Laporan Pendahuluan Gea

22
Page | 1 LAPORAN PENDAHULUAN I. KONSEP MEDIS A. Defenisi Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam- macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong’s,1995). Gastroenteritis adalah inflamasi pada lapisan membran gastrointestinal disebabkan oleh berbagai varian entero pathogen yang luas yaitu bacteria, virus dan parasit. Manifestasi klinis utama yautu diare dan muntah yang menentukan jenis terapi (Smeltzer, 2002). Gastroenteritis yang juga disebut sebagai diare pelancong dan keracunan makanan merupakan gangguan yang bersifat self-lemiting (bisa sembuh tanpa banyak intervensi) dan ditandai dengan diare, mual, muntah dan krama abdominal (Williams. L , 2008). B. Etiologi Menurut williams (2008), penyebab dari gastroenteritis akut yaitu: 1. Amoeba: terutama Entamoeba histolystica 2. Bakteri : menyebabkan keracunan makanan akut yaitu: staphylococcus aureus, Salmonella Shigela, Clostridium botulinum, Escherichia coli, Clostridium perfringens 3. Reaksi obat: antibiotik 4. Defesiensi enzim 5. Alergen makanan Hartina 70300111030 UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Transcript of Laporan Pendahuluan Gea

Page 1: Laporan Pendahuluan Gea

P a g e | 1

LAPORAN PENDAHULUAN

I. KONSEP MEDIS

A. Defenisi

Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan

oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley &

Wong’s,1995).

Gastroenteritis adalah inflamasi pada lapisan membran gastrointestinal

disebabkan oleh berbagai varian entero pathogen yang luas yaitu bacteria, virus

dan parasit. Manifestasi klinis utama yautu diare dan muntah yang menentukan

jenis terapi (Smeltzer, 2002).

Gastroenteritis yang juga disebut sebagai diare pelancong dan keracunan

makanan merupakan gangguan yang bersifat self-lemiting (bisa sembuh tanpa

banyak intervensi) dan ditandai dengan diare, mual, muntah dan krama abdominal

(Williams. L , 2008).

B. Etiologi

Menurut williams (2008), penyebab dari gastroenteritis akut yaitu:

1. Amoeba: terutama Entamoeba histolystica

2. Bakteri : menyebabkan keracunan makanan akut yaitu: staphylococcus

aureus, Salmonella Shigela, Clostridium botulinum, Escherichia coli,

Clostridium perfringens

3. Reaksi obat: antibiotik

4. Defesiensi enzim

5. Alergen makanan

6. Tercernanya toksin: tumbuhan atau jamur payung (cendawan)

7. Parasit : Ascaris, Enterobius, Trichinella spiralis

8. Virus : adenovirus, echovirus, norovirus, atau coxsackievirus.

Hartina 70300111030UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Page 2: Laporan Pendahuluan Gea

P a g e | 2

C. Manifestasi Klinis

Menurut Williams (2008), manifestasi klinis dari gatroenteritis yaitu:

1. Ketidaknyamanan di abdomen (berkisar dari kram sampai nyeri)

2. Diare

3. Mual dan muntah

4. Hipermotilitas usus

5. Borborigmus

6. Demam

7. Tidak enak badan

8. Turgor kulit menurun

9. Nadi meningkat

10. Keringat dingin

11. Muka pucat

D. Patofisiologi

Diare akibat infeksi terutama ditularkan secara fekal oral. Hal ini disebabkan

masuknya minuman atau makanan yang terkontaminasi tinja ditambah dengan

ekskresi yang buruk, makanan yang tidak matang, bahkan yang disajikan tanpa

dimasak. Penularannya adalah transmisis orang ke orang melalui aerosolisasi

(Norwalk, Rotavirus), tangan yang terkontaminasi (Clostridium difficile), atau

melalui aktifitas seksual. Faktor penentu terjadinyan diare akut adalah faktor

penyebab (agen) dan faktor pejamu (host). Faktor pejamu adalah kemampuan

pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme, yaitu faktor daya tahan tubuh atau

lingkungan lumen saluran cerna, seperti keasaman lambung, motilitas lambung,

imunitas, juga mencakup lingkungan mikroflora usus. Faktor penyebab yang

mempengaruhi patogenesis antara lain daya penetrasi yang merusak sel mukosa,

kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan di usus, serta

Hartina 70300111030UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Page 3: Laporan Pendahuluan Gea

P a g e | 3

daya lekat kuman. Kuman tersebut membentuk koloni-koloni yang dapat

menginduksi diare (Smeltzer, 2002).

1. Bakteri noninvansif (enterotoksigenik)

Toksin yang diproduksi bakteri akan terikat pada mukosa usus halus, namun

tidak merusak mukosa. Toksin menigkatkan kadar siklik AMP di dalam sel,

menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus yang diikuti

air, ion karbonat, kation, natrium dan kalium. Bakteri ynag termasuk

golongan ini adalah V. Cholera, Enterotoksigenik E. Coli (ETEC), C.

Perfringers, S. Aureus, dan Vibriononglutinabel (Smeltzer, 2002).

2. Bakteri enteroinvansifi

Diare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi dan

bersifat sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan darah.

Bakteri yang termasuk dalam golongan ini adalah Enteroinvansive E. Coli

(EIEC), S. Paratyphi B. S. Typhimurium, S. Enteriditis, S. Choleraesuis,

Shigela, Yersinia dan C. Perfringens tipe C (Smeltzer, 2002).

E. Penatalaksanaan

Menurut John (2004), penatalaksanaan pada gastroenteritis

1. Penggantian cairan intra vena ( IV bolus 500 ml normal salin untuk dewasa,

10- 20 ml ) rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.

2. Pemberian suplemen nutrisi harus diberikan segera pada pasien mual muntah.

3. Pemberian antibiotik jika etiologi telah diketahui yang diberikan pada pasien

dewasa adalah biasanya cifrofloksasin 500 mg.

4. Pemberian metronidazole 250-750 mg selama 5-14 kali.

5. Obat antiemetik yang digunakan pada pasien yang muntah dengan dehidrasi

6. Pemberian Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin) dan Obat spasmolitik

(papaverin, ekstrakbelladone).

Hartina 70300111030UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Page 4: Laporan Pendahuluan Gea

P a g e | 4

F. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Muttaqin, (2008), pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan

ialah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan tinja:

a. Makroskopis dan mikroskopis

b. pH dan kadar gula dalam tinja

c. uji bakteri bila perlu.

2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan

menentukan pH, cadangan alkali, dan GDA.

3. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan fosfat untuk

mengidentifikasi status elektrolit.

G. Komplikasi

Komplikasi diare mencakup potensial terhadap disritmia jantung akibat

hilangnya cairan dan elektrolit secara bermakna (khususnya kehilangan Kalium).

Hipotensi, anoreksia, disritmia jantung, takikardia atrium, fibrilasi atrium

merupakan manifestasi dari kekurangan kalium (Smeltzer, 2002).

H. Derajat Dehidrasi

Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan:

1. Kehilangan berat badan

a. Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%.

b. Dehidrasi ringan bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%.

c. Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10%

Hartina 70300111030UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Page 5: Laporan Pendahuluan Gea

P a g e | 5

2. Skor Mavrice King

Bagian tubuh

Yang diperiksa

Nilai untuk gejala yang ditemukan

0 1 2

Keadaan umum

Kekenyalan kulit

Mata

Ubun-ubun besar

Mulut

Denyut nadi/mata

Sehat

Normal

Normal

Normal

Normal

Kuat <120

Gelisah, cengeng

Apatis, ngantuk

Sedikit kurang

Sedikit cekung

Sedikit cekung

Kering

Sedang (120-140)

Mengigau, koma,

atau syok

Sangat kurang

Sangat cekung

Sangat cekung

Kering & sianosis

Lemas >40

Keterangan:

- Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasi ringan

- Jika mendapat nilai 3-6 dehidrasi sedang

- Jika mendapat nilai 7-12 dehidrasi berat

3. Menurut WHO

Yang DinilaiSKOR

1 2 3

Keadaan umum

Mata

Mulut

Pernapasan

Turgor kulit

Nadi

Baik

Biasa

Biasa

<30 x/menit

Baik

<120x/menit

Lesu/ haus

Cekung

Kering

30-40x/ menit

Kurang

120-140x/menit

Gelisah, lemas,

ngantuk hingga syok

Sangat cekung

Sangat kering

>40x/menit

Jelek

>140x/menit

( Derajat Dehidrasi WHO modifikasi FK Unhas)

Keterangan :

- 6 : tanpa dehidrasi

- 7-12 : dehidrasi ringan- sedang

- >13 : dehidrasi berat

Hartina 70300111030UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Page 6: Laporan Pendahuluan Gea

P a g e | 6

II. KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Menurut Muttaqin, (2008) anamnesa pada GEA meliputi identitas klien,

keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat

penyakit keluarga, dan pengkajian psikososial.

1. Identitas Klien: Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis

kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam

MRS, nomor register, dan diagnosis medis.

2. Keluhan utama: BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi encer.

3. Riwayat penyakit sekarang: BAB warna kuning kehijauan, hitam, bercampur

lendir, dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3

kali sehari.

4. Riwayat penyakit dahulu: pernah mengalami diare / gastroenteristis

sebelumnya, pemakaian antibiotik, atau kostikosteroid jangka panjang

(perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit) alergi makanan,

ISPA, ISK, OMA.

5. Riwayat penyakit keluarga: apakah ada salah seorang di antara keluarga yang

mengalami diare/ gastroenteritis.

6. Riwayat kesehatan lingkungan: penyimpanan makanan pada suhu kamar,

kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal kurang bersih.

7. Pemeriksaan Fisik: Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada

keluhan-keluhan klien, pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung

data dari pengkajian anamnesis.

a. Keadaan umum: klien lemah, gelisah, lesu, kesadaran menurun.

b. Mata : cekung

Hartina 70300111030UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Page 7: Laporan Pendahuluan Gea

P a g e | 7

c. Sistem pencernaan: mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltik

meningkat >35x / menit, nafsu makan menurun, mual, muntah, kelihatan

haus.

d. Sistem pernafasan: pernapasan cepat bisa >40x permenit bila terjadi

asidosis metabolik.

e. Sistem kardiovaskuler: nadi cepat, >120 menit dan lemah, tekanan darah

menurun pada diare sedang.

f. Sistem integumen: warna kulit pucat, turgor menurun > 2 detik, suhu

meningkat >37 o

g. Sistem perkemihan : urine produksi rendah, frekuensi berkurang.

Menurut Doenges (2012) data dasar pengkajian pada pasien NHS yaitu:

1. Aktivitas/ istirahat

Gejala: kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak tidur

semalaman karena diare, merasa gelisah dan ansietas, pembatsana aktivitas/

kerja sehubungan dengan efek proses penyakit.

2. Sirkulasi

Tanda: takikardia (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan

nyeri)

Kemerahan, area ekimosis ( kekurangan vitamin K)

TD: hipotensi, termasuk postural

Kulit/ membran mukosa: turgor buruk, kering, lidah pecah-pecah (dehidrasi)

3. Integritas ego

Gejala: ansietas, ketakutan, emosi kesal, mis., perasaan tak berdaya/ tak ada

harapan

Faktor stress akut/kronis, mis., hubungan dengan keluarga/ pekerjaan,

pengobatan yang mahal.

Tanda: menolak, perhatian menyempit, depresi.

Hartina 70300111030UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Page 8: Laporan Pendahuluan Gea

P a g e | 8

4. Eliminasi

Gejala: tekstur feces bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau

berair.episode diare berdarah tidak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering,

tak dapat dikontrol, perasaan kram, defekasi dengan darah/ lendir.

Tanda: bising usus, peristaltik meningkat.

5. Makanan/ cairan

Gejala: Anoreksia, mual/ muntah, penurunan berat badan, tidak tolerir

terhadap diet/ sensitif, mis., buah / sayur, produk susu, makanan berlemak.

Tanda: penurunan lemak subkutan/ massa otot.

Kelemahan, tonus otot dan turgor kulit buruk.

Membran mukosa pucat, inflamasi rongga mulut.

6. Hygiene

Tanda: ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri, bau badan.

7. Nyeri/ kenyamanan

Gejala: nyeri/ nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (mungkin hilang dengan

defekasi)

Tanda: nyeri tekan abdomen/ distensi.

8. Kemanan

Gejala: peningkatan suhu tubuh, alergi terhadap makanan/ prodk susu

Tanda: nyeri tekan pada abdomen, kemerahan.

9. Seksualitas

Gejala: frekuensi menurun/ tidak ada keinginan aktivitas seksual.

10. Interaksi sosial

Tanda: masalah hubungan, ketidakmampuan aktif dalam sosial.

Hartina 70300111030UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Page 9: Laporan Pendahuluan Gea

P a g e | 9

B. Diagnosa

Adapun diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut Doengoes

(2012) adalah :

1. Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi, atau malabsorbsi usus, adanya

toksin, atau penyempitan segmental lumen; ditandai dengan : peningkatan

bunyi usus/ peristaltik, defekasi sering dan berair, perubahan warna feces, dan

nyeri abdomen tiba- tiba saat defekasi.

2. Resiko tinggi kekukarangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan

banyak melalui rute normal (diare berat, muntah), status hipermetabolik, dan

pemasukan terbatas (mual).

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan

absorbsi nutrien, status hipermetabolik; ditandai dengan penurunan berat

badan, penurunan lemak subkutan/ massa otot: tonus otot buruk, bunyi usus

hiperaktif, konjungtiva dan membran mukosa pucat, menolak untuk makan.

4. Anisetas ringan berhubungan dengan faktor psikologis/ rangsang simpatis

dari proses inflamasi, ancaman konsep diri, perubahan status kesehatan, status

sosio ekonomi, fungsi peran, pola interaksi; ditandai dengan peningkatan

tegangan, distress, ketakutan, menunjukkan masalah tentang perubahan

hidup.

5. Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi

kulit/jaringan, ekskoriasi fisura, fisura, periektal; fistula ditandai dengan

laporan nyeri abdomen, distraksi, gelisah

6. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan stressor yang berat, proses

penyakit yang tidak diduga, nyeri, kurang tidur/ istirahat ditandai dengan

ansietas, putus asa, tegangan emosi, harga diri buruk.

Hartina 70300111030UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Page 10: Laporan Pendahuluan Gea

P a g e | 10

7. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan pengobatan dibubungkan

dengan kesalahan intrpretasi informasi, tidak mengenal sumber; ditandai

dengan pertanyaan, pernyataan salah konsep, tidak akurat mengikuti instruksi.

C. Intervensi

Adapun intervensi keperawatn yang diterapkan pada pasien NHS menurut

Doengoes (2012), yaitu:

1. Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi, atau malabsorbsi usus, adanya

toksin, atau penyempitan segmental lumen; ditandai dengan : peningkatan

bunyi usus/ peristaltik, defekasi sering dan berair, perubahan warna feces, dan

nyeri abdomen tiba- tiba saat defekasi.

Kriteria evaluasi:

a. Melaporkan penurunan frekuensi defekasi, konsistensi kembali normal.

b. Mengidentifikasi/ menghindari faktor pemberat.

Intervensi:

a. Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik, dan faktor pencetus.

Rasional: membantu membedakan penyakit dan mengkaji beratnya

episode.

b. Tingkatkan tirah baring, berikan alat- alat di samping tempat tidur.

Rasional: istirahat menurunkan motilitas usus juga menurunkan laju

metabolisme bila infeksi atau perdarahan sebagai komplikasi.

c. Identifikasi makanan dan cairan yang mencetuskan diare, misalnya

sayuran, buah , sereal, bumbu, minuman karbonat, produk susu.

Rasional: menghindarkan iritan, meningkatkan istirahat usus.

d. Mulai lagi pemasukan cairan peroral secara bertahap, tawarkan minuman

jernih tiap jam, hindari minuman dingin.

Rasional: memberikan istirahat kolon dengan menghilangkan dan

menurunkan rangsang makanan/ cairan.

Hartina 70300111030UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Page 11: Laporan Pendahuluan Gea

P a g e | 11

e. Observasi demam, takikardia, ansietas dan kelesuan.

Rasional: tanda bahwa toksik pada kolon atau perforasi usus telah terjadi

memerlukan penanganan medik segera.

f. Kolaborasi:

Berikan obat sesuai dengan indikasi:

- Antikolinergik

Rasional: menurunkan motilitas/ peristaltik GI dan menurunkan

sekresi digestif untuk menghilangkan kram ketika diare.

- Antibiotik

Rasional: mengobati infeksi supuratif lokal.

2. Resiko tinggi terhadap kekukarangan volume cairan berhubungan dengan

kehilangan banyak melalui rute normal (diare berat, muntah), status

hipermetabolik, dan pemasukan terbatas (mual).

Kriteria hasil:

a. Mempertahankan volume cairan adekuat dibuktikan oleh mebran mukosa

lembab, turgor kulit baik, dan pengisian kapiler baik

b. TTV stabil.

Intervensi:

a. Awasi masukan dan haluaran, karakter feces, perkirakan kehilangan yang

tidak terlihat misalnya berkeringat, ukur BJ urine, observasi oliguria.

Rasional: memberikan informasi tentang keseimbangan cairan, fungsi

ginjal, dan kontrol penyakit usus juga merupakan pedoman untuk

penggantian cairan.

b. Kaji tanda- tanda vital (TD, Nadi, Suhu)

Rasional: hipotensi, takikardi, demam, dapat menunjukkan respons

terhadap efek kehilangan cairan.

Hartina 70300111030UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Page 12: Laporan Pendahuluan Gea

P a g e | 12

c. Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan

turgor kulit, pengisian kapiler lambat.

Rasional: menunjukkan kehilangan cairan berlebihan/ dehidrasi.

d. Timbang berat badan tiap hari

Rasional: penurunan menunjukkan kekurangan nutrisi/ cairan.

e. Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring, hindari kerja.

Rasional: kolon diistirahatkan untuk pnyembuhan dan menurunkan

kehilangan cairan usus.

f. Catat kelemahan otot umum/ disaritmia jantung

Rasional: kehilangan cairan berlebihan dapat menimbulkan

ketidakseimbangan elektrolit, misalnya kalium yang perlu untuk fungsi

tulang dan jantung.

g. Kolaborasi:

- Berikan cairan parnteral

Rasional: mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara adekuat

dan cepat.

- Pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit dan GDA

Rasional: menentukan kebutuhan penggantian dan keefektifan terapi.

- Berikan obat sesuai terapi (anti diare, antipiretik, vit.K)

Rasional: antidiare menurunkan kehilangan cairan dari usus,

antipiretik mengontrol demam, antiemetik mengontrol mual/ muntah,

vitamin K merangsang pembentukan protrombin hepatik.

Menstabilitasi koagulasi.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan

absorbsi nutrien, status hipermetabolik; ditandai dengan penurunan berat

badan, penurunan lemak subkutan/ massa otot: tonus otot buruk, bunyi usus

hiperaktif, konjungtiva dan membran mukosa pucat, menolak untuk makan.

Hartina 70300111030UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Page 13: Laporan Pendahuluan Gea

P a g e | 13

Kriteria hasil:

a. Menunjukkan berat badan stabil, atau peningkatan berat badan dengan

nilai laboratorium normal

b. Tidak ada malnutrisi.

Intervensi:

a. Timbang Berat Badan tiap hari.

Rasional: meberikan informasi tentang kebutuhan diet/ keefektifan terapi.

b. Tirah baring/ pembatasan aktivitas selama fase sakit.

Rasional: menurunkan kebutuhan metabolik, mencegah penurunan kalori.

c. Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram abdomen, flatus.

Rasional: mencegah serangan akut.

d. Catat masukan dan prubahan simptomatologi

Rasional: memberikan kontrol pada pasien dan kesempatan untuk

meningkatkan masukan.

4. Anisetas ringan berhubungan dengan faktor psikologis/ rangsang simpatis

dari proses inflamasi, ancaman konsep diri, perubahan status kesehatan, status

sosio ekonomi, fungsi peran, pola interaksi; ditandai dengan peningkatan

tegangan, distress, ketakutan, menunjukkan masalah tentang perubahan

hidup.

Kriteria hasil:

a. Menunjukkan rileks dan melaporkan penurunan ansietas.

b. Menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan menerimanya.

Intervensi:

a. Catat petunjuk misalnya: gelisah, peka rangsang, menolak, kurang kontak

mata.

Rasional: merupakan indikator derajat ansietas/ stress.

Hartina 70300111030UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Page 14: Laporan Pendahuluan Gea

P a g e | 14

b. Berikan lingkungan nyaman untuk istirahat.

Rasional: meningkatkan relaksasi, membantu menurunkan ansietas.

c. Kolaborasi:

- Berikan obat (sedatif) sesuai indikasi

Rasional: dapat menurunkan ansietas dan memudahkan istirahat.

- Rujuk pada perawat spesialis pskiatrik

Rasional: membantu menurunkan tingkat ansietas.

5. Defisit Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi

kulit/jaringan, ekskoriasi fisura, fisura, periektal; fistula ditandai dengan

laporan nyeri abdomen, distraksi, gelisah.

Kriteria Hasil:

a. Melaporkan nyeri hilang/ terkontrol.

b. Tampak rileks dan mampu tidur/ istirahat dengan tepat.

Intervensi:

a. Dorong pasin untuk melaporkan nyeri.

Rasional: mencoba untuk mentoleransi nyeri dari pada meminta

analgesik.

b. Kaji laporan nyeri, lokasi, lama.

Rasional: perubahan pada karakteristik nyeri dapat menunjukkan

penyebaran penyakit.

c. Berikan tindakan nyaman.

Rasional: meningkatkan relaksasi, meningkatkan kemampuan koping.

d. Observasi distensi abdomen, peningkatan suhu tubuh.

Rasional: menunjukkan terjadinya obstruksi usus karena inflamasi,

oedema.

e. Kolaborasi: berikan obat sesuai indikasi (analgesik)

Rasional: mengurangi nyeri.

Hartina 70300111030UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Page 15: Laporan Pendahuluan Gea

P a g e | 15

6. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan stressor yang berat, proses

penyakit yang tidak diduga, nyeri, kurang tidur/ istirahat ditandai dengan

ansietas, putus asa, tegangan emosi, harga diri buruk.

Kriteria hasil:

a. Mampu meningkatkan koping individu sendiri.

b. Menunjukkan perubahan pola hidup yang perlu untuk membatasi kejadian

berulang.

Intervensi:

a. Kaji pemahaman pasien dalam menerima proses penyakit.

Rasional: memampukan perawat untuk menerima lebih nyata tentang

masalah saat ini.

b. Tentukan stress luar, misalnya : keluarga, teman, lingkungan kerja /

sosial.

Rasional: stress dapat mengganggu respon saraf dan mendukung

eksaserbasi penyakit.

c. Berikan periode tidur/ istirahat tanpa gangguan.

Rasional: kelelahan karena penyakit bisa dikurangi dengan istirahat.

7. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan pengobatan dibubungkan

dengan kesalahan intrpretasi informasi, tidak mengenal sumber; ditandai

dengan pertanyaan, pernyataan salah konsep, tidak akurat mengikuti instruksi.

Kriteria Hasil :

1. Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan

2. Berpartisipasi dalam proses pngobatan

3. Melakukan prubahan pola hidup tertentu.

Intervensi:

Hartina 70300111030UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Page 16: Laporan Pendahuluan Gea

P a g e | 16

a. Kaji persepsi pasien tentang penyakit

Rasional: mengkaji pengetahuan dasar dan mengkaji kesadaran

kebutuhan belajar individu.

b. Kaji ulang proses penyakit, penyebab/ efek hubungan faktor yang

menimbulkan gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan faktor

pendukung.

Rasional: faktor pencetus/ pemberat individu sehingga kebutuhan pasien

untuk waspada terhadap makanan, cairan, dan faktor pola hidup dapat

mencetuskan gejala. Pengetahuan dasar yang akurat memberikan pasien

kesempatan untuk membuat keputusan informasi/kontrol penyakit.

c. Kaji ulang obat, tujuan, frekuensi, dosis dan kemungkinan efek samping

Rasional: meningkatkan pemahaman dan dapat meningkatkan kerjasama

dalam program pengobatan.

d. Tekankan pentingnya perawatan kulit, misalnya teknik cuci tangan yang

baik dan perawatan perineal yang baik.

Rasional: menurunkan penyebaran bakteri dan risiko iritasi kulit/

kerusakan.

DAFTAR PUSTAKA

Hartina 70300111030UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Page 17: Laporan Pendahuluan Gea

P a g e | 17

Doengoes, Marilyn dkk . 2012 . Rencana Asuhan Keperawatan . Jakarta: E G C

John, O.M . 2004. Emergency Medicine Manual. USA : The Mc.Graw-Hill

Companies.

Muttaqin, Arif. 2008 . Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan

Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Smeltzer, Suzanne C . 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &

Suddarth . Jakarta : E G C.

Whaley & Wong’s . 1999 . Nursing Care Planning and Children Ed.6. St.Louis: CV.

Mosby.

Williams, Lippicont . 2008 . Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit .

Jakarta: Indeks.

Wilkinson, Judith . 2013 . Diagnosis NANDA Intervensi NIC Kriteria Hasil NOC.

Jakarta: EGC .

Hartina 70300111030UIN ALAUDDIN MAKASSAR