasi terjadi bila hilangya cairn dan elektrolit ini tidak diganti secara adekuat, sehingga timbulah kekuranga cairan dan elektrolit.Berikut Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare:a. Dehidrasi beratTerdapat 2 atau lebih tanda berikut : Letargiss/ tidak sadar Mata cekung Air mata tidak ada Mulut dan lidah sangat kering Tidak bisa minum atau malas minum Cubitan perut kembali sangat lambat (2detik)b. Dehidrasi ringan-sedangTerdapat 2 atau lebih tanda berikut : Rewel/gelisah Mata cekung Air mata tidak ada Mulut dan lidah kering Minum dengan lahap terlihat sangat kehausan Cubitan kulit kembali lambatc. Tanpa dehidrasiTidak terdapat cukup tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi ringan-sedang maupun berat.Secara umum penanganan diare akut bertujuan untuk mencegah/ menanggulangi dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, mengobati kausa diare yang spesifikn mencegah dan menanggulangi gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta. Adapun tujuan dari pemberian cairan yaitu;a. Bila terdapat syok, memperbaiki dinamika sirkulasib. Mangganti defistit yang terjadic. Maintenance untuk mengganti kehilangan cairan dan dan elektrolit yang sedang berlangsung.Pemberian terapi dapat dilakukan secara oral atau parenteral, pemberian oral dapat diberikan untuk dehidrasi ringan-sedang, walaupun kadang pada diare ringan-sedang bila diare profus dengan pengeluaran tinja cair yang hebat atau muntah hebat dimana penderita tidak dapat minum sama sekali, atau kembung yang sangat hebat sehingga rehidrasi oral akan tetap terjadi defisit, maka dapat dilakukan rehidrasi parenteral. Jenis cairan yang dapat diberikan peroral yaitu cairan rumah tangga dan oralit, sedangkan cairan parenteral meliputi ringer laktat, ringer asetat, atau bisa menggunaka NaCl. Volume cairan yang diberikan harus disesuaikan dengan derajat dehidrasi. Bila tanpa dehidrasi berikan cairan rumah tangga dan ASI diberikan semaunya, sedangkan oralit diberikan sesuai usia tiap kali muntah < 1 tahun = 50-100cc oralit tiap kali diare/muntah 1-5 tahun = 100-200cc oralit tiap kali diare/muntah >5 tahun = 200-300cc oralit tiap kali diare/muntahSedangkan apabila mengalami dehidrasi ringan sedang maka diberikan rehidrasi oral dengan oralit 75cc/kgBB dalam 3 jam , lalu dilanjutkan dengan terapi pada tanpa dehidrasi . Apabila anak muntah terus menerus berikan infus.Apibila mengalami dehidrasi berat, jika < 1 tahun berikan infus kristaloid (RL, Asering) 30 cc / kg BB dalam 1 jam dilanjutkan 70 cc/kg BB dalam 5 jam berikutnya lalu lakukan evaluasi, jika > 1 tahun berikan infus kristaloid 30 cc/ kg BB dalam jam dilanjutkan 70 cc/kg BB dalam 2 jam berikutnya dan lalukan evaluasi, dan segera berikan cairan oralit 5 cc/kgBB segera setelah anak bisa minum.Pemberian probiotik pada anak dengan diare dianjurkan, karena probiotik merupakan mikroorganisme yang apabila dikonsumsi per oral akan memberikan dampak postif bagi kesehatan dan merupakan stain flora usus normal yang telah diisolasi dari tinja manusia sehat. Selain itu probiotik juga memilki efek dalam pencegahan diare selanjutnya yaitu melalui perubahan lingkungan mikrolumen usus (pH, oksigen), produksi bahan anti mikriba terhadap beberapa patogen usus, kompetisi nutrien, mencegah adhesi kuman patogen pada eritrosit, dan modifikasi toksin atau reseptor toksin efek trofik terhadap mukosa usus melalui penyediaa nutrien dan imunomodulasi. Selain itu pada pemakaian antibiotik dapat mengubah keseimbanagan mikroflora usus, sehingga membutuhkan probiotik utuk menjaga keseimbangan mikroflora normal tersebut.Zink merupakan mikronutrien penting untuk kesehatan dan perkembangan anak, ketika diare zink hilang dalam jumlah besar, penggantian zink yang hilang ini penting untk membantu penyembuhan anak dan mencegah berulangnya diare. Zink bekerja pada tight juction level untuk mencegah meningkatnya permiabilitas usus, mencegah pelepasan histamin oleh sel mast dan respon kontraksi serta sekretori terhadap histamin dan serotonin pada usus dan mencegah peningkatan permiabilitas endotel yang diprakarsai oleh TNF yang juga merangsang kerusakan permiabilitas epitel usus. Zink melindungi membran dari efek agen infeksius dan dari peroksidasi lemak. Mekanisme lain dari zink adalah mempunyai efek langsung terhadap sekresi dan absorpsi natrium klorida. Zink mampu menghambat sekresi kalium yang bekerja pada sistem cAMP di enterosit usus halus, sehingga meningkatkan absorpsi natrium dan mengurangi sekresi klorida. Dalam patogenesis diare, terjadi kerusakan sel epitel usus, zink juga berperan dalam perbaikan sel epitel usus. Pemberian makanan selama diare harus diteruskan dan ditingkatkan setelah sembuh. Hal ini bertujuan untuk memberikan makanan kaya nutr ien sebanyak anak bisa menerima. Meneruskan pemberian makanan mempercepat kembalinya fungsi usus yang normal termasuk kemampuan menerima dan mengabsorbsi nutrien, sehingga memburuknya status gizi dapat dicegah. Setelah diare perlu pemberian ektra makanan yang kaya akan zat gizi beberapa minggu setelah sembuh.Pencegahan diare dapat dilakukan dengan cara mencegah penyebaran kuman patogen penyebab diare dan memperbaiki daya tahan tubuh pejamu. Beberapa upaya nya yaitu1. Pemberian ASI yang benar2. Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI3. Penggunaan air bersih4. Membiasaakan mencucui tangan sehabis buang air besar dan sebelum makan5. Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping ASI dan memberi makan dalam jumlah yang cukup.

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Poorwo, et al., 2003. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak :Infeksi & Penyakit Tropis, Ikatan Dokter Indonesia, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI:Jakarta Pudjiadi et al, 2010, Diare Akut, pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia Jilid I. Penerbit :IDAI JakartaSubijanto, Manajemen Diare pada Bayi dan Anak. Devisi Gastroenterologi Lab/SMF Ilmu kesehatan Anak Unair/RSUD.Dr.Soetomo SurabayaSoebagyo, B.2008. Diare Akut Pada Anak.UNS press Surakarta