Askep Gea Anak

55
LAPORAN PENDAHULUAN ( LP ) A.PENGERTIAN I.Pengertian Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang di tandai oleh kenaikan glukosa dalam darah.Jika telah berkembang penuh,secara klinis maka diabetes melitus ditandai oleh hiperglikemia puasa,ateroklerosis dan mikro angiopati dan neuropati. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah,glukosa di bentuk dalam hati dan dari makanan yang di konsumsika.Insulin yaitu satau hormone yang di produksi di pankreas,mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya. II.ETIOLOGI Ada bukti yang menunjukkan bahwa etiologi diabetes melitus bermacam – macam,meskipun berbagai lesi dengan jenis yang brbeda – beda akhirnya akan mengarah pada inufisiensi insulin,tetapi determinan genetic biasanya memegang peranan penting pada matoritas penderita diabetes melitus. III.MANIFETASI KLINIK Secara umum diabetes melitus di tandai dengan oleh poliuri,polidipsia,penurunan berat badan walaupun trjadi polifagia ( peningkatan nafsu makan )hiperglikemia,glikosuria dan koma.Terjadi bermacam – macam kelainan biokimia,tetapi gangguan yang mendasari sebagian besar kalainan trsebut adalah penurunan pemasukan glukosa ke

description

Pediatric

Transcript of Askep Gea Anak

Page 1: Askep Gea Anak

LAPORAN PENDAHULUAN ( LP )

A.PENGERTIAN

I.Pengertian

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.

Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang di tandai oleh kenaikan glukosa

dalam darah.Jika telah berkembang penuh,secara klinis maka diabetes melitus ditandai oleh hiperglikemia

puasa,ateroklerosis dan mikro angiopati dan neuropati.

Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah,glukosa di bentuk dalam hati

dan dari makanan yang di konsumsika.Insulin yaitu satau hormone yang di produksi di

pankreas,mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya.

II.ETIOLOGI

Ada bukti yang menunjukkan bahwa etiologi diabetes melitus bermacam – macam,meskipun berbagai lesi

dengan jenis yang brbeda – beda akhirnya akan mengarah pada inufisiensi insulin,tetapi determinan genetic

biasanya memegang peranan penting pada matoritas penderita diabetes melitus.

III.MANIFETASI KLINIK

Secara umum diabetes melitus di tandai dengan oleh poliuri,polidipsia,penurunan berat badan

walaupun trjadi polifagia ( peningkatan nafsu makan )hiperglikemia,glikosuria dan koma.Terjadi bermacam

– macam kelainan biokimia,tetapi gangguan yang mendasari sebagian besar kalainan trsebut adalah

penurunan pemasukan glukosa ke dalam berbagai jaringan perifer dan peningkatan pembebasan glukosa ke

dalam darah sirkulasi dan hati ( peningkatan glukogenesis hati ).Dengan demikian terjadi kelebihan glukosa

eksternal dan pada banyak sel defisiensi glukosa intra sel,suatu situasi yang disebut sebagai kelaparan di

tengah lumbung beras.Juga trjadi penurunan pemasukan asam – sam amino ke dalam otot dan penigkata

lipolisis.

IV.TIPE – TIPE DIABETES MELITUS

Secara umum diabetes melitus terdiri atas beberapa tipe yakni :

1.Tipe I ( diabetes melitus tergantung insulin )

2.Tipe II ( diabetes melitus tidak tergantung insulin )

3.Tipe DM yang terkait dengan sindrom malnutrisi.

4.DM yang berkaitan dengan sindrom lain seperti pankreatitis kelainan hormonal,atau obat – obat seperti

glukokortikoid.

5.Diabetes gestalioral yang timbul secara kehamilan.

Page 2: Askep Gea Anak

V. PENCEGAHAN

a.Pencegahan primer

Yang menjadi sasaran adalah orang – orang yang belum sakit artinya mereka masih sehat sehingga

semua pihak harus mempropagandakan pola hidup sehat & menghindari pola hidup beresiko.Kampanye

makanan sehat denagan pola makan pada anak – anak sekolah,juga berat badan tidak gemuk dengan olah

raga teratur.

b.Pencegahan skunder

pencegahan ini di lakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi,yakni kadar glukosa darah harus

selalu terkendali di samping itu tekanan dan kadar lipid juga harus normal.

VI KOMPLIKASI

1.PJK 4. Gagal ginjal

2.Hipertensi 5. Gangren

3.Buta 6.Stroke.

VII. PENATALAKSANAAN

Tujuan utama penatalaksanaan / terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktivitas insuli & kadar

glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik.Tujuan

terapeutik pada setiap tipe deiabetes melitus adalah mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadinya

gangguan serius pada pola aktivitas pasien.

Ada 5 komponen dalam penetalaksanaan DM :

1.Diet,penderita DM ditujukan untuk mengatur jumlah kalori & karbohidrat yang di makansetiap hari.

2.Latihan,latihan fisik atau bekerja juga mempengaruhi pengaturan kadar gluosa darah penderita diabetes.

3.Pemantauan.

4.Terapi ( jika perlu )

5. Pendidikan ( penyuluhan ) mengenai pola hidupsehat.

VIII.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1.Glukosa darah : meningkat 200 – 100 mg / dl atau lebih.

2.Aseton plasma ( keton ) : + secara mencolok.

3.Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat.

4.Osmolalitasserum : meningkat,tetapi biasanya kurang dari 330 M osm / I

5.Elektrolik :

- Natrium : mungkin normal ,meningkat atau menurun

- Kalium : normal atau ada peningkatan semu,selanjutnya menurun

- Fosfor : lebih sering menurun

6.GDA : biasanya menunjukkan Ph rendah dan penurunan HcO3.

Page 3: Askep Gea Anak

- Trombosit darah : HT mungkin meningkat ( dehidrasi )

- Insulin darah : mungkin menurun sampai tidak ada ( pada tipe I )

- Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitashormone tiroid dap[at meningkatkan glukosa

darah.

- Urine : gula dan aseton positif.

Page 4: Askep Gea Anak

B.PROSES KEPERAWATAN

1.Diagnosa

Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake menurun

Kelemahan b/d penurunan produksi energi metabolic

Kekurangan volume cairan tubuh b/d hiperglikemia

Penurunan kemampuan ADL b/d kelemahan fisik

Ansietas b/dperubahan status kesehatan

2.Intervensi dan Implementasi

1.Nutrisi kurang dari kebutuhan b/ d intake menurun

Tujuan : klien menunjukkan nutrisi yang adekuat.

Intervensi :

1.Timbang BB setiap hari / sesuai indikasi

Rasional : mengkaji pemasukkan makanan yang adekuat ( absorsi dan utilisasi )

2.Tentukan program diet dan pola makan klien.

Rasional : mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dan kebutuhan treapeutik.

3.Auskultasi bising usus,catat adanya nyeri abdomen / perut kembug,mual muntah.

Rasional : hiperglekimia dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat menurukan

motilitas/ fungsi lambung yang akan mempengaruhi pilihan intrvensi.

4.Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan ( nutrein ) dan elektrolit dengan segera jika klien

dapat mentoleril melalui oral.

Rasional : pemberian makanan melalui oral lebih baik jika klien sadar dan fungsi gastrointestinal

baik.

5.Indikasi makanan yang disukai / kehendaki termasuk kebuthan etnik/cultural.

Rasional : jika makanan yang disukai klie dapat di masukkan dalam pencernaan makanan,kerja sama

ini dapat di upayakan setelah pulang.

2.Kelemaha b/d penurunan produksi energi metabolik

Tujuan : klien mentakan peningkatan energi

Intrvesi :

1.Diskusikan dengan klien kebuthan akan aktivitas

Rasional : pendidikan dapat memberikan motivasi untuk menigkatkan tigkat aktivitas meskipun

klien sangat lemah.

2.Beri aktivitas alternative dengan periode istirahat yang cukup /tanpa diganggu

Rsaional : mencegah kelelahan yang berlebihan.

3.Pantau nadi,frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum / sesudah melakukan aktivitas

Page 5: Askep Gea Anak

Rasional : mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi secara fisiologis

4.Diskusikan cara menghemat kaloris selama mandi ,berpidah tempat

Rasioal : klien akan dapat melakukan kegiatan dengan penurunan kebutuhan akan energi pada setiap

kegiatan

5.Tingkatkan partisipasi klien dalam melakukan aktivitassehari – hari sesuai dengan yang dapat di toleransi

Rasioal : meningkatkan kepercayaan diri/ harga diri yang positif sesuai tingkat aktivitas yang dapat

ditoleransi klien.

3.Kekurangan volume cairan b/d hiperglikemia

Tujan : hidrasi adekuat ,dibuktikan dengan nadi perifer teraba,turgor kulit baik.

Intrvensi :

1.Dapatkan riwayat klien / orang terdekat sehubungan dengan lamanya / intensitas dari gejala seperti

muntah,pengeluaran urine yang berlebihan.

Rasional : membantu dalam memperkirakan kekurangan volume total.

2.Pantau TTV,catat adanya perubahan TD ortostatik.

Rasional : hipovolemi dapat dimanefestasikan oleh hipotensi dan takicardi.

3.Pola afas seperti kusmaul / pernafasan yang berbau keton

Rasional : paru – paru mengeluarkan asam karbonat melalui pernafasan yang menghasilkan

kompensasialkalosis respiratoris terhadap ketoasidosis

4.Frekuensi dan kualitas pernafasan ,penggunaan obat bantu nafas,dan adanya periode apnea dan muculnya

sianosis.

Rasional : koreksi hiperglekimia dan asidosis akan menyebabkan pola dan frekuensi pernafasan

mendekati normal

5.Suhu,warna kulit,dan kelembabannya.

Rasional : meskipun demam,menggil dan diaforesis mrupakan hal yang umum terjadi pada proses

infeksi.

4.Penurunan kemempuan ADL b/d kelemahan fisik

Tujuan : klien mengatakan kebutuhan ADLnya tidak dibantu lagi

Intrvensi :

1.Kaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas klien tiap hari

Rasional : mengetahui kemampuanya dan membantu yang klien belum mampu melakukan sendiri.

2.Berikan suport untuk melakukan aktivitas

Rasional : dengan support,klien merasa diperhatikan,aktivitas yang ringan dan beretahap mencegah

terjadinya kerja jantung yang meningkat.

3.Libatkan keluarga dalam membantu ADLklien

Page 6: Askep Gea Anak

Rasional : melibatkan keuarga untuk berperan aktif alam membantu ADL sehingga klien merasa

diperhatikan.

5.Ansietas b/d perubahan status kesehatan

Tujuan : klien mengatakan tidak cemas

Intrvensi :

1.Bina hubungan saling percaya antara klien,keluarga dan tenaga kesehatan.

Rasional : agar mau menerima keberadaan perawat yang akan menolongnya.

2.Dorong klien untuk mengungkapkan perasaanya

Rasional : untuk mengetahui msalah yang dialami klien sebagai dasar untuk melakukan tindakan

selanjutnya.

3.Bantu klien untuk meningkatkan mekanisme koping

Rsional : dapat meningkatkan kepercayaan diri klien dalam menghadapi masalah yang dialaminya.

4.HE kepada klien tentang penyakitnya bagaimana mencegah dan merawatnya.

Rsional : agar klien mengerti tentang penyakitnya dan timbulnya penyakit dan merawat diri sendiri.

Page 7: Askep Gea Anak

PATOFISIOLOGI DAN PENYIMPANGAN KDM “ DM “

Kerusakan sel – sel B langerhans

Defisiensi insulin

Hiposis oleh hati Transports glukosa darah ke sel menurun

Asam lemak meningkat Glukosa intra sel menurun

Glukosa darah meningkat

Kelemahan

Badan keton meningkat

Poliuri

Dehidrasi

Mual

Kekurangan volume cairan

Anoreksia Asidosis

Intake menurun Muntah Respirasi meningkat

Nutrisi kurang dari kebutuhan Intake menurun Gangguan pola nafas

Page 8: Askep Gea Anak

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PENCERNAAN

KLIEN An “ A “ DENGAN GEA

DI RUANG PERAWATAN ANAK

RS PELAMONIA

MAKASAR.

No.Register : 126636

Tgl masuk : 16/12/06

Tgl pengkajian : 18/12/06

DX : GEA

I.DATA BIOGRAFI

A.Identitas klien

Nama : An “ A “

Alamat : Jl.Singa No.32

Kawin / belum kawin : -

Pendidikan : -

Agama : Islam

Pekerjaan : -

Umur : 2 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Suku / Bangsa : bugis

Rencana terapi : Infus KA EN 3 B

Contrimoxzole 3 x 1

Oralit

B.IDENTITAS ORANG TUA

1.ayah

Nama : A

Usia : 38 tahun

Pendidikan : SD

Agama : islam

Alamat : Jl.singa No.32

2.ibu

Nama : M

Usia : 25 tahun

Page 9: Askep Gea Anak

Pendidikan : SD

Agama : islam

Alamat : Jl.singa No.32

II.RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI.

a.Keluhan utama : BAB 6 – 7 x / hari

b. Riwayat keluhan utama : Dialami sejak dua hari yang lalu,orang tua klien membawanya ke rumah sakit

pelamonia di UGD dan oleh dokter di anjurkan untuk di opname.

1..faktor pencetus : -

2.sifat keluhan : terus meerus

3.lokasi dan penyebaran : Daerah abdomen

3.Upaya yang dilakukan keluarga : membawa kerumah sakit.

4.Hal – hal yang meringankan : istirahat dan minum obat

- Yang memperberat : -

5.Pertolongan obat yang diberikan :

Infus KA EN 3 B 30 tts/i

Contrimoxzole 3 x 1

c.Riwayat penyakit sebelum msuk rumah sakit.

Keluhan dirasakan pada tanggal 14– 12 – 2006 dirumahnya setelah mengkonsumsi makanan yang kurang

brsih.Klien BAB 6 - 7 x / hr dan muntah - muntah disertai sakit perutnya

d.Penyakit kesehatan yang lalu :

1.pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya dengan penyakit yang sama.

2.panas dan batuk sebelumnya

3.tidak ada riwayat transfusi

4.tidak ada riwayat alergi

5.tidak pernah mengalami kecelakaan.

Page 10: Askep Gea Anak

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

Genogram

45 43 49 50

35 30 40 35 23 20 18 15

38 25

8 6 2

Keterangan :

: laki – laki dan perempuan yang sudah meninggal.

: Klien

: laki – laki dan perempuan yang masih hidup

: garis perkawinan

: garis keturunan: garis tinggal serumah

- Tinggal serumah dengan klien tidak ada yang menderita penyakit kronis yan gmenular

- Saudara bapak dan ibu klien masih hidup semua

G I : saudara bapak dan ibu klien masih hidup semua.

G II : klien merupakan anak ke – 3

III RIWAYAT IMUNISASI

1.BCG

Page 11: Askep Gea Anak

2.DPT ( I,II,III )

3. polio ( I,II.III )

4 Campak

5.Hepatitis

IV.PEMERIKSAAN FISIK

a.status kesehatan

Kesadaran : composmentis

KU : BAB 6 -7 x/hr dan muantah - muntah

b. BB selama sakit : 5 Kg TB : 70 cm

BB sebelum masuk rumah sakit : 5,2 Kg

c. TTV :

TD : - N : 80 x/i

S : 38 C P : 24 x/i

d.keadaan kulit

Turgor : elastis

Kebiasaan perawatan kulit : mandi

Warna kulit : sawo matang

e. Kepala

Rambut

Distribusi merata,tidak alopesia,warna rambut bereuban

Keadaan kulit rambut tidak berketombe

Tidak ada massa,nyeri tekan,luka riwayat trauma

f.Muka

Inspeksi

Simetris kiri dan kanan

Ekspresi wajah murung

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

g.Mata

Inpeksi

Palpebra : tidakada oedema,tidak ada radang

Sclera tidak icterus,conjungtiva pucat,pupil isokor kiri / kanan

Tidak ada penonjolan bola mata

Palpasi

Page 12: Askep Gea Anak

Tekanan bola mata tidak ada

Penglihatan tidak kabur

h.Hidung

Inpeksi

Polip tidak ada,septum tidak bengkok,tidak ada secret,dan ada radang.

Palpasi

Tidak ada nyeri pada sinus maxilaris,sinus frontalis,sinus ethomoidalis

i.Telinga

Inpeksi

Canalis bersih,tidak ada serumen,tidak ada nanah.

Tidak memakai malat bantu.

Pendengaran baik.

j.Rongga mulut

Inspeksi

1.Gigi

Keadaan gigi : tidak caries,sebagian gigi tanggal

Tidak memakai gigi palsu

2.Gusi

Gusi berwarna merah muda,tidak perdarahan.

3.Lidah tidak kotor

4.Mulut / bibir

Tidak pucat,tidak pecah – pecah dan tidak kering

k.Leher

Inspeksi

Kelenjar tyroid tidak nampak membesar

Palpasi

Arteri karotis berdenyut

Kelenjar tyroid tidak teraba membesar

Vena jugularis tidak ada bendungan dan pembesaran.

l.Ketiak

Inspeksi

Tidak nampak pembesaran getah bening

Palpasi

Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening.

Page 13: Askep Gea Anak

m.Thoraks dan paru

Inspeksi

Bentuk dada normal chest,tidak ada kelainan,frekuensi pernafasan 24 x / i

Pengembangan dada mengikuti gerak nafas.

Palpasi

Vocal premitus terdengar sama di semua lapang paru kiri dan kanan.

Tidak ada massa dan nyeri

Auskultasi

Bunyi pernafasan : vesikuler/ broncho vesikuler

Bunyi tambahan : tidak ada

Perkusi

Sonor pada semua lapang dada

n.Jantung

Inspeksi

Tidak nampak pembesaran jantung,denyut nampak normal

Palpasi

Ictus cordis teraba pada ICS 4 – 5 sisi dada kiri

Perkusi

Pekak,pembesaran jantung tidak ada,terdapat pekak pada daerah ICS 3 – 4 mid clavikularis kiri,dan ICS

2 – 4 parasternalis kiri dan kanan

Asukultasi

BJ I : menutupnya katup mitral – trikupidalis

Terdengar pada ICS 4,5

BJ II : menutupnya katup aorta – pulmunal

Terdengar pada ICS 2,3

H.Rate : 80 x/i

o.Abdomen

Inspeksi

Perut nampak datar,tidak membuncit / membusung

Tidak nampak bekas luka

Auskultsi

Bising usus terdengar

Peristaltik usus :36 x/ i

Perkusi

Page 14: Askep Gea Anak

Tympani pada semua kuadran

Palpasi

Tidak ada pembesaran pada hepar dan lien

p.Genetalia dan anus

Menurut ibu klien ada iritasi

q.Ekstremitas

1.Ekstremitas atas

Inspeksi

Simetris kiri dan kanan

Tidak ada oedema

Tidak ada lesi

Tidak ada tremor

Tidak berkeringat

Palpasi

Ada nyeri tekan

Tidak ada mati rasa.

Perkusi

Biceps kiri / kanan : +/+

Triceps kiri / kana : +/+

2.Ekstremitas bawah

Inspeksi

Simetris kiri / kanan

Tidak ada oedema

Tidak ada lesi

Tidak ada tremor

Tidak berkeringat.

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

Tidak hilang rasa

r.Pemeriksaan penunjang

1.Hasil LAB : yidak dikaji

3.Pola kegiatan sehari – hari

a.Nutrsi

1.kebiasaan

Page 15: Askep Gea Anak

Pola makan : nasi,sayur,lauk pauk,kadang susu

Frekuensi : 3 x sehari

Nafsu makan : baik

Makanan pantangan : tidak ada

Jenis makanan yang disukai : tidak spesifik

Tidak ada alergi terhadap makanan

2.perubahan selama sakit

Pola makan : bubur, sayur,lauk pauk.

Frekuensi makanan : 3 x sehari

Nafsu makan : selera makan berkurang

Makanan pantangan : makanan yang keras

Jenis minuman air putih : 1700 cc

b.Eliminasi

1.BAK

a.kebiasaan

Frekuesnsi : 2 – 3 x sehari

Warna : kunig

Jumlah : 700 – 1500 ml

Bau : amoniak

b.perubahan selama sakit

Frekuensi : 5 – 6 x sehari

Warna : kuning

Jumlah : 700 – 1500 ml

Bau : amoniak

2.BAB

a.Kebiasaan

Konsistensi : lembek

Warna : kuning

Frekuensi : 3 x / hari

b.Perubahan selama sakit

Konsistensi : lembek

Warna : kuning

Frekuensi : 6 - 7 x / hari

c.Olah raga dan aktivitas

Page 16: Askep Gea Anak

Tidak dikaji

d.Istirahat dan tidur

Kebiasaan

Tidur malam : jam 21.00 – 05.30

Tidur siang : jam 10.00 – 14.00

Hal yang membantu atau pengantar tidur adalah suasana tenang

Perubahan selama di rumah sakit

Tidur malam tidak menentu jam 22.00 – 03.30

Tidur siang tidak menentu jam 14.00 – 15.30

e.Hygiene

Kebiasaan

Mandi pakai sabun 3 x sehari

Cuci rambut 1 – 2 x / hari

Perubahan selama dirumah sakit

Mandi dengan sabun

Frekuensi : 2 x/ hari

Frekuensi : 3 x/hari

3.Pola interaksi sosial

Orang yang terdekat dengan klien adalah ibunya

4.Keadaan psikososial selama sakit

Tidak di kaji

5.Spiritual

Tidak dikaji

6.Perawatan dan pengobatan

Istirahat di tempat tidur.

Infus RL 28 tts/i

Contrimoxozole sirup 3x1

Page 17: Askep Gea Anak

KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF

Ibu klien mengatakan anaknya BAB 6 – 7 x /hr dan muntah – muntah 2 -3 x /hr

Ibu klien mengatakan anaknya selera makan berkurang

Ibu klien mengatakan lemah

Ibu klien mengatakan tidak pernah mandi

Ibu klien mengatakan kurang tidur

DATA OBJEKTIF

TTV

TD : - S : 38 C

N : 80 x/i P : 24 x / i

Ekspresi wajah tampak pucat

Klien nampak lemah

Porsi makan tidak di habiskan ( ¼ porsi )

Ibu klien nampak cemas dan kawatir

Mata cekung

Turgor kulit tidak elastis

Page 18: Askep Gea Anak

ANALISA DATA

No DATA PENYEBAB MASALAH

1.

2.

DS :

Ibu klien mengatakan

anaknya BAB 6- 7 x/hr dan

muntah – muntah 2 – 3 x/hr

Ibu klien mengatakan

anaknya malas makan.

DO :

Turgur kulit kurang elastis

Klien nampak lemah

Mata cekung

TTV :

T : -

N : 80 x/ i

S : 38 C

P : 24 x/i

DS :

Klien mengatakan selera

makan berkurang

DO :

Klien nampak lemah

Porsi mmakan tidak

dihabiskan ( ½ ) porsi

Gangguan metabolisme usus

hipoperistaltik / hiperperistaltik

Kuman berkembang biak dalam usus

Stimulasi usus untuk mengeluarkan toksin

Mobilitas usus meningkat

Diare

Defisit volume cairan dan elektrolit

Peristaltik usus meningkat

Merangsang mukosa lambung

Peningkatan asam lambung

Mual,muntah

Nafsu makan berekurang

Intake tidak adekuat

Defisit volume cairan.

Pemenuhan nutrisi kurang dari

kebutuhan

Page 19: Askep Gea Anak

3.

4.

DS :

Ibu klien mengatakan

anaknya tidak pernah mandi

DO :

BAB 5 – 7 x/hr

Nampak merah disekitar anus

Turgor kulit kurang elastis

DS :

Ibu klien mengatakan cemas

dan khawatir dengan keadaan

anaknya.

DO :

Ibu klien nampak cemas dan

khawatir

Motilitas usus meningkat

Iritasi perinial

Gangguan integritas kulit

Kurang pengetahuan ibu tentang penyakit anaknya

Stressor tentang psikologis bagi ibu

Coping ibu tidak efektif

Cemas

Risiko gangguan integritas kulit

Kecemasan

Page 20: Askep Gea Anak

PRIORITAS MASALAH

1.Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit b/d intake menurun dan rasa mual ,ditandai dengan :

DS :

Klien mengatakan mual

Klien mengatakan selera makan berkurang

DO :

Klien nmapak lemah

Potsi makan yang tidak di habiskan ( ¼ porsi )

GDS : 350 mg/dl

TTV :

T : 140/ 90 mmHg

P : 24 x /i

N : 80 x/ i

S : 38 C

2.Kekurangan volume cairan b/d hiperglikemia,ditandai dengan :

DS :

Klien mengatakan selalu haus

DO :

Klien nampak lemah

Porsi makan ¼ porsi yang di habiskan

TTV :

T : 140/90 mmHg

P : 24 x/i

N : 80x/i

S : 38 C

BB sebelum sakit : 56 Kg

BB selama sakit : 54 Kg

TB : 162 cm

Page 21: Askep Gea Anak

3.Kelemahan b/d penurunan energi metabolic,ditandai dengan :

DS :

Klien mengatakan lemah

Klien mengatakan kebutuhanya dibantu

DO :

Klien nampak lemah

TTV :

T : 140/90 mmHg

N : 80 x/i

S : 38 C

P : 24 x/i

4.Ansietas b/d terjadinya perubahan status kesehatan ,ditandai dengan :

DS :

Klien sering menanyakan penyakitnya

Klien mengatakan lemah

DO :

Klien nampak lemah

Wajah klien murung

Klien tampak cemas

Page 22: Askep Gea Anak

ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : An “ A “

No.Register : 126636

Umur : 2 tahun

Tgl MSR : 16/12/06

Jenis kelamin : perempuan

Tgl pengkajian : 18/12/06

Alamat : Jl.Singa No.32

DX.Medik : GEA

NO DX KEPERAWATAN

RENCANA KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. Gangguan keseimbangan

cairan b/dkehilangan cairan

yang ditandai dengan :

DS :

Ibu klien mengatakan

anaknya BAB 5 – 6 x / hr

Ibu klien mengatakan

anaknya malas makan.

DO :

Turgor kulit kurang

elastis

Klien nampak lemah

TTV :

T : -

N : 80 x/i

S : 38 C

P : 24x/i

Keseimbangan cairan dalam

tubuh terpenuhi dengan

kreteria :

Intake dan out put seimbang

BAB normal 3 x/ hr

Klien nampak baik

Turgor kulit elastis

1.kaji tingkat

dehidrasi klien

2 observasi TTV

3.anjurkan kepada

ibu klien untuk

tetap memberi

minuman / ASI

sesering

mungkin

1.untuk mengetahui

berat ringhannya

tingkat dehidrasi &

membantu dalam

tindakan selanjutnya.

2.untuk mengetahui

tigkat kehilangan

cairan kebutuhan

cairan dan membatu

dala, melakukan

tindakan selanjutnya.

3.membantu

mengembalikan cairan

yang hilang akibat

output yang

berlebihan.

4.infus dapat

Page 23: Askep Gea Anak

2.

3.

Gangguan pemenuhan

nutrisi kurang dari

kebutuhan b/d intake yang

tidak adekuat ditandai

dengan :

DS :

Ibu klien mengatakan

anaknya malas makan

DO :

Klien nampak lemah

Porsi makan ½ porsi

yang di habiskan

TTV :

N : 80 x / i

S : 38 C

P : 24 x/i

BB sebelum sakit : 5,2 Kg

BB selama sakit : 5 Kg

Gangguan integritas kulit

b/d BAB terus menerus di

tandai dengan :

Kebutuhan nutrisi terpenuhi

dengan kreteria :

Klien tidak lemah

Klien tidak lemah

Nafsu makan meningkat

Porsi makan yang di berikan

di habiskan.

Integritas kulit terpelihara

dengan baik dengan

kreteria :

4.penatalaksanaan

pemberian

cairan

5. penatalaksanaan

pemberian obat

antibiotik.

1.kaji pola makan

klien

2.beri makan dan

minum / ASI

sedikit tapi

sering dalam

keadaan hangat

3. timbang BB tiap

hari

4. anjurkan pada

ibu klien dengan

memberi

makanan dengan

rasa bervariasi

memenuhi cairan

dalam tubuh.

5.pemberian antibiotik

dapat mengahambat

& membunuh kuman

mikroorganisme

penyebab infeksi.

1.untuk informasi

dasar perencanaan

awal

2. agar pemenuhan

nutrisi dapat terpenuhi

3.untuk mengetahui

status nutrisi &

mengetahui BB

setelah tindakan

4.untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi &

mencegah rasa bosan

pada makanan

sehingga menambah

nafsu makan.

Page 24: Askep Gea Anak

4.

DS :

Ibu klien mengatakan

anaknya tidak pernah

mandi

DO :

BAB 5 – 6 x/ hr

TTV :

Nampak merah disekitar

anus

Turgor kulit tidak elastis

Ansietas b/d kurangnya

pengetahuan tentang

penyakit anaknya ditandai

dengan :

DS:

Ibu klien mengatakan

Anus tidak lecet

Anus tidak gatal – gatal

merah

Turgor kulit nampak baik

Kecemasan ibu berkurang

dengan kreteria :

Ekspresi wajah tenang

& rileks

Ibu tidak cemas dan

khawatir lagi

1.kaji tingkat

kerusakan

prioritas kulit

2.anjurkan pada

ibu klien bila

anaknya BAB

segera di

bersihkan dan

dikeringkan dan

diberi talk

3.ajurkan kepada

ibu klien untuk

memelihara

personal hygien

4.anjurkan pada

ibu klien untuk

mencuci tangan

sebelum &

sesudah

melakukan

tindakan

1.beri penjelasan

kepada ibu klien

tentang proses

penyakit dan

1.untuk mengetahui

adanya jaringan

kulit,untuk

menentukan intervensi

selanjutnya.

2. untuk mencegah

anus tidak lecet,dan

tidak terjadi infeksi

3.mencegah terjadinya

infeksi & menbantu

kenyamanan

4.untuk mencegah

trjadinya kontaminasi

kuman sehingga

infeksi nasokomial

dapat dicegah

1.agar ibu klien dapat

mengerti kan penyakit

anaknya & ras cemas

berkurang.

2.agar ibu klien bisa

yakin bahwa penyakit

anaknya bisa di

sembuhkan

Page 25: Askep Gea Anak

cemas dan khawatir

dengan keadaan

anaknya.

DO :

Ibu klien nampak cemas

& khawatir

pengobatan

anaknya

2.brei motivasi

untuk proses

penyembuhan

anaknya

3.bina hubungan

saling percaya

antara keluarga

klien dengan

perawat.

4.libatkan orang

tua klien dalam

perawatan

anaknya

3.untuk menimbulkan

kepercayaan dan

keluarga nyaman.

4.untuk membantu

proses penyembuhan

anaknya.

CATATAN PERKEMBANGAN

HARI / TGL NDX IMPLEMENTASI EVALUASI

18/12/06

I

Jam 09.00 – 10.00

1.Mengkaji tingkat dehidrasi klien

Hasil : tingkat dehidrasi sedang

2.memberi cairan & elektrolit melalui

oral

Hasil : klien mau minum air putih +

ASI dan oralit

3.mengobservasi TTV :

Tgl 19/12/06

Jam 10.00

S : ibu klien mengatakan anaknya

BAB 2 x tadi malam

O : BAB 22 x/hr

Konsitensi tinja lembek

TTV :

N : 100 x/i

P : 28 x/i

Page 26: Askep Gea Anak

II

III

Hasil :

N : 100 x/i

S : 38 C

P : 28 x/i

4.melanjutkan pemberian cairan infus

RL 28 tts/i

Jam 11.30 – 12.00

1.mengkaji tingkat kemampuan makan

klien

Hasil : porsi makan di habiskan

2.Menganjurkan pada ibu klien untuk

menyusui bayi setiap jam,memberi

makan bubur sedikit tapi sering dan

dalam keadaan hangat

Hasil : ibu klien mengerti dan mau

melaksanakannya.

3.menimbang BB klien

Hasil : BB naik dari 5,2 Kg menjadi 5,5

Kg

Jam 13.00 – 13.30

1.mengobservasi adanya tanda – tanda

iritasi pada daerah bokong / anus

Hasil : anus tampak merah

2.menganjurkan kepada ibu bila

anaknya BAB segera di

S : 38 C

A : keseimbangan cairan &

elekttrolit terpenuhi

P : lanjutkan intervensi 1,2, 3,4, & 5

1.kaji tingkat dehidrasi klien

2.observasi TTV

3.anjurkan ibu klien untuk

memberi ASI sesering mungkin

4.penatalaksanaan pemberian

cairan

5.penatalaksanaan pemebrian

obat antibiotik.

S : ibu klien mengatakan porsi

makan dihabiskan.

O : porsi makan dihabiskan

A : masalah sudah teratasi

P : pertahankan Intervensi 1,2,3& 4

1.kaji pola makan klien

2.beri makan & minum ASI

sedikit tapi sering dalam

keadaan hangat

3.Timban BB tiap hari

4.anjurkan kepada ibu uutk

memberi makanan bervariasi

S : ibu klien mengatakan anus

anaknya masih kemerah – merahan.

O : anus tampak merah

A : Masalah integritas kulit belum

teratasi

Page 27: Askep Gea Anak

IV

bersihkan,dikeringkan dan diberi talk

Hasil : ibu klien mengerti dan

memahaminnya serta mau

melaksanakannya

3.menganjurkan pada ibu klien utuk

memelihara personal hygien

Hasil : ibu klien mengerti dan mau

melaksanakannya.

4.menganjurkan kepada ibu klien utuk

mencuci tangan,sebelum dan sesudah

mel;akukan tin dakan

Hasil : ibu mengerti dan m au

melaksanakannya.

Jam 14.00 – 14.30

1.menjelaskan kepada ibu tentang

proses penyakit dan pengobatan serta

pemberian cairan infus untuk anaknya

Hasil : ibu klien mengerti dan

memahaminya.

2.memberi motivasi pada ibu klien

untuk proses penyembuhan anaknya

Hasil : ibu klien memahami dan

mengerti

3.membina hubungan saling percaya

antara keluarga dan perawat

Hasil : terbina dan ibu klien

memahaminya.

Hasil : klien mengerti dan mau

melaksanakannya.

P : lanjutkan Intervensi 1,2,3 & 4

1.kaji tingkat kerusakkan

prioritas kulit

2.anjurkan kepada ibu klien

bila anaknya BAB segera di

bersihkan dan dikeringkan

3.anjurkan kepada ibu klien

untuk memelihara personal

hygiene

4.anjurkan kepada ibu klien

untuk menuci sebelumdan

sesudah melakukan tindakan.

S : ibu klien tidak cemas dan

khawatir lagi

O : ekpresi wajah ibu tidak cemas

A : masalah ansietas ibu teratasi

P : pertahankan intrvensi

Page 28: Askep Gea Anak

Rabu

10/01/07

I

Jam 09.00

1.memberi dorongan kepada klien

untuk makan porsi sedikit tapi sering

Hasil : klien mengerti dan mau

melaksanankannya.

2.memantau glukosa darah

Hasil : GDS 140 mg/dl

3.menimbang BB

Hasil : BB 55 Kg

Sebelum sakit BB 57 Kg

S : Klien mengatakan sudah tidak

mual lagi

Klien mengatakan porsi makan

habis

O : porsi makan di habiskan

BB selama sakit : 55 Kg

BB sebelum sakit : 57 Kg

GDS : 140 mg/dl

Page 29: Askep Gea Anak

II

III

Jam 10.00

1.memberi intake cairan yang adekuat

Hasil : klien mengatakan banyak

minum

2.mencatat keluaran urine

Hasil : klien mengatakan sudah tidak

terkencing - kencing lagi

3.menghitung balace cairan

Hasil : out put dan Input seimbang

Jam 11.00

1.menganjurkan klien untuk bergerak

dalam batas – batas yang ditoleransi

Hasil : klien mampu melakukanya

2.membantu klien melakukan ROM

aktif / pasif

Hasil : klien mampu melakukan sendiri

A : masalah nutrisi teratasi

P : pertahankan intrevensi 1,2,& 3

1.dorong klien untuk makan

sedikit tapi sering

2.pantau GDS

3.timbang BB

S : klien mengatakan sudah tidak

selalu haus lagi

O : klien nampak ceria

BB selama sakit 55 Kg

BB sebelum sakit 57 Kg

A : masalah kurang volume cairan

teratasi

P : pertahankan intervensi 1,2, & 3

1.beri intake cairan yang

adekuat

2.catat keluaran urine

3.hitung balace cairan

S : klien mengatakan

ADLnya tidak dibantu

O : klien nampak segar

A : masalah kelemahan sudah

teratasi

P : pertahankan intrvensi 1,& 2

1.anjurkan klien untuk bergerak

dalam batas – batas yang dapat

ditoleransi

2.membantu klien melakukan

ROM aktif/ pasif

Page 30: Askep Gea Anak

Jam 19.00 – 19.45

1.mengkaji kemampuan aktivitas klien

Hasil : semua aktivitas di lakukan

sendiri

2.memberi support untuk melakukan

aktivitas

Hasil : klien mau melakukan

aktivitasnya sendiri

3.HE kepada keluarga klien agar klien

mau melakukan ADLnya sendiri.

Hasil : keluarga mengerti dan mau

melaksanakannya

Jam 20.00 – 20.30

1.mengadakan komunikasi trebuka

dengan klien.

Hasil : mau mengungkapkan

masalahnya.

2.memberikan perhatian penuh pada

saat komunikasi dengan tidak

mengalihkan perhatian

S: Klien mengatakan sudah mampu

melakukan kebutuhan

O : klien tampak segar

Klien nampak melakukan

ADLnya sendiri

A : masalah ADL sudah teratasi

P : pertahankan intervensi

S : klien sudah tidak menanyakan

penyakitnya lagi

O : klien tidak nampak cemas lagi

Wajah klien tampak ceria

A : masalah ansietas teratasi

Page 31: Askep Gea Anak

Hasil : klien tampak gembira

3.memberikan dorongan spiritual

sehingga klien yakin akan sembuh

dengan cepat.

Hasil : klien sudah tidak cemas lagi

P : pertahankan intrevensi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN An “ A “ DENGAN

DIAGNOSA GEA DI RS TK II PELAMONIA

MAKASSAR.

Page 32: Askep Gea Anak

OLEH :

DEWI ANDRIANI

P – 04 011

CA Institusi CA Lahan

( ) ( )

AKADEMI KEPERAWATAN SANDI KARSA

MAKASSAR

2006.

LAPORAN PENDAHULUAN

“ FRAKTUR “

A.KOSEP MEDIS

I.Pengertian

Fraktur adalah kerusakan kontinuitas jaringan tulang,yang melibatkan kerusakan vasikuler dan

jaringan sekitarnya yang ditandai nyeri dan pembengkakan atau terputusnya kontinuitas tulang yang

ditentukan sesuai jenis dan luasnya ( Brunner and Suddart,2001 ).

Klasifikasi fraktur dapat dibedakan menjadi :

Fraktur tertutup ( closed ) bila tidak ada hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar.

Fraktur terbuka ( open / compound ),bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia

luar,karena adanya pertukaran du kulit.

Page 33: Askep Gea Anak

Fraktur komplit ,bilagaris patah tidak melalui seluruh penampung tulang atau patah pada seluruh

garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran ( pergeseran dari posisi normal )

Fraktur non komplit adalah patah hanya terjadi pada sebagian / garis patah tidak mengenbang

sehingga tidak mengenal konteks.

II.Etiologi

Penyebab primer fraktur dalah kecelakaan kendaraan bermotor atau jatuh olahraga,exercise yang kuat

dan menurunkan nutrisi atau pun di karenakan fraktur spontan yaitu karena kondisi patologis yang

mendasari.Hal lain yangh dapat menyebabkan adalah kecelakaan di tempat kerja sejalan perkembangan

industri dan Osteoporosis.

III. Patofisiologi

Klasifikasi fraktur di bagi menjadi 2 jenis :

1.Complite frakture adalah patah atau dikontiunitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi dua

bagian dan garis patahnya menyebrang dari satu sisi lain sehingga mengenai konteks.

2.Complete fakture adalah patah diskontinuitas jaringan dengan garis patah tidak menyebrang sehingga

tidak mengenai konteks ( masalah konteks yang utuh ),sering terjadi pada anak – anak.

Deskripsi frakture :

Grade I : sakit jelas dan sedikit kerusakan kulit

Grade II : Fraktur terbuka,merobek kulit dan otot.

Grade III : banyak sekali jelas kerusakan kuit,otot dan jaringan syaraf,pembuluh darah serta luka sebesar

minimal 6.8 cm

IV. Manifestasi klinik

Nyeri tekan

Bengkak

Kerusakan fungsi

Gerakan terbatas

Ekmosis disekitr lokasi

Krepitus disisi frakture

Status neurovaskuler pada daerah distal dari tempat frakture mengalami penurunan.

Atropi distalr

Perubahan warna

Pemendekan ekstremitas.

V.Komplikasi

Komplikasi awal

Shock,yang bisa berakibat fatal dalam beberapa jam setelah cedera

Page 34: Askep Gea Anak

Emboli lemak yang dapat trjadi dalam 48 jam/ lebih

Sindrom kompartmant,yang brakibat kehilangan fungsi ekstremitas peremanen,jika tidak di tangani

segera.

Komplikasi lambat

Penyauan terlambat atau tidak ada penyaruan,penyatuan terlambat terjadi bila penyembuhan tidak

terjadi dengan kecepatan normal untuk jenis dan tempat frakture trtentu.Penyatuan terlambat

mungkin beehubungan dengan onfeksi sistemik dan distraksi ( tarikan jauh ) fragmen tulang,pada

akhirnya fraktur sembuh.

Tidak adanya penyatuan terjadi karena kegagalan penyatuan ujung – ujung perubahan tulang

memobilisasi yang tidak menghentikan pembentukaan halus,jarak yang terlalu jaug antara fragmen

tulang,kontak tulang yang terbatas dan gangguan darah yang mengakibatkan nekrosis jaringan.

VI.Penanganan

Reduksi fraktur : mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotas anatomis.

Reduksi tertutup : reduksi tertutup di lakukan dengan mengembalikan fragmen tulang ke posisinya

( ujung – ujung ) dengan manipulasi traksi manual

Traksi : dapat digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan mobilisasi beratnya traksi dap[at di

gunakan / disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi.

Reduksi terbuka : pada frakture tertentu memerlukan reduksi terbuka dan pendekatan bedah,fragmen

tulang di reduksi,alat fiksasi intana,dalam bentuk pin,kawat,sekrup,plat paku atau batangan logam

dapat di gunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai penyembuhan

tulang yang terjadi.

Imobilisasi frakture : setelah frakture di reduksi fragmen tulang harus di imobilisaasi atau di

pertahankan dalam posisi dan ke sejajaran yang benar,sampai terjadi penyatuan.

VII.Pemeriksaan diagnostik

Tidak ada test laboratorium yang khusus untuk klien dengan frakture yang diperlu di ketahui

hemoglobin,hematorik,sering mudah di sebabksn perdarahan laju endap darah meningkat bila

kerusakan jaringan lunak sangat luas.

Pada masa penyembuhan Ca dan P meningkat didalam darah

Hasil radiografi melelui X – Ray akan dapat dilihat gambaran frakturedeformitas

Senogram / anterogram menggambarkan arus vaskularisasi

Ct scan untuk mendeteksi struktur fraktur yang komplit.

B.PROSES KEPERAWATAN

I.Pengkajian

Yang perlu dikaji :

Page 35: Askep Gea Anak

Biodata :

- keluan utama

- riwayat kesehatan sekarang

- riwayat kesehatan masa lalu

- riwayat kesehatan keluarga

- pemeriksaan fisik

II.Diagnosa keperawatan

Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan.

Gangguan pemenuhan ADL b/d immobilisasi

Potensial terjadinya infeksi b/d adanya luka trbuka.

Cemas b/dkurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

III.Intervensi / implementasi

1.Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan.

Tujuan : nyeri dapat berkurang atau teratasi

Intervensi :

1.Observasi tanda – tanda vital

Rasional : untuk mengetahui keadaan klien

2.Kaji tingkat nyeri klien dengan skala nyeri

Rasional : untuk megetahui sejauh mana tingkat nyeri yang di rasakan

3.Atur posisi klien dengan menyokong ekstremitasyang berluka

Rasional : untuk memberikan kenyamanan pada klien

4.Beri obat analgetik sesuai program

Rasional : untuk mengurangi atau menghilangkan ras nyeri

2.Gangguan pemenuhan ADL / immobilisasi

Tujuan : semua kebutuhan dan aktivitas klien dapat dilakukan sendiri

Intervensi :

1.Observasi TTV

Rasional : untuk mengetahui keadaan klien

2.Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari

Rasional : utuk memenuhi kebutuhan ADLnya

3.Tingkatkan kemandirian klie dalam memenuhi kebutuhan aktivitas sesuai kemempuan

Rasional : mengurangi ketergantungan kepada orang lain

4.Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari – harinya

Rasional : agar keluarga dapat membantu kebutuhan sehari – hari.

Page 36: Askep Gea Anak

3.Potensial terjadi infeksi b/d adanya luka terbuka

Tujuan: tidak terjadi infeksi

Intervensi :

1.Kaji keadaan luka klien dan TTV

Rasional : informasi awal dalam intervensi selanjutnya

2.Kaji apakah ada peningkatan nyeri,rasa terbakar

Rasional : tanda – tanda tersebut merupakan awal terjadi infeksi

3.Ciptakan lingkungan yang bersih di sekitr klien

Rasional : menmcegah terjadinya infeksi

4.Ganti balutan / perban tiap hari

Rasional : untuk mencegah terjadinya infeksi

4.Cemas b/d kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya

Tujuan : klien dan keluarga klien dapat memahami penyakitnya

Intervensi :

1.Kaji tingkat kecemasan klien

Rasional : informasi untuk tindakan selanjutnya

2.Bina hubungan saling percaya antara perawat,klien dan keluarga klien

Rasional : untuk menjalin kerja sama

3.Jelaskan tentang penyakit klien

Rasional : agar klien dan keluarga klien dapat mengerti

IV.Evaluasi

1.Nyeri dapat berkurang atau teratasi

2.Kebutuhan ADL dapat terpenuhi

3 Infeksi tidak terjadi

4.Cemas dapat berkurang atau teratasi.

VIII.Penyimpangan KDM

Trauma yang terjadi pada tulang

memaksa aktivitas Fraktur dilakukan untuk mengatsi fraktur

Kerusakan intergritas kulit Merangsang pengeluaran Tindakan pembedahan

Page 37: Askep Gea Anak

Dan jaringan histamin,bradikinin.

Kulit dan jaringan terbuka

Diterima oleh reseptor nyeri Terputusnya kontinuitas jaringan

Kontinuitas dengan lingkungan Pada modulla

Timbul nyeri

Resiko infeksi Di hantarka ke talamus

Pergerakan terbatasCorteks cerebri

ADL tergangguNyeri dipersepsikan

Nyeri

Kurang pengetahuan tentang penyakitnya

Stressor menigkat

Koping individu tidak efektive

Cemas

DAFTAR PUSTAKA

Branner and Suddart,2001,Keperawatan Medikal Bedah ,Jakarta EGC.

Corovin,Elizabeth.J .200,Buku Saku Patofisiologi,Jakarta ,EGC.

Tarvimoto dan Wartanah,2004.KDM dan Proses Keperawatan,Jakarta Salemba Modika

Page 38: Askep Gea Anak

PENYIMPANGAN KDM DYSPEPSYA

Obat - obatan,alkohol,bahan kimia,gagal ginjal,pankreas

Merusak mukosa lambung & memungkinkan difusi kembali asam & pepsin ke dalam Jaringan lambung

membran mukosa edema & hipesemia

Ulserasi / erosi superfesial

Nekrosis

Page 39: Askep Gea Anak

Jika makanan masuk iritasi + di muntahkan

Perforasi dinding lambungMencapai usus

Perdarahan +peritonitis Nyeri

Kolik Diare Kekurangan volume cairan Dirasakan ancaman

Nyeri Gangguan perfusi jaringan

Kekurangan cairan Takut

A. PROSES KEPERAWATAN

I. Diagnosa

Hipertermi b/d adanya proses infeksi

Nyeri b/d peradangan pada mukosa lambung

Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat

Gangguan istirahat tidur b/d adanya nyeri ulu hati

Penurunan kemampuan ADL b/d kelemahan fisik

II.Intervensi dan Implementasi

1. Hipertermi b/d adanya proses infeksi

Tujuan : gangguan rasa nyaman demam dapat teratasi

Intervensi

1.Observasi TTV

Page 40: Askep Gea Anak

Rasional : untuk mengetahui keadaan umum klien.

2.Kompres dengan air hangat pada dahi dan axila

Rasional : untuk menurunkan suhu badan klien

3.Anjurkan klien banyak minum

Rasional : supaya klien tidak kekeurangan cairan.

4.Penatalaksanaan pemberian obat paracetamol

Rasaional : untuk menurunkan suhu badan

2.Nyeri b/d peradangan pada lambung

Tujuan : klien akan mengungkapkan nyri teratasi / berkurang

Intrvensi :

1.Observasi TTV

Rasional : untuk mengetahui keadaan klien dan memudahkan dalam melakukan tindakan

selanjutnya.

2.kaji tingkat nyeri tiap 4 jam

Rasional : untuk mengetahui tingkat skala nyeri sebagai pedoman untuk bertindak.

3.Anjurkan klien posisi semi flowler.

Rasional : dengan posisi semi fowler,organ yang sakit tidak tertekan.

4.HE tentang pentingnya nutrisi

Rasaional :agar klien memahami dan melaksanakan arti dari pentingnya nutrisi bagi tubuh.

5.Penatalaksanaan dalam pemberian obat ulsidex 3 x 1

Rasional : untuk menekan peningkatan sama lambung

3.Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat.

Tujuan : klien akan menampakkan kebutuhan nutrsi terpenuhi.

Intervensi :

1.kaji pola makan klien

Rasional : untuk mengetahu jumlah asupan nutrisi bagi klien.

2.beri makanan yang berevariasi

Rasional : makanan bervariasi merangsang selera makan

3.beri makan lunak sedikit tapi sering

Rasional : mencegah kekosongan lambung dan memudahkan absorsi terhadap lambung

4.mengukur BB tiap hari dengan timbangan yang sama

Rasional : mengetahui perkembangan status nutrisi klien.

4.Gangguan istirahat tidur b/d adanya nyeri ulu hati

Tujuan : klien mengatakan istirahat tidur terpenuhi

Page 41: Askep Gea Anak

Intervensi :

1.obsevasi TTV

Rasional : untuk mengetahui keadaan klien dan pedoman untuk tindakan selanjutnya

2.beri mninum susu hangat

Rasional : mengandung protein yang tinggi

3.ciptakan lingkungan yang tenang denag membatasi pembesuk

Rasional : lingkungan yang tenang memaksimalkan rangsangan sehingga klien tertidur nyenyak.

4.memberikan HE kepada keluarga klien tentang pentingnya tidur cukup

Rasional : istirahat tidur yang cukup antara – 6 – 8 jam perhari

5.Penurunan kemampuan ADL b/d kelemahan fisik

Tujuan : klien mengatakan kebutuhan ADL nya tidak dibantu lagi

Intervensi :

1.kaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas.

Rasional : mengetahui kemampuannya dan membantu yang belum mampu melakukan sendiri

2.berikan support untuk melakukan aktivitas.

Rasional : denagan support klien merasa diperhatikan,aktivitas yang ringna bertahap.

3.libatkan keluarga dalam membantu ADL klien

Rasional : melibatkan keluarga untuk berperanaktif dalam membantu ADL sehingga klien merasa

diperhatikan.