Presentasi Kasus GEA Nia

28
1 LAPORAN KASUS DIARE AKUT DISERTAI DEHIDRASI RINGAN SEDANG NAMA PEMBIMBING : dr. Ellen Rostati Sianipar, Sp.A DISUSUN OLEH Rhezza Imam Morgandha (1102009242) BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUD PASAR REBO PERIODE 25 MEI 1 AGUSTUS 2015

description

Presentasi Kasus GEA Nia

Transcript of Presentasi Kasus GEA Nia

Page 1: Presentasi Kasus GEA Nia

1

LAPORAN KASUS

DIARE AKUT DISERTAI

DEHIDRASI RINGAN SEDANG

NAMA PEMBIMBING :

dr. Ellen Rostati Sianipar, Sp.A

DISUSUN OLEH

Rhezza Imam Morgandha

(1102009242)

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

RSUD PASAR REBO

PERIODE 25 MEI – 1 AGUSTUS 2015

Page 2: Presentasi Kasus GEA Nia

2

A. Identitas Pasien

Nama : An. F

TL/ Umur : 24 Maret 2014 / 1 Tahun, 3 bulan

BB : 8 kg

TB : 69 cm

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Lobang buaya rt01/07 cipayung

Masuk RS : 25 Juni 2015

Keluar RS : -

Tgl.Pemeriksaan : 27 juni 2015

No. RM : 2014-547962

B. Identitas Orang Tua Ayah Ibu

Nama : Tn. AH Ny. AS

Umur : 38 tahun 35 tahun

Pendidikan : SMA SMA

Pekerjaan : Pegawai swasta Ibu rumah tangga

Agama : Islam Islam

C. Anamnesa

Alloanamnesa dengan ibu pasien

• Keluhan utama : Buang Air Besar cair 5 kali sejak 1 hari SMRS

• Keluhan Tambahan : Demam dan Batuk

• Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke IGD RSUD Pasar Rebo dengan keluhan BAB cair (mencret) dengan

frekuensi kurang lebih 5 kali hari sejak 1 hari SMRS, dengan konsistensi kotoran cair

berwarna kuning dengan sedikit ampas dan lendir tanpa disertai dengan darah. Tidak

terdapat bau busuk. Jumlah kotoran yang keluar diakui oleh ibu pasien dapat

mencapai satu gelas air mineral atau bahkan lebih setiap harinya. Buang air besar

tidak menyemprot. Buang air kecil rutin setiap hari dan dalam batas normal. Pasien

Page 3: Presentasi Kasus GEA Nia

3

belum mendapat pengobatan dari pusat kesehatan. Terdapat muntah berupa cairan

makanan tanpa darah sebanyak 3 kali saat pasien datang ke IGD RSUD Pasar Rebo,

namun keluhan ini sudah tidak ada sejak pasien di rawat di ruangan Terdapat demam

yang naik turun dan hanya turun jika pasien diberikan obat penurun panas sejak 3 hari

SMRS. Demam disertai dengan pilek dan batuk berdahak namun dahak sulit

dikeluarkan sejak 3 hari SMRS. Terdapat Sesak nafas saat pasien batuk. Pasien tidak

terlihat kebiruan. Namun saat pemeriksaan, pasien terlihat rewel.

Riwayat penyakit dahulu.

Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur

Alergi - Difteri - Penyakit Jantung -

Cacingan - Diare berulang 1 th Penyakit Ginjal -

Demam

berdarah

- Kejang 7 bln Penyakit Darah -

Demam

Typhoid

- Kecelakaan - Infeksi

pernapasan

+

Otitis - Morbili - Tuberkulosis -

Parotitis - Operasi - Bronchitis -

Riwayat penyakit keluarga

- Terdapat riwayat merokok dari ayah pasien

- Pasien merupakan anak keempat dari empat bersaudara, ketiga kakak pasien tidak

pernah mengalami hal yang serupa.

- Tidak terdapat riwayat alergi obat-obatan dan makanan

Page 4: Presentasi Kasus GEA Nia

4

Riwayat kehamilan dan kelahiran

Antenatal :

Merupakan kehamilan yang diinginkan

Ibu menyangkal mengalami sakit yang serius selama hamil

Riwayat alcohol, jamu, dan obat disangkal

Ibu memeriksakan kehamilannya setiap bulan ke bidan

Riwayat Neonatal :

Pasien lahir section atas indikasi BSC + Steril

Nilai APGAR 9/10

BB lahir : 2330 gram

PB lahir : 44 cm

LK lahir : 34 cm

Di tolong oleh dokter obgyn RSUD Pasar Rebo

Riwayat tumbuh kembang

Usia Motorik kasar

Motorik Halus Bicara Sosial

4 bln

6 bln

Belajar Mengangkat

kepala

Mengangkat kepala dan

dapat tengkurap serta

berbalik sendiri

Berusaha meraih

benda bend

Memegang benda

kecil dengan ibu

jari dan telunjuk

Ingin

Tertawa atau

menjerit bila

diajak bermain

-

Bereaksi thd

suara

Bertepuk tangan

Takut terhadap

Page 5: Presentasi Kasus GEA Nia

5

9 bln

10 bln

Duduk dengan dibantu

-

mengeksplorasi

dan memasukkan

semua benda di

mulut

-

-

orang asing

-

Riwayat Makan

Pasien mendapat ASI, sejak usia 6 bulan diberikan asi dicampur dengan susu formula.

Buah dan bubur bayi merek nestle sudah diberikan sejak usia 6 bulan, nasi tim

diselingi dengan bubur bayi nestle pada usia 9 bulan. Nafsu makan pasien selalu

meningkat namun semenjak diare, nafsu makan pasien menurun. Pasien selalu minum

asi dicampur dengan susu formula 6 botol susu perhari, pasien makan 3 kali sehari

dengan nasi tim dan bubur bayi.

Kesan : Kualitas dan kuantitas makanan sampai saat ini masih normal.

Riwayat Imunisasi

Imunisasi di Puskesmas

0 Bulan : Hepatitis B 0

1 Bulan : Tidak mendapat BCG dan Polio 1

2 Bulan : DPT-HB-Hib 1, Polio 1

3 Bulan : DPT-HB-Hib 2, Polio 2

4 Bulan : Tidak mendapat imunisasi DPT-HB-Hib 3 dan Polio 3

9 Bulan : Tidak mendapat imunisasi Campak

Page 6: Presentasi Kasus GEA Nia

6

Riwayat Sosial Ekonomi

Sosial Ekonomi:

Jumlah penghasilan ayah Rp 3.500.000,- per bulan, untuk 6 orang anggota keluarga.

Lingkungan:

Pasien tinggal di cipayung, Jakarta Timur. Pasien tinggal dirumah kontrakan di

pinggir jalan protokol. Rumah tidak berdekatan dengan pabrik besar ataupun pusat

listrik bertegangan tinggi. Rumah berukuran kurang lebih 100 m2.

jarak antar rumah

tidak berdekatan, udara dan pencahayaan rumah cukup baik, sarana prasarana tempat

pembuangan sampah cukup baik.Di dalam rumah terdapat 1 ruangan keluarga, 2

kamar tidur, 1 kamar mandi, dan dapur. Sarana air bersih berasal dari pompa air tanah

dan listrik berasal dari PLN. Hubungan dengan tetangga cukup baik. Fasilitas

kesehatan yang terdekat yaitu bidan dalam radius 2 km.

D. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda Vital

• Frekuensi nadi : 96 x/menit, teratur, nadi kuat, isi cukup

• Frekuensi napas : 30 x/menit

• Suhu : 37,8 0 Celsius

• Tekanan darah : 100/80 mmHg

4. Kulit : Turgor baik, CRT < 2 detik

5. Kepala : rambut hitam merata, tidak mudah dicabut,

6. Mata : Palpebra mata terlihat cekung, Refleks cahaya (+/+),

pupil bulat isokor,

Conjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)

7. Leher : Dalam batas normal tidak terdapat pembesaran KGB

8. Telinga : Serumen (-)

9. Hidung : Nampak sekret pada rongga hidung

10. Tenggorok : T1-T1 tenang, faring hiperemis

11. Mulut : Merah, kering, mukosa bibir basah, sianosis tidak ada

12. Jantung

a. Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak

Page 7: Presentasi Kasus GEA Nia

7

b. Palpasi : Iktus kordis teraba di sela iga V midklavikula kiri

c. Perkusi :

i. Batas atas jantung di sela iga 3 garis sternal kiri

ii. Batas kanan jantung di sela iga 4 garis sternal kanan

iii. Batas kiri jantung di sela iga 4 garis midklavikula kiri

d. Auskultasi : Bunyi jantung I – II regular, tidak ada murmur, tidak ada

gallop

13. Paru

a. Inspeksi : Gerak simetris saat statis dan dinamis. Retraksi abdomen (-)

b. Palpasi : Fremitus, simetris kanan-kiri.

c. Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru.

d. Auskultasi : Suara nafas vesikuler, wheezing tidak ada, rhonki ada.

14. Abdomen

a. Inspeksi : Datar, tidak ada massa

b. Auskultasi : Bising usus positif normal

c. Palpasi : Supel, hepar tidak teraba, Lien tidak teraba.

Nyeri tekan (-). Bising usus dalam batas normal. Turgor baik.

d. Perkusi : Timpani pada seluruh abdomen

15. Ektremitas : Tidak ada edema, akral hangat, tidak ada deformitas.

16. Tanda rangsang meningeal

a. Kaku kuduk : Negatif

b. Brudzinki I : Negatif

c. Brudzinki II : Negatif

d. Kernig : Negatif

e. Lasque : Negatif

17. Status gizi

Klinis: edema -/-, tampak kurus -/-

Antropometris:

• Berat Badan (BB) : 8 kg

• Tinggi/Panjang Badan : 69 cm

• Lingkar kepala : 44 cm

• Lingkar lengan atas : 12 cm

Page 8: Presentasi Kasus GEA Nia

8

• BB/U : -3SD s/d -2 SD

• PB/U : -2SD s/d 2SD

• BB/PB : -1SD s/d 1SD

• BMI : 16,80

Kesan status gizi : gizi kurang dan pendek

E. Data Laboratorium

Hitung Jenis 27/06/15 Nilai Rujukan Satuan

Basofil 0 0-1 %

Eosinofil 0 L 1-3 %

Neutrofil Batang 0 L 3-6 %

Neutrofil Segmen 37 25-60 %

Limfosit 50 25-50 %

Monosit 9 H 1-6 %

LUC 4 <4 %

Elektrolit 25/06/15 Nilai Rujukan Satuan

Natrium 141 L 135-147 mmol/L

Kalium 3.5 3.5-5.0 mmol/L

Klorida 99 98-108 mmol/L

Hematologi 27/06/15 Nilai Rujukan Satuan

Hemoglobin 10.0 L 10.8-12.8 gr/dL

Hematokrit 31 L 35-43 %

Leukosit 15.15 5.50-15.50 10*3/uL

Eritrosit 5,0 3.6-5.2 Juta/uL

Trombosit 485 217-497 Ribu/uL

Page 9: Presentasi Kasus GEA Nia

9

F. Resume

- Pasien datang ke IGD RSUD Pasar Rebo dengan keluhan BAB cair (mencret) dengan

frekuensi kurang lebih 5 kali setiap hari sejak 1 hari SMRS, dengan konsistensi kotoran

cair berwarna kuning dengan sedikit ampas dan lendir. Jumlah kotoran yang mencapai

satu gelas air mineral atau bahkan lebih setiap harinya. Terdapat muntah berupa cairan

makanan sebanyak 2 kali . Terdapat demam yang naik turun sejak 3 hari SMRS. Demam

disertai dengan pilek dan batuk berdahak.

-

• Pemeriksaan Fisis

• Tanda vital dalam batas normal

• Ubun-ubun teraba tertutup

Makroskopis Hasil Nilai rujukan

Warna Kuning Coklat

Konsistensi Lembek Lembek

Lendir Negatif Negatif

Pus Negatif Negatif

Darah Negatif Negatif

Mikroskopik

Amoeba Tidak ditemukan Negatif

Lemak Positif Negatif

Serat otot Negatif Negatif

Serat tumbuhan Negatif Negatif

Amilum Negatif Negatif

Leukosit 1-2 0-1

Eritrosit 1-2 0-1

Jamur Spora +, hifa pendek +

Telur Cacing Tidak ditemukan Negatif

Lain-lain Negatif

Page 10: Presentasi Kasus GEA Nia

10

• Pada pemeriksaan fisik paru, dalam batas normal

• Pada pemeriksaan fisik abdomen, abdomen teraba supel dengan bising usus

meningkat serta turgor baik.

• Pemeriksaan Penunjang

• Pada pemeriksaan laboratorium analisa gas darah tanggal 27/06/2015

didapatkan HB 10.0. Pada pemeriksaan elektrolit didapatkan hiponatremia

(141 mEq/L)

• Pada analisa tinja didapatkan adanya spora jamur dan hifa pendek

G. Diagnosis Kerja

• Diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang

H. Penatalaksanaan

A. Non Medikamentosa

- Rawat inap

- Tirah baring

B. Medikamentosa Untuk Diare dan dehidrasi

- Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru :

75 ml/Kgbb dalam 3 jam = 750 ml/ 3 jam = 250 cc per jam (per oral)

- Rehidrasi parenteral

Menggunakan IVFD KAEN 3B atau ringer laktat atau NaCl

= 175 ml/kgBB/hari = 1750 ml/ hari

I kolf = 500 ml berarti butuh 4 kolf. Pemberian diberikan tiap 6 jam.

Kecepatan tetesan infus : 1750 x 60 = 105000 = 73 tpm (loading)

24 x 60 1440

- Zink diberikan selama 10 hari berturut-turut : Zinc 20mg/ hari

- Probiotik : Lacto B = 2 x 1 (per oral)

- Paracetamol 10-15 mg/KgBB/ kali (max: 100mg/kg/hari) 3 x 100mg bila perlu.

Page 11: Presentasi Kasus GEA Nia

11

C. Edukasi :

- Jangan memberikan ASI bila anak sedang sesak, takut terjadi aspirasi.

- Mencuci tangan dengan sabun sehabis buang air besar dan sebelum makan

- Membuang tinja bayi dengan benar

- Menyediakan air minum yang bersih dan selalu memasak makanan.

- Memberikan edukasi untuk pemberian oralit di rumah

- Kembali ke pusat kesehatan bila demam, tinja berdarah, diare berulang, makan atau

minum sedikit, sangat haus, belum membaik dalam 3 hari.

I. Prognosis

• Quo ad vitam : ad bonam

• Quo ad functionam : ad bonam

• Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Page 12: Presentasi Kasus GEA Nia

12

J. Follow Up

Pemeriksaan Tanggal

25 juni 2015 26 juni 2015 27 juni 2015 28 juni 2015 29 juni 2015

S

Keluhan

Demam (-)

Makan dan

minum (+)

BAB cair

kuning dan

berlendir

sebanyak 5

kali

BAK lancar

Batuk +,

dahak sulit

dikeluarkan

Sesak napas

(+)

Demam

(+) naik

turun

Batuk +

dahak

masih sulit

dikeluarka

n

BAB sudah

banyak

dan cair

sebanyak

3 kali

Demam (-)

Batuk

berdahak

(+) sulit

dikeluarkan

muntah (-)

BAB sudah

banyak dan

Cair

sebanyak 3

kali.

Sesak

napas (-)

Demam (-)

Batuk

berdahak (+)

sulit

dikeluarkan

muntah (-)

BAB sudah

banyak dan

Tidak Cair

sebanyak 5

kali.

Sesak napas

(-)

Demam (-)

Batuk

berdahak (+)

sulit

dikeluarkan

muntah (-)

BAB sudah

banyak dan

Tidak Cair

sebanyak 2

kali.

Sesak napas

(-)

O

Keadaan

umum

Kesadaran

Tanda vital

▪ tampak sakit

sedang

▪ Compos mentis

TD=100/60

mmHg

Nadi = 120x

/menit

RR = 46 x /menit

Suhu = 37,8 ºC

▪tampak sakit

sedang

▪Compos

mentis

TD=100/60mm

Hg

Nadi =100x

/menit

RR = 30 x

/menit

Suhu = 38,5 ºC

▪tampak sakit

ringan

▪ Compos mentis

TD = 100/60

mmHg

Nadi = 120x

/menit

RR = 28x

/menit

Suhu = 36ºC

Baik

Compos mentis

TD = 100/60

mmHg

Nadi = 120x

/menit

RR = 28x

/menit

Suhu = 36ºC

Baik

Compos mentis

TD = 100/60

mmHg

Nadi = 120x

/menit

RR = 28x

/menit

Suhu = 36ºC

Page 13: Presentasi Kasus GEA Nia

13

Kepala

Mata

Leher

Paru

Jantung

Abdomen

Extremitas

▪ Normocephali

▪ CA -/- , SI -/-

▪ KGB ≠

membesar

▪ Suara napas

vesikuler

Rh +/+, Wh -/-

▪ S1S2 reguler

Murmur (-)

Gallop (-)

▪ Datar, Supel

BU(+)

meningkat , NT(-)

▪ Akral hangat

Sianosis (-)

▪Normocephali

▪ CA -/- , SI -/-

▪ KGB ≠

membesar

▪ Suara napas

vesikuler

Rh -/-, Wh -/-

▪ S1S2 reguler

Murmur (-)

Gallop (-)

▪ Datar, Supel

BU(+)N, NT(-)

▪ Akral hangat

Sianosis (-)

▪ Normocephali

▪ CA -/- , SI -/-

▪ KGB ≠

membesar

▪ Suara napas

vesikuler

Rh -/-, Wh -/-

▪ S1S2 reguler

Murmur (-)

Gallop (-)

▪ Datar, Supel

BU(+)N, NT(-)

▪ Akral hangat

Sianosis (-)

▪ Normocephali

▪ CA -/- , SI -/-

▪ KGB ≠

membesar

▪ Suara napas

vesikuler

Rh -/-, Wh -/-

▪ S1S2 reguler

Murmur (-)

Gallop (-)

▪ Datar, Supel

BU(+)N, NT(-)

▪ Akral hangat

Sianosis (-)

▪ Normocephali

▪ CA -/- , SI -/-

▪ KGB ≠

membesar

▪ Suara napas

vesikuler

Rh -/-, Wh -/-

▪ S1S2 reguler

Murmur (-)

Gallop (-)

▪ Datar, Supel

BU(+)N, NT(-)

▪ Akral hangat

Sianosis (-)

Page 14: Presentasi Kasus GEA Nia

14

A

Diagnosa

Diare akut

dengan dehidrasi

ringan sedang

Diare akut

dengan

dehidrasi

ringan sedang

Diare akut

dengan

dehidrasi ringan

sedang

Diare akut

dengan dehidrasi

ringan sedang

dengan

perbaikan

Diare akut

dengan dehidrasi

ringan sedang

dengan

perbaikan

Page 15: Presentasi Kasus GEA Nia

15

TINJAUAN PUSTAKA

GASTROENTERITIS PADA ANAK

I. Pendahuluan

Diare adalah penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara

berkembang. Sekitar 80 % kematian yang berhubungan diare terjadi pada 2 tahun pertama

kehidupan. Penyebab utama diare adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan

elektrolit melalui tinjanya. Penyebab kematian lain yang penting adalah disentri, kekurangan

gizi dan infeksi yang serius seperti pneumonia. Menurut laporan departement kesehatan di

indonesia setiap anak mengalami diare 1,6 -2 kali setahun. Dari hasil study morbiditas oleh

departenet kesehatan di 8 propinsi pada tahun 1989, 1990, dan 1995 berturut-turut morbiditas

diare menunjukan 78,5 %, 103 %, 100%.

Diare adalah penyebab penting kekurangan gizi . ini di sebabkan karena adanya

anoreksi pada diare sehingga ia makan lebih sedikit dari pada biasabya dan kemampuan

menyerap sari-sari makanan juga berkurang. Padahal kebutuhan sari makanan meningkat

akibat adri adanya infeksi. Setiap episode diare akan menyebabkan kekurangan gizi sehingga

jika episode ini berkepanjangan, dampaknya terhadap pertumbuhan akan meningkat.

Penyakit diare juga berdampak pada status ekonomi negara berkembang. Di beberapa negara,

lebih dari sepertiga tempat tidur anak di rumah sakit di huni oleh anak penderita diare.

Penderita ini sering di obati dengan cairan intravenayang mahal dan obat-obatan yang tidak

efective.

Untungnya pada saat ini sudah tersedia cara pengobatan yang mudah dan efective yang

dapat menurunkan secara bermakna jumlah kematian diare pada sebagian besar kasus,

sehingga penderita tidak perlu di rawat di rumah sakit dan serta mencegah efek buruk dari

diare pada status gizi anak. Upaya pencegahan diare juga dapar di turunkan sehingga dapat

menurunkan angka kesakitan dan beratnya episode diare. Di Indonesia sejak upaya

pembentukan KPD ( kegiatan pendidikan diare) antara lain dengan pojok URO (Usaha

Rehidrasi Oral ). Di rumah sakit pendidikan, yang dilanjutkan dengan kegiatan PMPD

(Pendididkan Medik Pemberantasan Diare) , jumlah kasus diare yang di rawat di bangsal

anak semakin berkurang secara nyata. 4

II. Definisi

Menurut WHO (1998) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali

sehari

Diare didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang BAB-nya (buang air

besar) ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan

bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya, lazimnya 3 kali atau lebih dalam satu hari

(DINKES, 2006).

Page 16: Presentasi Kasus GEA Nia

16

Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi

tinja yang lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya; dan berlangsung dalam

waktu kurang dari 7 hari.

Jenis - jenis diare secara klinik di bedakan tiga (3) yang masig-masing mencerminkan

pathogenesis yang berbeda dan memerlukan pendekatan yang berlainan dalam

pengobatannya.

Diare cair akut adalah diare yang terjadi secara akut dan berlangsung kurang dari 7

hari dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering tanpa darah. Mungkin disertai

muntah atau panas. Diare cair akut dapat menyebabkan dehidrasi dan bila masukan makanan

berkurang, juga mengakibatkan kurang gizi. Kematian terjadi karena diare. Peyebab diare

cair akut di Negara berkembang adalah : Eschericia coli enterotoxogenik, Shigella,

Campylobacter Jejuni, dan Crystoporidium . di beberapa tempat Vibrio cholera, Salmonella,

dan E.coli enteropatogenik.

Diare melanjut adalah diare yang yang berlangsung antara 7 sampai 14 hari.

Diare Persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Episode ini dapat di

mulai sebagai diare cair atau disentri. penyebab diare pada diare persisiten E.coli, Shigella,

dan Criptosporidium.

Diare kronik adalah diare yang diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dan bukan

disebabkan oleh non bakterial seperti penyakit sensitive terhadap glutein dan gangguan

metabolism yang menurun. 1,2

Disentri adalah diare yang disertai darah pada tinja. Akibat terpenting disentri adalah

anoreksi , penurunan berat badan dengan cepat , dan kerusakan mukosa usus karena bakteri

invasi. Penyebab utama disentri adalah Shigella, dan Campilobacter jejuni. Yang jarang

adalah E.coli enteroinvasiv atau Salmonella. Entamoeba Histolytica dapat menyebabkan

disentri yang serius pada orang dewasa muda tapi jarang pada anak-anak.

III. Epidemiologi

Pada tahun 1995, diare akut karena infeksi sebagai penyebab kematian pada lebih dari 3

juta penduduk dunia. Kematian karena diare akut dinegara berkembang terjadi terutama pada

anak-anak berusia kurang dari 5 tahun

Hasil survei pada 2006 menunjukkan bahwa kejadian diare di Indonesia adalah 423 dari

tiap 1.000 orang, dan terjadi 1-2 kali per tahun pada anak-anak berusia di bawah 5 tahun.

Pada 2001, angka kematian rata-rata yang diakibatkan diare adalah 23 di tiap 100.000 orang

penduduk, sedangkan angka yang lebih tinggi terjadi pada kelompok anak berusia di bawah 5

tahun, yaitu 75 per 100.000 orang. Sementara kematian anak berusia di bawah tiga tahun

akibat diare adalah 19 persen, dengan kata lain sekitar 100.000 anak meninggal dunia tiap

tahunnya akibat diare.4

Page 17: Presentasi Kasus GEA Nia

17

1. Penyebaran Kuman yang menyebabkan diare

Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui

makanan/minuna yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita.

Beberapa perilaku dapat menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan

risiko terjadinya diare perilaku tersebut antara lain :

a) Tidak memberikan ASI ( Air Susi Ibu ) secara penuh 4-6 bulan pada pertama

kehidupan pada bayi yang tidak diberi ASI risiko untuk menderita diare lebih besar

dari pada bayi yang diberi AsI penuh dan kemungkinan menderita dehidrasi berat

juga lebih besar.

b) Menggunakan botol susu , penggunakan botol ini memudahkan pencernakan oleh

Kuman , karena botol susah dibersihkan

c) Menyimpan makanan masak pada suhu kamar. Bila makanan disimpan beberapa jam

pada suhu kamar makanan akan tercemar dan kuman akan berkembang biak,

d) Menggunakan air minum yang tercemar . Air mungkin sudah tercemar dari

sumbernya atau pada saat disimpan di rumah, Perncemaran dirumah dapat terjadi

kalau tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan tercemar menyentuh

air pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan.

e) Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja anak

atau sebelum makan dan menyuapi anak,

f) Tidak membuang tinja ( termasuk tinja bayi ) dengan benar Sering beranggapan

bahwa tinja bayi tidaklah berbahaya padahal sesungguhnya mengandung virus atau

bakteri dalam jumlah besar sementara itu tinja binatang dapat menyebabkan infeksi

pada manusia.

2. Faktor penjamu yang meningkatkan kerentanan terhadap diare

Beberapa faktor pada penjamu dapat meningkatkan insiden beberapa penyakit

dan lamanya diare. Faktor-faktor tersebut adalah :

a) Tidak memberikan ASI sampai 2 Tahun. ASI mengandung antibodi yang dapat

melindungi kita terhadap berbagai kuman penyebab diare seperti : Shigella dan v

cholerae

b) Kurang gizi beratnya Penyakit , lama dan risiko kematian karena diare meningkat

pada anak-anak yang menderita gangguan gizi terutama pada penderita gizi buruk.

c) Campak, diare dan disentri sering terjadi dan berakibat berat pada anak-anak yang

sedang menderita campak dalam waktu 4 minggu terakhir hal ini sebagai akibat

dari penurunan kekebalan tubuh penderita.

d) Imunodefesiensi /Imunosupresi. Keadaan ini mungkin hanya berlangsung

sementara, misalnya sesudah infeksi virus ( seperti campak ) natau mungkin yang

Page 18: Presentasi Kasus GEA Nia

18

berlangsung lama seperti pada penderita AIDS ( Automune Deficiensy Syndrome )

pada anak imunosupresi berat, diare dapat terjadi karena kuman yang tidak parogen

dan mungkin juga berlangsung lama.

3. Faktor lingkungan dan perilaku :

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan dua faktor

yang dominan, yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja kedua factor ini akan

berinteraksi bersamadengan perilaku manusia Apabila faktor lingkungan tidak sehat

karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat

pula. Yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian penyakit

diare. 2

IV. Etiologi

Faktor infeksi

a. Infeksi enteral (infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab

utama diare)

i. Infeksi bakteri : vibrio, E. coli, salmonela, shigella, campylobacter, yersinia,

aeromonas, dan sebagainya

ii. Infeksi virus : enterovirus, adenovirus, rotavirus, astrovirus, daii lain-lain

iii. Infeksi parasite : cacing (ascaris), protozoa (entamoeba histolytica, giardia

lamblia, tricomonas hominis dan jamur (candida albicans)

b. Infeksi parenteral (infeksi diluar alat pencernaan) seperti: OMA (Otitis Media

Akut), tonsilitis, tonsilofaringitis, brankopneumoma, ensefalitis, dan sebagainya

(sering terjadi pada bayi dan umur dibawah 2 tahun)

Faktor Malabsorpsi

Malabsorbsi karbohidrat

Disakarida ; intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa

Monosakarida: intoleransi glukosa, fruktosadan galaktosa

Molabsorbsi lemak

Molabsorbsi protein

Faktor makanan

Makanan beracun

Alergi terhadap makanan

Lain-lain

Imunodefisiensi

Gangguan psikologis (cemas dan takut)

Faktor-faktor langsung:

o KEP (Kurang Energi Protein)

o Kesehatan pribadi dan lingkungan

o Sosioekonomi 2,5

Page 19: Presentasi Kasus GEA Nia

19

V. Patofisiologi

Diare adalah kehilangan banyak cairan elektrolit melalui tinja. Bayi kecil mengeluarkan

tinja kira-kira 5g /kgbb/hari. Jumlah ini meningkat 200 gr /kgbb/ hari pada orang dewasa.

Penyerapan air terbanyak terjadi di usus, kolon memekatkan isi usus pada keadaan pada

keadaan osmotik tinggi.kelainan yang menggangu usus cenderung menyebabkan diare yang

lebih banyak. Sedangkan kelainan yang terjadi di kolon cenderung menyebabkan diare yang

lebih sedikit. Disentri dengan volume sedikit dan sering , tenesmus, rasa ingin buang air

besar, dan tinja betrdarah adalah gejala utama kolitis.

Dasar semua diare adalah gangguan transportasi larutan usus, perpindahan air melalui

membran usus berlangsung secara pasif dan ini di tentukan oleh aliran larutan secara aktif

maupun pasif terutama natrium dan klorida dan glukosa. Patomekanisme diare kebanyakan

dapat di jelaskan dari kelainan sekretorik, osmotik, motilitas, kombinasi dari hal tersebut.

Ada 3 prinsip mekanisme terjadinya diare cair sekretorik dan osmotik. Infeksi usus dapat

menyebabkan diare dengan 3 mekanisme tersebut. Diare sekretori lebih sering terjadi dan

keduanya dapat terjadi pada satu pasien .

Gangguan sekretorik disebabkan oleh sekresi air dan elektrolit kedalam usus halus.

Hal ini terjadi bila absorbsi natrium oleh villi gagal sedangkan sekresi klorida oleh sel epitel

berlangsung terus atau meningkat. Hasil akhirnya adalah sekresi cairan yang mengakibatkan

kehilangan cairan dan elektrolit dari tubuh sebagai tinja cair. Hali ini menyebabkan terjadinya

dehidrasi. Pada infeksi perubahan ini terjadi karena adanya rangsangan pada mukosa usus

oleh toxin bakteri seperti toxin Eschericia coli dan Vibrio colera atau rotavirus

Gangguan osmotik , mukosa usus halus adalah epitel berpori, yang dapat dilewati

air dan elektrolit dengan cepat untuk mempertahankan tekanan osmotik antara isi usus

dengan cairan ekstrasellular. Dalam keadaaan ini diare dapat terjadi apabila suatu bahan yang

secara osmotik aktif dan tidak dapat diserap. Jika bahan semacam itu berupa larutan isotonik,

air, dan bahan yang larut didalamnya akan lewat tanpa diabsorsi sehingga terjadilah diare .

Gangguan motilitas usus, hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya

kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare- Sebaliknya bila peristaltik

usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare

pula.1,2

Sebagai akibat diare akan terjadi:

1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan

keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia)

2. Gangguan gizi bisa mengakibatkan penurunan berat badan dalam waktu yang singkat

oleh karena makanan sering dihentikan oleh orangtua karena takut diare/muntah

bertambah hebat. Walaupun susu diteruskan sering diencerkan dalam waktu yang

lama. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorpsi dengan baik

karena adanya hiperperistaltik

Page 20: Presentasi Kasus GEA Nia

20

3. Gangguan sirkulasi darah akibat diare dengan/tanpa muntah-muntah dapat terjadi

syok hipovolemik. Hal ini menyebabkan perfusi jaringan berkurang dan dapat

menyebabkan hipoksi.2

VI. Manifestasi Klinis

Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh naik, nafsu makan berkurang kemudian

timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan darah Daerah anus dan sekitarnya timbul luka

lecet karena sering deflkasi dan tinja yang asam akibat laktosa yang tidak diabsorbsi usus

selama diare. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan

karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.

Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa pergantian yang memadai gejala dehidrasi

mulai tampak yaitu : BB turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun cekung (bayi),

selaput lender bibir dan mulut, serta kulit kering. Bila diare terus berlanjut, akan terjadi

renjatan hypovolemik dengan gejala takikardi, denyut jantung menjadi cepat, nadi lemah dan

tidak teraba, tekanan daran turun, pasien tampak lemah dan kesadaran menurun, karena

kurang cairan, deuresis berkurang (oliguria-anuria). Bila terjadi asidosis metabolik pasien

akan tampak pucat, nafas cepat dan dalam (pernafasan kusmaul) 2,4

VII. Derajat Dehidrasi

Derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan :

Kehilangan BB

1. Dehidrasi ringan ; menurun BB 0 - 5%

2. Dehidrasi sedang : menurun BB 5 - 10%

3. Dehidrasi berat : menurun BB > 10%

PENILAIAN A B C

Lihat

Keadaan Umum Baik, sadar *Gelisah, rewel *Lesu,lunglai, tidak

sadar

Mata Normal Cekung Sangat cekung

Air Mata Ada Tidak ada Tidak ada

Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering

Rasa Haus Minum Biasa, Tidak

haus

*Haus ingin minum

banyak

*Malas minum atau

tidak bias minum

Periksa Turgor

Kulit

Kembali cepat *Kembali lambat *Kembali sangat

lambat

Page 21: Presentasi Kasus GEA Nia

21

Derajat Dehidrasi TANPA

DEHIDRASI

DEHIDRASI

RINGAN SEDANG

Bila ada 1 tanda* +

1 atau lebih tanda

lain

DEHIDRASI

BERAT

Bila ada 1 tanda* + 1

atau lebih tanda lain

Terapi Rencana Terapi A Rencana terapi B Rencana C

VIII. Pemeriksaan Penunjang

Feses makroskopik (warna, konsistensi, darah(-/+), lendir (-/+) )

Mikrokopik (leukosit, kista, telur cacing, )

Darah (darah rutin, GDS, elektrolit.) 5

IX. Diagnosis banding

Diare Akut

Diare Persisten

Diare Kronik

Disentri

X. Kriteria Diagnosis

Anamnesis

Buang air besar lebih cair/ encer dari biasanya, frekuensi > 3 x / hari

Dapat disertai darah (disentri)

Dapat terjadi muntah , nyeri perut atau panas

Pemeriksaan fisik

Tanda dan gejala tanpa dehidrasi atau,

Tanda dan gejala dehidrasi ringan sedang atau,

Tanda dan gejala dehidrasi berat dengan atau tanpa syok

Dapat disertai atau tidak tanda dan gejala gangguan keseimbangan elektrolit dan

atau gangguan keseimbangan asam basa.

Laboratorium

Feses : dapat disertai darah atau lender

PH asam diare osmotic

Leukosit > 5 / LPB - disentri

ELISA (bila memungkinkan untuk etiologi virus)

Darah : Dapat terjadi gangguan elektrolit dan gangguan asam basa. 5

Page 22: Presentasi Kasus GEA Nia

22

XI. Komplikasi

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat)

2. Hipovolemik

3. Hipokalemia dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, takikardia

4. Hipoglikemi

5. Kejang, yang biasanya disebabkan oleh hipogloikemik, hiponatremi,

hipernatremia.

6. Malnutrisi energi protein (muntah dan mual bila lama/ kronik) 2

XII. Tatalaksana

a. Mencegah terjadinya dehidrasi

Mencegah terjadinya dehidasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan

memberikan minum lebih banyak dengan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti

air tajin , kuah sayur, air sup. Bila tidak mungkin memberikan cairan rumah tangga

yang dianjukan , berikan air matang.

Macam Cairan yang dapat digunakan akan tergantung pada :

Kebiasaan setempat dalam mengobati diare

Tersedianya cairan sari makanan yang cocok

Jangkauan pelayanan Kesehatan

Tersedianya oralit

b. Mengobati dehidrasi

Bila terjadi dehidrasi (terutama pada anak), penderita harus segera dibawa ke

petugas atau sarana kesehatan untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat,

yaitu dengan oralit. Bila terjadi dehidrasi berat, penderita harus segera diberikan

cairan intravena dengan ringer laktat sebelum dilanjutkan terapi oral

c. Memberi makanan

Berikan makanan selama diare untuk memberikan gizi pada penderita

terutama pada anak tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan.

Berikan cairan termasuk oralit dan makanan sesuai yang dianjurkan. Anak yang masih

mimun ASI harus lebih sering diberi ASI. Anak yang minum susu formula diberikan

lebih sering dari biasanya. Anak Usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah

mendapat makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna sedikit

sedikit tetapi sering Setelah diare berhenti pemberian makanan ekstra diteruskan

selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan anak.

d. Mengobati masalah lain

Apabila diketemukan penderita diare disertai dengan penyakit lain, maka

diberikan pengobatan sesuai indikasi, dengan tetap mengutamakan rehidrasi. Tidak

ada Obat yang aman dan efektif untuk menghentikan diare.2

Page 23: Presentasi Kasus GEA Nia

23

Tentukan Derajat Dehidrasi

RENCANA TERAPI A

UNTUK MENGOBATI DIARE DIRUMAH

PENDERITA DIARE TANPA DEHIDRASI

1. Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi

Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan, seperti larutan oralit,makanan

yang cair (seperti sup, air tajin ) dan kalau tidak ada air matang. Gunakan larutan

oralit untuk anak seperti dijelaskan dalam kotak dibawah (catatan jika anak berusia

kurang dari 6 bulan dan belum makan makanan padat lebih baik diberi oralit dan air

matang dari pada makanan yang cair ). Berikan larutan ini sebanyak anak mau,

berikan jumlah larutan oralit seperti dibawah. Teruskan pemberian larutan ini hingga

diare berhenti 5

2. Beri anak makan untuk mencegah kurang gizi

untuk anak kurang dari 6 bulan dan belum mendapat makanan padat , dapat diberikan

susu,

Bila anak 6 bulan atau lebih atau telah mendapat makanan padat:

o Berikan bubur bila mungkin dicampur dengan kacanf-kacangan, sayur,

daging atau ikan , tambahkan 1 atau 2 sendok teh minyak sayur tiap porsi

o Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menanbahkan kalium

o Berikan makanan yang segar masak dan haluskan atau tumbuk makanan

dengan baik

o Bujuk anak untuk makan , berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari

o Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan diberikan porsi

makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu

3. Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari

atau menderita sebagai berikut :

Buang Air besar cair lebih sering

Muntah berulang-ulang

Rasa haus yang nyata

Makan atau Minum sedikit

Demam

Tinja berdarah 5

GUNAKAN CARA INI UNTUK MENGAJARI IBU :

Teruskan mengobati anak diare dirumah

Berikan terapi awal bila terkena diare lagi

Page 24: Presentasi Kasus GEA Nia

24

Usia Jumlah Oralit yang diberikan

tiap BAB (ml)

Jumlah Oralit yang di sediakan

di rumah ((ml/hari)

<1 50 – 100 400 (2 bungkus)

1 – 4 100-200 600-800 (3-4 bungkus)

> 5 200-300 800- 1.000 (4-5 bungkus)

Dewasa 300-400 1.200- 2600

Tunjukan kepada ibu cara mencampur oralit

Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk usia < 2 tahun

Berikanlah beberapa gelas untuk anak yang lebih tua

Bila anak muntah tunggulah 20 menit. Kemudian berikan caiaran lain untuk

mendapatkankan tambahan oralit.

Komposisi Formula WHO (200 ml)

Na Klorida (garam ) : 0,7 g

Glukosa : 4 g

Atau

Sukrosa (gula biasa) : 8 g

Trisodium sitrat dihidrat :0,5 g

K Klorida : 0,3 g

Page 25: Presentasi Kasus GEA Nia

25

RENCANA TERAPI B

UNTUK TERAPI DEHIDRASI RINGAN/SEDANG

Setelah 3-4 jam nilai kembali anak menggunakan bagan penilaian kemudian pilih

rencana terapi a , b atau c untuk melanjutkan terapi

Bila tidak ada dehidrasi , ganti ke rencana terapi A, Bila dehidras telah hilang anak

biasanya kemudian mengantuk dan tidur

Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/ sedang ulang Rencana terapi B , tetapi

tawarkan makanan susu dan sari buah seperti rencana terapi A

Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat ganti dengan rencana terapi C

Bila ibu harus pulang sebelum selesai rencana terapi B

Tunjukkan jumlah orait yang harus dihabiskan dalam terapi 3 jam di rumah

Berikan oralit untuk rehidrasi selama 2 hari lagi seperti dijelaskan dalam rencana terapi A

Tunjukkan cara melarutkan oralit

Jelaskan 3 cara dalam rencana terapi A untuk mengobati anak dirumah

Memberikan oralit atau cairanlain hingga diare berhenti

Memberi makan anak sebagaimana biasanya

Membawa anak ke petugas kesehatan. 5

JUMLAH ORALIT YANG DIBERIKAN DALAM 3 JAM PERTAMA

ORALIT yang diberikan dihitung dengan mengalikan berat badan

penderita ( kg ) dengan 75 ml

Bila berat badan anak tidak diketahui dan atau untuk memudahkan di lapangan berikan oralit

sesuai tabel dibawah ini

Umur Umur < 1 Tahun 1 – 4 Tahun > 5 Tahun Dewasa

Jumlah oralit 300 ml 600 ml 1200 ml 2400 ml

Bila anak menginginkan lebih banyak oralit berikanlah

Bujuk ibu untuk meneruskan ASI

Untuk bayi dibawah 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga 100 200 ml air masak

selama masa ini

Page 26: Presentasi Kasus GEA Nia

26

RENCANA TERAPI C

UNTUK DEHIDRASI BERAT

XIII. Tatalaksana Nutrisi Pada Diare

Perlu bimbingan ibu-ibu untuk tentang cara pemberian cara pemberian makanan yang

aik pada anak, mengajari pentingnya meneruskan pemberian makanan penuh selama diare

dan membantu usaha mereka untuk mengikuti anjuran ini. Empat kunci utama tatalaksana

gizi diare yang benar:

Menilai status gizi

Memberi makanan yang tepat pada saat episode diare

Memberi makanan yang tepat pada waktu penyembuhan dengan tindak lanjutnya.

Komunikasi yang efektif tentang anjuran diet kepada ibu.

Pemberian ASI selama diare tidak boleh di kurangi atau di hentikan tetapi

diperbolehkan sesering atau selama anak menginginkannya. ASI harus di berikan untuk

menambah larutan oralit. Susu sapi atau formula yang biasa di terima bila timbul

dehidrasi maka pemberian susu harus di hentikan selama rehidrasi untuk 4-6 jam dan

kemudian dilanjutkan lagi. Makanan lunak bila anak berumur 4 bulan atau lebih sudah

bisa menerima makanan lunak, makanan ini harus di teruskan. Bayi umur 6 bulan atau

lebih harus mulai di berikan makanan lunak bila belum pernah di beri. Bila timbul

dehidrasi makanan ini harus di hentikan 4 – 6 jam untuk rehidrasi untuk kemudian di

lanjutkan lagi. Paling tidak separuh makanan diet harus berasal dari makanan porsi kecil

tetapi sering (6 kali atau lebih) dan mereka harus di bujuk untuk makan.

Mulai diberikan cairan IV bila penderita bisa minum segera berikan oralit. Sewaktu

cairan IV di mulai beri 100 ml/kgBB

Umur Pemberian 30

ml/kgBB (jam )

Pemberian 70 ml / kgBB

(jam)

< 1 tahun 1 jam 5 jam

1 tahun ½ jam 2 ½ jam

Di ulangi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba

Nilai lagi penderita 1-2 jam bila nadi belum teraba percepat tetesan intravena

Berikan oralit 5ml/kgBB. Kemudian nilai kembali. Dan pilih rencana terapi yang

sesuai.

Page 27: Presentasi Kasus GEA Nia

27

Banyak literatur yang menyebutkan bahwa probiotik memberikan kebaikan dalam

penanganan diare akut pada bayi. Probiotik dengan pemberian dua kali sehari selama 5

hari dipercaya terbukti memberikan kebaikan dalam mengurangi frekuensi, serta durasi

penyakit diare. Probiotik dipercaya dapat mengurangi lama waktu kesakitan, dengan

meningkatkan respon imun, memperbaiki mukosa usus, sebagai substansi penting dalam

antimikroba dan menyeimbangan jumlah mikroba diusus. Angka penguranga dari

frekuensi defekasi secara drastis dalam <3 hari terdapat pada kelompok yang

memeperoleh probiotik dengan kelompok kontrol. Konsistensi faeces yang lebih padat

dan durasi yang lebih pendek pada kelompok probiotik. Rata-rata lama durasi diare juga

mengalami hasil yang signifikan pada kelompok probiotik.5,8

XIV. Pencegahan

Air minum yang bersih dari sumber air yang terjaga kebersihannya dan dimasak.

Pengelolaan makanan yang dimasak dengan baik, untuk menghindari kontaminasi. Cuci tangan

dengan sabun setelah buang air besar, sebelum makan dan sebelum menyiapkan makanan.

Buang cepat tinja dengan cara memasukannya kedalam jamban atau menguburkan. Berikan

hanya ASI selama 4-6 bulan pertama, teruskan pemberian ASI paling sedikit 1 tahun pertama.

Berikan makanan sapihan yang bersih dan bergizi mulai usia 4-6 bulan. Anak usia > 9 bulan

yang tidak menderita campak untuk imunisasi campak. 4

Page 28: Presentasi Kasus GEA Nia

28

DAFTAR PUSTAKA

1 Behrman, Kliagman: Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Vol2 Jakarta 2000

2 Budiarso, Aswita.dkk. Pendidikan Medik Pembatasan Diare Buku Ajar Diare Pegangan

Mahasiswa . Jakarta: Departement Kesehatan R.I PPM & PLP. 1999

3 Data Direktorat Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan. Selasa, 25 Maret

2008. www.kompas.com

4 Depatemen Kesehatan. Diare Pada Anak . Kamis, 31 desember. 2006. www.depkes.go.id

5 Ganna, Herry. Melinda, Heda. Ilmu Kesehatan Anak Pedoman Diagnosis dan Terapi. Edisi

3. Bandung : 2005

6 Gsianturi. Probiotik dan Prebiotik untuk Kesehatan. Senin , 28 Januari, 2002.

www.gizinet.com

7 Rampengan TH, Laurentz IR.. Penyakit infeksi tropik pada anak. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC 1993

8 Putra, Sanjaya. Suraatmaja, Sudaryat. Dkk. Effect of probiotics supplementation on acute

diarrhea in infants: a randomized double blind clinical trial. Paediatrica Indonesiana,

Vol. 47, No. 4, July 2007